• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Faktor yang Memengaruhi Demand Masyarakat Untuk Menjadi Peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Selayang II Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Beberapa Faktor yang Memengaruhi Demand Masyarakat Untuk Menjadi Peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Selayang II Tahun 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif baik dibutuhkan oleh manusia untuk menopang semua aktivitas hidupnya. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan menginvestasikan dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan (Grossman, 1972). Maka untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

Dalam pemikiran yang rasional semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal untuk bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan. Latar belakang inilah yang membuat orang ingin menjadi sehat. Ada keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi sehat tidaklah sama antarmanusia. Seseorang yang kebutuhan hidupnya sangat tergantung dari kesehatannya tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi akan status kesehatannya (Palutturi, 2005). Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan menurut Feldstein antara lain bagaimana seseorang menghindari resiko, kemungkinan suatu peristiwa terjadi, besarnya kerugian, harga asuransi, dan pendapatan seseorang. (Feldstein, 2005)

(2)

dari kantong perseorangan tidak memberatkan masyarakat. Sebagian besar negara maju telah menerapkan konsep adil dan merata tersebut pada seluruh penduduknya berdasarkan sistem pelayanan kesehatan nasional (National Health Service, NHS), sistem asuransi kesehatan nasional atau sosial, atau melalui sistem jaminan sosial (Thabrany, 2014).

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) merupakan kebijakan untuk memenuhi hak setiap warga negara agar bisa hidup layak dan bermartabat menuju tercapainya tingkat kesejahteraan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pengertian jaminan sosial, yang diartikan sebagai perlindungan yang dirancang oleh pemerintah, untuk melindungi warga negara terhadap risiko kematian, kesehatan, pengangguran, pensiun, kemiskinan, dan kondisi pekerjaan yang tidak layak. Di berbagai belahan dunia, belanja pemerintah atau belanja sektor publik termasuk melalui suatu sistem asuransi sosial untuk kesehatan rakyatnya, baik dalam bentuk belanja untuk program kesehatan masyarakat maupan belanja untuk pelayanan kesehatan perorangan, merupakan bagian terbesar dari belanja kesehatan suatu negara. Adapun alasan pemerintah untuk mengambil peran yang lebih besar adalah karena sifat pelayanan kesehatan yang merupakan pelayanan dasar dari sebuah negara, sifat kebutuhan pelayanan kesehatan yang tidak bisa dipastikan besar biayanya, dan kebijakan publik yang memihak rakyat yang telah lama berkembang. (UU No. 40 Tahun 2004).

(3)

bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. BPJS sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 1 UU No. 24 tahun 2011 adalah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pada tanggal 1 April 2014 lalu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT.Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT.Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN.

(4)

kesehatan. Mayoritas masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah kebawah umumnya tidak pernah membuat perencanaan tabungan kesehatan. Biasanya tabungan mereka hanya untuk invenstasi di bidang pendidikan atau tanah dan rumah. Bahkan bagi beberapa keluarga, apa yang mereka dapat hari itu habis untuk makan hari itu juga. Ketiadaan investasi untuk biaya kesehatan inilah yang membuat banyak masyarakat menjadi golongan sadikin (sakit sedikit jadi miskin). Padahal di sisi lain, kondisi sakit adalah keadaan yang tidak dapat diperhitungkan (unpredictable) sementara biaya kesehatan di Indonesia termasuk yang mahal karena pembiayaan kesehatan belum sepenuhnya menjadi jaminan yang ditanggung pemerintah. Artinya, rakyat Indonesia menghadapi ketidakpastian (uncertainty) dalam memperolah pelayanan kesehatan (Thabrany, 2014).

(5)

Tabel 1.1 Data Peserta JKN di Kota Medan Tahun 2015

Perjuangan 55068 95790 57,49

17 Medan Tembung 70639 137062 51,54

18 Medan Deli 64064 178147 35,96

19 Medan Labuhan 66697 116357 57,32

20 Medan Marelan 75826 156394 48,48

21 Medan Belawan 88298 98020 90,08

Sumber : Data Dinas Kesehatan Kota Medan 2015

(6)

dialami bila sakit, harga asuransi menurut 4 orang sudah sesuai dengan kemampuan mereka sedangkan sisanya merasa harga premi BPJS masih terlalu mahal, sedangkan hanya 3 orang yang merasa pendapatan mereka masih kurang untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian Rizky (2015) tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap utilisasi jaminan kesehatan nasional variabel yang berpengaruh antara lain besarnya kemungkinan suatu kejadian terjadi, besarnya kerugian serta pendapatan seseorang. Penelitian Eko (2011) juga menyatakan pendapatan keluarga, umur, tingkat pendidikan, kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi kunjungan kelayanan kesehatan. Peningkatan layanan di Puskesmas merupakan hal yang perlu dilakukan agar meningkatkan frekuensi kunjungan ke puskesmas Kota Semarang.

Berdasarkan pada permasalahan, data serta penelitian lain yang telah disajikan pada latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai demand masyarakat untuk menjadi peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di wilayah kerja puskesmas padang bulan kecamatan medan selayang tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “faktor apa yang mempengaruhi

(7)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi demand masyarakat untuk menjadi peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Selayang II tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh Penghindaran Risiko (Risk Avertion) terhadap keinginan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di wilayah kerja puskesmas padang bulan selayang II tahun 2016..

2. Untuk mengetahui pengaruh besarnya kerugian (The Magnitude of The Loss) terhadap keinginan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di wilayah kerja puskesmas padang bulan selayang II tahun 2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh harga asuransi (The Price Of The Insurance) terhadap keinginan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di wilayah kerja puskesmas padang bulan selayang tahun 2016.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan referensi penelitian selanjutnya khususnya mengenai dampak yang dapat dirasakan oleh peserta BPJS Kesehatan PBPU di Kota Medan dalam skema Sistem Jaminan Sosial Nasional. 2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota dan BPJS Kesehatan sendiri mengenai kepesertaan peserta Non PBI BPJS serta pelayanan yang maksimal kepada mereka khususnya pada kondisi ekonomi yang tidak tetap.

b. Untuk pengembangan ilmu dalam bidang universal health coverage agar

Gambar

Tabel 1.1 Data Peserta JKN di Kota Medan Tahun 2015 Persentase Jumlah Peserta

Referensi

Dokumen terkait

Iskandar Muda Medan dalam Penanganan risiko pada pembiayaa konsumtif tersebut adalah membuat produk unggulan yang dapat meminimalisir risiko gagal bayar (seperti

variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara dua sampel atau lebih yang diteliti,5. dan hubungan antara variabel-variabel penelitisn atau perbedaan

Dengan demikian, beberapa implikasi dari eksploitasi sumber energi bagi ekonomi lokal bisa berdampak positif dan negatif antara lain: (1) memberikan sumbangan dana bagi hasil

Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kontekstual akan mampu mengimplikasikan pengetahuan atau informasi yang telah diperolehnya dalam situasi yang

Pada lubang- lubang up-stream orifice atau lubang awal jarak penempatan dari lubangnya terhadap plat orifice itu sendiri adalah sama dengan besar diameter dari pipa aliran

Dalam rangka Pelaksanaan Pelelangan Umum Pengadaan Pemeliharaan Gedung Kantor (Eksterior) Komplek Kanwil VII DJKN Jakarta Tahun Anggaran 2012, menetapkan

Berdasarkan Surat Nomor : 23K/UN13.Satker PKUPT/PJL/TAP/2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang Penetapan Pemenang Seleksi Umum Penyedia Jasa Konsultan Pekerjaan Pengawasan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan