BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kehidupan multikulturalisme yang memiliki keragaman ras, etnik, hingga agama membutuhkan sebuah upaya dan usaha untuk saling mengerti, memahami dan berlaku adil. Upaya tersebut disebut sebagai sebuah toleransi. Dalam kehidupan beragama, toleransi agama diwujudkan dengan saling memahami, memberikan ruang kepada agama lain serta tidak menonjolkan agama tertentu.
Film Tanda Tanya “?” sebagai media massa yang memiliki fungsi untuk mendidik, pada kenyataannya tidak berhasil memberikan makna toleransi yang hakiki. Melalui analisa pada film ini, penulis menyimpulkan bahwa sejatinya toleransi tetap sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan masyarakat multikultural, yang direpresentasikan dalam film Tanda Tanya “?”.
Wujud toleransi di Indonesia tidak dapat ditemukan dalam konsep-konsep toleransi yang ada. Masyarakat semakin tidak memahami arti toleransi apalagi dalam menjalankannya. Dari banyaknya yang sudah tidak peduli dengan makna toleransi, sebagian masyarakat yang masih peduli masih terus berjuang agar toleransi tetap berdiri tegak, terlebih dalam kaitannya dengan toleransi agama.
Upaya mewujudkan toleransi menjadi tanggung jawab bersama di dalam kehidupan multikultural. Peran media massa sangat besar dalam memberikan
pemahaman ini. Film Tanda Tanya “?” merupakan salah satu media massa yang berhasil menciptakan kontroversi di tengah masyarakat. Dari hal ini tampak peran media massa dalam mempersuasif penonton, yang menjadi salah satu power yang dimiliki oleh media massa.
Film Tanda Tanya “?” yang berhasil menyedot banyak perhatian khalayak memberikan makna toleransi yang tidak berhasil pada khalayak yang memiliki banyak latar belakang perbedaan yang ber-bhineka tunggal ika. Kegagalan dalam penyampaian makna toleransi tersebut terdapat dalam hal berikut ini.
1. Wacana toleransi agama hanya digunakan sebagai sebuah strategi agar film Tanda Tanya “?”laris dipasaran.
2. Wacana toleransi agama dikemas dalam beberapa definisi yang menjadi kontroversi di masyarakat. Kontroversi menjadi poin penting dari keberhasilan film ini.
3. Wacana toleransi agama disuguhkan dengan mengangkat makna berkedok toleransi yang menjunjung tinggi citra hanya pada agama Islam.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi pelaku film
Setiap film memiliki sebuah pesan yang sangat berpengaruh bagi khalayak. Namun tidak semua pesan mampu diterima dengan bijak oleh penonton. Sebaiknya para pelaku film mampu mempertanggung jawabkan seluruh isi pesan secara murni dan utuh berdasar atas kemanusiaan bukan karena ditumpangi oleh ideologi kelompok tertentu.
6.2.2 Bagi penelitian selanjutnya
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Harapan penulis agar penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain, untuk mengkaji film tidak hanya pada batas analisis tokoh. Penulis menyadari bahwa beberapa elemen unsur film lain, mampu
menghasilkan sebuah analisis film yang berkualitas dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi.