• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Kab. Limapuluh Koto dan Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Kab. Limapuluh Koto dan Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI MINERAL LOGAM

DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG,

PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam

SARI

Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral logam telah dilakukan di

Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data sebelumnya, Kabupaten Limapuluh Kota memiliki indikasi logam dasar dan perak di sekitar Hulu Batang Umbilin dan mangan di Desa Hulu Air (Kecamatan Harau). Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki indikasi logam dasar dan logam mulia di Tanjung Gadang (G.Salo). Disamping indikasi logam, kedua kabupaten ini juga memiliki indikasi bahan galian lain.

Dengan adanya indikasi tersebut maka dilakukan pengumpulan data sekunder dikedua wilayah kabupaten dan pendataan primer (uji petik) di Desa Hulu Air dan Tanjung Gadang.

Kondisi geologi daerah uji petik di Desa Hulu Air (Kabupaten Limapuluh Kota) secara umum terdiri dari batuan gunungapi (lava dan tufa), serpih dan konglomerat yang mengalami pensesaran normal berarah timur laut-barat daya. Dijumpai ubahan secara setempat namun tidak ditemukan mineralisasi mangan sehingga tidak terbukti adanya indikasi potensi mangan sebagaimana ditunjukkan pada basis data Dinas Pertambangan setempat. Berdasarkan data geokimia batuan, tanah dan endapan sungai aktif, tidak ditemukan kandungan mangan yang signifikan di daerah ini.

Daerah uji petik Tanjung Gadang umumnya terdiri dari batuan metamorf (kuarsit, filit dan batusabak), granit dan kuarsa porfir yang mengalami struktur (sesar naik) berarah tenggara-barat laut. Ditemukan adanya indikasi endapan besi berupa bongkahan dan anomali tembaga dari geokimia batuan di sebelah timur daerah Tanjung Gadang. Daerah G. Salo yang diharapkan mengandung mineralisasi logam, tidak terbukti di lapangan.

Berdasarkan pengumpulan data sekunder, kedua wilayah kabupaten memiliki potensi bahan galian non logam seperti batugamping, tanah liat, marmer dan granit yang dapat diusahakan karena cadangannya sangat besar dan memungkinkan diolah secara skala kecil. Disamping itu kedua kabupaten juga memiliki cadangan batubara yang cukup besar dengan mutu yang bagus sehingga dapat diusahakan secara skala besar. Indikasi logam yang dikumpulkan diantaranya: besi, mangan dan emas, namun masih perlu diteliti potensinya. Keterdapatan potensi bahan galian ini diharapkan bisa dipromosikan guna menarik minat investor menanamkan modalnya di kedua wilayah kabupaten ini.

_________________________________________________

Pendahuluan

Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral telah melakukan kegiatan inventarisasi sumber daya mineral secara sistematis per kabupaten yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tahun 2001 melalui Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia. Dalam Tahun Anggaran 2005, pelaksanaan kegiatan inventarisasi diantaranya dilakukan di Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (gambar 1). Kegiatan meliputi pendataan sekunder dan primer atau uji petik.

Geologi Regional

(2)

Pengumpulan data

Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertambangan Kabupaten Limapuluh Kota, ditunjukkan adanya indikasi endapan mangan di Desa Uluair, Kecamatan Harau. Atas, atas dasar ini dilakukan uji petik di daerah ini untuk memastikan ada tidaknya endapan mangan tersebut.

Sedangkan lokasi uji petik di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung ditetapkan mencakup wilayah Kecamatan Tanjung Gadang, sekitar bagian selatan Gunung Salo. Penentuan daerah uji petik ini didasarkan atas pertimbangan adanya anomali geokimia logam Cu, Pb, Zn, dan As serta unsur lainnya (Au dan Ag) dalam batuan malihan, granit dan porfir kuarsa (Sumartono dkk., 1994).

Dari hasil pendataan sekunder yang dilakukan, kedua wilayah kabupaten ternyata memiliki

potensi sumber daya mineral yang cukup beragam dan memiliki cadangan yang besar. Kabupaten Limapuluh Kota memiliki berbagai bahan galian non logam yang dapat dikembangkan, diantaranya: andesit, granit, batugamping, kuarsit, tanah liat, pasir kuarsa dan sirtu. Sedangkan bahan galian logam yang cukup prospek untuk dikembangkan adalah emas, mangan, timah hitam dan perak. Disamping itu, kabupaten ini juga mengandung potensi batubara yang cukup besar (12 juta ton) dengan nilai kalori 5000 hingga 7600 kal/gr, berlokasi di Galugur, Kecamatan Kapur Sembilan, Tanjung Pati dan Nagari Ketinggian Kecamatan Harau (lihat peta potensi bahan galian pada gambar 2). Berdasarkan pendataan sekunder, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki potensi bahan galian logam, non logam dan batubara yang cukup besar (lihat peta pada gambar 3). Diantara bahan non logam yang dianggap memiliki cadangan cukup besar adalah: andesit, granit, batugamping, tanah liat, marmer dan dolomit. Bahan galian logam yang dianggap prospek untuk dikembangkan diantaranya: emas, bijih besi dan air raksa. Bahan galian batubara juga memiliki cadangan yang cukup besar (28 juta ton) dengan nilai kalori berkisar dari 4000 hingga 6000 kal/gr.

Geologi daerah uji petik

Berdasarkan pengamatan geologi di daerah uji petik Uluair, ubahan kaolin dijumpai pada batuan gunungapi dan konglomerat, propilit bersama pirit dijumpai dibagian barat laut pada batuan lava andesit (lihat peta geologi dan mineralisasi pada gambar 4). Dari hasil penyelidikan geokimia tanah, batuan dan endapan sungai aktif, secara umum tidak ditemukan kandungan unsur logam yang signifikan. Kecuali unsur Zn (140 – 204 ppm) dalam batuan namun hanya pada satu lokasi di bagian tengah pada daerah ubahan kaolin (lihat peta Lampiran. dan Mn dalam soil (800 – 980 ppm) pada dua lokasi (lihat peta Lampiran) serta Mn dalam endapan sungai (1100-1250 ppm) pada dua lokasi conto (lihat peta Lampiran). Dengan demikian Mn memiliki anomali cukup kontras dibandingkan nilai latarbelakang kondisi normal.

Sementara pengamatan yang dilakukan di lokasi uji petik Tanjung Gadang menunjukkan adanya beberapa lokasi yang mengindikasikan keterdapatan endapan logam seperti ubahan silisifikasi bersama sulfida dan urat-urat limonit bersama ubahan kaolin. Ubahan tersebut terjadi pada litologi granit, kuarsit dan batusabak (lihat peta geologi, ubahan dan mineralisasi pada gambar 5). Pada aliran sungai di bagian utara daerah penyelidikan dijumpai banyak bongkahan besi yang diduga berasal dari endapan primer di hulu sungai. Hasil analisis kimia terhadap beberapa contoh bongkahan besi menunjukkan kandungan Fe total sebesar 42 % hingga 47 %. Berdasarkan analisis kimia unsur terhadap conto batuan lain menunjukkan sejumlah unsur memiliki kandungan cukup tinggi, seperti Cu dalam batuan ( 2800 ppm – 4310 ppm) pada satu lokasi di bagian utara (gambar 6) dan Fe sebesar 38,5 % - 47%, Pb sebesar 590 ppm – 939 ppm dan Mn sebesar 2000 ppm – 2730 ppm, Zn sebesar 500 ppm – 675 ppm Au sebesar 27 ppb – 30 ppb, terletak di zona ubahan kaolin/urat-urat limonit pada lokasi yang sama dengan Cu. Dari hasil ini diduga bagian batuan granit yang mengalami ubahan kaolin/limonit menunjukkan indikasi adanya endapan logam.

(3)

Daftar Pustaka

Bemmelen, R. W. van, 1949, The geology of Indonesia, v. 1A, 732 p., Martinus Nijhoff, The

Haque.

Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Limapulu Kota, 2004, Informasi Potensi Bahan

Galian/Sumber Daya Mineral.

Dinas Pertambangan Sumatera Barat, 2001, Sumberdaya Bahan Galian Propinsi Sumatera

Barat.

(4)

Gambar 2. Peta Lokasi komoditi bahan galian 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat.

(5)

Gambar 4. Peta geologi dan mineralisasi daerah Uluair , Kec. Marau, Kab. Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

(6)

Gambar

Gambar 1 : Peta Lokasi daerah penyelidikan
Gambar 3. Peta Sebaran Bahan Galian Daerah Kab. Sawahunto Sijunjung,           Prov. Sumatera Barat
Gambar 4. Peta geologi dan mineralisasi daerah Uluair , Kec. Marau, Kab. Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat
Gambar 6. Peta sebaran Cu dalam Batuan, Daerah Tanjung Gadang, Kab. Sawhlunto Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat

Referensi

Dokumen terkait

Granit yang merupakan komoditi bahan galian bangunan sebagai batuan ornamen di Kabupaten Gorontalo ditemukan pada wilayah Tanjung Keramat, Kecamatan Kota Selatan,

Bahan galian yang dijumpai di kabupaten ini adalah : Pasir kuarsa, kaolin, lempung, granit, andesit, emas dan gambuta. Pasir

Inventarisasi dan evaluasi bahan galian non logam di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur, dilakukan dalam rangka pelaksanaan Proyek

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tidak teramati singkapan endapan sulfida logam tipe SEDEX, namun petunjuk awal kemungkinan adanya endapan SEDEX diperoleh dari hasil

Dari hasil penyelidikan lapangan, di kedua daerah kabupaten ini telah ditemukan berbagai bahan galian non logam antara lain granit, felspar, kuarsit, bentonit, kaolin, pasir kuarsa,

Bahan galian yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari bahan galian logam yaitu : besi, mangan dan emas : Bahan Galian Non Logam terdiri dari : gipsum, zeolit,

Bahan galian yang dijumpai di kabupaten ini adalah : Pasir kuarsa, kaolin, lempung, granit, andesit, emas dan gambuta. Pasir

Dari hasil penyelidikan lapangan, di kedua daerah kabupaten ini telah ditemukan berbagai bahan galian non logam antara lain granit, felspar, kuarsit, bentonit, kaolin, pasir kuarsa,