• Tidak ada hasil yang ditemukan

T POR 13033211 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T POR 13033211 Chapter1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan sebuah proses pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pendidikan formal secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk membantu siswa baik secara fisik, emosi, sosial, dan intelektual. Jadi didalam pendidikan jasmani siswa tidak selalu melakukan aktivitas fisik saja tetapi kemampuan berpikir siswa ikut dilatih. Pendidikan jasmani menurut Gabbar Purnomo ( 2012, hlm 76-77):“Ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai, yaitu: a) psikomotor, b) kognitif, c) afektif. Aspek psikomotor meliputi pertumbuhan biologis, kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan dari keterampilan gerak. Aspek kognitif merupakan kemampuan untuk berpikir (penelitian, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik. Aspek afektif meliputi kegembiraan, konsep diri, sosialisasi (hubungan kelompok), sikap dan apresiasi untuk aktivitas fisik.”

Untuk dapat mengacu kepada tujuan pendidikan jasmani di atas sebagai guru atau pengajar dihadapkan pada isu-isu pendidikan jasmani yang bersifat mendunia dan di Indonesia isu itu sering di jumpai Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga (2009,hlm. 43-45):” seperti: Status terbawah dan Standar kompetensi professional rendah, Alokasi waktu, Alokasi dana, Ketenagaan, Mutu Proses Belajar dan Mengajar (PBM), Asesmen dan evaluasi.

(2)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari penyataan negatif di atas terhadap pendidikan jasmani, ini bisa disebabkan oleh PBM yang kurang kondusif. Sehingga guru dituntut harus bisa memberikan proses pembelajaran dengan baik dan bertujuan untuk mewujudkan pendidikan nasional dan guru pun sering lupa akan dengan pemberian aspek-aspek dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu kenyataan juga menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan penjas masih belum maksimal. Tidak sedikit siswa yang tidak memenuhi tuntutan yang telah ditentukan oleh sekolah sebagai KKM dalam pembelajaran Penjas. Tentu saja sudah menjadi tugas guru agar dapat mencari jalan keluarnya. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) merupakan capaian minimal yang harus dicapai oleh siswa dalam proses kegiatan belajar dan pembelajaran disekolah, bila nilai siswa tidak mencapai nilai KKM maka siswa tersebut dinyatakan tidak berhasil dalam proses kegiatan belajar dan pembelajaran.

Dengan proses pembelajaran yang baik merupakan alat untuk tercapainya PBM yang baik dan dapat mencerminkan mutu didalam PBM tersebut. Salah satu alat untuk membantu guru dalam PBM adalah dengan mengunakan model. Seperti yang diterangkan Sagala (2011, hlm. 175) yaitu:“Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.”

Secara umum istilah “model” diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Metzler (2000, hlm 131) menyatakan bahwa : “the

word model is used the way blueprint function as a plan for something to be built

(3)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan jasmani tanpa mengetahui model apa yang mereka pakai, padahal kalau mereka mengetahui sebenarnya ada tujuh model pembelajaran penjas yang dikemukan oleh Metzler (2000,hlm 76) yaitu: 1).Direct Instruction, 2).Personalized System for Instruction (PSI), 3).Cooperative Learning, 4).Sport Education, 5).Peer Teaching, 6).Inquiry Teaching, 7).Tactical Games.

Hampir seluruh guru olahraga di setiap sekolah memakai model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran langsung diungkapkan oleh Tite (2011, hlm. 30) bahwa: “Model pembelajaran langsung ( direct instruction) adalah model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di instruksikan langsung oleh guru”. Sedangkan siswa hanya sebagai obyek penyampai informasi guru.

Sejalan dengan pengertian diatas mengenai direct instruction menurut Metzler “Teacher as instructional leader” jadi guru memegang penuh kendali dalam pembelajaran dan siswa hanya tinggal mengikuti apa yang guru beri dalam pembelajaran. Ini bisa disebabkan karena cara guru olahraga memang selalu menggunakan model direct instriction atau turun temurun dari guru SD sampai SMK terus begitu cara melakukan proses pembelajaran. Sehingga jika seorang siswa menjadi seorang guru pendidikan jasmani dia akan mengikuti tata cara proses pembelajaran direct instruction karena mengikuti apa yang dia dapat saat menjadi siswa.

Tujuan lain penggunaan model direct instruction adalah untuk menumbuhkan prestasi belajar penjas dalam belajar olahraga. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Seperti yang telah diungkapkan oleh Roy Kilen dalam Tite (2011, hlm. 30)

yaitu:”model pembelajaran langsung merujuk pada berbagai keterampilan

(4)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan model pembelajaran langsung siswa mampu merespon dengan cepat untuk melakukan keterampilan permainan sepak bola.

Walaupun model pembelajaran langsung sangat cocok untuk menguasai informasi atau keterampilan tertentu, akan tetapi terdapat kelemahan berupa rendahnya aspek hasil pembelajaran yaitu kurang terjamahnya aspek afektif dan kognitif. Seperti yang diungkapkan oleh Baumann (1988) dalam Metzler (2000, hlm. 164) bahwa: “Some criticism is legitimate, pointing out the well-recognized limitations of direct instruction-particularly its emphasis on lower

learning-domain out comes”.

Terkait dengan rendahnya hasil belajar yang terdapat dalam model pembelajaran langsung dibutuhkan model pembelajaran yang lebih efektif. Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar yang lebih baik adalah model pembelajaran kooperatif karena mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Terutama dalam aspek afektif yaitu terjadinya kerjasama antar siswa dan motivasi dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 dalam Juliantine, dkk 2013:69) bahwa, “Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, maksudnya walaupun siswa mengerjakan tugas secara berstruktur secara bersama-sama dan bekerja sama dengan sesama siswa, tetapi guru tidak meninggalkan begitu saja. Guru tetap menjadi pembimbing dan pengawas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan agar seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam proses pemebelajaran tersebut.

(5)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah menciptakan norma-norma yang pro-akademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa berkerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, Eggen & Kauchak dalam Yudiana (2013, hlm. 63). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar sama-sama, siswa yang berbeda latar belakangnya.

Adapaun tujuan model pembelajaran ini menurut Yudiana (2013,hlm. 70) adalah:

1) Untuk lebih menyiapkan siswa dengan berbagai keterampilan baru agar dapat ikut berpartisipasi dalam dunia yang selalu berubah dan terus berkembang.

2) Membentuk kepribadian siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berkejasama dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kesadaran dan keberagamaan sehingga dapat mewujudkan hubungan kerjasama dalam segala bidang.

3) Mengajak siswa untuk membangun pengetahuan secara aktif karena dalam pembelajaran dengan model kooperatif, siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru tetapi siswa juga menyusun pengetahuan yang terus menerus sehingga menempatkan siswa sebagai siswa yang aktif.

4) Memantapkan interaksi pribadi antara siswa, dan juga antara guru dengan siswa.

5) Mengajak siswa untuk menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuan.

(6)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima metode pembelajaran tim siswa, Slavin (2005, dalam Nurlita, 2009, hlm. 11) menyebutkan:

Lima prinsip dalam metode PTS telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga diantaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas.

Student Team-Achievement Division (STAD), Team-Games-Tournament

(TGT) dan Jigsaw. Dua yang lain dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu, yaitu Cooperative Integrated-Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).

Dari ke lima metode pembelajaran tim siswa yang ada dalam pembelajaran kooperatif tersebut, peneliti memilih STAD sebagai metode pembelajaran siswa yang akan digunakan dalam proses penelitian, karena STAD merupakan metode yang paling sederhana. Menurut Slavin (2005, hlm. 3) mengatakan bahwa “In STAD students are assigned to four-member learning teams which are mixed in

performance level, sex and ethnicity”.Artinya dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar dan setiap kelompok tersebut beranggotakan empat orang yang heterogen, jenis kelamin dan etnis atau latar belakangnya. Kemudian lebih lanjut Slavin (2005, hlm. 12) menyatakan bahwa “Student Team Achievement Divison (STAD) merupakan suatu model pembelajaran untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru”. Dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut ketika kelompok yang mempunyai nilai yang paling besar, diharapkan akan menjadi motivasi bagi kelompok yang mempunyai nilai lebih kecil, kemudian apabila terdapat salah satu anggota dari setiap kelompok mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran anggota lain bertanggung jawab untuk membantu anggota yang mengalami kesulitan tersebut sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut akan tercapai.

(7)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lenganya di daerah tendangan. Dalam perkembaganya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan ( out door ) dan di dalam ruangan tertutup ( in door ).

Tujuan utama dari permainan sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak banyaknya dengan sportif yang sesuai dengan peraturan yang disepakati dan berusaha mencegah lawan memasukan bola ke gawang yang di jaga. Untuk mampu mencapai tujuan bermain sepakbola tersebut diperlukan teknik tertentu dalam memainkan bola. Yang termasuk teknik dasar sepakbola adalah mengumpan bola (passing), menggiring bola (dribbling) dan menendang bola (shooting). Agar permainan bola menjadi lebih dinamis dan menarik maka teknik dasar itu dimainkan dalam bentuk bentuk bermain baik melalui taktik dan strategi menyerang maupun bertahan. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar permainan sepakbola dapat mendukung penampilannya dalam permainan sepakbola baik secara individu maupun secara kolektif.

Pembelajaran sepakbola merupakan salah satu materi wajib yang harus diterima oleh siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pembelajaran sepakbola banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung pembelajaran tersebut menjadi lebih efektif. Faktor-faktor tersebut yang perlu diperhatikan salah satunya yaitu sarana prasarana, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diantaranya meliputi siswa dan guru di sekolah. Sarana dan prasarana yang dimiliki di sekolah merupakan salah satu faktor pendukung kesuksesan pembelajaran sepakbola. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolahakan memudahkan guru untuk melakukan berbagai variasi pembelajaran kepada siswa. Apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik maka keberhasilan dalam pembelajaran sepakbola tidak akan maksimal. Guru harus dapat mensiasati hal tersebut agar pembelajaran sepak bola dapat berjalan dengan baik. Karena sarana dan prasarana yang baik merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan pembelajaran sepak bola.

(8)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah keadaan yang terjadi, pendidikan jasmani dikesampingkan oleh para siswa. Mereka lebih aktif berpartisipasi dalam hal akademik lainnya. Keadaan ini disebabkan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu keterbatasan kreativitas pendidikan dan kurangnya pengetahuan akan pentingnya pembelajaran sepakbola, sehingga siswa terlihat malas karena mereka lebih banyak duduk dalam proses pembelajaran. Jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, mentaati peraturan dan melakukan tugas belajar sesuai apa yang disampaikan oleh guru dengan tertib maka kemungkinan tercapainya pembelajaran yang efektif dapat terjadi. Upaya dalam peningkatan keterampilan permainan sepakbola para siswa harus menguasai berbagai macam gerakan permainan sepakbola. Kemampuan siswa menguasai gerakan permainan sepak bola dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif. Hasil observasi peneliti dilapangan, bahwa siswa SMK masih banyak yang tidak dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan sepakbola. Tetapi teknik saja tidak cukup menunjang dalam permainan sepak bola, siswa pun harus memahami cara-cara bermain atau taktik bermain sepakbola. Permainan sepakbola lebih menekankan pada kesadaran taktik mendorong peserta didik dalam memecahkan segala permasalahan yang ada di dalam permainan atau pertandingan. Permasalahan tersebut pada dasarnya adalah bagaimana keterampilan dalam suatu permainan atau pertandingan yang sesungguhnya. Dalam permainan sepakbola juga siswa harus dapat memiliki mental yang baik, karena ini juga sangat menunjang dalam keberhasilan bermain sepakbola. Banyak siswa yang dapat melakukan teknik, dan taktik bermain sepakbola dengan baik, tetapi apabila siswa tersebut tidak memiliki mental yang baik maka tujuan bermain sepakbola tidak akan dapat dicapai dengan sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat Bucher (dalam Suherman 2009, hal.7) tentang tujuan bermain yaitu:

(9)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakuka gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill full)

3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

(10)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang diberikan, sehingga guru tidak dapat mengontrol aktivitas siswa yang pada akhirnya dapat mengganggu pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka, guru harus mencari solusi yang tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru penjas yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi permainan sepakbola.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada beberapa sekolah khususnya di SMK Mutiara Bangsa Purwakarta menunjukkan bahwa pembelajaran permainan sepakbola di sekolah cenderung masih monoton dan memberikan pengajaran secara langsung dalam bentuk permainan yang sesungguhnya. Rendahnya pengetahuan guru penjas tentang model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sepakbola merupakan permasalahan yang perlu dikaji dan dicarikan solusinya.

Siswa SMK Mutiara Bangsa Purwakarta cenderung susah menguasai materi permainan sepakbola ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang variatif sehingga menimbulkan kebosanan, salah satu model pembelajaran yang belum diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Di samping itu juga menurut pengamatan lapangan di SMK Mutiara Bangsa, faktor kemampuan keterampilan yang berbeda-beda juga menjadi salah satu penghambat dalam penguasaan materi sepakbola.

Jika permasalahan ini tidak segera dituntaskan maka akan mempersulit peningkatan keterampilan siswa dalam permainan sepakbola di sekolah. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat oleh guru penjas dalam mengajar sepakbola, diharapkan siswa akan meningkat hasil belajarnya berupa rasa antusias atau motivasi untuk mengikuti pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan dasar dalam permainan sepakbola.

(11)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Guru sebagai instrumen mempengaruhi perkembangan dan kemajuan peserta didik. Hal ini berkaitan erat dengan orientasi mengajar kepada siswa. Apakah guru memposisikan sebagai tenaga professional yang lebih berorientasi kepada profit, atau lebih kepada permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh siswa yang memberikan hasil berbeda, maka anak didik akan terabaikan. Artinya guru akan bekerja hanya sampai memenuhi kewajiban mengajarnya saja. Sedangkan guru yang berorientasi kepada kendala dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka akan menghasilkan peserta didik yang reflektif, yakni peserta didik yang sadar mengenai kekurangan dan mengoptimalkan aspek kelebihannya. Berkaitan dengan permainan sepakbola dan dengan dunia pendidikan hendaknya permainan ini terus dikembangkan melalui pembelajaran yang terarah dan terencana melalui beberapa metode dan model pendekatan yang sesuia dan alat yang tepat dengan karakteristik bahan pelajaran serta kondisi peserta didik. Dalam suatu proses pembelajaran, biasanya seorang guru pendidikan jasmani akan menggunakan berbagai cara supaya materi pembelajaran dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa dengan mudah. Kenyataan dilapangan, masih banyak guru pendidikan jasmani yang belum mampu menerapkan model-model pembelajaran yang tepat. Padahal proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh kreativitas seorang guru dalam memilih model pembelajaran.

(12)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar

Penelitian yang dilakukan Webb 1985 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011, halm. 13), sebagai bukti bahwa “Dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana demokratis di dalam kelas, karena penggunaan kelompok kecil mendorong siswa lebih bergairah dan termotovasi”. Untuk itu, harapan guru penjas mampu menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap kerjasama, disiplin, bertanggung jawab dan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif dipilih sebagai alternatif karena model pembelajaran ini diyakini mampu mengembangkan sikap positif siswa dan dapat meningkatkan keterampilan permainan sepakbola.

Dari beberapa kajian diatas, penulis mengidentifikasi masalah penelitiannya sebagai berikit:

1. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani guru masih mendominasi (teacher centered) tidak memberikan tanggung jawab, kesempatan kepada siswa untuk saling bekerjasama dan bekerja secara kolaboratif.

2. Guru pendidikan jasmani belum mengetahui model pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap siswa dan meningkatkan hasil belajar keterampilan permainan sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani diwaktu yang bersamaan.

3. Siswa SMK Mutiara Bangsa Purwakarta cenderung susah menguasai materi permainan sepakbola ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang variatif sehingga menimbulkan kebosanan.

C. Rumusan Masalah

(13)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga rendahnya hasil belajar (variabel terikat/Y), belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif(variabel bebas/ X2) oleh guru pendidikan jasmani di

SMK Mutiara Bangsa Purwakarta sehingga rendahnya hasil belajar siswa berupa kurangnya motivasi, pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran permainan sepakbola. Maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan hasil belajar dalam pengajaran sepakbola model direct instruction pada Siswa Kelas X SMK Mutiara Bangsa Purwakarta ?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan hasil belajar dalam pengajaran sepakbola model kooperatif pada Siswa Kelas X SMK Mutiara Bangsa Purwakarta ? 3. Model manakah yang lebih berpengaruh signifikan hasil belajar antara model

direct instruction dan model kooperatif dalam pengajaran permainan sepakbola Siswa Kelas X SMK Mutiara Bangsa Purwakarta ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan dasar pemikiran yang paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi model direct instruction terhadap hasil belajar keterampilan permainan sepak bola Siswa Kelas X SMK Mutiara Bangsa Purwakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi model Kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan permainan sepak bola Siswa Kelas X SMK Mutiara Bangsa Purwakarta.

(14)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan teori yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkuat teori yang sudah ada dan menyempurnakan terkait dengan pengaruh model direct instruction dan model kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan dasar permainan sepakbola.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap guru penjas dan pelatih tentang pengaruh model direct instruction dan model kooperatif terhadap hasil belajar keterampilan permainan sepakbola.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini disesuaikan dengan pedoman penulisan-penulisan karya ilmiah UPI tahun 2014. Bab I berisi tentang latar belakang masalah yang menjelaskan tentang dasar penulisan tesis dan urgensi masalah untuk diselesaikan. Rumusan masalah yang berisi tentang pertanyaan penelitian yang hendak dijawab berdasarkan identifikasi masalah dalam latar belakang. Tujuan penelitian berisi tentang hal yang dari terjawabnya pertanyaan penelitian yang diajukan. Dan manfaat penelitian berisi tentang kegunaan hasil penelitian yang didapat.

Dalam bab II ini dibagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan tentang, a) kajian pustaka, b) penelitian yang relevan, c) kerangka pemikiran, dan d) hipotesis penelitian.

(15)

Jeni Jenal Mutaqin, 2016

PENGARUH MOD EL D IRECT INSTRUCTION D AN MOD EL KOOPERATIF TERHAD AP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mengungkap tahap-tahap analisis data, serta yang dipakai dalam analisis data.

Bab IV merupakan bagian pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang terdiri dari, a) deskriptif data, b) hasil pengelolaan analisis data terdiri dari; uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diambil, uji homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang akan di analisis, hasil pengujian hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis atau tidak, c) pembehasan.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Studi Komparatif Pada

persalinan normal dan keadaan bayinya tidak dalam keadaan resiko tinggi untuk menggali tingkat pengetahuan ibu bersalin tersebut tentang inisiasi menyusu dini, untuk

Sementara itu, hasil dapatan Pimm (1995) pula menyatakan pelajar yang mempunyai tahap pemahaman tinggi (seperti pelajar Sains) dapat mengetahui perbezaan yang

RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan. dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan

5 KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KRD2543 SHAHRULNIZAM BIN ABU SUKOR 3 6 PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN TEMPATAN, ANTARANBANGSA DAN GLOBAL KID2372 HAYATUL

Laporan Kinerja Tahun 2020 – Asisten Deputi Standardisasi dan Infrastruktur Pemuda 31 sertifikasi Prasarana dan Sarana Kepemudaan di Wilayah Indonesia Barat, Tengah, Timur

bernilai rendah dengan rentang nilai 3,05 – 5,45 Hz dan zona II yang bernilai tinggi dengan rentang nilai 10,4 – 13,25 Hz, berdasarkan analisis particle motion

Production and characterization of cellulase by Bacillus pumilus EB3.. International Journal of Engineering