• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUKNIS BLOCK GRANT- SMA MODEL-2011.FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JUKNIS BLOCK GRANT- SMA MODEL-2011.FINAL"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

BAB I

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warganegara tanpa diskriminasi. Selanjutnya pasal 35 ayat 2 menyebutkan bahwa standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Oleh sebab itu, maka pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan yang bermutu mengacu pada standar nasional pendidikan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk standar nasional pendidikan (SNP). Kebijakan SNP tersebut bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Sedangkan fungsinya sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain itu, SNP juga dimaksudkan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Ruang lingkup SNP meliputi 8 (delapan) standar yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

(3)

sekolah yang masih dalam kategori standar untuk bisa meningkatkan diri menuju kategori mandiri.

Masih berkaitan dengan kebijakan SNP, pada penjelasan pasal 91 ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Satuan pendidikan dapat memasukan PBKL dalam kurikulum yang pelaksanaannya dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Disamping itu peserta didik dapat memperoleh PBKL dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

Kebutuhan dan kecepatan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global semakin meningkatkan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. TIK semakin dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran untuk berbagi informasi dan pengetahuan. Kondisi tersebut selanjutnya menjadi perhatian utama Dit. Pembinaan SMA dengan menempatkan TIK sebagai salah satu ikon utama pembinaan SMA yang salah satunya diwujudkan dalam program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK melalui Pusat Sumber Belajar (PSB).

Pengalaman dalam pelaksanaan rintisan SKM, PBKL, dan PSB menunjukkan bahwa suatu kebijakan pendidikan ternyata tidak dapat langsung diimplementasikan oleh institusi pelaksana kebijakan seperti Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan sekolah. Substansi kebijakan pada umumnya dengan mudah dapat dimengerti dan dipahami, namun pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan kebijakan tersebut masih terbatas karena berbagai alasan, seperti kesiapan pelaksana, acuan yang belum operasional, pendanaan dan lain-lain. Akibat ketidaksiapan ini kebijakan tersebut belum dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(4)

Untuk mengatasi kondisi tersebut pada tahun 2010 Direktorat Pembinaan SMA mengembangkan program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA yang berada di 116 Kab/Kota di 33 provinsi, yang bertujuan untuk:

1. Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah untuk mewujudkan SKM yang menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, dan manajemen sekolah.

2. Menjalin kerja sama dan meningkatkan peran serta pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan di SMA, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam memenuhi SNP, dan menerapkan PBKL serta memfungsikan PSB di sekolah. 3. Mewujudkan bencmarking pelaksanaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA untuk

dapat digunakan sebagai rujukan bagi SMA lain dalam upaya memenuhi SNP dan menyelenggarakan PBKL dan PSB.

Pembinaan terhadap SMA pelaksana program SKM-PBKL-PSB dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun mulai tahun 2010-2012 dengan tahapan pelaksanaan program dan pembinaan sebagai berikut:

1. Tahun 2010 - Tahap Penataan

Tahap penataan merupakan tahap identifikasi sumber daya yang tersedia pada satuan pendidikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun pelajaran terhitung mulai awal Juli 2010 s.d. akhir Juni 2011. Identifikasi diawali dengan kegiatan analisis konteks yang mencakup: (1) analisis 8 (delapan) SNP, (2) analisis satuan pendidikan (daya dukung internal), dan (3) analisis lingkungan satuan pendidikan (daya dukung eksternal), dibandingkan dengan kondisi ideal (profil) yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dalam melaksanakan program SKM-PBKL-PSB. Pada tahap ini pemenuhan SNP diprioritaskan pada standar-standar yang pelaksanaannya sepenuhnya menjadi kewenangan satuan pendidikan, dan pada akhir bulan Juni 2011 sekolah diharapkan mampu mencapai hasil sebagai berikut:

a. Memenuhi minimal 50 % dari profil ideal sekolah pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB dengan kategori SIAP atau Standar III, sesuai dengan kondisi awal masing-masing sekolah untuk 5 (lima) SNP yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, dan (5) Standar Pengelolaan.

(5)

b. Melakukan optimalisasi 3 (tiga) standar lainnya yaitu: (1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (2) Standar Sarana dan Prasarana, (3) Standar Pembiayaan dan sumber daya pendukung lainnya.

c. Memenuhi minimal 50 % dari profil ideal untuk komponen Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3 P) dengan kategori BAIK.

d. Melaksanakan rintisan program kemitraan dengan institusi lain yang relevan dan atau dengan SMA lain di lingkungan setempat.

2. Tahun 2011 - Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap evaluasi keterlaksanaan dan pemenuhan profil SKM-PBKL-PSB yang belum tercapai pada tahun pelajaran 2010/2011, untuk jangka waktu pelaksanaan mulai awal Juli 2011 sampai dengan akhir Juni 2012. Sebagaimana pada tahun sebelumnya, prioritas pemenuhan SNP juga lebih diprioritaskan pada standar-standar yang pelaksanaanya sepenuhnya menjadi kewenangan sekolah, dengan tetap mengupayakan optimalisasi berbagai sumber daya pendukung baik yang tersedia di dalam maupun di luar sekolah. Selain itu, program kemitraan dengan SMA lain yang secara khusus dimaksudkan untuk perluasan dan percepatan pemenuhan SNP dan Pelaksanaan PBKL dan PSB di sekolah lainnya akan lebih diintensifkan. Berkaitan dengan hal dimaksud, pada akhir bulan Juni 2012, sekolah diharapkan mampu mencapai hasil sebagai berikut: a. Memenuhi minimal 75 % dari profil ideal sekolah pelaksana program

pembinaan SKM-PBKL-PSB dengan kategori SIAP atau Standar III, untuk 5 (lima) SNP yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, dan (5) Standar Pengelolaan.

b. Melakukan optimalisasi minimal 50 % dari profil ideal 3 (tiga) standar lainnya yaitu: (1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (2) Standar Sarana dan Prasarana, (3) Standar Pembiayaan dan, (3) sumber daya pendukung lainnya, minimal 50 % dari profil ideal dengan kategori SIAP atau Standar III.

c. Memenuhi minimal 75 % dari profil ideal untuk komponen Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3 P) dengan kategori BAIK.

d. Melaksanakan program kemitraan dengan institusi lain yang relevan dan dengan minimal 5 (lima) SMA lain di lingkungan setempat .

3. Tahun 2012 - Tahap Pemantapan

(6)

difokuskan untuk penyempurnaan dan atau optimalisasi pemenuhan profil ideal SKM-PBKL-PSB, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun pelajaran mulai awal Juli 2012 sampai dengan akhir Juni 2013. Oleh karena itu pada akhir bulan Juni 2013, 132 sekolah pelaksana program SKM-PBKL-PSB diharapkan dapat mencapai hasil sebagai berikut:

a. Mampu melaksanakan program SKM-PBKL-PSB secara mandiri.

b. Memenuhi minimal 75 % dari profil ideal sekolah pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB dengan kategori SIAP, untuk 5 (lima) SNP yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, dan (5) Standar Pengelolaan.

c. Melakukan optimalisasi minimal 75 % dari profil ideal 3 (tiga) standar lainnya yaitu: (1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (2) Standar Sarana dan Prasarana, (3) Standar Pembiayaan dan, (3) sumber daya pendukung lainnya dengan kategori SIAP atau Standar III.

d. Memenuhi minimal 90 % dari profil ideal untuk komponen Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3 P) dengan kategori BAIK.

e. Mampu memberi layanan sesuai dengan fungsinya sebagai “benchmarking” bagi sekolah lain dalam upaya pemenuhan seluruh SNP, pelaksanaan PBKL dan PSB.

f. Melaksanakan program kemitraan dengan instansi lain yang relevan dan stakeholder sekolah, untuk mendukung pelaksanaan program SKM-PBKL-PSB di sekolah yang bersangkutan.

g. Melaksanakan program kemitraan/perluasan program SKM-PBKL-PSB minimal dengan 10 (sepuluh) SMA lainnya, baik yang berada di wilayah setempat maupun di luar wilayah (Provinsi/Kabupaten/Kota).

Untuk mendukung program dimaksud, pada tahun 2010 Direktorat PSMA telah melaksanakan berbagai pembinaan antara lain: (1) Penyiapan 10 (sepuluh) naskah pendukung; (2) Workshop ToT Tim Fasilitator Bintek SKM-PBKL-PSB Tk. Nasional; (3) Workshop Pembinaan bagi para PJP-SKM-PBKL-PSB tingkat provinsi dan kab./kota; (4) Asistensi dan Sinkronisasi Program bagi kepala sekolah dan penanggung jawab (PJP) tingkat sekolah; (5) Pemberian Bantuan sosial bagi 132 SMA. Selain itu, untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program SKM-PBKL-PSB, Direktorat Pembinaan SMA juga telah melakukan Supervisi/IHT dan Evaluasi ke 132 SMA pelaksana program SKM-PBKL-PSB yang dilaksanakan dalam 2 (dua)

tahap.

(7)

Dari hasil supervisi secara umum menunjukkan bahwa, program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA dimaksud telah mampu menggerakkan dan menyadarkan berbagai pihak terkait mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan sekolah (SMA) untuk melaksanakan berbagai upaya pemenuhan SNP secara konsisten, sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing. Oleh karena itu pada tahun 2011 program pembinaan terhadap 132 tersebut akan tetap dilanjutkan, dengan pemberian bantuan sosial untuk mendukung penyelenggaraan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA. Agar bantuan sosial dimaksud, dapat dimanfaatkan secara effisien dan dapat dipertanggungjawabkan serta memperoleh hasil yang optimal, maka Direktorat Pembinaan SMA menyempurnakan ”Panduan Pelaksanaan Bantuan Sosial Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA Tahun 2011”.

Penyusunan Panduan ini secara khusus dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi berbagai pihak yang terkait khususnya:

1. Para pengelola SMA penerima dana bantuan sosial, dalam pengelolaan dana bantuan/subsidi Bantuan sosial program SKM-PBKL-PSB di 132 SMA pada tahun 2011 mulai dari proses pengusulan dan evaluasi program kerja/RAB, penyaluran, penggunaan, pengawasan sampai dengan pelaporan penggunaan dana bantuan sosial.

2. Para pembina satuan pendidikan (SMA) di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melakukan pembimbingan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi keterlaksanaan program SKM-PBKL-PSB di 132 SMA dan atau sekolah lainnya, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.

Selanjutnya dengan diterbitkannya panduan ini diharapkan akan diperoleh hasil

antara lain: (1) adanya kesamaan persepsi dan pemahaman keseluruhan proses

pemberian dana bantuan sosial mulai dari pengusulan dan evaluasi program

kerja/RAB, penyaluran dana, pelaksanaan program, dan pengelolaan dana

bantuan/subsidi, dan (2) ter

laksananya pengelolaan dana bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA tahun 2011, sesuai dengan RKAS, petunjuk teknis, dan peraturan keuangan yang berlaku.
(8)

B. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam pemberian Bantuan sosial Pelaksanaan Program SKM-PBKL-PSB DI 132 SMA pada tahun 2011 antara lain sebagai berikut:

1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

11.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;

12.

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

13.

Permendiknas Nomor 24/2006 dan Nomor 6/2007 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22/2006 (Standar Isi) dan Nomor 23/2006 (Standar Kompetensi Lulusan);

14.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

15.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

16.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

17.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.
(9)

18.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

19.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 133/U/2003 tentang Pemberian Bantuan Bantuan sosial untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

20.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP.332/M/ V/9/1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara Mengerjakannya;

21.

Surat Pengesahan DIPA tahun 2011 Nomor 0530/023-12.1.01/00/2011 Tanggal 20 Desember 2010

C. Tujuan

Tujuan pemberian dana bantuan sosial adalah untuk mendukung pembiayaan Pelaksanaan Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA (SMA Model) pada tahun 2011, sehingga sekolah penerima dapat memenuhi tujuan program pembinaan SKM-PBKL-PSB sesuai dengan tahapan pembinaan (Tahap Pengembangan).

D. Sasaran

Pemberian dana bantuan sosial diberikan kepada 132 SMA pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB tahun 2011.

Daftar Nama 132 SMA Pelaksana Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB TAHUN 2011, pada Lampiran 1.

E. Prinsip Pemberian Bantuan/Subsidi

Penggunaan dana bantuan sosial untuk Pelaksanaan Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA pada tahun 2011 mengacu pada prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut :

1.

Swakelola dan Partisipatif

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.

Transparansi

Pengelolaan dana subsidi (Bantuan sosial) harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan.

3.

Akuntabel
(10)

Pengelolaan dana subsidi (Bantuan sosial) harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas, kuantitas pekerjaan maupun penggunaan keuangan, sesuai dengan proposal yang telah disetujui. Apabila terjadi perubahan penggunaan dana, harus membuat revisi dan disetujui oleh pemberi bantuan.

4.

Demokratis

Penyusunan perencanaan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah selalu ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.

5.

Efektif dan Efisien

Pemanfaatan dana Bantuan sosial harus efektif dan efisien. Hindari pemborosan dan penggunaan uang untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Utamakan pemberdayaan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh warga sekolah dan masyarakat sekitar.

6.

Tertib Administrasi dan Pelaporan

Penerima Bantuan sosial harus membuat pembukuan dan menyimpan bukti pengeluaran dana serta menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.

7.

Saling Percaya

Pemberian bantuan sosial berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan penerima bantuan sosial. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.

F. Sifat Bantuan sosial

Jenis subsidi ini dimungkinkan adanya dana sharing sebagai bentuk kepedulian yayasan/sekolah/masyarakat/pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) terhadap program pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA.

Pengertian dana sharing disini, tidak harus dalam bentuk uang, melainkan bisa

berbentuk material, tenaga, atau fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan

langsung dengan kebutuhan yang belum tersedia, sesuai dengan kemampuan

masing-masing.

(11)

G. Kriteria Penetapan Sekolah Penerima Bantuan sosial

Sesuai dengan tahapan pembinaan terhadap 132 SMA Pelaksanaan Program SKM-PBKL-PSB yang diprogramkan selama 3 (tiga) tahun yaitu: (1) tahun 2010 (Penataan), (2) 2011 (Pengembangan) dan (3) 2012 (Pemantapan), maka kriteria penetapan sekolah pelaksana dan penerima bantuan sosial pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi minimal 50% dari profil ideal untuk 5 (lima) Standar Nasional Pendidikan/SNP yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian dan (5) Standar Pengelolaan, dengan kategori SIAP atau Standar III.

2. Melakukan optimalisasi sumber daya yang tersedia, terkait dengan upaya pemenuhan 3 (tiga) standar lainnya yaitu: (1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (2) Standar Sarana dan Prasarana, (3) Standar Pembiayaan dengan kategori SIAP atau Standar III.

3. Memenuhi minimal 50 % dari profil ideal untuk komponen “3 P” (Penampilan, Pelayanan dan Prestasi), dengan kategori BAIK.

4. Warga sekolah memiliki komitmen untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam keseluruhan proses pemenuhan SNP/SKM dan pelaksanaan PBKL serta PSB pada tahun 2011.

5. Melaksanakan program rintisan kemitraan dengan instansi yang relevan dan SMA Lainnya.

Apabila berdasarkan hasil supervisi pada tahun 2010 terdapat sekolah yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pelaksanaan program SKM-PBKL-PSB pada tahun 2011, maka Direktorat Pembinaan SMA akan melakukan penggantian sekolah pelaksana melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi setempat.

(12)

BAB II

PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL SKM-PBKL-PSB DI 132 SMA

TAHUN 2011

A. Komponen Kegiatan

Program pembinaan SKM-PBKL-PSB secara khusus dimaksudkan untuk memberikan pendampingan/pembinaan kepada sejumlah sekolah untuk memenuhi standar nasional pendidikan, menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, dan manajemen sekolah. Melalui program ini diharapkan akan diperoleh sejumlah SMA yang dapat dijadikan sebagai benchmarking bagi sekolah lainnya dalam pemenuhan SNP/SKM-PBKL-PSB. Berkaitan dengan hal dimaksud, maka pemberian bantuan sosial pada tahun 2011 akan difokuskan untuk membantu sekolah penerima dalam upaya:

1. Pemenuhan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pengelolaan, Sarana Pembelajaran Berbasis TIK.

2. Workshop/IHT bagi warga sekolah, baik sekolah penerima maupun SMA lain di lingkungan setempat, dan

3. Menjalin kemitraan dengan instansi lain yang relevan dan SMA lainnya. B. Peruntukan Bantuan sosial

Dana bantuan sosial ini hanya bersifat stimulus, oleh karena itu penggunaannya akan difokuskan untuk membiayai sebagian aktivitas/kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah dalam rangka pemenuhan SNP dan Pelaksanaan PBKL serta PSB pada tahun 2011. Dengan demikian, sekolah tetap harus berkontribusi untuk membiayai kegiatan dimaksud, dengan pengaturan pembiayaan sebagai berikut:

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK 1 Pemenuhan Standar Isi dan SKL

a.Penyempurnaan Dokumen KTSP, dengan: Pemanfaatan hasil analisis konteks

dalam pembelajaran

V V V - V

Pengintegrasian nilai budaya lingkungan melalui Penampilan, Pelayanan dan Prestasi - ”3 P”dalam pembelajaran dan penilaian.

V V V - V

Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan dan karakter bangsa dalam

V V V - V

(13)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK pembelajaran dan penilaian.

b. Melakukan analisis program keunggulan lokal mencakup kegiatan:

1)

Penelusuran potensi daerah yang mencirikan keunggulan lokal (Potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Geografis, Budaya, dan Historis) meliputi:

Penyiapan rambu-rambu dan instrumen

Pelaksanaan dan pengolahan hasil

- V - V V

2)

Penelusuran kebutuhan peserta didik dan bakat/minat yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik meliputi: Penyiapan rambu-rambu dan

instrumen

Pelaksanaan dan pengolahan hasil

- V - V V

3) Pengkajian tema dan jenis keunggulan lokal yang dapat dilaksanakan oleh sekolah, mengacu pada hasil analisis satuan pendidikan, analisis keunggulan lokal dan kebutuhan bakat/minat peserta didik, meliputi:

Penyiapan rambu-rambu dan instrumen

Pelaksanaan pengkajian dan penentuan tema dan jenis keunggulan lokal

- V - V V

4) Pemetaan kompetensi (SK/KD) mengacu pada tema dan jenis keunggulan lokal yang telah ditetapkan, mencakup ranah kompetensi kognitif

(pengetahuan), psikhomotor

(keterampilan) dan afektif

(sikap), meliputi:

 Penyiapan rambu-rambu dan perangkat pengkajian

 Pemetaan SK/KD

 Pemetaan ruang lingkup materi pembelajaran

 Pemetaan Indikator Pencapaian Kompetensi

 Pemetaan alokasi waktu

- V - V V

(14)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK pembelajaran.

5) Pengintegrasian SK/KD keunggulan lokal ke dalam SK/KD mata pelajaran keterampilan atau muatan lokal atau mata pelajaran lain yang relevan (menambah dan atau menyisipkan pada SK/KD yang ada pada Standar Isi).

- V - V V

6) Pengembangan silabus sesuai dengan tema PBKL, jenis dan SK/KD yang telah dikembangkan.

- V - - V

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK 2 Pemenuhan Standar Proses

a.Pengembangan RPP program PBKL untuk seluruh KD yang telah dikembangkan (baik yang terintegrasi dalam mapel muatan lokal, keterampilan maupun mapel lainnya.

- V - V V

b.Pengembangan dan atau pembelian

bahan ajar berbasis TIK V V V V V

c.Pembelian buku pengangan dan

referensi guru V V V V V

d. Pengelolaan silabus, RPP dan bahan ajar dalam bentuk digital (tersimpan dalam server).

- - V V V

e. Penerapan nilai-nilai budaya lingkungan melalui “3” dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

V V V - V

(15)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK f. Penerapan nilai-nilai pendidikan karakter

bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

V V V - V

g. Penyusunan rencana pemenuhan rombongan belajar menjadi 32 peserta didik per rombel.

V V V - V

h. Penyusunan program, instrumen dan laporan pelaksanaan pengawasan proses pembelajaran.

V V V - V

i. Penyusunan program perbaikan proses pembelajaran, dalam bentuk:

Pemberian layanan/bimbingan akademik

Program Remedial Program Pengayaan

V V V - V

3 Pemenuhan Standar Penilaian

a.

Pengembangan dan penggunaan rancangan penilaian (seluruh mata pelajaran) dalam bentuk digital (tersimpan dalam server)

V V V V V

b. Pengembangan rancangan penilaian dan pelaporan hasil belajar pembelajaran PBKL berbasis TIK.

- V - V V

c. Pengembangan bahan uji/soal sesuai dengan tuntutan KD setiap matapelajaran (termasuk PBKL)

V V V - V

d. Pelaksanaan analisis butir soal dan penyusunan rancangan pengembangan bank soal dalam bentuk digital (tersimpan dalam server).

- - V V V

F.Pelaksanaan Uji Kompetensi TIK - - V - V

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK 4 Pemenuhan Standar Pengelolaan

a. Pengembangan website profil SMA Pelaksana Program SKM-PBKL-PSB, yang up to date dan berfungsi secara optimal.

V V V V V

b. Penyusunan prosedur tertulis dan melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana, iklim, dan

V V V - V

(16)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK lingkungan pendidikan yang kondusif,

menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan dan kenyamanan. c. Penyempurnaan RKJM 2010-2013 dan

RKAS 2011, dengan memenfaatkan hasil analisis konteks dan hasil evaluasi tahun 2010.

V V V - V

d. Penyusunan rencana aksi penerapan Budaya lingkungan dan pendidikan karakter bangsa tahun 2011.

V V V V V

e.Penyusunan program peningkatan fungsi SIM dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen sekolah, yang mudah diakses oleh warga sekolah, orang tua dan tamu sekolah.

V V V - V

f.Pembentukan dan Penugasan Tim Pengelola program SKM dan PBKL di tingkat satuan pendidikan, sekurang-kurangnya terdiri atas:

1)

Penanggung jawab program SKM-PBKL-PSB

2)

Penanggungjawab Program SKM

3)

Penanggungjawab Program PBKL

V V V - V

g. Pembentukan dan penugasan Tim Pengelola PSB yang terdiri atas:

penanggung jawab program PSB

Penanggungjawab Pelaksana PSB Admin PSB (teknisi/pengelola Jaringan)

Pengembang konten bahan ajar, dan

konten non bahan ajar

Penangungjawab Program Kemitraan

- - V V V

5 Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada SMA Model (Internal), melalui workshop/IHT, mencakup materi antara lain tentang: a. Berbagai landasan hukum yang terbaru

berkatian dengan tentang SNP/SKM, PBKL.

V V V - V

b. Penyamaan pemahaman tentang hasil supervisi/evaluasi tahun sebelumnya, dan penyepakatan prioritas program tindak lanjut tahun berikutnya.

V V V - V

c. Pemanfaatan hasil analisis konteks

(17)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK dalam Pembelajaran dan Penilaian.

e.

Peningkatan pemahaman dan penyusunan program implementasi Budaya Lingkungan dalam Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3 P).

V V V V V

f.penyusunan program aksi penerapan Pendidikan Karakter Bangsa (Pendikar).

V V V V V

g. penyusunan perangkat pendukung pelaksanaan program PBKL, meliputi: • Pelaksanaan pengkajian dan

penentuan tema dan jenis keunggulan lokal.

Pemetaan kompetensi (SK/KD) mengacu pada tema dan jenis keunggulan lokal yang telah ditetapkan, mencakup ranah kompetensi kognitif (pengetahuan), psikhomotor (keterampilan) dan afektif (sikap).

• Pengintegrasian SK/KD keunggulan lokal ke dalam SK/KD mata pelajaran keterampilan atau muatan lokal atau mata pelajaran lain yang relevan (menambah dan atau menyisipkan pada SK/KD yang ada pada Standar Isi).

• Penyusunan silabus dengan pengintegrasian PBKL pada Mata Pelajaran Mulok, atau Keterampilan atau mata pelajaran lainnya.

• Pengembangan RPP dan Bahan Ajar untuk pembelajaran PBKL.

Evaluasi penyelenggaraan Program PBKL dan penyusunan Program Tindak Lanjut.

V V - V V

h. pemantapan Pembelajaran Berbasis TIK dan Pengembangan Program PSB, meliputi:

1) Peningkatan kemampuan Pengelola PSB, yang terdiri atas: PJ – PSB, Admin PSB, Pengembang Konten PSB dan PJ Kemitraan PSB.

- - V V V

2) Peningkatan Kemampuan Pendidik (guru mapel dan guru BK) meliputi: • Program e-learning di SMA

• Pengoperasian komputer untuk proses pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar berbasis

V V V V V

(18)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK TIK.

Pengunaan internet dan intranet sebagai sarana komunikasi dan pembelajaran.

• Pemanfaatan data dan sarana TIK untuk mendukung pelaksanaan tugas guru BK.

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK 3) Kemampuan tenaga administrasi

dalam:

Mengoperasikan komputer minimal program office.

Menggunakan dan mengoperasikan perangkat lunak administrasi sekolah.

Menngelola data administrasi sekolah

V V V V V

4) Kemampuan tenaga layanan khusus dalam bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah.

V V V - V

6

Pemenuhan sarana dan prasarana

TIK *)

a. Pengembangan area hotspot internet dan intranet untuk keperluan pembelajaran, pengadaan:

 Accespoint dan Kabel jaringan 1 roll  Instalasi listrik 1 pkt

- - V V V

b. Pemasangan jaringan internet minimal terhubung ke laboratorium komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan perpustakaan:

 langganan domain dan hosting server  sewa internet

 Pengadaan Switch/HUB – 4 - 8 titik

- - V V V

c. Memiliki jaringan dengan menggunakan server minimal terhubung ke ruang kelas, laboratorium komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan perpustakaan, mencakup:

- - V V V

(19)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK  Pengadaan server (khusus yang

belum memiliki) dg spec. Procesor Xeon, RAM 8 GB, Hard-disk 360 GB,LAN cart minimal 3 buah).

 Monitor LCD dan keyboard 1 Set  Pengadaan AC – ½ PK (utk R.Lab.

Komp)

7

Menjalin

kemitraan

dan

peningkatan peran stakeholders,

antara lain:

a. Dinas Pendidikan/Pemda Kab/Kota,

Dewan Pendidikan, Alumni, Lembaga

Pendidikan Non Formal, Institusi

Pemerintah/BUMN (telkom, depnaker

dll).

V V V V V

b.MKKS, MGMP, Perguruan Tinggi, LPMP

dll.

V V V V V

c. Perguruan Tinggi

V V V V V

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK 8

Melaksanakan kemitraan dengan

SMA lainnya dalam rangka

dsiminasi dan perluasan program

SKM-PBKL-PSB,

antara

lain

melalui:

a

.Koordinasi

berbagai aktifitas dalam

rangka

pelaksanaan program

SKM-PBKL-PSB

V V V V V

b.Workshop/IHT dengan mengundang Kepala/Guru SMA lainya (minimal 5 SMA) – di SMA Model

V V V V V

c.Workshop/IHT ke sekolah mitra SKM-PBKL-PSB di lingkungan setempat (minimal 2 SMA lain)

V V V V V

9 Supervisi, evaluasi dan pelaporan

a.Evaluasi mandiri dan penyusunan laporan keterlaksanaan program dan penggunaan dana bantuan sosial SKM-PBKL-PSB, secara periodik (bulanan dan

V V V - V

(20)

N

o Komponen dan Kegiatan

Prioritas

Peruntukan Pembiayaan SK

M

PBK

L PSB BS SEK tahunan).

b.Supervisi dan evaluasi ketercapaian profil SKM-PBKL-PSB secara mandiri (minimal 2 kali setahun), dengan menggunakan instrumen dari Direktorat PSMA.

V V V - V

c. Penyusunan dan pelaksanaan program tindak lanjut hasil supervisi mandiri.

V V V - V

Dari daftar kegiatan dan pembiayaan di atas, terdapat sejumlah kegiatan yang dibiayai melalui bantuan subsidi dan dana sekolah, maka sekolah harus melakukan pengaturan agar tidak terjadi duplikasi pembiayaan untuk sasaran yang sama.

Contoh:

 Dalam RAB – Bantuan sosial telah ditetapkan bahwa, untuk kegiatan IHT akan dialokasikan dana hanya untuk 30 orang peserta, apabila sekolah akan menambah jumlah peserta maka tambahan peserta dimaksud harus dibiayai oleh sekolah yang bersangkutan.

 Untuk pengadaan barang/peralatan satu buah barang hanya boleh dibiayai melalui satu sumber.

Seluruh kegiatan harus dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk bukti fisik

sesuai dengan tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan, sebagai contoh:

No Kegiatan Out Put Bentuk SPJKeuangan

G.1.a. Peningkatan Pemahaman - Workshop

Notula Rapat Konsumsi,

 Honor Narasumber (luar)

G.1.b. Analisis Konteks

 Penugasan penyusunan

perangkat pendukung analisis konteks

Draf rambu-rambu dan Instrumen

 Honor Tim Penyusun

 Pembahasan  Notulen Rapat  Konsumsi peserta

(21)

No Kegiatan Out Put Bentuk SPJKeuangan

perangkat pendukung Naskah rambu-rambu dan instrumen analisis

 Penggandaan bahan

 Penugasanan

Pelaksanaan analisis konteks

 Laporan hasil analisis 10 naskah

 Transport

pengumpulan data inernal

 Honor pengumpulan dan pelaporan

G.1.c Dst. nya

BAB III

MEKANISME PELAKSANAAN

PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PEMBINAAN 132 SMA PELAKSANA SKM-PBKL-PSB

(22)

A.

Penyusunan Proposal/Program Kerja dan Rencana Anggaran Biaya (Proposal/Progker dan RAB) Bantuan Sosial

Penyusunan Proposal/Program Kerja sekolah dan Penggunaan bantuan sosial pelaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA (SMA Model) Tahun 2011, dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut:

1. SMA pelaksana program SKM-PBKL-PSB (SMA Model) menyusun proposal/progker dan RAB tahun 2011 untuk masing-masing sekolah, dengan mengacu pada:

a. Hasil analisis konteks

b. Hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program SKM-PBKL-PSB tahap 2 (dua), yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada bulan Desember 2010.

c. Naskah Petunjuk Teknis Penyusunan Program Kerja Sekolah” dan “Panduan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)” yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA tahun 2010 (dalam CD).

d. Contoh Proposal/Program Kerja Penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB SMA – Tahun 2011, terlampir, pada Lampiran 2.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun proposal/program kerja antara lain:

a. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam mendukung peningkatan mutu lulusan (Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4);

b. Sekolah membuat rencana kerja jangka menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; dan rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) yang disusun berdasarkan RKJM (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007, Bagian A.4 Rencana Kerja Sekolah butir A.1 dan A.2);

c. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah disetujui rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah;

(23)

d. Program kerja sekolah disusun secara menyeluruh dan komprehensif, baik yang dibiayai melalui dana rutin maupun Bantuan sosial, sesuai dengan karakteristik masing-masing sekolah.

e. Program kerja harus difokuskan untuk memenuhi 8 SNP dan penerapan PBKL serta PSB, sesuai dengan prioritas program/kegiatan yang telah ditetapkan.

f. Prioritas program/kegiatan pencapaian SNP yang akan diprogramkan pada RKAS (program tahunan) ditetapkan dengan mempertimbangkan: 1) Standar yang pengelolaan dan penyelenggaraannya sepenuhnya

menjadi kewenangan sekolah (sesuai prinsip MBS) dan tidak tergantung pada kebijakan Daerah atau Pusat, seperti: Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar Pengelolaan.

2) Optimalisasi sumber daya yang tersedia antara lain mencakup: Tenaga, sarana dan prasarana serta pembiayaan baik yang tersedia di masing-masing sekolah (internal) maupun di luar sekolah (Pemda, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, Lembaga Pendidikan lain dan Masyarakat).

2. Sekolah mengirimkan program kerja (RKJM dan RKAS) yang telah dibahas bersama dengan Direktorat PSMA (pada workshop asistensi), kepada Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/Kota yang terkait, dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi setempat.

B. Asistensi dan Sinkronisasi Program Kerja danRAB – Bantuan sosial

1.

Dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, melalui kegiatan workshop di

tingkat Pusat dengan tujuan untuk:

a. Meningkatkan pemahaman tentang kebijakan pembinaan SMA tahun 2011, dan peningkatan mutu pendidikan di SMA melalui manajemen mutu.

b. Menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program SKM-PBKL-PSB di 132 SMA pada tahun 2010.

c. Memantapkan dan melakukan sinkronisasi program tindaklanjut program SKM-PBKL-PSB yang harus dilaksanakan oleh masing-masing sekolah pada tahun 2011, berdasarkan hasil evaluasi tahun 2010.

d. Menyepakati pelaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB dan penggunaan bantuan sosial tahun pelajaran 2011/2012, yang dituangkan dalam naskah kesepahaman (MoU).

(24)

2.

Melalui kegiatan ini sekaligus akan dilakukan penandatanganan MoU antara Direktorat Pembinaan SMA dengan 132 pengelola sekolah penyelenggara dan penerima bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB, sebagai bukti adanya kesepakatan dalam penyelenggaraan dan penggunaan dana program pembinaan SKM-PBKL-PSB pada tahun pelajaran 2011/2012 di masing-masing sekolah.

C. Penyaluran Dana Bantuan sosial

1.

Untuk mendukung pelaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB, Direktorat Pembinaan SMA memberikan bantuan sosial kepada 132 SMA, masing-masing sebesar Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

2.

Dana bantuan sosial dimaksud, bersumber dari APBN Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional tahun anggaran 2011, melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

3.

Jangka waktu penggunaan dana bantuan sosial Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA di atas, disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan tahun pelajaran yaitu mulai bulan Awal Juli 2011s.d. Akhir Juni 2012.

4.

Subsidi akan disalurkan dengan cara pembayaran langsung ke nomor rekening sekolah penerima bantuan soaial melalui KPPN setempat, oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pelayanan Pendidikan SMA Model Direktorat Pembinaan SMA tahun anggaran 2011.

5.

Penyaluran bantuan sosial ke setiap sekolah dilakukan satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana Bantuan sosial, setelah sekolah penerima dan pemberi bantuan sosial menandatangani naskah kesepahaman dan kuitansi penerimaan bantuan serta melengkapi seluruh persyaratan administrasi. Contoh Mou dan RAB pada Lampiran 3

D. Persyaratan Administrasi

Untuk keperluan penyaluran bantuan sosial diperlukan kelengkapan administrasi yang harus disiapkan oleh sekolah dan Direktorat Pembinaan SMA, meliputi berkas-berkas sebagai berikut:

1.

Surat Keputusan Penetapan 132 SMA pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB (SMA Model) Tahun 2011;

2.

RKAS dan RAB Penggunaan bantuan subsidi program pembinaan SKM-PBKl-PSB di SMA tahun pelajaran 2011/2012, yang telah disempurnakan sesuai dengan hasil sinkronisasi dengan Direktorat Pembinaan SMA.
(25)

3.

Surat Perjanjian Pemberian dan Penggunaan bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA, dibuat 4 (empat) rangkap, semua bermaterai Rp. 6.000,- ditandatangani oleh pemberi dan penerima bantuan.

4.

Kuitansi Pembayaran Dana Bantuan sosial, dengan ketentuan sbb:

a.

Kuitansi yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah penerima bantuan sosial, Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Pembuat Komtmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pelayanan Pendidikan SMA Model, dan dibubuhi stempel masing-masing instansi yang terkait.

b. Kuitansi di buat dalam 6 (enam) rangkap (lembar 1, bermaterai Rp. 6.000,-).

Contoh Kuitansi Penerimaan Bantuan Sosial pada Lampiran 4

5.

Foto copy rekening Bank, dengan ketentuan sbb:

a. Foto copy rekening yang dilegalisir oleh pejabat bank yang bersangkutan dan di stempel asli.

b. Rekening harus atas nama sekolah penerima bantuan, bukan atas nama pribadi atau yayasan.

c. Pengambilan dana atas nama 2 (dua) orang – Kepala sekolah dan Bendahara sekolah ybs.

Contoh copy rekening Bank pada Lampiran 5

6. Foto-copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama sekolah. 7. Foto-copy pengangkatan Kepala sekolah ybs.

E. Pengelolaan Dana Bantuan sosial

1. Pertanggungjawaban Penggunaan dana

Dana bantuan sosial harus digunakan dan dipertanggungjakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan, naskah perjanjian dan RAB bantuan subsidi serta mengacu peraturan keuangan yang berlaku. 2. Pembebanan Biaya transfer

Biaya transfer dana bantuan sosial dibebankan pada dana bantuan social yang diterima oleh Sekolah.

3. Pembukuan dan pencatatan penggunaan dana

Seluruh penggunaan dana harus dicatat/dibukukan secara tertib dan rapi dalam buku tersendiri, sesuai dengan ketentuan pembukuan keuangan yang berlaku.

Contoh Format Pembukuan Kas Umum pada Lampiran 6

4. Penyimpanan Dokumen dan Rekaman

(26)

Seluruh berkas pendukung baik yang berkaitan dengan berkas pemberian bantuan sosial (Proposal/Program Kerja/RKAS, RAB, MoU), Laporan dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA, Laporan Penggunaan Dana dan Bukti Pertanggungjawaban Keuangan harus dikelola dan disimpan secara tertib dan teratur sampai batas waktu minimal 3 (tiga) tahun, sesuai dengan ketentuan kearsipan dan penyimpanan dokumen negara yang berlaku.

5. Pengalihan dan Penyimpangan penggunaan dana

Apabila terdapat perubahan kegiatan dan atau penggunaan bantuan sosial, maka sekolah pemerima harus terlebih dahulu mengajukan usulan revisi secara tertulis lengkap dengan alasan pengalihan/perubahannya, ditujukan kepada Pemberi Bantuan.

Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana subsidi sebagaimana diatur pada buku petunjuk pelaksanaan ini, dan atau jika ada laporan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pihak penerima subsidi akan diberikan sangsi berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan mengembalikan dana yang tidak sesuai penggunaannya pada kas Negara.

6. Pemungutan dan penyetoran pajak

Berbagai jenis pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran transaksi yang dilakukan pihak penerima subsidi, harus langsung dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, dengan ketentuan sebagai berikut:

a.

Nilai nominal pada faktur pembelian atau kuitansi sebagai bukti pembayaran suatu transaksi yang akan mengakibatkan pembayaran pajak, maka nilai nominal tersebut harus sudah termasuk pajak, dan dinyatakan dalam faktur atau kuitansi.

b.

Segala penghasilan (honor) yang diberikan kepada personil yang melaksanakan tugas (misalnya: penyusunan program, penyusunan bahan ajar dll) dikenakan PPh pasal 21 sesuai dengan aturan yang berlaku, yang dipungut oleh penerima subsidi dan disetorkan ke kas Negara.

7. Penyetoran Sisa Dana

a.

Apabila masih terdapat sisa bantuan sosial yang tidak habis dipakai, maka sisa dana tersebut harus disetorkan ke Rekening Kas Negara melalui KPPN setempat dengan menggunakan Blangko Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).
(27)

b.

Setoran sisa bantuan sosial disetorkan melalui Bank Persepsi, antara lain : Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin dan Bank mitra KPPN setempat.

F. Pembimbingan, Pengendalian dan Evaluasi Keterlaksanaan Program Untuk mengetahui perkembangan keterlaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB dan Penggunaan bantuan sosial di 132 SMA, Direktorat Pembinaan SMA memprogramkan kegiatan supervisi/IHT dan evaluasi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun.

Kegiatan supervisi/IHT dan Evaluasi dimaksud secara umum bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang ketercapaian program, keberhasilan, kendala dan permasalahan yang dihadapi sekolah dalam pemenuhan SNP/SKM, PBKL dan PSB serta program tindak lanjut yang harus dilakukan oleh sekolah sesuai dengan hasil supervisi.

Agar pelaksanaan pemantauan dapat terlaksana secara efektif Direktorat Pembinaan SMA akan melaksanakan kegiatan pendukung sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pendukung supervisi/IHT dan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA;

2.

Menyiapkan Tim Supervisi melalui kegiatan workshop di tingkat Pusat yang akan melibatkan tim pusat dan tim daerah.

G. Peran Instansi Terkait 1. Tingkat Pusat

Pengelola program pemberian bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA adalah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah atas (Direktorat PSMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemeterian Pendidikan Nasional, mempunyai tugas antara lain:

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program pembinaan; b. Menyusun panduan pelaksanaan program pembinaan;

c. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Sekolah Pelaksana Program Pembinaan dan instansi lain yang terkait; d. Melakukan sosialisasi program dan mekanisme pelaksanaan program

pembinaan dan pemberian bantuan sosial;

(28)

e. Melaksanakan verifikasi (pada awal tahun pelaksanaan program pembinaan – tahun 2010).

f. Merumuskan dan menetapkan kriteria SMA pelaksana program pembinaan dan peneriman bantuan sosial;

g. Menetapkan 132 SMA pelaksana program pembinaan;

h. Melakukan asistensi dan sinkronisasi proposal dan program kerja serta RAB bantuan sosial yang diajukan oleh sekolah pelaksana dan penerima bantuan sosial;

i. Menerbitkan surat keputusan (SK) penetapan 132 SMA Pelaksana dan Penerima Bantuan Sosial;

j. Menyalurkan dana bantuan sosial;

k. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi:

l. Melakukan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan;

m.Mengolah dan menyusun laporan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan;

n. Merumuskan dan menetapkan program tindak lanjut hasil evaluasi (termasuk penggantian SMA pelaksana dan penerima bantuan sosial yang berdasarkan hasil evaluasi tidak memungkinkan untuk dilanjutkan pada tahun berikutnya).

2. Tingkat Provinsi

Dinas pendidikan sebagai bagian dari Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi, selaku pembina satuan pendidikan (SMA) di wilayah setempat dan sekaligus sebagai mitra kerja Direktorat Pembinaan SMA, mempunyai tugas antara lain: a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk keseluruhan proses pelaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA setempat;

b. Memberikan rekomendasi kepada Direktorat Pembinaan SMA dalam penetapan SMA Pelaksana Program Pembinaan;

c. Melakukan verifikasi terhadap sekolah pengganti apabila pada tahun yang sedang berjalan terdapat sekolah yang tidak memungkinkan dilanjutkan sebagai sekolah pelaksana program pembinaan pada tahun berikutnya; d. Melakukan pembinaan teknis terhadap sejumlah SMA pelaksana program

pembinaan yang berada di wilayah masing-masing, baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun program/kebijakan;

e. Melakukan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan di SMA yang berada di wilayah masing-masing.

(29)

f. Melakukan pemetaan pemenuhan SNP di seluruh SMA yang berada di wilayah masing-masing.

g. Melaksanakan perluasan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di sejumlah SMA lain yang berada di wilayah masing-masing.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

Dinas pendidikan sebagai bagian dari Pemerintah Daerah di tingkat Kabupaten/Kota, selaku Pembina satuan pendidikan (SMA) di wilayah setempat dan sekaligus sebagai mitra kerja Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA, mempunyai tugas antara lain:

a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi setempat untuk keseluruhan proses pelaksanaan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA setempat;

b. Memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dalam penetapan calon SMA Pelaksana Program Pembinaan;

c. Melakukan pembinaan teknis terhadap sejumlah SMA pelaksana program pembinaan yang berada di wilayah masing-masing, baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun program/kebijakan;

d. Melakukan evaluasi keterlaksanaan program pembinaan di SMA yang berada di wilayah masing-masing.

e. Melakukan pemetaan pemenuhan SNP di seluruh SMA yang berada di wilayah masing-masing.

f. Melaksanakan perluasan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di sejumlah SMA lain yang berada di wilayah masing-masing.

4. Tingkat Pelaksana Program dan Pengguna Bantuan Sosial

Satuan pendidikan (SMA) sebagai pelaksana program dan penerima/pengguna bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB, mempunyai tugas:

a. Menyusun Proposal/Program Kerja dan RAB bantuan sosial program pembinaan sesuai dengan ”Juknis Penyusunan Proposal/Program Kerja dan RAB Bantuan Sosial Program Pembinaan SKM-PBKl-PSB” yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA.

b. Menyampaikan ke Direktorat Pembinaan SMA melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan

(30)

Pelayanan Pendidikan SMA Model Direktorat Pembinaan SMA tahun anggaran 2011, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; c. Membuka rekening bank atas nama sekolah bukan atas nama

pribadi/perorangan pada Bank Pemerintah;

d. Mengikuti asistensi dalam rangka evaluasi dan sinkronisasi proposal/program kerja dan RAB bantuan sosial program pembinaan pada tahun yang sedang berjalan, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA;

e. Menandatangani naskah kerjasama pelaksanaan program pembinaan dan penerimaan/penggunaan bantuan sosial, bersama-sama dengan PPK Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pelayanan Pendidikan SMA Model Direktorat Pembinaan SMA ;

f. Mensosialisasikan program dan penggunaan bantuan sosial yang diterima secara transparan, kepada seluruh warga sekolah (guru, staf administrasi, peserta didik dan orang tua/komite sekolah)dan masyarakat yang membutuhkan, melalui berbagai strategi antara lain: workshop/IHT di sekolah, mencantumkan pada papan pengumuman, menpublikasikan dalam website sekolah dll;

g. Melaksanakan program pembinaan dan memanfaatkan dana bantuan sosial sesuai dengan Program Kerja/ Surat Perjanjian dan RAB bantuan sosial yang telah disahkan, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

h. Mengelola dana bantuan sosial berdasarkan prinsip pengelolaan keuangan negara serta membuat pembukuan dan mengadministrasikan seluruh bukti penggunaan dana subsidi sesuai dengan peraturan yang berlaku; i. Menumbuhkembangkan penerapan 18 nilai-nilai budaya dan pendidikan

karakter bangsa meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahun, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/kominikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab, seluruh warga sekolah (Pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didik) dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).

j. Mengoptimalkan peran serta dan fungsi komite sekolah dalam keseluruhan proses pelaksanaan program dan penggunaan bantuan sosial, mulai dari perencanaan/persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan dan evaluasi.

(31)

k. Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan penggunaan dana subsidi secara periodik (bulanan), sesuai dengan ”Juknis Penyusunan Laporan PeLaksanaan Kegiatan dan Penggunaan Bantuan Sosial Program Pembinaan SKM-PBKl-PSB” yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA.

l. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Program dan Penggunaan Bantuan Sosial kepada Direktorat Pembinaan SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun, sesuai denga jadwal yang telah ditetapkan dalam Juknis.

5. Komite Sekolah

Komite sekolah sebagai mitra kerja langsung dari sekolah pelaksana program dan penerima bantuan sosial program pembinaan SKM-PBKL-PSB di SMA, memiliki tugas antara lain:

a. Memberikan dukungan baik materi maupun non materi kepada sekolah, dalam keseluruhan proses pelaksanaan program dan penggunaan bantuan sosial, mulai dari perencanaan/persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan dan evaluasi.

b. Membantu meningkatkan peranserta dan dukungan berbagai instansi/lembaga yang relevan dan masyarakat kepada sekolah yang bersangkutan.

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai saran yang disampaikan oleh masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan.

H. Larangan Penggunaan Bantuan Subsidi Dana bantuan sosial tidak bisa digunakan untuk: 1. Membangun dan atau merenovasi gedung.

2. Membeli dan atau menyewa kendaraan bermotor.

3. Membeli alat komunikasi, seperti Hand Phone, HT, dan sejenisnya.

4. Gaji bulanan dan atau uang kehormatan anggota dan pengurus atau transpor ttetap bulanan yang tidak melekat pada kegiatan.

5. Bimbingan belajar bagi peserta didik

6. Dana bantuan sosial tidak bisa dialihkan untuk kegiatan lain baik sebagian ataupun keseluruhan tanpa persetujuan dari pemberi bantuan.

(32)

I. Sanksi

Apabila berdasarkan hasil evaluasi penerima bantuan soaial terbukti secara sah melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan pengelolaan keuangan yang dapat merugikan keuangan Negara, maka Direktorat Pembinaan SMA akan memberi peringatan/teguran secara lisan atau tertulis.

Penerima bantuan wajib mengindahkan peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, Direktorat Pembinaan SMA akan memberikan sanksi kepada penerima bantuan sesuai dengan pelanggaran berupa:

1. Meminta bantuan institusi pemeriksa/penyidik yang berwenang (Inspektorat Jenderal/BPKP/BPK) untuk melakukan pemeriksanaan langsung ke penerima bantuan.

2. Menarik kembali bantuan dana yang telah disalurkan ke penerima bantuan untuk disetorkan ke Kas Negara.

3. Memasukkkan penerima bantuan ke dalam daftar sekolah/lembaga/yayasan yang melanggar aturan (apabila terbukti) untuk kemudian tidak diberikan bantuan lagi di masa mendatang.

(33)

BAB IV PELAPORAN

A. Jenis Laporan

Laporan yang harus disiapkan oleh setiap sekolah penerima bantuan sosial penyelenggaraan program pembinaan SKM-PBKL-PSB di 132 SMA (SMA Model) Tahun 2011, terdiri atas :

1. Laporan Pelaksanaan Program

Laporan Pelaksanaan Program berisi tentang informasi antara lain tentang keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian sasaran/target, kesesuaian waktu pelaksanaan dengan rencana jadwal, permasalahan/kendala yang dihadapi, upaya pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut.

2. Laporan Penyerapan dan Penggunaan Dana Bantuan sosial, disusun dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Laporan penyerapan dana (mencakup: rencana dan realisasi penggunaan dana serta sisa dana, pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara), dilengkapi dengan bukti penggunaan dana yang terdiri atas:

1)

bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, sesuai dengan jenis pengeluaran yang digunakan/dikeluarkan (honor, transport, konsumsi , pengadaan ATK, penggandaan bahan dll).

2)

bukti setor pajak dan bukti setor sisa dana (bila ada)

b.

Laporan penyerapan dana dan seluruh bukti penggunaan dana sebagaimana butir 1) di atas, dibuat rangkap 2 (dua), dengan peruntukan: Contoh Laporan Perkembangan Pelaksanaan dan Penggunaan Dana, pada

Lampiran 6

B.

Berita Acara Serah Terima Hasil Pembelian/Pengadaan Barang

Seluruh hasil pembelian/pengadaan barang yang dibiayai melalui bantuan sosial seperti : buku referensi/pegangan bagi guru dan peralatan TIK/PSB (termasuk kabel), harus dilakukan serah terima yang dituangkan dalam naskah Berita Acara, dengan pengaturan sebagai berikut:

1. Berita acara terdiri atas:

a. Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) dari Direktur Pembinaan SMA (sebagai PIHAK PERTAMA) kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat (untuk sekolah negeri) atau Ketua/Kepala Yayasan (untuk sekolah swasta).

(34)

b. Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (untuk sekolah negeri) atau Ketua/Kepala Yayasan (untuk sekolah swasta) kepada SMA Penerima Bantuan Sosial. Format Berita Acara sebagaimana tercantum dalam Contoh Laporan Pelaksanaan Program dan Penggunaan Dana Bantuan Sosial Program Pembinaan SKM-PBKL-PSB SMA Tahun 2011pada Format D dan E).

2. Proses penandatanganan Berita Acara:

a. Berita Acara yang harus ditantangani oleh unsur Dinas Pendidikan Kaupaten/Kota, atau Yayasan dan Sekolah, penyelesaiannya menjadi tanggungjawab pihak SMA Penerima Bantuan Sosial, selambat-lambatnya harus sudah dikirim ke Direktorat Pembinaan SMA 2 (dua) bulan setelah pengadaan barang, untuk proses lebih lanjut.

b. Berita Acara yang harus ditandatangani oleh Unsur Pusat, penyelesaiannya menjadi tanggungjawab Direktorat PSMA.

c. Berita Acara dibuat rangkap 6 (enam) dengan tanda tangan dan stempel asli masing-masing institusi.

d. Berita acara dibubuhi materei Rp. 6000,0 - sebanyak 3 rangkap (lembar pertama, kedua dan ketiga).

C.

Pengesahan Laporan

1. Laporan penggunaan dana, ditandatangani oleh Kepala sekolah dan PJP SMA pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB tingkat Sekolah.

2. Bukti Pertanggungjawaban penggunaan dana, ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan PJP SMA pelaksana program pembinaan SKM-PBKL-PSB yang bersangkutan.

C.

Peruntukan Laporan

Laporan penyerapan dan penggunaan bantuan sosial, yang dibuat sebanyak 2 (dua) rangkap dengan diperuntukan sebagai berikut :

1.

1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan bukti SPJ - ASLI, untuk arsip sekolah.

2.

1 (satu) naskah dilampiri dengan lembar kedua (foto copy) bukti SPJ,

disampaikan Ke: Direktur Pembinaan SMA, U.p. Drs. Alinurdin, M.Pd, PPK Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pelayanan Pendidikan SMA Model - Direktorat Pembinaan SMA

Jl. R.S. Fatmawati – Kompleks Kemdiknas Gedung B Lantai 1 - Jakarta Selatan

D.

Waktu Penyusunan dan Pengiriman Laporan
(35)

1. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan bantuan sosial dibuat setiap bulan mulai dari bulan Juli 2011 s.d. bulan Juni 2012;

2. Pengiriman Laporan ke Direktorat Pembinaan SMA (pemberi bantuan sosial) dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, dengan pengaturan waktu sebagai berikut:

a.

Laporan tahap pertama mencakup:

Perkembangan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana bantuan sosial mulai bulan awal Juli s.d. akhir bulan November 2011, dikirimkan pada awal bulan Desember 2011.

b.

Laporan tahap kedua (laporan akhir) mencakup:

Perkembangan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana bantuan sosial mulai awal bulan Desember 2011 s.d. akhir bulan Juni 2012, dikirimkan paling lambat pada awal/minggu pertama bulan Juli 2012.

(36)

BAB V

P E N U T U P

Keberhasilan program pemberian bantuan sosial ini sangat dipengaruhi oleh

kulaitas keseluruhan proses pengelolaan mulai dari proses persiapan

(penyusunan dan pemantapan proposal/program kerja/RAB serta penyaluran

dana), pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana, sampai dengan evaluasi

dan penyusunan/penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan dan

penggunaan dana.

Oleh karena itu, agar program pemberian bantuan sosial dimaksud dapat

terlaksana secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal (tepat sasaran,

tepat waktu dan tepat guna), diperlukan adanya komitmen dari seluruh

pihak yang terkait untuk secara bersama-sama mengupayakan kelancaran

dan keberhasilan keseluruhan proses penyaluran dan pengelolaan Bantuan

sosial, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing

dengantetap memperhatikan berbagai ketentuan perundangan yang berlaku.

Dengan adanya Panduan ini diharapkan terdapat kejelasan tentang

mekanisme dan prosedur pengelolaan dana bantuan sosial yang secara

khusus diberikan kepada 132 SMA penyelenggara program pembinaan

SKM-PBKL-PSB (SMA Model).

(37)

LAMPIRAN 1 DATA 132 SMA PELAKSANA PROGRAM PEMBINAAN

SKM/SSN-PBKL-PSB – TAHUN 2011

No Provinsi - Kab/Kota Nama Sekolah

I DKI Jakarta

1 Jakarta Utara 1 SMAS Methodist 1 JKT` Jakarta Utara 3 SMAN 75 Jakarta 2 Jakarta Selatan 2 SMAN 47 Jakarta 3 Jakarta Pusat 4 SMAN 1 Jakarta II Jawa Barat

4 Kab. Bandung 1 SMAN I Margahayu 5 Kab. Bogor 2 SMAS Plus PGRI Cibinong 6 Kab. Ciamis 3 SMAN 1 Pangandaran 7 Kt. Bandung 4 SMAS Plus Muthahhari Bdg

5 SMAN 2 Bandung

8 Kab. Sukabumi 6 SMAS Al Bayan Sukabumi 9 Kt. Bogor 7 SMAS YPHB Bogor

III Jawa Tengah

(38)

No Provinsi - Kab/Kota Nama Sekolah IV D.I. Yogyakarta

18 Kab. Bantul 1 SMAN 1 Sewon 19 Kab. Gn. Kidul 2 SMAN 2 Wonosari 20 Kab. Kulon Progo 3 SMAN 1 Temon

21 Kt. Yogyakarta 4 SMA Muh 7 Yogyakarta 5 SMAN 11 Yogyakarta

6 SMAS Pangudi Luhur Yogya 7 SMAN 7 YogyaKARTA

8 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

No Provinsi - Kab/Kota Nama Sekolah

V Jawa Timur

22 Kt. Surabaya 1 SMAN 4 Surabaya

23 Kt. Malang 2 SMAK Kolese St. Yusup Malang 24 Kt. Pasuruan 3 SMAN 2 Pasuruan

25 Kab. Probolinggo 4 SMAS Nurul Jadid Probolinggo 26 Kab. Sidoarjo 5 SMAN 3 Sidoarjo

27 Kab. Madiun 6 SMAN 1 Geger 28 Kab. Lamongan 7 SMAS Muh. Paciran

29 Kab. Banyuwangi 8 SMAS Ibrahimy Wongsorejo 30 Kt. Kediri 9 SMAN 3 Kediri

31 Kab. Tulungagung 10 SMAN 1 Kedungwaru VI Aceh

32 Kab. Aceh Besar 1 SMAN 1 Peukan Bada 33 Kab. Pidie 2 SMAN 1 Sigli

34 Kt. Banda Aceh 3 SMAN 1 Banda Aceh 4 SMAN 4 Banda Aceh VII Sumatera Utara

35 Kt. Medan 1 SMAS Harapan Medan 2 SMAN 3 Medan

36 Kt. Tebing Tinggi 3 SMAN 3 Tebing Tinggi 37 Kab. Binjai 4 SMA Negeri 2 Binjai VIII Sumatera Barat

38 Kab. Agam 1 SMA Negeri 1 Ampek Angkek 39 Kab. Sijunjung 2 SMAN 1 Sijunjung

(39)

No Provinsi - Kab/Kota Nama Sekolah 41 Kt. Payakumbuh 4 SMAN 3 Payakumbuh 42 Kt. Bukittinggi 5 SMAN 5 Bukittinggi IX Riau

43 Kt. Pekanbaru 1 SMAN 1 Pekanbaru 44 Kab. Kampar 2 SMAN 1 Kampar 45 Kab. Rokan Hilir 3 SMAN 1 Bangko X Jambi

46 Kt. Jambi 1 SMAN 4 Jambi

47 Kab. Muaro Jambi 2 SMAN 1 Muaro Jambi 48 Kab. Merangin 3 SMAN 12 Merangin, Jambi XI Sumatera Selatan

49 Kt. Palembang 1 SMAN 3 Palembang 50 Kab. Pagaralam 2 SMAN 1 Pagar Alam 51 Kab. Ogan Ilir 3 SMAN 1 Indralaya Utara 52 Kab. Lahat 4 SMAN 1 Lahat

XII Lampung

53 Kab. Lampung Seltn 1 SMAN 2 Kalianda 54 Kt. Metro 2 SMAN 4 Metro

55 Kab. Pringsewu 3 SMA Negeri 2 Pringsewu 56 Kab. Peasawaran 4 SMAN 1 Gedongtataan XIII Kalimantan Barat

57 Kt. Pontianak 1 SMAN 1 Pontianak

2 SMAS Immanuel Pontianak 58 Kt. Singkawang 3 SMAN 3 Singkawang

XIV Kalimantan Tengah

59 Kt. Palangkaraya 1 SMAN 1 Palangkaraya 60 Kab. Barito Selatan 2 SMAN 1 Dusun Selatan XV Kalimantan Selatan

61 Kab. Tanah Bumbu 1 SMAN 1 Satui 62 Kt. Banjarbaru 2 SMAN 2 Banjarbaru XVI Kalimantan Timur

63 Kt. Balikpapan 1 SMAN 2 Balikpapan 64 Kt.Samarinda 2 SMAN 2 Samarinda 65 Kab. Kutai Timur 3 SMAN 1 Sangatta XVII Sulawesi Utara

66 Kab. Tomohon 1 SMAS Kristen 2 Tomohon 67 Kt. Bitung 2 SMAN 3 Bitung

68 Kt. Manado 3 SMAS Kat. Rex Mundi Manado 69 Kab. Minahasa 4 SMAN 1 Kakas

XVII

I Sulawesi Tengah

70 Kt. Palu 1 SMAN 3 Palu

(40)

No Provinsi - Kab/Kota Nama Sekolah 2 SMAN 6 Palu

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga perlunya suatu bentuk kegiatan pendampingan masyarakat untuk lebih memasyarakatkan tanaman obat keluraga (TOGA) ini sebagai suatu bentuk kemandirian

Ulano merupakan bahan peka cahaya berfungsi obat afdruk dalam bentuk pasta yang siap pakai. Bahan ini dibuat untuk melapisi screen dengan daya tahan tinggi terhadap pengaruh

Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk melihat dan menemukenali beberapa kategori sederhana yang menjadi faktor kenyamanan dalam rumah tinggal, menurut persepsi

Perkembangan teknologi, khususnya dibidang pembelajaran menjadi issue yang dibahas beberapa tahun terakhir. Manfaat utama dari penggunaan teknologi dalam pembelajaran

Kekurangganya adalah mereka yang menjadi agen pembaru tidak memiliki kompetensi yang lebih dibanding mereka yang sudah berada di masalah penanganan bencana, mereka

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa minyak atsiri daun Babadotan, daun Nilam, daun Rosemary dan bunga Kenanga mempunyai daya repelan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kubang Kutu 2, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jumlah 20

Viskositas Mooney karet alam SIR 20CV dengan berbagai perlakuan bahan pemantap dan karet blanko disajikan pada Gambar 6.. Viskositas Mooney karet