DASAR HUKUM PROGRAM
REFORMASI BIROKRASI
2
DASAR HUKUM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
NASIONAL
•
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme;
•
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
•
Perpres No 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;
•
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025;
•
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Road Map Reformasi
Birokrasi 2010-2014;
DASAR HUKUM KHUSUS KEMENTERIAN KEUANGAN
•
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
•
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
•
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
PILAR/AREA PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
3
9 Program KemenPAN RB (8 Area Perubahan + Monev) 1 Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen Perubahan)
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 4 Penataan Tatalaksana 5 Penataan Sistem SDM Aparatur 6 Penguatan Pengawasan 7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9 Monitoring dan Evaluasi
Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara
Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara
Pelay anan Publik Pelay anan Publik Peningkatan Kinerja Peningkatan Kinerja Good Governance Good Governance Kepercaya an Publik Penata an Organi -sasi Penyemp ur naan Proses Bisnis Pening ka-tan Disiplin & Manaje -men SDM
Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama
Remunerasi
PELAKSANAAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
4
Penataan Organisasi
Penataan Organisasi
• Restrukturisasi unit
eselon I Pemisahan, Penggabungan, Penajaman
• Membentuk Kantor
Pelayanan Modern KPP LTO-Madya-Pratama, KPUBC, KPPBC Madya,
KPPN Percontohan, KPKNL Teladan
• Analisis dan
Evaluasi Jabatan 19.970 Urjab,
sistem grading
• Analisis Beban
Kerja
• Restrukturisasi unit
eselon I Pemisahan, Penggabungan, Penajaman
• Membentuk Kantor
Pelayanan Modern KPP LTO-Madya-Pratama, KPUBC, KPPBC Madya,
KPPN Percontohan, KPKNL Teladan
• Analisis dan
Evaluasi Jabatan 19.970 Urjab,
sistem grading
• Analisis Beban
Kerja
Penyempurnaan Proses Bisnis
Penyempurnaan Proses Bisnis
•
Membangun dan
Menyempurnaka
n SOP 14.323
SOP dan 16 SOP
link
•
Membangun
Layanan
Unggulan (quick
win) 102
Layanan
Unggulan
•
Membangun dan
Menyempurnaka
n SOP 14.323
SOP dan 16 SOP
link
•
Membangun
Layanan
Unggulan (quick
win) 102
Layanan
Unggulan
Peningkatan Disiplin & Manajemen SDM
Peningkatan Disiplin & Manajemen SDM •Meningkatkan Disiplin •Menyelenggaraka n Assessment Center
•Menyusun Pola
Mutasi •Mengembangkan SIMPEG •Melaksanakan Diklat Berbasis Kompetensi
•Menata Pegawai • Implementasi
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan •Meningkatkan Disiplin •Menyelenggaraka n Assessment Center
•Menyusun Pola
Mutasi •Mengembangkan SIMPEG •Melaksanakan Diklat Berbasis Kompetensi
•Menata Pegawai • Implementasi
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
Menerapkan Indikator Kinerja Utama
Membangun Komunikasi Publik
CAPAIAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
5
BEBERAPA CONTOH CAPAIAN
•
Skor 91,21 (Sangat Baik) hasil quality assurance Reformasi
Birokrasi oleh BPKP;
•
Predikat A untuk Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Tahun 2011 bersama-sama
dengan KPK dan BPK;
•
Opini WTP dari BPK terhadap LKPP Kementerian Keuangan;
•
Indeks Kepuasan Masyarakat 3,91 skala 5;
•
Peningkatan Penerimaan Pajak dari Rp176 triliun (2002)
menjadi Rp742 triliun (2011);
•
Predikat
Best Sovereign Bond dan Borrower of the year
2011 dari Majalah Finance Asia;
•
Mencapai
Rating Investment Grade
juga di tahun 2011;
Kementerian Keuangan tidak berpuas diri dan terus
bertekad untuk meningkatkan capaian/kinerja dan
PROGRAM
TRANSFORMASI
KELEMBAGAAN
PMK 169/PMK.01/2012
PMK 169/PMK.01/2012
ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
1. Uraian Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai dasar deskripsi atas pelaksanaan tugas di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dalam melaksanakan tugas sesuai dengan PMK 169/PMK.01/2012.
2. Perubahan Nomenklatur di Kanwil Djpbn dan KPPN
3. Beberapa Regulasi Pelaksanaan Tugas Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai PMK 169/PMK.01/2012 yang telah dterbitkan antara lain mengatur tentang : a. Penganggaran dan PNBP telah diterbitkan Pedoman Bersama yang dituangkan
Peraturan Bersama antara Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Anggaran;
b. Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Daerah dengan PER-30/PB/2013;
c. Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal yang dilakukan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan KEP-26/PB/2013 dan KEP-34/PB/2013.
4. Pada Tingkat KPPN, Seksi Manajemen Satker dapat melaksanakan tugas sesuai dengan Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dengan PER-38/PB/2013.
DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI
TRANSFORMASI PERBENDAHARAN
8
100% dari pembayaran utama sektor publik (gaji, pensiun dan pengadaan barang dan modal) dibayarkan secara elektronik.
Deviasi minimum dari target saldo kas.
Utang pemerintah outstanding sebesar $10 Milyar untuk setiap seri obligasi on-the-run.
Kerangka kerja dan governance pengelolaan risiko aset-liabilitas yang komprehensif.
Meningkatnya pemanfaatan aset oleh K/L.
PERAN DJPb KE DEPAN (1)
9
Dalam
rangka
optimalisasi
Kanwil
DJPb
dalam
pelaksanaan
tugas
di
bidang
penganggaran,
perimbangan keuangan daerah dan fiskal regional yang
harus segera dilaksanakan secara optimal mulai tahun
2014, DJPb dituntut untuk dapat melakukan pembinaan
anggaran dan perimbangan keuangan serta kajian fiskal
regional, dengan segera meningkatkan kompetensi SDM
untuk melaksanakan tugas tersebut dan meningkatkan
koordinasi baik internal maupun eksternal.
Setelah
diterapkannya
SPAN
dan
SAKTI,
serta
kemungkinan akan adanya penyederhanaan jumlah
Satker, bukan berarti tugas dan peran DJPb akan lebih
ringan namun justru bertambah berat, mengingat DJPb
harus senantiasa memberikan bimbingan, penyuluhan,
serta mengawal dan memastikan SPAN dan SAKTI agar
dapat
berjalan
dengan
optimal
dan
selalu
PERAN DJPb KE DEPAN (2)
10
Demikian pula BLU ke depan akan semakin berkembang baik
jumlah maupun kompleksitasnya sehingga DJPb dituntut pula
untuk dapat melakukan perumusan kebijakan yang lebih
konseptual, bimbingan, pembinaan, dan monitoring dan
evaluasi yang efektif, optimal, dan kontinyu terhadap
penyelenggaraan BLU sehingga BLU yang ada betul-betul
dapat melaksanakan prinsip ekonomi, produktivitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan memajukan kesejahteraan
umum.
DJPb diberikan tanggung jawab pula dalam penyusunan
TERIMA KASIH
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN