• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BP 1303139 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BP 1303139 Chapter3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kuantitatif (mix

methods research). Pendekatan campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan pendekatan kuantitatif (Creswell,

2012:22). Mix mehods mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak

dilakukan oleh peneliti kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi

sosial, behavioral, dan kolaborasi humanistik sehingga pemilihan metode ini sesuai dengan

tujuan umum peneitian menghasilkan program bimbingan dan konseling kolaboratif yang

efektif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar

(learning disability).

Desain penelitian dalam mix methods ada 6 desain yaitu the convergent parallel design,

the explanatory design, the exploratory design, the embedded design, the tra nsformative

design, dan the multiphase design. Penelitian ini menggunakan the exploratory design yaitu

sebagai berikut diagramnya (Creswell, 2012:541)

c

Gambar 3.1

Desain Exploratory Design

Tujuan utama dari exploratory design melibatkan prosedur pengumpulan data pertama

kualitatif untuk mengekplorasi fenomena kemudian mengumpulkan data kuantitatif untuk

menjelaskan data kualitatif. Gambar 3.1 menjelaskan bahwa desain ini hasil pada kualitatif

ditekankan oleh kuantitatif, data kualitatif diikuti oleh dat kuantitatif, lalu dikembangkan

menggunakan hasil penemuan data selanjutnya.

(2)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

Data kualitatif pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi

untuk mengetahui karateristik kesulitan belajar subjek penelitian, program BK yang telah

dilaksanakan di SMP Negeri 8 Depok sedangkan data kuantitatif untuk mengetahui profil

motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability). Pemilihan

metode ini dikerenakan kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif akan

menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingan hanya

mengggunakan salah satu pendekatan saja.

Studi pendahuluan dilakukan untuk penyusunan program hipotetik bimbingan dan

konseling kolaboratif untuk meningkatkna motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan

belajar (learning disability). Adapun program hipotetik bimbigan dan konseling kolaboratif

mengacu pada komponen sebagai berikut: bab 1 pendahuluan terdiri dari a) rasional, b)

landasan hukum, c) tujuan bimbingan dan konseling, d) fungsi bimbingan dan konseling, e)

prinsip-prinsip bimbingan, f) asas-asas bibingan dan konseling, g) sasaran; bab 2

pelaksanaan bimbingan dan konseling terdiri dari a) tugas perkembangan peserta didik, b)

bidang bimbingan, c) materi bimbingan, d) komponen layanan bimbingan dan koseling, e)

strategi layanan bimbingan dan konseling, f) penialian, g) sarana dan prasarana; bab 3

format kerja bimbingan dan konseling terdiri dari a) program bimbingan dan konseling yang

ideal, b) laporan bimbingan dan konseling. Pengembangan program diikuti dengan revisi

dan validasi (judgement) untuk diuji coba dalam penelitian.

B. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Depok yang beralamatkan kompleks PT

Timah Tugu, Cimanggis, Jawa Barat. Tujuan penelitian di sekolah tersebut ialah untuk

memberikan program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan

motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (leaning disability).

(3)

Populasi penelitian kelas IX-9 di SMP Negeri 8 Depok berjumlah 40 anak yaitu 39 anak

normal dan 1 anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu kesulitan belajar. Adapun alasan

pemilihan populasi sebagai berikut:

a) Dari sisi psikologis, peserta didik kelas IX tergolong masa ramaja dimana masa ini

adalah masa transisi sehingga menimbulkan stres dimana banyak perubahan lain

yang mengakibatkan dalam hal motivasi belajar mereka terganggu

b) Dalam kurikulum 2013, peraturan pemerintah khususna Kota Depok mewajibkan

sekolah Negeri terutama SMP Negeri 8 Depok menjadi sekolah inklusif dengan

menerima 20% anak miskin serta anak berkebuthan khusus, 80% lainnya anak

berprestasi dan anak yang lulus dalam tes masuk sekolah.

3. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar yang berjumlah satu (1) orang. Berikut biodata singkat dari sampel:

Nama (Inisial) : ME

Tanggal Lahir : 19 Agustus 1999

Usia : 16 Tahun

Asal Sekolah : SMP Negeri 8 Depok

Adapun pertimbangan memilih sampel sebagai berikut:

a) Siswa terdaftar sebagai peserta didik di SMP Negeri 8 Depok secara resmi

b) Siswa terdiagnosa mengalami leraning disability dari hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan. Kesulitan belajar yang terdiagnosa termasuk dalam

gangguan membaca yaitu dari 8 aspek gangguan membaca, ada 7 aspek yang

terdiagnosa (lampiran 8 – 11)

c) Hasil pemeriksaan psikologis sampel dari biro konsultasi psikologi yang

didapatkan dari sekolah sebagai dokumentasi penelitian

d) Persetujuan dari sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian dan menjadikan ME

sebagai subjek penelitian

(4)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar untuk

mengukur profil motivasi belajar, wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Angket

a) Definisi Operasional Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan daya penggerak peserta didik untuk menjamin

keberlangsungan belajar, dan memberikan arah sehingga mencapai tujuan tertentu.

Secara operasional, motivasi belajar dalam penelitian ini adalah indikator untuk

menentukan profil motivasi belajarnya. Indikator-indikator dalam variabel motivasi

belajar yaitu: 1) durasi kegiatan/frekuensi kegiatan, 2) dapat mempertahankan

pendapat atau keyakinannya, 3) senang memecahkan soal-soal, 4) keuletan dan

kemampuan menghadapi tugas, 5) berkorban untuk mencapai tujuan, 6)

penghargaan dalam belajar, 7) melakukan kegiatan menarik dalam belajar, 8)

memiliki harapan dan cita-cita di masa depan, 9) menunjukkan minat terhadap suatu

kegiatan, 10) senang bekerja secara mandiri.

b) Kisi-kisi Angket

Angket dalam penelitian ini menggunakan angket motivasi belajar. tujuannya

adalah untuk mendapatkan gambaran motivasi belajar secara umum kelas XI-9 dan

secara khusus gambaran motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar

(learning disability) yaiu ME.

Kisi-kisi angket dikembangkan berdasarkan definisi operasinal. Sebelum uji

validitas, kisi-kisi angket motivasi belajar ialah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Sebelum Uji Validitas)

No. Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal

Positif Negatif

1. Motivasi

Belajar

Durasi Kegiatan / Frekuensi

Kegiatan 1, 2, 4 3, 5 5

Dapat mempertahankan pendapat

atau keyakinannnya 6, 8, 10 7,9 5

Senang memecahkan soal-soal 12, 14,

15 11,13 5

(5)

menghadapi tugas 20 Berkorban untuk mencapai tujuan 23, 24,

25 21, 22 5

Penghargaan dalam belajar 28, 29,

30 26, 27 5

Melakukan kegiatan menarik dalam belajar

31, 32,

33 34, 35 5

Memiliki harapan dan cita-cita di masa depan

Senang bekerja secara mandiri 48, 49,

50 46, 47 5

30 20 50

c) Pengujian

 Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai alat ukur

instrumen dapat atau tidak menjadi ukuran dalam melihat motivasi belajar

peserta didik yang akan menjadi subjek penelitian. Pengertian validitas sendiri

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat valid atau sahih suatu

instrumen, sehingga jika validitas instrumen tinggi maka angket tersebut dapat

digunakan sedangkan validitas yang rendah maka angket tersebut tidak dapat

digunakan.

Uji validitas butir instrumen dilakukan uji coba untuk menganalisa item

instrumen dan membandingkan rhitung dan rtabel menggunakan rumus Spearman

Brown dengan bantuan IBM SPSS Statistic 22.0 dengan alpha () = 0,05,

(6)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

n = Jumlah responden

XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

 

2

X = Kuadrat jumlah skor X

 

2

Y = Kuadrat jumlah skor Y

Hasil pengujian validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0

menunjukkan bahwa terdapat 14 pernyataan yang tidak valid dari 50 pernyataan

yang diajukan kepada satu kelas peserta didik, sehingga terdapat 36 pernyataan

yang valid yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi belajar dari subjek

penelitian. Valid atau tidaknya pernyataan dilihat dari alpha () = 0,05,

item-item yang valid jika nilai signifikansi < alpha () dan tidak valid jika nilai

signifikansi > alpha (). Hasil uji validitas dapat dilihat lebih lengkap pada

lampiran 2 -3.

 Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan dara karena instrumen

tersebut sudah baik.

Pengujian reliabilitas alat pengumpul data menggunakan rumus Koefisien

Alpha Cronbach dengan rumus berikut.

r11 = (

K

) ( 1

-∑σ²

) k-1 σ ²

Keterangan :

(7)

σ = varians total

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS Statistic 22.0 dengan metode

Alpha. Semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka

semakin tinggi reliabilitas. Menurut Drummond (2010:94) koefesien reliabilitas

dibagi beberapa tingkat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Koefesien Reliabilitas Drummond

Evaluasi Reliabilitas Koefesien

Sangat Tinggi >0,90

Tinggi 0,80 – 0,89

Diterima dengan baik 0,70 – 0,79

Sedang 0,60 – 0,69

Rendah 0,59

Hasil Uji reliabilitas menggunakan program SPSS Statistic 22.0. Semakin

tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi

reliabilitas. Hasil reliabilitas pada angket motivasi belajar adalah 0,878 maka,

dapat disimpulkan dari koefesien reliabilitas Drummond masuk kedalam

kategori tinggi sehingga angket motivasi belajar ini sudah dapat digunakan

sebagai alat pengumpulan data.

2. Wawancara

Wawancara terdiri dari penyataan lisan yang diajukan oleh interviewer dan respon

lisan yang didapatkan dari partisipan penelitian (Brog & Gall, 2003:222). Wawancara

ini digunakan untuk menggali lebih mendalam mengenai anak yang mengalami

kesulitan belajar sehingga dapat disesuaikan dengan karateristik anak yang mengalami

kesulitan belajar menurut para ahli. Dalam hal ini, wawancara dilakukan bersifat

terbuka pada tempat dan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dan partisipan.

Pedoman wawancara untuk mencari informasi mengenai anak yang mengalami

kesulitan belajar serta informasi mengenai program bimbingan dan konseling di SMP

Negeri 8 Depok, dikembangkan dengan daftar sebagai berikut:

(8)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

- Rumusan tujuan program bimbingan dan konseling

- Rencana tahunan untuk program bimbingan dan konseling dengan tujuan dan

sasaran tertulis

- Kurikulum bimbingan dan konseling kolaboraif dan metode penerapannya

Adapun informan dalam penelitian ini adalah guru-guru yang menangani ME

termasuk koordinator inklusif dan guru bimbingan konseling (BK). Wawancara

dilakukan untuk melengkapi data yang didapatkan dari hasil angket dan untuk

memperjelas hasil yang diinginkan. Lebih lengkap pedoman wawancara yang telah

dibuat ada di lampiran 5.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, dapat berupa

pengelihatan, penciuman, pendengaran untuk memperoleh informasi untuk menjawab

permasalahan penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu

peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba & Lincoln,

1981:191-193). Metode observasi yang digunakan adalah metode observasi partisipatif,

dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari obyek yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber penelitian (Sugiyono, 2012:310).

Pedoman observasi dilakukan untuk melihat gambaran anak yang mengalami

kesulitan belajar (learning disability) termasuk ke dalam kategori gangguan akademik

membaca, menulis, atau berhitung. Pedoman observasi dikembangkan dari pendapat

beberapa ahli mengenai karateristik anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability) yang dilakukan oleh guru koordinator inklusif dan guru-guru lainnya kepada

sampel penelitian yaitu anak kesulitan belajar (learning disability) ME. Pedoman

observasi sebelum di lakukan terlebih dahulu di konsultasikan kepada pembimbing

selaku ahli dalam bidang anak berkebutuhan khusus.

(9)

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, rapot, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2006:158). Teknik ini digunakan untuk melengkapi informasi yang

diperlukan dan mendukung teknik-teknik pengumpulan data yang telah disebutkan di

atas.

Dokumentasi yang digunakan adalah hal-hal yang berkaitan untuk penemuan data

sebelumnya seperti tulisan dari anak, hasil pemeriksaan psikologis anak, surat

persetujuan, dan hasil validasi program bimbingan dan konseling kolaboratif yang

dilakukan oleh beberapa pihak.

D. Teknik Analisa Data

Menurut Sugiyono (2012: 335) teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untk mengolah data

sebagai berikut.

1. Data yang diungkapkankan untuk profil motivasi belajar menggunakan penentuan

kestabilan dengan cara menentukan rentang stabilitas, yaitu menggunakan

perhitungan mean level (semua skor dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya poin

data). Penentuan katagorisasi tingkat profil motivasi belajar anak yang mengalami

kesulitan belajar (learning disability) mengacu pendapat Azwar (2015:149), dalam

tabel berikut ini

Tabel 3.3

Kategori Tingkat Motivasi Belajar

Rentang Nilai Kategori

3 – 4 Tinggi

2 – 2,99 Sedang

(10)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

2. Pada rancangan program hipotetik dengan menjabarkan proses perancangan program

hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar

anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dan bagaimana hasil

perancangannya

3. Pengolahan analisis data yang dilakukan melihat sejauh mana keefektifan program

bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang

mengalami kesulitan belajar (learning disability) dengan membandingkan A1

(Baseline) hasil tes awal dengan A2 (Baseline) hasil tes akhir setelah intervensi uji

coba program bimbingan dan konseling kolaboratif. Penentuan katagorisasi masih

menggunakan pendapat dari Azwar (2015:149) yang dikemukakan pada poin pertama

serta melakukan analisis mengenai hasil kegiatan program bimbingan dan konseling

kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan

belajar (learning disability).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, dan 3)

pelaporan. Adapun penjabaran prosedur penelitian sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian serta melakukan seminar proposal penelitian

b. Pengajuan permohonan dosen pembimbing tesis kepada ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan serta disahkan oleh Sekolah Pascasarjana UPI

c. Pengajuan permohonan izin penelitian kepada akademik Sekolah Pascasarjana

UPI yang kemudian dilanjutkan kepada Kepala SMP Negeri 8 Depok.

d. Melakukan diskusi dan proses bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah

disahkan oleh Sekolah Pascasarjana UPI.

e. Melakukan studi lapangan dan studi pustaka

f. Membuat rancangan angket motivasi belajar

g. Angket tersebut kemudian di uji validitas dan reliabilitas

(11)

a. Menyusun rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif

untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar

(learning disability).

b. Melakukan proses validasi dengan mengadakan focus group discussion yang

dihadiri oleh beberapa pihak terkait bertempat di SMP Negeri 8 Depok

c. Melakukan revisi dari proses tersebut sebelum diuji coba

d. Melakukan uji coba untuk mengetahui seberapa efektif program bimbingan dan

konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami

kesulitan belajar (learning disability) dengan bantuan guru bimbingan dan

konseling serta koordinator inkusif

e. Melakukan revisi hasil uji coba terbatas.

3. Pelaporan

Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari tahap-tahap penelitian. Pada tahap

pelaporan seluruh kegiatan yang dilakukan diolah dan dianalisis mengenai

keefektivan program bimbingan dan konseing kolaboratif untuk meningkatkan

motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dan

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Sebelum Uji Validitas)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik... lain

[r]

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduE.

Perilaku berlawanan tersebut bial kebakaran yang terjadi berlangsung lama dengan temperatur yang tinggi menyebabkan celah atau rongga yang besar karena susutnya

Pada hasil uji deskriptif nilai rata- rata solvabilitas adalah 45,8037 dimana dari nilai tersebut terdapat 94 perusahaan atau 46,53 persen yang nilai solvabilitasnya di

Obat yang tidak larut dalam lemak tersebut bersifat polar sehingga akan terikat pada protein plasma (albumin) dan membent uk kompleks obat-protein yang terlalu besar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perangkat visualisasi sistem akuntansi yang menjadi produk penelitian sampai dengan tahun kedua ini menggambarkan bagaimana

“EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL) BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA