• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1

PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956

TENTANG

PENJUALAN AIR SUSU

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut : PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA

TENTANG PENJUALAN AIR SUSU

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini, jang dimaksudkan dengan :

a. D j u r u p e r i k s a [keurmecster] ialah : pegawai jang diberi tugas untuk mememriksa air susu serta mengawasi kebaikan [hijgiene] air susu dan tempat tempat pemerahannja;

b. a i r s u s u ialah : air susu jang diperoleh dari lembu perahan;

c. a i r s u s u m u r n i [volle melk] ialah : air susu jang tidak ditambah atau tidak dikurangi bahagiannja;

d. a i r s u s u t i d a k g e m u k [ afgeroomde melk] ialah : air susu jang tidak mendapat tambahan, akan tetapi telah dikurangi zast gemuknja;

e. p e n j u a l a I r s u s u ialah : barng siapa mempunjai mata pentjaharian dengan : menyimpan, mengusahakan, mengerdjakan, menawarkan, menjerahkan, mendatangkan, mengankut, menukar, mmembagi atau mempunjai persediaan air susu untuk didjual;

f. t e m p a t lembu perahan dipelihara, dan air susunja semua ayau sebagian diperuntukkan bagi pendjualan seperti termaksud sub e;

g. l e m b u p e r a h a n ialah : lembu jang dipelihara untuk diperah air susunja, termasuk djuga lembu jang untuk sementara waktu tidak mengeluarkan air susu.

Pasal 2

(1) Barang siapa akan mendjadi pendjual air susu dalam Daerah Kota Besar Surakarta harus minta iin terlebih dahulu kepada Dewan Pemerintah Daerah.

(2) Surat permintaan izin termaksud ajat [1] harus menjebutkan : a. Nama dan tempat tinggal peminta izin;

b. Keterangan jang djelas tentang letak dari pada tempat pemerahan, dilampiri gambar peta denah [plattegrond] rangkap dua dengan skala setinggi tingginja 1 : 250, jang memuat bahagian bahagian jang dipergunakan untuk mendjual, menjimpan, mengusahakan, mengerdjakan dan membagi air susu.

c. Keterangan :

1. apakah air susu akan didjual semua atau hanja sebagian sadja; 2. apakah air susu akan didjual keliling atau ditempat pemerahan;

3. apakah air susu diolah dan dikerdjakan ditempat seperti jang tertjantum dalam gambar denah dan tjasra mengolah beserta mengerdjakannja.

d. suatu tjatatan dari pada lembu lembu jang memberikan air susu dan jang tidak, dan djika air susu sebagian atau semuanja tidak diperoleh dari lembunja sendiri, memberikan suatu tjatatan dari mana asal air susu itu.

e. Suatu pernjataan dri peminta izin dan pemilik lembu perahanjang air susunja diambil olehnja, bahwa :

(2)

1. mereka akan mengizinkan diperiksanja setiap saat lembu lembu perahan dan lembu lembu lain jang bersama sama ditempatkan dalam satu kandang dan tempat tempat serta alat alat untuk menjimpan air susu; 2. mereka bersedia memberikan keterangan- keterangan jang diminta oleh

djuru periksa;

3. mereka bersedia melaksanakan segala petundjuk jang diberikan oleh djuru periksa.

Pasal 3 Izin hanja diberikan bila :

1. letak dan keadaan tempat pemerahan air susu telah memenuhi sarat sarat jang diperlukan menurut peraturan peraturan jang berlaku;

2. Dokter Hewan menjatakan lembu lembu perahan jang dipergunakan perusahaan telah diperiksanja dan kedapatan sehat keadaannja;

3. bea bea jang ditetapkan telah dibajar;

4. peminta izin bukan orang jang sudah pernah mendapat izin dan izin itu ditjabut tidak atas permintaan sendiri atau dua tahun telah dihukum lebih dari satu kali karena melanggar sesuatu ketentuan dalam peraturan daerah ini.

Pasal 4

(1) Djika karena adanja perobahan perobahan hal hal termaksud dalam pasal 2 ajat [2] tidak sesuai lagi dengan keadaan jang sebenarnja, maka pemegang izin diharuskan dalam waktu tiga hari sesudah perobahan terdjadi, memberikan laporan kepada Dewan Pemerinta Daerah.

(2) Bagi perobahan jang bersifat perluasan, pemegang izin diharuskan minta izin terlebih dahulu.

Pasal 5

(1) Izin termaksud dalam pasal 3 hanja berlaku bagi pemegang izin jang namanja tertjantum dalam surat izin dan tidak dapat diserahkan kepada orang lain serta hanja berlaku bagi tempat pemerahan air susu jang tertjantum dalam surat izin itu.

(2) Surat izin memuat djuga keterangan tentang letak tempat pemerahan air susu jang bersangkutan, dengan dilampiri gambar peta denah [plattegrond] seperti termaksud dalam pasal 2 ajat [2] sub b.

Pasal 6

Apabila pemegang izin meninggal dunia, maka dengan tidak usah memakai izin baru, perusahaan dapat dilandjutkan oleh ahli waris atau wakilnja selama enam bulan terhitung mulai hari meninggalnya pemegang izin .

Setelah waktu tersebut lampau, izin jang lama itu tidak berlaku lagi. Pasal 7

(1) Djika pemegang izin pergi meninggalkan perusahaannja, ia harus menundjukl seorang kuasa perusahaan, dan djika perginja meninggalkan itu lebih dari dua bulan harus mengirimkan turunan surat kuasa tersebut kepada Dewan Pemerintah Daerah. (2) Segala ketentuan jang tertjantum dalam peraturan daerah ini berlaku djuga bagi

kuasa perusahaan tersebut ajat [1].

(3) Tidask diperkenankan mendjadi kuasa perusahaan : a. Mereka jang izinnja pernah ditjabut.

b. Mereka jang selama dua tahun pernah dihukum lebih dari satu kali karena melanggar sesuatu ketentuaan dari peraturan daerah ini.

(3)

Pasal 8

Pemegang izin jang menghentikan perusahaannja, berkewadjiban melaporkan setjara tertulis kepada Dewan Pemerintah Daerah selambat lambatnja dalam sepuluh hari sedjak berhenti perusahaannja.

Pasal 9

Pemberian, pentjabutan atau penghapusan izin ditjatat didalam daftar jang tjontohnja ditetapkan oleh Dewan Pemerintahan Daerah.

Pasal 10

Pada tiap tiap tempat pemerahan air susu, harus dipasang papan jang kelihatan djelas dari djalan umum dengan tulisan ,,Pemerahaan aur susu izin No... . dengan huruf huruf ukuran sekurang kurangnja tinggi 10 cm dan lebar 1 cm.

Pasal 11

(1) Pemegang izin berkwajiban mendjaga jang berkerdja / berada ditempat pemerahan air susu hanja mereka jang tidak menderita penjakit menular atau luka luka jang terbuka.

(2) Apabila dipandang perlu, Dewan Pemerintah Daerah dapat memerintahkan kepada orang orang jang bekerdja pada tempat pemerahan air susu untuk memeriksakan dirinja kepada dokter, atas beaja pemegang izin jang bersangkutan. Dalam surat keterangan dokter jang memeriksa, perludinjatakan bahwa dari sudut kesehatan, tidak ada keberatannja, mereka jang diperiksa kesehatnnja itu bekerdja ditempat pemerahan air susu.

Pasal 12

Pemegan izin berkewadjiban mendjaga kebersihan : tempat pemerahan, begitu pula terhadap ember ember, periuk periuk, palung palung, kandang kandang lainnja jang ada.

Pasal 13 Pemegang lain dilarang :

a. Menjimpan air susu dalam periuk dri kuningan, tembaga atau seng, jang dalamnja tidak disadur timah dengan baik, begitu pula periuk dari tanah jang tidak dilapis glasuur dan periuk daribesijang tidak tidak berlapis email dan dapat menimbulkan karat dan pada umumnja jang mengandung bahan bahan jang membahajakan kesehatan;

b. Mempergunakan untuk tempat air susu : botol jasng berwarna, dengan dasar jang tidak rata dan / atau tidak ditutup rapat dengan kertas minjak jang putih bersih dan tidak disegel;

c. Mendjual air susu dari lembu lembu jang tidak diberi tanda seperti termaksud dlam pasal 21 ajat (2);

d. Mendjual air susu dari lembu lembu, jang sedang dalam perawatan, ketjuali djika menurut pemeriksaan dapat diizinkan;

e. Mendjual air susu jang warna, bau, rasa atau keadaannja sudah tidak asli lagi atau telah ditjampuri bahan bahan guna mengwetkan, djuga termasuk es;

f. Menjual air susu murni, jang beratdjenis kurang dari 1.027 pada deradjat panas 27 ½ 0 C sedangkan kadar lemaknja kurang dari 28%;

g. Menjual air susu dalam djumlah ½ liter setelah disaring dengan kapas, masih meninggalkan kotoran;

h. Mendjual air susu murni atau susu tidak gemuk, jang apabila dimasak mendjadi petjah atau beku;

i. Mendjual air susu dengan nama air susu, air susu murni atau air susu tidak gemuk, jang djenis serta keadaannja tidak memenuhi sarat sarat termaksud dalam pasal 1;

(4)

j. Mendjual air susu jang dari daerah tempat pemerahan dimana sedang berdjangkit penjakit menular;

k. Memperkenakan masuk kedalam tempat pemerahan, mereka jang bertempat tinggaldidalasm lingkungan daerah dimana sedang berdjangkit penjakit menular, ketjuali dengan izin dokter.

Pasal 14

Untuk air susu jang sudah diolah / dimasak, pemegang izin berkewdjiban menjatakan tjara pengolahan / pemasakan tersebut pada etiket, jang tempat serta bentuknja ditetapkan oleh Dewan Pemerintah Daerah.

Pasal 15

Pemegang Izin berkewdjibabmendjaga kesehatan air susu menurut petundjuk petundjuk jang ditetapkan oleh Dewan Pemerintah Daerah.

Pasal 16

(1) Guna keperluan pemeriksaan, atas pemintaab djuru periksa atau pegawai pegawai jang ditundjuk olehnja, pemegang izin, kuasa atau pekerdja pekerdjanja beerkewadjiban memberikan sebanjak banjaknja satu liter dari tiap susu pada waktu dan tempat pemerahan itu dilakukan.

(2) Untuk Air susu termaksud ajat (1) pemegang izin atau kuasa mendapat ganti kerugian menurut harga umum.

(3) Atas permintaan pemegang izain atau kuasanja, separoh dari pada djumlah air susu tersebut ajat (1) dikembalikan kepadanja setelah disegel.

(4) Dalam waktu dan dengan tjara jang ditetapkan oleh Dewan Pemerintah Daerah, hasil pemeriksaan termaksud dalam ajat (1) diumumkan.

Pasal 17

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan tentang penjakit menular jang diatur dalam peraturan peraturan jang berlaku, pemegang izin hasrus segera memberitahukan kepada djuru periksa setelan mengetahui ada tanda tanda penjakit pada lembu jang berada ditempat pemerahannja.

(2) Dalan hal - hal jang belum diatur oleh peraturan peraturan termaksud dalam ajat (1) djuru periksa mengambil tindakan seperlunja,dan memberitahukan kepada Dewan Pemerintah Daerah tentang tindakan jang telah diambilnja.

Pasal 18

Pemegang izin berkewajiban mendjaga agar tempat pemerahan memenuhi sarat sarat sebagai berikut :

a. Dinding harus dikapur atau ditjat, atau dilapis dengan tegel halus atau bahan lain jang tahan air sabun atau air soda dan harus senantiasa bersih;

b. Atap dan atau langit lasngit harus dipasang rapat sehingga tidak dapat kemasukan debu dan air;

c. Dalam tempat pemerahan tidk boleh dad bahan bahan jang dapat berpengaruh djelek terhadap asir susu;

d. Kamar air susu, harus berih tidak dapast kemasukan debu dan lalat, dan tidak boleh dipergunakan sebagai tempat tinggal atau tempast tidur dan tidak boleh berdampingan dengan kakus;

e. Kandang kandang harus dipisahkan dari tempat pemerahan dan djika berbatasan harus diberi dinding dan tembok / papan jang tidak dapat kemasukan debu;

f. Lebar dan pandjang dari pada ruangan untuk tiap tiap ekor lembu msing msing 1.40 m dan 2.30m;

g. Dal;am kandang kandang, diomana lembu lembu ditempatkan saling membelakang harus diadakan ruang pemisah jng lebarnja paling sedikit 2 m,

(5)

sedangkan djika berhadap hadapan, harus 3 m atau lebih, kedua duanja tidak termasuk saluran pembuangan air;

h. lantai kadndang kandang harus dibuat dari tjampuran semen jang tebalnja paling sedikit 2 Cm2, dan lantai tersebut harus landai kearah saluran air dibelakang kandang;

i. saluran saluran pembuangan asr harus menudju kearah saluran besar (assainering) dengan melalui septic tank jang berada diluar kandang;

j. untuk memberikan makanan jang tjair, dikandang harus disediakan palung palung, tiap palung dipergunakan untuk paling banjak dua ekor lembu.

Pasal 19

(1) Untuk air minum bagi lembu dan untuk mentjutji alat alat penjimpanan air susu diharuskan mempergunakan air leding atau air sumur jang bersih.

(2) Guna keperluan para pekerdja harus disediakan : a. Kamar mandi,

b. Kakus,

c. Kamar untuk berpakaian.

Pasal 20

(1) Tiap tahun dalam bulan Djanuari sampai dengan April pemegang izin berkewadjiban memeriksakan depada djuru periksa, semua lembu, jang didalam pemeliharaannja.

(2) Sebagai hasil pemeriksaan jang baik pada lembu tersebut diberi tanda pemeriksaan. (3) Tanda pemeriksaan itu berlaku untuk tahun takwin.

(4) Lembu jang belum diperiksa harus dipisahkan. Pasal 21

Bea bea pemberian izin dan pemeriksaan diatur sebagai berikut :

a. Pemeriksaan pertama pada waktu minta izin dan tambahan tambahan lembu baru untuk tiap tiap ekor lembu jang sudah berganti sedikitnja dua gigi Rp. 12,50,- sampai Rp. 25,-

b. Pemeriksaan tahunan termakasud dalam pasal 20 ajat (1) untuk tiap tiap ekor lembu sebagai diatas Rp. 7,50 sampai Rp. 15,-

Pasal 22

Dewan Pemerintah Daerah menetapkan bea pemberian izin dan pemeriksaan untuk suatu waktu didalam batas djumlah djumlah jang tertjantum dal;am pasal 22 sub a b.

Pasal 23

Peraturan Daerah ini tidak berlaku lagi :

a. Mereka, jang menjimpan , mengusahakan, mengerdjakan, mendatangkan atau mengangkut air susu jang melulu dipergunakan untuk keperluan sendiri. b. Pendjual pendjual air susu pabrik dalam kaleng jang bungkusnja msih asli.

c. Mereka jang mendjual atau membawa air susu karena disuruh oleh pendjual air susu dengan membawa surat keterangan jang disahkan oleh Dewan Pemerintah Daerah.

Pasal 24

Pengawasan pelaksanaan peraturan daerah ini pengusutan pelanggaran pelanggaran ditugaskan djuga kepada seorang ahli jang diangkat oleh Dewan Pemerintah Daerah sebagai djuru periksa.

(6)

Pasal 25

(1) Pelanggaran pelanggaran pasal-pasal 2 ajat (1). 5 ayat (1), 7 ajat (1) ajat (1) dan 26 peraturan daerah ini, dihukum dengan hukuman kurungan selama lamanja dua puluh hari atau hukuman denda setinggi tingginja Rp. 100,- (seratus rupiah). (2) Surat izin ditjabut :

a. Djika pemegang izin dihukum sampai tiga kali dalm dua tahun, karena melanggar pasal pasal jang tersebut dalam ajat (1);

b. Djika pemegang izin tidak memenuhi ketenteuan ketentuan dalam peraturan derah ini, selain jang tertjantum dalam ajat (1) diatas, setelah diperingatkan tiga kali dalam satu bulan oleh Dewan Pemerintah Daerah.

Pasal 26

Barang siapa sebelum peraturan daerah ini mulai berlaku telah mempunjai mata pentjaharian sebagai penjual air susu berdasarkan izin lama, dan ingin melandjutkan, dalam waktu tiga bulan sesudah peraturan daerah ini mulai berlaku, diharuskan mengadjukan surat permintaan izin baru.

Pasal 27

Peratruran daerah ini mulai berlaku pada pertama sesudah tanggal diundangkannja.

Surakarta, 21 Desember 1955. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara

Kepala Daerah Kota Besar Surakarta :

Kota Besar Surakarta K e t u a,

MUHAMMAD SALEH

SISWOPRANOTO

Peraturan daerah ini telah disashkan oleh Dewan Pemerintah Daerah Sementara Propinsi Djawa Tengah dengan surat keputusannja tanggal 1 Djuni 1956 No. U 91 / 2 / 16

Sekretaris,

R. SISWADI DJOJOSOERONO Diundangkan pada tanggal 1 Djuli 1956

Dewan Pemerintah Daerah Kota Besar Surakarta,

Sekretaris S O E T O N O

(7)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data indikator yang diperoleh dalam memahami materi ajar yang ada didalam kurikulum sekolah pada pernyataan penyusunan rencana pembelajaran sebesar 50% dengan

Pengaturan Program Pembentukan Peraturan Daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan

Kemampuan analisis data kuantitatif yang peneliti maksud di dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau kapasitas kognitif, afektif, dan psikomotorik mahasiswa S1

(3) Hakim ketua sidang dapat menolak pertanyaan yang diajukan oleh penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum kepada saksi dengan memberikan alasannya. (4) Hakim dan penuntut

Hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa ³ Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas produk pembiayaan murabahah yang telah diterapkan oleh

Berdasarka hasil pengamatan struktur lapisa batuan di Desa Sandrego yang tampak pada bekas pengerukan tambang pasir tersusun atas batu pasir, batu gamping,

Oleh yang demikian, penetapan jenis PKA baharu dalam pengiraan jumlah pendapatan berzakat memerlukan keterbukaan semua pihak dan perlu dilihat secara lebih holistik dan

UNSRI memiliki perpustakaan yang besar namun menurut pengamatan kelompok kami masih sangat kurang minat mahasiswa untuk aktif menggunakan fasilitas dari