• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Trombosis Vena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Trombosis Vena"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KARDIOVASKULER 1

“Thrombosis Vena ”

OLEH :

DOSEN PEMBIMBING: NS. Putri Dafriani,S.Kep,M.Sc

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat disusun dan selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini di buat sebagai tugas mata kuliah “KARDIOVASKULER 1”. Makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih dan wassalam

.

Padang, 9 juli 2012

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakan

Trombosis Vena Dalam adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalamg

Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.

B. Rumusan masalah

1. Defenisi trombosis vena

2. Patofisiologi dan etiologi trombosis vena 3. Manifestasi klinis

4. Asuhan keperawatan untuk klien trombosis vena

C. Mamfaat

Menjadi ajuan untukpembuatan makalah dan untuk asuhan keperawatan trombosis vena. Dapat memahani defenisi trombosis vena . patofisiologi penyakit ini dan berguna bagi pengetahuan umur

BAB II PEMBAHASAN

(4)

Istlah penyakit trombo embolik mencerminkan hubungan antara trombosis, yaitu proses pembentukan bekuan darah, dan resiko emboli. Seringkali tanda pertama dari trombosis vena adalah emboli paru.

Trombosis Vena Dalam adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalam.

Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.

B. Patofisiologi trombosis vena

Penyabab utama rombosis Vena belum jelas, tatapi ada tiga kelompok factor pendukung yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal sebagai TRIAS VIRCHOW,Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.

Cedera dinding pembuluh darah, diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus. Penyebabnya adalah trauma langsung pada pembuluh darah, seperti fraktur dan cedera jaringan lunak, dan infuse intravena atau substansi yang mengiritasi, seperti kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi.

Hiperkoagulabilitas darah, terjadi paling sering pada pasien dengan penghentian obat antikoagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia. Rangsangan trombosis venaMe ↑ kan resistensi aliran vena dari ekstremitas bawah

(5)

Pengosongan vena terganggu Rangsangan trombosis vena pe↑an vol. dan tek.darah vena meningkat

Stasis & penimbunan darah di ekstremitas Trombus melekat di PD Risiko embolisasi Emboli menuju sirkulasi paru

C. Faktor resiko Utama

 Mobilitas yang nyata

 Dehidrasi

 keganasan lanjut

 diskrasia darah

 riwayat DVT

 varises vena, dan

 Operasi atau truma pada tungkai bawah atau pelvis. FAKTOR PREDISPOSISI

 Pemakaian obat anti hamil yang mengandung esterogen

 Kehamilan

 gagal jantung kongestif kronik

 obesitas

D. Manifestasi klinis

Emboli paru, sebagai petunjuk klinis pertama dari thrombosis Edema dan pembengkakan ekstremitas karena aliran darah tersumbat Nyeri tekan akibat inflamasi dinding vena Tanda Homan : nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kaki

Tanda Lowenburg : nyeri di paha atau betis sewaktu pengembungan manset Peningkatan turgor jaringan,Kenakan suhu kulit Bintik-bintik dan sianosis karena stagnasi aliran ,Penurunan Hb

E. Diaknosa keperawatan

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, program pengobatan yang ditandai denagan:

(6)

 Pernyataan tentang persepsi masalah

 Ketidakmampuan dalam mengikuti instruksi

 Berkembangnya/tendensi untuk terjadinya komplikasi. F. Pencegahan

Pencegahan merupakan perawaan yang terbaik pada trombosis vena dalam seperti :

 Mobilisasi dini ,Pemakaian stoking elastic Di gunakan pagi hari sebelum tungkai diturunkan dari tempat tidur dan diepas pada malam hari

 Stoking ini memberi tekanan secara terus menerus dan merata di seluruh permukaan betis, menurunkan diameter vena superficial di tungkai, sehingga meningkatkan aliran vena yang lebih dalam.

 Latihan gerak kaki dan jari secara akti

 Saat pasien di tempat tidur, kaki & tungkai bawah harus ditinggikan beberapa derajat melebihi jantung. Posisi ini memungkinkan vena superficial & tibialis mengosongkan diri dengan cepat & tetap kolap

 Latihan tungkai aktif & pasif khususnya yang melibatkan otot betis, harus dilakukan sebelum & sesudah operasi untuk meningkatkan aliran vena

 Latihan menarik nafas dalam membantu pengosongan vena besar. pemberian antikoagulan (bila ada indikas

G. Penatalaksanaan

Tujuan penanganan medis DVT adalah mencegah perkembangan dan pecahnya thrombus beserta risikonya yaitu Embolisme Paru dan mencegah tromboemboli kambuhan.

Penatalaksanaan medis.

Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan tirah baring 5 – 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus dipakai stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri atau duduk lama-lama. Latihan di tempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan papan kaki, juga dianjurkan.

(7)

 Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT.

 Analgetik ringan untuk mengontrol nyeri, sesuai resep, akan menambah rasa nyaman. Penyuluhan pasien yang menjalani terapi antikoagulan

1. Minum tablet antikoagulan pada waktu yang sama setiap hari, biasanya antara jam 08.00 – 09.00 pagi

2. Mengenakan atau membawa identitas yang menunjukan bahwa sedang memakai antikoagulan

3. Mematuhi setiap kunjungan untuk uji darah

4. Jangan minium salah salah satu obat berikut tanpa persetujua dokter. ( vitamin, obat flu, antibiotic, aspirin, minyak mineral, dan obat antiradang ) Karena obat tersebut mempengaruhi kerja antikoagulan.

5. Hindari alcohol, karena dapat mengganggu respon tubuh terhadap antikoagulan

6. Hindari perubahan pola makan, diet yang drastic atau perubahan kebiasaan makan yang mendadak

PENGKAJIAN

 Aktifitas / Istirahat

Gejala : Tindakan yang memerlukan duduk atau berdiri lama

Imobilitas lama (contoh ; trauma orotpedik, tirah baring yang lama, paralysis, kondisi kecacatan)

 Nyeri karena aktifitas / berdiri lama Lemah / kelemahan pada kaki yang sakit Tanda : Kelemahan umum atau ekstremitas

(8)

Gejala : Riwayat trombosis vena sebelumnya, adanya varises

Adanya factor pencetus lain , contoh : hipertensi (karena kehamilan), DM, penyakit katup jantung

Tanda : Tachicardi, penurunan nadi perifer pada ekstremitas yang sakit Varises dan atau pengerasan, gelembung / ikatan vena (thrombus)

Warna kulit / suhu pada ekstremitas yang sakit ; pucat, dingin, oedema, kemerahan, hangat sepanjang vena

Tanda human positif

 Makanan / Cairan

Tanda : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi, pencetus untuk hiperkoagulasi)

Kegemukan (pencetus untuk statis dan tahanan vena pelvis) Oedema pada kaki yang sakit (tergantung lokasi)

 Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Berdenut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak Tanda: Melindungi ekstremitas kaki yang sakiy

 Keamanan

Gejala : Riwayat cedera langsung / tidak langsung pada ekstremitas atau vena (contoh : fraktur, bedah ortopedik, kelahiran dengan tekanan kepala bayi lama pada vena pelvic, terapi intra vena)

(9)

Adanya keganasan (khususnya pancreas, paru, system GI) Tanda: Demam, menggigil

 Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Penggunaan kontrasepsi / estrogen oral, adanya terapi antikoagulan (pencetus hiperkoagulasi)

Kambuh atau kurang teratasinya episode tromboflebitik sebelumnya

ANALISA DATA

(10)

1 .

DS :

 Pat mengeluhkan kaki nya terasa Berdenut

 Pat mengeluhkan nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak

 Pat mengeluhkan makin nyeri jika berdiri terlalu lama

DO :

 Pat tampak meringis

 Pat tampak merasa2kan jika berjalan

 Tampak pucat pada eksrimitas yg nyeri

 Tampak dingin, oedema, kemerahan, hangat sepanjang vena   TTV : TD : 120/80 mmhg T : 38 c N : 84 x/i RR : 26 x/i cedra dinding pembuluh darah tercipta penumpukan darah rusaknya vena Peningkatan tekanan vena Varises nyeri Gangguan rasa nyaman, NYERI

(11)

2 DS :

 Pat mengeluhkan sakit eksrimitas jika berdiri lama

 Pat mengeluhkan susah berjalan

 Pat mengeluhkan udem pada kaki nya

 Pat mengeluhkan kaki nya terasa berat u/ d angkat

 Pat mengeluhkan mengalami kelemahan DO :

 Pat tampak meringis

 Pat tampak tirah baring

 Pat tampak udem, kemerahan pada eksrimitas nya

 Pat tampak lemah

 Pat tampak susah du2k dan berdiri  TTV : TD : : 120/80 mmhg T : 38 c N : 84 x/i RR : 26 x/i cedra dinding pembuluh darah tercipta penumpukan darah rusaknya vena statis cairan

merembes nya cairan pada pembuluh vena tarjadi penumpukan cairan pada ekrsrimitas uedema susah dalam melakukan pergerakan. ( intoleransi pergerakan) Intoransi aktivitas

(12)

DIOGNOSA KEPERAWATAN

 Gangguan rasa nyaman, nyeri : peningkatan tekanan vena

 Intoleransi aktivitas : uedema eksremitas, penumpukan cairan pada eksrimitas ASUHAN KEPERAWATAN N O DIAGNOSA TUJUAN N KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC) AKTIVITAS Gangguan rasa nyaman, nyeri : peningkatan tekanan vena

Tujuan :skala nyeri kembali normal dalam jangka waktu 2x 24 jam dg KH :  Control nyeri  Tingkat kenyamanan  Tingkatan nyeri Factor resiko : agen cidera Manajemen nyeri  Lakukan penilaian nyeri scr komprehensif ( lokasi, karakteristik, frekuensi )  Kaji ketidak nyamanan scr non verbal  Pastikan patien mendapatkan perawatan dg analgetic  Gunakan komunikasi yg terapeutik

(13)

Intoleransi aktivitas : uedema eksremitas, penumpukan cairan pada eksrimitas Tujuan :uedem berkurang dalam waktu 2x24 jam dg KH :  Control udema  Tingkat uedema Manajemen uedema  Beri posisi senyaman mungkin  Anjurkan pat jangan terlalu banyak bergerak  Lakukan kompres panas setiap 1 jam  Beri pengobatan antiseptik  Beri posisi semi fowler  Berikan komunikasi terapeutik  Lakukan perawatam masase pada daerah uedema.

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait