• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis asam basa. Cara interpretasi dan contoh kasus. S.P.Edijanto Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo/ FK Unair Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis asam basa. Cara interpretasi dan contoh kasus. S.P.Edijanto Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo/ FK Unair Surabaya"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis asam basa

Cara interpretasi

dan contoh kasus

S.P.Edijanto Patologi Klinik

RSUD Dr.Soetomo/ FK Unair Surabaya

(2)

Br

ø

nsted

Asam = proton donor

Basa = proton acceptor

(3)
(4)

pH = - log [H

+

]

[H

+

] = kadar ion H

+

dalam satuan mol/l

( 1 nmol = 10

-9

mol/l )

contoh :

1.

larutan dengan ion

H

+

= 100 nmol/l

(100 x 10

-9

mol/l )

pH =

̶

log (100 x 10

-9

mol/l ) =

̶

( log 100 + log 10

-9

)

=

̶

( 2

̶

9 ) =

7

2.

Larutan dengan ion H

+

= 40 nmol/l

( 40 x 10

-9

mol/l)

pH =

̶

log (40x 10

-9

) =

̶

( log 40 + log 10

-9

)

(5)

5

pH CAIRAN TUBUH

pH darah arteri :

normal 7,35 – 7,45

pH terendah orang hidup = 6,80

pH tertinggi orang hidup = 7,80

pH darah vena : normal 7,32 – 7,38

pH cairan intraseluler :

bervariasi antara satu organ dengan organ lain. pada pH 7,4 (CES) , pH sel otot rata-rata 7, 06

(6)

PENGENDALIAN

KESEIMBANGAN ASAM - BASA

Rentang

pH darah arteri

orang sehat :

7,35 - 7,45

Dikendalikan oleh :

1. Penyangga / buffer

(segera)

2. Pernafasan / respirasi

( 12-24 jam)

(7)

7

PENYANGGA

1. PENYANGGA BIKARBONAT HCO3 -( EKSTRASELULER ) H2CO3

2. PENYANGGA FOSFAT HPO4

2-( INTRASELULER , URINE ) H2PO3

-3. PENYANGGA PROTEIN PROTEIN-( INTRASELULER , PLASMA) PROTEIN

4. PENYANGGA HEMOGLOBIN

(8)

PERNAFASAN

CO2 HIPERVENTILASI

o

2 Frekuensi nafas : pria 16 x /mn wanita 20 x /mn

(9)

9

PUSAT NAFAS

( medula oblongata ) kemoreseptor pusat + perifer tekanan CO2 tekanan O2 pH darah ↓

hiperventilasi

(10)

PUSAT NAFAS

kemoreseptor pusat + perifer tekanan CO2 tekanan O2 pH darah

hipoventilasi

( medula oblongata )

(11)

GINJAL

REABSORPSI HCO

3̅

SEKRESI

H

+

(equimolar)

di TUBULUS GINJAL

11

H

+

H

+

(12)

HENDERSON - HASSELBALCH

[

HCO

3̅

]

pH = 6,1 + log

————— UNTUK BIKARBONAT :

[ Aˉ]

pH = pK + log

———

[ H A ]

(13)

13

H2CO3 : kadarnya sangat rendah ---> diabaikan ---> diganti

H2CO3 = 0,03 X p CO2

0,03 = Faktor kelarutan gas CO2 dalam plasma

p CO2 = Tekanan gas CO2 dalam plasma

[ HCO3- ] pH = 6,1 + log ———— [ H2CO3 ] [ HCO3- ] pH = 6,1 + log —————– 0,03 X pCO2

(14)

[ HCO3-

]

pH = 6,1 + log

—————–

0,03 X pCO2

Nilai pCO2 ditentukan oleh faktor respiratorik Hiperventilasi --- pCO2 Hipoventilasi --- pCO2 KOMPONEN RESPIRATORIK KOMPONEN NON- RESPIRATORIK (METABOLIK)

(15)

15 [ HCO3- ] N0N RESPIRATORIK (METABOLIK) pH = 6,1 + log —————–

0,03 X pCO2 RESPIRATORIK

normal : [ HCO3- ] = 22 - 26 mmol/l pCO2 = 35 - 45 mmHg

memasukkan data normal ke dalam rumus 24 24 pH = 6,1 + log —————– = 6,1 + log —– 0,03 X 40 1,2 = 6,1 + log 20 = 6,1 + 1,3 = 7,4 Ratio pembilang ( HCO3- ) dan penyebut (pCO2) menentukan nilai pH

(16)

KOMPENSASI

Proses mengatasi gangguan asam-basa

primer

oleh

gangguan asam-basa

sekunder

, yang bertujuan membawa

pH darah mendekati pH normal

Kompensasi dilakukan oleh : penyangga, respirasi,

dan ginjal

Kompensasi tidak pernah membawa

pH ke rentang normal

(17)

PENYEBAB

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA

1. Gangguan fungsi pernafasan

2. Gangguan fungsi ginjal

3. Tambahan beban asam/basa dalam

tubuh secara abnormal

4. Kehilangan asam/basa dari dalam tubuh

secara abnormal

(18)

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA

ASIDOSIS

asidosis respiratorik pCO2

asidosis metabolik HCO3-

asidemia ---

pH < 7,35

ALKALOSIS

alkalosis respiratorik pCO2

alkalosis metabolik HCO3-

(19)

1. klinik

Contoh : penderita muntah-muntah berat, diare, gagal ginjal, gagal jantung, COPD, keracunan alkohol,aspirin, sepsis, dsb.

2. laboratorium

- analisis pH dan gas darah ( pH , pCO2 ,HCO3- )

- pem. kadar elektrolit ( anion gap )

parameter lain :

base excess total CO2

standard bicarbonate

(20)

analisis pH dan gas darah

R pH pCO2 pO2 ELEKTRODA alat ukur - DARAH ARTERI - ANAEROB - HEPARIN

pH , pCO2 , pO2 = di ukur langsung

HCO - = dihitung dengan rumus

suhu konstan 370 C

(21)

Base excess ( BE )

Base excess = Buffer base pasien ̶ Buffer base normal

Buffer base = jumlah semua buffer ( bikarbonas, fosfat, protein, hemoglobin )

* jumlah asam atau basa yang ditambahkan kedalam 1 liter darah/cairan ekstraseluler , agar pH kembali ke 7,4

pada pCO2 40 mmHg , SO2 100% , suhu 370 C

Nilai BE : + atau ̶ ( BE = ̶ --- BD/base difisit )

Nilai rujukan : ̶ 2 sampai + 2

Standard Base Excess --- BE CES menggunakan Hb 5 g/dl

Total CO

2

Jumlah HCO3- + H2CO3 + CO2 yang larut + senyawa karbamino dalam plasma/serum dalam satuan mmol/l

Nilai rujukan : 23 - 30 mmol/l

Standard bicarbonate

Kadar bikarbonat plasma pada pCO2 40 mmHg , SO2 100% , suhu 370 C

(22)

Cara mendapatkan nilai HCO3

-CO2 total , Base excess dengan

Nomogram Sigaard - Andersen

contoh : pH : 7,4 pCO2 : 40 mmHg HCO3- : 24 mmol/l BE darah : 0 BE CES : 0

(23)

23 contoh : pH : 7,12 pCO2 : 30 mmHg HCO3- : 9,2 mmol BE darah : - 20 mmol/l (Hb 15g/dl) BE CES : -18,5 mmol/l (Hb 5g/dl)

Cara mendapatkan nilai HCO3- , CO 2

total , Base excess dengan Nomogram Sigaard - Andersen

(24)

ANION GAP

Kation (meq/l) Anion (meq/l)

---Na+ 140 Cl- 104 K+ 4 HCO 3- 24 Ca++ 5 Mg++ 2 * HPO 42- 2 * SO42- 1 * protein 15 * anion organik 5 ________________________________________________ jumlah 151 jumlah 151

(25)

25

AG = kadar Na

+

̶̶

( kadar Cl

-

+ kadar HCO

3-

)

Rumus menghitung Anion Gap

normal : 8 - 16 mmol/l

Anion gap digunakan di klinik untuk mengetahui peningkatan (atau penurunan) Ion-ion yang tidak diperiksa, seringkali digunakan untuk mengetahui

(26)

DELTA GAP DAN DELTA RATIO

Delta Gap = AG pasien ̶ AG normal

Delta Ratio = peningkatan AG / penurunan HCO3

-< 0,4 asidosis metabolik AG normal, hiperkloremik 0,4-0,8 asidosis metabolik AG normal/tinggi

asidosis metabolik pada gagal ginjal

1-2 biasa pada asidosis metabolik dgn AG tinggi asidosis asam laktat rata2 1,6

DKA mendekati 1 (o.k. adanya ketonuria) > 2 HCO3- meningkat

(27)

jenis keseimbangan

asam basa

1. Gangguan asam basa sederhana

( simple acid-base disorder)

hanya disebabkan oleh satu gangguan primer

2. Gangguan asam basa campuran

( mixed acid-base disorders)

(28)

pH = 7,22 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 15 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 6 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

INTERPRETASI tanpa ELEKTROLIT

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↓ ---> ASIDOSIS /ASIDEMIA

pCO↓ ---> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( sekunder )

HCO3-↓ ---> ASIDOSIS METABOLIK (primer)

STATUS ASAM-BASA :

ASIDOSIS METABOLIK DENGAN

(29)

29

pH = 7,50 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 42 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 33 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↑ ---> ALKALOSIS /ALKALEMIA

pCO2 ---> NORMAL

HCO3- ---> ALKALOSIS METABOLIK ( primer )

STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS METABOLIK TANPA KOMPENSASI

interpretasi

(30)

pH = 7,48 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 32 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 21 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↑ ---> ALKALOSIS / ALKALEMIA

pCO↓ ---> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( pimer )

HCO3- ---> ASIDOSIS METABOLIK ( sekunder )

STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK DENGAN

interpretasi

(31)

31

pH = 7,49 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 32 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 24 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↑ ---> ALKALOSIS / ALKALEMIA

pCO↓ ---> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer )

HCO3- ---> NORMAL

STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK TANPA KOMPENSASI

interpretasi

(32)

pH = 7,41 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 24 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 14 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

INTERPRETASI tanpa ELEKTROLIT

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ---> NORMAL

pCO↓ ---> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer )

HCO3- ---> ASIDOSIS METABOLIK ( primer )

STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK DAN ASIDOSIS

(33)

33

pH = 7,10 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 48 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 16 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↓ ---> ASIDOSIS /ASIDEMIA

pCO ---> ASIDOSIS RESPIRATORIK ( primer )

HCO3- ---> ASIDOSIS METABOLIK ( primer )

STATUS ASAM-BASA :

ASIDOSIS RESPIRATORIK DAN ASIDOSIS METABOLIK ( GANGGUAN CAMPURAN)

interpretasi

(34)

pH = 7,65 ( N: 7,35-7,45 ) pCO2 = 31 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3- = 35 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :

pH ↑ ---> ALKALOSIS / ALKALEMIA

pCO↓ ---> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer )

HCO3- ---> ALKALOSIS METABOLIK ( primer )

STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK DAN ALKALOSIS

interpretasi

(35)

Gangguan asam basa campuran

( mixed acid base disorders)

Apabila lebih dari satu gangguan asam basa

primer terjadi bersama-sama.

Gangguan ini sering terjadi pada pasien yang

dirawat di rumah sakit, terutama dengan

(36)

Gangguan asam basa campuran

Dapat terjadi antara semua gangguan

asam-basa : asidosis metabolik

alkalosis metabolik

asidosis respiratorik

alkalosis respiratorik

kecuali :

antara asidosis respiratorik dan

alkalosis respiratorik

(37)

Tanda-tanda adanya gangguan

asam basa campuran

1. Respon kompensasi tidak terjadi

2. Bila ada kompensasi, maka kompensasi tidak adekwat atau

berlebihan

4. pH dalam rentang normal, pCO

2

dan HCO

3

-

abnormal

5. Pada asidosis metabolik , perubahan anion gap tidak

sesuai dengan perubahan kadar bikarbonas

6. Respon kompensasi yang terjadi membawa pH ke rentang

normal ( pada gangguan sederhana , respon kompensasi

(38)

keadaan klinik

dengan gangguan asam basa

Asidosis metabolik dengan

AG normal

Peny. Ginjal : RTA --- renal tubular acidosis

renal insuffiency ( kehilangan bikarbonas) hipoaldosteronisme/ diuritik spironolakton Kehilangan alkali : diare, uterosigmoidostomi

(39)

Asidosis metabolik dengan

AG tinggi

Ketosis : DKA

alkoholik

kelaparan

Asidosis laktat : hipoperfusi

Peroral : ASA, etilenglikol, metanol

(40)

Metabolik alkalosis

Muntah-muntah / gastric suction

Contraction alkalosis

Post hypercapnic alkalosis

Hiperreninisme

Hipokalemia

Sirosis dengan asites

Ekses kortikosteroid

(41)

Asidosis respiratorik

Penyakit paru obstruktif

Depresi pusat nafas ( obat2an, anestesi )

Pickwickian / sleep apnea syndrome

Kyphoscoliosis

(42)

Alkalosis respiratorik

Ketegangan / nyeri

Aspirin

Panas badan

Sepsis

Hipoksemia

Kehamilan

Insufisiensi hepar

Ventilator

(43)

gangguan primer dan respon kompensasi pada gangguan asam basa sederhana

Gangg. primer pH HCO3 p CO2

kompensasi

Asidosis metabolik < 7,35 menurun primer menurun kompensasi p CO2 menurun 1,2 mm Hg setiap HCO3 menurun 1 mmol/l Atau : p CO2 = (1,5 x HCO3 )+8( ± 2) (formula Winter) Alkalosis metabolik > 7,45 meningkat primer meningkat kompensasi p CO2 meningkat 0,6-0,75 mm Hg setiap HCO3 meningkat 1 mmol/l ( tidak akan meningkat > 55 mmHg) Asidosis respiratorik < 7,35 meningkat kompensasi meningkat primer

Akut: HCO3 meningkat 1-2 mmol/l setiap p CO2 meningkat 10 mmHg

Kronis: HCO3 meningkat 3-4 mmol/l setiap p CO2 meningkat 10 mmHg Alkalosis respiratorik > 7,45 menurun kompensasi menurun primer

Akut: HCO3 menurun 1-2 mmol/l

setiap p CO2 menurun 10 mmHg

Kronis: HCO3 menurun 4-5mmol/l setiap p CO2 menurun 10 mmHg

(44)

Contoh kasus 1 :

Pasien peminum alkohol, datang dengan

muntah-muntah, tampak sakit

Hasil lab : pH = 7,40 pCO2 = 41 mmHg

HCO3ˉ = 22 mmol/l

Na = 137 mmol/l K = 3,8 mmol/l Cl = 90 mmol/l

(45)

Kesan: hasil analisis asam - basa tak menunjukkan kelainan

Anion gap :

137 - (90+22) = 25 meningkat ( normal = 10)

membuktikan adanya

asidosis metabolik

.

Kompensasi pernafasan menurut formula Winter:

pCO2 = (1,5 x 22) + 8 ± 2 = 41 ± 2

Hasilnya sama dengan hasil pengukuran, jadi

kompensasi pernafasan adekwat /cocok.

Delta gap

dihitung (karena asidosis metabolik) :

25 – 10 = 15

22 + 15 = 37

(46)

Koreksi HCO

3

ˉ menunjukkan hasil diatas nilai normal

Membuktikan adanya

alkalosis metabolik.

Jadi pasien menderita gangguan asam basa campuran

asidosis metabolik dan alkalosis metabolik

Dari informasi klinik, memang pasien menderita

asidosis metabolik karena ketosis alkoholik ,

kombinasi dengan alkalosis metabolik

karena muntah-muntah

(47)

Contoh kasus 2 :

Wanita 55th datang di IRD dengan keluhan muntah-muntah berat, sebelumnya merasa sehat. Pemeriksaan fisis : postural hipotensi, takikardia, turgor kulit menurun.

Data lab. :

Na 140 K 3,4 Cl 77 Kreatinin 2,1 pH 7,23 pCO2 22 HCO3 ̅ 9

bagaimana gangguan asam-basa ?

1. Klinis

: * asidosis metabolik, dengan peningkatan anion gap, o.k. peningkatan asam laktat yang disebabkan oleh

hipovolemia ( dehidrasi) karena muntah-muntah * alkalosis metabolik karena muntah-muntah

(48)

2. Interpretasi asam-basa

pH= 7,23  Asidosis

pCO2 dan HCO3 - menurun searah ( keduanya turun)

mengesankan kalau bukan gangguan campuran.

HCO3 - = 9 mmol/l (rendah) asidosis metabolik

pCO2 = 22 mmHg (rendah)  kompensasi respiratorik formula Winter : pCO2 = 1,5 x HCO3 -+8±2 = 1,5x9+8±2=

19,5 – 23,5

(49)

3. Anion gap

Anion gap : Na – ( Cl + HCO3) = 134 –(77+9) = 48 lebih besar dari 16  meningkat jadi ada asidosis metabolik

4. Delta ratio :

delta AG AG – 12 36

--- = --- = --- = 2,6 delta HCO3 24 - 9 14

(50)

Kesimpulan :

Gangguan asam basa campuran, antara

asidosis metabolik

dengan peningkatan

anion gap karena peningkatan as. Laktat ,

(51)

Contoh kasus 3 :

Laki-laki 70 th dengan riwayat gagal jantung kongestif (CHF), datang di RS dengan sesak nafas dan pembengkakan tungkai. Lab.: pH 7,24 pCO2 60 mmHg pO2 52 mmHg

HCO3 ̅ 27 mmol/l

Bagaimana gangguan asam- basa ?

1. Klinis : asidosis respiratorik akut karena oedema paru akut

2. Analisis asam-basa : pH rendah  asidosis

pCO2 dan HCO3 ̅ meningkat keduanya ( abnormal searah)

Jadi tidak nampak adanya gangguan campuran, tapi masih harus dibuktikan.

(52)

Penurunan pH sesuai dengan peningkatan pCO2 , dan peningkatan HCO3 ̅ adalah kompensasi.

3. Untuk melihat apakah asidosis respiratorik, akut atau kronis?

Pada proses akut , hitungan kompensasi HCO3 ̅ adalah:

setiap pCO2 meningkat 10 mmHg, HCO3 ̅ meningkat 1 mmol/l,

disini : peningkatan pCO2 = 60-40 =20 mmHg

penigkatan HCO3 ̅ = 20/10 x 1mmol/l = 2

jadi peningkatan HCO3 ̅ seharusnya 24 + 2 = 26

hasil pemeriksaan HCO3 ̅ 27 mmol/l ( --- sesuai)

(53)

Contoh kasus 4 :

Wanita 50 th, penderita IDDM, dibawa ke IRD o.k tidak sadarkan diri ( semi comatouse ), dia telah sakit beberapa hari sebelumnya. Obat-obat yang telah diminum adalah digoxin dan HCT untuk

gagal jantung kongestif yang diderita.

Lab.: Na 132 mmol/l K 2,7 mmol/l Cl 79 mmol/l Glukosa 815 mg/dl pH 7,41 pCO2 32 mmHg HCO3 ̅ 19 mmol/l

(54)

1. Klinis : asidosis metabolik karena peningkatan AG alkalosis metabolik karena HCT

2. Interpretasi asam basa :

pH normal , seperti tidak ada gangguan asam basa tapi ingat pada gangguan campuran, pH mungkin berada dalam rentang normal

pCO2 32 mmHg  rendah  alkalosis respiratorik HCO3 ̅ 19 mmol/l  rendah  asidosis metabolik

Sulit membedakan mana yang primer?

(55)

3. Anion Gap

AG = Na – ( Cl + HCO3 ) = 132 – ( 79+ 19 ) = 34

AG tinggi --- asidosis metabolik dengan AG tinggi mengapa pH normal ? Kemungkinan ada alkalosis?

hitung Delta ratio

delta AG AG – 12 34 – 12 22

4. Delta ratio = --- = --- = --- = --- = 4,4

delta HCO3 24 – HCO3 24 – 19 5 Delta ratio > 2 --- ada alkalosis metabolik

sangat mungkin o.k. HCT, kemungkinan lain adalah kompensasi dari asidosis respiratorik kronis ( alasan kurang kuat)

(56)

Kesimpulan :

Gangguan asam-basa campuran:

asidosis metabolik dengan peningkatan AG

karena DKA (ketoasidosis diabetika) dan

alkalosis metabolik karena Thiazide (HCT)

(57)

Contoh kasus 5 :

Laki-laki glandangan 60 th dibawa ke RS karena mual, muntah, dan sudah dua hari tidak makan.Tiga hari sebelum ini , pasien dilaporkan banyak minum alkohol

Labotatorium : Na 132 K 5,0 Cl 104 BUN 25 kreat. 1,3 glukosa 75 Albumin 1,0

pH 7,30 pCO2 29 HCO3 ̅ 16 pO2 92

(58)

Analisis :

Klinis :

bikarbonat dan pCO2 rendah mengesankan

asidosis metabolik. Pasien menderita hiponatremia,

ada riwayat mual , muntah, dan asupan makanan yang

rendah. Dari pemikiran ini maka asidosis metabolik dapat disertai AG yang normal akibat dari muntah , dan/atau asidosis asam laktat , keto asidosis akibat kehilangan cairan serta kurang makan .

Anion Gap : Na – (Cl+ HCO3 ) = 132 – ( 104+16) = 12

(59)

koreksi albumin :

hipoalbuminemia menyebabkan AG rendah palsu

setiap kadar albumin turun 1 g/dl  AG turun 2,5 ( formula ) Pada pasien ini : Alb 1 , turun 3 dari normal 4 g/dl

jadi seharusnya AG 12 + 3 x 2,5 = 19,5  tinggi

Kesimpulannya :

Pasien menderita asidosis metabolik dengan AG tinggi akibat peningkatan asam laktat dan/atau ketoasidosis

(60)

Contoh kasus 6 :

Laki-laki 72 th dengan riwayat penyakit paru kongestif menahun ( COPD ), datang di RS karena ketoasidosis alkoholik

Laboratorium : Na 136 K 5,1 Cl 85 BUN 28 Kre. 1,4 pH 7,20 pCO2 60 HCO3 ̅ 25 pO2 75

ketonuria +2

(61)

Karena ada riwayat ketoasidosis alkoholik, tentu AG meningkat Ini suatu asidosis metabolik dengan AG tinggi, yang seharusnya

berakibat pada HCO3 ̅ yang sangat rendah, tetapi kenyataanya tidak. Hal ini mengesankan adanya alkalosis metabolik, atau HCO3 ̅

sebelumnya memang sudah tinggi sebelum terjadi asidosis metabolik. Pasien tidak muntah-muntah atau minum diuritika, jadi tidak

ada alasan untuk mencurigai alkalosis metabolik karena ini .

COPD biasanya memang disertai asidosis repiratorik kronis, yang pada pasien ini menyebabkan HCO3 ̅ nya sangat tinggi karena kompensasi ginjal.

(62)

Oleh karena itu HCO3 ̅ yang tinggi pada pasien ini diduga karena HCO3 ̅ memang tinggi sebelum terjadinya ketoasidosis alkoholik; dan asidosis metabolik inilah yang akhirnya menyebabkan HCO3 ̅ turun

sampai level normal.

AG = Na - ( Cl + HCO3 ̅ ) = 136 – (85+25) = 26  AG yang tinggi meyakinkan adanya asidosis metabolik dengan AG tinggi. Kalau AG sebelumnya 12, kemudian berubah menjadi 26,

perubahannya 26-12 = 14

(63)
(64)

Your Best Partner For Critical Care Testing

The Most Advanced Analyzers Available

pH pCO2 pO2 Hb Hct SO2% Na+ K+ Ca++ Mg++ Cl-Glucose BUN

Up To Twenty Measured Tests

Full Customizable Menu Configurations

Automated, Onboard Quality Control

Gasless CalibrationIntegrated CO-OximeterAdvanced Connectivity FO2Hb CO-Hb Met-Hb HHb O2Hb tBil

(65)

Welcome

to

nova

biomedical

RSU. Dr. SOETOMO

SURABAYA

(66)

Referensi

Dokumen terkait