• Tidak ada hasil yang ditemukan

Swamedikasi Rhinitis Alergi Kelompok 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Swamedikasi Rhinitis Alergi Kelompok 2"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SWAMEDIKASI

TUGAS SWAMEDIKASI

SWAMEDIKASI PADA KASUS RHINITIS ALERGI

SWAMEDIKASI PADA KASUS RHINITIS ALERGI

Oleh : Oleh :

Kelompok 2

Kelompok 2

II..BB. . PPUUTTU U NNAATTHHA A KKUUSSUUMMAA ((11!!""##11##!!11!!$$ P PUUTTU U AADDI I %%AAHH&&A A KKUUSSUUMMAA ((11!!""##11##!!1111$$ A ANNGGEELLIIA A PPUUTTRRI I MMOOEELLIIOONNOO ((11!!""##11##!!1122$$ P

PUUTTU U LLIITTA A AASSTTRRIIAANNII ((11!!""##11##!!11''$$ N

NI I MMAADDE E SSEENNDDI I RROOOOSSAALLIIN N WW.. ((11!!""##11##!!11$$ N

NI I NN&&OOMMAAN N EENNGGLLAANNDDAARRI I MMUURRTTII ((11!!""##11##!!11##$$ N

NI I PPUUTTU U &&UULLIIA A PPUURRNNAAMMII ((11!!""##11##!!11))$$ G

GUUSSTTI I AA&&U U EEKKA A PPEERRTTIIWWII ((11!!""##11##!!11**$$

PROGRAM PENDIDIKAN PRO+ESI APOTEKER  PROGRAM PENDIDIKAN PRO+ESI APOTEKER 

 ,URUSAN +ARMASI  ,URUSAN +ARMASI

+AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM +AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIERSITAS UDA&ANA UNIERSITAS UDA&ANA

2!1 2!1

(2)

1. Rhinitis alergi 1. Rhinitis alergi

Seorang pasien datang untuk membeli obat sanaflu dengan keluhan sering bersin di pagi hari. Seorang pasien datang untuk membeli obat sanaflu dengan keluhan sering bersin di pagi hari. Setelah berdiskusi dengan apoteker diketahui bahwa pasien mengalami rhinitis alergi ringan, Setelah berdiskusi dengan apoteker diketahui bahwa pasien mengalami rhinitis alergi ringan, mem

memilikiliki i hiphiperteertensi nsi dan dan rutrutin in menmengkogkonsunsumsi msi kapkaptoptopril. ril. KanKandundungan gan dardari i sansanaflu aflu adaladalahah  parasetamol 500 mg dan fenipropanolamin HC

 parasetamol 500 mg dan fenipropanolamin HCl 15 mg.l 15 mg. a. Jelaskan apa ang dimaksud dengan rhinitis alergi! a. Jelaskan apa ang dimaksud dengan rhinitis alergi!

 b. Jelaskan tatalaksana terapi untuk penanganan rhinitis alergi!  b. Jelaskan tatalaksana terapi untuk penanganan rhinitis alergi!

". Jelaskan batasan untuk menentukan apakah pasien dapat ditangani oleh apoteker atau perlu ". Jelaskan batasan untuk menentukan apakah pasien dapat ditangani oleh apoteker atau perlu diru#uk ke dokter 

diru#uk ke dokter 

d. $raikan pertanaan ang perlu dia#ukan pada pasien untuk mengetahui kondisi pasien! d. $raikan pertanaan ang perlu dia#ukan pada pasien untuk mengetahui kondisi pasien! e. $raikan pilihan obat ang dapat diberikan untuk digunakan dalam pengobatan sendiri! e. $raikan pilihan obat ang dapat diberikan untuk digunakan dalam pengobatan sendiri! f.

f. JeJelaslaskakan n alalasaasan n menmengagapa pa pipililihahan n obobat at aang ng memengnganandudung ng paparasrasetaetamomol l 50500 0 mg mg dadann fenipropanolamin HCl 15 mg tidak tepat

fenipropanolamin HCl 15 mg tidak tepat untuk kondisi pasien!untuk kondisi pasien!

g. Jelaskan pilihan obat ang anda sarankan untuk penanganan se"ara swamedikasi! g. Jelaskan pilihan obat ang anda sarankan untuk penanganan se"ara swamedikasi! ,AWAB:

,AWAB:

-. ,el-k-/ -p- 0-/ 3m-k4 e/-/ 5h3/363 -le537 -. ,el-k-/ -p- 0-/ 3m-k4 e/-/ 5h3/363 -le537 II.. DDEE++IINNIISSII

Rhinitis alergi merupakan gangguan heterogen ang ditandai dengan adana satu atau Rhinitis alergi merupakan gangguan heterogen ang ditandai dengan adana satu atau lebih ge#ala pada hidung seperti bersin, gatal, rhinorrhea dan hidung tersumbat ang sering lebih ge#ala pada hidung seperti bersin, gatal, rhinorrhea dan hidung tersumbat ang sering disertai dengan ge#ala ang melibatkan organ lainna seperti mata, telinga, dan tenggorokan disertai dengan ge#ala ang melibatkan organ lainna seperti mata, telinga, dan tenggorokan  pada

 pada bagian bagian postnasal postnasal drainase drainase %Skoner, %Skoner, &001'. &001'. Rhinitis Rhinitis alergi alergi #uga #uga dapat dapat diartikan diartikan sebagaisebagai  peradangan

 peradangan pada pada membran membran mukosa mukosa hidung hidung karena karena adana adana paparan paparan alergen alergen angang me

meninimbmbululkan kan tatangnggagapapan n spspesiesififik k terterhahadadap p alalerergegen n tetersersebubut t aang ng didipeperanrantatarai rai ololeheh (munoglobulin ) %(g)' %*ells

(munoglobulin ) %(g)' %*ells et al et al ., &00+'. Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung ang., &00+'. Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung ang ditandai dengan bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar  ditandai dengan bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar  alergen. Sindrom ini timbul akibat adana reaksi hipersensitiitas pada mukosa hidung akibat alergen. Sindrom ini timbul akibat adana reaksi hipersensitiitas pada mukosa hidung akibat suatu alergen %-ipiro

suatu alergen %-ipiro et al et al , &00/ *ells, &00/ *ells et al et al , &00+'., &00+'. II.

II. EPIEPIDEMDEMIOLIOLOGI OGI DAN DAN ETETIOLIOLOGIOGI

Rhinitis alergi merupakan salah satu gangguan medis ang paling umum ditemukan Rhinitis alergi merupakan salah satu gangguan medis ang paling umum ditemukan  pada

 pada manusia. manusia. realensi realensi penakit penakit ini ini di di merika merika Serikat Serikat diperkirakan diperkirakan antara antara ,2 ,2 hinggahingga 132. -i

132. -i (ndon(ndonesia, angka ke#adian rhinitis alergi ang pasti esia, angka ke#adian rhinitis alergi ang pasti belum diketahbelum diketahui ui karenkarena a sampaisampai saat

saat ini belum ini belum pernapernah h dilakdilakukan penelitian multisenukan penelitian multisenter. realeter. realensi nsi rhinirhinitis tis alergalergi i pereniaperenial l didi Jakarta besarna sekitar

Jakarta besarna sekitar &0 2, di daerah padat penduduk kota 4andung menun#ukkan 3,+ 2,&0 2, di daerah padat penduduk kota 4andung menun#ukkan 3,+ 2, di mana prealensi pada usia 1&6+ tahun. 4erdasarkan surei dari (SC %

(3)

Study of Asthma and Allergies in Childhood ', pada siswa S7 umur 1618 tahun di Semarang tahun &001 &00&, prealensi rinitis alergi sebesar 12 %Kurniawan dan 9aan, &010'. Saat ini, R adalah penakit alergi ang paling umum dan salah satu kondisi kronis terkemuka pada anakanak :1 tahun %;ewa"he"k, 1++8'.

Ge/e5

-i masa ke"il, anak lakilaki dengan R melebihi #umlah anak perempuan, tapi se"ara umum ketika dewasa, #umlah pria dan wanita pengidap penakit ini men#adi sama.

U3-<e#ala R berkembang sebelum usia &0 tahun di 02 kasus. nakanak dalam keluarga dengan keluarga bilateral, riwaat alergi umumna memiliki ge#ala sebelum  pubertas/ mereka ang memiliki riwaat keluarga unilateral "enderung memiliki ge#ala di kemudian hari atau tidak sama sekali. R berkembang pada 1 dari 5 anakanak dengan & sampai 6 tahun dan sekitar 802 pada usia 3 tahun. Sekitar 602 mengalami ge#ala selama masa rema#a.

D-mp-k o3-l 8 eko/om3

Karena tinggina prealensi R, gangguan kualitas hidup, biaa pengobatan, dan kehadiran komorbiditas seperti asma, sinusitis, dan otitis media, R memiliki dampak ang luar biasa pada masarakat. =ingkat keparahan berkisar R dari ringan sampai serius. 4iaa mengobati 4iaa R dan tidak langsung terkait dengan hilangna produktiitas ker#a akibat  penakit ang signifikan dan substansial. ada anakanak dengan R, kualitas hidup kedua

orang tua dan anak, termasuk kemampuan untuk bela#ar sangat dipengaruhi %Skoner, &001'. Rhinitis alergi merupakan kondisi klinis ang ditandai dengan peningkatan imunitas humoral ang dimediasi oleh (g) dan ter#adi sebagai respon terhadap antigen lingkungan ang mengakibatkan inflamasi saluran napas atas %4rashers, &006'. enderita rhinitis alergi akan "epat mengalami kelelahan fisik, mental, ke"emasan, dan gangguan depresi %-ipiro et  al , &00'. <e#ala ang dialami oleh penderitan rhinitis umumna berupa rasa gatal pada hidung, mata, dan palatum mole %kadangkadang', rhinore ang sangat en"er, hidung tersumbat, bersin ang amat mengganggu, mukosa hidung udematus, pu"at, atau sedikit kebiruan, dan tenggorokan, hidung, kerongkongan gatal %Suardana dkk., 1++&'. Rhinitis alergi biasana umumna dikaitkan dengan beberapa kondisi medis lainna seperti infeksi  pernapasan, asma, rinosinusitis, otitis media, dan hidung poliposis %-ipiro et al , &00'.

III. +ISIOLOGI NORMAL

Se"ara fisiologis hidung berfungsi sebagai alat respirasi untuk mengatur kondisi udara dengan mempersiapkan udara inspirasi agar sesuai dengan permukaan paruparu, pengatur  humidifikasi, peneimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologi lokal.

(4)

-alam hal imunologi lokal, hidung berperan sebagai proteksi saluran nafas bagian bawah terhadap mikroorganisme dan bahanbahan berbahaa lainna ang terkandung di dalam udara ag terhirup %7arieb and  Kat#a, &00>'. ada saat udara melewati hidung, ter#adi turbulensi partikulat terhadap selaput lendir. <erakan ritmis dari silia hidung menebabkan selaput mukosa bergerak se"ara posterior sekitar + mm?menit, dimana akhirna udara masuk  sehingga partikel ang terperangkap dikeluarkan melalui saluran pen"ernaan dan tidak  men"apai paruparu %-ipiro et al., &00'.

Reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh respon antigenantibodi, dimana alergen  berinteraksi dengan antigen spesifik (g) ang terikat pada sel mast dan basofil hidung. ada kondisi fisiologi normal %orang ang se"ara genetik tidak rentan terhadap suatu allergen' terpapar oleh suatu allergen maka se"ara normal allergen tersebut akan diproses oleh limfosit untuk dibersihkan tanpa disertai proses sensitisasi dan reaktiitas ang berlebihan dari selsel mast dan basofil pada mukosa hidung %-ipiro et al., &00/ Sukandar dkk., &00'

I. PATO+ISIOLOGI

Hidung memiliki peran sebagai alat keluar masukna udara dari paruparu dalam  proses respirasi. Selama udara ang ada di hidung, dipanaskan, dilembabkan, dan dibersihkan. roses pembersihan memiliki peran dalam pengembangan rhinitis alergi. ada saat udara melewati hidung, ter#adi turbulensi partikulat terhadap selaput lendir. <erakan ritmis dari silia hidung menebabkan selaput mukosa bergerak se"ara posterior sekitar + mm?menit, dimana akhirna udara masuk/ sehingga partikel terperangkap dikeluarkan melalui saluran pen"ernaan dan tidak men"apai paruparu. Sel mast terletak pada mukosa hidung, ang berperan untuk melepaskan mediator seperti histamin %-ipiro et al., &00'.

Reaksi awal ter#adi ketika alergen di udara memasuki hidung selama respirasi dan direspon oleh sel limfosit, ang memproduksi (g) spesifik antigen, sehingga meningkatkan kepekaan host terhadap alergen %*ells et al., &003'. Reaksi alergi pada hidung dimediasi oleh respon antigenantibodi, selama alergen berinteraksi dengan antigen spesifik (g) terikat pada sel mast dan basofil hidung. ada orang ang alergi, selsel ini meningkat baik dalam #umlah dan reaktiitasna. Setelah hidung terpapar kembali, (g) berikatan pada sel mast berinteraksi dengan alergen dari udara, memi"u pelepasan mediator inflamasi %-ipiro et al., &00'.

Reaksi langsung ter#adi ang mengakibatkan pelepasan "epat mediator ang terbentuk  sebelumna serta mediator ang baru dibuat melalui #alur asam arakidonat. 7ediator ini hipersensitiitas segera meliputi histamin, leukotrien, prostaglandin, triptase, dan kinin. 7ediator ini menebabkan asodilatasi, peningkatan permeabilitas askular, dan produksi

(5)

sekresi nasal. Histamin menebabkan rinorea, gatal, bersin, dan hidung tersumbat %*ells et  al., &003'. 7ekanisme rhinitis alergi dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

. 4.

<ambar 1. . aparan antigen merangsang produksi antigen (g) dan sensitisasi sel mast dengan antigenantibodi spesifik (g). 4. Setelah terpapar dengan antigen ang sama menghasilkan reaksi alergi saat mediator sel mast dilepas %-ipiro et al., &00'

-ari 8 sampai  #am setelah paparan alergen pertama kali, dapat ter#adi reaksi fase lambat, ang diperkirakan disebabkan oleh sitokinin ang dibebaskan terutama oleh sel mast dan limfosit helper ang berasal dari timus. Respon inflamasi ini dapat men#adi penebab ge#ala kronik ang menetap temasuk kongesti hidung. eradangan mukosa ditandai dengan iritasi hidung ang lebih buruk %*ells et al., &003'. 7ediator sel mast dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

=abel 1. 7ediator Sel 7ast ada Rhinitis lergi %-ipiro et al., &00'

Me3-6o5 E9ek  

Histamin Stimulasi reseptor iritan  Pruritus

ermeabilitas askuler  ermeabilitas mukosa Kontraksi otot polos  ;eutrofil kemotaktik fa"tor (nfluksi sel radang

)osinofil kemotaktik faktor (nfluksi sel radang

Kinin ermeabilitas askuler    N-α-tosyl L-arginine methyl esterase ermeabilitas askuler   Leukotrienes Kontraksi otot polos

ermeabilitas askuler  Sekresi mukus

(6)

Kemotaksis

Thromboanes Kontraksi otot polos  Platelet-a!ti"ating fa!tor  Sekresi mukus

ermeabilitas saluran nafas Kemotaksis

ermeabilitas askuler   #e$arin ntiinflamasi

Try$tase Hidrolisis protein  %allikrein Hidrolisis protein

. MANI+ESTASI KLINIS

<e#ala rinitis alergi ang khas ialah terdapatna serangan bersin berulang. Sebetulna  bersin merupakan ge#ala ang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak 

dengan se#umlah besar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, aitu proses membersihkan sendiri % self !leaning $ro!ess'. 4ersin dianggap patologik, bila ter#adina lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskanna histamin, disebut #uga sebagai  bersin patologis. <e#ala lain ialah keluar ingus %rinore' ang en"er dan banak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, ang kadangkadang disertai dengan banak air mata keluar atau disebut lakrimasi %-ipiro et al., &00'.

=andatanda alergi #uga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring. =anda hidung termasuk lipatan hidung melintang, garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas, pu"at dan edema mukosa hidung ang dapat mun"ul kebiruan. @ubang hidung bengkak disertai dengan sekret mukoid atau "air. =anda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti kon#ungtia, lingkar hitam dibawah mata atau disebut allergi! shiner  %-ipiro et al., &00'.

<e#ala lain ang tidak khas dapat berupaA batuk, sakit kepala, masalah pen"iuman, mengi, penekanan pada sinus dan neri wa#ah, dan akumulasi lendir dibelakang hidung. 4eberapa orang #uga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur %-ipiro et al., &00'.

emeriksaan mikroskopis hapusan hidung dari indiidu alergi biasana akan menun#ukkan banak eosinofil. Jumlah eosinofil darah dapat meningkat pada rhinitis alergi. =es alergi dapat membantu menentukan apakah pasien rhinitis disebabkan oleh reaksi alergi terhadap alergen. Hipersensitiitas tes kulit ang biasa digunakan untuk diagnosis #enis alergi

(7)

rhinitis. =es ini kulit dapat dilakukan melalui rute perkutan, dimana alergen ditusuk atau tergores ke permukaan kulit, atau dengan intradermal rute, dimana olume ke"il %0,010,05 m@' alergen disuntikkan antara lapisan kulit %-ipiro et al., &00'.

. ,el-k-/ 6-6-l-k-/- 6e5-p3 4/64k pe/-/-/-/ 5h3/363 -le537

<ambar &. lgoritme terapi Rhinitis lergi =abel &. ilihan =erapi Rhinitis lergi 4erdasarkan lgoritma =erapi

(8)

%-iiro, &00' 4erdasarkan pilihan terapi dan algoritma terapi dalam penanganan rhinitis alergi, maka  pilihan obat ang dapat diberikan pada pasien rhinitis alergi ringan untuk pengobatan sendiri adalah antihistamin sistemik. Hal ini disebabkan, ge#ala ang mun"ul pada pasien adalah  bersinbersin % snee&ing '. enggunaan dekongestan %misalna A fenileprin' dan kortikosteroid intranasal %misalna A budesonide' diindikasikan apabila ter#adi hidung tersumbat. enggunaan intranasal antihistamin %misalna A aBelastine' diindikasikan apabila penggunaan antihistamin sistemik tidak efektif. Sedangkan penggunaan mast "ell stabiliBer %misalna A kromolin' dan intranasal antikolinergik diindikasikan ketika terapi gagal atau tidak ter#adi  perbaikan selama lebih dari 1 bulan dengan antihistamin, dekongestan, atau kortikosteroid

intranasal %-iiro et al ., &00'.

;. ,el-k-/ -6--/ 4/64k me/e/64k-/ -p-k-h p-3e/ -p-6 36-/-/3 oleh -po6eke5 -6-4 pe5l4 354<4k ke ok6e5

$ntuk mengetahui apakah dapat ditangani oleh dokter maupun apoteker dapat dilihat dari tingkat keparahan atau #enis rhinitis alergi ang dialami pasien. asien dengan ge#ala rhinitis alergi ringan, dimana ge#ala ang mun"ul tidak mengakibatkan gangguan tidur  maupun gangguan aktiitas. Rhinitis alergi dikategorikan ringan #ika berlangsung kurang dari 18 hari #adi swamedikasi masih dapat diberikan kepada pasien melalui pemilihan obat ang tepat oleh apoteker.

asien rhinitis alergi perlu diru#uk kedokter apabila A

(9)

&. asien mengeluh ge#ala rasa berat pada dada %tightness of !hest ' 6. asien mengeluh rasa sakit pada telinga

8. asien mengeluh rasa sakit pada sinus 5. Kon#ungtiitas purulen

3. Kegagalan pengobatan, dimana tidak ditemukan perbaikan setelah penggunaan 'TC 

>. <e#alage#ala ang dialami pasien tidak berkurang lebih dari 5 hari.

%4lenkinsopp, &00+' . U5-3k-/ pe56-/0--/ 0-/ pe5l4 3-<4k-/ p-- p-3e/ 4/64k me/e6-h43 ko/33

p-3e/7

1. 4erapa usia pasien

$sia pasien perlu ditanakan untuk menesuaikan dengan terapi ang akan diberikan,  #enis obat, dosis dan bentuk sediaan ang akan diberikan.

&. pa sa#a ge#alage#ala ang dialami pasien

<e#alage#ala alergi ang dialami perlu diketahui, untuk mengetahui tingkat keparahan? klasifikasi rhinitis alergi ang dialami serta dapat memberikan terapi ang  benar apakah dapat diswamedikasi atau diru#uk ke dokter. $ntuk rhinitis alergi ge#ala ang perlu ditanakan seperti apakah pasien mengalami bersinbersin disertai hidung  berair %ingusan', hidung tersumbat, mata berair dan iritasi mata, atau mungkin pasien ada mengalami demam, ang mengindikasikan adana infeksi %4ousDuet, &00>/ -iiro, &00/ *alla"e, &00'.

6. Sudah berapa lama pasien mengalami ge#ala tersebut

-urasi atau lama pasien mengalami ge#ala digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan? klasifikasi rhinitis alergi ang dialami serta dapat memberikan terapi ang  benar apakah dapat diswamedikasi atau diru#uk ke dokter.

8. pakah pasien terpapar alergen seperti debu, asap rokok, serbuk tumbuhan, hewan, atau makanan ang menebabkan alergi

-ebu, asap rokok, serbuk tumbuhan, hewan, atau beberapa makanan tertentu dapat men#adi pemi"u timbulna alergi pada beberapa orang, sehingga dengan mengetahui  penebab timbulna alergi, maka paien dapat di K() untuk menghindari sumber 

alergen tersebut sehingga tidak timbul rhinitis alergi %*alla"e, &00'.

5. pakah pasien atau keluarga pasien ada ang memiliki riwaat alergi %rhinitis alergi atau asma'

(nformasi mengenai riwaat penakit kelurga ang mungkin menderita alergi dapat digunakan sebagai salah satu a"uan penebab timbulna alergi pada pasien.

3. pakah sebelumna pasien mengkonsumsi obat untuk rhinitis, bila ada apa nama obatna, berapa lama digunakan, bagaimana efektifitas dan efek sampingna

(10)

(nformasi mengenai obatobatan ang pernah dikonsumsi pasien untuk pengobatan rhinitis dapat men#adi pertimbangan dalam pengobatan selan#utna, bila pasien telah mengkonsumsi obat ang tepat namun tidak efektif maka dapat disarankan  penggunaan obat ang lainna, dan bila perlu diru#uk ke dokter untuk mendapatkan

obat ang tepat bila ge#ala ang dialami sudah lama dan parah.

>. pakah sebelumna pasien ada mengkonsumsi obat untuk penakit lain, bila ada apa nama obatna, berapa lama digunakan, bagaimana efektifitas dan efek sampingna (nformasi mengenai obatobatan ang pernah dikonsumsi pasien untuk pengobatan  penakit lainna dapat men#adi pertimbangan dalam pemberian terapi Rhinitis alergi, sebab terdapat beberapa obat ang dapat menebabkan timbulna rhinitis alergi seperti obat golongan C) (nhibitor, phosphodiesterase5Esele"tie inhibitors,  phentolamine, are"eptor antagonists, aspirin dan obat ;S(- %*alla"e, &00'. Selain itu informasi mengenai obat lain ang pernah dan sedang dikonsumsi dapat digunakan untuk mengetahui apakah nantina ada kemungkinan obat tersebut dapat menebabkan ter#adi interaksi obat dengan obat rhinitis alergi ang akan diberikan. . pakah ge#ala ang dialami sampai mengganggu aktiitas pasien seharihari

(nformasi ini untuk mengetahui tingkat keparahan dari rhinitis alergi ang dialami,  bila ge#ala ang timbul tidak sampai mengganggu aktiitas seharihari, seperti  beker#a, pergi sekolah atau tidur dan smptoms ada namun tidak terlalu mengganggu  berarti pasien dikategorikan mengalami mild rhinitis alergy dan bila sebalikna maka  pasien dikategorikan mengalami moderat-se"ere rhinitis alergy, dan penanganan

obatna pun nantina akan berbeda %4ousDuet, &00>'. +. pakah peker#aan pasien

(nformasi peker#aan pasien penting diketahui untuk menentukan #enis obat ang akan diberikan. engobatan rhinitis alergi biasana menggunakan obat golongan antihistamin, dimana diketahui golongan antihistamin ada ang dapat menebabkan kantuk ada ang tidak, sehingga pemberian obat tersebut perlu dipertimbangkan dengan aktiitas seharihari atau peker#aan dari pasien agar nantina tidak  mengganggu %*alla"e, &00'.

e. U5-3k-/ p3l3h-/ o-6 0-/ -p-6 3e53k-/ 4/64k 34/-k-/ -l-m pe/o-6-/ e/3537

Fbat ang dapat diberikan untuk digunakan dalam pengobatan sendiri pada rhinitis alergi adalah obatobatan ang tergolong dalam obat bebas terbatas dan obat keras dalam -F*. Fbat Eobat tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini pada msingmasing #enis obat.

(11)

1. A/63h36-m3/

ntihistamin beker#a sebagai antagonis reseptor histamin H1 berikatan dengan reseptor H1 tanpa mengaktiasi reseptor, ang men"egah ikatan dan ker#a histamin. ntihistamin lebih efektif dalam men"egah respon histamin daripada melawanna %-ipiro et  al ., &00'.

ntihistamin oral dapat dibagi men#adi & kategori utama aitu non selektif %generasi  pertama atau sedatif antihistamin' dan selektif peripheral %generasi kedua atau nonsedatif 

antihistamin'. kan tetapi perlu diperhatikan efek samping dari masingmasing obat karena ada ariasi antar obat dalam kategori ang luas ini. )fek sedatif sentral mungkin tergantung dari kemampuan melewati sawar darah otak. Fbat ang paling selektif ke perifer memiliki sedikit atau tidak sama sekali efek ke sistem saraf pusat atau otonom %-ipiro et al ., &00'.

7engantuk adalah efek samping ang paling sering dan dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau aktiitas ker#a. )fek sedatif bisa menguntungkan pada pasien ang sulit tidur karena ge#ala rhinitis %-ipiro et al ., &00'. *alaupun efek antikolinergik  %pengeringan' berperan dalam efikasi, efek samping seperti mulut kering, kesulitan mengeluarkan urin, konstipasi, dan efek kardioaskuler potensial dapat ter#adi. ntihistamin harus diberikan dengan hatihati pada pasien ang berke"enderungan retensi urin dan pada mereka ang mengalami peningkatan tekanan intraokular, hipertiroidisme, dan penakit kardiokular %-ipiro et al ., &00'. )fek samping lainna termasuk hilang nafsu makan, mual, muntah, dan gangguan ulu hati. )fek samping pada sistem pen"ernaan dapat di"egah dengan mengkonsumsi obat bersamaan dengan makanan atau segelas penuh air. ntihistamin lebih efektif #ika dimakan 1& #am sebelum diperkirakan ter#adina paparan pada alergen %-ipiro et  al ., &00'.4erikut obat oral ang umum digunakan beserta dosis ang dian#urkan ditampilkan  pada tabel dibawah iniA

=abel 6. -osis Fral ntihistamin ang $mum -igunakan %-ipiro et al ., &00'.

O-6 Do3 -/ I/6e5=-l Golo/-/ O-6 De>-- A/-k  

A/63h36-m3/ /o/elek639 (e/e5-3 pe56-m-$ Klorfeniramin

maleat, biasa 8 mg tiap 3 #am

31& th / & mg tiap 3 #am

&5 th / 1 mg tiap 3 #am 4ebas =erbatas Kloramfenikal

maleat, sustained release

1& mg sehari waktu tidur atau 1& mg tiap  #am.

31& th /  mg waktu tidur : 3 th / tidak direkomendasi

4ebas =erbatas

Klemastin fumarat 1,68 mg tiap  #am 31& th / 0,3> mg tiap 1&  #am

Fbat Keras %F*' A/63h36-m3/ elek639 pe539e5 (e/e5-3 ke4-$

@oratadin 10 mg sekali sehari 31& th / 10 mg sehari sekali, &5 th / 5 mg

Fbat Keras %=idak boleh

(12)

sehari sekali diberikan pada swamedikasi'

Geksofenadin

30 mg dua kali sehari atau 10 mg mg sekali hari 311 th / 60 mg dua kali sehari Fbat Keras =idak boleh diberikan pada swamedikasi' SetiriBin 5 E 10 mg sekali sehari  3 th / 5 mg sehari sekali bai 311 bulan

Fbat Keras %F*'

O-6 ? O-6 A/63h36-m3/ a. Klorfeniramin 7aleat

(ndikasi A Rinitis, urtikaria, ha feer   Kontraindikasi A Hipersensitiitas

)fek Samping A 7ulut kering, mengantuk, pandangan kabur 

erhatian A enderita ang menggunakan obat ini sebaikna tidak mengendarai kendaraan bermotor atau men#alankan mesin, tidak dian#urkan  penggunaan pada wanita hamil dan meusui %-ipiro et al ., &00'.

 b. -eksklorfeniramin 7aleat

(ndikasi A 7engatasi kasus alergi dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid, rinitis karena alergi menahun, rinitis karena gangguan asomotor 

Kontraindikasi A Hipersensitiitas, infeksi fungsi sitemik, bai baru lahir dan prematur,  penderita ang mendapat terapi penghambat 7F, penderita tukak 

lambung aktif, Herpes simplek pada mata.

)fek Samping A 7enebabkan peningkatan gangguan "airan elektrolit, gastrointestinal, dermatologik, osteoporosis, penghambatan pertumbuhan anak,  penambah nafsu makan, kantuk ringan sampai sedang, reaksi

kardioaskuler, hematologik %-ipiro et al ., &00'. ". @oratadin

(ndikasi A Rhinitis alergik seperti bersin, pilek, rasa gatal pada hidung, rasa gatal, dan terbakar pada mata. Hipersenstiitas atau idiosinkresi terhadap komponenna.

)fek samping A using, letih, mulut kering kering

erhatian A ada ibu hamil dan menusui, keamanan belum ditetapkan, gunakan hana bila manfaatna sebanding dengan resikona pada #anin / keamanan dn khasiat pada anak di bawah 5 tahun belum ditetapkan /  pemberian antihistamin harus dihentikan kurang lebih 8 #am sebelum  prosedur u#i kulit karena dapat men"egah atau mengurangi reaksi positif 

(13)

Jadi obatobat antihistamin ang dapat digunakan dalam pengobatan sendiri adalah obat ang termsuk dalam obat bebas terbatas, dan obat keras ang ada di -F* seperti %TM@ Klem-63/ 94m-5-6@ dan %e6533/.

2. Deko/e6-/

-ekongestan topikal dan sistemik merupakan Bat simpatomimetik ang beker#a pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung ang menebabkan ter#adina asokontriksi, men"iutkan mukosa ang bengkak, dan memperbaiki entilasi pernapasan. -ekongestan  beker#a dengan baik dalam kombinasi dengan antihistamin #ika kongesti hidung men#adi salah satu gambaran klinik. -ekongestan topikal dipakai langsung pada mukosa hidung ang membengkak melalui penetesan atau semprotan. Sediaan ini hana sedikit atau sama sekali tidak terabsorbsi se"ara sistemik %-ipiro et al ., &00'.

emakaian sediaan topikal dalam #angka waktu ang lama %lebih dari 65 hari' dapat mengakibatkan rhinitis medi"amentosa, ang merupakan asodilatasi balikan %rebound ' ang terkait dengan kongesti. asien dengan kondisi ini menggunakan semprotan lebih sering dengan respon ang lebih ke"il. enghentian mendadak merupakan penaganan ang lebih efektif, tetapi kongesti balikan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Steroid nasal telah digunakan dengan hasil baik, tetapi perlu beberapa hari untuk dapat beker#a. enghentian dekongestan pada pasien dapat di"apai dengan pengurangan frekuensi dosis dalam beberapa minggu. Kombinasi proses penghentian dengan steroid nasal dapat menolong %-ipiro et al ., &00'.

)fek samping lain nasal dekongestan termasuk rasa terbakar, bersin, dan kekeringan mukosa nasal. roduk dekongestan seharusna hana digunakan bila sangat diperlukan %misalna saat men#elang tidur' dengan dosis ang seke"il mungkin. -urasi terapi harus dibatasi 6 sampai 5 hari %-ipiro et al ., &00'.

=abel 8. -osis -ekongestan ang $mum -igunakan %-ipiro et al ., &00'

OBAT DOSIS GOLONGAN

OBAT

DEWASA ANAK  

Deko/e6-/ O5-l

seudoefedrin 30 mg tiap 83 #am

31& th / 60 mg tiap 83 #am, &5 th / 15 mg tiap 83 #am

4ebas =erbatas

seudoefedrin,

 sustained release 1&0 mg tiap 1& #am =idak direkomendasi 4ebas =erbatas Deko/e6-/ Top3k-l

FksimetaBolin 1& tetes larutan 0,052 di setiap lubang hidung

nakanak &10

tahun larutan 0,0&52 4ebas =erbatas IlometaBolin ;asal 16 dd &6 tetes ;asal 16 dd &6 4ebas =erbatas

(14)

larutan %0,12 HCl', maksimal 3 kali sehari

tetes &3 tahun larutan 0,052  ;afaBolin 18 kali sehari, 1& tetes

larutan 0,050,12

1& tetes larutan

0,050,12 4ebas =erbatas seudoefedrin merupakan dekongestan oral ang memiliki onset ker#a lebih lambat dibandingkan dengan obat topikal tetapi dapat beker#a lebih lama dan kurang menebabkan iritasi lokal. -ekongestan oral tidak menebabkan ter#adina rinitis medikamentosa %-ipiro et al ., &00'.

seudoefedrin adalah dekongestan sistemik ang paling aman. -osis pseudoefedrin hingga 10 mg tidak menebabkan perubahan tekanan darah dan la#u #antung masih terkontrol. kan tetapi, dosis ang lebih tinggi %&10 sampai &80 mg' dapat meningkatkan tekanan darah dan la#u #antung. -ekongestan sistemik harus dihindari pada pasien hipertensif  ke"uali kalau benarbenar diperlukan. Reaksi hipertensif parah dapat ter#adi #ika  pseudoefedrin diberikan bersamaan dengan inhibitor monoamin oksidase. seudoefedrin

dapat menebabkan stimulasi ringan sistem saraf pusat, bahkan pada dosis terapetik. enggunaan kombinasi produk oral ang mengandung suatu dekongestan dan antihistamin adalah rasional karena mekanisme ker#ana berbeda %-ipiro et al ., &00'.

O-6 Golo/-/ Deko/e6-/ Top3k-l a. Genilefrin

Fbat ini beker#a alfaadrenergik se"ara tak langsung dengan #alan pembebasan ; dari u#ung saraf dan berdaa asokontriksi perifer. -igunakan sebagai dekongestium hidung dan mata %larutan 0,1&50,52' dan dalam banak sediaan kombinasi antiflu bersama analgetika, antihistamin dan antitusi. Genilefrin dikontraindikasin pada ibu hamil karena masuk ke dalam S( dengan mengakibatkan hipertensi pada ba i %-ipiro et al ., &00'.

 b. FksimetaBolin

FksimetaBolin beker#a langsung terhadap reseptor alfa tanpa menimbulkan efek  terhadap reseptor beta. Setelah diteteskan di hidung, dalam waktu 510 menit ter#adi asokontriksi mukosa ang bengkak dan mampat hidung menghilang. Rfekna bertahan kurang lebih 2 #am.

)fek samping A Rasa terbakar dan teriritasi pada selaput lendir hidung dengan menimbulkan  bersin.

(15)

-osis A nakanak di atas 1& tahun dan dewasa 16 dd &6 tetes larutan 0,052 %HCl' di setiap lubang hidung, anakanak &10 tahun larutan 0,0&52 %-ipiro et al ., &00'.

". IlometaBolin

-aa ker#a dan penggunaanna sama dengan oksimetaBolin. -osis ;asal 16 dd &6 tetes larutan %0,12 HCl', maksimal 3 kali sehari. nakanak &3 tahun larutan 0,052 %-ipiro et al ., &00'.

d. ;afaBolin

 ;afaBolin memiliki sifat ang sama dengan oksimetaBolin tetapi ker#ana lebih singkat ratarata 6 #am. -osis ang digunakan untuk okuler 18 kali sehari, 1& tetes larutan 0,050,12 %HCl' %-ipiro et al ., &00'.

'. Ko563ko6e5o3

Kortikosteroid intranasal se"ara efektif meredakan bersin, rinorea, ruam dan kongesti nasal dengan efek samping ang minimal. Fbat ini mereduksi inflamasi dengan menghambat  pembebasan mediator, penekatan kemotaksis neutrofil, menebabkan asokontriksi, dan

menghambat reaksi lambat ang diperantarai oleh sel mast. at ini merupakan pilihan ang  baik untuk rhinitis perennial dan #uga dapat digunakan pada rinitis musiman, terutama #ika

diberikan sebelum ter#adi ge#ala %-ipiro et al ., &00'. Sediaan nasal ang mengandung kortikosteroid %beklometason, betametason, budesonid, flunisolid, flutikason, mometason, dan triamsinolon' mempunai peranan penting dalam pen"egahan dan pengobatan rhinitis alergi %4F7 R(, &00'.

eringatan umum dalam pemberian sediaan kortikostroid nasal sebaikna dihindari  pada infeksi nasal ang tidak tertangani dan #uga sesudah operasi nasal %tunggu sampai

sembuh', #uga sebaikna dihindarkan pada =4 paru.

Resiko efek sistemik dari obat tetes hidung lebih besar dibandingkan obat semprot karena "ara penggunaan obat tetes ang salah. -irekomendasikan untuk memonitor tinggi  badan anakanak ang mendapat terapi kortikosteroid nasal dalam #angka pan#ang. Jika  pertumbuhan terhambat, sebaikna dikonsultasikan ke dokter spesialis anak %4F7 R(,

&00'.

)fek samping lokal ang sering mun"ul pada penggunaan kortikosteroid meliputi kekeringan, iritasi pada hidung dan tenggorokan, epitaksis, ulserasi %#arang', perforasi nasal septal %biasana setelah operasi nasal', peningkatan tekanan intraokular atau glaukoma, sakit

(16)

kepala, gangguan pen"iuman dan rasa. Reaksi hipersensitiitas termasuk bronkospasme telah dilaporkan %4F7 R(, &00'.

4eberapa pasien pulih dalam beberapa hari, tetapi respon pun"ak memerlukan &6 minggu. -osis dapat diturunkan #ika respon telah ter"apai. Hambatan pada rongga hidung harus dihilangkan dengan dekongestan sebelum pemberian glukokortikoid untuk memastikan  penetrasi obat semprot ang memadai %-ipiro et al ., &00'.

=abel 5. -osis Kortikosteroid ang $mum -igunakan %-ipiro et al ., &00'

OBAT DOSIS GOLONGAN

OBAT DEWASA ANAK  

4eklametason -ipropoionat

6&0 m"g dua kali sehari nak 3 tahun 13 663 m"g per hari Fbat Keras %=idak boleh diberikan pada swamedikasi'

4udesonid &53 m"g per hari :1& tahun 1& m"g  per hari

Fbat Keras %=idak boleh diberikan pada swamedikasi' Glutikason ropionat &00 m"g per hari 110 m"g per hari Fbat Keras %F*'

O-6 ? O-6 Ko563ko6e5o3 a. 4eklametason -ipropoionat

(ndikasi A rofilaksis dan pengobatan rinitis alergi dan rinitis asomotor.

eringatan A (nfeksi nasal ang tidak ditangani, pemakaian ang berkepan#angan  pada anak, pengobatan terdahulu dengan kortikosteroid per oral

)fek samping A 4ersin setelah penggunaan/ kadangkadang hidung kering, iritasi hidung tenggorokan, epistaksis, gangguan indra ke"ap / reaksi hipersensitiitas %termasuk bronkopasme', perforasi septum nasal dilaporkan.

Cara penggunaan A -ewasa dan anak di atas 3 tahun, beri 100 m"g %& semprotan' ke dalam tiap lubang hidung dua kali sehari atau 50 m"g %1 semprotan' ke dalam tiap lubang hidung 65 kali sehari/ total maksimum 800 m"g % semprotan' tiap hari %4F7 R(, &00'.

 b. 4udesonid

(ndikasi A rofilaksis dan pengobatan rhinitis alergi dan rhinitis asomotor/ polip nasal.

(17)

eringatan A @ihat pada beklometason dipropionat/ #uga pasien dengan tuberkulosis  paruparu.

Cara penggunaanA -ewasa dan anak di atas usia 1& tahun, beri &00 mikrogram %& semprotan' ke dalam tiap lubang hidung 1 kali sehari di pagi hari atau 100 m"g %1 semprotan' ke dalam lubang hidung & kali sehari/ bila ge#ala dapat dikendalikan kurangi hingga 100 m"g %1 semprotan' ke dalam lubang hidung 1 kali tiap hari %4F7 R(, &00'.

". Glunisolid

(ndikasi A rofilaksis dan pengobatan rhinitis alergi

eringatan A @ihat pada beklometason dipropionat/ #uga pasien dengan tuberkulosis  paruparu.

)fek samping A 4ersin setelah penggunaan/ kadangkadang hidung kering, iritasi hidung tenggorokan, epistaksis, gangguan indra ke"ap/ reaksi hipersensitiitas %termasuk bronkopasme', perforasi septum nasal dilaporkan.

Cara penggunaanA -ewasa beri 50 m"g %& semprotan' ke dalam lubang hidung & kali sehari, ditingkatkan bila perlu hingga maksimum 6 kali sehari kemudian kurangi untuk perawatan / nak A di atas usia 5 tahun, mula mula &5 m"g %1 semprotan' ke dalam lubang hidung sampai 6 kali sehari untuk pengobatan ang tidak lebih lama dari minggu berturut turut %4F7 R(, &00'.

d. Glutikason ropionat

(ndikasi A rofilaksis dan pengobatan rhinitis alergi.

eringatan A (nfeksi nasal ang tidak ditangani, pemakaian ang berkepan#angan  pada anak, pengobatan terdahulu dengan kortikosteroid per oral

)fek samping A 4ersin setelah penggunaan/ kadangkadang hidung kering, iritasi hidung tenggorokan, epistaksis, gangguan indra ke"ap/ reaksi hipersensitiitas %termasuk bronkopasme', perforasi septum nasal dilaporkan.

Cara penggunaan A -ewasa dan anak di atas usia 1& tahun, beri 100 m"g %& semprotan' ke dalam tiap lubang 1 kali sehari, lebih disukai pada waktu pagi hari, ditingkatkan hingga & kali sehari bila perlu/ total maksimum  semprotan tiap hari/ nak A 811 tahun, 50 m"g %1 semprotan' ke dalam tiap lubang hidung 1 kali sehari, ditingkatkan & kali sehari bila  perlu / total maksimum tiap hari 8 semprotan %4F7 R(, &00'.

(18)

. N-6534m K5omol3/

Kromolin adalah obat ang dapat menghambat pelepasan histamin dari sel mast paru  paru dan tempattempat tertentu, ang diinduksikan oleh antigen. Kromolin tidak merel aksasi  bronkus atau otot polos lain. Kromolin #uga tidak menghambat respons obat tersebut terhadap  berbagai obat ang bersifat spasmogenik. =etapi kromolin menghambat pelepasan histamin dan autakoid lain termasuk leukotrien dari paruparu manusia pada proses alergi ang diperantarai (g) %<aniswarna dkk., &005'.

Karena itu kromolin mengurangi bronkopasme. Hambatan penglepasan leukotrien terutama penting pada penderita asma bronkial, karena leukotrien merupakan penebab utama bronkotriksi. Kromolin beker#a pada sel mast paruparu, aitu sasaran primer dalam reaksi hipersensitiitas tipe "epat. Kromolin tidak menghambat ikatan (g) dengan sel mast atau interaksi antara kompleks sel (g) dengan antigen spesifisik, tetapi menekan respons sekresi akibat reaksi tersebut %<aniswarna dkk., &005'.

 ;atrium kromolin, penstabil sel mast tersedia sebagai obat bebas dalam bentuk  semprotan hidung untuk pen"egahan ge#ala dan penanganan terhadap rhinitis alergik. at ini men"egah degranulasi sel mast ang dipi"u oleh antigen dan pelepasan mediator termasuk  histamine. -osis pakai %umur diatas & tahun' adalah satu semprotan pada tiap nostril 68 kali sehari dengan interal normal. Rongga hidung harus dibersihkan, dan bernafas melalui hidung selama pemberian meningkatkan distribusi ke seluruh bagian hidung. $ntuk rhinitis musiman penanganan dilakukan sebelum musim alergi mulai dan dilan#utkan selama musim  berlangsung. -alam rhinitis perennial, efek dapat tidak terlihat selama & hingga 8 minggu  pada fase inisiasi terapi antihistamin atau dekongestan mungkin diperlukan %-ipiro et al .,

&00'.

(ndikasi A enggunaan utama kromolin untuk terapi profilaktik asma bronkial, rhinitis alergika, dan penakit atopik pada mata.

)fek samping A (ritasi lokal/ kadangkadang bronkopasme sementara.

9. ,el-k-/ -l--/ me/-p- p3l3h-/ o-6 0-/ me/-/4/ p-5-e6-mol #!! m -/ 9e/3p5op-/ol-m3/ H%l 1# m 63-k 6ep-6 4/64k ko/33 p-3e/7

-ari algoritme terapi untuk rhinitis alergi ang ada diketahui bahwa obat pilihan  pertama untuk penanganan rhinitis alergi adalah antihistamin baru kemuian obat lainna

untuk mengobatai smptomsna. arasetamol sebagai analgesik dan antipiretik tidak  termasuk dalam algoritme terapai dan tidak berperan dalam penanganan rhinitis alergi.

(19)

-an fenilpropanolamin HCl merupakan dekongestan ang hana dapat digunakan untuk  mengobati ge#ala ang timbul seperti hidung tersumbat bukan untuk ge#ala bersinbersin, selain itu serta tidak dapat berperan dalam mengatasi alergina. Selain itu fenilpropanolamin HCl dikontraindikasikan untuk pasien hipertensi, sehingga tidak dapat diberikan pada pasien ang mengalami hipertensi %Sweetman, &00+'. Sehingga obat tersebut tidak tepat diberikan pada pasien dengan kondisi pada kasus diatas.

. ,el-k-/ p3l3h-/ o-6 0-/ -/- -5-/k-/ 4/64k pe/-/-/-/ e;-5- >-me3k-37

-alam pemilihan antihistamin sistemik, lebih disarankan penggunaan agen non sedasi %antihistamin selektif' misalna CetiriBine, @eo"etiriBine, -esloratadine, GeLofenadine, @oratadine sebagai pilihan pertama. ;amun apabila obat dirasa terlalu mahal, maka dapat diganti dengan agen antihistamin non selektif %dengan efek sedasi ang lebih besar' misalna 4rompheniramine maleate, Chlorpheniramine maleate, -eL"hlorpheniramine maleate,

(20)

CarbinoLamine maleat, Clemastine fumarate, -iphenhdramine hdro"hloride, rilamine maleate, =ripelennamine hdro"hloride, romethaBine hdro"hloride@ Cproheptadine hdro"hloride, henindamine tartrate %-iiro et al ., &00'. -alam =abel 3 di#abarkan #enis antihistamin sistemik beserta dosis dan interal pemberianna.

=abel 3. Jenis ntihistamin, -osis, (nteral emberian, dan )fek Samping

Jenis ntihistamin

-osis dan (nteral pada asien -ewasa

)fek samping sedasi %mengantuk' )fek samping antikolinergik %mulut kering, konstipasi,  potential kardioaskular  effe"t'  ;on selektif  %antihistamin generasi  pertama' 1. Klorfeniramin maleat %F=C' &. Klorfeniramin maleat, sustained release %F=C' 6. -ifenhidramin hidroklorida %F=C' 8 mg setiap 3  #am 1& mg per  hari sebelum tidur atau 1& mg setiap   #am &550 mg setiap  #am Rendah Rendah =inggi Sedang Sedang =inggi ntihistamin selektif  1. @oratadin %Fbat keras' &. GeLofenadine %Fbat keras' 6. CetiriBine %-F*' 8. @eo"etiriBine %Fbat keras' 10 mg sekali sehari 30 mg dua kali sehari atau 10 mg sekali sehari 510 mg sekali sehari 5 mg setiap malam hari

Rendah sampai tidak  ada

Rendah sampai tidak  ada

Rendah sampai sedang

Rendah sampai sedang

Rendah sampai tidak  ada

Rendah sampai tidak  ada

Rendah sampai tidak  ada

Rendah sampai tidak  ada

%-iiro et al ., &00'.

$ntuk pengobatan sendiri, maka obat ang boleh diberikan aitu obat ang tergolong F=C %klorfeniramin maleat atau difenhidramin HCl' dan obat ang tergolong -aftar Fbat *a#ib potek aitu "etiriBine, prometaBin, atau siproheptadin. ntihistamin ang paling disarankan untuk pasien pada kasus diatas adalah pemberian antihistamin selektif aitu

(21)

;e63533/e ang memiliki efek samping sedasi ang paling rendah serta memiliki efek  samping antikolinergik ang paling rendah dibandingkan pilihan obat dalam pengobatan sendiri. Hal ini dilihat dari pasien ang memiliki penakit hipertensi sehingga sebaikna digunakan antihistamin ang bersifat selektif. ntihistamin ang memiliki efek samping antikolinergik sedang atau tinggi %klorfeniramin maleat, siproheptadin, promethaBine' harus digunakan dengan perhatian pada pasien hipertensi %@a" et al ., &011/ -ipiro et al ., &00'. -isamping itu dilihat dari efek samping mengantuk, "etiriBine merupakan obat ang memiliki efek samping mengantuk paling ringan sehingga disarankan untuk pengobatan rhinitis alergi  pasien. pabila ge#ala rhinitis alergi tidak #uga membaik setelah pemberian obat tersebut,

maka sebaikna disarankan untuk bertemu dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lan#ut atau dapat diberi pertimbangan untuk mengganti obat antihipertensina aitu "aptopril dengan obat antihipertensi lainna, sebab diketaui bahwa "aptopril nag merupakan obat golongan C) (nhibitor merupakan salah satu obat ang dapat menebabkan timbulna rhinitis alergi %*alles, &00>'.

DA+TAR PUSTAKA

4lenkinsopp, ., aLton, ., and  4lenkinsopp, J. &005. Sym$toms in The Pharma!y( A )uide to The *anagement of Common Illness. $SA 4la"kwell ublishing @td. p. 8+56. 4F7 R(. &00. Informatorium 'bat Nasional Indonesia. JakartaA 4adan F7 R(.

4rashers, M. @. &006. A$likasi %linis Patofisiologi. JakartaA enerbit 4uku Kedokteran. Hal. 6>>.

4ousDuet J., et al . &00>. 7anagement of llergi" Rhinitis and (ts impa"t on sthma. )lobal   Primary Care +du!ation HalA 1>.

-ipiro, J.=., =albert, R.@., 9ee, <.C., 7atBke, <.R., *ells, 4.<., ose, @.7. %)ds'. &00.  Pharma!othera$y a Patho$hysiologi!al A$$roa!h,  th ed . $SA 7"<rawHill

Companies, (n". p. 1>&+1>80.

 ;ewa"he"k, .*., J.J. Stoddard. 1++8. realen"e and (mpa"t of 7ultiple Hood Chroni" (llnesses. . Pediatri Mol. 1&8 ;o. 80 Hal. 

7arieb, ). and   Kat#a, H. &00>.  #uman Anatomy and Physiology. >th  )dition. ;ew 9orkA

earson )du"ation (n".

Skoner, -. . &001. llergiL RhinitisA -efinition, )pidemiolog, athophsiolog, -ete"tion, and -iagnosis. . Allergy Clin Immunol  Mol 10 ;o. 1 Hal. 1

(22)

Suardana, *., (.4. Fka, (. 7. Sudipta, . *. 7asna, . S. uteri, (. 7. =#ekeg. 1++&.  Pedoman iagnosis dan Tera$i Ilmu Penyakit Telinga #idung dan Tenggorok.

-enpasar A Rumah Sakit $mum usat.

Sukandar, ).9., R. ndra#ati, J., Sigit, K., dnana, . Setiadi, Kusnandar. &00.  IS'  /armakotera$i. JakartaA = (SG( enerbitan.

Sweetman. &00+.  *artindale( The Com$lete rug 0eferen!e 12 nd   +dition. @ondonA

harma"euti"al ress.

*alla"e et al . &00. =he -iagnosti" and 7anagement of RhinitisA n update pra"ti"e  parameter. ournal Allergy Clini!al Immunology A S18

*ells, 4.<., Joseph, -., =err, S., Cnthia, H. &003.  Pharma!othera$y #andbook, 2 th

Referensi

Dokumen terkait