• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIAPER RUSH (RUAM POPOK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIAPER RUSH (RUAM POPOK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

39 HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DENGAN

KEJADIAN DIAPER RUSH (RUAM POPOK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2017

Putri Yuriati, Riski Noviandani

Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang Email: putri_yuriati@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang :Diaper rush (ruam popok) adalah peradangan di daerah yang tertutup popok seperti, disekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam. Angka kejadian ruam popok berbeda-beda di setiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok, dan mungkin juga berhubugan dengan faktor cuaca. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi (0-12 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017.

Metode : Jenis penelitian ini bersifat analitik, dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru dengan teknik sampling jenuh yang berjumlah 82 responden. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan uji chi square, nilai tarif p value <0,05. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 responden yang berpengatahuan kurang diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam popok) 25 bayi (50%), dari 49 responden yang tindakannya kurang diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam popok) 28 bayi (57,1%). Hasil uji Chi Square yang dilakukan secara komputerisasi nilai p value yang diperoleh pengetahuan adalah 0,009 dan untuk tindakan adalah 0,000 berarti Ha diterima artinya ada hubungan pengetahuan orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) pada bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru tahun 2017.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) pada bayi usia 0-12 bulan diwilayah kerja puskesmas mekar baru tahuan 2017. Diharapkan pihak tenaga kesehatan perlu adanya peningkatan health education tentang perawatan bayi baru lahir pada orang tua, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan memperbaiki tindakan dalam mencegah terjadinya diaper rush (ruam popok) pada bayi. Kata Kunci : pengetahuan, tindakan, diaper rush (ruampopok)

PENDAHULUAN

Bayi dan anak sangat rentan terserang penyakit.Hal ini dikarenakan mereka belum memiliki daya imun (kekebalan) yang sempurna.Bahkan banyak dari

mereka yang tidak bisa tertolong.Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa mereka membutuhkan perawatan yang tepat dan komprehensif.Bagi bayi dan anak, penyebab penyakit yang

(2)

40 paling umum yang sering terjadi

diakibatkan oleh bakteri dan virus. Sementara itu, bakteri dan virus itu bisa datang dari perawatan bayi yang kurang tepat, misalnya jarang mengganti popok, padahal popok yang dipakai sudah penuh dengan kotoran, jarang memandikan bayi atau anak, dan masih banyak hal kecil lainnya yang tanpa disadari menjadi sumber penyakit (Rizema, 2012).

Menurut Hermin Susanti dan Puji Hastuti (2016) diaper rush adalah iritasi kulit yang berkembang pada daerah yang tertutup oleh popok. Diaper rush paling banyak terjadi pada bayi. Prevalensi bervariasi dilaporkan dari 4-35% pada tahun pertama kehidupan.Diaper rush dapat bermula pada neonatus

segera setelah anak memakai popok.Insiden tertinggi pada umur 7 sampai 12 bulan, menurun sesuai umur.Diaper rush berhenti setelah anak mendapatkan latihan toilet training sekitar 2-2,5 tahun. Pada umur ini juga dapat terjadi diaper rush.

Diaper rush (ruam popok) adalah peradangan di daerah yang tertutup popok seperti, disekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam (Indivara, 2009). Menurut Priyono (2010), ruam popok adalah kelainan kulit di daerah yang tertutup popok atau diaper, meliputi alat kelamin luar, anus, perineum (bagian antara vagina dan anus), bokong, kulit perut bagian bawah dan dapat meluas kebagian tengah paha yang terjadi akibat iritasi urine atau tinja, kurang lebih

50% bayi dan balita yang menggunakan popok, pernah mengalami hal ini.

Diaper rush (ruam popok) sering disebabkan oleh pemakaian popok yang salah yaitu tidak segera mengganti popok setelah bayi atau balita buang air besar. Jika tinja bercampur dengan air seni, maka akan terjadi pembentukan ammonia (zat dari kotoran bayi) yang menyebabkan keasaman kulit meningkat sehingga terjadi iritasi pada kulit bayi atau balita. Biasanya

juga terjadi karena menggunakan popok sekali pakai melebihi daya tampung, kulit menjadi lembab, sehingga terjadi gesekan maka kulit mudah teriritasi, hal ini mempermudah pertumbuhan kuman dan jamur (Firdaus, 2011).

Faktor dari luar yang menyebabkan diaper rush kulit bayi alergi terhadap bahan popok, kulit bayi teriritasi popok kain yang dicuci dengan detergen atau diberi pemutih, tetapi tidak dibilas dengan sempurna dan bayi terlalu lama

(3)

41 dibiarkan dengan popok yang

basah (Fenwick, 2008).

Pada diaper rush yang ringan, kelainan kulit berupa kemerahan pada kulit daerah popok, jika keadaan menjadi lebih parah adanya bintik-bintik merah, lecet atau luka dan bengkak. Maka bayi akan rewel karena nyeri waktu buang air kecil atau buang air besar (Indivara, 2009).

Angka kejadian ruam popok berbeda-beda di setiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok, dan mungkin juga berhubugan dengan faktor cuaca. Kimberly A.Horii dan John Mersch menyebutkan bahwa, 10-20 % diaperdermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu, Rania Dib, menyebutkan bahwa ruam popok berkisar 4-35% pada usia 2 tahun pertama. Untuk mengatasi ruam popok, diperlukan pengetahuan tentang tata cara merawat diaper rush (ruam popok) dengan baik dan benar (Rizema, 2012).

Menurut Andi Tri Kusumaningrum (2015) Hasil penelitian menunjukkan seluruhnya

orang tua mempunyai sikap kurang didapatkan sebanyak 13 (100%) dimana sebagian besar neonatus mengalami diaper rush ringan yakni 8 (61,5%), seluruhnya orang tua mempunyai tindakan pencegahan kurang 12 (100%) dimana sebagian besar terjadi diaper rush ringan yakni 7 (58,3%). Hasil pengujian statistik diperoleh ada hubungan sikap orang tua dengan kejadian diaper rush (ruam popok) dan terdapat hubungan tindakan pencegahan dengan kejadian ruam popok.

Berdasarkan data peneliti peroleh dari data Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dari sasaran penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2016, data jumlah bayi yang posisi teratas yaitu di Kecamatan Tanjungpinang Timur 1.993 bayi.Kecamatan Tanjungpinang Timur terdiri dari 5 kelurahan, dengan jumlah bayi terbanyak di kelurahan batu IX sebanyak 644 bayi.Dari Kelurahan batu IX peneliti mengambil lokasi penelitian diwilayah kerja Puskesmas Mekar Baru.Kelurahan batu IX menjadi lokasi peneliti survey pendahuluan, dari 644 bayi diambil secara purposive sebanyak 20 bayi. Didapatkan 13 (65%) tidak mengetahui tentang diaper rush dan 7 (35%) yang mengetahui diaper rush .

(4)

42 Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Orang Tua dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi (0-12bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan

pengetahuan orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) pada bayi (0-12 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian analitik.dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru dengan sampel 82 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling jenuh.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahauan dan tindakan, dan lembar chek list tentang kejadian diaper rush (ruam popok). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi dari persentase dari tiap variable dan analisa bivariate dalam peneitian ini

menggunakan analisa chi square untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variable independen dan variable dependen dengan α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk menjelaskan karakteristik tiap-tiap variabel penelitian dengan menggunakan analisis univariat. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi dan persentase dari karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, tindakan pencegahan, dan kejadian diaper rush (ruam popok).

Distribusi Frekuensi Responden

berdasarkan Karakteristik

Ibu Di Wilayah Kerja

Puskesmas Mekar Baru

Tahun 2017 No Karakteristik n % 1. Umur 1. < 20 tahun 2. 20- 35 tahun 3. > 35 tahun 10 51 21 12,2 62,2 25,6 2. Pendidikan 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. PT 35 26 13 8 42,7 31,7 15,9 9,8 3. Pekerjaan 1. IRT 2. PNS 3. Swasta 4. Wiraswasta 51 10 16 5 62,2 12,2 19,5 6,1 Berdasarkan tabel 4.1 diatas distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik ibu tentang diaper rush (ruam popok) pada bayi

(5)

43 usia 0-12 bulan dari 82 responden

yang diteliti didapatkan sebagian besar responden yang berumur 20-35 tahun 51 responden (62,2%), berpendidikan SD 35 responden (42,7%), dan untuk pekerjaan sebagian besar responden sebagai IRT 51 responden (62,2%).

Distribusi Responden Berdasarkan

Pengetahuan Dengan

Kejadian Diaper Rush

(Ruam Popok) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017

Pengetahuan n %

Baik 32 39

Kurang 50 61

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dari 82 responden yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar 32 responden (39%) memiliki pengetahuan baik, dan 50 responden (61%) memiliki pengetahuan kurang.

Distribusi Responden Berdasarkan

Tindakan Pencegahan

Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017

Tindakan Frekuensi %

Baik 33 40,2

Kurang 49 59,8

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dari 82 responden yang dilakukan

menunjukkan bahwa sebagian besar 33 responden (40,2%) memiliki tindakan baik, dan 49 responden (59,8%) memiliki tindakan kurang.

Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di

WilayahKerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017 N o. Diaper Rush Frekuensi % 1. Ya 51 62,2 2. Tidak 31 37,8 Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dari 82 responden yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar 51 responden (62,2%) yang mengalami diaper rush (ruam popok), dan 31 responden (37,8%) yang tidak mengalami diaper rush (ruam popok)

Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017 Penget ahuan Diaper Rush (Ruam Popok) Jumlah Ya Tidak n % n % n % Kurang 2 5 50 2 5 50 5 0 100 Baik 2 6 81,3 6 18, 8 3 2 100 Jumlah 5 1 62,2 3 1 37, 8 8 2 100 X2hitung 6,829 p value 0,009

(6)

44 Berdasarkan tabel 4.5 di atas

menunjukkan bahwa 32 responden (39%) yang berpengatahuan baik diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam popok) yaitu 26 bayi (81,3%) dan bayi yang tidak terkena diaper rush (ruam popok) yaitu 6 bayi (18,8%), sedangkan dari 50 ibu yang berpengatahuan kurang diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam popok) 25 bayi (50%) dan bayi yang tidak terkena diaper rush (ruam popok) yaitu 25 bayi (50%).

Hasil uji statistic menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antarafrekuensi pengetahuan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) ditandai dengan p value sebesar 0,009 (<0,05).

Hubungan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017

Tindakan Diaper Rush (Ruam

Popok) Jumlah Ya Tidak n % n % n % Kurang 28 57,1 21 42,9 49 100 Baik 23 69,7 10 30,3 33 100 Jumlah 51 62,2 31 37,8 82 100 X2hitung 17,375 P value 0,000 Berdasarkan tabel 4.6 sedangkan tindakan menunjukkan bahwa 33 responden (40,2%) yang tindakannya baik diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam

popok) yaitu 23 bayi (69,7%) dan bayi yang tidak terkena diaper rush (ruam popok) yaitu 10 bayi (30,3%), sedangkan dari 49 responden yang tindakan kurang diantaranya bayi yang terkena diaper rush (ruam popok) 28 bayi (57.1%) dan bayi yang tidak terkena diaper rush (ruam popok) yaitu 21 bayi (42,9%).

Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antarafrekuensi tindakan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) ditandai dengan p valuesebesar 0,000 (<0,05).

Menurut asumsi penelitian bahwa pendidikan seseorang berpengaruh dengan pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, pengetahuan ini dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal sesuai dengan teori di atas bahwa pendidikan sejalan dengan pengetahuannya, semakin rendah pendidikannya semakin rendah pula pengetahuannya sehingga pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui alasan ibu yang bayinya terkena diaper rush (ruam popok) umumnya karena memiliki pengetahuan dengan tingkat pendidikan yang kurang tentang kejadian diaper rush (ruam popok) dan pengalaman ibu yang kurang

(7)

45 sehingga ibu tidak mempunyai

kemauan dalam merawat bayinya sedangkan bayi yang tidak terkena diaper rush (ruam popok) memiliki pengetahuan dengan tingkat pendidikan yang baik serta pengalaman ibu yang baik sehingga ibu mempunyai kemauan dalam merawat bayinya

Menurut asumsi tindakan pencegahan orang tua kurang sehingga kemungkinan besar anaknya akan mengalami ruam popok dan jika orang tua tindakan pencegahannya baik otomatis anaknya akan terhindar dari ruam popok karena orang tua mengerti tentang cara pencegahan yang tepat terhadap ruam popok. Salah satu terjadinya diaper rush (ruam popok) ini bisa juga di akibatkan karena personal hygiene yang kurang sehingga, semakin baik personal hygiene yang dilakukan ibu pada balitanya maka balita memiliki kemungkinan kecil terjadi diaper rush (ruam popok) sebaliknya jika personal hygiene ibu buruk maka balita cenderung akan terkena diaper rush (ruang popok).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab sebelumnya

yaitu penelitian tentang tentang “Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017” dapat disimpulkan

1. Pengetahuan responden tentang kejadian diaper rush (ruam popok) adalah kurang baik 50 responden (61%)

2. Tindakan responden tentang kejadian diaper rush (ruam popok) adalah kurang baik 49 responden (59,8%)

3. Ada Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017. Chi square didapatkan nilai pengetahuan yaitu p value 0,009 (<0,05).

4. Ada Hubungan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2017. Chi square untuk nilai tindakan yaitu p value 0,000 (<0,05).

SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, sehingga dapat dijadikan contoh agar

(8)

46 dapat lebih baik lagi dan sebagai

bahan masukan bagi institusi pendidikan.

2. Bagi Responden

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan mencari informasi.melalui media cetak, elektronik sehingga dapat memberi gambaran dan petunjuk menerapkan aturan dan dapat meningkatkan perhatian dan kasih sayang agar bayi tidak terjadi diaper rush (ruam popok). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat lain yang melakukan penelitian dimasa yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan menegenai pengetahuan dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rush (ruam popok) sehingga peniliti lain dapat meningkatkan penelitian lebih lanjut dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi diaper rush (ruam popok).

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan monitoring program pelayanan kesehatan dan health education dengan memberikan penyuluhan pada orang tua khususnya tentang

pengetahuan orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rash (ruam popok) pada bayi

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat, (2011). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika.

,

(2014).Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika.

Andri Tri Kusumaningrum, (2015). Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonates Di Desa Keramat Lamongan.Jurnal, Vol 07, No 01 (Hal 1).

Danarti, Dessy, (2010). Baby And Child Health Sejak Lahir Hingga Usia 5 Tahun. Yogyakarta: G-Media Dinas Kesehatan Kota

Tanjungpinang

(2016).Sasaran Penduduk Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang: Dinkes Kota Tanjungpinang

Fenwick, Elizabeth, (2008). 101 Tips Terpenting Merawat Bayi. Jakarta: Dian Rakyat.

Firdaus, Agiza, (2011). Piawai Jadi Dokter Anak Untuk Keluarga. Yogyakarta: Diva Press.

Hermin Susanti & Puji Hastuti, (2016).Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper Rush Pada Balita Di

(9)

47

Desa Randuagung

Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Jurnal, Vol 07, No 01 (Hal 07) Hesti Wira Sakti (2016). Pemberian Extra Virgin Olive Oil (Evoo) Untuk Mengatasi Diaper Rush (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0-12 Di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jurnal, Vol 04, No 02 (91-96) Indivara, Nadia, (2009). 200 Tips Ibu

Smart Anak Sehat. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.

Nesi Novita Dan Yunetra Franciska (2011). Promosi Kebidanan

Dalam Pelayanan

Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo (2012). Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

, (2010).Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta

,

(2010).Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Sitiatava Rizema Putra, (2012). Asuhan Neonates Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan

Dan Kebidanan.

Yogyakarta: D-Medika. Sudarti Dan Ending Khoirunnisa

(2010).Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Wahit Iqbal Mubarak, (2011). Promosi

Kesehatan Untuk

Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Yunisa Priyono (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Med Pres

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Berdasarkan hasil analisis person chi-square diperoleh nilai hitung &gt; tabel (13,8&gt; 3,481) dan didapatkan nilai signifikansi (P) yaitu p-value sebesar 0,00

Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai P value= 0,080 &gt; 0,05 oleh karena P Value lebih besar dari a maka Ha ditolak dan Ho diterima yaitu tidak ada