• Tidak ada hasil yang ditemukan

Senandung Kala Hujan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Senandung Kala Hujan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Senandung Kala Hujan

By harrizdway

/10/07/2010 08:44 PM/

link kaskus

/pdf by:

himbol

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, maka pintu yg lain akan terbuka. tapi kadang gw terlalu lama menatap pintu yg tertutup itu, sehingga gw melupakan pintu lain yg terbuka buat gw...

langit senja yg kuning tertutupi awan yg memekat perlahan disusul jatuhnya rintik hujan. dan gw masih disini, memetik gitar kesayangan gw. mencoba menyelesaikan bait-bait lagu yg terlupakan dalam kisah kita...and

PART 1

salam kenal semuanya. nma gw harrizd. gw sekedar ingin berbagi cerita tentang hidup gw.. kisah ini dimulai awal Januari 2007....

saat itu gw adalah siswa kelas 3 sebuah sekolah menengah kejuruan di kota asal gw. pada awal semester empat gw berhasil memenangkan beasiswa program magang di industri dari Politeknik Manufaktur Astra di jakarta yg bekerjasama dengan pihak sekolah.

gw bukan anak orang kaya, gw jg bukan murid terpandai di kelas, tapi keberhasilan gw memenangkan tes beasiswa itu nyatanya membuat gw cukup lebih dikenal di sekolah. karena dari satu sekolah, cuma 2 orang murid yg berhak mendapatkan kesempatan itu, yaitu gw dan teman sekelas gw namanya Lucky. sebenarnya di kelas gw nggak begitu dekat dengan Lucky. tapi gw bersyukur dari beasiswa itulah gw akhirnya bisa lebih kenal dan bersahabat dengan Lucky.

maka terhitung sejak januari 2006 gw meninggalkan sekolah gw untuk magang selama 1 tahun. di jakarta sendiri ternyata gw dan lucky nggak bisa bareng karena tidak ditempatkan di perusahaan yg sama. gw di jakarta sementara dia di bekasi.

dan walaupun dengan susah payah (karena itu pertama kalinya gw merantau) akhirnya gw hampir menyelesaikan kontrak magang gw selama 1 tahun itu.

satu minggu menjelang berakhirnya masa magang gw, gw pulang kampung ke cirebon. gw mulai 'memulangkan' barang-barang dari kosan gw di jakarta.

(2)

sesampainya di rumah, gw menyempatkan diri mampir ke rumah sahabat kecil gw. namanya diaz. dia orangnya asyik, enak diajak curhat layaknya sahabat sebagaimana mestinya. gw sudah sangat dekat dengan diaz karena memang kami adalah teman sekelas saat SD. meski kemudian kami melanjutkan sekolah di tempat yg berbeda tapi gw tetep berhubungan baik dengan diaz.

dan dari diaz juga lah gw kenal dengan seorang cewek bernama Tiie. tiie adalah teman satu sekolah diaz (gw dan diaz beda sekolah). sewaktu di jakarta gw pernah cerita ke diaz kalo gw pengen punya teman cewek karena gw cukup merasa kesepian di sana.

gw diberi nomer handphone nya, dan gw dibiarkan berusaha sendiri mendekati tiie. gw kenal tiie sekitar september 2006 lewat sms yg gw kirim ke nomernya. awalnya sih tu cewek agak jual mahal tapi setelah beberapa kali sms akhirnya dia mulai membalas sms gw. dan dari situ lah kami mulai dekat, tanpa pernah sekalipun gw bertemu tiie.

dan hari itu gw menemui diaz di rumahnya.

"lo udah selesai magang nya?" itu pertanyaan pertama diaz saat melihat gw. "satu minggu lagi," jawab gw. "hari ini gw balik menyicil barang-barang dari kosan." kami ngobrol-ngobrol ringan.

"gimana sama tiie, sukses?" tanya diaz. gw nyengir.

"lumayan. besok gw mau ketemuan sama dia di mall." "ya ya, tiie juga cerita soal itu."

"terus gimana?" gw mencoba mengulik informasi. "dia ada respon nggak sih sama gw?" diaz tertawa.

"tenang aja," jawabnya.

"tenang aja bukan jawaban yg gw harapkan." kata gw. "gw sama tiie taruhan."

(3)

"yaa gitu deh, besok kan kalian ketemuan tuh. nah kalo dia ternyata suka sama lo, maka gw menang dan berhak atas hadiah pulsa 25 rebu perak!"

"ett dah gw cuma dihargain segitu??"

"hehehe..ya kan intinya besok dia jatuh cinta nggak sama lo?" gw tertawa.

"gw gugup yaz." kata gw. "selama ini kan gw ngobrol sama dia cuma lewat sms atau telpon, dan besok gw bakal ketemu orangnya! sumpah deg-degan gw."

"tenang rizd, gw bilang ke tiie kalo lo tuh mirip sama nicky tirta bintang sinetron itu. dia pasti bakal suka sama lo."

"bujug, nicky tirta? emang gw mirip ya sama dia?" "sedikit sih."

gw tertawa.

"pokoknya besok lo harus bikin dia suka sama lo. kan biar gw menang taruhan." gw geleng-geleng kepala. "taruhannya nggak bisa lebih mahal yaa?"

gw memang gugup menghadapi besok. sudah 4 bulan ini memang tiie sudah jadi salahsatu pengisi kesepian gw di jakarta. dia enak buat diajak ngobrol dan becandanya juga nyambung banget. beberapa kali bahkan gw sempet curhat sama tiie.

dalam lamunan gw sering menerka-nerka seperti apa sih cewek bernama lengkap Devi Elviantiie itu. dan hari ini, siang ini, gw sudah berdiri di salahsatu sudut mall menunggu kehadiran seorang wanita yg sudah janji ketemu di tempat ini.

gw bersandar di dinding. ramainya orang lalu lalang di mall justru makin menambah gugup. gw memutuskan ke wc sekedar cuci muka.

tiba di depan pintu wc gw coba nelpon tiie.

"halo," terdengar suara cewek menjawab telepon gw. suara itu bukan dari handphone, tapi seorang cewek di samping gw..

(4)

PART 2

siang ini gw janji ketemuan sama tiie. dia bilang pake baju warna ungu, tapi gw bingung coz cewek-cewek di mall ini juga banyak yg pake ungu. udah jam setengah 3 tapi kayaknya dia belum dateng juga. gw coba menelpon dia. terdengar nada tunggu nya.

"halo," kata gw saat terdengar jawaban dari sana. "halo rizd," jawab tiie.

yg gw agak aneh kok hp gw speaker nya mendadak gede banget suaranya. jernih pula kayak ngobrol sama orang di sebelah kita.

"gw emang di sebelah lo kali," kata tiie.

gw liat samping kanan gw ada seorang cewek berkacamata sedang tersenyum ke arah gw. tangan kanannya memegang handphone yg menempel di telinganya.

"lo beneran di sebelah gw?" gw memastikan, masih tetap menatap cewek di sebelah gw. "iyaa." cewek di sebelah gw bicara, sama persis dengan yg gw denger di hp.

"waduhh gw mendadak rabun dekat nih." "yee...belagak rabun lagi. ya udah gw balik ya."

gw nyengir lalu gw akhiri panggilan di hp gw. gw bicara pada cewek di sebelah gw. "lo tiie ya?" kata gw.

"dan lo pasti su'eb kan?" jawab cewek itu.

gw tertawa. ini yg gw suka dari tiie, dia selalu bisa memulai pembicaraan dengan baik. gw yg sebenarnya merasa gugup sedikit mencair.

"akhirnya ketemu juga yaa," kata tiie setelah berjabat tangan dengan gw.

(5)

"eh, iya. ya udah yuk kita cari tempat buat ngobrol." gw mengajak tiie ke sebuah kafe.

siang itu tiie memakai gaun rok blus terusan warna ungu. rambut tiie panjang sebahu dibiarkan tergerai. gw masih agak gugup, ini pertama kalinya gw janji ketemuan dengan seorang cewek.

kami duduk dan ngobrol di salahsatu kursi kafe. yg gw kenal selama ini tiie adalah orang yg ceria dan sedikit agak cerewet. dan itu memang tergambar dengan jelas saat ini. dia selalu punya lelucon yg membuat gw nyaman memposisikan diri gw saat itu.

"kok pake warna ungu?" tanya gw. "lagi jadi janda ya?" "hehehe...iya janda muda gitu deh."

"tetep aja janda. hehehe"

cukup lama minuman pesanan kami datang. kami ngobrol nggak jelas sesuka hati. dan gw sudah benar-benar bisa mengatasi kegugupan gw saat itu.

sudah pukul lima sore tapi kami masih bertahan di kursi kami. padahal kalau gw perhatikan di kursi lain mungkin sudah puluhan pasangan bergantian duduk. tapi toh itu tidak membuat suasana sore itu menjadi buruk. semakin gw mengenal tiie gw semakin merasa nyaman. dia bisa menciptakan chemistry sedemikian rupa.

"by the way thanks ya tiie udah mau ketemuan sama gw," kata gw saat kami berjalan turun ke luar mall. waktu itu hari sudah mulai gelap.

"harusnya gw yg bilang terimakasih. lo udah jauh-jauh dari jakarta nyempetin ketemu gw." tiie tersenyum. senyum yg manis.

"ah nggak gitu juga kok. kan gw emang asli sini?" "kapan lo berangkat lagi ke jakarta?"

"besok gw masuk shift siang jadi gw berangkat pagi."

"ati-ati di jalan deh kalo gitu. kasih gw kabar ya kalo lo udah nyampe sana."

gw mengangguk pelan. kami berdiri di pinggir jalan menunggu angkot. saat itu gw belum punya motor sendiri jadi gw nggak bisa mengantar pulang tiie. gw dan tiie memakai angkot berbeda.

(6)

"nyesel? nggak lah. lo sendiri nyesel nggak?" tiie menggeleng.

"nah ya udah nggak ada masalah kan?" tiie tersenyum.

"sekali lagi thanks ya buat hari ini. gw duluan ya." tiie masuk ke angkot yg berhenti di depan kami. setelah angkot pergi gw menyebrang jalan menggunakan angkot yg berbeda untuk perjalanan pulang ke rumah.

tapi gw nggak langsung ke rumah, gw mampir ke rumah diaz. gw ngobrol dengan diaz sambil main gitar di teras rumahnya.

"jadi gimana nih yg abis ketemuan?" tanya diaz. "asyik." jawab gw singkat.

"besok di sekolah bakal ada cerita seru dari dia." diaz nyengir. "thanks ya bro udah kenalin tiie ke gw."

"jadi lo suka sama barang yg gw kasih?"

"ett dah kayak orang jual kucing pake tanya gitu." gw menyandarkan gitar milik diaz ke dinding. "tiie nggak sms apa-apa ke lo sore ini?"

"belum. dia kalo cerita suka panjang lebar jadi kayaknya nggak lewat hp." saat itulah hp milik diaz berbunyi. diaz membaca isi sms nya.

"rizd," kata diaz setelah membaca pesan. "kenapa?" tanya gw.

"gw dapet kiriman pulsa 25 ribu." gw dan diaz saling pandang. "so?" kata gw.

(7)

lalu kami berdua tertawa. dan malam itu gw menyanyikan beberapa lagu bertemakan fallin in love diiringi petikan gitar oleh diaz.

malam yg menyenangkan buat gw. -BERSAMBUNG-

PART 3

pertemuan dengan tiie hari minggu kemarin sedikit banyak memberikan angin segar dalam diri gw. gw menghadapi minggu terakhir gw di jakarta dengan hati yg lebih cerah. beberapa tugas akhir yg belum diselesaikan sudah terselesaikan dengan baik.

karena gw datang ke sana dengan baik-baik maka pulang pun gw pamitan dengan rekan kerja dan atasan yg gw kenal. sedih rasanya berpisah dengan orang-orang yg sudah bersama dalam satu tahun terakhir ini. tapi mereka selalu memotivasi gw bahwa ini adalah langkah awal gw menapak masa depan gw.

kontrak magang di sini memang sudah berakhir, tapi setelah ini masih ada ujian yg harus gw lewati. ujian dalam konotasi yg sebenarnya, ujian nasional (UNAS) akhir semester nanti.

kadang gw berpikir bahwa gw nyaris nggak mungkin lulus karena gw sudah tertinggal jauh di pelajaran sekolah gw. program magang ini sebenarnya suatu dilema. saat gw disibukkan bekerja, gw diharuskan mengejar pelajaran yg tertinggal dengan usaha sendiri. sebelum berangkat ke jakarta, guru kejuruan memberi bekal modul pelajaran untuk gw pelajari secara otodidak. mana gw bisa?? dengan waktu yg banyak dan dengan sistem face to face di sekolah saja masih banyak yg gw nggak ngerti, apalagi belajar sendiri di sela kesibukan kerja?

dan pada kenyataannya modul pelajaran itu sudah nyaris membusuk di pojok kamar kos gw karena samasekali nggak pernah gw sentuh. debu tebal menyelimuti cover modul. gw ambil kemoceng dan membersihkannya dari debu.

"lagi beres-beres rizd?" sebuah suara terdengar dari belakang gw.

"hey, lucky." gw menoleh ke asal suara. "kok lo udah ada di sini? bukannya kita kumpul nya besok?" lucky menjabat tangan gw. dia menggendong sebuah tas hitam kecil.

(8)

kasur sementara gw menuangkan air dari galon ke gelas untuknya. "thanx rizd. gw udah bawa pulang semua barang dari kosan hari sabtu kemarin. sisanya yg ada di tas yg gw bawa ini, dan berhubung gw udah libur malem ini gw nginep disini aja deh."

"oke, bro. anggep aja kamer orang lain. hehehe.." gw melanjutkan beres-beres buku. semua pakaian sudah tertata rapi dalam tas sementara buku-buku akan gw masukkan ke tas lain.

hari ini adalah hari terakhir gw beraktivitas di perusahaan. besok setelah solat jumat gw dan semua peserta program magang ini diharuskan berkumpul di kampus politeknik manufaktur astra dalam rangka perpisahan sebagai tanda berakhirnya program magang ini. by the way, selain gw dan lucky peserta magang ini juga banyak yg berasal dari kota lain. jadi semua siswa yg lolos tes dari berbagai kota di indonesia dikumpulkan di jakarta untuk kemudian disebar di beberapa perusahaan milik grup astra. di tempat gw sendiri ada sebanyak enambelas siswa dari berlainan kota, termasuk dari denpasar, yg mengikuti program ini. dan ketika memikirkan bahwa gw harus berpisah dengan mereka, yg satu tahun ini bersama melewati suka dukanya, gw kembali sedih. seolah ada sesuatu yg hilang dari diri gw. "anak-anak yg laen pada kemana? kayaknya sepi nih kosan," lucky melongok keluar melihat kamar-kamar yg lain.

"biasanya sore kayak gini mereka pada makan. ada juga yg katanya mau menikmati detik-detik terakhir di jakarta." gw tertawa kecil.

"pasti dua dewa dari bali itu ya?" lucky ikut tertawa.

program magang ini memang mengumpulkan orang-orang dari hampir semua penjuru negeri. termasuk Ketut dan Gedhe, dua siswa asal denpasar. gw dan lucky biasa menyebut mereka dewa, merujuk pada adat mereka di bali.

"lo nggak ikut jalan-jalan rizd?"

"yaah lo liat aja sendiri barang-barang gw disini belum beres." "lo udah siap balik lagi ke sekolah?"

gw diam sejenak. "siap nggak siap toh kita harus siap kan" "oh iya gimana masalah belajar lo bisa belajar sendiri?" "bisa nggak bisa toh kita harus bisa kan?" lucky nyengir.

(9)

"kalo itu gw juga sama. tapi mau gimana lagi ini kan memang konsekuensi kita dari awal ikut program ini," jawab lucky lagi.

gw diam.

"seandainya kita nggak lulus gimana dong?" tanya gw lagi.

"gw sih yakin aja kita bisa lulus. guru kita juga pasti nggak mau kan siswa yg berprestasi macam kita gagal ujian."

gw diam memikirkan kata-kata lucky. harus gw akui sahabat gw yg satu ini memang punya optimisme yg kuat. dia tipe orang intelek yg selalu bicara berdasarkan fakta. dari hasil psikotes di awal kelas 1 lucky yg nilai IQ nya paling tinggi di kelas.

"yakin aja rizd kita pasti lulus kok." kata lucky menyemangati gw. "thanks bro."

"ya udah gw laper nih. cari makan dulu yuk."

gw segera menyelesaikan beres-beres dan sepuluh menit kemudian gw dan lucky sudah di luar menuju warung makan langganan gw. entah ada hubungannya atau tidak dengan magang gw yg selesai, tapi gw merasa jakarta indah sekali malam ini.

bukan mau mendramatisir, tapi mungkin malam ini adalah malam terakhir gw makan malam di jakarta... -BERSAMBUNG-

PART 4

esoknya gw bangun mendengar pintu kamar digedor. gw lihat jam weker menunjukkan pukul sepuluh siang.

"rizd, bangun udah siang nih." seseorang berseru dari luar.

gw belum begitu sadar sepenuhnya. di sebelah gw lucky masih terlelap nyenyak. semalam gw dan yg lain begadang ngobrol-ngobrol menikmati malam terakhir di sini. baru setelah subuh gw dan lucky balik ke kamar dan tidur.

(10)

"yaah baru bangun ya lo," kata Ade, teman sebelah kamar gw. begitu pintu dibuka dia menerobos masuk.

"numpang kencing," lanjutnya masuk ke kamar mandi. "di kamer gw nggak ada air." "lo sedotin mulu sih."

"bukan gw. tuh si mail, dia mandi lama banget sampe aer nya abis," teriak ade dari dalam kamar mandi. "sembarangan aja lo bilang gw ngabisin aer!" tiba-tiba Ismail, teman sekamar ade, masuk dan menuju pintu kamar mandi. "lo tuh yg kencing sembarangan, makanya gw mesti rajin nyiramin bekas kencing lo! dari dulu gw bilangin nggak ada percayanya sih lo."

"eh, gw nggak kencing sembarangan ya ! gw kencing di wc !" "iya tapi lo nggak pernah nyiramin bekasnya kan?"

pintu kamar mandi terbuka. dan sedetik kemudian ade menyiram mail dengan air dari gayungnya. mail sudah berusaha menghindar tpi karena terlalu dekat dia tidak bisa mengelak.

"wooi lo !" mail menggebrak pintu kamar mandi yg langsung tertutup. dari dalam terdengar ade tertawa terbahak-bahak.

"tuh gw udah nyiram bekas kencing gw!" kata ade. suaranya menggema di kamar mandi. "wah lo pikir gw be.."

"berisik!" gw berteriak mengatasi kegaduhan. "kalo mau ribut di kamer sendiri sana! pagi-pagi ribut di kamer orang!"

mail bersungut-sungut keluar kamar. ade dan mail memang sering ribut, tapi gw tau mereka cuma sebatas becanda. ade orangnya jahil sementara mail gampang marah. makanya setiap ribut pasti heboh. dari dalam kamar mandi ade masih tertawa.

'bip bip' hp gw berbunyi. gw lihat di layar terpampang nama tiie memanggil. "halo," kata gw.

"hay rizd," tiie menjawab dari seberang. "lagi ngapain?" "eh, enggak ngapa-ngapain kok. gw baru bangun tidur."

(11)

"busyet siang kayak gini lo baru bangun? semalem ngapain aja?" "enggak ngapa-ngapain sih. cuma begadang bareng temen-temen aja."

ade keluar dari kamar mandi dan mengatakan 'thank you' yg gw jawab dengan anggukan kepala. "lo kok nelpon jam segini sih?" tanya gw.

"emang napa? nggak boleh? kalo nggak boleh gw tutup deh."

"jiiaah..pake ngambek. nggak, maksud gw kok jam belajar gini bisa nelpon?" "pelajaran terakhir gurunya nggak ada, daripada iseng gw nelpon aja deh." "pantesan berisik banget tuh di belakang lo."

"biasa lah anak sekolah kalo nggak ada guru berasa di surga. hehehe.." kami pun asyik mengobrol.

"eh, setelah kita ketemu kok gw sering mimpiin lo ya?" kata gw becanda. "haha...ngerayu nih ceritanya?"

"enggak kok serius," padahal gw bohong. "iya sih, gw juga kok jadi mimpiin lo terus ya?" giliran gw yg tertawa.

"lo udah punya cewek belum sih rizd?" gw diam sebentar.

"belum aja deh. hehehe.." jawab gw. "gw serius rizd, lo punya cewek belum?"

"ciiee...sejak kapan lo serius? bukannya lo suka sheila on 7?" gw tertawa. "iiih....bukan itu dodol. becanda aja ah."

(12)

"iya deh gw serius. lo mau nanya apa?"

"wah sejak kapan lo serius? bukannya lo fans ungu ya?" giliran dia yg tertawa.

"sorry, sorry, rizd gw becanda kok." lanjut tiie begitu gw diam. "gw pengen tau aja, lo punya cewek nggak?"

"gw jomblo kok. emang kenapa?"

"emh...nggak papa sih nanya doang. lo nggak nyari cewek gitu?" "udah nyari sih, tapi nggak laku. nggak ada yg mau sama gw. nasib..." "hahaha. kalo gw nembak lo, lo mau nggak nerima gw?"

"ah lo ini becanda mulu."

"enggak kok gw serius. lo mau nggak jadi cowok gw?"

gw terkejut. gw coba mencerna kalimat tiie. dari nada bicaranya agaknya dia serius menanyakan itu. "lo becanda ya tiie?" gw memastikan.

"gw serius harrizd... apa mesti gw ulangi lagi pertanyaannya?" kata tiie. "lo-mau-nggak-jadi-cowok-gw?" lagi-lagi gw terdiam. jujur gw nggak menyangka dia bakal nanyain itu. dan kalo mau lebih jujur lagi, gw memang suka dan mau jadi cowoknya! mimpi apa gw semalam bangun tidur ditembak cewek?! "kok diem sih?" tanya tiie. "gw salah ngomong ya? maaf deh kalo gw terlalu lancang...."

"eh, enggak kok. gw mau jadi cowok lo." tiie diam sebentar.

"beneran?"

"beneran," jawab gw. "serius?"

(13)

tiie kembali diam. jujur saat itu hati gw berdebar kencang seolah tidak percaya dengan yg sedang terjadi.

"berarti sekarang kita jadian dong? thanks ya rizd. tapi kok lo mau sih nerima gw?" "karena ku sayang kamu.."

"yaelah....berasa dengerin lagu.." tiie tertawa kecil. kami sama-sama terdiam.

"eh udah dulu ya, ada guru dateng nih." suara tiie terdengar berbisik.

"oke, sayang.." untuk pertama kalinya gw panggil tiie dg panggilan 'sayang'. ah, pagi yg indah buat gw.. -BERSAMBUNG-

PART 5

hari senin minggu depannya gw sudah mulai beraktivitas kembali di sekolah. rasanya sedikit aneh memakai seragam putih abu-abu lagi setelah 1 tahun kemarin gw di jakarta. ada perasaan nggak biasa waktu duduk di kelas mendengarkan guru berbicara. terlebih gw samasekali tidak mengerti apa yg dijelaskan guru gw di depan ! di kosan dulu gw nyaris nggak pernah belajar samasekali.

ada seorang guru yg usil menunjuk gw ke depan mengerjakan soal yg dibuatnya. alhasil gw jadi bahan tertawaan seisi kelas.

"udah sabar aja bro, mereka cuma iri sama lo" lucky menepuk bahu gw ketika kami keluar dari ruang guru setelah menghadap ketua jurusan (kajur). tadi pak kajur meminta jurnal laporan kami berdua sewaktu di jakarta.

"kayaknya tanggapan yg laen kurang baik nih dengan kepulangan kita ke sini," kata gw. gw memang merasa sepertinya gw tidak disambut dengan baik oleh teman-teman di kelas. gw merasa terasing dari yg lain. sejak kemunculan gw di kelas pagi ini, cuma ada beberapa orang yg mendekati gw sekedar menyapa kabar dan bertanya soal kegiatan magang di jakarta.

"perasaan lo aja kali rizd," lucky menenangkan gw. kami duduk di bangku taman depan Ruang Gambar. "semoga aja deh," kata gw.

(14)

hari itu bukan hari yg baik sebagai awal masuk sekolah. untung saja ada sedikit penghiburan saat pulang sekolah gw ketemuan lagi dengan tiie.

"hai rizd," tiie menyapa gw tanpa canggung saat kami bertemu di depan sekolahnya.

ini pertama kalinya gw ketemu tiie setelah jadian. dan gw kembali merasa canggung seperti pertama kali ketemu di mall.

"eh, hai. diaz udah balik ya?" gw mencari bahan pembicaraan. "udah dari tadi lah. liat aja udah sepi gini," jawab tiie.

saat itu jam 2 siang. sekolah memang bubar jam setengah 2, tinggal ada beberapa siswa di sekitar sekolah termasuk gw dan tiie. kami bertemu di depan sebuah toko klontongan di depan gang sekolah. kami duduk di teras toko yg luas dan membentuk anak tangga.

"wah lo balik lag jadi anak sekolah nih," tiie mengomentari seragam gw. gw nyengir lebar.

"gimana tadi rasanya masuk sekolah?" lanjutnya.

"ya biasa aja lah nggak aneh-aneh banget. kan gw emang anak sekolah?"

tiie tersenyum. senyum yg berhasil mencairkan kegugupan gw. gw suka sekali melihat tiie dengan seragam abu-abu nya.

"so?" kata gw. "so apanya?"

"kita beneran resmi jadi pacar nih?" "pacar? siapa? emang kapan kita jadian?" gw berdiri.

"ya udh gw balik yaa." kata gw.

tiie menarik tangan gw dengan keras dan ketika gw berhadapan dengannya gw berpura-pura jatuh lalu tepat saat itu gw mencium pipinya. muka tiie memerah malu, dia mendorong gw sampai nyaris jatuh.

(15)

gw tertawa kecil. "maaf mbak, saya nggak sengaja." "bukan nggak sengaja, tapi mupeng lo."

gw tertawa lagi.

"ya udah yuk." kata gw lagi. "emang mau kemana?" "kemana aja deh, ikut nggak?"

tiie nampak berpikir. tapi sebelum dia sempat menjawab gw sudah menggandeng tangannya menarik dia mengikuti gw.

"bentar dulu, mau kemana nih?"

"udah nggak usah rewel, tinggal ikut aja napa?"

gw menyetop angkot lalu kami menuju sebuah mall. gw mengajaknya nonton film di studio 21. "mau nonton film apa?" tanya gw.

"apa aja deh. nanti juga nggak akan ditonton filmnya," kata tiie lalu nyengir. "emang mau ngapain kalo nggak nonton?"

gw dan tiie saling tatap mata. lalu tanpa dikomando kami senyum sendiri.

film dimulai pukul 3 sore dan selesai pukul setengah 5. biarpun sebenarnya filmnya nggak jelas tapi kami cukup menikmati kebersamaan kami.

sejak saat itulah kami sering janji ketemuan di mall dan nonton di studio 21. yg unik adalah film apapun yg kami tonton dan di studio berapapun, kami selalu memilih bangku nomor E1 dan E2. bangku itu sudah menjadi favorit kami kalau nonton. tapi beberapa kali pernah juga kami duduk di bangku lain karena penuhnya bioskop oleh penonton, biasanya tiap senin rame soalnya tarif nonton hemat. hubungan gw dengan tiie berjalan baik. kami bisa saling mengerti, walaupun kadang gw suka egois. tiie adalah tipe cewek yg sangat memperhatikan cowoknya. gw juga merasa nyaman diperhatikan, tapi gw suka merasa agak risih kalau perhatiannya sudah berlebih.

(16)

tiie bisa menerima gw apa adanya, itu point yg paling gw suka dari dia. disaat hampir semua temannya punya cowok yg bawa motor keren, dia menerima gw yg samasekali nggak pernah memboncengnya dengan motor. walaupun di rumah ada motor punya kakak tapi gw merasa lebih nyaman menggunakan angkutan umum.

gw merasa bersyukur sekali punya pacar dia. sebelum ini gw pernah 2 kali pacaran tapi belum pernah merasa seperti dengan tiie. tiie sangat bisa mengerti gw. selama 1 bulan kami jadian belum pernah sekalipun kami bertengkar.

sampai pada suatu pagi hp gw berbunyi, pesan dari tiie. gw sedang bersiap berangkat sekolah saat gw baca sms yg berbunyi seperti ini.

'rizd, gw nyesel kenal lo. mulai hari ini kita PUTUS !!'

-BERSAMBUNG- PART 6

sekali lagi gw menelpon tiie. gagal. operator bilang nomor sedang tidak aktif. sudah empat jam berlalu sejak tiie mengirim sms pagi tadi nomornya langsung tidak aktif.

entah apa yg sedang terjadi, gw sendiri tidak habis pikir. pagi tadi tiie kirim sms yg isinya minta putus, pas gw balas di hp belum muncul laporan terkirim. gw langsung cek dengan menelepon, tapi ternyata nomornya tidak aktif.

gw kalut. gw bingung. gw pengen tau apa yg sebenernya terjadi !

kenapa tiba-tiba tiie mengirim sms seperti itu tanpa penjelasan ? ada masalah kah ? toh kalau emang ada masalah, bukannya lebih baik dibicarakan baik-baik ? sama-sama cari solusi bukan ide yg buruk, menurut gw.

tapi seinget gw antara gw dan tiie sedang tidak ada masalah samasekali. terakhir tadi malam tiie kirim ucapan selamat tidur lewat sms. it's fine. keadaan baik-baik saja kok.

lalu kenapa dia kirim sms kayak gitu ?

jujur saja gw takut kehilangan tiie. satu bulan jadian cukup membuat gw benar-benar jatuh hati. gw takut beneran putus.

ah, hari yg buruk buat gw. di kelas gw lebih banyak melamun daripada konsen pada pelajaran. hari ini padahal ada ulangan matematika dan gw isi jawabannya asal-asalan. begini ya rasanya patah hati?

(17)

waktu dulu gw putus nggak begini-begini amat rasanya, gw membatin dalam hati. "aah," gw menggerutu.

"napa sih lo kyaknya hari ini lo bete banget?" lucky duduk di meja. dua teman gw teguh dan agung juga ikut gabung.

"muka lo udah kayak sarung buat lebaran aja pake dilipet gitu," teguh menimpali. "biasa lah cuy, ini soal cewek," jawab gw.

"beuh...hari gini masih pusing mikirin cewek?" teguh geleng kepala. "gw kasih tau aja ya bro, dalam kamus playboy tuh nggak ada kata cinta. nggak ada tuh istilah cinta pake hati, yg ada cinta pake otak !" gw yg lain tertawa.

"bentar dulu cil," kata agung pada teguh. "lo bilang tadi soal kamus playboy, emangnya lo punya cewek?"

kami semua tertawa.

"beuh....jangan salah sangka. gw tuh kalo jalan sama cewek harus atur schedule, balik sekolah gw ada jadwal sama memey, jam 3 nya si dara, abis itu menjelang maghrib ayu udah nunggu gw. jadi mana sempet kalian liat gw jalan ?"

"iya gw tau," kata gw. "kalo jam 12 malem giliran om om hidung belang yaa?" "beuh...lo kata gw gigolo?"

"emang kenapa sih lo sama cewek lo?" tanya lucky. "cewek gw minta putus."

"jiiaaah....gitu aja pusing. kalo putus ya cari lagi dong."

"gw bukan playboy bro. gw masih mencintai cewek pake hati, gw bukan cowok yg cuma manfaatin cewek."

"wuiih....masih ada aja ya cowok kek lo gini?" agung yg sekarang geleng kepala.

(18)

teguh menepuk bahu gw. "gw laper nih, ada yg mau ikut ke kantin?" "lo nraktir nih?"

"kagak lah, lo bayar sendiri-sendiri."

lalu mereka bertiga beranjak pergi. gw kembali memikirkan tiie. kayaknya nggak ada yg bisa gw lakukan kecuali menunggu sms gw terkirim dan berharap tiie berpikir dingin lalu menjelaskan yg sebenarnya terjadi.

dan setelah lama gw amati layar hp gw menyala tanda pesan terkirim. entah berapa banyak gw kirim sms ke dia soalnya laporannya bejibun. berkali-kali gw kirim permintaan maaf dan menegaskan bahwa gw nggak mau putus.

dengan hati berdebar gw tunggu balasan sms tiie. di sela pelajaran terakhir gw mencuri-curi kesempatan mengecek hp gw siapa tahu ada balasan. tapi nyatanya sampai gw balik pun hp gw tetep sepi.

pikiran gw sumpek banget siang itu. kayaknya tiie serius pengen putus, pikir gw. gw lagi nongkrong di halte bareng teman-teman saat hp gw bergetar.

segera gw liat hp. ada balasan sms dari tiie !! gw seneng banget saat itu. dengan berdebar-debar gw baca isi pesannya.

'sayang, maaf ya tadi gw nggak bawa hp ke sekolah soalnya lobet' langsung gw bales tuh.

'apa yg sebenernya terjadi? maksud sms tadi pagi apa?' dan semenit setelahnya tiie membalas lagi.

'hehe..maaf ya rizd tadi gw becanda doang kok. gw cuma mau ngetes seberapa besar sayang lo ke gw.' fiuh....betapa leganya gw baca sms itu. semua pikiran-pikiran jelek selama beberapa jam yg lalu langsung lenyap begitu saja.

'jadi tadi lo nggak serius minta putus kan?'

'enggak donk sayang..emang kaget banget ya kok sampe ngirim sms sampe puluhan gitu.' 'bukan kaget lagi, jantungan nih gw baca sms lo tadi pagi!'

(19)

tiie tetap menjawab dengan santai.

'iya deh maafin gw ya...lo tenang aja gw nggak serius kok tadi.'

gw menghela nafas panjang. berkali-kali gw mengucap syukur. mungkin terkesan lebay, tapi begitulah karena gw sudah terlalu sayang. gw takut kehilangan tiie.

'by the way hari ini lo ada acara nggak? kita ketemuan yuk. nonton di tempat biasa.' gw mengajak tiie nonton.

cukup lama sampai tiie membalas.

'wah maaf banget siang ini gw nggak bisa, ada bokap nih.'

bokap tiie memang bekerja di karawang. dan tiap dua minggu sekali pulang. mungkin hari ini memang jadwal bokapnya balik.

'oh ya udah kalo gitu'

gw mengakhiri pembicaraan di sms dengan hati yg sangat lega. BERSAMBUNG

PART 7

harus diakui sekarang ini gw lagi sayang-sayangnya sama tiie. walaupun kadang dia sangat menyebalkan, suka 'memacu adrenalin' gw seperti yg dilakukannya waktu pura-pura minta putus beberapa waktu yg lalu. dan pada kenyataannya setiap hubungan pasti tidak pernah berjalan mulus, sering ada

pertengkaran kecil diantara pasangan. begitupun yg terjadi pada kami.

dan kalau hal itu sedang terjadi pada kami, tiie seringkali menonaktifkan nomor handphone nya. yg tentu saja hal ini membuat gw merasa tidak nyaman. sangat tidak nyaman kalo lo tau. gw pikir kejadian semacam itu cuma sekali dua kali, tapi setiap ada hal yg membuatnya marah dia selalu mematikan handphone nya.

"ya kan biar kita nggak semakin terbawa emosi," tiie pernah beralibi demikian ketika gw tanyakan alasan dia melakukan hal itu. "menurut gw dengan nggak berhubungan beberapa saat, emosi kita akan

mencair. dan saat itulah kita akan damai lagi."

kita ? tapi nyatanya setiap kita bertengkar selalu saja gw yg minta maaf lebih dulu, nggak peduli siapa yg salah. tiap nomor tiie sedang nonaktif gw selalu mengirim pesan berisi puisi sekedar bentuk permintaan

(20)

maaf. dan seandainya lo tau tiie, gw melakukan itu semua karena rasa sayang gw ke elo!

kadang lo menanggapi dengan dingin sms-sms gw. tapi gw selalu berusaha mencari celah untuk lo memaafkan gw. sekali lagi, itu karena gw sayang sama lo. gw takut kehilangan lo.

well, kejadian semacam itu gw anggap sebagai kerikil-kerikil dalam perjalanan hubungan kami yg tentu saja adalah juga pelajaran untuk menuju hubungan yg lebih baik. toh tiie juga tidak selalu menunjukkan sisi sensitif nya. beberapa kali dia menunjukkan kalau dia adalah sosok perempuan yg dewasa

menghadapi sebuah masalah.

dan yg paling tidak pernah gw lupakan adalah momen ketika gw ulang tahun yg ke 18 di awal Maret. tanpa gw tahu, tiie memberikan sebuah kejutan dengan datang di rumah gw setelah pulang sekolah. dia bersama tiga orang temannya repot-repot membawa kue ulang tahun beserta kadonya. dengan sebuah syukuran kecil-kecilan gw mendapatkan hadiah terbaik di hari ultah gw. ini pertama kalinya, dan satu-satunya sampai saat ini, pacar gw merayakan ultah gw di rumah gw sendiri.

gw merasa telah menemukan wanita terakhir dalam hidup gw. gw bertekad akan selalu setia dan berharap hubungan kami akan terus berlanjut sampai jenjang yg lebih serius nantinya. kesetiaan gw tidak perlu dipertanyakan lagi. gw rela melakukan apapun demi seorang tiie. mungkin gw sudah terkena virus cinta buta, kadang-kadang gw berpikir demikian.

tapi gw tidak bisa selalu hanya menjalani kehidupan gw dengan tiie. ada kehidupan real yg harus gw hadapi, yaitu ujian nasional. gw memasuki bulan-bulan terakhir di sekolah. untuk mengejar

ketertinggalan pelajaran gw 1 tahun terakhir ini, gw mengikuti les bimbingan belajar di salahsatu lembaga pendidikan. tiap hari sampai menjelang dilangsungkannya ujian, sepulang sekolah gw mengikuti les yg berdurasi 2 jam pertemuan. yg gw kejar hanya 3 mata pelajaran yg di uji kan nanti. bulan april adalah bulan yg sibuk buat gw. di samping les, gw juga dituntut mengisi kekosongan nilai di raport gw selama 1 tahun gw di jakarta. karena gw tidak berada di sekolah saat itu, maka otomatis nilai raport gw pun kosong. jadi setelah gw kembali, gw diwajibkan 'mengejar' nilai yg kosong itu. caranya adalah dengan meminta soal tes pada guru yg bersangkutan. bisa dibayangkan berapa banyak tes tambahan yg harus gw hadapi untuk nilai selama 2 semester. tapi beruntung gw nggak sendiri, ada lucky yg juga sama-sama mengikuti tes tambahan ini.

di saat murid lain pulang, gw menemui guru untuk tes tambahan. setelah itu gw ke tempat les. begitu hampir setiap harinya. dan otomatis frekuensi gw bertemu tiie juga menurun drastis. tapi toh beruntung gw punya pacar tiie, dia sangat mengerti dengan ini.

lagipula tiie juga sibuk mengikuti pengayaan atau jam tambahan setelah jam pulang sekolahnya. gw tau tiie juga sedang bersiap-siap menghadapi ujian nasional akhir Mei nanti. sekolah gw juga sebenarnya mengadakan jam tambahan, tapi berbeda dengan sekolah tiie yg jam tambahannya siang hari, di sekolah gw jam tambahan diadakan pagi hari sebelum jam belajar. kalau dulu gw masuk jam 7 pagi, sekarang gw

(21)

dan kelas 3 yg lain mulai belajar jam 6 pagi. tapi itu tidak setiap hari karena yg ditambahkan hanya materi 3 pelajaran yg di uji kan.

gw cuma punya 1 hari libur, dan bahkan nyaris tidak ada karena kadang gw ikut les tambahan, diskusi kelompok belajar bareng teman sekolah, atau sekedar belajar sendiri di rumah. benar-benar gw nyaris mati dalam kesibukan.!

beberapa hari sebelum ujian tiba..

nama-nama peserta ujian beserta denah ruangan untuk ujian sudah terpampang di sebuah papan di depan Ruang Guru. gw mengecek nama gw ada di Ruang 035. iseng-iseng gw juga melihat nama-nama yg lain.

dan saat itulah gw sadar bahwa momen terberat dalam sekolah akan gw hadapi kurang dari 3 hari lagi...

BERSAMBUNG PART 8

*teeeet*

sepersekian detik setelah bel berbunyi seisi ruangan bergemuruh. beberapa dari kami bahkan berteriak senang. petugas pengawas ruangan hanya geleng kepala sebelum akhirnya pergi.

hari ini adalah hari terakhir kami ujian nasional. sudah 3 hari ini kami berkutat dengan soal. ketakutan akan ujian yg selama ini memenuhi otak gw sekejap sirna.

ternyata kalau mau dibilang bobrok, negeri ini memang benar-benar bobrok! mari kita tengok fakta-fakta yg gw alami ketika ujian nasional 3 hari terakhir ini.

jam dimulainya ujian adalah jam 8 pagi, tapi satu jam sebelumnya--setiap hari selama ujian--gw rutin menerima sms dari ade, teman magang sewaktu di jakarta. dia mengirimkan pesan berisi kunci jawaban lengkap dari soal pertama sampai terakhir!

tapi gw tidak langsung percaya begitu saja, gw harus cek dengan soalnya. dan ketika di ruangan ujian gw sibuk mencocokkan jawaban dari ade, salahsatu guru dari jurusan kami yg seharusnya tidak ada di sekitar ruangan, menghampiri salahsatu jendela ruangan kami dari luar. dia mengetuknya, memanggil sutrisno teman gw yg duduk di sisi jendela tersebut.

awalnya kami semua kaget. begitu jendela dibuka, guru kami menyerahkan dua lembar kertas HVS putih. jelas saja gw dan yg lain pastinya, bertanya-tanya apa maksudnya.

(22)

"ini jawaban untuk soal tipe A dan ini untuk soal tipe B," suara guru kami pelan tapi cukup keras untuk didengar seisi ruangan, termasuk dua orang pengawas ujian dari departemen pendidikan nasional. salahsatu dari mereka berdiri. tadinya gw kira dia akan marah melihat kami diberi contekan, tapi ternyata si pengawas malah membalas senyuman dari guru kami sebelum dia pergi lagi.

"ingat, jangan berisik." cuma itu komentar dari si pengawas, kemudian ia duduk lagi.

kertas digilir ke semua siswa sesuai tipe soal yg mereka dapat. dan saat gw coba bandingkan bocoran dari ade dengan contekan dari guru, hasilnya 95% sama! begitulah yg terjadi selama 3 hari ini.

gw tertawa dalam hati. pendidik macam apa mereka-mereka ini ?? kalau saja gw tahu akan seperti ini, gw nggak akan bersusah payah mengikuti les dan jam tambahan. gw tinggal hadir dan menunggu 'masukan' dari guru.

"gw bilang juga apa kan, kita pasti dibantu guru," kata lucky ketika kami keluar ruangan. gw perhatikan ekspresi semua murid di hari terakhir ini begitu ceria.

"rizd, ayo ikutan pesta!" agung berteriak dari kerumunan murid yg mencoret-coret seragam dengan pilox.

"entar gw nyusul deh," gw balas teriak.

gw dan lucky berjalan menuju halte tempat favorit gw dan teman-teman biasanya nongkrong sebelum pulang ke rumah. tapi halte siang ini sepi. yg lain sedang sibuk corat-coret baju di sekitar halaman sekolah.

'bip bip'

hp gw berbunyi. sms dari tiie. gw ingat siang ini kami janji ketemuan setelah sekitar 1 bulan disibukkan persiapan ujian.

"gw duluan ya bro," gw pamit pada lucky.

gw menemui tiie di sekolahnya. lalu kami memutuskan jalan ke sebuah objek wisata. tempat yg tenang dan teduh untuk mengobrol melepas rindu.

"wah curang ya guru lo," tiie berkomentar setelah gw ceritakan yg terjadi di ruangan ujian. saat itu kami duduk di bawah sebuah pohon yg menghadap ke sebuah danau. "gw boro-boro dapet bocoran kek gitu!"

(23)

tempat ini cuacanya sangat mendukung untuk bersantai.

tiie adalah sosok yg sempurna buat gw. dia sangat terbuka. dia menanyakan soal hubungan gw dengan mantan-mantan gw. gw cerita apa adanya. dan sebelum ini tiie juga memang pernah menceritakan soal mantannya, jadi seperti tukar cerita diantara kami.

yg gw tahu dari cerita tiie, mantan tiie adalah siswa sekolah gw juga. seangkatan, tapi tidak satu jurusan. namanya Eka. tapi gw belum pernah lihat dan tahu seperti apa persisnya Eka, karena kami memang tidak saling mengenal. gw cuma pernah lihat namanya di papan pengumuman waktu gw mengecek pembagian ruangan ujian minggu kemarin. gw ingat eka ada di Ruang 021 untuk jurusan bangunan. tapi gw sendiri tidak pernah mempermasalahkan lebih jauh soal eka pada tiie. toh mereka sudah putus. saat sedang memutar sebuah lagu, hp gw mati karena lobet.

"tiie, hp lo mana? gantian donk puter mp3, hp gw koit" kata gw hendak mengambil hp gw dari tas milik tiie.

tapi tiie bereaksi cepat. dia menepis tangan gw dari tasnya. "kenapa?" gw heran.

"mmh...itu. hp gw lobet, iya lobet." tiie nyengir terpaksa.

gw yg nggak percaya mencoba mengambil hp tapi ditepisnya lagi. "gw cuma mau liat bener nggak lobet?" kata gw mulai berpikiran aneh.

"bener! nggak percayaan banget," tiie terlihat gusar. gw menangkap ekspresi takut di wajah tiie. gw jadi mulai curiga. dan saat itu gw baru sadar, sejak pertama jadian tiie memang tidak pernah mau meminjamkan hp nya ke gw. pasti ada saja alasannya untuk menolak menyerahkan hp nya ke gw. ada apa sih sebenarnya?? gw bertanya-tanya dalam hati.

BERSAMBUNG PART 9

emosi gw mendidih nyaris melonjak keluar dari ubun-ubun.

(24)

suara gw.

setelah adegan berebut tas selama beberapa detik, gw berhasil mendapatkan hp tiie. tiie sendiri seolah pasrah dan terdengar mulai sesenggukan menangis sambil terduduk memegangi tas nya. entah

berdasarkan apa gw langsung mengecek kotak SMS nya.

tapi saat gw pilih submenu inbox nya, keterangan di layar hp berbunyi seperti ini please insert password to open the message inbox..

"maksudnya apaan nih pake password segala??"gw menggerutu. "ada yg lo sembunyiin dari gw ya tiie???"

tiie tidak menggubris. dia tetap menangis.

"password nya berapa??" gw tanya sekali lagi tapi tetap tidak dijawab. emosi gw makin memuncak. oke, gw bisa pecahin kode ini sendiri, gw membatin dalam hati. lalu dengan jari-jari yg bergetar gw menekan keypad hp. pertama gw coba tanggal lahir tiie, gagal. saat gw coba tanggal lahir gw juga gagal. "kalo password nya bukan tanggal jadian, tiie pasti memang nyembunyiin sesuatu dari gw" setan kecil berbisik di telinga gw.

jantung gw berdegup sangat kencang waktu itu. terlebih tangan gw juga bergetar hebat. gw masukkan tanggal jadian kami...tetap saja gagal.

dan entah setan mana yg berbisik, gw ingat waktu mengecek nama peserta ujian, gw melihat nama eka mantan tiie. di sana juga tertera tanggal lahir peserta ujian. meski hati gw memberontak, otak gw coba mengingat angka yg tertera di kolom tanggal lahir eka.

pelan-pelan gw tekan angka-angka ini. 2-7-0-4-1-9-8-9...

BERHASIL !!!!

bayangkan betapa sesaknya dada gw ketika melihat kenyataan ini ! apa maksudnya tiie menggunakan tanggal lahir mantannya sebagai password inbox ?? bukannya mereka sudah lost contact sejak putus beberapa bulan lalu ?

tentu saja jawabannya adalah gw salah besar ! sekuat apapun gw berontak, toh gw tidak bisa menutupi kenyataan bahwa di dalam inbox hp tiie terdapat banyak pesan dari nomor yg diberi nama Eka_sAyan9, dan nomor gw cuma punya nama 'harizt'. yg lebih miris, pesan gw cuma ada beberapa saja, padahal

(25)

hampir setiap saat gw kirim sms ke tiie ! tapi yg gw lihat justru sms dari eka lah yg mendominasi.

isi pesannya pun nggak kalah mesra seperti gw sms ke tiie. kata 'sayang' dan 'cinta' akrab ditemui di sms yg gw baca.

dalam hati gw ingin sekali berteriak ! menyumpahi kebodohan gw selama ini ! otak gw samasekali nggak mampu berpikir jernih.

"nih gw balikin hp lo," gw lempar hp nya ke rumput. gw nggak sanggup baca semua isi sms itu.

dengan ragu tiie memungut hp dan memasukkannya ke tas. jujur aja, saat itu gw sebenarnya ingin sekali membanting hp tiie sampai pecah berkeping-keping lalu berteriak di depan wajahnya biar dia tahu yg gw rasakan sekarang.

napas gw mendadak sesak. kepala pening terasa panas. nggak ada sepatah pun kata yg sanggup gw ucapkan.

"maafin gw rizd," kata tiie akhirnya setelah lama kami terdiam. "sekarang lo tau kan alasan gw nggak mau minjemin hp ke lo?"

gw nggak menjawab.

"gw tau lo pasti sakit hati. itu yg gw nggak mau."

tanpa terasa airmata gw meleleh juga, saking sakit hatinya gw. buru-buru gw menyeka nya. "gw nggak nyangka lo tega giniin gw," walau berat akhirnya gw bicara.

giliran tiie yg diam.

"kenapa diem?? jawab pertanyaan gw!" gw kembali berteriak. tiie nampak ketakutan. dia tidak berani menatap wajah gw.

"habisnya selama satu bulan terakhir ini kan kita jarang contact," tiie menjawab dengan muka

tertunduk. "lo jarang sms, jarang nelepon..cuma eka yg ngasih support gw selama ujian ini. dia yg tiap pagi kirim sms nyemangatin gw."

"ooh jadi gitu...disaat gw sibuk demi sekolah, lo mulai berpaling sama mantan lo?! asal lo tau, alasan lo tadi itu klasik banget!"

(26)

"apa?? apa lagi yg mau lo jelasin ! udah jelas lo ngekhianatin gw!" "tapi gw kek gitu di sms doang rizd..gw samasekali nggak ada rasa." "terus kenapa mesti panggil sayang-sayangan? cinta-cintaan??"

"jadi sebenernya waktu gw putus dulu, dia tuh nggak mau. dia tetep ngehubungin gw.." "termasuk panggilan 'sayang' itu??" gw mendengus kasar.

"itu kan panggilan di sms doank....dia yg duluan manggil kek gitu, gw sih cuma ngikut aja. abisnya nggak enak kan kalo nggak bales sms, dikira sombong.."

gw terdiam. emosi gw sedikit menurun, tapi belum bisa menjernihkan otak dan pikiran gw. berkali-kali gw coba menarik napas, tetap terasa sesak.

"oke," kata gw. suara gw bergetar. "sekarang gw pengen tau kenapa password sms lo tanggal lahirnya eka?"

tiie diam.

"lo masih sayang kan sama eka??" gw mencecar tiie dengan pertanyaan yg gw yakin akan jadi kunci permasalahan ini.

tapi tiie tetap diam. masih diam..

"nggak bisa jawab kan?" kata gw sinis. gw berdiri lalu beranjak pergi meninggalkan tiie yg masih terduduk di tempatnya...

BERSAMBUNG PART 10

satu minggu sudah berlalu sejak kejadian gw meninggalkan tiie gara-gara masalah eka. selama itu juga gw hampir tidak pernah menghubungi tiie, begitu pun tiie tidak pernah membalas kalau gw sms. tapi satu hal yg pasti, kami belum putus, setidaknya belum ada kata terlontar dari kami yg menegaskan hubungan kami berakhir.

(27)

jujur saja hati gw masih sakit, gw nggak bisa memungkiri itu. gw seolah masih melihat rangkaian kata-kata sms eka di depan mata gw. tapi gw juga nggak mampu membohongi perasaan kalau gw masih sayang tiie.

perlahan gw sadar bahwa rasa sayang gw ke tiie lebih besar dari ketidakrelaan gw dikhianati dia. seiring berlalunya hari, gw mulai memaafkan tiie. mungkin tiie benar bahwa mereka tidak pernah bertemu. mungkin mereka seperti itu di sms saja.

apapun itu, gw sadar gw telah mengambil keputusan keliru saat emosi menguasai hati. gw harus membicarakan ini dengan hati yg lebih tenteram dan pikiran yg dingin.

dan dengan tekad itulah gw pacu sepeda motor milik kakak gw menuju rumah tiie. disana gw disambut dengan baik oleh lee, adik perempuan tiie yg saat itu duduk di kelas 6 sd.

"kakak lagi tidur," kata lee. "kata siapa?"

"kata kakaknya, tadi bilang gitu ke lee," kata lee yg sedetik kemudian menyadari omongannya. gw nyengir lebar.

"jadi tadi kata kakak, suruh bilang lagi tidur ya?"

"iya gitu," lee terpaksa mengaku. "tadi pas kak harrizd dateng, kakak tuh lagi nonton tivi. terus buru-buru masuk kamer, nyuruh lee bilang kek tadi."

gw tersenyum senang.

"sekarang tolong 'bangunin' kak tiie dong.." kata gw. "bilang aja kakak mau ngobrol gitu."

dengan mendengus pelan lee beranjak dari ruang tamu menuju kamar tiie. gw perhatikan rumah sedang sepi, bokap tiie pasti lagi di karawang. nyokapnya mungkin lagi ngerumpi sama tetangga di luar.

makanya gw berjalan mengikuti lee dari belakang.

"kak," lee mengetuk pintu sebuah kamar. dia belum sadar gw ada di belakangnya. "ada cowok kakak tuh! maksa minta ketemu."

"masih kecil udah bisa bohong ya?" gw berbisik di telinga lee. lee terperanjat kaget.

(28)

"ngapain disini?" lee berbisik. gw cuma nyengir lebar.

"udah ah, bangunin sendiri sana." lee menggerutu lalu pergi.

gw berdiri menatap pintu kamar berwarna cokelat itu. gw ragu buat mengetuk pintu. tiie bakal marah nggak ya kalau tahu gw ada di depan kamarnya?

"cepetan ketuk aja pintunya!" lee berseru pelan dari kursi tamu. "cemen ah."

gw nyengir lalu memantapkan hati mengetuk pintu. baru saja gw gerakkan tangan ketika tiba-tiba lee menarik tangan gw, menggiring gw kembali ke ruang tamu. gw didudukkan di kursi dengan posisi asal-asalan.

"ada mamah," kata lee menunjuk jendela samping rumah. dari sana tampak seorang wanita paro baya masuk ke rumah lewat pintu samping. "bahaya kalo ketahuan, entar lee dimarahin bawa cowok masuk." ibu tiie menuju ruang tamu menemui gw dan lee. gw menyalaminya.

"ini siapa ya?" tanyanya.

lee berbisik di telinga ibunya. entah cuma perasaan gw atau bukan tapi sepertinya ekspresi wajah ibunya kurang bersahabat.

"saya mau ketemu tiie," gw mencoba ramah.

sejenak ibunya menengok ke arah kamar lalu berkata.

"kayaknya tiie lagi tidur. kesini lagi aja nanti, besok atau lusa."

"waduh, tapi saya ada perlu penting bu." gw nyengir pait. "tolong bangunin tiie nya dong bu.." ibu tiie diam sebentar lalu beranjak ke kamar tiie. sedetik kemudian ia sudah menggedor-gedor memanggil nama tiie. cukup lama sampai akhirnya gw lihat pintu terbuka dan sosok tiie muncul dari dalam kamar.

mereka bicara sebentar lalu ibu pergi lagi keluar rumah. sepertinya masih tetap dengan ekspresi ketidaksukaannya ke gw. tiie menatap gw dengan tajam, tatapan yg tidak biasanya.

lalu akhirnya dia berjalan menuju tempat gw. dia memasang wajah kusut. duduk di kursi seberang gw, menyuruh lee pergi, lalu berkata.

(29)

"mau ngapain lagi?" katanya sebal.

"kok ngomongnya gitu sih?" gw mencoba cairkan suasana. "gw masih cowok lo, tiie."

"oh ya?" jawab tiie tanpa menatap gw. "bukannya kemaren lo udah marah-marah dan ninggalin gw sendirian?"

"ssst..denger tiie, gw ke sini buat menyelesaikan masalah hari kamis kemaren, bukan mengungkit-ungkit hal itu." gw berpindah duduk di sebelah tiie yg masih bersikap dingin. "mari kita bicarakan ini baik-baik." tiie tetap diam.

"gw sayang banget sama lo, tiie. itu yg bikin gw kesini sekarang. gw tanya, lo sayang nggak sama gw?" tiie bertahan diam.

"oke, oke. gw minta maaf soal kemarin. kita baikan yaa? gw nggak mau kehilangan lo." gw menggenggam tangan tiie.

"gw lagi nggak mood," katanya. "kita ngomonginnya besok aja deh." gw meraih tangan tiie kemudian menggenggamnya. tapi tiie segera menarik tangannya.

"gw lagi nggak mood," katanya lalu berdiri. "kita ngomonginnya besok lagi aja." lalu tiie berlalu ke kamar dan menutup pintu cukup keras.

kali ini giliran gw yg ditinggal.

BERSAMBUNG... PART 11

"wey bro," lucky menepuk bahu gw. "lo dipanggil pak suara tuh di ruang guru." "mau disuruh ngapain lagi? kan nilai udah terisi semua?" gw bangun dari duduk. "tau tuh gw juga bingung sama wali kelas kita yg satu ini."

"gw cabut dulu bro," kata gw pamit pada agung dan teguh yg masih duduk di bangku taman. lucky menemani gw ke ruang guru.

(30)

"misi pak, tadi katanya bapak nyari saya?" kata gw pada pak suara yg seperti sedang mencari sesuatu di mejanya. lucky berdiri di belakang gw.

"eh, iya, ini min." jawab pak suara tanpa menoleh ke arah gw. "daftar nilai kamu, udah kamu kasih belum ya ke saya? soalnya di meja saya kok nggak ada?"

"masa sih pak?" gw terkejut. "kemaren kan udah saya serahkan ke bapak, bareng sama punya lucky juga. iya kan luck?" gw menoleh ke lucky mencari dukungan. lucky mengiyakan.

"coba cari lagi pak, kali aja nyelip di dalem file lain" lucky memberi saran. pak suara menghentikan aktivitasnya. dia menatap lucky.

"memang kamu nggak liat sekarang saya lagi ngapain?" kata pak suara sedikit meninggi. "kamu murid berani nyuruh guru ya?"

"saya kan cuma ngasih saran pak," lucky membela diri.

"kamu kalo dibilangin ngeyel ya? bukannya bantuin, saya lagi sibuk nyari daftar nilai nya si amin nih!" gw terkejut lagi.

"tunggu dulu pak," kata gw. "yg bapak cari daftar nilai siapa?" "si amin temen kamu itu, masa nggak kenal? nur amin syaifulloh."

"yaelah....saya harrizd pak, bukan amin. kalo bapak emang ada perlu sama amin, nanti saya panggilin deh dia lagi di kantin."

"oh jadi kamu bukan amin? terus siapa yg suruh kesini??"

lucky baru saja mau mengatakan sesuatu, tapi gw langsung menariknya keluar ruangan. "iya pak, nanti saya panggil amin suruh menghadap bapak," kata gw sebelum pergi.

di luar lucky ngotot meyakinkan gw bahwa dia mendengar tadi wali kelas menyuruhnya memanggil 'harrizd' bukan 'amin'. dan akhirnya kami asyik menjelek-jelekkan wali kelas kami yg payah itu. tapi kami baru bertemu amin pada jam terakhir, jadi gw pikir percuma memberitahukannya.

(31)

"gw ada janji mau nemuin cewek gw di sekolahnya bro." "oh si tiie yg sering lo ceritain itu ya?"

gw mengangguk.

"okelah gw ikut, sekalian kenalin dong. gw pengen tau kek apa sih cewek yg sering lo ceritain itu?" akhirnya gw membonceng lucky ke sekolah tiie. gw menunggu di depan toko tempat biasa gw nunggu tiie. gw sempat bertemu diaz tapi nampaknya sohib gw itu lagi sibuk jadi langsung pergi.

setelah menunggu setengah jam akhirnya tiie muncul juga di gerbang. dia berjalan bareng teman-teman ceweknya. gw berjalan mendekat bermaksud menyambutnya. gw berdiri di depan gang sementara lucky tetap di depan toko. biar nanti gw kenalkan mereka.

"hay..." gw tersenyum ke arah tiie.

tapi lo tau apa yg terjadi? tiie seolah nggak melihat keberadaan gw, dia berlalu begitu saja padahal tadi kami sempat bertatap muka! gw menoleh ke arah lucky yg juga nampak bingung.

gw mengejar tiie, meraih tangannya berusaha menghentikannya. "tiie," panggil gw.

tiie memang berhenti, tapi cuma sebentar. dia menepis tangan gw lalu melanjutkan berjalan lagi. teman-temannya sempat melihat gw lalu mereka saling berbisik.

gw bingung sekali. kenapa lagi ini?? bukankah kemarin tiie yg minta membicarakan masalah kami siang ini? tapi apa yg dia lakukan benar-benar membuat gw malu pada teman-temannya.

gw hampiri lagi tiie. tapi tiie yg sempat melihat gw mendekat, langsung masuk ke sebuah angkot kemudian angkot itu pergi dengan tiie ada di dalamnya.

gw berlari ke tempat motor diparkir. lucky yg keheranan menghampiri gw.

"itu tadi cewek lo rizd?" tanyanya. "kok dia gitu banget ke elo??" lucky duduk di jok belakang. "sory, entar gw ceritain deh. sekarang kita harus ngejar angkot tadi. gw udah hafal plat nomornya." gw langsung menarik gas. mengikuti arah perginya angkot tadi. gw merasakan lagi emosi gw mulai naik. bingung dan sedih berbaur.

(32)

"ada apa lagi sih tiie??" gw membatin. ingin rasanya menabrakkan diri ke trotoar, tapi gw ingat di belakang gw ada lucky.

"sabar bro. keep calm.." bisik lucky ke gw.

gw berhasil menyusul, angkot itu tengah menurunkan penumpang. gw sengaja menyalipnya. berhenti agak jauh dari tempat itu. langsung gw lepas helm dan menyerahkannya ke lucky.

"bro, tolong lo bawa motor gw," kata gw. "gw mau ikut angkot itu. lo ikutin dari belakang aja angkot yg gw naiki, oke?"

lucky mengangguk setuju. lalu gw berdiri di pinggir jalan itu, menunggu angkot tadi menghampiri gw lalu gw pun masuk.

begitu gw masuk, tiie yg duduk di pojokan terkejut melihat gw ada di seberangnya. dia tampak cemas dan takut. sementara gw sendiri sedikit bernafas lega setidaknya gw nggak bakal kehilangan jejak tiie. perlahan angkot mulai jalan. dari tempat gw sekarang, sekali lagi gw melempar senyum ke arah tiie, tapi lagi-lagi dia buang muka..

BERSAMBUNG PART 12

"ngapain sih lo ngikutin gw terus??" kata tiie gusar ketika kami turun dari angkot. kami turun di depan sebuah pusat perbelanjaan. gw tau dari tempat ini tiie akan berganti angkot menuju rumahnya. "makanya kasih gw waktu buat bicara," gw membalas tidak kalah sengit.

"mau ngomongin apa lagi?? nggak ada lagi yg perlu diomongin!" "please dengerin gw dulu tiie," gw menurunkan nada bicara gw. "alaah..emang penting ya dengerin lo?"

gw sudah hilang kesabaran. kalau saja saat itu ada cermin, gw yakin cerminnya bakal pecah memantulkan wajah gw yg memerah dipenuhi darah yg mendidih di ubun-ubun.

"lo pikir sapa elo??" gw berteriak menarik perhatian orang-orang di sekitar gw. "kan lo yg salah? kok jadi gw yg ngemis-ngemis minta maaf gini!"

(33)

semarah itu.

"eh, siapa juga yg nyuruh lo ngemis maaf ke gw!" tiie membalas lagi. "gw nggak butuh kata maaf dari lo!!"

jelegerr !

gw seperti disambar petir mendengar kata-kata yg diucapkan tiie barusan. emosi yg tadi memuncak tiba-tiba hilang. nafas gw terasa sangat sesak.

kata-kata itu sanggup membuat gw terdiam. tubuh gw terasa lemas. darah di sekujur tubuh gw seolah menjadi panas.

"kenapa tiie?" kata gw terbata-bata. "kenapa lo lakuin ini ke gw?" tiie tersenyum sinis.

"asal lo tau," katanya memelankan suara. "gw memang udah putus sama eka, tapi tetep aja dia tuh selalu ada di hati gw. dan sehebat apapun elo, nggak mungkin bisa ngegantiin eka di hati gw." nafas gw makin sesak. gw nggak pernah menduga kalau jadinya akan seperti ini. gw pikir kemarin tiie akan membicarakan soal kata 'damai'. tapi ternyata gw salah besar !

"lo juga perlu tau rizd," kata tiie lagi. "sampe kapanpun gw nggak akan pernah dapetin yg gw mau dari lo."

selesai mengatakan itu tiie berlalu meninggalkan gw yg terdiam kaku. gw sangat shock dengan semua ini.

untunglah saat itu lucky datang menghampiri gw.

"ayo kita pulang bro," kata lucky. "nggak enak sama orang-orang di sini pada ngeliatin tuh."

lalu gw duduk di belakang lucky. lucky mengantar gw sampai rumah. lucky yg merasa iba, berusaha mengibur gw. dia baru pulang sekitar jam 5 sore.

gw lumayan terhibur ada teman saat gw sedih seperti ini. gw benar-benar nggak habis pikir akan begini jadinya.

malam itu gw duduk merenung di samping tempat tidur di kamer gw. gw ambil hp lalu mulai menghapus pesan-pesan masuk dari tiie. terakhir gw hapus nomornya dari daftar kontak di hp gw.

(34)

gw harus bisa lupain tiie, kata gw dalam hati. gw nggak mau terus-terusan begini. gw bergegas ke lemari, mencabut foto-foto gw bersama tiie yg gw tempel di pintu lemari, lalu memasukkannya ke laci dan gw kunci rapat-rapat. kuncinya gw sembunyikan di bawah tumpukan baju.

saat itulah hp gw berbunyi. sms dari chosar, teman gw biasa ngeband. maaf kalau gw lupa cerita, sebelum berangkat magang ke jakarta gw pernah punya sebuah band yg anggotanya teman sekolah gw. tapi sejak gw di jakarta sampai sekarang kami belum pernah main lagi.

dan chosar, malam itu mengajak gw main di studio rental langganan kami. tidak mau terus larut dalam sedih, gw tarik gas motor gw menuju studio. beruntung sekali malam ini gw masih punya sesuatu yg membahagiakan.

di studio sudah ada teguh, agung dan chosar. mereka duduk di ruang tunggu studio. "tumben nih," kata gw. "siapa yg ngajakin kita maen?"

"tuh si chosar, gw sama teguh juga di-sms ngedadak banget tadi abis maghrib" kata agung. "kenapa nggak dari siang aja lo bilang ke anak-anak?" tanya gw ke chosar.

"ini juga dadakan kok," jawab chosar. "maksud lo?"

"sebenernya yg ngajakin maen malem ini bukan gw, tapi temen gw." gw memandang ketiga teman gw.

"bukannya dari dulu band kita cuma berempat yaa?" kata gw.

"iya. tapi temen gw juga anak band, dia udah lama nggak maen juga. malem ini dia mau maen tapi temen-temennya lagi pada sibuk. bentar lagi dia dateng katanya sekarang lagi di jalan."

"temen lo anak mana sih?"

"anak SMK veteran. namanya ruly."

meski saat itu studio sedang sepi penyewa, kami menunggu teman chosar. dan akhirnya setelah sepuluh menit menunggu terdengar mesin motor masuk di depan studio.

(35)

gw menoleh ke arah pintu, seorang perempuan dengan menenteng helm berdiri tersenyum menyapa kami di depan pintu. ketika dia melempar senyum ke gw, gw yakin sebagian dari diri gw jatuh hati padanya.

"lo yang namanya ruly?" tanya gw ke cewek itu. dia tertawa kecil lalu menjawab.

"oh, bukan. gw finny. nih yg namanya ruly," dia menunjuk seorang cowok yg juga menenteng helm, yg muncul di belakangnya.

chosar dan yg lain tertawa lebar. "ruly itu cowok cuy," kata chosar.

"halo semuanya," yg dipanggil ruly menyapa kami.

setelah ngobrol sebentar kami mulai main. sebenarnya gw tetap berharap ruly itu cewek yg tadi, tapi its oke lah. gw bersyukur malam ini bisa sejenak melupakan kesedihan. dan yg lebih penting, malam ini gw bertekad melupakan tiie !

BERSAMBUNG PART 13

saat gw merasa sudah menapakkan beberapa langkah ke depan meninggalkan sebuah titik dalam hidup gw, ternyata gw masih berada di titik yg sama yg terakhir kali gw pijak.

gw sudah bertekad melupakan tiie. sudah cukup tiie membuat luka di hati gw. gw nggak mau dibohongi lagi.

tapi sebagian hati gw, yg masih dipenuhi rasa sayang, berbanding terbalik dengan luka yg menohok hati. gw terperanjat senang ketika layar hp gw menampilkan nomor tiie memanggil. nama tiie memang sudah dihapus dari daftar kontak tapi toh nomornya masih menempel di kepala gw.

sudah empat hari berlalu sejak pertengkaran di pinggir jalan itu ketika tiie menelepon. gw terdiam bingung menjawab atau mengabaikannya. tiga kali tiie memanggil sebelum akhirnya dia mengirim sebuah pesan.

'kok nggak diangkat sih? btw RBT lo buat gw ya? ya udah kalo lo emang gk mau lagi gw ada di hidup lo, gw nggak akan ganggu lo lagi.' begitu bunyi pesan dari tiie.

(36)

tiga hari yg lalu gw memasang ringbacktone di nomor gw, lagu milik Kertas berjudul Selamat Tinggal Kekasih Terbaik. dari judulnya saja gw yakin lo pasti paham isi dan lirik lagunya.

butuh sepuluh menit buat gw menjawab pesannya.

'sorry gw tadi lagi tidur siang. kok lo ngomong gitu? gw pasang lagu itu coz ngikutin tren aja, kan lagu itu lagi tenar sekarang.'

sebagian hati gw menolak keras untuk mengatakannya, tapi sebagian yg lain mampu menggerakkan jempol tangan gw mengetikkan kalimat pesan itu dan mengirimkannya ke nomor tiie. inilah titik nadir dimana sebuah pesan singkat mampu menggoyahkan pendirian gw.

tekad gw untuk membuang tiie dari kehidupan gw, yg tiga hari terakhir ini gw pupuk dalam hati, nyatanya bukan sebuah kebulatan hati. perlahan tapi pasti harapan gw kepada tiie mulai tumbuh lagi seiring pesan yg masuk di hp gw dan jawaban yg gw kirim ke nomornya. harapan itu tumbuh menjamur di sebagian hati gw yg menolaknya, hingga kini sudah benar-benar tertutup jamur bernama harapan. dan berawal dari saling berbalas pesan itulah yg akhirnya membawa gw duduk di kursi kafe tempat gw pertama bertemu tiie. di depan gw ada tiie sedang duduk manis seperti biasanya. dan di sisi lain meja kami, ada seorang lelaki seumuran gw. fisiknya lumayan berisi, berkulit agak gelap, berambut cepak dan mengenakan sebuah kacamata berbingkai hitam. dia adalah Eka, mantan tiie. ini kali pertama gw bertatap muka dengan orang yg sudah begitu merusak keharmonisan gw dan tiie.

"oke rizd, seperti yg gw bilang di sms kemarin, hari ini gw mau menjelaskan semuanya ke elo." kata tiie, samasekali tidak nampak di raut wajahnya rasa bersalah.

tiie nampak tenang dan menguasai dirinya, berbanding terbalik dengan gw yg sangat kikuk dengan 'reuni' ini. gw sangat tidak nyaman dengan tatapan mata eka ke gw. beberapa kali di bawah meja gw menggosok kedua telapak tangan gw sekedar untuk menenangkan diri.

"dan sekarang," lanjut tiie. "gw menghadirkan eka di hadapan kita, biar semuanya jelas sejelas-jelasnya." sejenak sunyi. kami sama-sama terdiam.

"pertama, soal password di inbox hp gw. gw memang memakai tanggal lahir eka sebagai password, tapi itu saat kami masih jadian. gw nggak pernah pake password itu sejak gw sama elo, tapi gw nggak menggantinya. password itu cuma non aktif, gw yakin lo paham soal ini. dan setelah gw tanya ke ade gw, ternyata dia yg mengaktifkan lagi password itu."

gw mendengarkan dengan seksama tanpa komentar. gw menunduk menatap meja. sejenak cuma terdengar bunyi jari tangan yg gw ketukkan ke meja.

(37)

"soal sms eka, gw udah ceritain ke elo waktu kita ribut kemaren. dan lo bisa tanya langsung ke orangnya."

gw menatap eka. dia membalas tatapan gw dengan tajam.

"asal lo tau, yg sebenernya perusak hubungan itu elo bukan gw!" eka angkat bicara. "maksud lo apa??" gw bereaksi. emosi gw langsung tersulut.

"hubungan gw sama tiie lagi anget-angetnya pas lo muncul dalam hubungan kami!"

"biar gw yg jelasin," tiie menyela menenangkan suasana. "jadi gini rizd, waktu gw nembak lo, sebenernya pagi itu gw baru putus sama eka. gw sedih, gw nembak lo sebagai penghilang kesedihan gw."

"penghilang kesedihan maksudnya pelarian kan??" komentar gw sinis. "dan seinget gw lo pernah bilang kalo lo putus sama eka jauh sebelum kita jadian??"

eka menatap tiie marah.

"oke, gw akuin gw bohong." kata tiie. "gw cuma takut lo nolak gw, kalo lo tau gw baru putus sama cowok gw. tapi terlepas dari itu, lo udah bisa bikin gw ngelupain eka dan bikin gw bener-bener sayang sama lo rizd, bukan sekedar pelarian."

"apa-apaan nih?"eka berontak. "lo bilang di sms kalo lo masih sayang sama gw!"

"itu cuma sms ka! gw nggak enak aja sama lo, coz gw tau lo masih ngarep ke gw." tiie memandang gw. "toh akhirnya gw juga harus memilih kan? dan gw memilih harrizd yg nyata ada di depan gw, bukan lo, yg cuma ada dalam hati gw. lo emang ada di hati gw ka, tapi lo cuma bagian masa lalu gw ka!"

eka marah. dia menggebrak meja lalu pergi.. BERSAMBUNG

PART 14

"so.." kata gw. "apa tujuan dari reuni hari ini?" tiie diam. dia melirik pintu yg baru saja eka lalui.

(38)

"maafin gw rizd.." katanya pelan. dia tertunduk. bahunya nampak bergetar menahan tangis. "gw tau gw salah."

gw diam. memberinya kesempatan bicara.

"gw malu sama diri gw sendiri." lanjutnya. "gw malu sama elo."

gw masih bisa melihat tubuhnya yg bergetar. jujur saja saat itu gw merasa iba. gw memang mudah luluh. hati gw terlalu lembut untuk tetap menahan rasa marah dan kecewa pada tiie.

"setelah kita bertengkar terakhir itu, gw kepikiran lo terus. gw sadar kesalahan gw rizd..." tiie menyeka airmata lalu mengangkat wajah memandang gw. "seperti yg udah gw bilang tadi, gw milih lo rizd." "nggak ada yg nyuruh lo ngelakuin itu," kata gw berkomentar.

"gw tau, tapi gw sayang sama elo!" "terus gimana dengan eka?"

"gw kan udah bilang kalo gw sama dia cuma berhubungan lewat sms. nggak lebih. gw tau lo sayang banget sama gw. gw harap lo masih mau nerima gw lagi jadi cewek lo..."

gw kembali diam. sejenak gw merasakan rasa marah gw ke tiie kemarin mulai luntur. hati gw yg sempat tergores seolah menemukan penyembuhnya. lubang di hati itu telah disulam dengan baik oleh

permohonan maaf tiie.

gw sangat tidak bisa membohongi diri gw bahwa gw masih sayang, sangat sayang ke tiie. rasa itulah yg membuat gw mengangguk tanda jawaban atas permohonannya tadi.

dan selanjutnya bisa ditebak. kami melanjutkan hubungan kami dengan cukup baik. walaupun kadang ada kecurigaan yg melintas di pikiran gw, gw berusaha meyakinkan diri dengan yg gw jalani sekarang. gw berusaha menjadi diri gw lebih baik, terutama dalam mengendalikan emosi yg seringkali mudah tersulut saat ada masalah. begitupun tiie, dia membuktikan kesetiaannya ke gw. dia lebih terbuka dalam semua hal. tidak ada lagi yg ditutupi.

sementara itu karir kami di sekolah sudah hampir mendekati akhir saat memasuki bulan juli. beberapa perlu dilengkapi dalam hal administrasi, dan kami tinggal menunggu pembagian ijazah.

dalam 'masa-masa bebas belajar' itu kami lebih sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. kami belum pernah membicarakan hubungan kami setelah resmi lulus nanti, makanya gw agak terkejut saat wali kelas gw memanggil gw ke ruangannya untuk membicarakan kelanjutan program magang di jakarta

(39)

yg pernah gw ikuti kemarin.

"kami mendapat email dari perusahaan tempat kamu magang dulu," kata pak suara. "mereka meminta kamu menjadi karyawan mereka. kamu setuju rizd?"

gw diam. yg gw pikirkan saat itu adalah berarti gw akan meninggalkan lagi kota ini, dan itu juga artinya meninggalkan tiie!

"bagaimana?" pak suara membuyarkan lamunan gw.

"eh, ng..anu pak, saya diberi kesempatan berpikir dulu nggak?" kata gw grogi. pak suara membaca kembali surat di tangannya.

"disini tertulis, persetujuan setuju atau tidak nya dikirimkan paling lambat satu minggu setelah surat ini diterima," katanya. "itu artinya sabtu ini kamu sudah harus memutuskan menerima tawaran ini atau tidak."

"baik pak," kata gw lalu berdiri. "eeh...mau kemana kamu??"

"mau pulang pak, ngomongin ini sama orangtua di rumah."

"ya nanti dulu dong, kita kan belum selesai ngomong.." pak suara geleng kepala. "kamu itu seperti tidak pernah diajari sopan santun saja."

dan setelah sepuluh menit lebih out of topic (begitulah kalau guru ngomel), akhirnya pembicaraan kembali lagi ke soal tawaran pekerjaan.

"kalau kamu terima tawaran ini, kamu nanti mulai bekerja di jakarta akhir bulan ini." lanjut wali kelas gw. "kamu akan berangkat bersama teman-teman kamu yg nanti lolos tes seleksi untuk jadi karyawan di sana."

gw mengangguk. gw sudah mendengar kabar bahwa pabrikan otomotif tempat gw magang dulu akan mengadakan tes seleksi karyawan untuk lulusan sekolah ini. tadinya gw pikir gw juga harus melewati tes itu.

"seharusnya kamu bangga rizd, sementara yg lain harus melewati tes, kamu sudah diterima di sana. tinggal sign contract saja," kata teguh berkomentar setelah gw menceritakan panjang lebar pembicaraan gw dengan wali kelas.

(40)

"hehehe..itu kalimatnya pak suara yg paling gw inget," kata gw.

"gimana, gw tadi mirip kan?" teguh tertawa. teman gw yg satu ini memang punya bakat meniru gaya bicara guru di sekolah.

siang itu seperti biasa gw, lucky, teguh dan agung nongkrong di halte. gw dan teguh memang bawa motor, tapi karena sudah kebiasaan maka kami harus 'ritual' nongkrong di halte.

"berarti lo balik kampung lagi donk ya?" agung berkomentar. "eh, kalo lucky gimana? dipanggil lagi nggak?"

"gw juga dapet tawaran, tapi gw tolak coz gw nggak begitu tertarik gawe di pabrik kek gitu," jawab lucky. "bagaimanapun jalannya, saya berdoa semoga kita semua kelak bakal sukses," kata teguh.

"tumben omongan lo lempeng?"

gw tau tadi teguh menirukan gaya bicara guru kimia kami. kami berempat tertawa. tawa yg lepas. tanpa gw pernah tau kapan akan mengulang masa itu lagi..

BERSAMBUNG PART 15

siang itu gw janji bertemu tiie di tempat biasa. di bawah sebuah pohon di tepi danau kecil berwarna hijau.

gw janji bertemu jam 2 siang, tapi kali ini gw sengaja datang lebih akhir. gw sudah hafal, sejak pertama bertemu, tiie selalu datang melewati jam yg dijanjikan. entah kenapa siang ini gw ingin jadi 'yg

terlambat'.

"hay sayang," gw duduk di sebelah tiie yg sedang asyik mendengarkan lagu dari i-pod nya. tiie melepaskan headset di telinganya.

"lo terlambat sepuluh menit duapuluh tiga detik," katanya melihat arloji hitam di tangannya. "ahh, baru juga sekali ini gw dateng terlambat..biasanya juga kan elo yg selalu telat?"

Referensi

Dokumen terkait