• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sejarah Kedatangan Jepang Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sejarah Kedatangan Jepang Di Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan

hidayah-serta taufik dan hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KEDAT Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KEDATANGANANGAN JEPANG DI INDONESIA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

JEPANG DI INDONESIA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai kedatangan jepang di indonesia.Kami juga menyadari serta pengetahuan kita mengenai kedatangan jepang di indonesia.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yangyang sempurna

sempurna tanpa saran tanpa saran yang yang membangun.membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun i

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sni dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yangendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yangyang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan disaran yang membangun demi perbaikan di masa depan. masa depan. Dompu, 8 Februari 2018 Dompu, 8 Februari 2018 Tim Penyusun Tim Penyusun

(2)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR ... 1... 1 BAB 1 BAB 1... 3... 3 PENDAHULUAN PENDAHULUAN... 3... 3 A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG ... ... ... 33 B.

B. RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH ... ... ... 33 BAB II

BAB II ... ... ... 44 PEMBAHASAN

PEMBAHASAN... .. 44 A.

A. Awal Masuk Jepang ke IndonesiaAwal Masuk Jepang ke Indonesia ... 4... 4 B.

B. Organisasi Pergerakan Nasional pada Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan JepangMasa Pendudukan Jepang ... 5 ... 5 C.

C. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan JepangReaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang  ... 7 ... 7 D.

D. Dampak Pendudukan Jepang di IndonesiaDampak Pendudukan Jepang di Indonesia  ... 14 ... 14 E.

E. Akhir Masa Pendudukan JepangAkhir Masa Pendudukan Jepang ... 15... 15 BAB III BAB III... 20... 20 PENUTUP PENUTUP ... 20... 20 A. A. KESIMPULANKESIMPULAN ... 20... 20 B. B. SARANSARAN ... ... ... 2020 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA... 21... 21

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jepang merupakan negara yang memiliki banyak perkembangan dalam berbagai aspek seperti Teknologi, Informasi, Pendidikan, Ekonomi, Industri dan berbagai hal l ainnya. nama resmi Jepang ialah Nipponkoku/ Nihonkoku adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timurLaut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan Dominasi Jepang terhadap Indonesia merupakan hal yang sekiranya hanya segelintir orang yang telah membahsnya. Pembahasan ini lebih menekankan pada pembahasan sejarah masa lalu Indonesia dalam mengahadapi kaum kolonialisme Jepang serta membahas mengenai  banyaknya pengaruh Jepang pada Indonesia pada masa sekarang ini baik disadari maupun

tidak disadari.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana proses masuknya Jepang ke Indonesia dan Bagaimana bentuk-bentuk kekejaman bangsa Jepang?

 b. Apa saja Organisasi yang berdiri pada zaman Jepang?

c. Bagaimana pemerintahan yang dijalankan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia serta dampak pendudukan Jepang?

d. Bagaimana akhirnya Jepang mundur dari Indonesia? e. Apa saja yang mendominasi Indonesia dari Jepang? C. TUJUAN

a. Pembahasan Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap indonesia mambantu para mahasiswa calon pendidik dan yang telah menjadi pendidik (guru) agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa lampau maupun masa kini

 b. Memberikan rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan  bangsa ini untuk merdeka

c. Pembahasan ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang lebih baik

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal Masuk Jepang ke Indonesia

Sejarah masuknya Jepang ke Indonesia merupakan keinginan membentuk imperium di Asia, Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Penyerangan tersebut bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang di perkirakan akan menjadi ganjalan bagi ekspansi jepang di Asia. Dalam gerakannya ke selatan, jepang juga melakukan penyerangan ke Indonesia yang pada waktu itu masih berada dalam kekuasaan pemerintah kolonial

Belanda. Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia.

Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu  penjajahan Belanda.

Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan

Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh  bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara

imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi

kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah  jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri apabila tidak didukung dengan  bahan mentah (baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang industri

yangluas.Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, s emboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh

kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga  bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat

oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang melalui cara berikut. 1. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa p ada

 proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat Indonesia yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit. Jepang berupaya menghapus pengaruh kultural barat yang telah

hinggap di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang men geruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di tanah air kita. Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk

membiayai perang Jepang dengan Sekutu.Di Asia Timur Raya dan Pasifik. Luasnya daerah  pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga

kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang  bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk

Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam catat an buku

(5)

ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia

Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi menyedihkan dan berakhir pada kematian. Para romusa juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming

mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke kampong-kampung tertutup untuk

dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu). Romusa juga melibatkan tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga kerja paksa ters ebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka  berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat lapangan udara darurat. Jepang

melakukan rekruitmen calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja. Pada

 pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.

2. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada Pemerintah balatentara Jepang.

3. Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang. Romusha (rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan J epang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak

Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk  bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang

menjadi romusha tidak diketahui pasti perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.

B. Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang 1. Gerakan 3A

Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang terus berusaha menarik simpati rak yat Indonesia. Gerakan 3 A yang berisi Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon

 pemimipin Asia merupakan salah satu propaganda yang dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat Indonesia. Gerakan 3 A ini berada dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu,

ditambah pula organisasi Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto.  Namun pada perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan simpati rakyat

Indonesia hingga akhirnya organisasi ini dibubarkan. 2. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)

Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa banyak perubahan pada rakyat Indonesia, Jepang  banyak memberikan peraturan dan kebijakan agar memperkuat posisi Jepang di Indonesia.

Jepang melarang berbagai pertemuan yang dilakukan rakyat Indonesia yang bersifat politik dan bahkan pemerintah Jepang membubarkan organisasi per gerakan Indonesia yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Terkecuali Majelis Islam A’ la Indonesia (MIAI), karena kegiatannya bersifat keagamaan, tidak mengadakan kegiatan politik dan strategi pergerakan

(6)

yang bersifat terbuka maka organisasi yang dibentuk pada September 1937 ini tidak

dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Jepang memberikan kontribusi untuk mengembangkan kehidupan bragama di Indonesia seperti Kantor Urusan Agama yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu KH Hasyim Ashari. Pada perkembangan selanjutnya beberapa pesantren dikunjungi para pembesar Jepang. Umat islam diizinkan membentuk Hizbullah yang

memberikan pelatihan kemiliteran bagi para pemuda islam. Semakin pesatnya perkembangan organisasi ini membuat kekhawatiran serta mengancam eksistensi pendudukan Jepang, MIAI akhirnya dicurigai pihak Jepang. Pada 1943, MIAI dibubarkan dan sebagai penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

3. Masyumi

Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi diketuai oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Ashari. Organisasi ini

dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi islam lainnya, seperti Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Isl am dan Sarekat Islam. Tidak jauh berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam MIAI, Masyumi memiliki visi bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad Fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang politik. Para kaum muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk berjuang secara fisik maupun politis. 4. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Dalam rangka membangkitkan semangat dan perasaan anti bangsa kulit putih, Jepang mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh 4 serangkai yang memiliki tugas untuk memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan  pengaruh barat. Adapun tujuannya memudatkan seluruh kekuatan rakyat dalam rangka

membantu udaha Jepang memenangkan perang Asia Pasifik. Empat serangkai dianggap oleh Jepang sebagai lambing dari pergerakan nasional Indonesia. Sebaliknya, para pemimipin nasional memanfaatkan Putera untuk mempersiapkan rakyat Indonesia mencapai

kemerdekaan. Pemerintah pendudukan Jepang, tidak menyadari bahwa Putera menjadi sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.

5. Cuo Sangi In

Cuo Sangi In atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oelh pemerintah pendudukan Jepang. Pada awlnya badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan tetapi, justru oelh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk mengimbangi  politik Jepang. Badan pertimbangan Pusat mempunyai tugasa mengajukan usul dan

menjawab pertanyaan pemerintah Jepang. Badan ini kemudian dijadikan sarana strategis bagi  para tokoh pergerakan Indonesia. Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan

kepala depatemen dan residen yang sulit didapatkan pada masa pemerintah colonial Belanda. 6. Jawa Hokokai

Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh panglima tertinggi tentara Jepang pada 1944, di  jawa berdiri organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir

dengan dorongan pada situsi Perang Asia Timur Raya yang semakin gencar. Jawa Hokokai diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu kesedia an untuk mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah  pendudukan Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer

(7)

daerah memiliki bidang-bidang kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan, dan kesenian. Jawa hokokai bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk mengumpukan padi, permata,  besi tua, serta menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan ke pemerintah pendudukan

Jepanguntuk membiayai Perang Asia Timur Raya.

7. Seinendan, Fujinkai dan Keibodan

Pada periode 1944-1945 kedudukan pasukan Jepang yang semula sebagai penyerang kini berbalik menjadi bertahan. Dalam beberapa pertempuran pihak sekutu banyak

mengalami kemenangan. Untuk mempertahankan daerah pendudukannya, Jepang

memerlukan dukungan dari penduduk di negeri jajahannya. Oleh karena itu, pada 9 Maret 1943, dibentuklah organisasi semi militer seinendan, yaitu berisan pemuda yang anggotanya  berusia 14-22 tahun. Tujuan dibentuknya seinendan adalah mendidik dan melatih para

 pemuda untuk dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. untuk

memenuhi kebutuhan akan tenag wanita, pada Agustus 1943, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Fujinkai atau perhimpuan wanita. Usia anggotanya harus 15 tahun ke atas.

Anggota ujinkai juga diberi pelatihan militer yang dipersiapkan untuk membantu Jepang. Selain itu, untuk memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian , pemerintah pendudukan Jepang membentuk Keibodan atau barisan bantu polisi usia anggotanya antara 20-35 tahun. Pemuda yang diterima adalah semua laki-laki yang berasal dari setiap desa dan dibentuk di desa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis. Mereka diawasi oleh polisi secara ketat.

8. Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela Tanah Air (Peta)

Untuk menyiapkan seluruh potensi rakyat Indonesia dalam membantu dan mendukung kemenangan Jepang Perang Asia Timur Raya, pemerintah pendudukan Jepang pada 14

September 1944 membentuk barisan pelopor yang dipilih oleh golongan nasionalis, seperti Ir. Sekarno, R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran. Barisan pelopor dilatih cara menggunakan senapan dari akyu, bambu runcing serta dikerahkan untuk mendengarkan  pidato dari para pemimpin pergerakan nasional. Selain itu, dilatih pual cara menerahkan

massa dan membuat pertahanan. Sementara itu, pada April 1943, Jepang mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para pemuda untuk ikut menjadi anggota pembantu prajurit

Jepang (Heiho). Anggota Heiho langsung ditempatkan dalam struktur irganisasi militer Jepang, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Heiho dianggap sebagai bagian dari angkatan perang Jepang sehingga langsung diterjunkan dalam medan pertempuran, seperti kepulauan Solomon, Filifina dan Indo Cina. Selanjutnya, pada 3 Oktober 9143, panglima tentar sukarela Pembela Tanah Air (Peta). Tempat pelatiahan calon perwira dipudatkan di  bogor. Setelah lulus, merka kemudian diangkat menjadi daidanco (komandan

 batalyon), Codanco(Komandan kompi), syudanco (komandan peleton) dan budanco (komandan regu).

C. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang 1. Reaksi berupa perlawanan senjata

Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan membawa sembayan bahwa jepang akan membebaskan Asia dari belenggu barat/penjajahan, namun kenyataanya malah sebaliknya, rakyat Indonesia malah mendapatkan penderitaan yang sangat berat melebihi masa

(8)

 penjajahan Belanda, maka dari itu munculah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diberbagai daerah, yaitu sebagai berikut :

a. Peristiwa Cot Plieng

Pemberontakan Cot Plieng terjadi di Aceh dengan puncak dari perlawanan yang telah

 berulang kali dilakukan terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Pemberontakan ini

disebabkan karna sebagain para ulama non PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) waktu itu menolak masuknya Jepang setelah Belanda menyerah. Mereka menganggap itu sama saja seperti talet bui tapeutamong asei (mengusir babi, menerima anjing). Teungku Abdul Jalil tidak menyetujui kerja sama dengan Jepang, berbeda dengan ulama PUSA yang melakukan taktik perjuangan• kerja sama untuk mengusir Belanda. Hal itu pula yang kemudian

membuat perbedaan ijitihad antara kelompok tua dan kelompok muda dalam menghadapi Jepang. Teungku Abdul Jalil dan kawan-kawannya secara diam-diam melakukan dakwah anti Jepang dan seruan jihat fi sabilillah dari desa ke desa. Menjelang akhir tahun 1942, dakwah diam-diam tersebut menjadi terang-terangan, setelah kekejaman tentara Jepang menjadi  pengalaman pahit bagi masyarakat. Para santri di Dayah Cot Plieng sudah siap untuk

 berperang. Hal itu kemudian diketahui oleh intelijen dan kampetai Jepang. Jepang berusaha meredam upaya pemberontakan Teungku Abdul Jalil tersebut dengan menggunakan orang Aceh yang bekerja untuk Jepang dan para Uleebalang yang telah diangkat menjadi Gunco (wedana) dan sunco (camat). Selain itu ulama PUSA/Pemuda Pusa juga diminta Jepang untuk melakukan dakwak tandingan. Meski tidak menolak permintaan Jepang tersebut, ulama

PUSA/Pemuda PUSA lebih bersikap melihat saja apa yang dilakukan Teungku Jalil. Sementara kaum Uleebalang yang menjabat sebagai Gunco dan Sunco terus membujuk Teungku Abdul Jalil agar mengurungkan niatnya memberontak terhadap Jepang. Namun hal itu tidak berhasil. Akhirnya Jepang memutuskan menghentikan upaya pemberontakan

tersebut dengan kekuatan bersenjata. Pada 6 November 1942, Jepang mengirim pasukannya ke Bayu dan membangun kubu pertahanan yang berhadapan dengan Dayah Cot Plieng yang menjadi markas Teungku Abdul Jalil. Pertempuran yang tak berimbang pun terjadi. Pasukan Teungku Abdul Jalil hanya bersenjatakan rencong, kelewang, le mbing dan pedang, serta semangat fi sabilillah yang membara. Sementara pasukan J epang memiliki persenjataan moderen. Perang sengit yang digerakkan Teungku Abdul Jali l dibantu oleh adiknya Teungku Thaib itu berlangsung sehari suntuk. Korban kedua belah pihak berjatuhan. Seorang perwira  jepang berpangkat mayor ikut tewas. Pertempuran baru reda pada sore hari setelah Teungku

Abdul Jalil dan pasukannya meninggalkan Dayah Cot Plieng menuju pedalaman. Dalam  perjalanan Teungku Abdul Jalil singgah di Meunasah Baro. Dari sana ia dan pasukannya

melanjutkan perjalanan hingga berhenti di Alue Badeeh untuk menyusun kekuatan sambil menunggu pasukan lain dari Bayu. Tiga hari kemudian, Jumat 9 November 1942, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya kembali turun ke Meunasah Blang Buloh, sekitar sepuluh

kilometer dari Bayu. Di daerah tersebut Teungku Abdul Jalil dan pasukannya melaksanakan shalat Jumat. Keberadaan mereka diketahui oleh Jepang. Pasukan Jepang dengan tambahan tentara menyerbu ke desa tersebut. Jepang ingin menangkap Teungku Abdul Jalil tanpa  pertempuran, yakni menunggunya di luar mesjid ketika ulama dan pasukannya tersebut sedang shalat Jumat bersama penduduk setempat. Namun, ketika pasukan Jepang tiba ke Blang Buloh, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya baru saja selesai melaksanakan shalat Jumat. Penangkapan itu pun gagal. Pertempuran sengit pun terjadi, Teungku Abdul Jalil dan  pasukannya gugur.

(9)

Peristiwa Pemberontakan Singaparna mempunyai dasar keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara Islam dijunjung tinggi dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama. Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna, yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya Pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu:

1. Adanya “Seikerei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearaH Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh

menyembah matahari.

2. Adanya kewajiban meyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat  berat.

3. Terjadinya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi s ebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentara-tentara Jepang.

a) Kronologi Pemberontakan Singaparna 1. Pemberontakan Pertama

` Pada tahun 1943 K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya, mulai menyusun rencana untuk mengadakan perlawanan. Namun demikian pihak Jepang yang tidak pernah terlepas perhatiannya terhadap pesantren Sukamanah dapat mencium rencana perlawanan

K.H.Z. Mustofa bersama pengikutnya. Rencana ini akan dimulai kira-kira pada tanggal 1 Maulud 1363 yang jatuh pada tanggal 25 Februari 1944. Untuk melaksanakan rencana ini  para pengikut K.H.Z. Mustofa mengadakan persiapan yang sangat sederhana. Mereka

menggunakan bambu runcing dan golok-golok terbuat dari bambu, karena senjata-s enjata tajam yang terbuat dari besi banyak dirampas oleh Jepang. Akan tetapi hal ini tidak

 berpengaruh karena ternyata santri-santri di Sukamanah pun bangkit untuk mengadakan  perlawanan.

Untuk memperkuat persenjataan, para santri mempergiat latihan-latihan bela diri. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan ini dari laporan mata-matanya, dan bermaksud mengadakan  penyerangan. Pesantren Sukamanah pun bersiap-siap apabila Jepang tiba-tiba menyerang.

Pemimpin-pemimpin dari kelompok Pesantren Sukamanah terdiri dari: Domon, Abdulhakim,  Najamuddin, dan Ajengan Subki. Seluruh kelompok ini dikepalai oleh K.H.Z. Mustofa dan

dibantu oleh tangan kanannya Najamuddin. Senjata K.H.Z. Mustofa ialah sebuah tongkat dari Kalimantan yang bernama “Ki Ulin”. Dalam pemberontakan ini, K.H.Z. Mustofa tidak

meminta bantuan kepada pesantren lain, karena apabila pemberontakan ini mengalami kegagalan, Jepang tidak akan menghancurkan pesantren lainnya.

Wilayah perang dibagi dua yaitu bagian Utara dan bagian Selatan, sedangkan pasukan induk  berada di Kampung Cihaur, kira-kira 100 meter dari kompleks Pesantren Sukamanah. Dalam

meredam pemberontakan ini, pada hari Kamis tanggal 24 Februari 1944 (satu hari sebelum terjadi peristiwa), Jepang mengirim utusan, ialah goto-sidokandari kepolisian Tasikmalaya dengan dengan beberapa keiboho Indonesia ke Sukamanah untuk mengadakan perundingan dengan K.H.Z. Mustofa. Goto-sidokan dengan rombongannya terus dilucuti senjata dan

(10)

 pelurunya, selanjutnya ditahan. Hanya Goto-sidokan sendiri yang disuruh kembali ke

Tasikmalaya untuk menyampaikan “pesan” dari K.H.Z. Mustofa kepada pemerintah Jepang, supaya pada hari Jumat tanggal 1 Maulud, Pulau Jawa dimerdekakan. Jika tidak, maka akan terjadi pemberontakan.

Keesokan harinya datang rombongan Jepang kepada K.H.Z. Mustofa di Sukamanah untuk mengadakan perundingan, ia adalah kempeitaico Tasikmalaya

( Kobayashi),kempeitaico Garut, seorang guru bahasa dan beberapa orang serdadu Jepang. Sikap 4 orang kempeitaico, yang memanggil dirasakan menyinggung perasaan ajengan

 Najmuddin dengan kawana-kawan sehingga dengan keadaan terpaksa para santri Sukamanah melakukan kekerasan juga, meskipun kepada bangsanya sendiri. Karena sudah terkepung oleh para santri, akhirnya Jepang menyerahkan senjatanya, dan mereka ditahan sehari

semalam. Keesokan harinya barulah petugas-petugas pemerintah Jepang itu dizinkan pulang. 2.Pemberontakan kedua

Tanggal 25 Februari 1944 hari Jumat yang bertepatan dengann tanggal 1 Maulud 1363 tahun Alif merupakan hari bersejarah bagi Pesantren Sukamanah khususnya dan Jawa Barat  pada umumnya. Pada waktu K.H.Z. Mustofa mengucapkan khotbah terakhir, terdengar suara

kendaraan menuju kompleks pesantren. Tetapi K.H.Z. Mustofa menghimbau kepada para santrinya untuk tetap tenang di tempat. Setelah selesai sholat Jumat, K.H.Z. Mustofa keluar dari mesjid diikuti oleh para pengikutnya dan Najamuddin. Salah satu keempat opsir Jepang itu melambaikan tangan sebagai perintah agar K.H.Z. Mustofa datang kepadanya. Dengan menggunakan tongkatnya, K.H.Z. Mustofa berjalan dengan tenang menuju keempat opsir itu. Opsir-opsir Jepang itu datang bemaksud untuk menyampaikan bahwa Sukamanah telah

 berbuat jahat menentang Jepang, tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan pimpinan Sukamanah tidak mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya.

Pememrintah Jepang akan mengampuni mereka apabila mereka mau bekerjasama dengan Dai  Nippon. Setelah opsir Jepang itu menyampaikan ultimatumnya, maka Panglima pasukan

Sukamanah Najamuddin atas nama K.H.Z. Mustofa menyambut dengan tegas dan singkat, antara lain jawabannya adalah: “Baik besok kita berangkat ke Tasikmalaya untuk menghadap dan menyerahkan senjata-senjata api yang telah kami rampas, akan tetapi kepala tuan Nippon yang empat orang ini tinggal di Sukamanah sebagai gantinya”. Jawaban Najamuddin ini mengartikan bahwa pihak Sukamanah tetap akan mengadakan perlawanan. Karena emosi yang tak tertahankan lagi, pasukan Sukamanah mulai menyerang dan terjadi pergulatan dan  berakhir dengan matinya tiga opsir Jepang, yang seorang lagi dapat melarikan diri. Setelah

kejadian itu, keadaan mulai tenang kembali. Sementara itu K.H.Z. Mustofa mulai mengatur siasat untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan pembalasan Jepang. Induk pasukan Sukamanah yang berkekuatan 2000 orang di tempatkan di sebalah Selatan Kampung Cihaur. Disini letaknya “Komando Post” yang dipimpin oleh tangan kanannya Najamuddin bersama stafnya. Komando K.H.Z. Mustofa terhadap santri-santrinya berpesan “Jangan berperang dengan bangsa sendiri, sebab pandangan dan cita-cita kita bukanlah untuk bermusuhan dengan bangsa sendiri, melainkan perjuangan ini semata-mata untuk menentang dan

menyingkirkan penjajah. Dan dalam perjuangan ini diharapkan supaya santri-santri dan alim ulama ada dalam barusan anti penjajah.” Setelah kejadian itu, sorenya kira-kira pukul 16.00 datang beberapa buah truk mendekati garis pertahanan Sukamanah. Suara takbir mulai

terdengar, pasukan Sukamanah terkejut melihat yang dihadapinya adalah bangsanya sendiri. Beberapa orang dari garis depan segera melaporkan hal terseb ut kepada K.H.Z. Mustofa. Mereka menyadari bahwa Jepang telah mempergunakan taktik mengadu-dombakan pihak Sukamanah dengan bangsa sendiri. Ternyata K.H.Z. Mustofa memerintahkan agar

(11)

santri-santri dan pengikutnya menghindarkan adanya perlawanan. Tetapi s ewaktu kurir yang membawa perintah itu sedang dalam perjalanan menuju garis depan, pihak Jepang sudah mulai melepaskan tembakan dan menghujani pasukan Sukamanah. Akhirnya pertempuran dengan bangsa sendiri tidak dapat dihindari lagi, pasukan Sukamanah terpaksa membela diri dan dengan demikian berkobarlah perlawanan dengan jarak dekat.

Setelah pertempuran ini berlangsung selama kurang lebih 90 menit, maka pertahanan Sukamanah satu demi satu dapat dilumpuhkan dan pasukan yang tersisa terpaksa

mengundurkan diri. Kemudian kira-kira pukul 17.30 semua tempat pert ahanan Sukamanah telah lumpuh. Dalam pertempuran ini beratus-ratus orang dari pihak Sukamanah tewas, sedangkan K.H.Z. Mustofa ditawan dan dibawa ke kantor kempeitaiTasikmalaya.

 b). Akhir Pemberontakan Singaparna

Setelah pertempuran selesai, KH.Z. Mustofa memerintahkan kepada para santri dan pengikut-pengikutnya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Pihak Jepang

memulai untuk melakukan pembersihan besar-besaran, diantaranya: asrama (pondok-pondok) dirusak, barang-barang perhiasan, buku-buku dan kitab-kitab milik santri-santri, rakyat dan  pemimpin-pemimpin Sukamanah dirampas dan diangkut ke Tasikmalaya. Hal itu dianggap

sebagai harta “ gonimah” atau harta rampasan dari penjahat dan musuh Pemerintah Dai  Nippon.

Keesokan harinya Jepang melanjutkan pembersihannya. Selain Angkatan Darat, Angkatan Udara pun ikut dikerahkan. Lima buah pesawat dipergunakan Jepang untuk

mengawasi dari udara dan untuk menakut-nakuti rajyat. Disebarkannya pamflet-pamflet yang  berisi ultimatum bahwa semua orang yang membantu atau bersimpati kepada gerakan

Sukamanah dianggap mata-mata musuh dan memusuhi Jepang. Mereka yang membantu menyembunyikan pelarian-pelarian dari Sukamanah diancam hukuman ma ti. Dengan demikian para pengikut K.H.Z. Mustofa menjadi burunon umum. Pada tanggal 26 Februari 1944, penjara Tasikmalaya sudah penuh sesak, lebih kurang 700 sampai 800 orang tahanan dijejalkan ke dalamnya. Pada suatu malam tanggal 27 Februari 1944, datang intruksi rahasia dari K.H.Z. Mustofa kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan, yang antara lain berisi:

1. Di dalam pemeriksaan segenap jawaban harus dipikirkan sedemikian rupa sehingga dapat menyelamatkan diri.

2. Dilarang untuk memberi pengakuan terhadap pembunuhan dan ikut bertempur

melawan Nippon terutama dalam hal-hal yang bersangkutan dengan matinya tiga orang opsir Jepang yang pertama.

3. Pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul oleh “sendiri” dan santri-santri yang telah betul-betul diketahui dengan pasti gugur dalam pertempuran. 4. Tenanglah, kuatkanlah jiwamu, jangan sekali-kali putus asa, serahkan segala puji kepada Allah dan teruskan perjuanganmu.

Berkat adanya intruksi yang tegas ini, pada tanggal 29 Februari 1944 segala pemeriksaan dan siksaan dari pihak Jepang dihadapi oleh semua terdakwa Sukamanah dengan penuh

(12)

ketabahan dan keberanian. Pemeriksaan ini berlangsung kurang labih tiga bulan. Dan

hasilnya diumumkan pada pertengahan bulan Mei 1944, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Golongan yang tidak bersalah.

2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak i kut aktif.

3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan opsir-opsir jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. Golongan pertama dikembalikan ke kampung masing-masing. Golongan kedua berjumlah 79 orang, golongan ini dikenai hukuman 5-7 tahun penjara di penjara Sukamiskin Tasikmalaya. Golongan ketiga berjumlah 23 orang termasuk diantaranya adalah K.H.Z. Mustofa. Setelah itu, tiak diketahui secara pasti kabar berita tentang mereka. Penyelidikan selanjutnya ada yang menyebutkan bahwa K.H.Z.Mustofa dan beberapa pengikutnya dibunuh oleh Jepang di sekitar Tanjung Priok atau Cilincing.

Demikianlah kegigihan perjuangan K.H.Z. Mustofa sebagai pahlawan agama, dan

 pahlawanan Tanah Air di dalam merebut hak kemerdekaan bangsanya dari cengkraman  penjajah. Namun sampai saat ini, tidak atau belum dapat diketahui dengan pasti tentang K.H.Z. Mustofa, bahkan kuburannya pun tidak diketahui. Peristiwa Sukamanah adalah  perlawanan pertama terhadap pemerintah Jepang di daerah Jawa Barat.

C. Pemberontakan di Indramayu

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyas dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.

D. Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh

Pemberontakan ini terjadi pada bulan November 1994 yang di pimpin oleh Teuku Hamid, dia adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Menghadapi kondisi ter sebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak j ika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.

E. Pemberontakan Peta di Blitar

Pemberontakan PETA di Blitar, terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Soepriyadi, yang disebabkan oleh ketidak tahanan anggota PETA melihat kesengsaraan rakyat dan banyaknya rakyat yang meninggal akibat romusa di daerah mereka. Dengan, melakukan serangan terhadap gudang senjata. Tetapi, pemberontakan mampu dipadamkan oleh pihak jepang, serta semua yang terlibat dalam pemberontakan dijatuhi hukuman mati termasuk pemimpin lapangan yang banyak dilupakan yaitu Moeradi. Sementara, Soprijadi

(13)

yang paling bertanggungjawab akan pemberontakan menghilang tanpa diketahui sampai saat ini.

2. Reaksi berupa perlawanan nonsenjata a. Kelompok Sukarni

“Kelompok ini sering mengadakan kursus polotik yang pengajarannya diambil dari tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Moh Hatta, dan Sutan Syahrir.” (Supriatna, 2009:198). Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok Sukarni antara lain Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo dkk.

 b. Kelompok Sutan Syahrir

Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis. Sering mendapatkan panggilan untuk mengisi kursus politik bagi kaum pelajar. Pengikut dari kelompok ini terutama para pelajar dari kota Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang dan lain-lain. Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau dengan strategi gerakan ”bawah tanah”.

c. Kelompok Kaigun

Kelompok ini anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang. Mereka selalu menggalang dan membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh-tokoh Angkatan Laut Jepang yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Kelompok ini mendirikan asrama

Indonesia Merdeka di jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta. Asrama ini didiri kan atas inisiatif dan bantuan kepala perwakilan Kaigun di Jakarta, Laksamana Muda Maeda pada bulan Oktober 1944. Dengan demikian kelompok ini merupakan kelompok yang paling akhir terbentuk. Sebagai pengurus asrama oleh Maeda ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo Djoyohadisuryo sebagai ketua dibantu tokoh-tokoh muda Wikana. Di dalam asrama ini mendapat pendidikan politik dari tokoh-tokoh nasionalis seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Iwa Kusuma Sumantri, Latuharhary, R.P. Singgih, Ratu Langie, Maramis, dan Buntaran. Kelompok ini menjalin kerja sama dengan kelompok bawah tanah yang lain tetapi dengan hati-hati agar tidak dicurigai Jepang. Walaupun para pejuang terbagi dalam kelompok-kelompok di atas dan menggunakan strategi perju angan yang berbeda, akan tetapi mereka memiliki kesamaan tujuan yakni mencapai kemerdekaan Indonesia.

d. Kelompok Amir Syarifuddin

Menjelang kedatangan Jepang di Indonesia, Amir Syarifuddin berhubungan erat dengan

P.J.A. Idenburg (pimpinan departemen pendidikan Hindia Belanda). Melalui Dr. Charles Van der Plas, P.J.A. Idenburg membantu uang sebesar 25.000 gulden kepada Amir Syarifuddin guna mengorganisir gerakan bawah tanah melawan Jepang. Oleh karena itu kelompok ini anti fasis dan menolak kerja sama dengan Jepang. Karena sangat keras dalam mengkritik Jepang maka Amir Syarifuddin ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Jepang pada tahun 1944. Atas bantuan Ir. Soekarno, hukumannya diubah menjadi hukuman seumur hidup akan tetapi setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka, ia terbebas dar i hukuman.

Gerakan-gerakan di atas dalam mencapai tujuannya melakukan kegiatan-kegiatan antara l ain sebagai berikut.

1. Menjalin komunikasi dan memelihara semangat nasionalisme. 2. Menyiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan.

(14)

3. Mempropagandakan kesiapan untuk merdeka. 4. Memantau perkembangan Perang Pasifik. 5. Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata

D. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia 1. Bidang ekonomi

a. Struktur Ekonomi rakyat Indonesia rusak.  b. Jepang memonopoli hasil bumi.

c. Diadakan pengerahan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang.

d. Diterapkan sistem Autarki ( Rakyat di semua daerah harus memenuhi kebutuhan sendiri Jepang memonopoli kekayaan alam Indonesia.

2. Bidang pendidikan

Pendidikan mengalami penurunan, jumlah sekolahpun semakin berkurang. Beberapa Sekolah yang ada saat itu :

A. Sekolah umum :

a. SR lama belajar 6 Tahun  b. SMP lama belajar 3 Tahun

c. SMA lama belajar 3 Tahun B. Sekolah Guru :

a. Sekolah guru 2 Tahun.  b. Sekolah guru 4 Tahun

c. Sekolah guru 6 Tahun 3. Bidang kebudayaan

A. Bahasa Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa pengantar. B. Bahasa Belanda dilarang digunakan.

a. Terbit Koran berbahasa Jepang dan Bahasa Indonesia.  b. Film dengan bahasa Belanda di larang.

Diberlakukan tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matah

4. Bidang birokrasi

a. Jepang mengatur negara jajahan melalui : Ø UU No.27 Tentang aturan pemerintah daerah.

Ø UU No.28 Tentang aturan pemerintah Syu ( Karesidenan ). Ø Pembagian daerah menjadi 3 Pemerintahan militer.

(15)

Dimasa pendudukan Jepang organisasi soosial Politik dilarang kecuali MIAI ( Majlis Islam Ala Indonesia ) karena dijadikan Mitra sebab sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, selanjutnya bl Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi.

6. Bidang militer

a. Bidang militer bangsa Indonesia banyak memperoleh keuntungan dengan ditekankan  pendidikan :

1. Seishin ( Semangat berjuang ) 2. Bhusido ( Kesatria berani mati )

 b. Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal Pangkat :

1. Daidanco = Komandan batalyon. 2. Cudanco = Komandan Kompi. 3. Shodanco = Komandan Pleton. 4. Budanco = Komandan regu. 5. Giguyun = Prajurit Sukarela

E. Akhir Masa Pendudukan Jepang 1. Pengeboman hiroshama dan Nagasaki

Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi Laut Pedalaman Seto yang dikenal sebagai pusat industri tekstil dan barang-barang dari karet. Kota ini didirikan pada abad ke-16 sebagai kota istana di delta Sungai Ota. Sejak zaman Meiji hingga berakhirnya Perang Dunia II,

Hiroshima merupakan pusat industri militer dan logistik untuk keperluan perang. Di antara  produk kebanggaan kota Hiroshima adalah mobil Mazda, makanan ringan merek Calbee dan

saus merek otofuku.

 Nagasaki adalah ibu kota dan kota terbesar di Prefektur Nagasaki yang terletak di pesisir sebelah barat daya Kyushu, Jepang. Lokasi geografisnya adalah 32°44′ LU 129°52′ BT.  Nagasaki adalah pusat pengaruh Eropa di Jepang pada zaman pertengahan. Kota Nagasaki

yang merupakan kota pelabuhan di Jepang merupakan kota yang tidak terisolasi pada waktu  jepang menerapkan politik Isolasi(SAKKOKU). Pengaruh Eropa juga sangat terlihat dengan  pesatnya perkembangan agama kristen di kota Nagasaki pada zaman tersebut dan banyaknya  peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan Gereja yang masih terawat hingga saat ini

dan dijadikan.sebagai objek wisata. Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran J epang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah

satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.

Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan

dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah  penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang

mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani

instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945,

(16)

mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles,melarang negara itu memiliki tenaga nuklir. Setelah

menyerahnya jepang atas sekutu membuat pergerakan nasional yang saat itu Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal ini yang memicu para nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Pembentukan BPUPKI

Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut , pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan  badan penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai

) . pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T.

Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico ) pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang bernama Icibangase. R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A. G . Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara

 peresmian badan penyelidik Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang GedungDepartemen Luar negri ), jakarta.upacara

 peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam  belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G.  pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh Toyohiko Mayuda.

a. Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan  pembahasan mengenai dasar negara Inonesia merdeka.

1. Rumusan Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk  penyampaian rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh Yamin

mengemukakan lima “Ajas Dasar Negara Republik Indonesia” sebagai berikut : a). Peri Kemanusiaan

 b). Peri Kemanusiaan c). Peri Ketuhanan d), Peri Kerakyatan e). Kesejahteraan Rakyat

2. Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka, yaitu sebagai berikut:

a). Persatuan  b). Kekeluargaan

c). Keseimbangan d). Musyawarah

(17)

e). Keadilan Sosial

3. Rumusan Ir. Soekarno

Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan  pertama, itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian

dikenal sebagai ”Lahirnya pancasila ”.selain berisi pandangan mengenai dasar negara

Indonesia Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .Selanjutnya ,sidang memilih nama

 pancasila sebagai nama dasar negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:

a). Kebangsaan Indonesia

 b). Internasionalisme atau Perikemanusiaan c). Mufakat atau Demokrasi

d). Kesejahteraan Sosial

e). Ketuhanan Yang Maha Esa  b. Piagam Jakarta

Pada tanggal 22 jini 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya  berjumlah 9orang yaitu sebagai berikut :

1. Ir. Soekarno 2. Drs. Moh Hatta 3. Mr. Muh Yamin 4. Mr. Ahmad Subarjo 5. Mr. AA Maramis 6. Abdul Kadir Muzakir 7. KH Wachid Hasjim 8. H. Agus Salim

9. Abikusno Tjokrosjoso

Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :

1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at islam sebagai pemeluk - pemeluknya,

2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Kesatuan Indonesia

4. (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pernusyawaratan  perwakilan

5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia c. Rancangan UUD

Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau

 preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja Dininrat, H. Agus Salim dan Prof. Dr. Mr. Soetomo. Persidangan kedua BPUPKI di laksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno selaku panitia melaporkan 3 hasil yaitu :

1. Pernyatan Indonesia Merdeka 2. Pembukaan UUD

(18)

A. Reaksi Golongan Muda

1. Kongres Pemuda Seluruh Jawa

tanggal 16 mei 1945 di bandung diadakan kongres pemuda sel uruh jawa yang di prakarsai angkatan moeda indonesia. Kongres pemuda itu dihadirin oleh lebih 100 pemuda. Kongres tersebut menghimbau para pemuda di jawa hendaknya bersatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan proklamasi kemerdkaan . satelah 3 hari kongres berlangsung, akhirnya

diputuskan 2 buah resolusi, yaitu :

1). Semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda di persatukan dan dibulatkan di bawah satu pimpinan nasional.

2). Dipercepatnya pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia

B. Pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia

 pernyataan pada kongres pemuda seluruh jawa tidak memuaskan beberapa tokoh  pemuda yang hadir. Mereka bertekad untuk menyatakan suatu gerakan pemuda yang lebih

radikal . diadakan suatu pertemuan rahasia di jakerta utuk membentuk suatu panitia kusus yang di ke tuai oleh B. M. Diah . yang menghasilkan pembentukan gerakan angkatan baroe indonesia misalnya:

1) mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat indonesia 2) menanamkan semangat revolusioner masa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat

yang berdaulat.

3). Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia

4). Bahu membahu bersama Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perlu termasuk untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.

C. Pembentukan gerakan rakyat baroe

gerakan rakyat baroe yang di bentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 cuo sangiin. Susunan  pengurus pusat organisasi ini terdiri dari 80 orang . anggotanya terdiri atas penduduk asli

indonesia dan bangsa jepang golongan cina, golongan arab dan golongan peranakan eropa. 3. Pembentukan PPKI

Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI di bubarkan seba gai penggantinya pemerintah  pendudukan jepang membentuk PPKI .Ir. soekarno untuk sebagai ketua PPKI dan Drs. Muh

hata ditunjuk sebagai wikil ketuanya , sedangkan Mr.Ahmad Soerbadjo ditunjuk sebagai  penasehatnya .

4. PerisiwaRengasdengklok

Moh Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada Gunsekanbu. Setelah yakin bahwa  jepang telah menyerahkan kepada sekutu Moh. Hatta mengabil keputusan untuk segera

(19)

meninggalkan Anggota PPKI .rapat yang dipimpin oleh Chairul Sal eh itu menghasilkan keputusan ” kemerdekaan indonesia adalah hak dan soal indonesia sendiri, tak dapat digantung pada orang dan negara lain.

5. Perumusan Teks Proklamasi

Sebelum mereka mulai merumskan naskah proklamasi . Kalimat pertama dari naskah  proklamasi merupakan saran dari Mr.Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI ,

sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs .Moh. Hatta 6. Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan

Pimpinan bangsa Indonesia telah berdatangan ke jalan pegangsaan Timur. Adapun susunan acara yang telah dipersiapkan adalah :

a. Pembacaan Proklamasi

 b. Pengibaran bendera merah putih

c. Sambutan walikota Soewirjo dan dr. Muwardi 7. Penyebaran Berita Proklamasi

Berits Proklamsai yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan keseluruh Indonesia. Selain lewat rasio, berita proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat sebaran.

8. Reaksi Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan

Reaksi berbagai daerah di Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah terjadinya perubahan kekuasaan, baik dengan cara kekerasan maupun dengan cara perundingan.

(20)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan pembebasan asia dari penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada masa pemerintahan jepang Indonesia memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk menjajah negeri ini. Indonesia adalah Negara asia ter akhir yang dijajah bangsa Jepang. Pada masa pendudukan Jepang bangsa Indonesia mendapat penderitaan yanf sangat berat tenaga kerja Indonesia dikryk dengan habis dengan diadakanya system Rodi yang tidak  berprikemanusiaan dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh bangsa

Jepang.

B. SARAN

Dari makalah ini pembaca telah mengetahui tentang betapa berat perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapat kemerdekaan, jadi sebagai generasi penerus bangsa kita harus menghargai perjuangan pahlawan kita yang dengan susah payah merebut kemerdekaan dari  penjajah.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Supriatna, N.(2009). Perkembangan Masyarakat Indonesia. Bandung: Perpustakaan Nasional RI

Sakamoto, T. (1982). Jepang dulu dan sekarang . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Suryohadiprojo, Sayidiman. (1988). Mayarakat Jepang Dewasa ini. Jakarta: PT. Gramedia Ricklef, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Beasley, W.G. (2003). Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Suryohadiprojo, Sayidiman. (1987). Pengalaman dari Jepang. Manusia dan Masyarakat  Jepang dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia.

Gardana, F. (2009). Sejarah dunia.[online].

Tersedia: http://versus.faktualita.com/2009/05/perang-jepang-vs-rusia.html Alamsyah, I. (2009). Letak Geografis Jepang.[online]

Tersedia: http://freeandzz.wordpress.com/2009/10/18/letak-geografis-jepang/ Hidayat, T. (2008). Dominasi Permintaan Lahan Jepang.[online]

Referensi

Dokumen terkait

Buku Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah Universitas Gresik adalah merupakan standar dan pedoman bagi mahasiswa dan dosen yang menginformasikan, mendiseminasikan, dan /

Penyiangan gulma yang dilakukan umur 2 mst dan 4 mst berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering, jumlah polong dan jumlah biji kacang tanah

Sedangkan pada perlakuan 1 dan perlakuan 2 memiliki selisih penurunan kadar asam urat tidak sebesar perlakuan 3, faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah suhu yang

Temuan penelitian memunjukkan bahwa sumber pendapatan non halal bank umum syariah yaitu: denda dan pendapatan bunga atau jasa giro yang diterima dari penempatan pada bank

Usulan objek pada isu kali ini adalah Botani Bunga Surabaya, tempat yang me- wadahi segala aktivitas yang berkaitan dengan tanaman dan bunga, baik dalam aktivitas

Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan

Respon pesantren terhadap dinamika perubahan yang terjadi di sekelilingnya dapat dilihat dalam beberapa hal, pertama, respon terhadap ekspansi sistem pendidikan umum dengan

Dengan demikian, peneliti mempertimbangkan di dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian impak , kekerasan, dan SEM terhadap komposit yang berbahan utama filler dari