Ringkasan Materi
Pemahaman MSDS dan Emergency
Response System (ERS B3)
Ari Hasiholan Sidabutar
Ice Breaking
1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan MSDS ? Kontent apa saja yang ada di dalamnya?
2. Apa kesulitan anda dalam memahami MSDS dan
mengelola bahan kimia dan B3 di area anda bekerja?
3. Apa yang anda harapkan dari pelatihan ini?
Materi pelatihan
Klasifikasi dan Karakteristik Bahan Kimia dan B3.
Versi : PP 74 / 2001, UN, GHS, NFPA .
Pemahaman MSDS dan
Penerapannya di area kerja. Emergency Response System
4
Klasifikasi dan Karakteristik Bahan Kimia dan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Klasifikasi B3
PP 74 /2001 Nations United (UN) Globally Harmonizin g System (GHS) National Fire Protection Association (NFPA)5
Klasifikasi B3 – PP 74/2001
1. Mudah meledak
( Explosive) 2. Pengoksidasi (Oxidizing)
4. Sangat Mudah Menyala
(Highly Flamable) 3. Sangat Mudah Sekali Menyala (Extremely Flamable)
5. Mudah Menyala (Flamable)
6. Amat Sangat Beracun
( Extremely Toxic) 7. Sangat Beracun (Highly Toxic)
9. Berbahaya
(Harmful) 8. Beracun (Moderately Toxic )
10. Korosif (Corrosive)
11. Bersifat Iritasi
( Iritant) (Dangerous to the Enviroment)12. Berbahaya bagi lingkungan
14. Teratogenik
(Teratogenic) 13. Karsinogenik (Carsinogenic)
15. Mutagenik (Mutagenic)
6
1
Pengertian : Bahan yang pada suhu dan tekanan standard (250C, 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan dan sekitarnya.
7
2
Pengertian : Padatan atau cairan yang secara general dapat menjadi sumber oksigen,
memicu terjadinya pembakaran material lain lebih cepat atau lebih besar dari yang terjadi dalam udara terbuka.
8
3,4,5 - Menyala
Pengertian : Bahan yang dapat menyebabkan kematian
atau sakit serius pada manusia
3
Sangat
Mudah
Sekali
Menyala
4
Sangat
Mudah
Menyala
5
Mudah
Menyala
9
6,7,8 - Beracun
Pengertian : Bahan yang dapat menyebabkan kematian
atau sakit serius pada manusia
6
Amat
Sangat
Beracun
7
Sangat
Beracun
8
Beracun
10
9
Pengertian : Bahan berupa padatan, cairan, atau gas, yang jika terjadi kontak, inhalasi atau oral dapat menyebabkan bahaya terhadapkesehatan sampai tingkat tertentu.
11
10
Pengertian : Bahan yang dapat menyebakan iritasi (inflamasi) pada kulit dan dapatmenyebabkan kerusakan pada logam
12
11
Pengertian : Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secaralangsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
13
12
Pengertian : Bahan yang dapat merusak ozon, peristen di lingkungan atau merusaklingkungan.
14
13,14,15 – Karsinogen,
Teratogen, Mutagen
Pengertian : Karsinogenik adalah bahan penyebab sel kanker.
Teratogenik adalah bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan atau embrio.
Mutagenik adalah bahan yang dapat menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika)
13
Karsinogen
Teratogenik14
15
Mutagenik
15
For a media-rich presentation, you
Pembagian dalam beberapa
kelas :
1.Mudah meledak
2.Gas (Gas mudah menyala)
3.Cairan Mudah Menyala
4.Padatan Mudah Menyala
5.Pengoksidasi
6.Beracun
7.Radioaktif
8.Korosif
9.Lainnya
Gambaran Umum
Klasifikasi B3-UN
MSDS & Sistem Tanggap Darurat
16
For a media-rich presentation, you
Pembagian dalam beberapa
klasifikasi :
1.Klasifikasi Bahaya
2.Pembagian Kelas
3.Divisi/Kategori
4.Label Elemen
Gambaran Umum
Klasifikasi B3-GHS
MSDS & Sistem Tanggap Darurat
17
Gambaran Umum Klasifikasi GHS
Jumlah kelas masing-masing bahaya: • Fisik : 16 kelas • Kesehatan : 10 kelas • Lingkungan : 2 Kelas Klasifikasi dalam GHS: • Bahaya Fisik • Bahaya Kesehatan • Bahaya Lingkungan Klasifikasi Bahaya Pembagian Kelas
Setiap kelas dibagi-bagi menjadi divisi/kategori/tipe sesuai dengan tingkat bahayanya.
Divisi/Kategori/Tipe
Setiap divisi/kategori/tipe memiliki label elemen
(simbol, kata peringatan, dan pernyataan bahaya) tersendiri
Klasifikasi B3 – GHS
1. Mudah meledak
Bahaya Fisik
2. Gas Mudah Menyala 3. Aerosol Mudah Menyala 4. Gas Pengoksidasi
5. Gas Bertekanan
6. Cairan Mudah Menyala 7. Padatan Mudah Menyala
8. Swa-Reaktif 9. Cairan Piroforik 10. Padatan Piroforik 11. Swa-Panas
12. Bereaksi dengan air menghasilkan gas mudah menyala 14. Padatan Pengoksidasi 16. Korosif Terhadap Logam 13. Cairan Pengoksidasi 15. Peroksida Organik 1. Toksisitas Akut
2. Korosi atau Iritasi Kulit 3. Kerusakan atau Iritasi
Mata 4. Sensitisasi Pernapasan/Kulit 5. Mutagenisitas Sel Kuman 6. Karsinogenisitas 7. Toksikologi Reproduktif 8. Toksisitas Sistemik Organ Target – Paparan Tunggal
9. Toksisitas Sistemik Organ Target – Paparan Berulang
10. Bahaya Hirupan
1. Berbahaya Bagi Lingkungan Perairan 2. Berbahaya Terhadap Lapisan Ozon
Bahaya Kesehatan
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
MUDAH MELEDAK :
Bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
disekitarnya.
MUDAH MENYALA:
Bahan yang berupa gas, padatan atau cairan yang pada suhu tertentu dapat menyala
AEROSOL MUDAH MENYALA :
Aerosol adalah kontainer/wadah berisi gas yang dikompres, gas cair dengan atau tanpa cairan, pasta atau bubuk, yang keluar dari kontainer/wadah
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
PENGOKSIDASI :
Padatan, cairan, atau gas yang secara general dapat menjadi sumber
oksigen, memicu terjadinya pembakaranmaterial lain lebih cepat atau lebih besar dari yang terjadi dalam udara terbuka.
GAS BERTEKANAN :
Gas yang terdapat di dalam sebuah wadah dengan tekanan 200 kPa atau lebih, atau berupa gas yang dicairkan, atau gas yang dicairkan kemudian didinginkan.
SWA-REAKTIF :
Zat reaktif adalah zat berupa padatan/cairan yang tidak stabil dan bersifat sangat eksotermik walaupun tanpa adanya oksigen atau udara.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
PIROFORIK :
Zat piroforik adalah zat yang walaupun dalam jumlah kecil dapat terbakar dalam waktu kurang dari 5 menit ketika kontak dengan udara.
SWA-PANAS :
Zat swa-panas adalah zat selain piroforik yang tanpa suplai energi dapat memanas dengan sendirinya. Material ini akan terbakar hanya dalam jumlah yang besar (kilogram) dan setelah periode yang lama (jam atau hari).
PEROKSIDA ORGANIK :
Zat yang memiliki gugus bivalent -O-O-, yaitu turunan dari hidrogen peroksida (H-O-O-H) dimana atom H digantikan dengan gugus organik.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
KOROSI KULIT/MATA :
Efek korosi terhadap kulit atau mata adalah kerusakan permanen atau matinya (necrosis) jaringan kulit atau mata akibat kontak dengan suatu bahan.
IRITASI KULIT/MATA :
Iritasi adalah kerusakan sementara jaringan kulit atau mata akibat kontak dengan suatu bahan.
SENSITISASI :
Sensitisasi adalah reaksi hipersensitivitas saluran pernafasan (asma/alergi) atau reaksi alergi terhadap kulit akibat kontak dengan suatu bahan.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
TOKSISITAS SISTEMIK ORGAN TARGET :
Adalah efek toksisitas akibat kontak dengan suatu bahan yang menyerang organ tertentu (misalnya paru-paru, ginjal, hati, dll.)
BAHAYA HIRUPAN:
Adalah efek akut yang berbahaya akibat masuknya suatu bahan melalui mulut atau kerongkongan; atau akibat muntah, lalu masuk ke dalam
For a media-rich presentation, you
Simbol / Pictogram
Kata Peringatan / Signal words
Pernyataan bahaya /
Precautianary statement
Label Elemen
MSDS & Sistem Tanggap Darurat
Bahan B3
Bahaya
Gas sangat mudah menyala
25
Klasifikasi Bahaya yang
Belum Ada di PP 74/2001
MSDS & Sistem Tanggap Darurat
Bahan B3
GHS UN
F2 : Gas mudah menyala 2.1 : Gas mudah menyala F3 : Aerosol mudah
menyala 2.2 : Gas tidak menyala dan tidak beracun F4 : Gas pengoksidasi 2.3 : Gas beracun
F5 : Gas bertekanan 6.2 : Infeksius K3 : Gas mudah menyala 7 : Radioaktif
26
Klasifikasi B3 – NFPA 704
MSDS & Sistem Tanggap Darurat
Bahan B3
Special
Flammability
(Merah)
He
alt
h
(Bi
ru)
O
x
Rea
cti
vit
y
(Ku
nin
g)
No
Tingkat
Bahaya
0 Tidak Ada
Bahaya
1
Sedikit
2
Sedang
3
Besar
4
Sangat
Besar
27
Mudah
Meledak Berbahaya Bagi Lingkungan
Beracun Berbahaya Karsinogenik, Mutagenik, Teratogenik
Mudah
Menyala Bertekanan Gas Pengoksidasi Iritan Korosif
Simbol Bahan Kimia dan B3
Simbol
Simbol Bahan Kimia dan B3
Simbol
Simbol Bahan Kimia dan B3
Simbol
Limbah B3
F31
32
Peraturan Terkait MSDS
Pemahaman MSDSatau LDKB
Peraturan Pemerintah
No.74/2001 (pasal 11,12,15)
Pasal 11 “ Setiap orang yang
memproduksi B3 wajib
membuat Lembar Data
Keselamatan Bahan (MSDS)”
KepMen Perindag No.254 /
2000
KepDirjen HubDar No.725 /
2004
PerMenkes No.472 / 1996
KepMenNaker No.187 / 1999
Permendag No.4 / 2006
33
Globally Harmonized System - GHS
Pemahaman MSDS
atau LDKB
Lingkup GHS
GHS = Klasifikasi + KomunikasiKlasifikasi bahaya termasuk bagaimana identifikasi bahaya
Distribusi informasi bahaya dalam suatu bahan menggunakan label dan Safety Data Sheet
34
Kontent Dalam MSDS
Pemahaman MSDS
atau LDKB
1. Identitas Bahan dan Perusahaan. 9. Sifat fisik dan kimia bahan 2. Identifikasi Bahaya. 10. Stabilitas dan reaktifitas 3. Komposisi atau Informasi tentang
zat-zat penyusun. 11. Informasi toksikologi 4. Tindakan pertolongan pertama. 12. Informasi ekologi
5. Tindakan pemadaman kebakaran. 13. Pertimbangan Pembuangan 6. Tindakan penanggulangan jika
terjadi kebocoran. 14. Informasi pengangkutan
7. Penanganan dan penyimpanan. 15. Informasi yang berkaitan dengan regulasi.
35
1. Identitas Bahan dan Perusahaan
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Nama produk
b. Identifikasi lainnya (nama
dagang, sinonim, senyawa, dll)
c. Penggunaan yang dianjurkan
dan batas penggunaan.
d. Data rinci pemasok (data
lengkap perusahaan produsen
atau distributor)
36
2. Identifikasi Bahaya
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Klasifikasi bahaya senyawa /
campuran.
b. Elemen label (simbol, kata
peringatan dan pernyataan
bahaya).
c. Bahaya lain yang tidak
teridentifikasi dalam
klasifikasi GHS (misalnya :
bubuk ini dapat membentuk
kontamnian di udara ketika
digunakan).
37
3. Komposisi atau informasi tentang bahan penyusun
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Nama kimia dari zat
penyusun.
b. Nama umum, nama dagang,
sinonim dari bahan penyusun.
c. Nomor registrasi bahan.
d. Zat pengotor, zat aditif dan
zat lain yang juga terkandung.
e. Untuk campuran : komposisi
semua bahan tunggal yang
terkandung di dalamnya.
38
4. Tindakan Pertolongan Pertama
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Uraian langkah pertolongan
pertama yang dibutuhkan
(paparan melalui ODIE – Oral,
Dermal, Inhalation dan eyes).
b. Kumpulan gejala atau efek
paling penting, baik akut
maupun kronis.
c. Indikasi jika dibutuhkan
pertolongan lebih lanjut
39
4.1 Contoh Tindakan Pertolongan Pertama
a. Mata : Segera bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit, beberapa kali kelopak mata atas dan bawah. Segera
minta bantuan medis.
b. Kulit : Segera bilas kulit dengan banyak sabun dan air selama paling sedikit 15 menit dan melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Segera minta pertolongan medis.
c. Pencernaan: Jangan sampai muntah. Jika korban sadar dan masih bisa mengadakan kontak, berikan dua-empat cangkir penuh susu atau air putih. Segera minta pertolongan medis. Asam yang menempel di kulit dapat dinetralkan dengan menggunakan larutan bicarbonate of
soda 2%.
d. Pernapasan : Segera minta pertolongan medis, segera pindahkan dari daerah sumber ke tempat yang memenuhi udara segar, jika tidak bernapas berikan pernapasan buatan. Jika sukar bernapas berikan oksigen.
40
5. Tindakan Pemadaman kebakaran
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Media pemadam yang cocok.
b. Bahaya spesifik yang
diakibatkan bahan kimia
tersebut.
c. Alat pelindung khusus dan
pernyataan kehati-hatian
untuk pemadam kebakaran.
41
5.1 Contoh Tindakan Pemadaman Kebakaran
a. Api : Bahan konsentrat adalah agen dehidrasi yang kuat.
Bereaksi dengan bahan organik dan dapat menyebabkan pembakaran di sebagian material yang kontak dengan bahan ini.
b. Ledakan : Kontak dengan sebagian besar logam menyebabkan pembentukan gas hydrogen yang mudah menyala dan meledak.
c. Media pemadam: Dry chemical, foam atau CO2. Jangan menggunakan air! Namun semprotan air dapat digunakan untuk menahan paparan api, dalam keadaan wadah tertutup.
d. Info lain : Dalam kondisi kebakaran, gunakan APD lengkap dengan breathing apparatus dalam keadaan ruang bertekanan. Pakaian pelindung kebakaran standard tidak efektif untuk pemadaman material ini. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup.
42
5.2 Media Pemadam
Klasifik
asi
Jenis
Kebakar
an
Tipe Basah
Tipe Kering
Air
Foam Powde
r
Cleant
Agent
Kelas A Kayu,
kertas,
kain,
dsb
Sangat
efekti
f
Kuran
g
tepat
Dapat
diguna
kan
Tidak
efisien
Kelas B Bahan
cair
Berbah
aya
Sanga
t
efekti
f
Dapat
diguna
kan
Tidak
efisien
Bahan
gas
Tidak
tepat
Tidak
tepat
Dapat
diguna
kan
Tidak
efisien
Kelas C Panel
listrik
Berbah
aya
Berba
haya
Dapat
diguna
kan
Sangat
efektif
Kelas D Kalium,
Lithium,
Magnesi
um dan
logam
lain.
Berbah
43
5.3 Proses terjadinya pembakaran
Bahan Bakar
Oksigen Sumber Api
Pembakaran
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Titik nyala (flash point)
2. Titik api
3. Suhu menyala sendiri
4. Rentang nyala
44
5.4 Titik nyala
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Temperatur minimal agar bahan
menjadi uap yang cukup untuk
membentuk campuran mudah
menyala dengan udara di dekat
permukaan (bahan/cairan) atau
udara dalam bejana uji.
b. Bahan tidak terus terbakar pada
temperatur ini, hanya menyala
sesaat.
c. Contoh : Ethanol 16.60C, Benzene
-110C
45
5.5 Titik Api
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Temperatur dimana cairan akan
terbakar terus menerus karena
terus terbentuk uap mudah
menyala.
b. Titik api diasumsikan 10
0C lebih
tinggi dari titik nyala.
c. Contoh : Xylene 44
0C
46
5.6 Suhu menyala sendiri
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Temperatur dimana bahan akan
menyala dengan sendirinya
walaupun tidak ada sumber nyala.
b. Diesel 210
0C, parafin 220
0C.
5.7 Rentang nyala
a. Adalah komposisi (berupa persen)
dimana campuran antara bakar,
oksigen dan gas innert dapat
terbakar.
47 Pemahaman MSDS
atau LDKB
6. Tindakan penanggulangan jika terjadi kebocoran
a. Perlindungan diri, gunakan alat perlindungan diri yang dianjurkan pada saat menangani kebocoran dan tumpahan.
b. Pencegahan Bagi Lingkungan, jika pengolahan air limbah memadai, boleh dialirkan ke saluran
pengolahan air limbah. Tidak boleh dibuang langsung ke badan air.
c. Metode dan Bahan Pembersihan
Atur agar terjadi sirkulasi udara dengan baik. Tidak dianjurkan untuk menyentuh bahan yang tumpah. Gunakan bahan penyerap untuk membersihkan tumpahan. Bilas sisa tumpahan dengan air
secukupnya, kemudian bersihkan air bilasan dengan bahan penyerap. Tidak boleh menggunakan bahan penyerap yang dapat terbakar (serbuk gergaji).
48
6.3 Contoh Tindakan penanggulangan kebocoran
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Perlindungan diri. Gunakan APD yang dianjurkan pada saat menangani
kebocoran.
b. Pencegahan bagi lingkungan. Jika
pengolahan air limbah memadai, boleh dialirkan ke saluran pengolahan air
limbah. Tidak boleh dibuang langsung ke badan air.
c. Metode dan Bahan Pembersihan.
Atur agar terjadi sirkulasi udara dengan baik. Tidak dianjurkan untuk menyentuh bahan yang tumpah. Gunakan bahan
penyerap untuk membersihkan tumpahan. Bilas sisa tumpahan dengan air
secukupnya, kemudian bersihkan air bilasan dengan bahan penyerap. Tidak boleh menggunakan bahan penyerap yang dapat terbakar (serbuk gergaji).
49
7. Penanganan dan Penyimpanan
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk material-material yang tidak saling cocok.
7.1 Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan :
Jangan menghisap debu, uap, kabut atau gas. Jangan terkena pada mata, kulit atau pakaian. Gunakan hanya di ruang asap
bahan kimia. Simpan dan jaga dari kontak udara.
Penyimpanan :
Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Jangan menyimpan pada paparan sinar matahari langsung. Simpan di wadah yang tertutup rapat.
50
8. Kontrol Paparan, Alat Pelindung Diri
Pemahaman MSDS
atau LDKB
a. Parameter kontrol, misalnya ambang batas paparan.
TLV (Thresshold Limit Value ) NAB TWA (Time Wighted Average)
STEL (Short Term Exposure Limit) C (Celling value)
IDLH (Immediately Dangerous to life and Health).
b. Pengendalian teknik yang sesuai. c. Alat pelindung diri yang sesuai.
51
Alat Pelindung Diri
Oral Inhalasi Mata Telinga
Jalur
Paparan
Kulit Masker Pelindung telingaKaca mata pelindung
Sepatu pelindung Sarung tangan Baju pengaman
52
1. Bentuk fisik
11. Tekanan
uap
2. Bau 12. Massa jenis uap 3. Ambang Bau 13. Kelarutan
4. pH 14. Koefisien partisi 5. Melting / freezing
point 15. Suhu dimana bahan dapat terbakar sendirinya
6. Titik didih dan
rentang didih 16. Suhu penguraian 7. Titik nyala 17. Viskositas
8. Laju penguapan 9. Flamabilitas
10. LFL – UFL dan LEL-UEL
53 Pemahaman MSDS
atau LDKB
10. Stabilitas dan reaktifitas
a. Reaktifitas
b. Stabilitas bahan kimia
c. Kemungkinan reaksi berbahaya yang bisa terjadi.
d. Keadaan yang harus dihindari e. Incompatible material
54 Pemahaman MSDS
atau LDKB
11. Informasi Toksikologi
a. Rute paparan
b. Gejala yang muncul yang berkaitan dengan karakteristik kimia, fisika dan toksik.
c. Efek langsung maupun tidak langsung. d. Nilai toksisitas
12. Informasi Ekologi
a. Ekotoksisitas
b. Persistensi dan penguraian di lingkungan. c. Potensi bioakumulasi
d. Pergerakan di tanah e. Efek merugikan lainnya
55 Pemahaman MSDS
atau LDKB
13. Pertimbangan Pembuangan
Metode pembuangan yang aman, serta bagaimana memperlakukan kemasan yang sudah terkontaminasi.
56 Pemahaman MSDS
atau LDKB
15. Informasi peraturan
a. Peraturan nasional / lokal b. Peraturan regional / kawasan c. Peraturan International
a. Tanggal dibuatnya MSDS b. Tanggal revisi
c. Pernyataan dari pembuat terhadap keakuratan MSDS
57
58 Sistem Tanggap
Darurat
Definisi Tanggap Darurat
Keadaan Darurat adalah setiap keadaan yang timbul baik yang berasal dari dalam atau dari luar yang mempengaruhi
keselamatan manusia/penghuni bangunan atau masyarakat umum dan memerlukan respon atau tindakan yang cepat oleh
59 Sistem Tanggap
Darurat
Bagaimana Mengelola Bahaya dari Bahan Kimia
Identifikasi Kegiatan Identifikasi Bahan Identifikasi Bahaya Identifikasi Kemungkinan Kecelakaan Tindakan Pengendalian
60 Sistem Tanggap
Darurat
Bentuk umum kecelakaan
Fire / Explosion Chemical Release Human Exposure
Berhubungan dengan bahan mudah menyala, mudah meledak, pengoksidasi, reaktif, atau reaktif terhadap air, segitiga api, oksigen, dan sumber panas
.
Berhubungan dengan pergerakan bahan kimia. Semakin mudah bergerak, semakin mudah terlepas.
Jalur paparan ke manusia dapat melalui ODIE (Oral, Dermal, Inhalation, Eyes)
1
2
3
61 Sistem Tanggap
Darurat
Klasifikasi Tindakan Pengendalian
Tindakan Pengendalian
A. Prevention B. Precaution C. Response
*Sebelum… *Ketika sedang… *Jika terjadi…
Upaya-upaya pencegahan yang dilakukan selama proses penyimpanan
Upaya-upaya kehati-hatian yang dilakukan selama penanganan atau penggunaan bahan kimia
Upaya-upaya penanganan kecelakaan serta mitigasi dampak dari kecelakaan akibat bahan kimia
62
Matriks Kecelakaan - Pengendalian
(A) Prevention
(1)
Human Exposure(2)
Fire/Explosion(3)
Chemical Release (B) Precaution Response (C) Kecelakaan Pengendalian1.A
1.B
1.C
2.A
3.A
2.B
2.C
3.B
3.C
Permintaan User
Serah terima bahan kimia Transportasi bahan kimia Penggunaan bahan kimia Pengelolaan sisa bahan kimia Pengembalian ke gudang material
Sistem Tanggap
Darurat
Pengendalian Human Exposure
1.A
Prevention
Precaution
1.B
Response
1.C
Kondisi ventilasi yang
65
1.A Kondisi Ventilasi yang Memadai
a. Bentuk paparan di tempat penyimpanan biasanya akibat terhirupnya bahan kimia secara inhalasi.
b. Berhubungan dengan bahan kimia yang dapat tersebar di udara (berupa gas, cairan yang menguap, partikel).
c. Dipengaruhi oleh : kemampuan tersebar di udara, tingkat penggunaan bahan kimia.
d. Pengendalian menggunakan ventilasi dapat dilakukan dengan pendekatan yang diterapkan ILO Safe Work
Sistem Tanggap
66
1.B APD yang Harus Dipakai
a. Selama penggunaan atau penanganan bahan kimia, APD wajib dikenakan.
b. APD yang relevan : (Memperhatikan compatible-incompatible bahan APD dengan bahan kimia yang ditangani, Memperbatikan sensitifitas dan kenyamanan kulit terhadap APD.
c. Informasi mengenai APD yang sesuai terdapat dalam section 8 MSDS.
Sistem Tanggap
67
1.C Tindakan P3K
a. P3K tidak bertujuan mengobati luka korban. b. Tujuan P3K :
1. Menyelamatkan jiwa korban.
2. Meringankan luka atau cidera korban sedini mungkin untuk mencegah luka atau cidera yang bertambah parah.
3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat diberikan.
a. Siapkan item-item untuk langkah P3K seperti oabat, safety shower, eye washer, tabung oksigen dll.
b. Penolong dilengkapi dengan APD/PPE khususnya kecelakaan yang terjadi di lokasi resiko paparan B3 tinggi.
• Perhatikan arah angin, jangan menempatkan korban searah dengan arah angin (menghindari paparan gas/uap bahan kimia)
Sistem Tanggap
68 Sistem Tanggap
Darurat
Pengendalian Fire Explotion
2.A
Prevention
Precaution
2.B
Response
2.C
Kondisi penyimpanan
69
2.A Kondisi Penyimpanan yang Aman
Sistem Tanggap
Darurat
Penyebab Kebakaran Sumber Api / Percikan
Listrik
Penyebab lain
Suhu yang Meningkat Reaksi dengan Material
70
2.A Kondisi Penyimpanan yang Aman
Sistem Tanggap
Darurat
a. Hindari sumber api dan percikan listrik ; misalnya rokok, stop kontak/saklar, lampu, gesekan sekop dengan bahan keras lainnya, exhaust elektrik, dll. b. Segregasi bahan kimia dengan bahan lain yang incompatible. Segregasi di
tempat penyimpanan dilakukan terhadap layout maupun saluran pengumpul. c. Lokasi penyimpanan mudah dijangkau tim pemadam kebakaran.
d. Ventilasi yang baik
e. Atap tidak dilengkapi plafon f. Bebas banjir
g. Dilengkapi safety sign
71
2.A Kondisi Penyimpanan Khusus
(Bahan Mudah Meledak)
Sistem Tanggap
Darurat
a. Lokasi pada jarak aman dengan fasilitas umum, bangunan, masyarakat, dll (diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangan yang berlaku).
b. Memilki konstruksi lantai dan dinding yang kuat menahan ledakan namun konstruksi atap lemah, sehingga jika terjadi ledakan akan mengarah ke atas. c. Penyimpanan tidak boleh disatukan dengan bahan kimia .
d. Segregasi bahan mudah menyala dan pengoksidasi dengan jarak minimal 7.5 m.
e. Pisahkan bahan mudah menyala yang organik dengan anorganik.
f. Jika penyimpanan dengan bahan lain dalam satu ruangan, pisahkan dengan sekat tahan api yang tahan terbakar selama minimal 1 jam.
72
2.A Kondisi Penyimpanan Khusus
(Bahan Reaktif dan Reaktif terhadap Air)
Sistem Tanggap
Darurat
a. Segregasi bahan reaktif dan reaktif terhadap air dengan bahan kimia apapun. b. Jika penyimpanan dengan bahan lain dilakukan dalam satu ruangan, pisahkan
dengan sekat tahan api yang tahan terbakar selama minimal 1 jam.
c. Kondisi penyimpanan kering, tidak lembab, tidak dilengkapi dengan sprinkle air, bebas dari masuknya air secara langsung maupun tidak langsung.
73
2.B Kondisi Penggunaan yang Aman
Sistem Tanggap
Darurat
a. Hindari semua penyebab nyala api dan ledakan.
b. Gunakan peralatan yang bersih dari kontaminan apapun, bebas dari kotoran dan kering.
c. Untuk bahan pengoksidasi, reaktif, dan reaktif terhadap air: tidak boleh mengembalikan sisa bahan kimia yang sudah dipakai ke dalam kemasan /wadah aslinya.
d. Perhatikan wadah bahan yang sensitif terhadap kejutan atau gesekan. e. Lokasi penggunaan dilengkapi dengan APAR.
74
2.C Sistem Pemadaman Kebakaran
Sistem Tanggap
Darurat
a. Alarm tanda bahaya (visual dan suara).
b. Jalur evakuasi, emergency exit dan assembly point. c. APAR dengan media pemadam yang sesuai.
d. Pengoperasian ventilasi yang baik untuk mengeluarkan asap dari dalam ruangan.
75 Sistem Tanggap
Darurat
Pengendalian Chemical Release
3.A
Prevention
Precaution
3.B
Response
3.C
76
3.A Pencegahan Release
Sistem Tanggap
Darurat
a. Tempat penyimpanan sebaiknya terhindari dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Kondisi lantai : kedap air, tidak retak dan tidak mudah retak, tidak licin, tahan terhadap bahan kimia yang disimpan, landai dengan kemiringan 1% ke arah tanggul dan bak pengumpul.
77
3.B Kontrol Penanganan
Sistem Tanggap
Darurat
a. Close loading-unloading system dilakukan pada tempat yang sudah ditentukan. b. Lokasi sudah dilengkapi dengan fasilirtas pencegahan tersebarnya spill.
78
3.C Penanganan Tumpah
Sistem Tanggap
Darurat
a. Beberapa teknik penanganan tumpahan.
b. Neutralization, decontamination, adsorbent atau absorbent, cleaning techniques, vacuum techniques.
c. Tidak boleh membersihkan tumpahan dengan menyiram seluruh tumpahan menggunakan air.
d. Tumpahan (termasuk bahan pembersih tumpahan) wajib diberlakukan sebagai limbah B3 (Ketentuan PP 18/1999, PP 85/1999)
79
3.C Karakteristik Penyerap
Sistem Tanggap
Darurat
a. Universal (berbahan 100% polypropilene microfiber). b. Kecuali untuk HF (berbahan silika).
c. Limited use (berbahan lampung/clay). d. Soldifier (pemadat).
80
3.C Kriteria Pemilihan Penyerap
Sistem Tanggap
Darurat
a. Karakteristik chemophilic dan hydrophobic (selektivitas). b. Kapasitas penyerapan (berat/berat).
c. Biaya dan mampu-pakai-ulang (berbahan lampung/clay). d. Karakteristik pengapungan.
e. Penyimpanan.
f. Kemudahan pengambilan. g. Pembuangan akhir.
81