• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2020"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2020

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANTUL

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(2)

K a ta P e n g a n ta r

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantul, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2020 sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2020.

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, dengan semangat dan tekad yang kuat untuk menginformasikan capaian kinerja secara transparan dan akuntabel atas kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2020.

Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021 sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021. Menindaklanjuti RPJMD tersebut, makan disusunlah Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul ditetapkan dengan Keputusan Bupati Nomor 107 Tahun 2018 tentang Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021

Secara keseluruhan penyelenggaran tugas pokok dan fungsi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul telah banyak membuahkan hasil, namun disadari masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Dengan adanya laporan ini dapat digunakan sebagai sarana

(3)

evaluasi agar kinerja ke depan menjadi Iebih Iebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pe!aksanaannya.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan senta partisipasi daam penyusunan Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2020.

Bantu[, 1 Februari 2021 Kepala,

//k

FIr. isa Budi Hartomo, MT

(4)

I k h t i s a r E k s e k u t i f

Penyusunan Laporan Kinerja menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah, melaporkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2020 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.

Pelaksanaan pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2020 telah berpedoman kepada RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021. Menindaklanjuti hal tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah menetapkan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul yang ditetapkan dengan Keputusan Keputusan Bupati Nomor 107 Tahun 2018 tentang

(5)

Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul. Sedangkan Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai unsur pelaksana fungsi penunjang daerah di bidang perencanaan dan fungsi penunjang daerah di bidang penelitian dan pengembangan serta tugas pembantuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan Sekretaris Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki fungsi yang cukup luas dan strategis dalam menjalankan roda Pemerintahan, antara lain :

a. Penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang bidang perencanaan, pembangunan, penelitian dan pengembangan ;

e. Pelaksanaan kesekretariatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya

Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisa dan mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

(6)

Bantul yang telah mendapatkan bimbingan dan arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 2 (dua) IKU, disimpulkan bahwa seluruh indikator berkriteria Sangat Tinggi, dengan rata-rata capaian sebesar 106,27%. Dua IKU sebagai sasaran Bappeda pencapaiannya masuk dalam kriteria sangat tinggi, yaitu:

1. Persentase Rata-Rata Pencapaian Sasaran Daerah sebesar 104,08% 2. Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja Perangkat Kinerja

sebesar 108,46%.

Sebagai bagian dari perbaikan kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang menjadi tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang. Dengan ini, upaya perbaikan kinerja dan pelayanan publik untuk peningkatan kesejahteraan rakyat akan bisa dicapai.

(7)

D a fta r I s i

Kata Pengantar ... ii

Ikhtisar Eksekutif ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix Daftar Gambar ... x Bab I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Pembentukan OPD... ... 2 C. Susunan Organisasi ... 4 D. Keragaman SDM ... 5 E. Isu Strategis ... 6

Bab II Perencanaan Kinerja ... 8

A. Rencana Strategis ... 7

1. Visi dan Misi ... 7

2. Tujuan dan Sasaran ... 9

3. Kebijakan, Strategi dan Program ... 10

B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020 ... 14

C. Program untuk Pencapaian Sasaran ... 17

Bab III Akuntabilitas Kinerja ... 18

A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020 ... 19

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 20

(8)

2. Sasaran meningkatnya sinergitas dan kosnistensi perencanaaan

pembangunan ... 26

C. Akuntabilitas Anggaran ... 30

D. Efisiensi Sumber Daya ... 31

(9)

D a fta r Ta b e l

Tabel II.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... 10

Tabel II.2 Strategi dan Kebijakan ... 11

Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama ... 13

Tabel II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020 ... 15

Tabel II.5 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020 ... 17

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 19

Tabel III.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020 ... 19

Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perecanaan Pembangunan Daerah ... 20

Tabel III.4 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Sinergitas dan Konsistensi Perencanaan Pembangunan ... 28

Tabel III.5 Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2020 ……….. ... 30

Tabel III.6 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2020 ... 33

(10)

D a fta r G a m b a r

Gambar I.1 Bagan Organisasi ... 4 Gambar I.2 PNS Menurut Jabatan ... 6

(11)

Bab I

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Penyelenggaraan Pemerintah yang baik (Good Governance) merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat serta dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengembangan dan penetapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan agar dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itu pelaksanaan mekanisme regulasi akuntabilitas pada setiap instansi Pemerintah dapat memberikan manfaat memperkuat peran dan kapasitas kelembagaan itu sendiri, mengetahui kemajuan

(Progress) dan capaian apa yang telah dilakukan (actuating) dibandingkan dengan perencanaannya (planning) serta tersedianya informasi yang benar (accurately) dan

up to date bagi masyarakat luas secara memadai.

Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada setiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada setiap bagiannya. Masing – masing individu pada jajaran aparatur bertanggung jawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan – kegiatan yang terkendali

(controllable activities) dan kegiatan – kegiatan yang tidak terkendali

(uncontrollable activities). Kegiatan – kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan-kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Hal ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dirasakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berkewenangan.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana dirubah terakhir dengan Undang– Undang Nomor 234 tahun 2014

(12)

dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, maka untuk setiap instansi di Kabupaten harus menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2020 sebagai salah satu unsur manajemen kinerja Pemerintah dan kewajiban membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka telah menyusun laporan tersebut dengan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dan Peraturan Bupati Bengkulu Selatan Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.

B.

Pembentukan Bappeda

Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul seperti yang tercantum pada Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun 2016 adalah sebagai unsur pelaksana fungsi penunjang daerah di bidang perencanaan dan fungsi penunjang daerah di bidang penelitian dan pengembangan serta tugas pembantuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sektretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bappeda mempunyai fungsi sebagai dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

• Penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

• Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

• Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

• Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang bidang perencanaan, pembangunan, penelitian dan pengembangan ;

• Pelaksanaan kesekretariatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; • pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

(13)

• Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya

Adapun susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul, bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan Perangkat Daerah unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan Susunan Organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat, terdiri atas:

➢ Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

➢ Sub Bagian Program; dan

➢ Sub Bagian Keuangan dan Aset. 3. Bidang Perencanaan, terdiri atas:

➢ Sub Bidang Perencanaan Penganggaran;

➢ Sub Bidang Perencanaan Sektoral; dan

➢ Sub Bidang Perencanaan Kewilayahan

4. Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya, terdiri atas:

➢ Sub Bidang Pemerintahan;

➢ Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat; dan

➢ Sub Bidang Kesejahteraan Masyarakat.

5. Bidang Ekonomi dan Sarana Prasarana, terdiri atas:

➢ Sub Bidang Ketahanan Pangan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;

➢ Sub Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah;

➢ Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Industri.

6. Bidang Pengendalian, Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:

➢ Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;

➢ Sub Bidang Pengendalian; dan

➢ Sub Bidang Analisa Data dan Laporan; 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(14)

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Masing-masing Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bantul.

C.

Susunan Organisasi

(15)

D.

Keragaman SDM

Untuk mendukung pelaksanaan tugas Bappeda Kabupaten Bantul yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penelitian dan pengembangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 127 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul, Bappeda Kabupaten Bantul didukung sumberdaya sebanyak 43 pegawai yang terdiri 21 pejabat struktural, 2 pejabat fungsional perencana, dan 20 pejabat fungsional umum. Dengan kondisi SDM yang ada, Bappeda berusaha menjalankan tugas dan fungsi secara optimal dengan dukungan Tenaga Ahli maupun tenaga Non PNS untuk mengimbangi beban kerja yang menjadi tugas - tugas Bappeda. Profil kepegawaian secara umum dikelompokkan berdasarkan jenis jabatan, pendidikan, dan kebutuhan pegawai secara ideal.

Profil Kepegawaian Bappeda Kabupaten Bantul disajikan dalam grafik berikut :

Gambar 1.2. Grafik Profil Kepegawaian berdasar Jabatan Tahun 2020

(16)

E.

Isu Strategis

Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut mampu menemukenali dan merespon isu strategis dengan berbagai kebijakan dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Isu Strategis yang melingkupi Bappeda Kabupaten Bantul, antara lain sebagai berikut:

1. Belum optimalnya sinkronisasi perencanaan antara Pusat dan Daerah;

2. Belum optimalnya koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran; dan

3. Masih kurangnya komitmen dan konsistensi instansi pelaksana atas perencanaan pembangunan.

(17)

Bab II

Perencanaan Kinerja

A.

Rencana Strategis

1. Visi dan Misi

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi kabupaten yang didukung oleh perangkat daerah Bappeda yaitu :

"Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan dan kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)"

Secara filosofis visi tersebut adalah cita-cita untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bantul yang:

1. Sehat yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kesehatan jasmani, rohani dan sosial.

2. Cerdas yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

3. Sejahtera yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang produktif, mandiri, memiliki tingkat penghidupan yang layak dan mampu berperan dalam kehidupan sosial. 4. Keagamaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang beriman, menjalankan ibadah

dan mengembangkan toleransi beragama.

5. Kemanusiaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang peduli, saling menghargai dan mengembangkan semangat gotong-royong.

6. Kebangsaan yaitu masyarakat Kabupaten Bantul yang memiliki rasa patriotisme cinta tanah air dan tumpah darah untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bantul ditetapkan visi daerah yang menjadi etos kerja Kabupaten Bantul yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera Demokratis dan Agamis. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan dimasa yang akan datang adalah Bantul yang produktif, profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera,

(18)

demokratis, dan agamis yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi. Adapun penjabaran filosofinya yaitu:

1. Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu memberikan andil terhadap pembangunan daerah.

2. Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi, agar mereka betul-betul matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolak ukur profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga serta waktu yang diperlukan.

3. Ijo Royo-Royo dalam arti tidak ada sejengkal tanah pun yang ditelantarkan sehingga baik di musim hujan baik di musim kemarau dimanapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimana pun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri yang kuat di masa mendatang.

4. Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan pemerintah dan kemasyarakatan yang tertib semuanya secara pasti, berpedoman pada sistem ketentuan hukum/ perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya disiplin nasional.

5. Aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan akan sangat membantu terwujudnya keamanan dan ketentraman masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya stabilitas daerah.

6. Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/ manusia yang menghuninya.

7. Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang berstandar pada kreativitas manusiawi.

8. Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul telah terpenuhi secara lahir dan batin.

9. Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggungjawab.

(19)

10. Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Bantul senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur. Pentingnya aspek agama tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua agama semestinya dapat ditentukan dalam interaksi sosial sehari-hari.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan negara. Misi Bappeda Kabupaten Bantul sebagai berikut :

MISI 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari KKN melalui percepatan reformasi birokrasi.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Sub bab ini menjelaskan keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran Bappeda Kabupaten Bantul

(20)

Tabel II.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi :

Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/

IKU Meningkatkan tata

kelola pemerintahan yg baik, efektif, efisien dan bebas dari KKN melalui percepatan reformasi birokrasi 1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Persentase rata-rata capaian sasaran daerah 2. Mewujudkan kesesuaian perencanaan dengan hasil pembangunan Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja OPD

3. Kebijakan, Strategi dan Program

Strategi dan arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Sementara, kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Dalam kerangka tersebut, Bappeda Kabupaten Bantul merumuskan strategi dan arah kebijakan perencanaan pembangunan daerah secara komprehensif untuk mencapai tujuan dan sasaran Renstra dengan efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna), sebagai berikut :

(21)

Tabel II.2

Strategi dan Kebijakan Bappeda Kabupaten Bantul

Visi : Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan dan kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan bebas KKN melalui percepatan reformasi birokrasi

1. Meningkatkan sinergitas perencanaan pembangunan daerah Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

1. Melaksanakan integrasi sistem perencanaan pembangunan

Melaksanakan integrasi sistem perencanaan pembangunan

2. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

Mewujudkan basis data yang akurat, mudah diakses serta meningkatkan hasil kajian yang

dapat dimanfaatkan dalam

pengambilan kebijakan

2. Mewujudkan kesesuaian

perencanaan dengan hasil pembangunan Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

Meningkatkan kualitas sistem pengendalian dan evaluasi

Mengoptimalkan pengendalian kebijakan, pengendalian

(22)

Dengan mengacu pada sejumlah kebijakan tersebut di atas maka dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan. Program operasional yang dimaksud merupakan proses penentuan atau penjabaran suatu kebijakan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program Bappeda Kabupaten Bantul sebagai berikut: 1. Perencanaan

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

d. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

e. Program pengembangan data/informasi

f. Program perencanaan pembangunan daerah

g. Program perencanaan pembangunan ekonomi

h. Program perencanaan sosial dan budaya

i. Program perancanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

j. Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah

k. Program Peningkatan Akuntabilitas Sistem Kinerja Pemerintah Daerah.

2. Penelitian dan Pengembangan

a. Program Kerjasama Pembangunan Program Kerjasama Pembangunan

b. Program Penguatan Sistem Inovasi Daerah.

Dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di atas kemudian dirumuskan IKU yang merupakan ukuran keberhasilan Bappeda Kabupaten Bantul dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil (outcome) berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi.

Tujuan penetapan IKU adalah memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

(23)

Sasaran strategis dan IKU disajikan sebagai berikut :

Tabel II.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase rata-rata capaian sasaran daerah

2 Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja OPD

(24)

B.

Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020

Dokumen perjanjian kinerja adalah lembar/ dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan. Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang disusun sesuai dengan Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021.

Sejak tahun 2015 Bappeda Kabupaten Bantul melakukan cascade down

Perjanjian Kinerja kepada eselon III dan IV. Adapun target dan realisasi indikator kinerja program (cascading eselon III) serta target dan realisasi indikator kinerja kegiatan (cascading eselon IV) dapat dilihat pada esakip.bantulkab.go.id,

Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2020 dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD, Renstra, renja 2020, IKU dan APBD. Bappeda Kabupaten Bantul Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan PK Tahun 2020 sebagai berikut :

(25)
(26)
(27)

Dilampirkasli dan)

C.

Program untuk Pencapaian Sasaran

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan yang telah ditetapkan dalam Renstra, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program prioritas Bappeda Kabupaten Bantul. Adapun program-program yang mendukung masing-masing sasaran tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel II.5 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020

No Sasaran Strategis Didukung jumlah

program

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan

daerah

13 program

2. Meningkatnya sinergitas dan konsistensi

perencanaan pembangunan

2 program

(28)

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, yang juga digunakan dalam penyusunan Laporan Kinerja ini.

(29)

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja Kode 1 ≥ 90,1 Sangat Tinggi 2 75,1 ≤ 90 Tinggi 3 65,1 ≤ 75 Sedang 4 50,1 ≤ 65 Rendah 5 ≤ 50 Sangat Rendah

Sumber : Permendagri 86 Tahun 2017

A.

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020

Secara umum Bappeda Kabupaten Bantul telah melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021. Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja.

Capaian Indikator Kinerja Utama Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel III.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020

No Indikator Kinerja Utama

2020

Target Realisasi %

Realisasi

1 Persentase Rata-Rata Pencapaian

Sasaran Daerah

94,9 98,77 104,08

2 Persentase Rata-Rata Pencapaian

Target Kinerja OPD

91,1 98,81 108,46

(30)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 2 (dua) indikator kinerja utama Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2020, disimpulkan bahwa seluruh indikator sasaran berkriteria Sangat Tinggi, dengan rata-rata capaian sebesar 106,27%.

B.

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

1. Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

No Indikator Kinerja Utama Realisasi 2019 2020 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2020 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi 1. Persentase Rata-Rata Pencapaian Sasaran Daerah 107,31 94,9 98,77 104,08 95,00 103,97

Sumber : Sakip Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2020

Capaian kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik. Target yang ditetapkan tahun 2020 adalah 94.9, realisasi sebesar 98,77, tercapai 104,08% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2019) sebesar 107,31% dengan target 94,75% sehingga tercapai sebesar 113,25%,

maka capaian tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 9,17%.

Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 95,00, maka dari target akhir renstra capaian tahun 2020 ini telah menyumbangkan 103,97% dari target akhir Renstra tahun 2021.

(31)

No Sasaran Daerah Indikator Kinerja Satuan Target Kinerja RKPD 2020 Realisasi 2020 Tingkat Capaian Kinerja (persen) Predikat Kinerja Keterangan 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 Terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang berkualitas Indeks Tata Kelola Pemerintahan (Indonesia Governance Index/IGI) klasifikasi 8 7,70 96,25 Sangat Tinggi Tidak tercapai. Angka sementara berdasarkan trend dan kondisi COVID 19 oleh

Bappeda

2

Terwujudnya derajat

kesehatan masyarakat yang tinggi Umur Harapan Hidup tahun 73,65 73,86 100,28 Sangat Tinggi Tercapai Rilis BPS Januari 2021

3 Terwujudnya akses dan mutu pendidikan yang berkualitas

Angka Harapan Lama sekolah tahun 15,38 15,17 98,63 Sangat Tinggi Tidak Tercapai Rilis BPS Januari 2021 4 Turunnya Jumlah

Masyarakat Kurang Mampu

Angka Kemiskinan persen 13,94 (9.59) 13,50 96,84 Sangat Tinggi Tidak Tercapai Rilis BPS bulan Desember 2020 5 Terwujudnya perekonomian daerah yang berkualitas

Pertumbuhan Ekonomi persen - 0,13 (5.5) - 0,12** 92,30 Sangat Tinggi Tercapai Angka proyeksi Bappeda dan BPS

(32)

No Sasaran Daerah Indikator Kinerja Satuan Target Kinerja RKPD 2020 Realisasi 2020 Tingkat Capaian Kinerja (persen) Predikat Kinerja Keterangan 1 2 3 4 6 7 8 9 10 Pemerataan pendapatan (gini ratio) persen/angka 0,38 0,381** 92,36 Sangat Tinggi Tercapai Angka Proyeksi Bappeda dan BPS 6 Terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing dan unggul

Pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan persen -67 (23) -54,55 81,42 Tinggi Tercapai Angka capaian diperoleh perhitungan Dinas Pariwisata

7 Terciptanya industri kreatif yang berkualitas

Cakupan

industri kreatif persen 47 46,2 102,66

Sangat Tinggi

Tidak Tercapai, Angka capain diperoleh

dari perhitungan oleh Dinas KUKMP 8 Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat Pertumbuhan produksi tanaman pangan persen 0,1025 0,71* 692,68 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka sementara dari DPPKP karena rekon dengan Pemda

DIY dan BPS belum selesai Pertumbuhan produksi tanaman hortikultura persen 1,10 2,91* 264,54 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka sementara dari

DPPKP karena rekon dengan Pemda DIY dan BPS belum selesai

Pertumbuhan produksi tanaman perkebunan persen 0,3 2,8* 933,33 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka sementara dari

DPPKP karena rekon dengan Pemda DIY dan BPS belum selesai

(33)

No Sasaran Daerah Indikator Kinerja Satuan Target Kinerja RKPD 2020 Realisasi 2020 Tingkat Capaian Kinerja (persen) Predikat Kinerja Keterangan 1 2 3 4 6 7 8 9 10 Pertumbuhan produksi daging (sapi, kambing, domba, kuda, unggas) persen 0,9 0,93* 103,33 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka sementara dari

DPPKP karena rekon dengan Pemda DIY dan BPS belum selesai

9 Terpenuhinya kebutuhan perikanan masyarakat Pertumbuhan produksi perikanan persen 1,45 1,45* 100 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka sementara dari

DPPKP karena rekon dengan Pemda DIY dan BPS belum selesai

10

Terpenuhinya sarana prasarana publik dan

prasarana dasar masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Infrastruktur klasifikasi 78 76,77* 98,42 Sangat Tinggi Tidak Tercapai, * Angka capaian dipereloh dari survey pihak ketiga (CV. Jagat

Indo Gemilang)

11 Terwujudnya lingkungan hidup yang kualitas

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup angka 63 63,02 100,03 Sangat Tinggi Tercapai, Angka Diperoleh dari

(34)

No Sasaran Daerah Indikator Kinerja Satuan Target Kinerja RKPD 2020 Realisasi 2020 Tingkat Capaian Kinerja (persen) Predikat Kinerja Keterangan 1 2 3 4 6 7 8 9 10 12 Terciptanya kesadaran masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana Desa Tangguh Bencana persen 45,33 46,66 102,93 Sangat Tinggi Tercapai, * Angka capaian diperoleh perhitungan BPBD (Sampai tahun 2020 teralisasi 35 desa) 13 Terwujudnya kesesuaian pemanfaatan ruang Presentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang persen 75 75,01 100,01 Sangat Tinggi Tercapai, Angka dihitung oleh DPTR dan Bappeda Kabupaten Bantul

14 Terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat

Angka

Kriminalitas persen 0,065 0,097 149,23

Sangat Tinggi

Tidak Tercapai, Data diperoleh dari

Polres Bantul

15

Terwujudkan pelestarian dan pengembangan budaya daerah Indeks Pembangunan Kebudayaan angka 70 67,5* 96,43 Sangat Tinggi Tidak Tercapai, * Angka sementara diperoleh dari survey

pihak ketiga (CV. Lokapala Citra

Indonesia) Sumber data: Pengendalian semester II Tahun 2020, Bappeda

(35)

Dari tabel capaian sasaran daerah sejumlah 19, tercapai dengan 12 sasaran terdiri dari kriteria sangat tinggi ada 11 sasaran dan kategori tinggi satu sasaran. Tujuh sasaran tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan, namun masih dalam kualifikasi sangat tinggi, yaitu Indeks Tata Kelola Pemerintahan (Indonesia Governance Index/IGI), Angka Harapan Lama sekolah, Angka Kemiskinan, Cakupan industri kreatif, Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Infrastruktur, angka kriminalitas dan Indeks Pembangunan Kebudayaan.

Tujuh sasaran daerah yang tidak tercapai yaitu

1. Indeks Tata Kelola Pemerintahan (Indonesia Governance Index/IGI) ditargetkan 8 klasifikasi, data sementara menunjukan 7,70. Data ini menunjukan bahwa Indeks Tata Kelola Pemerintahan lebih rendah dari yang ditargetkan;

2. Angka Harapan Lama sekolah ditargetkan 15,38 tahun , capaian sebesar 15,17 tahun . Data ini menunjukan bahwa angka harapan lama sekolah lebih rendah dari yang ditargetkan Ini berarti angka kriminalitas tahun 2020 di Kabupaten Bantul lebih tinggi dari yang ditargetkan;

3. Angka Kemiskinan ditargetkan 13,94%, capaian sebesar 13,50%. Data ini menunjukan bahwa angka kemiskinan lebih rendah dari yang ditargetkan;

4. Cakupan industri kreatif ditargetkan 47%, capaian sebesar 46,2%. Data ini menunjukkan bahwa cakupan industri kreatif leboh rendah dari yang ditargetkan; 5. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Infrastruktur ditargetka 78 angka,

capaian sebesar 76,77 angka. Data ini menunjukan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Infrastruktur lebih rendah dari yang ditargetkan; 6. Angka kriminalitas ditargetkan 0,065%, capaian sebesar 0,097%. Data ini

menunjukkan angka kriminalitas tahun 2020 di Kabupaten Bantul lebih tinggi dari yang ditargetkan;

7. Indeks Pembangunan Kebudayaan ditargetkan 70 angka , capaian sebesar 67,5 angka. Data ini menunjukan bahwa Indeks Pembangunan Kebudayaan lebih rendah dari yang ditargetkan.

Permasalahan dari sasaran ini antara lain:

1. Beberapa data sasaran daerah merupakan data komposit dan merupakan produk dari BPS, sehingga hasil capaian sasaran tidak segera dapat diperoleh.

(36)

2. Perangkat daerah pengampu sasaran bergantung pada data resmi yang dikeluarkan BPS.

3. Adanya pendemi covid-19 sebagian anggaran untuk melakukan studi yang terkait penghitungan IKU Bupati mengalami refocusing sehingga tidak dilaksanakan. Penghitungan dilakukan dengan cara proyeksi/trend.

Langkah strategis kedepan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan indikator kinerja ini sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengendalian kinerja sasaran pada setiap triwulan, 2. Melakukan koordinasi secara intensif dengan BPS.

Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait peningkatan sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah. Pada tahun 2020, program yang dilaksanakan untuk sasaran strategis ini terdiri dari program sebagai berikut :

1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah, 2. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, 3. Program Perencanaan Sosial dan Budaya,

4. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah,

5. Program perancanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam, 6. Program Penguatan Sistem Inovasi Daerah,

7. Program Kerjasama Pembangunan.

2. Sasaran meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

Sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan diukur dengan persentase rata-rata pencapaian target kinerja perangkat daerah. Data ini diperoleh dari pengendalian renja triwulan IV tahun 2020 perangkat daerah.

(37)

Tabel III.4 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan

... No Indikator Kinerja Utama Realisasi 2019 2020 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2020 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi 1. Persentase rata-rata pencapaian target kinerja PD 99,40 91,10 98,81 108,46 91,50 107,99

Keberhasilan setiap sasaran daerah yang telah ditetapkan tersebut sangat ditentukan oleh keberhasilan program pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh perangkat daerah (PD) sesuai dengan urusan serta tugas pokok dan fungsi PD pelaksananya. Berikut capaian PD semester II tahun 2020:

NO OPD

Capaian kinerja

(%)

1 Inspektorat Daerah Kab. Bantul 101,46

2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Bantul 93,80

3 Badan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Bantul 97,08

4 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kab. Bantul 92,14 5 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bantul 96,55 6 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Bantul 95,77 7 Sekretaris Dewan Sekretariat DPRD Kab. Bantul 80,00 8 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Bantul 97,93

9 Dinas Kesehatan Kab. Bantul 90,27

10 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Bantul 94,15 11 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bantul 97,05

12 Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bantul 101,14

13 Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kab. Bantul 90,47 14 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bantul 99,62 15 Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kab. Bantul

95,71

16 Dinas Perdagangan Kab. Bantul 62,22

(38)

NO OPD

Capaian kinerja

(%)

18 Dinas Kebudayaan Kab. Bantul 97,58

19 Dinas Pariwisata Kab. Bantul 100,30

20 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab. Bantul 95,94

21 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kab. Bantul 99,92

22 Dinas Perhubungan Kab. Bantul 97,48

23 Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Bantul 99,25 24 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Bantul 104,90 25 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kab. Bantul 85,40

26 Dir. RSUD Panembahan Senopati Kab. Bantul 98,28

27 Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Kab. Bantul 86,12 28 Bagian Administrasi Pemerintahan Kab. Bantul 102,64 29 Bagian Administrasi Pemerintahan Desa Kab. Bantul 89,68 30 Bagian Administrasi Perekonomian Kab. Bantul 95,30

31 Bagian Administrasi Pembangunan Kab. Bantul 98,70

32 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kab. Bantul 92,45

33 Bagian Hukum Kab. Bantul 97,27

34 Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Kab. Bantul 93,94

35 Bagian Organisasi Kab. Bantul 96,02

36 Bagian Humas dan Protokol Kab. Bantul 96,22

37 Bagian Umum Kab. Bantul 90,51

38 Kapanewon Bambanglipuro Kab. Bantul 98,51

39 Kapanewon Banguntapan Kab. Bantul 91,60

40 Kapanewon Bantul Kab. Bantul 96,57

41 Kapanewon Dlingo Kab. Bantul 100,25

42 Kapanewon Imogiri Kab. Bantul 100,93

43 Kapanewon Jetis Kab. Bantul 87,32

44 Kapanewon Kasihan Kab. Bantul 93,24

45 Kapanewon Kretek Kab. Bantul 89,76

46 Kapanewon Pajangan Kab. Bantul 99,30

47 Kapanewon Pandak Kab. Bantul 96,41

(39)

NO OPD

Capaian kinerja

(%)

49 Kapanewon Pleret Kab. Bantul 95,98

50 Kapanewon Pundong Kab. Bantul 100,03

51 Kapanewon Sanden Kab. Bantul 99,06

52 Kapanewon Sedayu Kab. Bantul 98,01

53 Kapanewon Sewon Kab. Bantul 96,94

54 Kapanewon Srandakan Kab. Bantul 94,31

RATA-RATA 95,24

Sumber: Evaluasi hasil RKPD SM II 2020

Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa semua perangkat daerah mencapai kinerja yang tinggi. Untuk mencapai kinerja yang tinggi yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah melakukan desk dan pencermatan capaian kinerja setiap triwulan.

Dalam mengawal capaian kinerja, ditemui permasalahan antara lain:

a. Pada laporan hasil renja triwulan pertama format isian yang seharusnya diisi belum terisi semua, sehingga informasi yang tersajikan kurang lengkap.

b. Kedisiplinan perangkat daerah untuk mengirim laporan hasi renja belum sesuai dengan ketentuan. Menurut ketentuan pada akhir triwulan pengiriman hasil renja paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

Untuk menyelesaikan dua permasalahan di atas, langkah yang dilakukan adalah:

a. Melakukan koordinasi dan penjelasan tentang kewajiban perangkat daerah membuat laporan hasil renja setiap akhir triwulan,

b. Mengembalikan laporan kepada perangkat daerah untuk dilakukan perbaikan, c. Melakukan tagihan secara resmi kepada perangkat daerah.

Program yang mendukung adalah Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah. Program ini didukung kegiatan pengendalian, monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah.

(40)

C.

Akuntabilitas Anggaran

Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun Anggaran 2020 di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar Rp7.034.809.140,00 yang digunakan untuk membiayai Belanja Langsung. Pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Bappeda berkurang anggarannya sebesar Rp3.319.566.505,00, sehingga anggaran 2020 menjadi Rp3.715.242.635,00. Pada akhir tahun realisasi belanja langsung sebesar Rp3.509.964.956,30 atau sebesar 94,47%.

Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:

Tabel III.5 Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2020

No Sasaran Strategis Anggaran (Rp) % Realisasi (Rp)

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

3.615.080.135,00 97,57 3.412.114.956,30 2 Meningkatnya sinergitas dan konsistensi

perencanaan pembangunan

100.162.500,00 2,43 97.850.000,00

Jumlah 3.715.242.635,00 3.509.964.956,30

Anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran strategis dengan anggaran paling besar adalah sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dengan besaran anggaran 97,57% dari total belanja langsung. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relative kecil adalah sasaran meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan sebesar 2,43% dari total anggaran belanja langsung. Penyerapan belanja langsung pada tahun 2020 sebesar 94,47% dari total anggaran belanja langsung yang dialokasikan.

Jika dilihat dari realisasi anggaran per IKU, penyerapan anggaran pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian sasaran daerah sebesar 94,39%, sedangkan penyerapan anggaran pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian target kinerja OPD sebesar 97,69%.

(41)

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama disajikan sebagai berikut :

Tabel III.6 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2020

No Indikator

Kinerja

Kinerja Anggaran

Target Realisasi % Target (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Persentase rata-rata pencapaian sasaran daerah 94,9 98,77 104,08 3.615.080.135,00 3.412.114.956,30 94,39 2 Persentase rata-rata pencapaian target kinerja OPD 91,10 98,81 108,46 100.162.500,00 97.850.000,00 97,69 JUMLAH 3.715.242.635,00 3.509.964.956,30 94,47 D. Sumber :

Penyerapan belanja langsung pada Tahun 2020 sebesar 94,47% dari total anggaran belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan bahwa akuntabilitas kinerja telah efektif.

Jika dilihat dari realisasi anggaran per IKU, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian target kinerja OPD sebesar 97,69%, sedangkan penyerapan anggaran terkecil pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian sasaran daerah sebesar 94,39%.

E.

Efisiensi Sumber Daya

Efisiensi belanja langsung pada tahun 2020 sebesar 8,25,53% dari total anggaran belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan akuntabilitas kinerja telah terjadi efisiensi, yaitu tercapainya target yang telah ditentukan akan tetapi terdapat penghematan anggaran.

Jika dilihat dari efisiensi anggaran per IKU, efisiensi anggaran terbesar pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian target kinerja OPD sebesar 2,31%, sedangkan efisiensi anggaran terkecil pada program/kegiatan di IKU persentase rata-rata pencapaian sasaran daerah sebesar 5,61%.

(42)

Efisiensi belanja langsung Tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama disajikan sebagai berikut:

(43)

Tabel III.7 Efisiensi Anggaran Indikator Kinerja Utama Tahun 2020 No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Kinerja Program Keuangan Target Realisasi % Realisasi Pagu sebelum perubahan Pagu setelah perubahan Realisasi % Realisasi 1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Persentase Rata-Rata Pencapaian Sasaran Daerah persen 94,9 98,77 104,08 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.445.136.640 848.273.575 784.296.083 92,46 Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur

472.825.000 358.079.060 319.083.198 89,11

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

156.475.000 25.950.000 20.950.000 80,73

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 16.300.0000 8.300.000 8.072.500 97,26 Program pengembangan data/informasi 657.827.500 301.322.500 300.750.000 99,81 Program perencanaan pembangunan daerah 1.549.165.000 778.560.000 740.437.500 95,10 Program perencanaan pembangunan ekonomi 460.325.000 226.675.000 224.714.175 99,13 Program perencanaan

sosial dan budaya 850.325.000 425.685.000 378.596.500 88,93 Program perancanaan

prasarana wilayah dan sumber daya alam

464.950.000 166.200.000 159.895.500 96,20

Program Penguatan

Sistem Inovasi Daerah 129.000.000 46.907.500 46.815.000

99,80

Program Peningkatan Akuntabilitas Sistem Kinerja Pemerintah Daerah

571.312.500 429.127.500 428.505.000 99,85 2 Meningkatnya sinergitas dan konsistensi perencanaan pembangunan Persentase Rata-Rata Pencapaian Target Kinerja OPD persen 91,1 98,81 108,46 Program Kerjasama Pembangunan 155.600.0000 34.412.500 34.097.500 99,09 Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah 105.567.500 65.750.000 63.752.500 96,96

(44)

Bab IV

Penutup

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Laporan ini memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Dalam laporan ini disimpulkan bahwa secara umum Bappeda Kabupaten Bantul telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Sebanyak 2 (dua) sasaran, 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tertuang dalam Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2016 - 2021. Secara umum realisasi masing-masing IKU telah tercapai sesuai dengan target, bahkan ada yang melebihi target, atau rata-rata tercapai sebesar 106,27% atau kinerja kriteria Sangat Tinggi.

Secara umum disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap seluruh indikator yang dicantumkan dalam Renstra Bappeda Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021 khususnya untuk Tahun Anggaran 2020 dipenuhi sesuai dengan harapan. Jika terdapat indikator sasaran yang belum memenuhi target yang ditetapkan, kami akui semata-mata merupakan kelemahan dan ketidaksempurnaan sebagai manusia, karena disadari kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT., namun demikian segala kekurangan dan ketidaksempurnaan tentunya harus menjadi motivasi untuk lebih baik lagi.

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020
Tabel II.5 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman ini untuk diketahui dan bagi rekanan yang telah memasukkan penawaran dan merasa keberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk

[r]

Kompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami oleh pengawas sekolah dalam rangka melakukan penilaian terhadap kinerjanya, yaitu yang berhubungan dengan kompetensi kepala

1) Penetapan Pagu Raskin Nasional yang merupakan hasil kesepakatan pembahasan antara pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-Undang APBN tahun anggaran 2015.

Tekan filler hingga batas garis yang menunjukan batas volume pada pipet (dilihat sejajar pengelihatan mata).. Gelas penampung zat dimiringkan saat pipet hendak diangkat

[r]

4.2 Tipe yang paling sering digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris profesi di STIPAR Triatma Jaya adalah

Saran yang dapat dijadikan masukan bagi pihak Bank Mega Syariah mengenai penentuan margin adalah bahwa seharusnya Bank Mega Syariah menentukan margin keuntungan dari