e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
PENGARUH TINGKAT PERILAKU KECURANGAN
AKADEMIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI JURUSAN
PENDIDIKAN DAN NON PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA DENGAN KONSEP “FRAUD
TRIANGLE”
1
Ketut Novi Arista Dewi,
1Ni Luh Gede Erni Sulindawati,
2Edy Sujana
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja,Indonesia
e-mail :
{[email protected]
,
[email protected]
,
[email protected]
}
@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tekanan, Kesempatan Dan Rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan Fakultas Ekonomi di Universitas Pendidikan Ganesha. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Teknik sampel yang digunakan yaitu incidental sampling dimana responden yang dijumpai oleh peneliti secara proposional. Penelitian ini menggunakan 150 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh berupa jawaban dari responden di tabulasi dan diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Tekanan, Kesempatan Dan Rasionalisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Non Pendidikan Fakultas Ekonomi di Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian ini juga menunjukan perbedaan perilaku kecurangan akademik antara mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha.
Kata Kunci : tekanan, kesempatan, rasionalisasi, perilaku kecurangan akademik Abstract
This study aimed at determining the effect of Pressure, Opportunity and Rationalization on academic fraud behaviors at students of Accounting Education and of Accounting Noneducation of Economics Faculty in Universitas Pendidikan Ganesha. This research type was quantitative research, by using questionairre as the research instrument. The sample technique used was incidental sampling, in
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
which the respondents encountered by the researcher proportionally. This study employed 150 respondents. The data used in this study were the primary data. The data obtained were in the form of answers from the respondents, tabulated and processed through SPSS software version 16.
The results of this study indicated that Pressure, Opportunity and Rationalization had a partial significant effect on the academic fraud behaviors of the students of Accounting Education and of Accounting Noneducation of Economicss Faculty in Universitas Pendidikan Ganesha. This study also showed differences in academic fraud behaviors among students of Accounting Education and of Accounting Noneducation of Universitas Pendidikan Ganesha.
Keywords: pressure, opportunity, rationalization, academic fraud behaviors
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja. Perguruan tinggi diharapkan mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas, baik secara ilmu, moral, maupun secara etika profesi. Tetapi fakta di lapangan masih banyak ditemukan mahasiswa yang berorientasi pada hasil sehingga menyebabkan terjadinya berbagai praktik kecurangan, yang kemudian disebut dengan academic fraud.
Academic fraud (kecurangan akademik) sering ditemukan dalam dunia akademis. Praktik-praktik tersebut sering dilakukan antara lain dalam bentuk catatan kecil di kertas maupun di ponsel,
copy paste dari internet, bekerja sama dengan teman saat ujian, dan masih banyak lagi kecurangan lainnya yang sering terjadi dan menjadi perilaku yang dapat diterima oleh pelajar (Becker et al. 2006).
Dalam penelitian ini mengambil sampel pada Mahasiswa Akuntansi Jurusan Pendidikan dan Non Pendidikan Fakultas Ekonomi di Universitas Pendidikan Ganesha. Sebelum penelitian ini dilakukan ada beberapa hal yang perlu disampaikan, bahwa perbedaan
Akuntansi Jurusan Pendidikan dan Non Pendidikan yaitu Akuntansi Jurusan Perndidikan di Universitas Pendidikan Ganesha adalah Jurusan yang ketika lulus akan bergelar profesi menjadi guru. Akuntansi Jurusan Pendidikan ini berada di lingkup Fakultas Ekonomi yang biasa di katakan juga Jurusan Pendidikan Ekonomi S1, Sedangkan Akuntansi Non Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha adalah jurusan ketika lulus akan bergelar profesi sebagai akuntan dan tidak berprofesi sebagai guru akuntansi. Akuntansi Non Pendidikan ini berada di lingkup Fakultas Ekonomi yang biasa di katakan Jurusan Akuntansi Program S1.
Alasan peneliti mengambil sampel di Fakultas Ekonomi karena peneliti ingin mengetahui tingkat kejujuran mahasiswa Akuntansi Pendidik dan Non pendidik. Dalam penelitian ini juga membangun mahasiswa yang nantinya tidak melakukan kecurangan pada saat di dunia kerja. Seperti halnya jurusan Pendidikan Ekonomi yang nantinyan akan menjadi seorang guru, maka dari dini sikap seorang guru harus dilatih dengan sikap jujur. Begitu juga sebaliknya dengan jurusan Akuntansi yang nanti di dunia kerja agar selalu bersikap jujur. Dari alas an ini pula peneliti mengambil sampel di Fakultas Ekonomi terutama di Jurusan Akuntansi
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
S1 (Non Pendidikan) dan di Jurusan Ekonomi S1 (Pendidikan) . Dari penelitian ini juga biasa membandingkan tingkat perilaku kecurangan akademik yang dilakukan Mahasiswa Akuntansi Jurusan Pendidikan (Ekonomi S1) maupun Akuntansi Jurusan Non Pendidikan (Akuntansi S1).
Dari berbagai kasus yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka peneliti lebih awal melakukan observasi dan mencari 3 mahasiswa dan 3 dosen untuk diwawancarai terlebih dahulu. Hasil survei yang di lakukan peneliti pada ketiga mahasiswa yaitu salah satunya mengaku bahwa pernah melakukan kecurangan pada saat ujian yaitu meminta jawaban pada teman sebelahnya tanpa sepengetahuan dosen. Dan ketiga dosen yang berasal dari dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Pendidikan Ganesha. Kedua dari dosen tersebut pernah memergoki mahasiswa yang sedang kerja sama saat melakukan ujian.
“ Saya pernah memergoki di berbagai kelas yang saya ajar, mahasiswa melakukan kerja sama pada saat ujian berlangsung, dan saya hanya menegurnya saja. Tetapi jika ada
mahasiswa yang diliat membawa
cerpekan atau membawa ponsel saat ujian berlangsung, maka saya akan keluarkan pada saat itu juga”.
Dari pernyataan itu bahwa kecurangan akademik di Fakultas Ekonomi Undiksha memang sudah benar-benar terjadi. Berbagai alasan yang disebutkan mahasiswa mengenai mengapa mahasiswa tersebut melakukan kecurangan akademik dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku kecurangan akademik. Mahasiswa tidak jarang mendapatkan banyak tuntutan dari pihak luar berupa harus mendapatkan nilai yang tinggi dalam evaluasi belajar atau ujian. Tuntutan
tersebut dapat berasal dari lingkungan eksternal mahasiswa dalam hal ini adalah orang tua, guru, maupun lingkungan pertemanan. Selain itu tuntutan serupa juga dapat datang dari dalam diri mahasiswa sendiri. Tuntutan tersebut pada akhirnya membentuk mahasiswa yang mempunyai keyakinan bahwa nilai adalah segalanya sehingga mahasiswa akan melakukan segala cara untuk mendapatkan target nilai tersebut dan tidak jarang mereka menggunakan cara-cara yang melanggar peraturan yaitu dengan melakukan kecurangan akademik.
Tekanan (pressure) merupakan dorongan atau motivasi ataupun tujuan yang ingin diraih tetapi dibatasi oleh ketidakmampuan untuk meraihnya, sehingga dapat mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan (Albrecht, 2012)..
H1: Tekanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi akuntansi pendidikan daan akuntansi non pendidikan di Universitas Pendidkan Ganesha.
Kesempatan merupakan faktor yang paling mudah untuk diminimalisasi dan diantisipasi, asalkan dapat
menciptakan sistem dengan
pengendalian yang baik. Semakin bagus sistem pengendalian yang ada maka akan semakin kecil kesempatan yang mungkin muncul bagi seseorang untuk melakukan kecurangan (Oktosesarina, 2008).
H2 : kesempatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi pendidikan daan akuntansi non pendidikan di Universitas Pendidkan Ganesha.
Rasionalisasi merupakan pembenaran diri sendiri atau alasan yang
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
salah untuk suatu perilaku yang salah (Albrecht, 2012). Rasionalisasi dalam konteks kecurangan akademik adalah proses pembenaran diri yang dilakukan mahasiswa untuk mentutupi atau mengurangi rasa bersalah yang timbul karena telah melakukan perbuatan yang tidak jujur dalam konteks akademik. Nonis dan Swift (2001) menjelaskan hasil dari penelitiannya bahwa pelajar yang terlibat untuk melakukan kecurangan akademik dalam kelas akan lebih mungkin untuk terlibat dalam berbagai tipe kecurangan dalam dunia kerja. Hal ini mengisyaratkan bahwa rasionalisasi ataupun alasan untuk melakukan kecurangan dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima.
H3 : Rasionalisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi pendidikan daan akuntansi non pendidikan di Universitas Pendidkan Ganesha.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa jurusan Akuntansi pendidikan daan akuntansi non pendidikan di Universitas Pendidkan Ganesha. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang dapat diukur dengan skala numerik atau berbentuk angka. Data tersebut berasal dari skor kuisioner. Untuk sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling tertentu incidental sampling.
Teknik ini menggunakan individu-individu yang termasuk populasi penelitian dan kebetulan dijumpai oleh peneliti secara proposional (Sugiyono, 2009 ). Penelitian ini menggunakan 3 variabel indenpenden dan 1 variabel dependen. Tekanan,
Kesempatan, dan Rasionalisasi sebagai variabel independen, sedangkan perilaku kecurangan akademik sebagai variabel dependen.
Pengukuran variabel-variabel menggunakan skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, serta persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93).
Data penelitian akan dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang kemudian diolah dengan pengujian instrumen menggunakan 2 uji, yaitu uji validitas (validity test) dan uji reliabilitas
(reliability test). Kemudian, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Hipotesis penelitian ini diajukan untuk menemukan pengaruh
Tekanan, Kesempatan, dan
Rasionalisasi terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Pendidikan Daan Akuntansi Non Pendidikan di Universitas Pendidkan Ganesha. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian dengan 40 item pernyataan yang terdiri 10 item untuk variabel X1 (tekanan), 10 item untuk variabel X2 (kesempatan), 10 item untuk variabel X3 (rasionalisasi), dan 10 item untuk variabel Y (kecurangan akademik).
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Uji
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
membandingkan Corrected Item-Total Correlation setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel. Jika angka korelasi lebih besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel) maka instrumen dikatakan valid.
Hasil uji validitas menunjukan bahwa nilai r-hitung semua item pertanyaan dari masing-masing variabel yaitu variabel Tekanan (dari 0,645-0,867), Kesempatan (dari 0,182-0,634), Rasionalisasi (dari 0,372-0,878), dan Kecurangan Akademik (dari 0,258-0,831) memenuhi kriteria valid karena nilai r-hitung setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai r-tabel. Nilai r-tabel dalam penelitian ini didapat dengan ketentuan yaitu r-tabel (α); n-2) atau (0,05; 150-2) atau (0,05; 148) sehingga didapat nilai r-tabel = 0,16036 dengan taraf signifikansi 5%. (Output di lampiran).
Penelitian ini dilakukan pada 150 responden atau N = 150, maka rtabel yang digunakan pada taraf signifikansi 5 % adalah rtabel = 0,16036. Apabila rhitung > 0,16036maka butir pertanyaan pada setiap variabel dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung < 0,213 maka butir pertanyaan setiap variabel dikatakan tidak valid.
Dilihat dari hasil rhitung dari setiap butir pertanyaan variable tekanan, kesemptan, rasionalisasi dan perilaku kecurangan akademik memiliki rhitung > 0,160, maka semua butir pertanyaan untuk mengukur variabel-variabel pada penelitian ini dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Setelah uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen adalah dengan membandingkan nilai Cronbach’s Alpha variabel. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach’s Alpha variabel > 0,60.
Hasil pengujian kualitas data untuk uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel
Tekanan(0,934), variabel
Kesempatan(0,825), variabel Rasionalisasi(0,942)dan variabel Kecurangan Akademik (0,793). Semua variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka pernyataan dalam kuesioner untuk semua variabel adalah reabel
Tabel 1 Uji Reabilitas Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
0,942 0,793 40
(Sumber SPSS 16)
Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha kuesioner
penelitian ini adalah 0,942. Nilai ini lebih besar dari 0,60 atau (0,934 > 0,60) sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang konstan.
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik. Jika signifikansi
nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, maka data penelitian mempunyai distribusi.
Pada tabel 2, menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan telah berdistribusi normal karena semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
Tabel 2 Uji Normalitas
Ustandardiz ed Residual
N 150
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.36625059
Most Extremen Differences Absolute .061
Positive .056
Negative -.061
Kolmogorov Smirnov Z .743
Asymp. Sig. (2-tailed) .639
(Sumber: SPSS 16)
Hal ini juga didukung dengan gambar P-P plot dimana data
mempunyai distribusi normal karena menyebar di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal. Gambar uji normalitas Q-Q Plot dapat dilihat pada gambar 1 :
Gambar 1 Uji Q-Q Plot
Uji multikolinearitas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model regresi berganda. Multikolinearitas menyebabkan fluktuasi yang besar hasil regresi, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala multikolinearitas.
Pada tabel 3, terlihat bahwa hasil uji melalui Variance Inflaction Factor
(VIF) pada hasil output SPSS tabel Coefficients, masing-masing variabel independen yaitu pressure, opportunity, dan rationalization memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.
Heteroskedastisitas penelitian ini dilakukan dengan uji gambar. Hasil pengujian heteroskedastisitas bisa dilhat pada gambar 2 :
Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3 Uji Multikolerasi
Variabel Tolerance Variance Inflaction Factor
VIF
Tekanan X1 733 1.365
Kesempatan X2 760 1316
Rasionalisasi X3 643 1556
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Heteroskedastisitas bisa terjadi karena terdapat variansi dari residual yang tidak konsisten pada model regresi. Ini menyebabkan hasil regresi yang meragukan karena estimator yang digunakan tidak efesien.
Pengujian heteroskedasitas penelitian ini menyimpulkan bahwa model regresi berganda bebas dari gejala heteroskedasitas. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 2, penyebaran titik-titik pada yang tidak membentuk pola tertentu dan tersebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
Hipotesis penelitian ini diajukan untuk mengetahui pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization secara parsial dan simultan terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Program S1. Berdasarkan hasil pengolahan data statistik, diperoleh hasil summary sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Summary
MODEL R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .903 ,815 .812 2.39044 (Sumber : SPSS 12)
Dapat dilihat pada tabel 4, nilai R sebesar 0,903. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik mempunyai hubungan yang kuat. Sedangkan nilai R square (R2) pada penelitian sebesar 0,815, hal ini menunjukkan pengaruh tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik sebesar 81,5%. Namun, jika variabel lebih dari dua sebaiknya menggunakan adjusted R square yaitu sebesar 0,812. Hal ini mempunyai arti bahwa variabel dependen (perilaku kecurangan akademik) mampu dijelaskan oleh variabel independen (tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi) sebesar 81,2%, dan sisanya (100 % - 81,2% = 18,8%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini dilakukan pengujian Uji t (t-test).
H0 : Tekanan, Kesempatan, dan Rasionalisasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Ha : Tekanan, Kesempatan, dan Rasionalisasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
Dengan kriteria: H0 diterima jika nilai sig > 0,05 untuk α = 5%, Ha diterima jika nilai sig <0,05 l untuk α = 5%.
Pada tabel 5 menunjukkan nilai signifikan variabel tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik adalah 0,000. Sedangkan nilai tingkat signifikan adalah 0,05.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
Tabel 5 Koefisien Regresi
Model Unstandardized coefficients Standardize d Coefficients t Sign B Std. Error Beta 1. Constant -3.498 1.660 -2.107 .037 X1 .183 .039 .195 4.688 .000 X2 .182 .073 .102 2.491 .014 X3 .708 .043 .734 16.542 .000 (Sumber : SPSS 16)
Nilai sig < nilai konstan 5% (0,000 >0,05) sehingga Ha diterima. Ini berarti tekanan secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan..
Nilai signifikan variabel kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik adalah 0,14. Sedangkan nilai tingkat signifikan adalah 0,05.
Nilai sig < nilai konstan 5% (0,014 >0,05) sehingga Ha diterima. Ini berarti kesempatan secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku
kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan.
Nilai signifikan variabel rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik adalah 0,000. Sedangkan nilai tingkat signifikan adalah 0,05.
Nilai sig < nilai konstan 5% (0,000 >0,05) sehingga Ha diterima. Ini berarti rasionalisasi secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan.
Tabel 6 Deskritif Rata-rata
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Pendidikan 75 18.00 32.00 1776.00 23.6800 3.08072 Non Pendidikan 75 16.00 38.00 2083.00 27.7733 6.56274 Valid N (listwise) (Sumber SPSS 16)
Dilihat dari tabel 6 di atas terlihat bahwa non pendidikan memiliki nilai mean yang lebih besar dari pendidikan yaitu sebesar 27,7733 sedangkan
pendidikan sebesar 23,68. Sehingga perilaku kecurangan lebih tinggi di non pendidikan dibandingkan pendidikan.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
Pembahasan
Pengaruh Pressure (tekanan) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Pendidikan dan Non Pendidikan
Hasil dari berbagai jenis uji yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pressure secara parsial memiliki arah positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikandi Universitas Pendidikan Ganesha.
Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,183 dan memiliki nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α=0,05 serta hasil thitung sebesar 0,867 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6036, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan memperoleh hasil bahwa variabel tekanan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan. Hubungan yang ditunjukkan adalah positif, artinya bahwa mahasiswa yang memiliki tekanan tuntutan orang tua, saingan dikelas, dan keinginan lulus cepat dengan nilai tinggi cenderung melakukan kecurangan akademik. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa pressure
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa dapat diterima.
Tekanan merupakan dorongan/ motivasi yang dirasakan dalam diri seseorang baik berasal dari pihak internal (diri sendiri) maupun pihak eksternal (lingkungan) sehingga menyebabkan seseorang terpaksa melakukan suatu tindakan. Tindakan yang didasari oleh keterpaksaan biasanya tidak memperhatikan baik buruknya suatu tindakan tersebut. Salah satu tindakan yang didasari oleh tekanan yaitu perilaku kecurangan. Tekanan merupakan salah satu dari tiga element
yang ada dalam fraud triangle. Kebanyakan fraud yang terjadi karena adanya suatu tekanan, baik tekanan langsung yang menyebabkan orang untuk terlibat dalam fraud maupun tekanan kebiasaan buruk dan lain-lain.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2014) dan Pamungkas (2015). Purnamasari (2014) menyatakan tekanan (pressure) memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Hasil penelitian Pamungkas (2015) menyatakan tekanan akademik berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2014/2015.
Pengaruh Opportunity (kesempatan) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Pendidikan dan Non Pendidikan
Dari hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa Kesempatansecara parsial memiliki arah positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan Di Universitas Pendidikan Ganesha.
Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,182 dan memiliki nilai signifikansi 0,014 yang lebih kecil dari α=0,05 serta hasil thitung sebesar 0,637 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6036, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan memperoleh hasil bahwa variabel kesempatan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan. Hubungan yang ditunjukkan adalah positif, artinya bahwa mahasiswa yang memiliki kesempatan menyontek
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
karena aturan tidak ketat, kelemahan internal, dan tidak ada sanksi yang tegas ketika melakukan kecurangan sehingga
mahasiswa cenderung melakukan kecurangan akademik.
Kesempatan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Albrecht, W. Steve (2012:37) yaitu semakin luas kesempatan yang ada maka semakin besar peluang untuk seseorang melakukan sesuatu. Siswa yang berada dalam kelas yang membuka luas peluang untuk melakukan kecurangan maka siswa tersebut akan cenderung merasa lebih bebas untuk melakukan kecurangan akademik. Misalnya saja siswa yang mengerjakan ulangan harian yang pengawasannya tidak ketat maka siswa tersebut mempunyai kesempatan yang luas dalam menyontek sehingga perilaku kecurangannya meningkat.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso, Muhamad Hadi (2013), yang menyatakan bahwa kesempatan berpengaruh positif dan signifikan kecurangan akademik. Dan penelitian di lakukan oleh Pemungkas (2015), diperoleh hasil kesempatan menyontek memiliki pengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik.
Pengaruh Rationalization
(rasionalisasi) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Pendidikan dan Non Pendidikan
Dari hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa rasionalisasi secara parsial memiliki arah positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha.
Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,708 dan memiliki nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil
dari α=0,05 serta hasil thitung sebesar 0,878 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6036, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan memperoleh hasil bahwa variabel kesempatan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan. Hubungan yang ditunjukkan adalah positif, artinya bahwa mahasiswa yang memiliki rasionalisasi karena kebiasaan, budaya contek menyontek sehingga mahasiswa cenderung melakukankecurangan akademik.
Rasionalisai adalah proses membuat dan memberikan berbagai macam alasan baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri sehingga hal yang tidak masuk akal atau salah akan terlihat masuk akal atau benar. Seorang siswa yang mempunyai rasionalisasi menyontek yang tinggi atau sudah terbiasa membuat alasan maka akan menganggap perilaku menyontek yang dia lakukan adalah benar. Hal ini mendukung teori W. Steve Albrecht, dkk. (2012: 50) bahwa Rasionalisasi mempengaruhi perilaku kecurangan.
Penelitian ini sejalan dengan Purnamasari (2014), dan Pamungkas (2015). Dalam penelitian Purnamasari (2014) diperoleh hasil Rasionalisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Kecurangan Akademik. Penelitian Pamungkas (2015) juga diperoleh hasil rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik.
Perbedaan Pengaruh Kecurangan Akademik antara Mahasiswa Akuntansi Pendidikan dan Non Pendidikan
Dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti mengambil
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
sampel sebanyak 150 responden yang diantaran 75 responden dari mahasiswa Akuntansi Pendidikan dan 75 responden dari Akuntansi Non Pendidikan. Dari kedua sampel ini memiliki hasil responden yang berbeda. Dimana perbedaan ini bisa di lihat pada tabel 6. Dari tabel ini menyatakan bahwa nilai minimum dan maksimum perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Pendidikan yaitu 18,00 dan maksimum sebesar 32,00 sehingga memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 23,6800. Nilai minimum dan maksimum perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa Akuntansi Non Pendidikan yaitu 16,00 dan maksimum sebesar 38,00 sehingga memperoleh nilai rata0-rata (mean) sebesar 27,7733.
Dari hasil rata-rata (mean) yang di peroleh kedua perilaku kecurangan tersebut antara mahasiswa akuntansi pendidikan dan akuntansi non pendidikan yaitu mahasiswa Akuntansi Pendidikan sebesar 23.6800 dan Akuntansi Non Pendidikan sebesar 27,7733 yang sudah jelas bisa membedakan tertinggi dan terendah dari nilai rata-rata (mean). Maka dapat di bedakan bahwa nilai rata-rata (mean) Akuntansi Pendidikan lebih rendah dari nilai rata-rata (mean) Akuntansi Non Pendidikan. Maka memperoleh hasil bahwa mahasiswa akuntansi non pendidikan melakukan kecurangan akademik lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi pendidikan.
Peniliti juga melihat jawaban dari beberapa responden berasal dari mahasiswa Akuntansi Non Pendidikan bahwa mereka cendrung melakukan kecurangan akademik karena kurang pengawasan ketat dan kurangnya tindakan yang tegas dari pihak dosen, sehingga mereka tidak takut ketika mereka melakukan kecurangan akademik. Maka dapat di simpulkan
bahwa perilaku kecurangan lebih tinggi di Akuntansi Non Pendidikan dibandingkan Akuntansi Pendidikan.
Dari hasil penlitian ini menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi non pendidikan cendrung lebih tinggi melakukan kekcurangan akademik di bandingkan dengan mahasiswa akuntansi pendidikan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t), hipotesis pertama menyatakan bahwa tekanan berpengaruh positif terhadap Prilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan; (2) Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t), Hipotesis kedua menyatakan bahwa kesempatan berpengaruh positif terhadap Prilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan; (3) Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t), Hipotesis ketiga menyatakan bahwa rasionalisasi berpengaruh positif terhadap Prilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Pendidikan Dan Akuntansi Non Pendidikan; (4) Dari hasil analisis rata-rata bahwa terdapat berbedaan kecurangan akademik yaitu mahasiswaa Akuantansi Non Pendidikan lebih besar melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan Akunatansi Pendidikan.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah (1) Dosen Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha harus bisa secara rasional memberikan peraturan yang ketat kepada mahasiswa pada saat melakukan ujian atau tugas individu.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No : 2 Tahun 2017)
Agar nantinya perilaku kecurangan akademik dapat diminalisir dan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha menjadi menjadi calon tenaga kerja yang berkualitas; (2) penelitian selanjutnya perlu memperbanyak sampel yang digunakan, seperti mahasiswa pada Universitas lain dan memberikan kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihan responden sehingga penarikan kesimpulan bisa lebih baik; (3) Variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap GONE THEORY sebaiknya ditambahkan ke dalam model penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, W. Steve., et al,. 2012. Fraud Examination (Fourth Edition).
South Western, Cengage Learning: Mason, Oklahoma
Embezzlement. Montclair:
Patterson Smit..
Ghozali, Imam.2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fraud:
Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY. Accounting Analysis Journal,
Vol. 2, No.3, Hal : 20-45
Nonis, S., and Swift, C. O. 2001. An Examination of The Relationship between Academic Dishonesty and Workplace Dishonesty: A Multicampus Investigation. Journal
of Education for Business. Vol. 77, No. 2, Hal: 69-77.
Pamungkas, Desiana D. 2015. Pengaruh Faktor-faktor dalam Dimensi Fraud Triangle terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Siswa.
Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 4, No. 9, Hal: 15-30.
Purnamasari, Desi. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Akademik pada Mahasiswa.
Educational Psychology Journal.
Vol. 2, No. 1, Hal: 13-21
Purnamasari, Dian. 2014. Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Triangle terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa saat Ujian dan Metode Pencegahannya. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Santoso, Muhamad Hadi. 2013. Analisis Perilaku Kecurangan Akademik
Pada Mahasiswa Akuntansi
Dengan Menggunakan Konsep
Fraud Trangle. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Akuntansi. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.