• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan loyalitas secara teoritis mengadopsi model penggolongan manfaat relasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan loyalitas secara teoritis mengadopsi model penggolongan manfaat relasional"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Dalam merumuskan pemodelan pengaruh manfaat relasional, kepuasan, dan loyalitas secara teoritis mengadopsi model penggolongan manfaat relasional yang dikemukakan oleh Gwinner (1998), meliputi manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa. Ketiga bentuk manfaat relasional tersebut selanjutnya banyak digunakan oleh pakar pemasaran untuk dicari keterkaitan dan pengaruhnya terhadap customer satisfaction dan customer loyalty. Diantaranya oleh Hennig-Thurau dan Hansen (2000:373), Lovelock dan Chatterjee (2007:355) yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi tersebut ditujukan untuk menciptakan customer satisfaction dan selanjutnya customer loyalty.

Beberapa kajian teoritis juga mengemukakan adanya pengaruh langsung antara ketiga bentuk manfaat relasional tersebut terhadap customer loyalty. Salah satunya oleh John (2003:150) yang mengemukakan bahwa ketiga bentuk manfaat relasional tersebut memberikan pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan karena mampu memberikan maximize lifetime revenues, maximize lifetime referrals, dan minimize lifetime cost. Sedangkan menurut Stricker (2008:13), ketiga manfaat relasional tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap penciptaan customer loyalty, dimana jika dilakukan dengan konsisten maka tidak

(2)

hanya akan berhenti pada penciptaan loyalitas, melainkan lebih kepada menjaga loyalitas tersebut agar makin baik kedepannya.

Secara empiris, model penelitian yang digunakan untuk merumuskan keterkaitan pengaruh manfaat relasional terhadap kepuasan, dan loyalitas diadopsi dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Hennig-Thurau, dkk. (2002), yang mengemukakan tentang model integrasi manfaat relasional (relational benefits) dan kualitas hubungan (relationship quality) serta pengaruhnya terhadap relationship marketing outcomes. Relational benefits dalam penelitian tersebut meliputi confidence benefits/trust, social benefits, dan special treatment benefits. Relationship quality penelitian tersebut meliputi kepuasan (satisfaction) dan komitmen (commitment). Sedangkan relationship marketing outcomes meliputi word of mouth dan customer loyalty.

Sebagai kelanjutan dari model integrasi yang dikemukakan Hennig-Thurau dkk. (2002) tersebut, beragam penelitian empiris tentang pengaruh masing-masing bentuk manfaat relasional tersebut telah banyak dilakukan di berbagai objek penelitian dengan temuan yang bervariasi. Beberapa penelitian juga mengelompokkan bentuk-bentuk manfaat relasional ke dalam istilah lain seperti social benefits, psychological benefits, dan economical benefits yang pada dasarnya memiliki indikator yang menyerupai ketiga manfaat relasional yang dicetuskan oleh Hennig-Thurau dan Hansen (2000:373), John (2003:150), dan Stricker (2008:13) yaitu manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa.

(3)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tersebut, maka bentuk-bentuk manfaat relasional yang digunakan dan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini meliputi:

1. Manfaat kepercayaan/confidence benefits, merupakan pengurangan ketidakpastian dalam suatu transaksi dan peningkatan terhadap ekspektasi nyata dari konsumen kepada penyedia jasa (Hennig-Thurau dkk, 2000; Patterson dan Smith, 2001; Hennig-Thurau dkk., 2002; Palaima dan Velte, 2007; Molina dkk., 2007; Yen dan Gwinner, 2003; Colgate dkk., 2005; Kinard dan Capella, 2006; Martin-Consuegra, 2006; Molina dkk., 2009; Berenguer-Contri, 2009; Yacout, 2010; dan Ardyansyah, 2007). Dalam penelitian ini yang mengambil objek studi bank, manfaat kepercayaan bisa dikatakan merupakan hal mendasar atau manfaat fundamental yang harus ada untuk membuat nasabah yakin untuk menjalin hubungan dengan bank. Manfaat kepercayaan tersebut meliputi aspek reputasi bank, kehandalan produk dan layanannya, dan kesesuaian antara output yang diterima dengan informasi produk dan layanan yang disampaikan sebelumnya.

2. Manfaat sosial/social benefits, merupakan manfaat yang terjadi ketika pelanggan dan penyedia jasa saling mengenal dengan baik satu sama lain (Hennig-Thurau dkk., 2000; Patterson dan Smith, 2001; Hennig-Thurau dkk., 2002; Colgate dkk., 2005; Kinard dan Capella, 2006; Palaima dan Velte, 2007; Molina dkk., 2007; Molina dkk., 2009; Martin-Consuegra, 2006; Ardyansyah, 2007; Sweeney dan Webb, 2007; Berenguer-Contri, 2009; Yacout, 2010; dan Marzo-Navaro dkk., 2004). Manfaat sosial dalam penelitian ini tercermin dari

(4)

adanya kedekatan emosional antara bank dengan nasabahnya melalui suasana keakraban yang tercipta sehingga mengurangi rasa canggung nasabah ketika bertransaksi ke bank khususnya bagi mereka yang belum bankable.

3. Manfaat perlakuan istimewa/special treatment benefits, merupakan keuntungan yang sifatnya customization bagi pelanggan yang dapat tercermin dari special price, pelayanan yang lebih cepat, atau additional services lainnya (Hennig-Thurau dkk., 2000; Patterson dan Smith, 2001; Hennig-Thurau dkk., 2002; Colgate dkk., 2005; Kinard dan Capella, 2006; Martin-Consuegra, 2006; Palaima dan Velte, 2007; Molina dkk., 2007; Yen dan Gwinner, 2003; Molina dkk., 2009; Berenguer-Contri, 2009; dan Ardyansyah, 2007). Manfaat perlakuan istimewa ini tercermin dari berbagai perlakuan khusus yang diberikan kepada nasabah untuk lebih memperlancar aktivitas perbankan nasabah disamping sebagai bentuk apresiasi sehingga nasabah merasa lebih bernilai secara personal.

Penciptaan benefit dari aktvitas relationship marketing yang terbagi dalam manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa ditujukan bagi terciptanya kualitas hubungan yang makin meningkat dengan pelanggannya. Dalam banyak penelitian sebelum diungkapkannya model integrasi oleh Hennig-Thurau dkk. (2002), kualitas hubungan (relationship quality) dibagi ke dalam tiga komponen yaitu kepercayaan (trust), kepuasan (satisfaction), dan komitmen (commitment). Namun dalam model integrasi yang dicetuskannya kepercayaan (trust) tidak dimasukkan sebagai salah satu komponen dari relationship quality. Pertimbangannya bahwa antara confidence benefits dengan trust memiliki

(5)

kedekatan konseptual, maka keduanya dikombinasikan ke dalam satu konstruk yaitu confidence benefits. Dalam penelitian inipun, trust/kepercayaan juga tidak dimasukkan sebagai komponen kualitas hubungan dengan alasan yang sama. Komponen relationship quality yang juga tidak dimasukkan dalam model penelitian ini adalah komitmen. Pertimbangannya karena indikator-indikator komitmen memiliki kedekatan hubungan dengan loyalitas. Komitmen merupakan hasrat atau keinginan kuat untuk mempertahankan dan melanjutkan relasi yang dipandang penting dan bernilai jangka panjang. Komitmen biasanya tercermin pada perilaku kooperatif dan tindakan aktif untuk tetap mempertahankan relasi yang telah terbina (Tjiptono, 2005:415).

Dengan demikian, satu-satunya komponen relationship quality yang digunakan dalam penelitian ini sebagai hasil adopsi dari model integrasi yang dikemukakan oleh Hennig-Thurau dkk (2002) adalah kepuasan. Terdapat banyak penelitian sebelumnya yang juga mencari pengaruh bentuk-bentuk manfaat relasional (manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa) terhadap kepuasan/satisfaction antara lain dilakukan oleh Hennig –Thurau dkk. (2002); Kinard dan Capella (2006); Palaima dan Velte (2007); Molina dkk. (2007); Yen dan Gwinner (2003); Marzo-Navaro dkk. (2004); dan Ardyansyah (2009).

Selanjutnya hasil akhir dari relationship marketing (relationship marketing outcomes) berdasarkan model integrasi yang dicetuskan oleh Hennig-Thurau dkk. (2002) yang menjadi dasar acuan penyusunan model penelitian ini adalah word of mouth dan customer loyalty. Namun dalam penelitian ini model

(6)

tersebut disederhanakan lagi, dimana word of mouth tidak dimasukkan dalam model. Pertimbangannya adalah karena word of mouth khususnya positive word of mouth sudah masuk sebagai salah satu indikator customer loyalty.

Loyalitas di dunia pemasaran merupakan keadaan yang dicari oleh pemasar saat ini. Bagi pemasar, kesetiaan pelanggan menjadi ukuran kelangsungan perusahaan. Karena dengan memiliki pelanggan setia, perusahaan mendapat jaminan produknya akan terus dibeli dan bisnis ke depan akan berjalan lancar (Palupi, 2005). Hal ini sejalan dengan pendapat Boshoff and Gray (2004) yang mengatakan bahwa loyalitas dapat diukur dengan menanyakan kepada pelanggan tentang keinginannya untuk secara berkesinambungan membeli produk dan jasa suatu bank pada masa yang akan datang serta hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangannya untuk tetap loyal pada bank tertentu. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh langsung bentuk-bentuk manfaat relasional terhadap loyalitas diantaranya dilakukan oleh Hennig-Thurau dkk. (2002); Kinard dan Capella (2006); Palaima dan Velte (2007); Molina dkk. (2009); Marzo-Navaro dkk. (2004); dan Ardyansyah (2007).

Selain meneliti pengaruh langsung manfaat relasional terhadap loyalitas, penelitian yang menguji tentang pengaruh tidak langsung dimensi-dimensi manfaat relasional terhadap loyalitas melalui dimensi-dimensi kepuasan juga banyak dilakukan. Diantaranya oleh Hennig-Thurau dkk. (2002); Marzo-Navaro dkk. (2004); Kusmayadi (2006); dan Ardyansyah (2007). Disamping penelitian-penelitian tersebut yang mana melibatkan bentuk-bentuk manfaat relasional dalam modelnya, penelitian lain tentang pengaruh kepuasan terhadap loyalitas juga telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh Macintosh (2007), Musanto (2004), Palilati

(7)

(2007), Eakuru dan Mat (2008), Tsai (2010), Pantouvakis dan Lymperopoulos (2008), Cheng dkk. (2008), Licata dan Chakraborty (2008), Tariq dan Moussaoui (2009), Omar dan Ali (2010), Hoq dkk. (2010), Espejel dkk. (2008), Sheng dan Liu (2010), Al-Wugayan dan Pleshko (2010), Bosshoff dan Gray (2004), dan Tung (2010).

Dengan melakukan kajian teoritis dan kajian empiris dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka diperoleh suatu gambaran konsep dalam penelitian yang terdiri atas manfaat relasional (manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa), kepuasan, dan loyalitas. Dengan demikian gambaran kerangka konseptual dalam penelitian ini secara utuh dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Manfaat Relasional

Manfaat Kepercayaan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Loyalitas (Y2) Manfaat Sosial (X2) Manfaat Perlakuan Istimewa (X3) Kepuasan (Y1) (X1)

(8)

3.2 Hipotesis Penelitian

Bentuk-bentuk manfaat relasional yang meliputi manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa telah digunakan oleh banyak peneliti untuk mengidentifikasi hubungannya dengan kepuasan. Penelitian yang dilakukan oleh Hennig-Thurau dkk, 2000; Hennig-Thurau dkk. (2002), Kinard dan Capella (2006), Molina dkk. (2007), Yen dan Gwinner (2003), dan Ardyansyah (2007) menunjukkan bahwa manfaat kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan (satisfaction).

Bentuk manfaat relasional berikutnya yaitu manfaat sosial juga ditemukan oleh beberapa peneliti memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan (satisfaction). Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Marzo-Navaro dkk. (2004) dan Ardyansyah (2007). Untuk manfaat perlakuan istimewa, penelitian yang dilakukan oleh Ardyansyah (2007) menunjukkan bahwa bentuk manfaat relasional ini berpengaruh positif terhadap kepuasan (satisfaction). Berdasarkan hubungan antara bentuk-bentuk manfaat relasional dengan kepuasan maka dapat dibentuk hipotesis yaitu:

H1a : Manfaat kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

H1b : Manfaat sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

H1c : Manfaat perlakuan istimewa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

(9)

Pengaruh secara langsung masing-masing bentuk manfaat relasional terhadap loyalitas juga diuji dalam penelitian ini. Beberapa penelitian sebelumnya telah dikembangkan untuk mencari pengaruh manfaat kepercayaan, manfaat sosial, dan manfaat perlakuan istimewa terhadap loyalitas. Adanya pengaruh langsung manfaat kepercayaan terhadap loyalitas dikemukakan oleh Hennig-Thurau dkk. (2002), Kinard dan Capella (2006); Molina dkk. (2009), Yacout (2010); dan Yen and Gwinner (2003). Temuan penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh langsung manfaat sosial terhadap loyalitas dikemukakan oleh Hennig-Thurau dkk. (2000), Hennig-Thurau dkk. (2002), Marzo-Navaro dkk. (2004). Sedangkan penelitian yang menemukan adanya pengaruh langsung manfaat perlakuan istimewa terhadap loyalitas dikemukakan antara lain oleh Molina dkk. (2009), Yen and Gwinner (2003), dan Ardyansyah (2007). Berdasarkan hubungan antara bnentuk-bentuk manfaat relasional dengan loyalitas maka dapat dibentuk hipotesis yaitu:

H2a : Manfaat kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

H2b : Manfaat sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

H2c : Manfaat perlakuan istimewa berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

Berdasarkan konsep penelitian yang telah dikemukakan serta hasil penelitian-penelitian sebelumnya, pengaruh tidak langsung dari masing-masing bentuk manfaat relasional terhadap loyalitas dapat diteliti melalui variabel

(10)

kepuasan. Riset yang meneliti tentang pengaruh kepuasan terhadap loyalitas diantaranya dikembangkan oleh Hennig-Thurau dkk. (2002), Marzo-Navaro dkk. (2004), Yen dan Gwinner (2003), Yen dkk. (2009), Kusmayadi (2006) Haryono (2009), Macintosh (2007), Musanto (2004), Eakuru dan Mat (2008), Tsai dkk. (2010), Cheng dkk. (2008), Licata dan Chakraborty (2008), Tariq dan Moussaoui (2009), Omar dan Ali (2010), Hoq dkk. (2010), Espejel dkk. (2008), Sheng dan Liu (2010), dan Tung (2010). Keseluruhan hasil riset tersebut mengemukakan bahwa kepuasan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2007:177), hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan. Dari konsep tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kepuasan terhadap kesetiaan konsumen. Berdasarkan hubungan antara kepuasan dengan loyalitas maka dapat dibentuk hipotesis yaitu:

H3 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar.

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, metode wavelet denoising terdiri dari beberapa tahapan, yaitu dekomposisi sinyal, thresholding koefisien frekuensi tinggi, dan rekonstruksi (Shinde,

[r]

perangkat lunak meangaplikasikan analisis berorientasi obyek (OOA), perancangan berorientasi obyek (OOD), pemrograman berorientasi obyek (OOP) dan pengujian berorientasi

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan / pegawai yang diberikan kuasa oleh direktur dengan membawa data data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang saudara

Selanjutnya adalah penelitian Knechel, Naiker dan Pacheco (2007) yang juga melihat reaksi pasar terhadap pergantian auditor dari KAP Big Four ke KAP Non-Big Four

Capaian Pembelajaran (Komp Mata Kuliah) : mengukur dan mengestimasi gejala hidrologi seperti infiltrasi, permeabilitas, run- off, debit dengan berbagai cara seperti metode Apung,

(2) Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:.. Tim PPB Des Pemerintah Pusat;

Hubungan sikap orangtua murid kelas 2 SMP Negeri 16 Palembang terhadap kelainan refraksi pada anak... Hubungan perilaku orangtua murid kelas 2 SMP Negeri 16 Palembang