DASAR SELEKSI PERFORMANCE PADA TERNAK BIBIT SAPI POTONG DASAR SELEKSI PERFORMANCE PADA TERNAK BIBIT SAPI POTONG
MAKALAH INDIVIDU MAKALAH INDIVIDU
ILMU PEMULIAAN TERNAK ILMU PEMULIAAN TERNAK
DASAR SELEKSI PERFORMANCE DASAR SELEKSI PERFORMANCE
PADA TERNAK BIBIT SAPI POTONG PADA TERNAK BIBIT SAPI POTONG
Nama : SUKANDI Nama : SUKANDI
Nim
Nim : I111 12 044: I111 12 044
Kelas
Kelas : : GenapGenap
FAKULTAS PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKSSAR MAKSSAR 2013 2013
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
dalam bidang peternakan, maka pengembangan perbibitan te
dalam bidang peternakan, maka pengembangan perbibitan te rnak diarahkan pada peningkatanrnak diarahkan pada peningkatan mutu ternak, sumber daya ternak, daya dukung wilayah, pengawasan mutu dan penguasaan p mutu ternak, sumber daya ternak, daya dukung wilayah, pengawasan mutu dan penguasaan p emanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas ternak.
emanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas ternak.
Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu
Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu perlu dilakukan pengawasan mutu bibit sperlu dilakukan pengawasan mutu bibit s esuai dengan standar, salah satu langkah pengawasan adalah perlunya di lakukan pemilihan/ esuai dengan standar, salah satu langkah pengawasan adalah perlunya di lakukan pemilihan/ penilaian sapi potong. Seleksi atau pemilihan sapi y
penilaian sapi potong. Seleksi atau pemilihan sapi yang akan dipelihara merupakan salah satuang akan dipelihara merupakan salah satu faktor penentu dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuh faktor penentu dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuh an daging, sehingga diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi potong secar
an daging, sehingga diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi potong secar a berkelana berkelan jutan. Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performanc jutan. Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performanc
e
e Pada Ternak Pada Ternak Bibit Sapi Bibit Sapi Potong.Potong.
I.2 Maksud dan Tujuan I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit
Maksud dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit Sapi PotonSapi Poton g adalah agar dapat mengetahui cara mengembangkan bibit sapi potong yang baik dan unggul g adalah agar dapat mengetahui cara mengembangkan bibit sapi potong yang baik dan unggul dengan cara seleksi.
dengan cara seleksi.
Tujuan dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit Sapi
Tujuan dibuatnya makalah tentang Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit Sapi PotongPotong adalah untuk menggambarkan bagaimanan menghasilkan dan meningkatkan mutu
adalah untuk menggambarkan bagaimanan menghasilkan dan meningkatkan mutu bibit sapibibit sapi potong.
BAB. II BAB. II
PEMBAHAHASAN PEMBAHAHASAN
A. Pengertian Seleksi Secara Umum A. Pengertian Seleksi Secara Umum
Seleksi adalah suatu proses memilih t
Seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua unernak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua un tuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas t tuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas t ernak melaluiperbaikan mutu genetic bibit. Dengan seleksi, ternak yang mempunyai sifat ernak melaluiperbaikan mutu genetic bibit. Dengan seleksi, ternak yang mempunyai sifat yanyan g diinginkan akan dipeliharah, sedangkan
g diinginkan akan dipeliharah, sedangkan
ternak-ternak yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan akan disingkirkan. Dalam melakukan sele ternak yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan akan disingkirkan. Dalam melakukan sele ksi, tujuan seleksi harus ditetapkan terlebih dahulu, missal pada ayam , tujuan seleksi ingin m ksi, tujuan seleksi harus ditetapkan terlebih dahulu, missal pada ayam , tujuan seleksi ingin m eningkatkan produksi telur , berat telur, atau kecepatan pertumbuhan.(Alwi, 2012).
eningkatkan produksi telur , berat telur, atau kecepatan pertumbuhan.(Alwi, 2012).
Menurut Hardjosubroto (1994) menyatkan bahwa seleksi adalah tindakan memilih sapi yang Menurut Hardjosubroto (1994) menyatkan bahwa seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai sifat yang dik mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai sifat yang dik ehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleksi harus ada krite
ehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleksi harus ada krite ria yang jelas tentang sifatria yang jelas tentang sifat apa yang akan dipilih, bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar minimal
apa yang akan dipilih, bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar minimal dari sifat ydari sifat y ang diukur tersebut. Untuk dapat memperoleh peningkatan mutu genetik pada generasi beriku ang diukur tersebut. Untuk dapat memperoleh peningkatan mutu genetik pada generasi beriku tnya dari
tnya dari
sapi-sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipil sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipil ih harus yang bersifat
ih harus yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai,menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat
yaitu sifat-sifat yang bernilai ekonomis tinggi.yang bernilai ekonomis tinggi.
B. Kriteria Seleksi Performance Sapi Potong B. Kriteria Seleksi Performance Sapi Potong
Menurut
Menurut Anon (2007), uji performans meruAnon (2007), uji performans merupakan salah satu metode uji pada ternak untuk mpakan salah satu metode uji pada ternak untuk m engetahui sejauh mana tingkat performans atau penampilan sapi untuk memperoleh penampil engetahui sejauh mana tingkat performans atau penampilan sapi untuk memperoleh penampil an terbaik yang kemudian diturunkan pada anaknya saat uji lanjutan (uji Progeny).
an terbaik yang kemudian diturunkan pada anaknya saat uji lanjutan (uji Progeny).
Pada pemilihan bibit sapi jantan yang diuji berada pada kisar
Pada pemilihan bibit sapi jantan yang diuji berada pada kisar an umur 1an umur 1
–
–
2 tahun sehingga baru memasuki tahap awal pertumbuhan yang optimal sebelum mencapai d 2 tahun sehingga baru memasuki tahap awal pertumbuhan yang optimal sebelum mencapai d ewasa kelamin. Dengan mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ternak pada saat uji ma ewasa kelamin. Dengan mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ternak pada saat uji ma ka akan diperoleh gambaran calon pejantan yang memiliki produktivitas tinggi dan berkualita ka akan diperoleh gambaran calon pejantan yang memiliki produktivitas tinggi dan berkualita
s. Metode pengujian yang dilaksanakan adalah memilih ternak bibit berdasarkan sifat
s. Metode pengujian yang dilaksanakan adalah memilih ternak bibit berdasarkan sifat kualitatkualitat if dan kuantitatif
if dan kuantitatif yang meliputi (1) pengukuran yaitu panjang badan,tinggi gumba, dan lingkayang meliputi (1) pengukuran yaitu panjang badan,tinggi gumba, dan lingka r dada, (2) penimbangan yaitu berat badan, berat lahir, berat s
r dada, (2) penimbangan yaitu berat badan, berat lahir, berat s apih (205 hari), berat setahun, dapih (205 hari), berat setahun, d an berat 2 tahun, (3) pengamatan yaitu warna rambut, bentuk rangka, bentuk kepala, bentuk k an berat 2 tahun, (3) pengamatan yaitu warna rambut, bentuk rangka, bentuk kepala, bentuk k aki, bentuk kuku, b
aki, bentuk kuku, bentuk skrotum, dan entuk skrotum, dan kelainan yang lain seperti ekor panjut, cundang, dkelainan yang lain seperti ekor panjut, cundang, dan ian i njin. Ternak hasil uji performans direkomendasikan untuk mengikuti uji lebih lanjut dalam uj njin. Ternak hasil uji performans direkomendasikan untuk mengikuti uji lebih lanjut dalam uj i keturunan (progeny test)
i keturunan (progeny test) (Anon, 2007).(Anon, 2007).
Berdasarkan Direktorat Pembibitan Ternak t
Berdasarkan Direktorat Pembibitan Ternak tahun 2012 untuk menentukan identifikasi ternakahun 2012 untuk menentukan identifikasi ternak yang akan dilakukan dalam Uji Performan harus mengikuti persyaratan sebagai berikut : yang akan dilakukan dalam Uji Performan harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :
a. Ternak yang dipilih untuk program ini
a. Ternak yang dipilih untuk program ini yang diutamakan sapi potong murni.yang diutamakan sapi potong murni.
b. Ternak yang dipilih adalah sapi indu
b. Ternak yang dipilih adalah sapi induk yang memenuhi kriteria sesuai dengan standar padak yang memenuhi kriteria sesuai dengan standar pada bangsanya masing
bangsanya masing
–
–
masing. masing.c. Semua ternak yang ikut dalam kegiatan ini diberikan identitas
c. Semua ternak yang ikut dalam kegiatan ini diberikan identitas berupa nomor/tanda atau peberupa nomor/tanda atau pe masangan ear tag.
masangan ear tag.
d. Dilakukan pencatatan antara lain : bangsa, umur dan jenis
d. Dilakukan pencatatan antara lain : bangsa, umur dan jenis kelamin, identitas ternak, catatankelamin, identitas ternak, catatan kelahiran, silsilah, berat badan, tinggi gumba/punuk, lingkar dada, panjang badan, nama dan kelahiran, silsilah, berat badan, tinggi gumba/punuk, lingkar dada, panjang badan, nama dan alamat peternak.
alamat peternak.
Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengu Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengu kuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengala kuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengala man dan kecakapan yang cukup diantaranya ad
man dan kecakapan yang cukup diantaranya adalah (Todingan, 2011) sebagai beriku:alah (Todingan, 2011) sebagai beriku:
1. Bangsa dan Sifat Genetik 1. Bangsa dan Sifat Genetik
Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit perta Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit perta
ma-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis import mau tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis import mau pun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbe pun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbedd
a satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhad a satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhad ap lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaia ap lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaia n iklim dan pakan, berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi
n iklim dan pakan, berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi yang bisa diwariskan kepayang bisa diwariskan kepa da keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap
da keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tpeternak sesuai dengan t ujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak aka ujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak aka
n mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak menunjang. Beberapa jenis ba n mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak menunjang. Beberapa jenis ba ngsa sapi potong yaitu :
ngsa sapi potong yaitu : Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine, Simmental, Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine, Simmental, AngusAngus , Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.
, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.
2. Kesehatan 2. Kesehatan
Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ata
Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dariupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari sapi yang
sapi yang
benar- benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan ke benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan ke
adaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan,
adaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangandenyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi.
sapi.
Keadaan tubuh Keadaan tubuh
1. Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas. 1. Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.
2. Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tandata
2. Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tandata nda kerusakan dannda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
3. Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah bergerak bebas. 3. Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah bergerak bebas.
4. Ujung hidung bersih, basah dan dingin. 4. Ujung hidung bersih, basah dan dingin.
5. Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba. 5. Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
6. Suhu tubuh anak 39,5 C
6. Suhu tubuh anak 39,5 C
–
–
40 C. 40 C.Ø Sikap dan tingkah laku Ø Sikap dan tingkah laku
1. Sapi sehat tegap. 1. Sapi sehat tegap.
2. Keempat kaki memperoleh titik berat sama. 2. Keempat kaki memperoleh titik berat sama.
3. Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi). 3. Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
4. Bila diberi pakan, mulut
4. Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan.akan dipenuhi pakan.
5. Cara minum panjang. 5. Cara minum panjang.
6. Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut 6. Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut
sakit atau mengalami kelelahan. sakit atau mengalami kelelahan.
Ø Pernafasan Ø Pernafasan
1. Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas d 1. Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas d an sedang tiduran lebih cepat.
an sedang tiduran lebih cepat.
2. Jumlah pernafasan : Anak sapi 30/menit, Dewasa 10-30/menit. 2. Jumlah pernafasan : Anak sapi 30/menit, Dewasa 10-30/menit.
Ø Pencernaan. Ø Pencernaan.
1. Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran. 1. Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.
2. Setiap gumpalan pakan di
2. Setiap gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali.kunyah 60-70 kali.
3. Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar. 3. Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar.
4. Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar 4. Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar
5. Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat
5. Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.sekali.
6. Proses memamah biak berhenti. 6. Proses memamah biak berhenti.
Ø Pandangan mata. Ø Pandangan mata.
1. Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam. 1. Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam.
2. Sapi sakit pandangan mata sayu. 2. Sapi sakit pandangan mata sayu.
3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik bentuk atau ciri luar sapi ber 3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik bentuk atau ciri luar sapi ber korelasi positif terhadap faktor genetik seperti
korelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daginlaju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (dagin g).
g).
Menurut (Todingan, 2011) Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut : Menurut (Todingan, 2011) Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut :
a. Ukuran badan panjang dan dalam,
a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampurusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak.
menampung jumlah makanan yang banyak.
b. Bentuk tubuh seg
b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, gaan, tengah dan belakang serasi, ga ris badan atas dan bawah sejajar.
ris badan atas dan bawah sejajar.
c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging. c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.
d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan. d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan.
e. Kaki besar, pendek da
e. Kaki besar, pendek dan kokoh.n kokoh.
Dalam melakukan pemilihan calon bibit, selain menentukan jenis kelamin, usia
Dalam melakukan pemilihan calon bibit, selain menentukan jenis kelamin, usia dan bobot badan bobot ba dan, pemilihan bakalan dapat dilakukan dengan pengamatan fisik atau penilaian (Judging) se dan, pemilihan bakalan dapat dilakukan dengan pengamatan fisik atau penilaian (Judging) se perti berikut (Todingan, 2011) :
perti berikut (Todingan, 2011) :
Ø Pandangan dari samping Ø Pandangan dari samping
a. Penilaian dilakukan pada jarak 3,0-4,5m. a. Penilaian dilakukan pada jarak 3,0-4,5m.
b. Perhatikan kedalaman tubuhny
b. Perhatikan kedalaman tubuhnya, keadaan lutut, kekompakan bentuk a, keadaan lutut, kekompakan bentuk tubuh.tubuh.
Pandangan Belakang Pandangan Belakang
a. Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m a. Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m
b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, kelebaran dan b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, kelebaran dan
kepenuhannya kepenuhannya
Ø Pandangan Depan Ø Pandangan Depan
a. Penilaian pada jarak + 3,0 m a. Penilaian pada jarak + 3,0 m
b. Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya keb
b. Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya kebulatan bagian rusak, kedalaman dada dan keadanulatan bagian rusak, kedalaman dada dan keadan pertulangan serta keserasian kaki depan
pertulangan serta keserasian kaki depan
Ø Perabaan Ø Perabaan
Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan
Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan myang dirasakan m elalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya.
elalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian- bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi
a. Bagian rusuk a. Bagian rusuk
b. Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang b. Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang
c. Bagian pangkal ekor c. Bagian pangkal ekor
d. Bagian bidang bahu d. Bagian bidang bahu
BAB. III BAB. III PENUTUP PENUTUP A. Kesimpulan A. Kesimpulan
seleksi adalah tindakan memilih sa
seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuangpi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai sifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleks sapi yang tidak mempunyai sifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleks i harus ada kriteria
i harus ada kriteria yang jelas tentang sifat apa yang akan dipilih, bagaimana cara yang jelas tentang sifat apa yang akan dipilih, bagaimana cara mengukurnmengukurn ya dan berapa standar minimal dari si
ya dan berapa standar minimal dari sifat yang diukur tersebut. Untuk dapat memperoleh penifat yang diukur tersebut. Untuk dapat memperoleh peni ngkatan mutu genetik pada generasi berikutnya dari
ngkatan mutu genetik pada generasi berikutnya dari
sapi-sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipil sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipil ih harus yang bersifat
ih harus yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai,menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat
yaitu sifat-sifat yang bernilai ekonomis tinggi.yang bernilai ekonomis tinggi.
B. Saran B. Saran
Dalam penulisan makalah sebaiknya penulis harus memperhatikan Dalam penulisan makalah sebaiknya penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan dengan baik.
kaidah penulisan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Windawati. 2012. Seleksi Pemulian.
Alwi, Windawati. 2012. Seleksi Pemulian. http://winwinalwi.blogspot.com/2012/1http://winwinalwi.blogspot.com/2012/11/pemuliaa1/pemuliaa n-seleksi.html
n-seleksi.html
Anon. 2007. Peraturan Direktur Jenderal peternakan tentang petunjuk teknis uji perpormance Anon. 2007. Peraturan Direktur Jenderal peternakan tentang petunjuk teknis uji perpormance sapi potong nasional. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.
sapi potong nasional. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.
Direktorat Pembibitan Ternak. 2012. Pedoman Pelaksanaan Uji Performan Sapi Potong. Dire Direktorat Pembibitan Ternak. 2012. Pedoman Pelaksanaan Uji Performan Sapi Potong. Dire ktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Per
ktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Per taniantanian
Harjosubroto.1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia
Harjosubroto.1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia WidiasaranaWidiasarana Indonesia,Jakarta.
Indonesia,Jakarta.
Todingan, Lambe. 2011. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi
Todingan, Lambe. 2011. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi Potong Calon Bibit. http:// disPotong Calon Bibit. http:// dis naksulsel. info/index.php?option=com_docman& task =doc_download&gid=23&Itemid=9 naksulsel. info/index.php?option=com_docman& task =doc_download&gid=23&Itemid=9