• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang

dengan nyeri kepala dan kualitas tidur

Lisbeth Meilina

1)

, Hasan Sjahrir

2)

, Khairul P Surbakti

2)

, Aida Fithrie

2)

Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar Belakang dan Tujuan : Indeks massa tubuh dan lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometrik sederhana yang dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Indeks massa tubuh dan lingkar pinggang telah dihubungkan dengan beberapa kondisi seperti nyeri kepala dan kualitas tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur.

Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang dimana subjek penelitian terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok penderita nyeri kepala yang diambil dari Poliklinik Nyeri Kepala Departemen Neurologi RSUP Haji Adam Malik Medan dan kelompok penderita bukan nyeri kepala yang diambil secara matching dari segi usia dan jenis kelamin dari Poliklinik Umum Departemen Neurologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Setiap subjek penelitian dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan untuk menilai indeks massa tubuh serta dilakukan pengukuran lingkar pinggang. Kuesioner nyeri kepala yang diadaptasi dari penelitian HO K-H & Ong BK-C (2003) diberikan kepada setiap subjek kelompok penderita nyeri kepala.

Pittsburgh Sleep Quality Index diberikan kepada subjek kelompok penderita nyeri kepala dan kelompok penderita bukan

nyeri kepala Hasil : Dari 108 orang subjek penelitian yang terdiri dari 54 orang penderita nyeri kepala dan 54 orang penderita bukan nyeri kepala, didapati 10 pria (18.5%) dan 44 wanita (81.5%) pada setiap kelompok, dengan rerata usia 41.6 ± 13.33 tahun. Dari 54 subjek kelompok penderita nyeri kepala terdapat 22 orang (40.7%) penderita migren dan 32 orang (59.3%) penderita tension type headache. Pada kelompok penderita nyeri kepala terdapat 16 orang dengan kualitas tidur baik dan 38 orang dengan kualitas tidur buruk. Pada kelompok penderita bukan nyeri kepala terdapat 28 orang dengan kualitas tidur baik dan 26 orang dengan kualitas tidur buruk. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh (p= 1.000) dan lingkar pinggang (p=0.241) dengan nyeri kepala. Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh (p=0.041) dan lingkar pinggang (p=0.023) dengan kualitas tidur.

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala. Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kualitas tidur

Kata Kunci : indeks massa tubuh; lingkar pinggang; nyeri kepala; kualitas tidur

ABSTRACT

Background and Purpose : Body mass index and waist circumference are the simple anthropometric measurement which can be used to assess nutritional state. Body mass index and waist circumference has been related with several conditions including headache and quality of sleep. The aim of this study was to assess the association between body mass index and waist circumference with headache and quality of sleep

Methods : This cross sectional study had subjects which divided into two groups : headache group from Cephalgia Clinic of Neurology Department Haji Adam Malik Hospital and non headache group by matching age and gender from General Clinic of Neurology Department Haji Adam Malik Hospital. Every subject experienced the measurement of body weight, height to assess body mass index and measurement of waist circumference. A questionnaire about headache adapted from study HO K-H & Ong BK-C was given to subject from headache group. Pittsburgh Sleep Quality Index was given to subject from headache group and non headache group.

Result : From 108 subjects consist of 54 subjects from headache group and 54 subjects from non headache group, there were 10 men (18.5%) and 44 women (81.5%) in each group. From 54 subjects of headache group there were 22 subjects (40,7%) with migren and 32 subjects (59.3%) with tension type headache. There were 16 subjects had good sleep quality and 38 subjects had poor sleep quality in headacahe group. There were 28 subjects had good sleep quality and 26 subjects had poor sleep quality in non headache group. There was no significant association between body mass index (p= 1.000) and waist circumference (p= 0.241) with headache. There was a significant association between body mass index (p= 0.041) and waist circumference (p= 0.023) with quality of sleep.

Conclusion : There was no significant association between body mass index and waist circumference with headache. There was a significant association between body mass index and waist circumference with quality of sleep

(2)

Pendahuluan

Nyeri kepala salah satu gejala neurologis yang paling sering dan pernah dialami oleh hampir setiap orang. Nyeri kepala menduduki komposisi jumlah pasien terbanyak yang berobat jalan ke dokter saraf, ini dapat dibuktikan dari hasil pengamatan insidensi jenis penyakit dari praktek klinik di Medan selama tahun 2003 didapati jumlah penderita

sefalgia sebanyak 42%. 1

Indeks massa tubuh dan lingkar pinggang telah menjadi suatu alat yang secara luas digunakan untuk mengenali

overweight dan obesitas pada individu. Indeks massa tubuh

adalah indeks dari berat badan terhadap tinggi badan (kg/m2) dan merupakan indikator dari resiko kesehatan yang paling sering digunakan. Lingkar pinggang adalah metode yang digunakan untuk pengukuran massa lemak tubuh terutama di perut, sehingga digunakan sebagai indikator adanya obesitas abdominal. 2,3

Obesitas telah diketahui berhubungan dengan peningkatan resiko morbiditas & mortalitas. Diketahui juga bahwa obesitas berhubungan dengan berkurangnya kualitas hidup dan gangguan nyeri seperti nyeri kepala. 4

Penelitian yang dilakukan oleh Ford dkk, terhadap 7601 pasien dengan metode potong lintang memperoleh hasil bahwa pasien dengan underweight ataupun obesitas memiliki peningkatan resiko untuk mendapat migren atau nyeri kepala berat dibandingkan dengan pasien dengan indeks massa tubuh antara 18.5-24.9 kg/m2. 5

_____ Peterlin dkk melakukan studi menilai prevalensi migren pada pasien obesitas dengan mengukur indeks massa tubuh. Sebanyak 21.783 partisipan dengan usia reproduktif (usia 20- 55 tahun) dievaluasi. Dari studi ini didapati bahwa pada wanita usia reproduktif dengan obesitas abdominal, kemungkinan untuk menderita migren atau nyeri kepala berat meningkat sekitar 39% dan hubungan ini tidak tergantung pada obesitas tubuh total. 4

Seiring dengan meningkatnya prevalensi obesitas, persen-tase orang dewasa di Amerika Serikat yang melaporkan rata-rata durasi tidur <6 jam/hari juga meningkat, dari 22-23% pada tahun 1985 menjadi hampir 30% pada tahun 2005-2007. 6

Penelitian yang dilakukan oleh Jennings dkk terhadap 200 subjek penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur secara global yang dinilai dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) berhubungan secara signifikan dengan 3 jenis pengukuran obesitas yaitu termasuk lingkar pinggang (p <0.04), indeks massa tubuh (p <0.004) dan persentase lemak tubuh (p < 0.001). 7

Metode penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 Agustus 2012 s/d 30 November 2012. Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit yaitu semua penderita nyeri kepala yang berobat jalan ke Poliklinik Nyeri Kepala Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan dan semua penderita bukan nyeri kepala yang berobat jalan ke Poliklinik Umum Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan. Penentuan subjek

penelitian dilakukan menurut metode sampling secara konsekutif.

Pengukuran indeks massa tubuh dilakukan dari hasil perhitungan berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan merek SEGA. Pengukuran tinggi badan menggunakan alat pengukur tinggi badan merek KENKO. Nilai indeks massa tubuh akan dikelompokkan atas 4 kategori yaitu : underweight (< 18.5 kg/m2), normal (18.5-24.9 kg/m2), overweight (25.0-29.9 kg/m2) dan obesitas (> 30.0 kg/m2).

Pengukuran lingkar pinggang diambil kira-kira pada titik tengah antara batas terbawah dari iga yang masih dapat diraba dan bagian atas dari krista iliaka yang dilakukan pada akhir ekspirasi normal. Pengukuran lingkar pinggang menggunakan pita pengukur dalam satuan sentimeter. Nilai lingkar pinggang akan dikelompokkan atas 3 kategori yaitu untuk pria : normal (<94 cm), overweight (94-102 cm) dan obesitas abdominal (>102 cm); dan untuk wanita : normal (< 80 cm), overweight (80-88 cm) dan obesitas abdominal (> 88cm).

Penilaian nyeri kepala dilakukan dengan menggunakan kuesioner nyeri kepala yang diadaptasi dari kuesioner K-H HO dan BK-G Ong yang merujuk kepada kriteria nyeri kepala berdasarkan Internasional Headache Society (IHS).

Penilaian kualitas tidur dilakukan dengan menggunakan

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Domain yang diukur

termasuk kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat, dan gangguan melaksanakan kegiatan sehari-hari. PSQI terdiri dari 9 pertanyaan yang dijawab sendiri oleh penderita dan 5 pertanyaan yang dijawab oleh teman sekamar. Seluruh komponen dijumlahkan menjadi suatu skor keseluruhan (berkisar 0-21). Skor keseluruhan dari PSQI •5 mengindikasikan kualitas tidur yang buruk dan skor < 5 mengindikasikan kualitas tidur yang baik.

Kriteria Inklusi

Kelompok penderita nyeri kepala :

1. Penderita nyeri kepala primer yang berobat jalan ke Poliklinik Nyeri Kepala Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan

2. Dapat membaca dan menulis serta dapat berbahasa Indonesia

3. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini Kelompok penderita bukan nyeri kepala (kelompok matching) 1. Penderita yang berobat jalan ke Poliklinik Umum

Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan 2. Dapat membaca dan menulis serta dapat berbahasa

Indonesia

3. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini Kriteria Eksklusi

1. Penderita dengan usia > 60 tahun

2. Penderita penyakit yang dapat menyebabkan gangguan tidur seperti depresi, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, asma dan gagal jantung.

(3)

3. Penderita dengan riwayat mengkonsumsi obat-obat yang dapat mempengaruhi tidur seperti golongan benzodiazepin, antidepresan, antihistamine, antiepilepsi, dekongestan,â-bloker.

Hasil

Dari 108 subjek penelitian yang terdiri atas 54 orang penderita nyeri kepala dan 54 orang penderita bukan nyeri kepala, didapati 10 pria (18.5%) dan 44 wanita (81.5%) pada setiap kelompok, dengan rerata usia 41.6 ± 13.33 tahun.

Pada kelompok penderita nyeri kepala didapati suku terbanyak adalah suku Batak yaitu 25 orang (46.3%). Pada kelompok penderita bukan nyeri kepala didapati suku terbanyak adalah suku Batak yaitu 24 orang (44.4%). Dari kelompok penderita nyeri kepala didapati pekerjaan terbanyak adalah pegawai negeri sipil dan ibu rumah tangga dengan jumlah yang sama yaitu masing-masing 14 orang (25.9%). Pada kelompok penderita bukan nyeri kepala didapati pekerjaan terbanyak ialah ibu rumah tangga (30.7%). Tingkat pendidikan terbanyak untuk kelompok penderita nyeri kepala dan kelompok penderita bukan nyeri kepala adalah SLTA yaitu 29 orang (53.7%) dan 20 orang (37%). Dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji Kolmogorov- Smirnov tidak didapati perbedaan karakteristik demografik yang bermakna antara kelompok penderita nyeri kepala dan kelompok penderita bukan nyeri kepala (Tabel 1)

Tabel 1. Karakteristik demografi subjek penelitian Karakteristik

subjek Nyeri Kepala Kelompok n = 54 (%) Kelompok Bukan Nyeri Kepala n = 54 (%) p Umur, Rerata (SB) 41.61 (13.33) 41.61 (13.33) Jenis Kelamin Pria 10 (18.5) 10 (18.5) Wanita 44 (81.5) 44 (81.5) Suku Karo 11 (20.4) 14 (25.9) Jawa 10 (18.5) 7 (13.0) Batak 25 (46.3) 24 (44.4) Melayu 2 (3.7) 2 (3.7) Aceh Nias 4 1 (7.4) (1.9) 2 1 (3.7) (1.9) 0.998 * Betawi 1 (1.9) 0 (0) Minang 0 (0) 4 (7.5) Pekerjaan PNS 14 (25.9) 15 (28.7) IRT Petani 14 6 (25.9) (11.1) 20 (30.7) 4 (7.4) 0.597 ** Wiraswasta 9 (16.7) 4 (7.4) Pensiunan 3 (5.6) 2 (3.7) Pelajar/mahasiswa 8 (14.8) 9 (16.7) Pendidikan SD 7 (13.0) 2 (3.7) SLTP SLTA 29 7 (13.0) (53.7) 20 9 (16.7) (37.0) 0.062 ** Akademi 3 (5.6) 7 (13.0) Perguruan Tinggi 8 (14.8) 16 (29.6) ** Uji Kolmogorov-Smirnov p < 0,05

Berdasarkan kualitas tidur dari keseluruhan 108 subjek penelitian, untuk kelompok penderita nyeri kepala kualitas tidur yang baik terdapat pada 7 orang (6.5%) penderita migren dan 9 orang (8.3%) penderita tension type headache (TTH), sedangkan kualitas tidur yang buruk terdapat pada 15 orang (13.9%) penderita migren dan 23 orang (21.3%) penderita TTH.

Untuk kelompok penderita bukan nyeri kepala terdapat 28 orang (25.9%) dengan kualitas tidur yang baik dan 26 orang (24.1%) dengan kualitas tidur yang buruk. (Tabel 2) Tabel 2. Gambaran Kualitas Tidur Subjek Penelitian

Kelompok Subjek Kualitas Tidur

Penelitian Baik Buruk

n (%) n (%)

Nyeri Kepala

Migren 7 (6.5) 15 (13.9)

TTH 9 (8.3) 23 (21.3)

Bukan Nyeri Kepala 28 (25.9) 26 (24.1) Tabel 3 menunjukkan hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala. Berdasarkan indeks massa tubuh dari keseluruhan 108 subjek penelitian, untuk kelompok penderita nyeri kepala terdapat 3 orang subjek (2.8%) underweight, 21 orang subjek (19.4%) dengan indeks massa tubuh normal, 18 orang subjek (16.7%) overweight dan 12 orang subjek (11.1%) obesitas.

Untuk kelompok penderita bukan nyeri kepala terdapat 1 orang subjek (0.9%) underweight, 20 orang subjek (18.5%) dengan indeks massa tubuh normal, 22 orang subjek (20.4%)

overweight dan 11 orang subjek (10.2%) obesitas.

Hasil analisa statistik menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov tidak ditemukan hubungan signifikan antara indeks

massa tubuh dengan nyeri kepala (p = 1.000)

Berdasarkan lingkar pinggang dari 108 subjek penelitian, untuk kelompok penderita nyeri kepala terdapat 26 orang subjek (24.1%) normal, 12 orang subjek (11.1%) overweight dan 16 orang subjek (14.8%) obesitas abdominal. Untuk kelompok bukan nyeri kepala terdapat 21 orang subjek (19.4%) normal, 20 orang subjek (18.5%) overweight dan 13 orang subjek (12.0%) obesitas abdominal.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-Square tidak ditemukan hubungan signifikan antara lingkar pinggang dengan nyeri kepala (p= 0.241)

(4)

Tabel 3. Hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala

Nyeri kepala n (%)

Bukan nyeri kepala

n (%) p

Indeks Massa Tubuh

Underweight 3 (2.8) 1 (0.9) * Normal 21 (19.4) 20 (18.5 1.000 Overweight 18 (16.7) 22 (20.4) Obesitas 12 (11.1) 11 (10.2) Lingkar Pinggang

Normal 26 (24.1) 21 (19.4) ** Overweight 12 (11.1) 20 (18.5) 0.241 Obesitas abdominal 16 (14.8) 13 (12.0) ** Uji Chi-Square p< 0.05

Tabel 4 menunjukkan hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kualitas tidur pada kelompok penderita bukan nyeri kepala. Berdasarkan indeks massa tubuh pada kelompok penderita bukan nyeri kepala, kualitas tidur yang baik didapati pada 1 orang subjek (1,9%) underweight, 15 orang subjek (27,8%) normal dan 9 orang subjek (16,7%) overweight dan 3 orang subjek (5,6%) obesitas. Sedangkan kualitas tidur yang buruk didapati pada 5 orang subjek (9,3%) normal, 13 orang subjek (24,1%) overweight dan 8 orang subjek (14,8%) obesitas. Hasil analisa statistik menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov didapati hubungan yang signifikan antara indeks massa

tubuh dan kualitas tidur (p= 0,041).

Berdasarkan lingkar pinggang pada kelompok penderita bukan nyeri kepala, kualitas tidur yang baik didapati pada 15 orang subjek (27,8%) normal, 10 orang subjek (18,5%)

overweight, dan 3 orang subjek (5,6%) obesitas abdominal.

Sedangkan kualitas tidur yang buruk didapati pada 6 orang subjek (11,1%) normal, 10 orang subjek (18,5%) overweight dan 10 orang subjek (18,5%) obesitas abdominal. Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-Square didapati hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dan kualitas tidur (p= 0,023) Tabel 4. Hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kualitas tidur pada kelompok penderita bukan nyeri kepala

Kualitas Tidur

Baik Buruk

n (%) n (%) p

Indeks Massa Tubuh

Underweight 1 (1.9) 0 (0) * Normal 15 (27.8) 5 (9.3) 0.041 Overweight 9 (16.7) 13 (24.1) Obesitas 3 (5.6) 8 (14.8) Lingkar Pinggang

Normal 15 (27.8) 6 (11.1) *** Overweight 10 (18.5) 10 (18.5) 0.023 Obesitas Abdominal 3 (5.6) 10 (18.5) * Uji Kolmogorov-Smirnov *** Uji Chi-Square p < 0,05 DIskusi

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur.

Pada penelitian ini tidak didapati hubungan signifikan antara indeks massa tubuh dengan nyeri kepala (p= 1.000) serta tidak didapati hubungan signifikan antara lingkar pinggang dengan nyeri kepala (p= 0.241).

Studi dari Ford dkk (2008) menemukan bahwa subjek dengan indeks massa tubuh < 18.5 kg/m2 atau • 30 kg/m2 memiliki kecenderungan yang lebih tinggi menderita nyeri kepala dibandingkan dengan subjek dengan indeks massa tubuh yang normal.

Studi oleh Peres dkk (2005) menyatakan bahwa nyeri kepala primer lebih sering diantara 74 subjek obesitas (76%) dibandingkan dengan 70 kontrol (43%).5

Akan tetapi studi dari Bigal dkk (2007) menyatakan bahwa obesitas berhubungan dengan migren secara khusus tetapi tidak dengan nyeri kepala secara keseluruhan.

Studi dari Bigal dkk (2006) menyatakan bahwa indeks massa tubuh berhubungan dengan diagnosa chronic daily

headache dan migren transformasi tetapi tidak dengan

diagnosa CTTH. Hanya terdapat satu studi yang melihat hubungan antara lingkar pinggang dengan nyeri kepala secara khusus jenis nyeri kepala migren, yaitu studi oleh Peterlin dkk (2010) yang menyatakan bahwa prevalensi migren meningkat pada subjek wanita dengan obesitas abdominal dan tidak tergantung pada obesitas total.4,8,9

Pada penelitian ini tidak didapati hubungan signifikan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala diduga dapat disebabkan oleh karena pada kelompok penderita nyeri kepala didapati jumlah penderita jenis nyeri kepala tension type headache yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita migren.

Studi-studi sebelumnya banyak yang menyatakan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan migren, tetapi tidak dengan tension type headache. Salah satunya ialah studi oleh Bigal dkk (2006) yang menyatakan bahwa obesitas berhubungan dengan migren kronik tetapi tidak dengan CTTH.10

Pada penelitian ini didapati adanya hubungan signifikan antara indeks massa tubuh dengan kualitas tidur pada kelompok penderita bukan nyeri kepala (p= 0.041). Selain itu juga didapati adanya hubungan signifikan antara lingkar pinggang dengan kualitas tidur pada kelompok penderita bukan nyeri kepala (p= 0.023).

Studi oleh Jennings dkk (2006) menunjukkan bahwa kualitas tidur secara global yang dinilai dengan Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI) berhubungan secara signifikan dengan 3

jenis pengukuran obesitas termasuk lingkar pinggang (p <0.04), indeks massa tubuh (p <0.004) dan persentase lemak tubuh (p < 0.001).7

Dasar teori yang dapat menjelaskan hubungan ini adalah bahwa kadar sitokin dalam plasma (TNF-a dan IL-6) lebih tinggi pada penderita obesitas dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Interleukin-6 dan TNF-a dapat menstimulasi aktivitas HPA-axis, dimana diketahui bahwa

(5)

hiperaktivitas HPA-axis, dapat menyebabkan berkurangnya

slow wave sleep (SWS) dan lama tidur yang semakin

pendek.11-13

Interleukin-6 dapat mengurangi REM sleep dan SWS, yang secara khusus dominan selama bagian pertama malam hari sampai bagian kedua malam hari. Berkaitan dengan studi terdahulu akan adanya supresi REM sleep yang jelas setelah pemberian glukokortikoid, efek IL-6 terhadap REM sleep mungkin dapat dijelaskan oleh efek stimulasinya terhadap pelepasan kortisol.

Penurunan REM sleep selama peningkatan konsentrasi sitokin proinflamasi dalam plasma (TNF-a dan IL-6) telah diamati selama injeksi endotoksin pada manusia.14

Dalam percobaan terhadap hewan, ditemukan bahwa IL-6 dapat merangsang aktivitas HPA-axis. Efek IL-IL-6 yang mengganggu tidur tercatat pada setengah waktu pertama di malam hari yang mungkin berkaitan dengan peningkatan sekresi ACTH dan kortisol selama waktu awal di malam hari.

Telah dinyatakan sebelumnya bahwa meskipun memiliki efek somnogenik, pemberian IL-6 atau peningkatan kadarnya dalam darah menyebabkan gangguan tidur yang dihubungkan dengan aktivasi HPA-axis. 14-16

Kesimpulan

Penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala. Akan tetapi dalam penelitian ini didapati adanya hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kualitas tidur.

Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga hasil penelitian lebih representatif. Daftar pustaka

1. Sjahrir H. Nyeri Kepala Jilid 1. USU Press. Medan. 2004 2. Katsnelson MJ, Peterlin BL, Rosso AL, Alexander GM,

Erwin KL. Self-Reported vs Measured Body Mass Indices in Migraineurs. Headache. 2009; 49: 663-668 3. World Health Organization. Obesity : Preventing and

Managing the Global Epidemic. Report of a World Health Organization Consultation. World Health Organization. Geneva, Switzerland. 2000 ; 256

4. Peterlin BL., Rosso AL, Rapoport AM, Scher AI. Obesity and Migraine : The Effect of Age, Gender and Adipose Tissue Distribution. Headache. 2010 ; 50: 52-62

5. Ford ES, Li C, Pearson WS, Zhao G, Strine TW, Mokdad AH. Body Mass Index and Headaches : Findings from a National Sample of US Adults. Cephalalgia. 2008; 28: 1270-1276

6. Wheaton G, Perry GS, Chapman DP, McKnight LR, Presley LR. 2011. Relationship Between Body Mass Index and Perceived Insufficient Sleep Among U.S. Adults : An Analysis of 2008 BRFSS data. BMC Public Health. 2011; 11: 295 7. Jennings JR., Muldoon MF, Hall M., Buysse DJ, Manuck

SB. Self-Reported Sleep Quality is Associated With the Metabolic Syndrome. Sleep. 2006; 30(2) : 219-223. 8. Bigal ME, Lipton RB, Holland PR, Goadsby PJ. Obesity,

migraine, and chronic migraine- possible mechanisms of interaction. Neurology. 2007; 68: 1851-1861

9. Bigal ME, Lipton RB. Obesity is a Risk Factor for Transformed Migraine but not Chronic Tension Type Headache. 2006; 67: 252-257

10. Bigal ME, Liberman JN, Lipton RB. Obesity and migraine-A population study. Neurology. 2006; 66: 545-550 11. Resta O, Barbaro F, Bonfitto P, Giliberti T, Depalo A.

Low Sleep Quality and Daytime Sleepiness in Obese Patients Without Obstructive Sleep Apnoea Syndrome. Journal of International Medicine. 2003; 253 : 536-543 12. Vgontzas AN, Zoumakis M, Bixler EO, Lin H, Prolo P.

Impaired Nighttime Sleep in Healthy Old Versus Young Adults is Associated With Elevated Plasma Interleukin-6 and Cortisol Levels : Physiologic and Therapeutic Implications.The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 2003; 88(5) : 2087-2095

13. Hudson T, Bush B. The role of cortisol in sleep. Natural Medicine Journal. 2010; 2(6) : 26-29

14. Schwalbe ES, Hansen K, Schmidt F, Schrezenmeier H, Marshall L. Acute Effects of Recombinant Human Interleukin-6 on Endocrine and Central Nervous Sleep Functions in Healthy Men. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 1998; 83 : 1573-1579

15. Schwalbe ES, Born J, Schrezenmeier H, Bornstein SR., Stromeyer P. Interleukin-6 Stimulates the Hypothalamus-Pituitary-Adrenocortical Axis in Man. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 1994; 79 : 1212-1214 16. Vgontzas AN, Papanicolaou DA, Bixler EO, Lotsikas A,

Zachman K. Circadian Interleukin-6 Secretion and Quantity and Depth of Sleep. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 1999; 84(8) : 2603-2607

Gambar

Tabel 2. Gambaran Kualitas Tidur Subjek Penelitian  Kelompok Subjek  Kualitas Tidur
Tabel  3.  Hubungan  indeks  massa  tubuh  dan  lingkar  pinggang dengan nyeri kepala

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dilakukan dengan Regresi Logistik dengan bantuan software statistik SPSS untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang paling dominan yang menjadi

Perubahan konsonan ini berupa substitusi antara konsonan pada awal nama orang tersebut dengan konsonan /k/ yang lazim digunakan oleh masyarakat Desa Landah untuk

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Aktivitas Immunodulator Ekstrak Etanol Umbi Bawang Merah ( Allium Cepa L) Terhadap Respon Imun Non Spesifik Pada Mencit Jantan Galur

TOGAF memiliki ADM (Architecture Development Method) yang merupakan metodologi yang terdiri dari berberapa tahapan untuk mengembangkan dan memelihara technical architecture

Perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu apabila penelitian terdahulu mengkaji tentang perilaku moral hazard yang terjadi antara agen (manajer) dengan prinsipal

Begitu juga dengan anak usia dini, anak membutuhkan arahan atau suatu permainan yang menarik yang dimana dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak

Diharapkan perawat pelaksana memiliki pemahaman yang sama dengan kepala ruangan atau ketua tim tentang cara asesmen dan intervensi pasien tahap terminal, termasuk memahami hal yang

setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun luar negeri; Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan