• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

55

MASALAH

4.1 Profil Perusahaan

Ketenagalistrikan Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, pada saat

beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan

pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Ketenagalistrikan untuk

kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda, yaitu NV.

NIGN, yang semula bergerak dibidang gas memperluas usahanya dibidang

penyediaan tenaga listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah

Belanda membentuk s’Lnds Waterkracht Bedrijven (LWB), yaitu perusahaan

listrik Negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Giringan di

Madiun, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA

Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di Sulawesi

Utara dan PLYU di Jakarta. Selain itu, di beberapa Kotapraja dibentuk

perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.

Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang

dunia II, maka Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan

gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan semua personal dalam perusahaan

(2)

tangan Sekutu, dan diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan

buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listik dan gas

yang dikuasai oleh Jepang.

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan

Jepang, kemudian pada bulan September 1945 suatu delegasi dari buruh atau

pegawai Listrik dan gas menghadap Pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu

dikuasai oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan

mereka. Selanjutnya delegasi bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat

menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik

dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh

Presiden Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No.1 Tahun 1945

tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar

perusahaan-perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya

semula. Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerjasama kemudian mengungsi dan

menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah

Republik Indonesia yang bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan

perjuangan. Selanjutnya dikeluarkan Keputusan Presiden RI No 163, tanggal 3

Oktober 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik bangsa asing di

(3)

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk

membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajahan Belanda, maka dikeluarkan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1958 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan

Listrik dan Gas Milik Belanda. Dengan Undang-undang tersebut, maka seluruh

perusahaan listrik Belanda ditangan bangsa Indonesia.

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan

dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian

dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Hari tersebut diperingati pertama kali pada

tanggal 27 Oktober 1945, bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional

Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27

Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri

Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor 20 Tahun 1960, namun kemudian

berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Nomor

235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringati Hari Listrik dan Gas yang

digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh

pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-niai hari

listrik, maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor

1134.K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober

(4)

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi

Menjadi sebuah institusi penelitian dan pengembangan di bidang

ketenagalistrikan yang unggul dan terpercaya.

4.1.2.2 Misi

Menyelenggarakan penelitian, pengembangan, Standardisasi dan inovasi di

bidang ketenagalistrikan yang meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi

guna memenuhi kebutuhan di lingkungan PLN.

4.1.2.3 Budaya PLN Puslitbang

Menekankan yang Tinggi Pada Mutu dan Waktu Komitmen Pada prosedur

Kesesuaian Pada prosedur

(5)

4.1.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Puslitbang

Sumber : PT PLN (Persero) Puslitbang, 2012

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Puslitbang

4.1.4 Tugas dan Wewenang

Tugas dan Wewenang dalam PT. PLN (Persero) Puslitbang:

1. General Manager

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tatakelola perusahaan yang baik

dengan pengelolaan penelitian, pengembangan, standardisasi, inovasi,

manajemen pengetahuan dan jasa teknik sesuai dengan misi Litbang,

melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif, dan

sinergi.

GENERAL MANAGER

Audit Internal & Manajemen Mutu

Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan

dan Energi Primer

Bidang Penelitian Sistem Transmisi dan Distribusi Bidang Pengembangan Manjemen Pengetahuan dan Standardisasi Bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

(6)

2. Audit Internal & Manajemen Mutu

Bertanggung jawab atas pengawasan implementasi pekerjaan sesuai

dengan kebijakan perusahaan dan penerapan sistem manajemen

lingkungan perusahaan.

• Senior Specialist I/ Senior Specialist 2

Bertugas mengaudit bagian teknik, administrasi, keuangan, dan

memanage Mutu serta kinerja karyawan. • Analyst/ Assistant Analyst

Bertugas membantu Senior Specialist untuk mengaudit bagian teknik,

administrasi, keuangan dan melakukan pengawasan mutu karyawan. • Assistant Officer

Bertugas mengurus masalah administrasi

3. Bidang Penelitian Sistem Pembangkit dan Energi Primer

Bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan serta jasa teknik

dalam bidang sistem pembangkitan dan energy primer ketenagalistrikan.

a. Deputi Manajer Lab. Elektromekanik Pembangkitan • Engineer/ Assistant Enggineer

Bertugas mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan

mesin fluida dan sistem, turbin uap dan alat bantu, pembangkit

(7)

alat bantu, material dan elemen mesin, motor bakar dan turbin

gas, serta instrument dan mekanikal. • Assistant Enggineer

Bertugas mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan

isolasi dan material, sistem kecerdasan buatan, energy

terbarukan non hidro, sistem pembakaran batu bara, serta

matematik dan statistik

• Assistant operational/ Junior operational

Bertugas mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan

kontrol dan instrument, instrument dan mekanikal, serta

administrasi.

b. Deputi Manajer Lab. Kimia Lingkungan dan Teknik Sipil • Engineer/ Assistant Engineer

Bertugas mengurus masalah teknik sipil, kimia, dan lingkungan • Assistant operator/ Junior operator

Bertugas mengurus masalah teknik sipil, kimia, lingkungan

c. Deputi Manajer Administrasi Teknik Penelitian Pembangkitan • Officer/ Assistant officer

Bertugas mengurus administrasi teknik pembangkit • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi dan administrasi pembangkit

(8)

• Analyst/ Assistant analyst

Bertugas sebagai pengendali mutu laboratorium • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi

e. Deputi Manajer Perencanaan Risbang Pembangkitan • Analyst/ Assistant analyst

Bertugas membuat perencanaan risbang pembangkitan • Assistant analyst/ Junior analyst

Bertugas membuat perencanaan risbang pembangkitan • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi

4. Bidang Penelitian Sistem Transmisi dan Distribusi

Bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan serta jasa teknik

dalam bidang penelitian system transmisi dan distribusi ketenagalistrikan. • Engineer/ Assistant engineer

Bertugas mengurus masalah lingkungan dan keselamatan

ketenagalistrikan

a. Deputi Manajer Lab. Peralatan Penelitian Sistem Transmisi dan

Distribusi

• Engineer/ Assistant Engineer

Bertugas menguji instalasi tenaga listrik, pengujian tegangan

(9)

• Assistant operator/ Junior operator

Bertugas melakukan pengujian peralatan tegangan rendah,

pengujian peralatan transmisi dan distribusi, pengujian

hubungan singkat, dan pengujian peralatan tegangan tinggi

b. Deputi Manajer Lab. Instalasi, Proteksi dan Sistem Tenaga Listrik • Engineer/ Assistant engineer

Bertugas melakukan pengujian instalasi tenaga listrik,

melakukan proteksi, analisa sistem tenaga listrik dan mengurus

masalah SCADA dan telekomunikasi • Assistant operator/ Junior operator

Bertugas melakukan pengujian instalasi tenaga listrik dan

proteksi

c. Deputi Manajer Kalibrasi

• Engineer/ Assistant engineer, Assistant operator/ Junior operator

Bertugas mengurus masalah kalibrasi • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi • Operator

Bertugas mengurus elektronik metering

d. Deputi Manajer Administrasi Penelitian Sistem Transmisi dan

(10)

• Officer/ Assistant officer

Bertugas mengurus administrasi teknik sistem transmisi dan

distribusi

• Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi teknik sistem transmisi dan

distribusi

• Assistant officer/ junior officer Bertugas mengurus administrasi

e. Deputi Manajer Kendali Mutu Lab. Bidang Sistem Transmisi dan

Distribusi

• Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengendalikan mutu laboratorium bidang sistem

transmisi dan distribusi • Assistant officer

Bertugas mengurus administrasi dokumen mutu • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi

f. Deputi manajer Perencanaan Risbang Sistem Transmisi dan Distribusi • Analyst/ Assistant analyst/ Junior analyst

Bertugas membuat perencanaan risbang sistem transmisi dan

penyaluran

• Assistant officer/ junior officer Bertugas mengurus administrasi

(11)

5. Bidang Pengembangan Manajemen Pengetahuan dan Standarisasi

Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pengembangan

manajemen pengetahuan dan standardisasi.

a. Deputi Manajer Standarisasi

• Senior Specialist II/ Analyst, Assistant analyst/ Junior analyst Bertugas mengurus standarisasi ketenagalistrikan

• Assistant officer/ Junior officer Bertugas mengurus administrasi

b. Deputi Manajer Administrasi umum dan perencanaan • Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengurus administrasi pelayanan jasa sistem

manajemen dan perpustakaan, serta administrasi perencanaan • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi

c. Deputi Manajer Pelayanan Konsultasi Sistem Manajemen • Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengurus pelayanan sistem manajemen mutu,

pelayanan sistem manajemen lingkungan, dan pelayanan sistem

manajemen K3

• Assistant officer/ Junior officer Bertugas mengurus administrasi

(12)

• Senior specialist II/ Analyst

Bertugas mengurus informasi teknik dan jasa perpustakaan • Analyst/ Assistant analyst

Bertugas melakukan pengelolaan hasil riset dan hasil

pengembangan, pengelolaan hasil inovasi dan diseminasi

manajemen pengetahuan, serta mengurus perpustakaan dan

dokumentasi

• Assistant analyst/ Junior analyst

Bertugas mengurus perpustakaan dan dokumentasi • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus administrasi

6. Bidangi Manajer SDM, Administrasi dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan seluruh aspek

sumber daya, administrasi, K3, dan aspek keuangan.

a. Deputi Manajer SDM

• Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengurus perencanaan dan pengembangan SDM • Supervisor Administrasi SDM

Bertugas mengawasi administrasi SDM

• Analyst/ Assistant analyst, Assistant officer/ Junior officer Bertugas mengurus administrasi SDM

(13)

• Assistant analyst/ Junior analyst

Bertugas mengurus pengembangan kompetensi

b. Deputi Manajer Administrasi dan Umum • Supervisor Umum

Bertugas mengawasi masalah umum dalam administrasi dan

umum

• Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengurus masalah hukum, humas, administrasi

umum serta keamanan dan K-3 • Assistant officer/ Junior officer Bertugas mengurus sekertariat • Assistant officer

Bertugas mengurus keamanan, administrasi SDM • Supervisor Manajemen Aset

Bertugas mengawasi manajemen asset dalam administrasi dan

umum

• Analyst/ Assistant analyst

Bertugas mengurus fasilitas dan pengadaan sarana kerja, dan

mengurus inventarisasi asset • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas mengurus masalah fasilitas dan sarana kerja, serta

(14)

c. Deputi Manajer Keuangan dan Akuntansi • Supervisor keuangan dan anggaran

Mengawasi masalah keuangan dan anggaran • Analyst

Bertugas mengurus masalah keuangan dan anggaran,

pengelolaan pendapatan, pajak, dan asuransi • Assistant analyst

Bertugas melakukan pengelolaan kas, pengelolaan pendapatan,

pajak, asuransi, dan anggaran • Supervisor Akuntansi

Mengawasi bidang akuntansi

• Analyst, Assistant analyst/ Junior analyst Bertugas mengurus akuntansi

d. Deputi Manajer Sistem Teknologi Informasi • Analyst/ Assistant analyst

Bertugas melakukan pengembangan sistem informasi • Officer/ Assistant officer

Bertugas mengelola sistem informasi • Assistant officer/ Junior officer

Bertugas melakukan pengelolaan perangkat lunak dan

(15)

4.2 Profil Responden

4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam Penelitian ini, profil responden digunakan untuk

mengetahui karateristik – karateristik dari para karyawan - karyawati tetap

PT PLN (Persero) Puslitbang. Penggolongan terhadap karyawan –

karyawati tetap PT PLN (Persero) Puslitbang dilakukan berdasarkan jenis

kelamin, umur, dan jenjang pendidikan. Penggolongan ini memperoleh

kesimpulan mengenai keadaan karyawan – karyawati bagian produksi PT

PLN (Persero) Puslitbang. Penggolongan tersebut akan disajikan dalam

masing – masing tabel berikut ini yaitu :

Tabel 4.1

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Karakteristik Jumlah Responden 1 Jenis Kelamin Pria 90 Orang Wanita 32 Orang Jumlah 122 Orang Sumber : Data Primer, 2012

(16)

4.2.2 Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Responden 1. 20 - 30 Tahun 25 Orang 2. 31 – 40 Tahun 10 Orang 3. 41 - 50 Tahun 42 Orang 4. 51 - 60 Tahun 45 Orang Jumlah 122 Orang

Sumber : Data Primer, 2012

4.2.3 Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Tabel 4.3

Profil Responden Jenjang Pendidikan

No Karakteristik Jumlah Responden 1 Jenjang Pendidikan SMA/SMK - D3 48 orang S1 55 orang S2 19 orang Total 122 orang

(17)

4.3 Data Pendukung

4.3.1 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p30), mentransformasikan

data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari

syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala

interval. Transformasi data ordinal menjadi interval dengan menggunakan

alternatif jawaban 1 sampai 5, dimana :

• Alternatif Jawaban 1 = Sangat Tidak Setuju • Alternatif Jawaban 2 = Tidak Setuju • Alternatif Jawaban 3 = Kurang Setuju • Alternatif Jawaban 4 = Setuju

• Alternatif Jawaban 5 = Sangat Setuju

o Transformasi Data Pengembangan Karyawan dapat dilihat pada tabel 4.4

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Transformasi Variabel Pengembangan Karyawan

Opsi dari Jawaban (Ordinal) Nilai Baru (Interval)

1 1

2 1,69

3 2,31

4 3,12

5 4,22

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

o Transformasi Data Beban Kerja Karyawan dapat dilihat pada tabel 4.5

(18)

Tabel 4.5 Transformasi Variabel Beban Kerja Karyawan

Opsi dari Jawaban (Ordinal) Nilai Baru (Interval)

1 1

2 1,68

3 2,29

4 3,09

5 4,19

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

o Transformasi Data Kepuasan Kerja Karyawan dapat dilihat pada tabel 4.6

sebagai berikut :

Tabel 4.6

Transformasi variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Opsi dari Jawaban (Ordinal) Nilai Baru (Interval)

1 1

2 1,68

3 2,31

4 3,12

5 4,21

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

4.3.2 Uji Validitas

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan terhadap 122 responden

sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner sudah

sesuai dengan keinginan peneliti dan dinyatakan valid melalui perhitungan

SPSS 16.0

Penelitian uji validitas dilakukan pada jumlah data sebanyak 122 responden

dengan menggunakan SPSS 16.0. caranya yaitu dengan membandingkan antara

nilai rtabel adalah N – 2 dan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Suatu pernyataan

(19)

dengan rtabel. Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (rhitung > rtabel ) sedangkan tidak valid apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (

rhitung < rtabel ). Berdasarkan taraf signifikan 0,05%, jumlah sampel (n) = 122, df

= 120, dan ttabel = 1,66, maka diperoleh nilai rtabel = 0,15

Berikut ini adalah hasil perhitungan uji validitas dari 122 koresponden

untuk tiap variabel Pengembangan Karyawan, Beban Kerja Karyawan, dan

Kepuasan Kerja Karyawan dengan menggunakan SPSS 16.0.

4.3.3 Uji Validitas Variabel Pengembangan Karyawan

Tabel 4.7

Uji Validitas Variabel Pengembangan Karyawan

Variabel No. Pernyataan Corrected Item – Total Correlation R_Tabel Keterangan Pengembangan Karyawan (X) P1 0,499 0,15 Valid P2 0,805 0,15 Valid P3 0,471 0,15 Valid P4 0,777 0,15 Valid P5 0,827 0,15 Valid P6 0,783 0,15 Valid P7 0,814 0,15 Valid P8 0,835 0,15 Valid P9 0,787 0,15 Valid P10 0,808 0,15 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Seluruh pernyataan pada Variabel Pengembangan Karyawan

(20)

4.3.4 Uji Validitas Variabel Beban Kerja Karyawan

Tabel 4.8

Uji Validitas Variabel Beban Kerja Karyawan

Variabel No. Pernyataan Corrected Item – Total Correlation R_Tabel Keterangan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) P11 0,496 0,15 Valid P12 0,773 0,15 Valid P13 0,467 0,15 Valid P14 0,759 0,15 Valid P15 0,823 0,15 Valid P16 0,762 0,15 Valid P17 0,794 0,15 Valid P18 0,833 0,15 Valid P19 0,776 0,15 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Seluruh pernyataan pada Variabel Beban Kerja Karyawan dinyatakan

Valid karena r hitung > r tabel.

4.3.5 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Tabel 4.9

Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Variabel No. Pernyataan Corrected Item – Total Correlation R_Tabel Keterangan Kepuasan Kerja Karyawan (Y2) P20 0,522 0,15 Valid P21 0,760 0,15 Valid P22 0,500 0,15 Valid P23 0,745 0,15 Valid P24 0,788 0,15 Valid P25 0,748 0,15 Valid P26 0,762 0,15 Valid P27 0,800 0,15 Valid

(21)

P28 0,228 0,15 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Seluruh pernyataan pada Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

dinyatakan Valid karena r hitung > r tabel.

4.4 Uji Reliabilitas

Menurut Sekaran (2006, p.182) secara umum keandalan kurang dari

0,600 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,700 bisa diterima, dan

lebih dari 0.800 adalah baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang

dilakukan pada masing – masing variabel menggunakan SPSS 16.0, yaitu

apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 maka dinyatakan reliabel. Hasil

pengujian reliabilitas terhadap semua variabel ditunjukan di bawah ini :

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengembangan karyawan 0,929 Reliabel

Beban Kerja Karyawan 0,883 Reliabel

Kepuasan Kerja Karyawan 0,914 Reliabel

Sumber : Hasil Pengelolaan Data Penelitian, 2012

Seluruh variabel dinyatakan reliabel dengan keandalan yang bisa diterima

dan tidak buruk karena nilai Cronbach’s Alpha dari seluruh variabel lebih

(22)

4.5 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal. uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan

melihat titik sebaran data pada gambar grafik Q-Q plot. Data – data dari

variabel dapat dikatakan normal, jika sebaran data berada pada garis lurus

sebaran titik plot.

Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai

berikut :

o Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data

dikatakan berdistribusi normal.

o Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data

dikatakan tidak berdistribusi normal.

Angka Sig. atau signifikansi dapat diperoleh dengan perhitungan test of

normality atau plot melalui alat bantu SPSS dan tingkat kepercayaan 95% atau 5% tingkat kesalahan.

Menurut Sarjono Haryadi & Julianita Winda (2011, p.64) menyatakan

dalam uji normalitas bahwa jika peneliti memiliki responden di atas > 50

responden, maka Sig. Kolmogorov-Smirnova yang dibandingkan dengan Aplha, sedangkan jika peneliti memiliki responden di bawah < 50

responden, maka Sig. Sahprio Wilk yang dibandingkan dengan Aplha

(23)

4.5.1 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Karyawan

Tabel 4.11

Uji Normalitas Pengembangan Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Gambar 4.2 Grafik normal Q-Q Plot Pengembangan Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. Statistik Df Sig. X1 .068 122 .200* .959 122 .001 a. Lilliefors Significance Correction

(24)

Dari hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji Kolmogorov-Sig =

0,200 > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Jika dilihat pada gambar 4.2 terlihat sebaran data variabel Pengembangan

Karyawan dapat dikatakan baik karena hasil Normal Q-Q plot of Pengembangan

Karyawan membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada garis lurus.

4.5.2 Uji Normalitas Variabel Beban Kerja Karyawan

Tabel 4.12 Uji Normalitas Beban Kerja Karyawan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. Statistik Df Sig. totaly1 .081 119 .054 .960 119 .001 a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Dari hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji Kolmogorov-Sig =

(25)

Gambar 4.3 Grafik normal Q-Q Plot Beban Kerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Jika dilihat pada gambar 4.3 terlihat sebaran data variabel Beban Kerja

Karyawan dapat dikatakan baik karena hasil Normal Q-Q plot of Beban

Kerja Karyawan membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada

garis lurus.

4.5.3 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Tabel 4.13 Uji Normalitas Kepuasan Kerja Karyawan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. Statistik Df Sig. TOTALY2 .078 122 .066 .968 122 .005 a. Lilliefors Significance Correction

(26)

Dari hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji Kolmogorov-Sig

= 0,066 > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Gambar 4.4 Grafik normal Q-Q Plot Kepuasan Kerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Jika dilihat pada gambar 4.4 terlihat sebaran data variabel Kepuasan Kerja

Karyawan dapat dikatakan baik karena hasil Normal Q-Q plot of Kepuasan Kerja

Karyawan membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada garis lurus.

4.5.4 Analisis Statistik Deskriptif

Dalam menginterpretasikan statistik deskriptif data, harus dibuat dahulu

kriteria tentang masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel

Pengembangan Karyawan (X), Beban Kerja Karyawan (Y1) dan Kepuasan Kerja

Karyawan (Y2). Dalam menentukan kriteria, digunakan rumus Sturges untuk

menghitung jumlah kelas (k) dan lebar kelas (l). jumlah kelas (k) telah ditentukan

(27)

kelas kedua “tidak setuju”, kelas ketiga “kurang setuju”, kelas keempat “setuju”,

dan kelas kelima “sangat setuju”.

Rumus Sturges untuk lebar kelas (l) :

l = (Xmax) – (Xmin)/k

kriteria penilaian jawaban untuk variabel X, Y1 dan Y2 dapat dilihat pada tabel

4.14:

Tabel 4.14 Kriteria Penilaian Jawaban X, Y1, dan Y2

Variabel Interval Kriteria

X

1,00 – 1,69 Sangat Tidak Setuju

1,70 – 2,31 Tidak Setuju

2,32 – 3,12 Kurang Setuju

3,13 – 4,22 Setuju

4,23 – 5,00 Sangat Setuju

Y1

1,00 – 1,68 Sangat Tidak Setuju

1,69 – 2,29 Tidak Setuju

2,30 – 3,09 Kurang Setuju

3,10 – 4,19 Setuju

4,20 – 5,00 Sangat Setuju

Y2

1,00 – 1,68 Sangat Tidak Setuju

1,69 – 2,31 Tidak Setuju

(28)

3,13 – 4,21 Setuju

4,22 – 5,00 Sangat Setuju

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012

Rata-rata variabel X, Y1 dan Y2 dapat diketahui dengan menggunakan

bantuan SPSS yaitu sebagai berikut, dilihat pada tabel 4.14 :

Tabel 4.15 Descriptive Statistik

Descriptive Statistik

Mean Std. Deviation N PENGEMBANGAN 3.0289 .73056 122 BEBANKERJA 2.9955 .72539 122 KEPUASANKERJA 3.0079 .67184 122

Pada tabel 4.15 dapat dilihat mean (rata-rata) dari variabel Pengembangan

Karyawan sebesar 3,0289 dan disesuaikan dengan tabel 4.14 maka Pengembangan

Karyawan di PT. PLN (Persero) adalah kurang setuju. Untuk Beban Kerja

Karyawan karyawan dapat dilihat mean (rata-rata) sebesar 2,9955 adalah kurang

setuju. Dan untuk Kepuasan Kerja Karyawan karyawan dapat dilihat mean

(rata-rata) sebesar 3.0079 adalah kurang setuju.

4.5.5 Analisis Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Beban Kerja

Karyawan

Pengembangan Karyawan di PT. PLN (Persero) Puslitbang dilihat dari

rata-rata sebesar 3,0289 adalah kurang setuju. Dan rata-rata Beban Kerja

Karyawan yang kurang setuju 2,9955. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

(29)

lagi. Mengenai Pendidikan yaitu karyawan kurang mengerti dan memahami

materi yang telah diberikan dan Pelatihan karyawan kurang

mengimplementasikan materi yang sudah diberikan ke lapangan, sedangkan

Beban Kerja yang dirasakan oleh karyawan juga cukup berat khususnya ditingkat

kesehatan karyawan (fisik), tingkat psikologis (mental), ketepatan waktu dalam

bekerja (penggunaan waktu).

Analisis pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Beban Kerja

Karyawan dapat dilihat pada tabel 4.16 sampai tabel 4.18 berikut :

Tabel 4.16 Variabel Entered/Removed

Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method 1 bebankerjaa . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: pengembangan

Tabel 4.17 Model Summary

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .998a .995 .995 .05019 a. Predictors: (Constant), bebankerja

(30)

Tabel 4.18 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 64.277 1 64.277 2.552E4 .000a

Residual .302 120 .003 Total 64.580 121

a. Predictors: (Constant), bebankerja b. Dependent Variable: pengembangan

Tabel 4.19 Coefficent Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .019 .019 .984 .327 y1 1.005 .006 .998 159.736 .000 a. Dependent Variable: x

Berikut ini merupakan hasil analisis dari hasil output diatas yaitu sebagai berikut : • Tidak ada variabel yang dikeluarkan, dimana variabel bebas dimasukkan

dalam perhitungan regresi sesuai dengan tabel 4.16 variabel

Entered/Removed.

• Angka R square adalah 0,995 yang terdapat dalam tabel 4.17 model summary. Ini berarti Pengembangan Karyawan sebesar 99,5% dapat

mempengaruhi Beban Kerja Karyawan dan sisanya 0.5% dipengaruhi oleh

(31)

• Lalu, variabel X dan Y1 harus dilakukan pengujian signifikan hubungan antara kedua variabel tersebut dengan melihat pada tabel 4.18 Anova,

yaitu sebagai berikut :

Hipotesis

 Ho : Variabel Pengembangan Karyawan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel Beban Kerja Karyawan

 Ha : Variabel Pengembangan Karyawan berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Beban Kerja Karyawan

Dasar Pengambilan Keputusan

 Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

 Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Hasil

Sig = 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Pengembangan Karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap Beban

Kerja Karyawan.

• Pada tabel 4.19 coefficient menunjukkan persamaan regresi yaitu : Y1 = a + bx

(32)

Keterangan : Y1 : Beban Kerja Karyawan

X : Pengembangan Karyawan

Menyatakan bahwa tidak ada kenaikkan nilai Y1 jika X = 0, coefficient

regresi sebesar 1,005 menyatakan bahwa setiap pertambahan satu nilai

pada variabel X akan memberikan nilai sebesar 1,005. Hasil dari

Pengembangan Karyawan untuk menangani beraneka tugas dan untuk

meningkatkan kapabilitas diluar kapabilitas yang dibutuhkan pekerjaan

kurang setuju, Namun Beban Kerja Karyawan tentang frekuensi kegiatan

dari masing-masing kegiatan masih kurang.

4.5.6 Analisis Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan

Pengembangan Karyawan di PT. PLN (Persero) Puslitbang dilihat dari

rata-rata sebesar 3,0289 adalah kurang setuju. Dan rata-rata Kepuasan Kerja

Karyawan yang kurang setuju 3.0079. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

Pengembangan Karyawan PT. PLN (Persero) Puslitbang harus lebih ditingkatkan

lagi. Mengenai Pendidikan yaitu karyawan kurang mengerti dan memahami

materi yang telah diberikan dan Pelatihan karyawan kurang

mengimplementasikan materi yang sudah diberikan ke lapangan, sedangkan

Kepuasan Kerja yang dirasakan oleh karyawan juga kurang puas khususnya

tunjangan dan gaji yang diberikan oleh perusahaan (kompensasi), hubungan

karyawan dengan rekan kerjanya (lingkungan kerja), dan jenjang karir karyawan

(33)

Analisis pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Karyawan dapat dilihat pada tabel 4.20 sampai tabel 4.22 berikut :

Tabel 4.20 Variabel Entered/Removed

Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method 1 kepuasankerjaa . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: pengembangan

Tabel 4.21 Model Summary

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .988a .976 .976 .11286 a. Predictors: (Constant), kepuasankerja

(34)

Tabel 4.22 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 63.051 1 63.051 4.950E3 .000a

Residual 1.528 120 .013 Total 64.580 121

a. Predictors: (Constant), kepuasankerja b. Dependent Variable: pengembangan

Tabel 4.23 Coefficientsa Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.203 .047 -4.315 .000 y2 1.074 .015 .988 70.359 .000 a. Dependent Variable: x

Berikut ini merupakan hasil analisis dari hasil output diatas yaitu sebagai berikut : • Tidak ada variabel yang dikeluarkan, dimana variabel bebas dimasukkan

dalam perhitungan regresi sesuai dengan tabel 4.20 variabel

Entered/Removed.

• Angka R square adalah 0,976 yang terdapat dalam tabel 4.21 model summary. Ini berarti Pengembangan Karyawan sebesar 97,6% dapat

mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan dan sisanya 2.4% dipengaruhi

(35)

• Lalu, variabel X dan Y1 harus dilakukan pengujian signifikan hubungan antara kedua variabel tersebut dengan melihat pada tabel 4.22 Anova,

yaitu sebagai berikut :

Hipotesis

 Ho : Variabel Pengembangan Karyawan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan

 Ha : Variabel Pengembangan Karyawan berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Dasar Pengambilan Keputusan

 Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

 Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Hasil

Sig = 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Pengembangan Karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan.

• Pada tabel 4.23 coefficient menunjukkan persamaan regresi yaitu : Y2 = c + bx

(36)

Keterangan : Y2 : Kepuasan Kerja Karyawan

X : Pengembangan Karyawan

Menyatakan bahwa tidak ada penurunan nilai Y2 jika X = 0, koefisien

regresi sebesar 1,074 menyatakan bahwa setiap pertambahan satu nilai

pada variabel X akan memberikan nilai sebesar 1,074. Hasil dari

Pengembangan Karyawan untuk menangani beraneka tugas dan untuk

meningkatkan kapabilitas diluar kapabilitas yang dibutuhkan pekerjaan

kurang setuju. Namun Kepuasan Kerja Karyawan sikap senang atau tidak

senang dan puas atau tidak puas dalam bekerja masih kurang.

4.6 Implikasi Pemecahan Masalah

Implikasi terhadap Pengembangan Karyawan PT. PLN (Persero) Puslitbang

harus lebih ditingkatkan lagi khususnya di bidang Pendidikan yaitu memahami

materi yang diberikan, bidang Pelatihan yaitu cara karyawan

mengimplementasikan materi yang diberikan ke lapangan.

Beban Kerja yang dirasakan oleh Karyawan PT. PLN (Persero) Puslitbang

cukup berat khususnya ditingkat kesehatan karyawan (fisik), tingkat psikologis

(mental), ketepatan waktu dalam bekerja (penggunaan waktu), maka dari itu PT.

PLN (Persero) Puslitbang harus lebih berfokus pada Beban Kerja Karyawan yang

memperoleh skor 2,9955 dengan arti Karyawan merasa terbebani dengan Beban

Kerja Karyawan yang telah diberikan (Kurang Setuju).

Kepuasan Kerja Karyawan yang dirasakan oleh karyawan PT. PLN (Persero)

(37)

perusahaan (kompensasi), hubungan karyawan dengan rekan kerjanya

(lingkungan kerja), jenjang karir karyawan (kesempatan promosi), maka dari itu

PT. PLN (Persero) Puslitbang harus lebih berfokus pada Kepuasan Kerja

Karyawan yang memperoleh skor dengan skor 3,0079 dengan arti Karyawan

merasa kurang puas (Kurang Setuju).

Maka dari itu yang harus dilakukan PT. PLN (Persero) Puslitbang adalah lebih

meningkatkan Pengembangan Karyawan dengan cara memberikan Pendidikan

dan Pelatihan yang lebih ditekankan pada masing-masing karyawan yang telah

mengikuti Pengembangan Karyawan, sehingga Pendidikan dan Pelatihan yang

diberikan mempunyai manfaat yang lebih terhadap pengimplementasian

Karyawan untuk mengurangi Beban Kerja.

Kemudian mengenai Kepuasan Kerja, PT. PLN (Persero) Puslitbang harus

lebih memperhatikan lagi mengenai kenaikan kompensasi, kesempatan promosi,

dan cara untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif pada karyawan

yang telah diberikan Pendidikan dan Pelatihan. Sehingga tingkat Kepuasan Kerja

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Puslitbang
Tabel 4.4 Transformasi Variabel Pengembangan Karyawan  Opsi dari Jawaban (Ordinal)  Nilai Baru (Interval)
Tabel 4.5 Transformasi Variabel Beban Kerja Karyawan  Opsi dari Jawaban (Ordinal)  Nilai Baru (Interval)
Tabel 4.10  Uji Reliabilitas Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan teks bacaan yang diberikan guru, siswa dapat menjelaskan kembali secara tertulis informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di

Statistik Uji Perbandingan (Uji –T) motivasi belajar siswa kelas XI MIPA 2 dan XII MIPA 2 di SMAN 1 Muaro Jambi memperoleh data bahwa data pada Levene’s Test for

Sementara itu, Kridalaksana (2007: 89) menyebutkan terdapat tiga macam reduplikasi, yakni sebagai berikut. Reduplikasi fonologis, di dalam reduplikasi fonologis tidak terjadi

Academic stresor adalah stres yang dialami oleh seorang peserta didik atau mahasiswa yang bersumber pada aktivitas belajar dan mengajar atau yang terkait seperti,

Bersirkulasinya kedua clade virus AI subtipe H5N1 (clade 2.1.3 dan 2.3.2) di Indonesia ini menyebabkan penggunaan vaksinasi AI dalam mengendalikan penyakit AI pada

Asrama yang akan dibangun ini hanya ditujukan untuk mahasiswa putri saja dan diprioritaskan yang utama yang berasal dari luar pulau Jawa sebagai fasilitas penunjang mahasiswa dalam

blade jumlah sudu 10 dengan tiga variasi pitch angle blade yaitu 10o, 20o, dan 30o sudah diperoleh data – data berupa kecepatan angin rata – rata, putaran poros rpm, beban pengimbang

Contoh rata rata--rata rata hitung hitung (2) (2) Misalkan pada suatu ujian bahasa inggris, ada 1 mahasiswa mendapat nilai 50, ada 3 mahasiswa mendapat nilai 60, ada 5