• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Penyelaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lingkungan Penyelaman"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

---

Lingkungan Penyelaman

Memahami daerah dan kondisi lokasi penyelaman disertai latihan yang benar akan

membantu penyelaman anda menjadi aman, walau penyelaman tersebut dilakukan di lautan, danau, dermaga, daerah berkarang dan kondisi lainnya. Konsultasi awal dengan penyelam lokal atau para penyelam yang pernah menyelam di daerah tersebut adalah langkah yang bijak sebelum anda menyelam di daerah yang baru atau asing. Umumnya, mereka dengan senang hati akan memberikan informasi kepada anda, mengenai hal-hal yang mungkin harus dihadapi ataupun dihindari.

Periksalah terlebih dahulu daerah penyelaman dari dataran di ketinggian agar lebih mudah untuk mengamati atau observasi, kondisi pergerakan air, visibility (jarak pandang), cuaca di kejauhan, daerah untuk entry dan exit, dan hal-hal lain yang diperlukan sebagai data untuk mematangkan rencana penyelaman anda. Tiap daerah dan karakter lingkungannya selalu menyajikan keragaman kondisi dan lokasi penyelamannya, apakah menyangkut kondisi fisik daratan dan perairan, maupun situasi dan kondisi mahluk yang bakal dijumpai selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut. Mengenal karakter fisik alami dan perubahan yang terjadi dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat. Tentunya sikap dan tindakan yang harus dilakukan juga perlu di cermati dalam usaha mencegah dan memperkecil resiko.

---

Daerah dan Kondisi Penyelaman

OMBAK DAN GELOMBANG

Ombak ditimbulkan oleh angin dan bergerak secara bergelombang kearah pantai. Ombak akan menjadi semakin curam di perairan yang dangkal, dimana tingginya akan sama dengan dalamnya air dan mulai berjambul (crest) serta patah kedepan yang disebut gelombang pecah (breaker). Ombak setinggi 2 meter akan memecah di kedalaman 2 meter pula dan ombak setinggi 1 meter akan memecah di air sedalam kira-kira 1 meter juga. Dapat di lihat bahwa jika terdapat ombak yang pecah pada suatu tempat, maka menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat air yang dangkal.

Ombak yang timbul di daerah yang berbeda letaknya mungkin dapat bertemu menjadi satu dan membentuk alun yang lebih besar yang menghasilkan gelombang yang lebih besar pula. Rangkaian gelombang ini dapat terdiri dari beberapa gelombang yang normal kemudian disusul dengan gelombang yang lebih besar. Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke darat dan mengalir kembali ke laut dengan daya yang lebih besar pula, sehingga menyebabkan ombak normal berikutnya akan berjambul lebih tinggi dan memecah dengan daya yang sangat kuat. Terjadinya 1 atau 2 gelombang yang besar ditimbulkan oleh gelombang besar ysng pertama. Gelombang besar dapat berbahaya dan menyebabkan jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas. Sebaiknya janganlah menyelam saat terjadi gelombang besar.

(2)

Akibat gelombang dan ombak pecah, air terdorong ke arah pantai, makin besar gelombang maka makin kuat dorongan air

tersebut. Aliran air yang ke arah pantai ini dinamakan UP-RUSH (ombak hempasan). Sedangkan aliran air yang kembali ke laut sebagai akibat Up-rush disebut BACKRUSH (ombak tarik). Backrush ini dapat dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam (Diver) yang berpelengkapan berat. Backrush akan mengalir kembali ke laut dengan jarak yang pendek di bawah gelombang yang sedang menuju kepantai. Pantai dengan kelandaian agak curam akan berpotensi beraliran backrush yang kuat.

PASANG dan SURUT

Pasang surut terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari yang berbeda terhadap bumi. Besarnya dan lamanya pasang surut terhadap daerah tertentu di bumi akan bergantung pada posisi bumi, bulan dan matahari. Umumnya suatu daerah di bumi dalam satu hari akan mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut. Perubahan dari pasang ke surut atau sebaliknya akan berkontribusi dalam menimbulkan gelombang dan arus.

ARUS

Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain. Terdapat beberapa penyebab

terjadinya arus antara lain : • Geografis

• Perbedaan Temperatur • Perbedaan bentuk relief • Pasang Surut

• Gelombang

• Perbedaan kadar garam • Angin, dll...

Tidal Current (Arus Pasang Surut): Arus ini terjadi karena adanya pergerakan air laut saat pasang ke surut atau sebaliknya. Pasang surut di daerah tertentu memainkan peranan yang penting terhadap kuat arus dan kejernihan air. Air selalunya akan lebih jernih pada keadaan air pasang.

Rip Current: atau ‘Arus celah’ terjadi di dekat pantai dan disebabkan karena air di dorong oleh gelombang atau angin ke pantai dan mengalir kembali ke laut melalui celah yang sempit. Rip current dapat terjadi pada kondisi seperti di atas dengan di tandai oleh aliran arus dan buih yang mengalir keluar menjauhi pantai. Air berlumpur dan keruh juga menjadi indikator adanya Rip current ini.

Hindarilah arus jenis ini jika akan menyelam. Apabila anda terbawa arus menjauhi pantai dan sukar untuk kembali ke pantai, umumnya dikarenakan anda telah terseret oleh Rip Current. Jika terperangkap dalam rip current, maka untuk melepaskan diri adalah dengan cara berenang sejajar pantai sampai terbebas dari pengaruh arus, dan kemudian barulah anda berenang menuju pantai melawati jalur lain yang aman.

(3)

---

Natural Rip Current: Pada beberapa daerah karang dan daerah berbatuan legok, arus celah alami dapat timbul di antara relung-relung, dab formasi landasan serta alur yang menembus karang. Alun arus jenis ini akan berubah-ubah tergantung dari kondisi pasang surut di daerah tersebut.

Longshore Current: Angin yang bertiup ke pantai dan membentur daratan sehingga angin terbias bergerak sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan permukaan air akan bergerak paralel menjadi arus yang menyusuri pantai dan disebut ’Longshore Current’ (arus paralel pesisir). Jika saat orientasi dan mengetahui

adanya arus jenis ini dan ternyata tidak terlalu kuat, maka dapat direncanakan titik masuk (Entry) dan titik keluar (Exit) pada daerah yang sama. Usahakan mengawali penyelaman dengan melawan arus, sehingga anda dapat melayang- layang santai terbawa arus kembali ke exit tanpa kesulitan.

THERMOCLINE

Di dalam air, suhu air sendiri tidak sama dan tetap. Terdapat lapisan-lapisan air yang berbeda suhunya disebut THERMOCLINE. Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan jenis pakaian selam yang sesuai. Untuk daerah tropis, kita dapat berenang di permukaan hanya dengan menggunakan kaos atau tanpa memakai baju. Tetapi jika menyelam lebih dalam lagi, maka kita membutuhkan pakaian selam yang lebih tebal untuk menghindari kehilangan panas tubuh yang berlebihan secara cepat. Makin dalam kita menyelam, maka suhu air akan semakin dingin. Flora dan fauna di kedalaman juga akan semakin berkurang dan berbeda.

---

KOMPOSISI DASAR

Komposisi dasar juga mempengaruhi kondisi atau suasana saat menyelam. Variasi komposisi dasar mulai dari yang berlumpur, berpasir hingga berkarang. Dasar yang terdiri dari lumpur akan membuat visibility cepat berubah karena

partikel-partikel dari lumpur mudah tersebar. Dasar yang berpasir lebih baik dari pada dasar berlumpur. Yang terbaik adalah dasar yang terdiri dari karang-karang, selain visibility yang relative jernih, juga variasi dari mahluk hidupnya lebih beragam. Waspadai komposisi dasar yang terdiri dari karang yang terdapat banyak karang tajam sehingga dapat melukai anda. Komposisi dasar lokasi penyelaman anda juga dapat mempengaruhi prosedur penyelaman, untuk itu diperlukan latihan-latihan tertentu dan pengalaman dari orang lain yang lebih mahir dalam negosiasi dengan kondisi-kondisi yang perlu diperhitungkan dengan cermat.

BERAT JENIS AIR

Berat jenis air mempengaruhi daya apung dari penyelam. Di air tawar, yang mempunyai berat jenis (BJ) lebih rendah dari air laut, maka daya apung seseorang akan lebih kecil dari di air laut. Misalnya seorang penyelam di air tawar memerlukan pemberat sebesar 3 kg, maka di air laut diperlukan jumlah pemberat yang lebih. Demikian pula jika kita menyelam di laut yang setiap daerahnya memiliki BJ yang berbeda. BJ air laut di perairan Indonesia rata-rata tempat adalah sama.

(4)

Kehidupan Bawah Air

Kehidupan bawah air menjadi salah satu tujuan utama kegiatan selam. Ragam jenis ikan dan tumbuhan laut serta warna-warni dari kehidupan bawah air ini merangsang penyelam untuk memegangnya ataupun menyentuhnya. Beberapa di antara sekian banyak tumbuhan maupun binatang yang sangat menarik itu

terdapat jenis yang sangat membahayakan penyelam. Mahluk air ini dapat menyengat, menyerang maupun menggigit.

HINDARILAH MEMEGANG MENYENTUH BINATANG & TUMBUHAN LAUT KARENA MUNGKIN TERMASUK SALAH SATU YANG MEMBAHAYAKAN ANDA. Sesungguhnya binatang laut yang membahayakan tersebut adalah terbatas jumlahnya dan dibedakan dalam beberapa jenis dengan kriteria mahluk yang menggigit / menyerang, berbisa / menyengat dan yang beracun.

YANG MENGGIGIT / MENYERANG

HIU (Shark): lkan hiu adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin. Jenis ikan ini sangatlah ditakuti. Akan tetapi ikan jenis ini jarang menyerang dibandingkan dengan kepopuleran dari kegiatan menyelam itu sendiri. Ikan ini sangat peka terhadap bau darah dan akan segera menyerang sumber darah segera setelah ia mendeteksinya. Terdapat berbagai macam jenis ikan ini, dan hanya beberapa yang sangat berbahaya. Hingga saat ini belum ditemukan cara pencegahan yang benar-benar efektif dari ikan ini. Pemasangan jala cukup menjamin bagi perenang di pantai, akan tetapi tidak untuk para penyelam.

Selain sangat mudah terangsang oleh bau darah, ikan ini juga sangat mudah terpancing oleh darah ikan yang terluka. Maka pemburu ikan umumnya sering diserang oleh ikan ini. Serangan itu sebetulnya tidaklah ditujukan kepada orangnya, akan tetapi kepada ikan yang terluka. Biasanya pemburu ikan senang menyelipkan hasil buruan di pinggangnya yang dapat mengundang bahaya pada dirinya.

Baracuda: Ikan jenis ini sebenarnya tidak begitu berbahaya, akan tetapi komposisi / susunan gigi yang kuat, dapat membuat korban gigitan ikan ini menimbulkan cedera yang serius bahkan kematian. Ikan ini biasa hidup secara bergerombol dan ukurannya dapat mencapai lebih dari 2 meter. Umumnya akan menyerang bila melihat benda-benda yang mengkilat seperti benda yang terbuat dari logam, jam tangan dll. Hal ini dilakukannya karena menduga benda tersebut adalah mangsanya. Jadi sebaiknya hindarilah memakai benda-benda yang mengkilat.

Moray: Binatang ini bentuknya seperti belut/ular dengan panjang dan komposisi gigi yang kuat. Binatang ini sebenarnya takut kepada manusia dan akan menghindar jika melihat penyelam yang mendekat. Ia akan menyerang sebagai upaya pembelaan diri jika secara tiba-tiba dikagetkan. Binatang ini biasanya tinggal di lubang pada

celah-celah karang. Luka yang diakibatkan oleh gigitan binatang ini cukup parah. Pema-kaian wet suit sangat membantu mengurangi bahaya dari gigitan binatang ini. Ukuran Moray dapat mencapai panjang 3meter dengan diameter + 30 cm.

(5)

---

YANG BERBISA / MENYENGAT

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mahluk yang menyengat dan ber’bisa’. Kelompok mahluk ini ini cukup banyak jumlahnya, mulai dari ukuran kecil hingga ada yang transparan sampai pada yang tidak terlihat mata. Akibat yang ditimbulkan akan beragam mulai dari kasus ringan sampai kepada kematian. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah:

Sea Wasp: Nama sebenarnya adalah "Chironex Fleckeri" dan merupakan jenis ubur-ubur yang paling berbahaya. Badannya berbentuk kotak dengan panjang sisi dapat mencapai 20 cm dan mempunyai tentakel sampai sejumlah 5 buah menjulur hingga 3 meter. Sungutnya yang hampir tak terlihat di dalam air, bila bersentuhan dengan kulit korban dapat mengeluarkan sengatan yang amat ber’bisa’. Rasa sakit yang hebat akibat sentuhan sungut di kulit akan segera terasa. Kematian bisa terjadi dalam beberapa menit sebagai akibat langsung dari sengatan ’bisa’nya. Luka pada kulit berupa bercak-bercak bergaris atau menonjol, yang bila sembuh akan menimbulkan bekas (cacat). Jika terkena sengatan binatang ini, maka segera bilas sengatan dengan spiritus atau cairan yang mengandung alkohol. Cungkil sungut/duri pada luka dengan pisau atau kayu dan keringkan duri tersebut dengan garam, bedak, debu, dll. Pencegahan resiko dari binatang ini, sebaiknya menyelam mengenakan pakaian pelindung.

Portugese Man of War: Jenis ini sangat berbahaya. Binatang ini selalunya terapung (float) dan bagian tubuh yang mengapung berisi gas berwarna jingga-kebiruan. Di atasnya terdapat semacam jambul menyerupai layar. Sulur tentakelnya dapat mencapai panjang 50 feet (15 meter) dengan daya sengat yang hebat. Jenis ini umumnya hanyut mengikuti arus & arah angin berhembus. Walau menyerupai ubur-ubur, ia tergolong kelompok binatang Hydroid.

---

Blue Ring Octopus: Binatang kecil yang indah ini biasa terdapat pada celah karang ditepi

pantai. Jika diganggu ia akan megeluarkan warna cincin kebiruan pada permukaan tubuhnya. Keindahan warna cincin ini yang sering menimbulkan korban, terutama pada anak-anak. Luka akibat gigitan relatif kecil, namun ’bisa’ yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan dapat menyebabkan kelumpuhan yang terjadi dalam beberapa menit dan berdampak pada terhentinya sistem pernafasan. Kesadaran biasanyanya tidak terganggu tetapi korban akan kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya karena kelumpuhan.

Cone Shell (Kerang Beracun): Kerang cukup berharga bagi para kolektor kerang karena warna yang menarik dan keragamannya. Kerang selayaknya di perlakukan secara hati-hati dan tidak dipegang dengan tangan telanjang. ’Bisa’ di suntikkan melalui panah beracun yang amat kecil dari organ kerang seperti pipa yang bergerak.

Ular Laut: Jenis ular laut ini jumlahnya mencapai 50 jenis dan efek ’bisa’nya 2 s/d 10 kali lebih berbahaya dari ’bisa’ ular kobra. Ular laut ini jarang menyebabkan kematian

dikarenakan kemampuan pandangannya yang buruk. Jika berada di dekatnya, jangan menyentuh sambil menyentak, karena ular akan refleks membalas dan menggigit sebagai pembelaan diri. Pada siang hari ular laut cenderung beristirahat di bawah karang dan malam hari keluar mencari makan. Periode-periode tertentu muncul sesaat ke permukaan untuk mengambil oksigen dari udara permukaan.

(6)

Stone Fish (Ikan Batu): Ikan jenis ini dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 30 cm. Umumnya berada di perairan dangkal dan berkarang serta sering sukar dikenali keberadaannya. Hal ini karena warna tubuhnya mampu berubah mengikuti kondisi warna lingkungan sekitarnya menyerupai bunglon. Racun dari tubuhnya dikeluarkan melalui tulang belakangnnya yang keras hingga menembus kulit korban. Gejala umum berupa nyeri setempat yang hebat disertai peradangan pada jaringan sekitar. Kondisi tertentu berakibat lebih parah berupa shock, gangguan pernafasan, koma hingga kematian. Kelebihan ikan ini dalam menyamar, membuat anda harus waspada jika bergerak di daerah yang berkarang. Kenakanlah sarung tangan dan boots beralas kuat, jika berjalan atau bergerak di daerah yang dikenal banyak terdapat ikan ini.

Bulu Babi: Binatang ini memiliki duri yang sangat banyak dan tajam dengan panjang yang dapat mencapai 25 cm. Biasanya sering menimbulkan bencana bagi penyelam yang tanpa sengaja menginjaknya atau membenturnya. Bulu babi banyak terdapat pada gugusan karang, di celah karang dan daerah berbatuan. Umumnya jenis bulu babi yang terdapat di pantai memiliki duri yang mudah patah dan terbenam di kulit manusia. Duri tersebut di keluarkan dengan jepitan (pinset) dan kemudian di oleskan dengan larutan antiseptik. Jika duri gagal dikeluarkan, maka harus dihancurkan dengan cara dipukul menggunakan benda keras yang tumpul pada bagian tubuh yang tertusuk. Duri dari bahan kapur tersebut akan larut tanpa problema yang serius sepanjang tubuh tidak terinfeksi. Untuk daerah tropis, bulu babi berduri lebih panjang. Jenis dengan warna duri bergaris terang dan gelap mengindikasikan jenis yang berbahaya.

Pari (Sting Ray): Binatang ini suka membenamkan dirinya di pasir. Ikan pari terdiri dari beragam jenis. Jenis yang umum dijumpai di perairan hangat adalah ikan pari berbentuk bulat disebut Round Stingray. Ada juga yang berbentuk berlian (Diamond Shape Stingray), berbentuk kupu-kupu, berbentuk kelelawar dan berbentuk rajawali. Jenis pari dalam foto ini ini mempunyai duri / taji dibawah ekornya yang menyerupai cambuk. Taji duri tersebut mempunyai jalur ‘bisa’ pada tiap sisinya yang tersembunyi dalam sangkur berwarna coklat. Taji duri ini merupakan piranti bela dirinya.

Karang Api: Sesuai dengan namanya, maka seorang penyelam yang menyentuh karang api akan merasakan panas seperti terkena api. Karang api ini berwarna merah kecoklatan. Cara terbaik untuk menghindari terkena karang api ini adalah dengan memakai pakaian pelindung.

Umumnya bagian telapak tangan kita dan bagian kulit tubuh yang lebih tebal tidak akan begitu terpengaruh oleh sengatan karang api. Bagian kulit tertentu yang terkena karang api akan menimbulkan bercak putih dan meng-gelembung (seperti bekas terkena api). Luka akibat terkena karang api itu akan sembuh kurang lebih 2 s/d 3 minggu dan selalunya menimbulkan bekas.

Stinging Hydroid: Hydroid ini warnanya beragam, ada coklat kehijauan hingga ungu atau putih. Umum ditemukan di formasi karang perairan hangat. Akibat yang ditimbulkan jika tersengat akan bervariasi mulai dari rasa gatal hingga rasa sakit yang berat. Beberapa penyelam merasa lebih takut pada hydroid daripada Sea Wasp. Sebagai pertolongan pertama jika tersengat adalah dengan memberikan alkohol dibagian yang terkena.

(7)

---

Emergency Handling

Emergency handling di definisikan sebagai suatu upaya penanganan keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa manusia. Timbulnya keadaan darurat dikategorikan berdasarkan hal-hal yang berkontribusi pada kematian manusia. Bila ditinjau terhadap faktor-faktor penyebabnya maka kematian manusia dapat terjadi karena:

• Problema Alam (cuaca, keadaan medan, dll).

• Problema individu (konidisi physik, mental,

pengetahuan, ketrampilan, dll).

• Masalah mahluk lain (binatang & tumbuhan)

PROBLEMA ALAM

Kedinginan: adalah proses kehilangan panas tubuh hingga berlebihan (hypothermia). Hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat segera terjadi setelah

seorang penyelam terjun ke air yang dingin. Penyelam yang terlalu lama menyelam di air dingin dapat membuat hilangnya kesadaran bila suhu tubuh

turun dibawah 270C. Penurunan suhu

lebih lanjut dapat mengakibatkan berhentinya pernafasan dan jantung hingga kematian.

Pada suhu 33-350C, tubuh akan

menggigil dengan hebat dan koordinasi fungsi gerak menurun dilanjutkan dengan kemungkinan tenggelam bila terdapat problem yang tidak bisa diatasi sendiri. Penyelam yang kedinginan lebih mudah menderita penyakit dekompresi setelah penyelaman dalam (deep diving). Proses kehilangan panas tubuh dapat dipacu oleh pola pernafasan (konveksi), gerakan di air (konduksi & kerapatan air) serta penguapan (bagian tubuh di permukaan. Jika masuk dalam air dingin

(dibawah 210C) berkeadaan telanjang, maka

kehilangan panas tubuh akan terjadi sebesar

1-30C hanya dalam beberapa saat.

---

Kepanasan / Terbakar: umumnya disebabkan sengatan matahari (sun burn) yang dapat mengakibatkan pingsan karena hilangnya cairan tubuh yang berlebihan, yang disebut dehidrasi. Dehidrasi karena terpapar panas juga membawa kepada kondisi yang lebih parah yaitu heat stroke yang telah dibahas di BAB IV.

Keadaan Medan: adalah menyangkut kondisi lingkungan penyelaman yang dipengaruhi oleh perubahan arus, kejernihan air yang mempengaruhi visibility, karakter daerah entry dan exit, dan sebagainya. Hal-hal mnenyangkut medan telah dibahas pada awal bab ini termasuk beberapa bahaya / gangguan dari mahluk air.

MASALAH DIRI SENDIRI

Tidak mengenal kemampuan diri sendiri, gengsi, malu bertanya bahkan arogansi, dan selalu ingin lebih hebat dari yang lain adalah beberapa sikap dan perilaku yang juga dapat menyeret kepada

kondisi berbahaya saat penyelaman. Sikap dan

perilaku tersebut tentunya merupakan masalah diri sendiri selain dari pada apa yang telah dijabarkan secara detail dari bab-bab sebelumnya dan terangkum sebagai berikut:

Physik: Kondisi tubuh yang kurang sehat (un-fit) yang disebabkan antara lain: Kurang makan, Kurang tidur, Kurang istirahat, dll.

Mental: Kesiapan diri sendiri / keyakinan diri sendiri, sehingga menciptakan rasa ketergantungan terhadap orang lain atau menyembunyikan rasa takut karena malu yang pada akhirnya dapat menjadi panik mendadak jika tidak mampu mengatasi masalah.

Pengetahuan dan Ketrampilan: dikarenakan antara lain malu bertanya, malas mencari referensi, termasuk jarang melakukan latihan selam dan kurang trampil dalam penguasaan alat apalagi dalam hal antisipasi medan.

(8)

Tindakan Meminimalkan Resiko

Untuk mengurangi / menghindari resiko-resiko terhadap terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan, maka tindakan-tindakan yang harus diambil demi aktifitas penyelaman yang aman:

Be Fit: Mempunyai fisik dan mental yang mantap. Hal ini didapat dari latillan-latihan olah fisik yang teratur.

Get Good Training: Pengetahuan teori saja tidak akan cukup tanpa disertai latihan-latihan yang benar dan teratur. Pelajari & cermati materi pelatihannya berikut dengan prosedur- prosedurnya serta ketentuan-ketentuan dalam melakukan aktifitas penyelaman yang aman.

Have Good Equipment: Rawatlah peralatan-peralatan anda. Periksakan secara teratur dan yakinkan fungsinya bekerja sebelum anda memulai suatu kegiatan penyelaman.

Never Dive Alone: Menyelamlah selalu bersama dengan buddy anda. Jangan pernah menyelam sendirian.

Know The Diving Area: Kenali daerah penyelaman sebelum anda menyelam. Jika menyelam di suatu tempat yang baru, sebaiknya mintalah petunjuk dan informasi dari penyelam setempat atau dari penyelam yang pernah menyelam di daerah tersebut.

Use a Boat or Float: Pergunakanlah selalu benda-benda apung. Hal ini sangat penting sebagai pengamanan yang cepat. Jangan lupa kibarkan selalu bendera selam dilokasi penyelaman agar orang lain dapat mengetahui kegiatan penyelaman di daerah tersebut.

Plan Your Dive: Rencanakanlah penyelaman anda sesuai dengan prosedur dan kesepakatan sebelum menyelam. Janganlah menyelam melampaui batas-batas yang telah ditentukan.

Be Ready For Emergency: Rencanakanlah atau bersiap untuk suatu tindakan keadaan darurat. Pelajari cara-cara penyelamatan, pertolongan pertama serta cara-cara memberikan bantuan pernafasan atau CPR. Bawalah selalu perlengkapan P3K.

Be ware of Breathing Holding: Jika anda menyelam dengan menggunakan SCUBA, bernafaslah secara teratur, janganlah menahan nafas sewaktu naik. Jika anda melakukan Skin Diving, janganlah melakukan hyperventilasi secara berlebihan.

Keep Track of Your Buddy: Jagalah jarak anda dengan buddy anda. Lakukan komunikasi sesering mungkin selama anda menyelam.

Get Medical Attention: Jika anda merasakan / terjadi suatu kelainan selama atau sesudah menyelam, segera periksakan diri anda ke dokter

Take a Safety Stop Before Surfacing: Jika anda menyelam menggunakan SCUBA, selalu melakukan safety stop sebelum muncul ke permukaan / mengakhiri tiap penyelaman.

No Drug & Alkohol: Hindari minuman beralkohol atau penggunaan obat terlarang karena akan membahayakan diri saat menyelam.

Neutral Bouyancy at All Times: Usahakanlah bouyancy anda selalu netral, karena penguasaan tehnik ini memberikan kenyamanan dan kenikmatan dalam maneuver penyelaman.

Enter & Exit with Care: Berhati-hatilah dan perhatikanlah sekeliling anda sebelum masuk kedalam air atau saat keluar dari air.

Verify Your Buddy Equipment: Selalu memeriksa peralatan buddy anda sebelum menyelam. Hal ini sangat membantu agar tidak tejdai kendala atau halangan saat penyelaman.

(9)

---

Prosedur Keadaan Darurat

Prosedur keadaan darurat yang akan dibahas berikut adalah hal-hal yang bakal di alami dalam penyelaman. Walau tidak seorangpun yang mengharapkan ketrampilan ini akan digunakan, dikarenakan tidak seorangpun mengharapkan keadaan darurat terjadi pada dirinya maupun buddy-nya (mitra selam).

BUDDY BREATHING

Adalah prosuder patungan udara dengan buddy dalam usaha kembali ke permukaan air. Dapat dilakukan dengan baik jika kedua penyelam telah terlatih. Buddy breathing selain menggunakan regulator sendiri, akan lebih mudah jika regulator dilengkapi dan menggunakan octopus. Prosedur berikut adalah buddy breathing menggunakan satu regulator secara bergantian:

1. Penerima memberi isyarat tangan ke

buddy-nya bahwa suply udarabuddy-nya habis/bermasalah, kemudian beri kode butuh buddy breathing.

2. Pemberi / donor segera menghampiri dan

mengambil posisi di sisi kanan penerima.

3. Penerima memberikan isyarat jumlah tarikan

nafas maksimum setiap kali pergantian

4. Penerima mengarahkan second stage

regulatornya kepada penerima dengan tetap memegang mangkok second stage dan salah satu jari pada purge button.

5. Penerima menumpukan tangannya pada

tangan pemberi yang memegang second stage. Setelah 2 atau 3 kali tarikan, penerima bersiap melepaskan second stage regulator agar segera dipakai kembali oleh donor.

6. Cara ke 4 dan ke 5 diatas dilakukan secara

berkelanjutan sambil bergerak meningglakan kedalaman dengan tetap mengendalikan kecepatan ascent & safety stop sebelum muncul ke permukaan air.

---

E.S.A (Emergency Swimming Ascent)

Adalah prosedur muncul ke permukaan saat buddy anda jauh dan tidak memungkinkan untuk melakukan buddy breathing, maka prosedur naik dan muncul kepermukaan dilakukan. Melaksana-kan prosedur ini adalah dengan cara:

• Kepala ke belakang, muka menghadap keatas

• Hembus nafas perlahan (pastikan jalan nafas

atau tenggorokan tetap terbuka agar pengembangan udara di dalam paru-paru bebas keluar tanpa terhalang)

• Bergerak secara terkendali menuju ke

permukaan.

E.B.A (Emergency Bouyancy Ascent)

Adalah prosedur muncul ke permukaan saat dimana pemberat anda terlepas dan jatuh di kedalaman di luar batas jangkauan kemampuan. Maka prosedur naik dan muncul kepermukaan dilakukan dengan cara:

• Segera membuang sisa udara dalam BCD

• Badan terlentang tangan dan kaki di buka

lebar.

• Kaki mengayuh agar gerakan naik muncul ke

permukaan secara diagonal dan bukan tegak lurus.

TOWING

Adalah prosedur membawa penyelam yang bermasalah atau kelelahan saat berada di permukaan air dan tidak mampu kembali untuk naik ke darat, mendekati dermaga atau kapal. Pemahaman prosedur towing untuk 1-Star Diver (A1) dikhususkan pada kondisi tindakan pertolongan bagi korban yang kelelahan, tetap bernafas & masih sadar. Maka prosedur towing tersebut dapat dilakukan dengan cara:

(10)

Menarik dari belakang: dilakukan untuk jarak yang relatif dekat. Penolong memegang valve tabung penyelam yang keletihan dan secara perlahan mengayuh dengan gerakan kaki menggunting dengan posisi menyamping agar tidak membentur badan dan peralatan korban.

Mendorong korban: hanya dapat dilakukan di perairan yang tenang (tidak berombak). Penyelam yang di dorong tetap mengenakan masker dan second stage regulator ( atau snorkel). Penolong memegang kedua lutut korban dan mendorong selaykanya skin diving / snorkeling. Selalu monitor penyelam yang di tolong setiap 2 -4 kali kayuhan. Prosedur-prosedur keadaan darurat yang dibahas dalam bab ini hanyalah beberapa tehnik dari beragam prosedur keadaan darurat penyelaman lainnya. Pada jenjang A2 / 3 Star Diver / Advance, teknik & prosedur keadaan darurat ini akan diulang dan ditambah bobotnya. Mayoritas pembahasan prosedur ini akan ditingkatkan secara detail dengan variasi tingkat kesulitan pada jenjang A3 / 3 Star Diver / Rescue Diver.

Kejadian dan kecelakaan di alam terbuka memberikan fakta bahwa salah satu faktor adalah dikarenakan alam

tidak pernah memberi rasa kasihan bagi orang yang menantang dan tidak mempersiapkan dirinya.

Kondisi alam bukanlah medan untuk menunjukkan kehebatan diri dan kompetisi, melainkan adalah tempat kita bernegosiasi

melalui pengamatan dan perencanaan.

Hasil pengamatan yang dijabarkan dalam perencanaan, selalunya harus siap mengantisipasi keadaan darurat yang terjadi.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan prosedur merupakan dasar yang diperlukan untuk menyusun rancangan prosedur lebih rinci pengelolaan kelas. Dengan kata lain, penyusunan rancangan

1) Diperlukan program tingkat mahir untuk kelas VIII dan terampil untuk kelas IX. Demikian karena selama ini hanya melakukan keterampilan tingkat dasar. 2) Supaya

Suatau cara sederhana untuk menyatakan indeks keanekaraman adalah dengan menentukan presentase komposisi dari dalam suatu lokasi, dimana semakin banyak jenis yang

Sistem  ini  didefenisikan  sebagai  suatu  prosedur  untuk  menganalisa  setiap  operasi  atau  metoda  kerja  (manual  operation)  ke  dalam  gerakan­gerakan 

Untuk menguasai teknik dasar bermain bolavoli yang baik dan benar, diperlukan suatu latihan keterampilan yang terencana (terprogram). Belajar keterampilan gerak

Biasanya untuk mengasah kemampuan membaca sandi morse diperlukan satu orang pembina pramuka atau anggota pramuka yang mahir dalam sandi morse untuk simulasi pengiriman

Kekayaan yang tak ternilai harganya adalah pemanfaatan waktu. Orang berhasil jadi cendikiawan karena mahir mengisi dan memanfaatkan waktu. Sebaliknya, mereka akan gagal,

Penyusunan prosedur merupakan dasar yang diperlukan untuk menyusun rancangan prosedur lebih rinci pengelolaan kelas. Dengan kata lain, penyusunan rancangan