• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE AND SHARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE AND SHARE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

SHARE (SSCS) TERHADAP MOTIVASI, HASIL BELAJAR, DAN

RETENSI SISWA KELAS X SMA MALANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Fatia Rosyida, Aloysius Duran Corebima, Eko Sri Sulasmi

FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang E-mail: fatiarosyida9@gmail.com

ABSTRACK: The problems of learning Biology have found in some researches and the observation result from X grade of SMA Negeri 1 Malang are that the motivation, the learning result, and the students’ retention is still low. The aim of this research is to know the influence of SSCS learning to the motivation, the learning result, and students’ retention. This research is kind of quasi experiment. The research sample is X MIA 2 class and X MIA 3 of SMAN 1 Malang. The source of data is from motivation poll, motivation observation sheets, students’ psychomotoric observation sheets, and the test. The research result of SSCS learning gives influence to the motivation and the learning result. However, it does not give influence to the students’ retention. SSCS learning motivation is higher 5,12% than conventional, while SSCS learning result of cognitif learning is higher 44,959% than conventional learning, and the SSCS learning result of psychomotoric learning is higher 2,8% than conventional learning.

Keywords: SSCS, learning motivation, learning achievement, and retention

Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, buktinya di dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak ditemukan siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Siswa mengobrol dengan teman sebangku, tidur, me-ngantuk, dan main HP. Keadaan siswa saat pembelajaran menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa di Indonesia masih rendah. Utami (2010), Ersanto (2013), Antika (2013), dan Susila (2013) mengungkapkan permasalah yang banyak ditemukan pada pembelajaran Biologi masih rendahnya motivasi, hasil belajar, dan retensi siswa. Permasalahan ini diperkuat dengan hasil observasi di SMAN 1 Malang menunjukkan pembelajaran Biologi di SMAN 1 Malang sudah menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, tetapi masih kurang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa merasa kurang tertarik dan bosan dengan pembelajaran Biologi, karena mereka beranggapan pembelajaran Biologi menghafal materi. Ketuntasan pembelajaran biologi belum mencapai 85% siswa dalam 1 kelas, sehingga harus dilakukan remidi. Motivasi belajar masih rendah mengakibatkan hasil belajar dan retensi belajar menurun.

Salah satu cara untuk memecahkan permasalahan dengan menggunakan pembelajaran SSCS. Pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS). Pembelajaran SSCS adalah model pembelajaran berbasis masalah yang melibatkan siswa dalam setiap tahapnya (Azizahwati, 2008). Tahap pertama search yaitu tahap pencarian, pada tahap ini melibatkan proses berpikir siswa mengumpulkan ide-ide untuk mencari masalah. Tahap kedua solve adalah tahap pemecahan masalah yaitu siswa mengumpulkan alternatif yang mungkin untuk memecahkan masalah. Tahap ketiga create yaitu menyimpulkan, pada tahap ini siswa mendiskusikan dan menyimpulkan jawaban yang ditemukan. Tahap yang keempat share adalah tahap menyajikan jawaban di depan kelas, pada tahap ini

(2)

terjadi interaksi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa untuk meningkatkan hasil belajar (Pizzini, Abell, dan Shapardson, 1998). Pembelajaran SSCS diharapkan dapat meningkatkan Motivasi, Hasil belajar, dan Retensi siswa.

METODE

Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dari bulan Januari-Mei 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA di SMAN 1 Malang yang berjumlah 8 kelas. Sampel penelitian ini kelas X MIA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan kedua kelas sudah diuji kesetaraan kelas menggunakan anava tunggal.

Penelitian ini menggunakan instrumen yang terdiri dari instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan terdiri dari Silabus, RPP, dan LKS yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran SSCS. Instrumen pengukuran terdiri dari 20 soal uraian untuk hasil belajar kognitif dan retensi. Instrumen pengukuran untuk hasil belajar psikomotor dengan lembar pengamatan psikomotor siswa, motivasi belajar instrumen pengukuran menggunakan angket, dan lembar observasi motivasi belajar.

Pengumpulan data

a. Melakukan uji kesetaraan untuk mengetahui tingkat kesetaraan sampel yang digunakan dalam penelitian.

b. Melaksanakan tes awal atau pre test hasil belajar kognitif dan motivasi yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan motivasi awal siswa.

c. Melakukan pembelajaran dengan Pembelajaran Search Solve Create and Share pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensioanal atau pembelajaran yang sering digunakan di sekolah pada kelas kontrol yang biasa diterapkan oleh guru pengajar.

d. Melakukan observasi terhadap hasil belajar psikomotor dan motivasi belajar siswa menggunakan lembar observasi hasil belajar psikomotor dan lembar observasi motivasi belajar siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Observasi ini dilakukan oleh 4 observer. Observasi motivasi belajar 1 observer mengamati 4 siswa, sehingga total siswa yang diamati 16 siswa. Observasi hasil belajar psikomotor 1 observer mengamati 2-3 siswa, sehingga total siswa yang diamati 10 siswa.

e. Melakukan pembagian angket motivasi belajar kepada pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa.

f. Melakukan tes akhir (post test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

g. Melakukan tes tak terduga minimal 2 minggu setelah post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui retensi siswa.

Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa data motivasi belajar dari angket, motivasi belajar dari lembar observasi motivasi belajar, hasil belajar, dan retensi. Analisis data motivasi belajar dari angket dan hasil belajar kognitif dianalsis dengan Anakova SPSS 16,0 For Windows. Data motivasi belajar dari lembar observasi motivasi

(3)

dianalisis dengan ANOVA SPSS 16,0 For Windows, sedangkan hasil belajar psikomotor dianalisis secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Motivasi Belajar dari Angket Siswa

Pembelajaran SSCS diperoleh F hitung sebesar 8.805 dengan Sig. 0,004 (p < 0,05), artinya Ho ditolak dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh pembelajaran SSCS terhadap motivasi belajar diterima. Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pembelajaran SSCS terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar pada pembelajaran SSCS lebih tinggi 5,12% dari pada pembelajaran konvensional (Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata Skor Motivasi Belajar Terkoreksi

No Variabel pembelajaran Rata-rata Selisih Rata-rata terkoreksi Awal Akhir

1 Pembelajaran SSCS 71,99 75,875 3,885 74,875 2 Konvensional 70,05 70,76 0,71 71,228

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Motivasi Belajar dari Lembar Observasi

Pada perhitungan ini digunakan analisis anava tunggal dengan SPSS.16. Hasil perhitungan menunjukkan F hitung 46,387 dengan angka signifikansi 0,000 (p < 0,005), artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran SSCS lebih tinggi 50,79% dibandingkan pembelajaran konvensional. Data hasil rata-rata motivasi belajar dari lembar observasi motivasi siswa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Skor Motivasi Belajar dari Lembar Observasi Motivasi belajar Siswa

No Pembelajaran Rata-rata Skor Selisih

1 SSCS 65.55

22,08 2 Konvensional 43.47

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa

Hasil analisis anakova Pembelajaran SSCS diperoleh F hitung 45,775 dengan sig. 0,000, artinya Ho ditolak dan hipotesis penelitian yang berbunyi ada pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap hasil belajar kognitif siswa diterima. Angka signifikansi menunjukkan ada pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar kognitif pada pembelajaran SSCS lebih tinggi 44,959% dari pembelajaran konvensional (Tabel 3).

Tabel 3. Rata-rata Skor Hasil Belajar Kognitif Terkoreksi

No Variabel pembelajaran Rata-rata Selisih Rata-rata terkoreksi Tes awal Tes akhir

1 Pembelajaran SSCS 25,50 64,90 39,4 64,311 2 Konvensional 22,70 43.77 21,07 44,365

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Retensi siswa

Pada Pembelajaran SSCS diperoleh F hitung sebesar 0,301 dengan Sig. 0,586 (p > 0,05), sehingga Ho yang menyebutkan bahwa “tidak ada pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap retensi belajar siswa diterima dan hipotesis penelitian yang berbunnyi ada pengaruh pembelajaran SSCS terhadap retensi

(4)

ditolak. Jadi pembelajaran SSCS tidak berpengaruh terhadap retensi belajar siswa. Pembelajaran SSCS memiliki rata-rata terkoreksi lebih rendah dibandingkan pembelajaran konvensional (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata Skor Retensi Belajar Terkoreksi

No Variabel pembelajaran Rata-rata Selisih Rata-rata terkoreksi Prostes Retensi

1 Pembelajaran SSCS 64,90 55,27 -9,63 49,190 2 Konvensional 43.77 44,97 1,2 51,044

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Data skor rata-rata hasil belajar psikomotor pada Pembelajaran SSCS sebesar 91,875, sedangkan pada Pembelajaran Konvensional sebesar 89,375. Hasil belajar psikomotor pembelajaran SSCS lebih tinggi 2,8% dibandingkan pembelajaran konvensional. Diagram skor rata-rata hasil belajar psikomotor pada Pembelajaran SSCS dan Pembelajaran Konvensional dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram Hasil Belajar Psikomotor PEMBAHASAN

Pengaruh Pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS) terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Siswa.

Pembelajaran SSCS adalah model pembelajaran berbasis masalah yang menekankan pada penggunaan metode ilmiah, logis dan teliti. Pembelajaran SSCS memiliki 4 fase pembelajaran yakni fase Search, Solve, Create, dan Share. Tujuan penelitian adalah untuk mengatahui pengaruh pembelajaran SSCS terhadap motivasi hasil belajar, dan retensi siswa. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran SSCS berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, tetapi tidak berpengaruh terhadap retensi siswa.

Pembelajaran SSCS berpengaruh terhadap motivasi belajar karena model Pembelajaran SSCS ini mengaktifkan siswa dalam setiap tahap pembelajarannya. Pada tahap search guru membuat siswa menemukan banyak pertanyaan yang bermutu; tahap solve guru mengarahkan siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan jawaban pertanyaan; create mengumpulkan data yang ditemukan dalam penyelidikan, menafsirkan dan mendokumentasikan temuan; serta share mempresentasikan hasil temuan keforum terbuka (Huber dan Moore, Tanpa Tahun). Pizzini (1992) menyatakan salah satu keunggulan Pembelajaran SSCS dapat meningkatkan interkasi dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini sejalan

88 88.5 89 89.5 90 90.5 91 91.5 92 92.5 Pembelajaran SSCS Pembelajaran konvensioanl Skor rata-rata

(5)

dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2011) yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran SSCS dan Problem Based Instruction (PBI) terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa” menunjukkan model Pembelajaran SSCS selain dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas, tetapi juga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi tentunya akan memiliki motivasi tinggi dalam pembelajaran di kelas.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2010). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang sejalan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa, sehingga terbukti bahwa motivasi yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sulistyo (2013) menyatakan pembelajaran PBL dipadu NHT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Pradnyana, dkk (2013) memperkuat dalam penelitannya menyatakan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam belajar matematika. Pembelajaran SSCS dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif, aktif, dan siswa lebih dapat bekerjasama untuk menemukan jawaban dari permasalahan (konsep materi). Pengajuan permasalahan pada Pembelajaran SSCS ini dapat memicu siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Siswa lebih ingin tahu tentang materi pembelajaran sehingga siswa lebih meningkatkan penalaran siswa untuk menemukan jawaban, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep materi. Pembelajaran SSCS dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah dalam belajar dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam berpikir untuk menjawab pertanyaan dalam pembelajaran maupun saat tes, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar siswa, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh daya ingat (retensi) siswa terhadap materi. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan hasil belajarnya tinggi seharusnya lebih dapat mengingat konsep materi. Syamsi dan Haryadi (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kemampuan pada Pembelajaran SSCS berbasis masalah membuat siswa lebih dapat memperkaya konsep, siswa dapat lebih mengingat materi pembelajaran, membantu siswa lebih perhatian terhadap pembelajaran dan mendorong siswa untuk lebih banyak membaca materi.

Hasil penelitian terhadap retensi menunjukkan Pembelajaran SSCS tidak dapat meningkatkan retensi siswa meskipun motivasi dan hasil belajarnya meningkat. Pembelajaran SSCS skor rata-rata mengalami penurunan dibandingkan nilai tes akhir, sehingga tidak mengalami kenaikan. Adanya kenaikan rata-rata skor pada pembelajaran konvensional saat tes retensi dibandingkan skor tes akhir, karena waktu pemberian retensi jaraknya tidak begitu jauh dengan waktu ulangan harian dan adanya review pada materi Animalia, sehingga siswa dimungkinkan masih ingat materi yang baru saja dipelajari. Pada kelas Pembelajaran SSCS tidak ada review pembelajaran, sehingga siswa sudah mengalami lupa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Amaliah (2013) menunjukkan tidak ada pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap retensi siswa. Faktor yang menyebabkan terjadinya proses lupa yakni informasi atau materi tidak dipelajari lagi setelah diajarkan oleh guru dan banyaknya

(6)

informasi-informasi baru yang masuk dalam pikiran siwa kemudian menekan informasi lama. Tinto (2003) tidak terpenuhinya 5 kondisi yang dapat mempengaruhi retensi belajar yakni harapan (expectation), dukungan (support), umpan balik (feedback), keterlibatan (involvement), dan pembelajaran (learning). Alasan lainnya adalah adanya permasalahan pada proses penerimaan materi sampai penyimpanan. Winkel (1991) menyatakan proses lupa yang terjadi pada siswa karena kurangnya perhatian pada fase kosentrasi dan pengolahan materi tidak sempurna sebelum dimasukan ke dalam ingatan jangka panjang (LTM). Sebagian materi yang seharusnya diolah hanya disentuh-sentuh sebentar kemudian keluar, sebagian dari materi diolah dalam STM secara tidak sempurna. Pengolahan yang tidak sempurna ini mengakibatkan informasi yang dimasukan ke LTM tidak sempurna, sehingga tidak dapat terorganisasi dengan baik dalam LTM. Akibatnya siswa sulit mencari informasi yang dibutuhkan dalam LTM, sehingga walaupun siswa mengingat informasi yang diingat tidak sempurna.

Pembelajaran SSCS tidak dapat meningkatkan retensi belajar siswa karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran SSCS. Siswa lebih sering menghafal istilah dalam biologi dibandingkan konsep biologi, sehingga ketika mereka dihadapkan pada suatu permasalahan siswa mengerjakannya hanya sebagai tugas saja belum dianggap begitu penting. Siswa terbiasa mengerjakan ulangan harian dengan soal pilihan ganda sehingga siswa menganggap permasalahan itu hanya sekedar tugas dan mereka tetapi beraggangapan menghafal istilah dan konsep yang lebih peniting untuk dipelajari.

Pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Hasil analisis deskriptif menunjukkan pembelajaran SSCS dapat meningkatkan psikomotor siswa. Pembelajaran SSCS dapat meningkatkan psikomotor karena pembelajaran SSCS yang dilakukan pada penelitian ini tahap slove nya menggunakan praktikum. Zulhelmi (2013) yang menyatakan hasil belajar psikomotor dapat meningkat karena siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan sikap dan keterampilan psikomotor mereka dalam pembelajaran. Penguasaan proses yang optimal dalam kegiatan praktikum dapat membantu siswa membangun konsep sains fisika yang mereka pelajari.

Hasil belajar psikomotor berhubungan dengan hasil belajar kognitif siswa. Pada penelitian ini hasil belajar psikomotor dan hasil belajar kognitif siswa lebih meningkat dengan Pembelajaran SSCS dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pratiwi (2009) menyatakan proses pembelajaran yang melibatkan fisik dan mental dengan melakukan percobaan atau diskusi pemecahan masalah dapat memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga hasil belajar lebih baik dan lebih bermakna. Pembelajaran SSCS yang dilakukan dengan pemecahan masalah melalui praktikum akan lebih memudahkan siswa menerima konsep materi. Pembelajaran SSCS dengan praktikum tidak hanya membuat siswa berimajinasi dan membaca literatur untuk menyelesaikan masalah, tetapi membuat siswa simulasi nyata dengan praktikum mengamati benda asli. Siswa melakukan pengamatan benda asli membauat siswa mendapat pengalaman nyata pada Pembelajaran SSCS. Adisusilo (2010) menyatakan Kerucut pengalaman Edgar Dale menjelaskan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari. Proses mengamati dan melakukan gerakan melalui media pembelajaran (media

(7)

praktikum) akan membuat siswa semakin konkret mempelajari materi. Siswa paham materi menjadikan hasil belajar kognitif siswa meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh Pembelajaran SSCS terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, tetapi tidak berpengaruh terhadap retensi belajar siswa. Motivasi belajar dari angket motivasi menunjukkan pembelajaran SSCS lebih tinggi sebesar 5,12% dibandingkan pada pembelajaran konvensional, sedangkan dari lembar observasi motivasi menunjukkan 50,79% lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional. Hasil belajar kognitif pada pembelajaran SSCS lebih tinggi 44,959% dibandingkan pada pembelajaran konvensional. Hasil belajar psikomotor pembelajaran SSCS lebih tinggi 2,8% dibandingkan pembelajaran konvensional. Saran yang dapat diberikan Pembelajaran SSCS lebih dikembangkan lagi agar dapat melatih pemikiran dan penalaran siswa. Meningkatnya pemikiran dan penalaran siswa dapat menjadikan siswa lebih memahami materi dan lebih mengingat, serta dapat menghilangkan kebiasaan menghafal materi/konsep pelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Adisusilo, S. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran dan Sumber Ajar. (Online), (http://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/06/media-pbm.pdf), diakses tanggal 18 Mei 2014.

Amaliah, S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give terhadap Retensi Siswa dalam Tatanama Ilmiah pada Konsep Jamur. (Online).

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4968/1/101 317-SITI%20AMALIAH-FITK.PDF), diakses tanggal 11 Mei 2014 Adisusilo, S. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran dan Sumber Ajar. (Online),

(http://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/06/media-pbm.pdf), diakses tanggal 18 Mei 2014.

Antika, L. 2013. Perbandingan Keterampilan Metakognitif, Hasil belajar Biologi, dan Retensi antara Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Rendah Kelas X SMA Di Malang Melalui Stretegi Problem Base Learning (PBL). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Azizahwati. 2008. Penguasaan Materi Kapita Selekta Fisika Sekolah II

Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP UNRI Melalui Penerapan model Pembelajaran Search Solve Create Share. Jurnal Geliga Sains,2 (2):17-19. (Online),

(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/downloa/1584/1559), diakses tanggal 03 Desember 2013.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ersanto. G.F. 2013. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament Dipadu dengan Inkuiri Terbimbing melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.10 SMA Negeri 1 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM

(8)

Huber, R.A. Tanpa Tahun. A Model for Extending Hands-On Science to be Inquiry-Based. (Online), (http://people.uncw.edu/huberr/srone.pdf), diakses tanggal 13 Mei 2014.

Pizzini, L. E., Abell, S.K & Shapardson, D. S.. 1988. Rethinking Thinking in the Science Classroom. The Science Teacher. (Online),

(http://plato.acadiau.ca/COURSES/Educ/GMacKinnon/EDUC4143/gr aphics/Rethinking%20thinking.pdf), diakses tanggal 6 0ktober 2013. Pizzini, L. E. 1992. A Comparasion of The Classroom Dynamics of a Problem

Solving and Traditional Laboratory Model of Instruction Using Path Analysis. Journal of Research in Sciences Teaching, 29 (3)” 243-258. Pradnyana, dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap

Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD.

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar Vol (3). (Online),

(http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/v iewFile/528/320), diakses tanggal 11 Mei 2014.

Pratiwi. 2009. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar dalam Pembelajaran. (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-pratiwi-puji- astuti-mpd/pemanfaatan-lingkungan-sekitar-dalam-pembelajaran-ipa-di-sd.pdf), diakses tanggal 13 Mei 2014.

Sulistyo, E. P. 2013. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Problem Based Learning dipadu Number Head Together melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 9 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM Malang.

Susila, R. I. 2013. Pengaruh Waktu Pemberaian LKS melalui Starategi Problem Base Learning terhadap Pengingkatan Hasil Belajar Kognitif Biologi dan Retensi Siswa Kelas XI Man Kota Malang. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang: FMIPA UM Malang.

Syamsi, N.dan Haryadi, E. 2012. Pengaruh Model pembelajaran Problem Posing dengan Strategi Search Solve Create and Share terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Tehnik Elektro. 1 (2): 93-100. (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-elektro/article/view/464/baca-artikel), diakses tanggal 03 Desember 2013.

Tinto, V. 2003. Promoting student Retention Through Classroom Pratice. (Online),

(http://userpages.flemingc.on.ca/~jmior/EDu705Humber/Articles/Tint o%20Retention.pdf), diakses tanggal 13 Mei 2014.

Utami, M.F. 2010. Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together terhadap Motivasidan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTS Surya Buana Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM Winkel. W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

Zulhelmi. 2009. Penilaian Psikomotor dan Respon Siswa dalam Pembelajaran Sains Fisika melalui Penerapan Penemuan Terbimbing di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains,3 (2):8-13. (Online),

(9)

(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/download/300/294), 3 Mei 2014.

Gambar

Tabel 2. Rata-rata Skor Motivasi Belajar dari Lembar Observasi Motivasi belajar Siswa
Gambar 1 Diagram Hasil Belajar Psikomotor

Referensi

Dokumen terkait

This study explored the features of a Moodle-site used in teaching how to write narrative texts in English as a foreign language (EFL) context at the eighth grade level of

LAKIP Tahun 2013 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 adalah dokumen

Asesmen portofolio berdampak positif terhadap sikap siswa pada.

Aplikasi Cakewalk 8.0 dapat digunakan untuk membuat atau mengubah suatu ilustrasi musik dengan dibantu oleh suatu perangkat musik yang masih sederhana seperti gitar akustik, hingga

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Iwan

Sebutan sayang ( pet name ) seperti Honey digunakan dalam hunungan yang lebih akrab lagi. Dalam lingkungan manapun ketika seseorang dihadapkan pada struktur hirarkis,

Sistem yang diterapkan pada ruang koleksi refrense yaitu sistem layanan terbuka dimana pengunjung dapat mengambil buku secara langsung di rak yang tersedia, namun

komponen yang lain agar tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai