• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rahab: Menuju Pembebasan dan Transformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rahab: Menuju Pembebasan dan Transformasi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Rahab: Menuju Pembebasan dan

Transformasi

(2)
(3)

• Ia merupakan karakter menarik yang memperoleh

perhatian pembaca Alkitab Ibrani di sepanjang waktu. Ada berbagai hasil penafsiran terhadap tokoh ini.

• Para penafsir Yahudi awal mengubah profesinya dari seorang pelacur menjadi seorang proselit atau orang yang kemudian percaya kepada Yahweh sehingga ia bisa/cocok menjadi pahlawan bangsa.

• Tradisi Talmud menikahkannya dengan Yosua

sedangkan tradisi Midrash menjadikannya sebagai nenek moyang para imam dan nabi-nabi.

• Di dalam Perjanjian Baru, Rahab diberikan status tertinggi sebagai nenek moyang Yesus.

• John Calvin memujinya sebagai contoh dari pertobatan yang radikal, model keramahtamaan dan tipe gereja yang sejati.

(4)

• Para penafsir modern yang menggunakan metode kritik-historis mengakui bahwa cerita Rahab mengandung gaya dan bahasa yang mengingatkan salah satu sumber yang diproduksi pada masa Raja Yosia yaitu Deuteronomistic History (DH).

• Namun ahli seperti Martin Noth melihat adanya sumber yang berasal dari tradisi oral atau lisan yang sebenarnya sudah ada sebelum penulisan teks Yosua dan disebarkan di kalangan orang Israel guna menjelaskan keberadaan klan Rahab yang merupakan orang Kanaan di tengah-tengah bangsa Israel. ditambahkan di dalam teks oleh para

redaktor Deuteronomis. Cerita lisan ini kemudian

dimasukkan ke dalam agenda DH adalah untuk mendukung teologi dan lembaga kultus perang suci (Allah sendirilah

yang memimpin bangsa Israel untuk berperang melawan bangsa Kanaan).

(5)

Analisa Redaksi Yos 2

• Ada beberapa bukti di dalam teks sendiri yang

menunjukkan bahwa cerita Rahab merupakan cerita independen atau yang berdiri terpisah dari teks-teks yang lainnya di dalam kitab Yosua

a. Pasal 2 tidak merupakan bagian cerita lanjutan dari pasal 1 (perintah untuk menyeberang) dan pasal 3

(penyeberangan).

b. Shitim tidak disebutkan di dalam versi kitab Ulangan tentang pengembaraan di padang gurun.

c. Tiga hari yang terdapat di dalam 2:16, 22 dapat diasosiasikan dengan kronologi yang ada di dalam

pasal 1:11 dan 3:2 “only with difficulty if at all.” Hal-hal di atas menunjukkan bahwa beberapa bagian dari

(6)

• Jika kita bersetuju bahwa cerita Rahab ini merupakan sumber terpisah yang dimasukkan ke dalam kitab Yosua maka para ahli menempatkan cerita ini pada periode Zaman Perunggu Akhir/Besi Awal (ca. 1400-1000 SZB).

• Untuk itu perlu digambarkan tentang tentang latar belakang sosio-historis pada periode tersebut yang dapat dipahami dengan

memperhatikan dinamika hubungan ekonomis, sosial, politik dan ekonomi di antara bangsa Kanaan sendiri dengan negara super power yang berkuasa pada saat itu yaitu Mesir.

• Penelitian arkeologi sendiri tidak menyediakan informasi tentang keberadaan kota-kota Kanaan di daerah Yeriko. Namun informasi utama yang berhubungan dengan keadaan militer, ekonomi dan arsitek di beberapa kota besar di Kanaan seperti Megiddo

memberikan kepada kita gambaran tentang bagaimana raja di

(7)

• Di dalam Rahab, raja Yeriko digambarkan sebagai

seseorang yang selalu berada “on the top of his

game” dalam menjaga keamanan kotanya 

membangun gerbang kota yang ditutup pada

malam hari untuk melindungi kota dari bahaya;

memerintahkan penjagaan ketat untuk

mengetahui siapa yang masuk dan keluar di

kotanya.

• Analisa kelas sosial menunjukkan kondisi sosial

politik di Yeriko dapat digambarkan dengan

(8)
(9)

• Piramida kekuasaan di atas menunjukkan dinamika kelas sosial yang dapat kita tangkap di dalam cerita Rahab.

• Raja  memberikan pajak yang sangat besar kepada rakyat baik untuk membayar pajak kepada Mesir

maupun untuk memperkaya diri. Rakyat seperti Rahab dan keluarganya diperas habis-habisan untuk

memenuhi harapan para elit.

• Raja  dengan kekuasaan militernya mengasumsikan bahwa rakyat akan taat dan loyal kepadanya. Di dalam cerita Rahab, ia begitu percaya pada anggapan ini

sehingga ketika para pasukannya bertemu dengan Rahab mereka percaya begitu saja pada apa yang dikatakan oleh Rahab.

(10)

• Raja tidak menyangka bahwa rakyat seperti

Rahab yang kemungkinan telah muak dan

menderita dengan keadaan yang ditimpakan

kepada mereka dapat saja menunjukkan bentuk

perlawanannya dengan cara bekerja sama

dengan para pengintai yang kemungkinan berada

dalam kelompok kelas bawah seperti dirinya.

• Coote and Whitelam, Chaney mengatakan

bahwa Rahab dan klannya  bagian dari kelas

petani yang menolak kekuasaan sistem

(11)

Rahab: Memasuki Ruang Ketiga

• Membaca cerita Rahab dengan memperhatikan

lapisan redaksi awal yang disebut para ahli

sebagai cerita mandiri yang disebarkan di

kalangan orang Israel untuk menjelaskan

keberadaan klan Rahab di tengah-tengah bangsa

tersebut akan menghantarkan kita pada peran

Rahab sebagai seorang “trickster” atau

“perempuan cerdik.” Hal ini bisa kita lihat dari

caranya untuk mengibuli rajanya sendiri dan para

pengintai Israel guna menjamin keselamatan

(12)

• Di sini, cerita ini merefleksikan konflik dan ketegangan di antara Rahab – sang pelacur kelas bawah – dengan rajanya. Rahab dengan berani menantang kekuasaan sang raja. Dia juga dengan cerdiknya menawarkan

pertolongan kepada kedua pengintai Israel – dua orang asing yang juga termasuk kaum marginal – dan

mengunakan bahasa mereka hesed and berît untuk

memaksa mereka membuat sebuah perjanjian

dengannya bagi keselamatannya di masa yang akan datang.

• Sebagai seorang “trickster,” Rahab menggunakan kesempatan yang ada guna mengatasi

ketertindasannya dan memainkan “kartunya” secara strategis dalam rangka mencapai tujuannya tersebut.

(13)

• Kesan tentang peranan Rahab sebagai seorang

trickster/perempuan cerdik dengan kepribadian

yang ambigu yang menipu orang lain sebagai cara

untuk mempertahankan diri di dunianya yang

keras dapat kita lihat di sepanjang cerita.

• Di dalam perjumpaannya dengan kedua orang

Israel dan rajanya sendiri, Rahab tahu bahwa baik

sang raja maupun kedua orang asing tersebut

sangat tertarik kepadanya dan melihat rumahnya

sebagai tempat pertemuan. Lokasinya rumahnya

di dalam tembok kota memudahkannya untuk

berpindah secara bebas dari dunia yang dihuni

oleh pemimpin kotanya dan dunia di luar batasan

kebudayaannya.

(14)

• Posisi Rahab ini setara dengan apa yang

dikatakan oleh Barbara Babcock yang melihat

karakter “trickster” sebagai orang yang

mendiami dua belah sisi atau berada di

perbatasan dua sisi / ruang di antara. Di

sinilah lokasi/tata letak keberdiaman fisiknya

memberikan Rahab kesempatan untuk

menyajikan sebuah penampilan yang sangat

menyakinkan di mana ia memberikan kesan

bahwa dia adalah teman kedua orang Israel

dan bahwa ia bekerja sama dengan baik

(15)

• Hal ini dapat dilihat di dalam ayat 4-5 ketika

Rahab mengijinkan para utusan rajanya untuk

mengasumsikan bahwa kedua orang Israel

memang telah datang ke rumahnya sebagai

kliennya. Rahab kemudian mengambil saja

perkataan yang telah digunakan oleh rajanya

sendiri di dalam proses investigasi yang penuh

dengan implikasi seksual (bo’ /“come into/to):

(16)

“Orang-orang itu telah masuk ke dalam (tubuhmu)” “Ya, orang-orang telah masuk ke dalam (tubuhku)”

“Orang-orang yang telah datang berasal dari kaum Israel” “Tapi aku tidak tahu dari mana asal mereka”

“Keluarkan mereka sekarang” “Tetapi mereka telah pergi”

o Dari percakapan Rahab ini seolah-olah menunjukkan

bahwa sebagai pelacur, ia tidak tertarik untuk menyelidiki dari

mana datangnya para kostumernya atau ke mana mereka pergi. Dia menggunakan pelacuran sebagai alat pelindung untuk mengklaim bahwa ia tidak bersalah dan juga mengklaim haknya untuk tidak peduli terhadap situasi yang terjadi. Dan dengan melakukan hal ini ia memelintir stigma dan asumsi sebagai pelacur yang melekat

pada dirinya dan membuat stigma itu melayani tujuannya pada saat itu.

(17)

• Lebih lanjut, kecerdasan dan kecerdikan Rahab juga terlihat dalam caranya berhubungan dengan orang Israel. Dia

bersusah payah menyembunyikan kedua pengintai

tersebut, mempertaruhkan nyawanya sendiri dan dengan demikian memberikan kesan yang efektif kepada kedua orang Israel tersebut bahwa mereka aman di tangannya. Namun ketika pintu telah tertutup dan kedua orang ini telah terperangkap di dalam kota tersebut maka

tersadarlah mereka tentang kerapuhan dan

ketidakberdayaan mereka di tangan sang perempuan

tersebut. Mereka tidak punya pilihan kecuali melihat Rahab sebagai seseorang yang memiliki agenda tersebunyi. Rahab dengan demikian adalah seorang perempuan yang pandai, proaktif dan tidak takut untuk melawan dan mengibuli

rajanya sendiri dan menggunakan kecerdikannya untuk memperoleh apa yang menjadi tujuannya.

(18)

• Tindakannya tersebut dengan kata lain berfungsi sebagai

perlawanan yang mengancam memampuan sang raja dan para pengintai untuk memahami dan mengontrolnya sebagai subjek penindasan mereka.

• Pertanyaannya adalah apa yang memicu Rahab untuk mengelabui para penjaga Yeriko, membalikkan punggungnya terhadap rajanya sendiri dan memilih untuk mempertaruhkan nyawanya sendiri

untuk menyelamatkan dua orang Israel tersebut? Apakah ia seorang penghianat?

• Analisa sosiologi saya yang sangat sensitif terhadap keadaan sosial ekonomi dan politik dari perempuan miskin dan termarginalisasi seperti Rahab di dalam konteks masyarakat Kanaan pada Zaman Perunggu Akhir/Besi Awal, menunjukkan adanya pilihan hidup Rahab yang berbeda dengan harapan yang dimiliki masyarakat untuk seorang perempuan yang berasal dari kelas petani kecil seperti dirinya. Hal ini merupakan konsekuensi dari keadaan

(19)

• Seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa akibat dari kehadiran Mesir di tengah-tengah bangsa Kanaan

adalah sangat besar. Orang-orang yang terpinggirkan harus berurusan dengan berbagai macam bentuk penindasan

seperti pembayaran pajak yang sangat besar, kehilangan hak kepemilikan tanah, dan bentuk eksploitasi lainnya yang mengancam kemanusiaan mereka sementara orang-orang elit dan kelas penguasa menerima perlakuan yang berbeda dari imperial Mesir.

• Lebih lanjut, penguasa mereka sendiri yang diberikan kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan secara otonom oleh pihak Mesir memimik/meniru mentalitas kepemimpinan Mesir dan menindas rakyatnya sendiri

dengan kejamnya. Orang-orang kecil seperti Rahab dipaksa untuk melakukan apapun yang mereka bisa guna menjamin kelangsungan perekonomian mereka.

(20)

• Dalam kondisi itu, perempuan seperti Rahab dipaksa untuk menggunakan tubuhnya sendiri sebagai alat untuk menyediakan jasa seksual dengan imbalan pembayaran.

• Sebagai seorang perempuan Kanaan, Rahab

mengalami berbagai bentuk penjajahan. Ia dijajah oleh rajanya sendiri dan ia dijajah oleh sistem patriarki yang melihat kehadirannya sebagai seorang pelacur sebagai sesuatu yang dapat ditoleransi tetapi dikutuk. Ia adalah seorang perempuan yang berdiri di luar batas-batas

yang dapat diterima oleh masyarakat. Ia memiliki

sejumlah stigma yang melekat pada dirinya. Ia dilihat sebagai seorang perempuan egois yang hanya

memedulikan keuntungannya sendiri dan sebagai seseorang yang menukarkan moral/harga dirinya sendiri demi uang.

(21)

• Di samping itu, penting pula untuk

menekankan bahwa Rahabpun melakukan apa

yang dilakukan guna mempertahankan

kehidupan keluarganya/rumah bapa “bet ‘ab”

yang pada saat itu terancam hancur karena

kesulitan perekonomian yang disebabkan oleh

penjajahan berlapis yang keluarganya beserta

dengan komunitasnya alami. Pentingnya bet

‘ab di dalam konteks Israel kuno tidak bisa

dianggap sepele karena identitas seseorang

dibentuk dan didasarkan pada bet ‘ab-nya.

(22)

• Tindakan perlawanan Rahab untuk

membebaskan dirinya dari berbagai bentuk

penindasan yang dialaminya lebih lanjut

digarisbawahi melalui caranya untuk

berhubungan dengan kedua pengintai Israel.

Guna menjamin keselamatannya di masa yang

akan datang, Rahab secara efektif

mengingatkan para pengintai tentang

ketulusan dan kebaikan yang telah

diberikannya secara cuma-cuma kepada

bangsa Israel.

(23)

• Secara hati-hati ia menamakan tindakan tersebut sebagai hesed dan menuntut tindakan balasan yang setara dari para penerima hesed tersebut. Dalam hal ini sepertinya Rahab, sang trickster/perempuan cerdik, juga memiliki pengetahuan tentang hesed (belas

kasih/kebaikan) yang memiliki hubungannya dengan pembuatan perjanjian (berît) yang ada di tradisi Israel.

Glueck mendefinisikan hesed sebagai “tindakan yang dilakukan sesuai dengan hubungan timbal balik dari hak dan kewajiban, sesuai dengan hubungan yang ‘saling’ yang dikarakteristikkan dengan sikap yang timbal balik, saling membantu, tulus, ramah, penuh

(24)

• Di dalam hal ini, Rahab berada di dalam posisi untuk memaksa kedua tamunya untuk melaksanakan

permintaannya karena jelas ia masih memiliki kontrol yang penuh atas situasi yang ada dan nasib kedua

tamunya berada di tangannya. Dengan pemikirannya yang cerdik Rahab menyadari bahwa kondisi ini bisa saja berubah terbalik begitu para pengintai berhasil memasuki wilayahnya.

• Demikianlah dalam rangka menjamin bahwa kedua pengintai tersebut akan membalas tindakan hesed –nya di masa yang akan datang maka ia memaksa

mereka untuk membuat perjanjian dengannya. Hal ini dilakukan dengan sangat cerdiknya yaitu dengan

mendahului kata hesed dengan ‘āśâ (“untuk

mengikat”) – suatu ekspresi yang sering berhubungan dengan loyalitas terhadap komitmen perjanjian.

(25)

• Hal ini menunjukkan bahwa Rahab tahu hubungan antara hesed dan berît (covenant/oath) yang mana

keabadian hesed dijamin oleh kehadiran sebuah berît.

• Di samping itu Rahab juga menyegel negosiasi ini dengan membawa serta nama Yahweh di dalam

perjanjian tersebut sehingga membuat para pengintai ini berkewajiban untuk memenuhi janji mereka

tersebut. Karena jika tidak maka mereka bukan lagi

hanya harus berhadapan dengan Rahab saja melainkan dengan Yahweh sendiri yang akan menghukum mereka jika perjanjian tersebut dilarang. Di sinilah hesed telah menjadi alat/sarana bagi Rahab untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya dan dengan demikian

(26)

• Di dalam proses transformasi ini ruang ketiga menjadi

tempat perlawanan sekaligus sebuah tempat untuk berbagi. • Menciptakan ruang ketiga inilah yang dilakukan oleh Rahab.

Di sini ia menuntut orang Israel untuk meruntuhkan batasan yang mereka ciptakan dan menerima

keberadaannya di tengah-tengah mereka namun pada saat yang sama ia tetap mempertahankan keberadaan dirinya yang tidak termasuk di dalam kategori “kita” atau “mereka.” Ia berada di suatu tempat yang ada di tengah-tengah, yang baru dan dinamis. Di tempat itu masih tetap ada ruang

untuk “meragu” seperti yang dimiliki oleh Rahab terhadap orang Israel dan Israel terhadapnya yang nantinya akan ditunjukkan melalui respon mereka terhadapnya ketika mereka berinisiatif untuk merevisi perjanjian yang mereka buat kepadanya.

(27)

Pertanyaan Diskusi:

1.Bagaimana tanggapan ibu-ibu sekalian

terhadap pembacaan saya terhadap cerita

Rahab ini? Apakah tindakan Rahab untuk

menggunakan trik guna mengibuli raja dan

bahkan orang Israel sendiri yang ingin

menggunakan tubuh dan pikirannya untuk

membebaskan dirinya dan keluarganya dari

kehancuran merupakan tindakan yang dapat

dimengerti oleh kita di konteks kita sekarang?

(28)

2. Menurut ibu-ibu sekalian, siapakah Rahab itu?

Apakah ia seorang pahlawan yang

membebaskan dan mengtransformasikan

dirinya dan keluarganya? Atau apakah ia

adalah seorang pengkhianat yang tindakannya

membuat sebagian kita merasa tidak nyaman

karena terlalu vulgar dan tidak tedeng

aling-aling?

(29)

3. Rahab adalah sosok perempuan yang berjuang

untuk membebaskan dirinya dan

mentransformasi keadaannya guna keluar dari

situasi penindasan yang berlapis pada masanya.

Ia bergerak dari pengalaman penindasannya

sendiri. Di antara kita mungkin ada yang

mengalami penindasan yang berbeda tetapi tidak

kalah beratnya dari Rahab namun sebagian kita

mungkin belum pernah mengalami penindasan

yang berat. Menurut ibu-ibu sekalian, apakah

mereka yang berhak untuk memperjuangkan

pembebasan dan transformasi adalah mereka

yang mengalami penindasan saja?

(30)

Bagaimana dengan mereka yang tidak mengalami

penindasan? Apa yang harus dilakukan untuk

menciptakan pembebasan dan transformasi

sosial? tantangan-tantangan apa saja yang

dihadapi oleh perempuan Indonesia di era

sekarang ini yang menghalagi para perempuan

Indonesia utk terlibat di dalam upaya

pembebasan dan transformasi? Jika Rahab

memilih caranya sendiri untuk bergulat di dalam

lumpur patriarkal yang pekat, maka bagaimana

cara kita para perempuan teolog di Indonesia

untuk berjuang mengatasi

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pengoperasian Rangkaian sesama pelanggan (peer-to-peer) membenarkan pengguna berkongsi sumber-sumber dan fail-fail yang terdapat pada komputer peribadi masing-masing

Metode ini juga digunakan dalam memodelkan problema-problema dan pendapat-pendapat, dimana permasalahan telah dinyatakan secara jelas, dievaluasi, diperbincangkan, dan

Untuk jenis penyerahan barang harian, mingguan, bulanan/selapanan: Diisi dengan lama hari terjadinya tunggakan penyerahan barang, misal 4 (empat) hari, 4 (empat) minggu, 4

Jenis buah : Buah sirsak, apel merah, stroberi, buah naga, pisang, jeruk, nanas, mangga, pepaya, alpukat, kiwi, jambu biji, anggur, pir, buah manggis.. Jenis sayur :

Secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh gambaran tentang penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar psikomotor siswa pada

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana

PENERAPAN PERGERAKAN KAMERA UNTUK MENUNJUKKAN KEBIMBANGAN TOKOH DALAM FILM PENDEK SUAN MING Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain