• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wisata minat khusus adalah jenis wisata baru yang sedang dikembangkan di Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, terdapat 7 macam wisata minat khusus. Salah satunya adalah wisata spa and wellness.

Wisata spa and wellness mengacu pada kegiatan berkunjungnya orang untuk mendapatkan perawatan maupun tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatannya. Kesehatan yang dimaksud tentu mengacu pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, baik fisik maupun mental.

Wisata jenis ini merupakan jenis wisata yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Terbukti dari banyaknya wisatawan asing maupun wisatawan lokal yang datang khusus ke suatu daerah di Indonesia untuk melakukan perawatan demi kesehatan diri mereka. Sayangnya hampir seluruh penyedia fasilitas spa and wellness adalah hotel berbintang. Adanya fasilitas spa and wellness yang hanya ada di hotel membuat fasilitas itu kurang reachable bagi masyarakat. Tentu target pasar dari setiap fasilitas tidak hanya wisatawan, tetapi juga masyarakat daerah. Maka dari itu diperlukan sebuah fasilitas wellness and spa yang reachable sehingga setiap orang memiliki kesempatan dan media yang sama dengan wisatawan untuk merawat tubuh mereka.

Dalam peraturan menteri yang sama seperti diatas, disebutkan ada dua daerah yang memiliki kemampuan besar dalam mengembangkan wisata minat khusus sebagai zona kreatif Indonesia, yaitu Bali dan DI Yogyakarta. Dari fakta itulah fasilitas spa and wellness yang memadahi tentu sangat dibutuhkan di daerah-daerah strategis, sehingga dapat mendongkrak pariwisata di Indonesia.

Dalam perkembangannya, tentu fasilitas spa and wellness membutuhkan sebuah diferensiasi produk, dalam hal ini, jasa. Keberadaan sebuah spa and wellness center

(2)

akan lebih menarik apabila disandingkan dengan fasilitas lain yang masih dalam satu lingkup ‘spa and wellness’. Salah satu fasilitas pendampingnya adalah Beauty Clinic.

1.2. Rumusan Permasalahan

1.2.1 Permasalahan non Arsitektural

1. Kurangnya jumlah penyedia fasilitas spa and wellness diluar Hotel

Permasalahan yang ada di kawasan DI Yogyakarta dalam hal spa and wellness adalah masih sedikitnya jumlah penyedia fasilitas untuk praktek terapi spa and wellness . Dapat dilihat bahwa penyedia fasilitas ini sebagian besar adalah hotel yang memiliki kualifikasi bintang 4 keatas. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas spa and wellness yang benar-benar memadahi, bukan hanya sekedar sebuah rumah atau toko yang ditambah dengan kasur terapi lalu berubah fungsi menjadi spa and wellness center.

Berikut adalah beberapa spa and wellness center yang ada di wilayah DI Yogyakarta :

No Nama Lokasi Fasilitas

1 2 3 4

1 Novotel Fitness Center

Hotel Novotel Studio senam, gym, sauna, kolam renang, spa

2 Kirana Health Club

Hotel Jogja Plaza Studio senam, gym, kolam renang, spa

3 Taman Sari Royal Heritage Spa

Hotel Sheraton Studio senam, gym, kolam renang, spa

4 Yhi Wellness Hotel Melia Kolam renang, salon, sauna, gym, spa

5 Gaharu Spa and Fitness

Hotel Tentrem Kolam renang, gym, sauna, spa , studio senam

(3)

1 2 3 4

6 Ambarukmo Hotel Royal Ambarukmo

Kolam renang, gym, spa

7 Zalaza Ringroad Utara Studio senam, gym 8 Merapi Club

House

Merapi View Studio senam, kolam renang, gym

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar penyedia fasilitas spa and wellness hanya ada di hotel-hotel bintang 4 keatas. Kurangnya jumlah penyedia fasilitas spa and wellness yang diolah langsung oleh masyarakat sekitar sangat disayangkan. Apabila fasilitas ini dimiliki langsung oleh masyarakat, tentu pendapatan langsung dari bidang pariwisata untuk masyarakat dapat mudah tercapai.

2. Kurangnya diversifikasi terapi wellness yang ditawarkan

Selain sedikitnya jumlah penyedia fasilitas, difersifikasi terapi yang ditawarkan di kawasan DI Yogyakarta juga dianggap kurang. Akan lebih baik apabila diberikan sebuah jenis terapi tambahan di spa and wellness center. Hal yang dapat ditawarkan adalah dengan menambahkan sebuah beauty clinic (klinik kecantikan) didalamnya.

Seperti yang sudah kita tahu, kesehatan tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Kesehatan dalam atau kesehatan mental dapat dicapai dengan hati yang tenang, dan menggunakan terapi senam sebagai medianya. Sedangkan kesehatan luar atau kesehatan fisik tentu terpancar dari wajah dan badan manusia, sehingga selain berfokus pada kesehatan badan dengan spa atau kegiatan fitness, tentu sebuah kesehatan kulit terutama wajah sangat diperlukan bagi masyarakat kini.

1.2.2. Permasalahan Arsitektural

1. Penggabungan antara dua fungsi yang berbeda antara fungsi spa and wellness dan fungsi beauty clinic

Permasalahan khusus yang ada di DI Yogyakarta adalah banyaknya penyedia fasilitas spa and wellness yang tidak profesional, baik tidak profesional di praktek maupun tidak profesional di penyediaan ruang terapi. Maka dari itu dibutuhkan sebuah

(4)

penyedia fasilitas spa and wellness yang memiliki manajemen terapi yang baik dan juga yang terpenting memiliki bentuk dan luasan ruang yang tepat guna bagi praktek.

Fasilitas spa and wellness sendiri sudah terdiri dari beberapa komponen ruang, seperti ruang terapi spa, ruang senam, ruang gym, dan beberapa fasilitas pendukung seperti kamar mandi, sauna, dan kolam renang. Ditambahkannya fungsi beauty clinic membuat tantangan baru pada perancangan bangunan mix used ini.

2. Lokasi yang berada di tengah kota dan di pinggir sungai membuat tantangan baru dalam membuat suasana yang tetap nyaman dan eksklusif.

Lokasi bangunan ini nantinya akan berada di pinggir sungai dan masih ditengah kota. Diharapkan dalam desain nanti akan tercipta sebuah solusi untuk menciptakan sebuah suasana baru dalam kota, sehingga customer akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

1.3. Tujuan dan Sasaran

1.3.1. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya ini adalah membuat konsep perancangan sebuah bangunan mixused dengan fungsi spa and wellness dan beauty clinic . Selain itu juga untuk membuat konsep perancangan sebuah fasilitas ditengah kota dengan tetap menghadirkan suasana nyaman dan tenang.

1.3.2. Sasaran

Sasaran dari penulisan karya ini adalah :

1. Menciptakan rancangan bangunan yang mewadahi fungsi spa and wellness dan beauty clinic dengan tepat, dan menyebut bangunan tersebut sebagai wellness center dan beauty clinic.

2. Analisa pemilihan site yang tepat dengan kondisi kawasan objek wisata dari segi kesesuaian dengan kebutuhan program, potensi site, dan lingkungannya. 3. Mendapatkan solusi desain dari permasalahan yang ada di site, baik masalah

non arsitektural maupun arsitektural.

4. Memberikan sebuah standar baru dalam perancangan fasilitas yang mendukung sektor pariwisata Jogja terutama di bidang wisata minat khusus.

(5)

1

.4. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam karya ini adalah jenis deskriptif. Metode pembahasan deskriptif adalah dimana penulis menjelaskan terlebih dulu hal yang akan dibahas dengan menggunakan dasar literatur. Setelah menjelaskan, barulah penulis akan mencari contoh praktik atau penggunaan dari hal yang telah dijelaskan.

Sebagai contoh, di karya ini penulis akan menyajikan dasar-dasar dan ilmu yang berkaitan dengan spa terlebih dahulu, barulah setelah itu penulis akan mencari contoh atau preseden bangunan yang juga merupakan sebuah bangunan dengan fungsi spa. Kelebihan dari metode ini adalah penulis dapat benar-benar menguasai tentang suatu hal yang akan dibahas, karena berdasar pada sumber yang legal.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Bab pendahuluan berisi latar belakang permasalahan yang menyebabkan perlunya sebuah rancangan untuk fasilitas spa and wellness dan beauty clinic di Jogja. Selain itu Bab pendahuluan juga berisi rumusan permasalahan, tujuan, sasaran, metode pembahasan, dan juga keaslian penulisan.

Bab 2 Tinjauan Wellness Center dan Beauty Clinic

Bab Tinjauan berisi penjelasan tentang fungsi-fungsi yang nantinya akan dirancang, yaitu wellness center dan juga beauty clinic. Selain itu juga akan berisi tinjauan bangunan sejenis yang akan menambah kekayaan pengetahuan dalam merancang bangunan baru.

Bab 3 Tinjauan Lokasi

Penjabaran data-data lokasi dan analisa yang dijadikan sebagai tapak Wellness Center dan Beauty Clinic dan alternative tapaknya. Dilakukan penilaian tapak dan lingkungan sekitar melalui observasi sehingga mendapatkan site terpilih. Penjelasan tentang site terpilih, berisi analisis tentang site dan korelasinya dengan bangunan yang akan dirancang.

(6)

Penjelasan Konsep, analisa kebutuhan ruang, dan penerapan dari segala solusi untuk permasalahan dalam perancangan bangunan wellness center dan beauty clinic.

1.6. Keaslian Penulisan

Desain untuk wellness center sudah pernah dirancang oleh mahasiswa lain di pra TA , tetapi desain beauty clinic belum pernah dirancang oleh mahasiswa lain di Prodi Teknik Arsitektur UGM. Selain itu, desain yang menggabungkan kedua fungsi itu juga belum pernah dibuat. Hal inilah yang membuktikan bahwa konsep penggabungan antara dua fungsi wellness center dan beauty clinic merupakan yang pertama dan tidak mengandung unsur plagiarisme.

Berikut ini merupakan beberapa karya penulisan lain yang memiliki kesamaan dalam studi kasus Wellness center dan beauty clinic. Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka perlu adanya perbandingan dari beberapa penulisan yang diangkat dalam penulisan ini.

1. Judul : Fitness & Health Center di Kota Medan Oleh : Ricky Octo Matheus Silalahi

Persamaan : Memiliki fasilitas spa dan fitness didalamnya

Perbedaan : Hanya menitikberatkan pada perancangan fitness dan spa saja, tidak menambahkan fungsi lain untuk memelihara kesehatan dan kecantikan secara medis.

2. Judul : Beauty Care Center With Boutique and Lounge Oleh : Mawaddati Husnul Hikmah

Persamaan : Memiliki fasilitas salon yang berfokus pada kecantikan luar. Perbedaan : Hanya menitikberatkan pada perancangan salon dan butik, bukan

Gambar

Tabel  1.  Data Penyedia Jasa Spa and wellness di DIY

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal yang telah dijelaskan di atas dan cara pengelompokkan yang berbeda ini melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian menggunakan metode K-Means

Redaksi Motor Plus mempunyai tujuan sebagai tabloid sepeda motor pertama dan terbesar di Indonesia, yang berorientasi pada pengembangan barang awareness, dan peluang pasar

Kelemahan tersebut, seperti: (1) keharusan menulis identitas, sedangkan desain yang peruntukkan siswa awas yang hanya melingkari atau menghitamkan bulatan-bulatan utnuk

bahwa berdasarkan hasil Evaluasi Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Nomor 974/9191/SJ perihal penyampaian Hasil Konsultasi Rancangan Peraturan

Biaya yang dikeluarkan di bidang pendidikan sebagai bentuk investasi pada jangka waktu tertentu, di masa yang akan datang harus dapat menghasilkan keun- tungan

Dalam memberikan pelayanan jasa transportasi Trans Metro Pekanbaru juga memberikan perhatian kepada pelanggan saat melakukan perjalanan.Partisipasi masyarakat

BAB I.: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis kemukakan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penulisan skripsis, telaah pustaka, metode

Desain penelitian ini menggunakan descriptive non-eksperimen dengan metode survei dan mengumpulkan data dengan kuesioner yang melibatkan 32 responden menunjukan bahwa