• Tidak ada hasil yang ditemukan

perda mesuji no 6 thn 2012 tentang rtrw kab mesuji lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "perda mesuji no 6 thn 2012 tentang rtrw kab mesuji lampung"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

P E R A T U R A N D A E R A H K A B U P A T E N M E S U J I N O M O R 6 T A H U N 2 0 1 2

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MESUJI TAHUN 2011 - 2031

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MESUJI,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Mesuji dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (7) Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Mesuji; dan

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031 dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

(2)

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 86,Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 4412);

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Negara Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324);

8. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

(3)

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

11. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Penjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 );

12. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

14. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

15. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008, tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji di Propinsi Lampung;

16. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

17. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5052);

18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 5052 ); 19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

(4)

Nomor 5188);

21. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4145.);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4385);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

(5)

Nomor 4737);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858 );

32. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008. Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 1503);

34. Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5110);

35. Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan, mineral dan batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012;

36. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

(6)

5262.);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Penyediaan Tenaga Listrik (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281);

39. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

40. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 31);

41. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8285);

42. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;

43. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

45. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2009 Nomor 1);

D e n g a n P e r s e t u j u a n B e r s a m a

D E W A N P E R W A K I L A N R A K Y A T D A E R A H K A B U P A T E N M E S U J I

d a n

B U P A T I M E S U J I

MEMUTUSKAN :

(7)

BAB I

K E T E N T U A N U M U M Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Lampung.

2. Kabupaten adalah Kabupaten Mesuji. 3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Mesuji.

4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Mesuji.

5. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mesuji.

7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya;

8. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

9. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

11. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

12. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

13. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.

14. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

15. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

16. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(8)

18. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan program beserta pembiayaannya.

19. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

20. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

21. Rencana tata ruang Wilayah Kabupaten Mesuji yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Mesujiadalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

22. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional di Kabupaten Mesuji.

23. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

24. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

25. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

26. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman, dan sistem agrobisnis.

27. Kawasan minapolitan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh pemerintah.

28. Kawasan Strategis adalah bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau kelestarian lingkungan. 29. Kawasan strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

(9)

lingkup Kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

31. Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun di ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya.

32. Pusat Kegiatan Wilayah promosi yang selanjutnya disebut PKWp, adalah kawasan perkotaan yang dipromosikan untuk dikemudian hari ditetapkan sebagai PKW.

33. Pusat kegiatan lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

34. Pusat kegiatan lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.

35. Pusat pelayanan kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

36. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.

37. Daerah irigasi yang terletak utuh pada satu kabupaten/kota merupakan daerah irgasi yang mendapatkan air irigasi dan jaringan irigasi yang seluruh bangunan dan saluran serta luasannya berada dalam satu wilayah kabupaten/kota.

38. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) Km2

39. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

.

40. Daerah aliran sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

41. Ruang terbuka hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

42. Kegiatan pertanian adalah kegiatan pertanian dalam arti luas, yaitu kegiatan pertanian, perkebunan, dan perikanan.

43. Unggul dan berdaya saing adalah memiliki kemampuan untuk berkompetisi dengan produk-produk lain.

(10)

di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

45. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

46. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

47. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya. 48. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna pembangunan berkelanjutan.

49. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

50. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

51. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya adalah kawasan bergambut dengan kriteria ketebalan gambut 1 (satu) meter atau lebih yang terdapat di rawa/hilir.

52. Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air.

53. Suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai kawasan penyangga kehidupan.

54. Kawasan hutan adalah kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

55. Kawasan peruntukan pertanian adalah kawasan budidaya yang dialokasikan dan memenuhi kriteria untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.

56. Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan budidaya yang memproduksi hasil hutan, kriterianya kawasan peruntukan produksi terbatas (memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan skor 125 hingga 174), kawasan hutan produksi tetap (memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan skor paling besar 124), dan kawasan hutan produksi yang dikonversi (memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan skor paling besar 124, dan/atau kawasan jika dikonversi mampu mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan).

(11)

58. Kawasan perkebunan adalah kawasan yang dikembangkan dengan fungsi tanaman komoditi skala besar yang meliputi perkebunan tanaman tahunan, atau perkebunan tanaman semusim.

59. Kawasan peternakan meliputi kawasan sentra usaha peternakan ternak besar, peternakan ternak kecil, dan peternakan unggas.

60. Kawasan pariwisata terdiri atas wisata alam di dalam kawasan konservasi; wisata alam di luar kawasan konservasi; wisata rekreasi. 61. Kawasan industri merupakan kawasan yang dialokasikan khusus

sebagai lokasi pengolahan sumberdaya alam dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur dan perkembangan wilayah, industri menurut nilai investasi dan jumlah tenaga kerjanya terbagi menjadi industri kecil, industri menengah dan industri besar. 62. Kawasan pertambangan adalah kawasan yang secara alamiah memiliki

potensi sumberdaya alam pertambangan.

63. Kawasan perdagangan adalah kawasan dengan fungsi dominan perdagangan dan jasa yang meliputi perdagangan skala lingkungan, skala kota kecamatan, dan skala kabupaten.

64. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

65. Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan adalah petunjuk yang memuat usulan program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan instansi pelaksana dalam rangka mewujudkan ruang Kabupaten yang sesuai dengan rencana tata ruang. 66. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem Kabupaten adalah ketentuan

umum yang mengatur persyaratan pemanfaatan ruang/penataan Kabupaten dan unsur-unsur pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan RTRW Kabupaten.

67. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

68. Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.

69. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

70. Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

71. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.

(12)

yang diperlukan bagi proses pnegambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.

73. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.

74. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

75. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

76. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang di Kabupaten Mesuji dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah. 77. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

dalam bidang penataan ruang.

B A B I I

R u a n g L i n g k u p Pasal 2

RTRW Kabupaten Mesuji memuat:

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Mesuji;

b. Rencana struktur ruang; c. Rencana pola ruang;

d. Penetapan kawasan strategis kabupaten;

e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Mesuji yang terdiri dari indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan

f. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Mesuji yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perijinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Pasal 3

(1) Lingkup wilayah perencanaan mencakup seluruh ruang kebupaten dengan batas yang ditentukan berdasarkan aspek administrasi yang meliputi ruang daratan, dan ruang perairan sebagaimana tergambar dalam peta yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan daerah ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

(2) Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Kecamatan Way Serdang;

b. Kecamatan Simpang Pemantang; c. Kecamatan Panca Jaya;

d. Kecamatan Tanjung Raya; e. Kecamatan Mesuji;

(13)

(3) Batas wilayah Kabupaten Mesuji meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan;

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan;

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang, serta Kecamatan Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat; dan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

(4) Luas wilayah administrasi kabupaten Mesuji kurang lebih 2.184 (dua ribu seratus delapan puluh empat) Km2.

B A B I I I

T U J U A N , K E B I J A K A N D A N S T R A T E G I P E N A T A A N R U A N G Bagian Kesatu

Tujuan Pasal 4

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Mesuji adalah Terwujudnya Kabupaten Mesuji Yang Sejahtera Berbasis Agro dan Berwawasan Lingkungan.

B a g i a n K e d u a

K e b i j a k a n d a n S t r a t e g i P e n a t a a n R u a n g Pasal 5

(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Mesuji meliputi:

a. pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki dan bersinergis antara pusat pengembangan utama di ibukota kabupaten dan perkotaan lainnya serta pengembangan sistem permukiman perdesaan berbasis agropolitan dan minapolitan;

b. pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung pengembangan sentra produksi pertanian, industri dan pusat permukiman secara terpadu dan efisien;

c. pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi pertanian unggulan disertai pengelolaan hasil dan peningkatan peran dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan;

(14)

e. pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan wilayah maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan;dan

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

(2) Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki dan bersinergis antara pusat pengembangan utama di Ibu kota Kabupaten dan perkotaan lainnya serta pengembangan sistem permukiman perdesaan berbasis agropolitan dan minapolitan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah terutama yang berfungsi sebagai pusat agropolitan, minapolitan, industry, dan wisata air;

b. memantapan fungsi simpul-simpul wilayah;

c. memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan yang berada di wilayah pedalaman/pinggiran;

d. meningkatkan kawasan permukiman perkotaan secara sinergis dengan permukiman perdesaan;

e. mengembangkan kawasan hutan produksi guna meningkatkan produktivitas lahan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan;

f. menetapkan dan mengembangkan kawasan hutan rakyat dalam mendukung penyediaan hutan oleh rakyat;

g. mengembangkan kawasan pertambangan yang berbasis pada teknologi yang ramah lingkungan; dan

h. menata dan mengendalikan kawasan industri.

(3) Strategi pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung pengembangan sentra produksi pertanian, industri, wisata air dan pusat permukiman secara terpadu dan efisien, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. mengembangkan sistem transportasi secara intermoda dari pusat produksi pertanian, industri dan pariwisata ke pusat pemasaran atau outlet;

b. meningkatkan jaringan energi dan pelayanan secara interkoneksi dan pelayanan sampai pelosok;

c. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan untuk pemenuhan kebutuhan air baku dan sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian;

d. meningkatkan jumlah, mutu, dan jangkauan pelayanan komunikasi serta kemudahan mendapatkannya yang diprioritaskan untuk mendukung pengembangan pertanian, pariwisata, dan industri; dan

e. mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan guna menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. (4) Strategi pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk

(15)

a. mengembangkan kawasan sesuai potensinya yang dihubungkan dengan pusat kegiatan untuk mendukung agropolitan dan minapolitan;

b. mengembangkan kawasan agropolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di wilayah Kabupaten Mesuji yaitu Kecamatan Mesuji Timur ;

c. mengembangkan kawasan minapolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di wilayah Mesuji yaitu Kecamatan Rawajitu Utara;

d. mengoptimalkan kawasan pertanian;

e. menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis;

f. menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;

g. mengembangkan sawah baru pada kawasan potensial;

h. meningkatkan sarana dan prasarana perikanan budidaya air tawar,pengolahan hasil ikan dan pemasarannya;

i. mengamankan lahan pertanian berkelanjutan dan menjaga suplai pangan nasional;

j. mengembangkan komoditas-komoditas unggul perkebunan di setiap wilayah;

k. meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan budidaya melalui sentra pengolah hasil ikan; dan

l. meningkatkan pengembangan pariwisata berbasis ekowisata dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, pelestarian budaya leluhur dan melibatkan peran serta masyarakat.

(5) Strategi pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan resiko dan mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip partisipasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa kawasan resapan air untuk perlindungan fungsi lingkungan;

b. memantapkan kawasan perlindungan setempat melalui upaya konservasi alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup serta penetapan kawasan lindung spiritual;

c. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

d. memantapkan wilayah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah disertai dengan pemantapan zonasi di kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan kawasan secara partisipatif; dan

e. memantapkan kawasan lindung lainnya sebagai penunjang usaha pelestarian alam.

(16)

kawasan sesuai fungsi utama kawasan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi:

a. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran pusat pertumbuhan ekonomi dan kawasan andalan mesuji dalam menunjang sistem ekonomi nasional;

b. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan Perkotaan Mesuji sebagai penunjang sistem perkotaan regional; dan

c. meningkatkan produksi kawasan budidaya yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mesuji.

(7) Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi:

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; dan

b. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan TNI.

B A B I V

R E N C A N A S T R U K T U R R U A N G W I L A Y A H B a g i a n K e s a t u

U m u m Pasal 6

(1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi: a. sistem pusat-pusat kegiatan;

b. sistem jaringan prasarana utama; dan c. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur ruang wilayah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

(3) Seluruh Kecamatan, sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Mesuji akan diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang ditetapkan dengan peraturan daerah tersendiri paling lama 30 (tiga puluh) bulan sejak penetapan RTRW Kabupaten Mesuji.

B a g i a n K e d u a

S i s t e m P u s a t K e g i a t a n Pasal 7

Sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dikembangkan secara hierarki dan dalam bentuk pusat kegiatan, sesuai kebijakan nasional dan provinsi, potensi, dan rencana pengembangan wilayah kabupaten.

Pasal 8

(1) Pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 meliputi:

(17)

c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp); d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

(2) PKWp terletak di Mesuji dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Mesuji yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten, perikanan, industri perikanan/kota bahari, pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan hasil, perkebunan, wisata agro dan permukiman.

(3) PKL terletak di Wiralaga yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri, perikanan, dan perkebunan.

(4) PKLp di Kabupaten Mesuji meliputi:

a. Mesuji Timur yang berfungsi sebagai penunjang minapolitan/perikanan air tawar, sentra produksi perikanan, kota agropolitan, pertanian, perdagangan dan jasa, kawasan konservasi (hutan produksi) dan permukiman; dan

b. Simpang Pematang yang berfungsi sebagai pusat perkebunan, industri pengolahan, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat kegiatan permukiman.

(5) PPK di Kabupaten Mesuji meliputi:

a. Tanjung Raya yang berfungsi sebagai fungsi pusat kesehatan, pusat pelayanan masyarakat, perkebunan, pertanian pangan dan permukiman; dan

b. Way Serdang yang berfungsi sebagai pusat perkebunan rakyat, kawasan konservasi cagar alam, kawasan permukiman, dan kawasan industri pengolahan.

(6) PPL di Kabupaten Mesuji meliputi:

a. Kecamatan Panca Jaya yang berfungsi sebagai permukiman, penunjang agropolitan, pusat kegiatan olah raga dan pusat pendidikan; dan

b. Kecamatan Rawajitu Utara yang berfungsi sebagai pusat permukiman, pertanian tanaman pangan, pusat perdagangan, pusat kegiatan minapolitan.

B a g i a n K e t i g a

S i s t e m J a r i n g a n P r a s a r a n a U t a m a Pasal 9

(1) Rencana sistem jaringan prasarana utama wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b berupa sistem jaringan transportasi meliputi:

a. sistem jaringan transportasi darat; dan b. sistem jaringan perkeretaapian.

(2) Rencana sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. jaringan jalan;

b. jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan; c. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan

(18)

(3) (3)Sistem jaringan perkerataapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa rencana system jaringan rel Kereta Api fider Simpang Pematang – Terbanggi Besar.

Pasal 10

(1) Rencana jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a meliputi:

a. jaringan jalan nasional; b. jaringan jalan provinsi;

c. jaringan jalan kabupaten; dan d. jembatan.

(2) Rencana jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. Pemantapan jaringan arteri primer pada jaringan jalan Lintas Timur Pulau Sumatera melalui ruas Pematang Panggang – Mesuji – Simpang Unit VII – Simpang Bujung Tenuk; dan

b. jalan arteri primer berupa jalan yang menghubungkan Bandar Lampung dengan Palembang melalui ruas Pematang Panggang - Simpang Pematang – Simpang Bujung Tenuk.

(3) Rencana jaringan jalan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer 2, berupa pengembangan ruas jalan Simpang Pematang – Wiralaga; dan

(4) Rencana jaringan jalan kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. jalan lokal primer yang merupakan penghubung antar ibu kota kecamatan meliputi:

1. ruas jalan Simpang Pematang - Pancajaya - Mesuji; 2. ruas jalan Simpang Pematang – Way Serdang; dan

3. ruas jalan Tanjung Raya – Mesuji Timur – Rawajitu Utara.

b. jalan lokal primer yang menghubungkan ke pusat pemerintahan meliputi:

1. perkotaan Mesuji – Mesuji Timur – Rawajitu Utara; dan

2. perkotaan Mesuji – Tanjung Raya – Panca Jaya – Simpang Pematang – Way Serdang.

c. jalan lokal primer yang menghubungkan ke pusat pertanian (agropolitan) meliputi:

1. perkotaan Mesuji –Mesuji Timur – Rawajitu Utara; dan

2. perkotaan Mesuji – Simpang Pematang – Pancajaya - Way Serdang.

(5) Rencana jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. jembatan yang menghubungkan Kecamatan Rawajitu Utara – Mesuji Timur; dan

b. jembatan yang menghubungkan Kecamatan Mesuji Timur – Kecamatan Mesuji.

(19)

a. mengembangkan jaringan trayek angkutan orang pada trayek utama, cabang, dan ranting yang saling menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan Mesuji (Wiralaga) – Simpang Pematang - Bandar Lampung;

b. membuka jaringan trayek baru angkutan orang yang menghubungkan antara simpang pematang dengan wiralaga, Mesuji Atas – simpang Pematang, Mesuji – Palembang, Mesuji – Bandar Lampung, Mesuji atas Bandar Lampung.

c. mengembangkan moda transportasi jalan melalui penyelenggaraan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau dengan penyediaan angkutan masal berbasis jalan terutama untuk trayek utama dan trayek cabang; dan

d. mengembangkan jaringan lintas angkutan barang antar wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah perdesaan.

(7) Rencana prasarana lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c meliputi:

a. pembangunan terminal tipe C di Kecamatan Simpang Pematang; b. pembangunan terminal tipe C di Kecamatan Mesuji;

c. pembangunan terminal tipe C di Kecamatan Mesuji Timur; dan

d. peningkatan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal yang memadai.

(8) Rencana jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf d meliputi:

a. Alur pelayaran sungai meliputi: 1. Kecamatan Mesuji;

2. Kecamatan Tanjung Raya; 3. Kecamatan Mesuji Timur; 4. Kecamatan Pancajaya;

5. Kecamatan Way Serdang; dan 6. Kecamatan Rawajitu Utara.

b. Lintas Penyeberangan yaitu Kecamatan Mesuji – Kabupaten Ogan Komering Ilir.

c. Dermaga sungai meliputi:

1. Meningkatkan pelayanan dermaga Wiralaga di Kecamatan Mesuji;

2. Pembangunan dermaga Angkutan Barang Sungai KTM di Kecamatan Mesuji Timur; dan

3. Pembangunan dermaga minapolitan di Kecamatan Rawa Jitu Utara.

B a g i a n K e e m p a t

S i s t e m P r a s a r a n a L a i n n y a Pasal 11

Rencana sistem prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c meliputi:

a. rencana sistem jaringan energi dan kelistrikan; b. rencana sistem jaringan telekomunikasi;

(20)

d. rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.

Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan Pasal 12

(1) Rencana sistem jaringan energi dan kelistrikan sebagaimana tertuang dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a meliputi:

a. pembangkit tenaga listrik bersumber dari energi terbarukan; b. jaringan transmisi tenaga listrik; dan

c. gardu induk.

(2) Rencana pembangkit tenaga listrik bersumber dari energi terbarukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Selatan melayani Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Way Serdang; dan

b. Pembangkit energy baru dan terbaharukan yang tersebar diwilayah Kabupaten Mesuji.

(3) Jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Jaringan Saluran Udara Tegangan ekstra Tinggi (SUTET) dengan kapasitas 500 kV;

b. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan kapasitas 150 kV; dan

c. Distribusi jaringan Tegangan Menengah dan Rendah (SUTM/R) dengan kapasitas 20 kV/220 Volt.

(4) Gardu induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berada di Kampung Simpang Pematang Kecamatan Simpang Pematang.

Sistem Jaringan Telekomunikasi Pasal 13

(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. sistem jaringan kabel; dan b. sistem jaringan nirkabel.

(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana yang dimaksud ayat (1) huruf a meliputi Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Way Serdang dan Kecamatan Mesuji.

(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana yang dimaksud ayat (1) huruf b berupa menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) meliputi Kecamatan Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Panca Jaya, Kecamatan Mesuji Timur, Kecamatan Rawajitu Utara, dan Kecamatan Way Serdang.

(21)

Sistem Jaringan Sumber Daya Air Pasal 14

(1) Rencana sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c meliputi:

a. wilayah sungai (WS); b. cekungan air tanah (CAT); c. jaringan irigasi;

d. jaringan air baku untuk air minum; dan e. sistem pengendalian daya rusak air.

(2) Wilayah Sungai (WS) sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a. Wilayah Sungai Mesuji –Tulang Bawang yang merupakan wilayah sungai lintas provinsi yang menghubungkan Provinsi Sumatra Selatan dengan Provinsi Lampung; dan

b. Khususnya DAS Mesuji yang merupakan DAS dengan wilayah mencakup Kabupaten Way Kanan – Tulang Bawang Barat – Mesuji – Tulang Bawang – Ogan Komering Ulu TImur _ ogan Komering Hilir.

(3) Cekungan air tanah (CAT) yang berada pada Kabupaten Mesuji sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 huruf b adalah sebagian CAT Metro-Kotabumi yang merupakan CAT lintas Kabupaten-Kota;

(4) Pengembangan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c adalah jaringan irigasi setengah teknis meliputi:

a. pembangunan/peningkatan, rehabilitasi, serta operasi;

b. pemeliharaan jaringan irigasi untuk mendukung perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan ketahanan pangan; dan

c. pengelolaan dan pembatasan pengambilan air tanah.

(5) Jaringan irigasi setengah teknis yang terdapat di Kabupaten Mesuji meliputi:

a. sistem jaringan irigasi setengah teknis kewenangan Pemerintah tersebar di Kecamatan Rawa Jitu Utara dan Kecamatan Mesuji dengan luas kurang lebih 20.687 (dua puluh ribu enam ratus delapan puluh tujuh) hektar dan sistem jaringan irigasi setengah teknis tersebar di Kecamatan Mesuji Timur dengan luas kurang lebih 20.730 (dua puluh ribu tujuh ratus tiga puluh) hektar; dan b. sistem irigasi setengah teknis kewenangan kabupaten berupa daerah

irigasi setengah teknis Kecamatan Simpang Pematang dengan luas kurang lebih 332 (tiga ratus tiga puluh dua) hektar.

(6) Jaringan air baku untuk air minum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. pembangunan sarana air bersih di Kampung Sidomulyo di Kecamatan Mesuji dan Kampung Simpang Pematang Kecamatan Simpang Pematang;

(22)

c. pemanfaatan embung di Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Way Serdang, Kecamatan Panca Jaya, Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur; dan

d. rencana air bersih ke kelompok pengguna direncanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji.

(7) Sistem pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdapat di sepanjang Sungai Mesuji pada Kecamatan Simpang Pematang dan Kecamatan Mesuji Timur.

Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya Pasal 15

(1) Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d meliputi:

a. sistem jaringan persampahan; b. sistem air minum;

c. sistem pengelolaan air limbah; d. sistem drainase; dan

e. jalur dan ruang evakuasi bencana.

(2) Rencana sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah regional di Kecamatan Simpang Pematang;

b. pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Mesuji;

c. pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya melalui program 3R;

d. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan persampahan;

e. peningkatan fungsi TPA dari open dumping ke sanitary landfill;

f. peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pelayanan; dan

g. pengembangan alternative pembiayaan.

(3) Rencana sistem air minum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. pembangunan sistem distribusi melalui pipa transmisi air minum di Kecamatan Tanjung Raya dan Kecamatan Mesuji Timur;

b. pengembangan sistem distribusi air minum di Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Simpang Pematang;

c. rencana pembangunan jaringan air minum akan didistribusikan melalui jaringan pipa sepanjang jaringan jalan utama;

d. peningkatan cakupan pelayanan air minum;

e. penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dalam memenuhi kebutuhan akan air minum;

f. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem air minum;

(23)

h. pengembangan alternatif sumber pembiayaan.

(4) Rencana sistem pengelolaan air limbah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. pengelolaan limbah industri kecil dan rumah tangga yang dikembangkan melalui pengelolaan hasil limbah yang berupa biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif; b. pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah

medis, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara terpadu untuk pelayanan skala kabupaten;

c. pengembangan instalasi pengelolaan limbah B3 di kawasan peruntukan industri;

d. pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada wilayah perkotaan dan perdesaan;

e. pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum;

f. pengembangan Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) sesuai dengan kebutuhan pada kawasan permukiman dan kawasan industri;

g. pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan limbah tinja dengan sistem perpipaan pada kawasan perkotaan;

h. mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi, yang terpadu dengan sistem jaringan wilayah; i. peningkatan akses PS air limbah baik sistem on site maupun off

site (terpusat) di perkotaan; maupun di perdesaan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat;

j. peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah;

k. penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air limbah; dan

l. pengembangan alternative sumber pembiayaan.

(5) Rencana sistem drainase sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. peningkatan pelayanan dan penanganan drainase; b. peningkatan pelibatan stakeholders;

c. Peningkatan kapasitas pengelola maupun kelembagaan; d. pengembangan alternative pembiayaan;

e. normalisasi jaringan drainase yang ada;

f. pengembangan sumur resapan pada tiap bangunan; g. peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;

h. pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;

i. pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional; dan

j. pengoptimalan daya serap air ke dalam tanah.

(24)

a. ruang evakuasi bencana banjir berada di kantor desa dan bangunan sekolah Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawa Jitu Utara;

b. ruang evakuasi bencana kebakaran diarahkan ke ruang terbuka di masing-masing kecamatan;

c. jalur evakuasi bencana mengikuti pola jaringan jalan utama yang diberi rambu untuk arah evakuasi.

d. jalur evakuasi bencana mengikuti pola jaringan jalan utama yang diberi rambu untuk arah evakuasi.

BAB I I

R E N C A N A P O L A R U A N G W I L A Y A H B a g i a n K e s a t u

U m u m Pasal 16

(1) Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mesuji meliputi: a. kawasan lindung; dan

b. kawasan budidaya.

(2) Pola ruang wilayah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

B a g i a n K e d u a K a w a s a n L i n d u n g

Pasal 17

Pola ruang untuk kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi:

a. kawasan perlindungan setempat;

b. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; dan c. kawasan rawan bencana alam.

Kawasan Perlindungan Setempat Pasal 18

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a meliputi:

a. sempadan sungai;

b. kawasan sekitar rawa; dan c. kawasan sekitar mata air.

(25)

(3) Kawasan sekitar rawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa kawasan sepanjang perairan dengan jarak 200 (dua ratus) meter dari titik pasang tertinggi, yang berada di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawajitu Utara dengan luas kurang lebih 20.973 (dua puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh tiga) hektar.

(4) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa kawasan dengan jarak sempadan 200 (dua ratus) meter sekeliling mata air di luar kawasan permukiman dan 100 (seratus) meter sekeliling mata air di dalam kawasan permukiman terletak di Kecamatan Tanjung Raya.

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Pasal 19

(1) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b berupa kawasan bangunan permukiman tradisional yang terletak di Kampung Tirtalaga, Kampung Wiralaga I, Kampung Wiralaga II, Kampung Tanjung Serayan, Kampung Kagungan Dalam, Kampung Sri Tanjung, Kampung Nipah Kuning dan Kampung Sungai Badak dengan luas kurang lebih 33.284 (tiga puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh empat) hektar.

(2) Kawasan bangunan permukiman tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdapat di Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Tanjung Raya.

Kawasan Rawan Bencana Alam Pasal 20

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c meliputi:

a. kawasan rawan bencana banjir; b. kawasan rawan abrasi; dan c. bencana kebakaran.

(2) Kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di Kecamatan Simpang Pematang,Kecamatan Rawajitu Utara, Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur.

(3) Kawasan rawan bencana abrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di Kecamatan Rawajitu Utara.

(26)

B a g i a n K e t i g a K a w a s a n B u d i d a y a

Pasal 21

Pola ruang untuk kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b terdiri dari:

a. kawasan hutan produksi; b. kawasan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perikanan; e. kawasan peruntukan pertambangan; f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan i. kawasan peruntukan lainnya.

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Pasal 22

Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a ditetapkan di Kawasan Hutan Produksi Tetap (KHPT) sungai Buaya Register 45 yang pengelolaannya telah menjadi kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan luas kurang lebih 42.762 (empat puluh dua ribu tujuh ratus enam puluh dua) hektar, meliputi:

a. Kecamatan Way Serdang; dan b. Kecamatan Mesuji Timur.

Paragraf 2

Kawasan Hutan Rakyat Pasal 23

(1) Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b meliputi kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.

(2) Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji sesuai program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (GNRHL) dengan luas kurang lebih 2.600 (dua ribu enam ratus) hektar.

Kawasan Peruntukan Pertanian Pasal 24

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c terdiri atas:

a. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; b. kawasan peruntukan hortikultura;

(27)

(2) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. pertanian tanaman pangan lahan basah dengan arahan pengembangan berada pada Kecamatan Mesuji, Kecamatan Rawajitu Utara, Kecamatan Mesuji Timur, dengan luas kurang lebih 47.029 (empat puluh tujuh ribu dua puluh sembilan) hektar; dan

b. pertanian tanaman pangan lahan kering dengan arahan pengembangan berada pada Kecamatan Tanjang Raya, Kecamatan Way Serdang, Kecamatan Panca Jaya dan Kecamatan Simpang Pematang dengan luas kurang lebih 104.264 (seratus empat ribu dua ratus enam puluh empat) hektar.

(3) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:

a. sawah irigasi setengah teknis; dan b. sawah bukan irigasi.

(4) Sawah irigasi setengah teknis sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) huruf a dengan luas kurang lebih 332 (tiga ratus tiga puluh dua) hektar berada di Kecamatan Simpang Pematang.

(5) Sawah bukan irigasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) huruf b dengan luas kurang lebih 46.697 (empat puluh enam ribu enam ratus sembilan puluh tujuh) hektar meliputi:

a. Kecamatan Mesuji;

b. Kecamatan Tanjung Raya; c. Kecamatan Mesuji Timur;

d. Kecamatan Simpang Pematang; e. Kecamatan Way Serdang; dan f. Kecamata Panca Jaya.

(6) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan dengan luas kurang lebih 13.169 (tiga belas ribu seratus enam puluh sembilan) hektar meliputi:

a. Kecamatan Mesuji;

b. Kecamatan Tanjung Raya; c. Kecamatan Rawajitu Utara; d. Kecamatan Mesuji Timur;

e. Kecamatan Simpang Pematang; f. Kecamatan Way Serdang; dan g. Kecamatan Panca Jaya.

(7) Kawasan peruntukan holtikultura sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa buah-buahan dengan komoditas buah naga, buah duren,dan jambu air berada di Kecamatan Mesuji dengan luas kurang lebih 1.000 (seribu) hektar.

(8) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan luas kurang lebih 34.179 (tiga puluh empat ribu seratus tujuh puluh sembilan) hektarmeliputi:

(28)

b. komoditas karet berada tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji; dan

c. komoditas kelapa pandan wangi berada tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji.

(9) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf d dengan luas kurang lebih 313 (tiga ratus tiga belas) hektar meliputi:

a. sapi tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji dengan sentra di Kecamatan Simpang Pematang;

b. kerbau berada di Kecamatan Mesuji, Tanjung Raya, Rawajitu Utara, Mesuji Timur, Simpang Pematang, dan Way Serdang;

c. kambing tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji;

d. babi terdapat Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji Timur, Simpang Pematang, dan Way Serdang;

e. domba tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji; f. itik tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji; dan g. ayam buras tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji.

Kawasan Peruntukan Perikanan Pasal 25

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 huruf d meliputi:

a. kawasan perikanan tangkap di perairan umum; b. kawasan peruntukan perikanan budidaya; c. kawasan peruntukan pengolahan ikan; dan d. kawasan peruntukan kawasan minapolitan.

(2) Kawasan perikanan tangkap di perairan umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a yaitu perairan waduk, sungai, atau danau yang dapat dijadikan wilayah penangkapan ikan di seluruh Kabupaten Mesuji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa tambak dengan luas kurang lebih 300 (tiga ratus) hektar berada di Kecamatan Rawajitu Utara, dengan komoditas bandeng, nila dan udang.

(4) Kawasan peruntukan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Mesuji Timur, dan Kecamatan Rawa Jitu Utara dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar.

(5) Kawasan peruntukan minapolitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdapat di Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawajitu Utara dengan komoditas bandeng, nila, dan udang.

Kawasan Peruntukan Pertambangan Pasal 26

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf e meliputi:

(29)

b. batubara; dan c. mineral batuan.

(2) Gas Alam sebagaimana yang sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a meliputi:

a. Kecamatan Mesuji Kampung Tanjung Mas Makmur; b. Kampung Tanjung Mas Mulya;

c. Kampung Pangkal Mas Mulya; d. Kampung Pangkal Mas Jaya; dan e. Kampung Muara Mas.

(3) Batubara sebagaimana yang sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b meliputi:

a. Kecamatan Pancajaya;

b. Kecamatan Tanjung Raya; dan c. Kecamatan Mesuji.

(4) Mineral Batuan sebagaimana yang sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c berupa pasir meliputi:

a. Kecamatan Way Serdang; b. Kecamatan Mesuji;

c. Kecamatan Mesuji Timur; dan d. Kecamatan Rawajitu Utara.

Kawasan Peruntukan Industri Pasal 27

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf f meliputi:

a. kawasan peruntukan industri besar;

b. kawasan peruntukan industri menengah; dan c. Kawasan peruntukan industri kecil.

(2) Kawasan peruntukan industri besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. Industri pengolahan hasil perikanan di Rawa Jitu Utara; dan b. Industri pengolahan perkebunan di Kecamatan Way Serdang.

(3) Kawasan peruntukan industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa Industri pengolahan hasil perkebunan di Kecamatan Simpang Pematang dan Kecamatan Tanjung Raya.

(4) Kawasan peruntukan industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terpusat di Kecamatan Mesuji meliputi:

a. Industri pengolahan hasil perikanan; b. Industri pengolahan hasil pertanian; dan c. Industri pengolahan hasil pertanian.

(5) Rencana pembangunan industri pengolahan hasil perikanan di Kecamatan Rawa Jitu Utara dan Mesuji.

Kawasan Peruntukan Pariwisata Pasal 28

(30)

a. kawasan wisata alam; dan b. kawasan wisata budaya.

(2) Kawasan wisata alam dan wisata buatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dikembangkan di Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Simpang Pematang.

(3) Kawasan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa kompleks bangunan tradisional di Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Tanjung Raya.

Kawasan Peruntukan Permukiman Pasal 29

(1) Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf h meliputi:

a. permukiman perkotaan; dan b. permukiman perdesaan.

(2) Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a meliputi kawasan Sidomulyo, Wiralaga dan Simpang Pematang.

(3) Kawasan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b meliputi:

a. kawasan permukiman perdesaan yang terletak pada wilayah Tanjung Raya, Mesuji Timur, dan Pancajaya; dan

b. kawasan perdesaan berbentuk kawasan agropolitan, yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis terletak di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawa Jitu Utara.

Kawasan Peruntukan Lainnya Pasal 30

(1) Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 huruf i meliputi:

a. kawasan pertahanan keamanan; dan b. kawasan peruntukan RTH.

(2) Kawasan pertahanan keamanan di Kabupaten Mesuji sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a. Komplek markas Kepolisian Resor (POLRES) di Kecamatan Tanjung Raya;

b. Komplek markas Kepolisian Sektor (POLSEK) berada di seluruh kecamatan;

(31)

(3) Kawasan peruntukan RTH di Kabupaten Mesuji pada ayat (1) huruf b ditetapkan dengan proporsi paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan, meliputi :

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yaitu taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai, dengan proporsi paling sedikit 20% (dua puluh persen); b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yaitu kebun atau halaman

rumah/gedung milik masyarakat/ swasta yang ditanami tumbuhan, dengan proporsi 10% (sepuluh persen); dan

c. Ketentuan lebih lanjut mengenai RTH Perkotaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang.

BAB I I I

P E N E T A P A N K A W A S A N S T R A T E G I S Pasal 31

(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Mesuji terdiri atas : a. kawasan strategis provinsi; dan

b. kawasan strategis kabupaten.

(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(3) Untuk operasionalisasi RTRW Kab. Mesuji disusun Rencana Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten.

(4) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 32

Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Mesuji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:

a. Kota Terpadu Mandiri (KTM) wilayah Tanjung Mas Makmur sampai Tanjung Mas Mulya di Kecamatan Mesuji Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;

b. kawasan strategis provinsi berupa Mesuji sebagai PKWp dan Wiralaga sebagai PKL; dan

c. kawasan berikat tambak udang di Kabupaten Mesuji.

Pasal 33

(1) Kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf b meliputi:

a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;

(32)

c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi;

d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan

e. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.

BAB I V

A R A H A N P E M A N F A A T A N R U A N G W I L A Y A H

B a g i a n P e r t a m a U m u m

Pasal 34

(1) Pemafaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang.

(2) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.

(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 35

(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 34 ayat (2) disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan yang ditetapkan dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan kerja sama pendanaan.

(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B a g i a n K e d u a

P e r w u j u d a n P e m a n f a a t a n R u a n g W i l a y a h K a b u p a t e n

U m u m Pasal 36

Perwujudan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten terdiri atas: a. perwujudan rencana struktur ruang wilayah;

b. perwujudan rencana pola ruang wilayah; dan

(33)

Perwujudan Rencana Struktur Ruang Pasal 37

(1) Perwujudan rencana struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a meliputi:

a. perwujudan sistem pusat kegiatan;

b. perwujudan sistem prasarana utama; dan c. perwujudan sistem prasarana lainnya.

(2) Perwujudan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. program perwujudan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) Mesuji, meliputi:

1. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Mesuji; 2. pengembangan dan penataan teknis Kota Mesuji;

3. pembangunan perkantoran pemerintahan kabupaten;

4. pembangunan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan Polri;

5. pengembangan perumahan rakyat;

6. pembangunan dan peningkatan Pasar Mesuji; 7. peningkatan Terminal Regional Tipe C;

8. pembangunan lapangan olah raga;

9. pembangunan industri perikanan dan hasil perkebunan;

10. pembangunan pelabuhan penyeberangan dan transportasi sungai;

11. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan;

12. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan;

13. pembangunan Lembaga Pemasyarakatan; 14. pengembangan kapasitas sarana air minum;

15. peningkatan pengelolaan sampah dan penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ramah lingkungan;

16. alokasi lahan untuk Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangunan (Lisiba); dan

17. peningkatan jalan lokal primer yang menghubungkan antar kawasan di Mesuji.

b. program perwujudan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Wiralaga, meliputi:

1. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Wiralaga;

2. pengembangan dan penataan teknis Kota Wiralaga; 3. pembangunan perkantoran pemerintahan kabupaten;

4. pembangunan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan Polri;

5. pengembangan perumahan rakyat;

6. pembangunan dan peningkatan Pasar Wiralaga; 7. pembangunan lapangan olah raga;

(34)

9. pembangunan pelabuhan penyeberangan dan transportasi sungai;

10. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan;

11. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan;

12. pembangunan Lembaga Pemasyarakatan; 13. pengembangan kapasitas sarana air minum;

14. peningkatan pengelolaan sampah dan penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ramah lingkungan;

15. alokasi lahan untuk Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangunan (Lisiba); dan

16. peningkatan jalan lokal primer yang menghubungkan antar kawasan di Wiralaga.

c. program perwujudan Pusat Kegiatan Lokal (PKLp) Mesuji Timur, meliputi:

1. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Terpadu Mandiri (KTM);

2. penyusunan Master Plan dan Rencana Detail Tata Ruang kawasan minapolitan;

3. pembangunan sub terminal agribisnis; 4. pengembangan perumahan rakyat; 5. peningkatan pusat perdagangan;

6. pembangunan balai penyuluhan pertanian; 7. pembangunan lantai jemur dan gudang; 8. perbaikan daerah irigasi;

9. pembangunan dermaga angkutan barang;

10. pembangunan sarana air minum di seluruh kawasan permukiman;

11. pengendalian sebagian kawasan Register 45 Sungai Buaya sebagai kawasan konservasi;

12. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan;

13. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan; dan

14. pembangunan terminal tipe C.

d. Perwujudan Pusat Kegiatan Lokal (PKLp) Simpang Pematang dilakukan meliputi:

1. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Simpang Pematang;

2. pembangunan pusat perdagangan;

3. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dengan sistem pengelolaan Sanitary Landfill;

4. peningkatan puskesmas rawat inap; 5. pembangunan terminal Tipe C;

6. pembangunan sarana air bersih; 7. pembangunan kawasan wisata air;

(35)

pendidikan; dan

9. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan.

e. Perwujudan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tanjung Raya, meliputi:

1. peningkatan pusat perdagangan;

2. pengembangan sarana dan prasarana pertanian;

3. peningkatan jaringan jalan produksi pertanian dan perkebunan;

4. peningkatan sistem jaringan irigasi; 5. pembangunan sarana air minum;

6. pembangunan perkantoran Polisi Resort (Polres);

7. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan;

8. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan; dan

9. pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

f. Perwujudan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Way Serdang, meliputi:

1. pengembangan industry pengolahan hasil pertanian; 2. pembangunan sarana air minum;

3. peningkatan jaringan jalan produksi;

4. pengembangan sarana kesehatan berupa Puskesmas;

5. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan; dan

6. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan.

g. Perwujudan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Panca Jaya, meliputi:

1. pengembangan puskesmas pembantu; 2. peningkatan pusat perdagangan;

3. pengembangan sarana dan prasarana pertanian; 4. peningkatan jaringan jalan;

5. pembangunan Gedung Olah Raga dan Kesenian (GOR); 6. pembangunan Perpustakaan Daerah;

7. pembangunan sarana pendidikan (SD sampai Perguruan Tinggi);

8. pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK); 9. pembangunan sarana air minum; dan

10. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana peribadatan.

h. Perwujudan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Rawa Jitu Utara, meliputi:

1. pembangunan jalan produksi pertanian;

2. penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan minapolitan;

3. pembangunan Balai Benih Ikan (BBI) tawar;

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan pusat kegiatan diserasikan dengan sistem jaringan transportasi, sistem jaringan prasarana dan sarana, dan memperhatikan peruntukan ruang kawasan budi daya di wilayah

terdapat di Kecamatan Natar, Kecamatan Jati Agung, sebagian Kecamatan Tanjung Sari, sebagian Kecamatan Tanjung Bintang, sebagian Kecamatan Merbau Mataram, sebagian

Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) huruf a disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan rencana

(1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan

(1) ' ' Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf t dilaksanakan untuk normalisasi kondisi dan kehidupan

(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) yaitu kawasan peruntukan pertahanan keamanan dapat dilaksanakan apabila

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa tambak dan kolam yang terletak di Kecamatan Paiton, Kecamatan Kraksaan,

Pasal 103 1 Di kawasan budi daya dapat ditetapkan kegiatan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, dengan ketentuan tidak mengganggu dominasi fungsi kawasan yang bersangkutan dan