• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI PEMUDA DAN PEMUDI UNTUK BERGABUNG DI IPNU-IPPNU RANTING DUKUH TENGAH (STUDI KASUS IPNU-IPPNU DUKUH TENGAH BUDURAN SIDOARJO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI PEMUDA DAN PEMUDI UNTUK BERGABUNG DI IPNU-IPPNU RANTING DUKUH TENGAH (STUDI KASUS IPNU-IPPNU DUKUH TENGAH BUDURAN SIDOARJO)."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI PEMUDA DAN PEMUDI UNTUK BERGABUNG

DI IPNU-IPPNU RANTING DUKUH TENGAH

(STUDI KASUS IPNU-IPPNU DUKUH TENGAH BUDURAN SIDOARJO)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

IKRIMATUZ ZAIDAH B04212032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Ikrimatuz Zaidah, B04212032. Motivasi Pemuda dan Pemudi Untuk Bergabung

di IPNU-IPPNU Ranting Dukuh Tengah (Studi Kasus IPNU-IPPNU Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo). Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian ini dilakukan di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa motivasi pemuda dan pemudi untuk

bergabung di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo dan untuk mengetahui apa tujuan pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo.

Penentuan subjek penelitian menggunakan metode snowball sampling. Penelitian

menggunakan subjek delapan anggota yang lama di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Penelitian ini juga menyertakan delapan anggota yang baru di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan dan analisis data.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ adalah karena ada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik penelitian ini terdiri dari bakat, persepsi, dan minat, sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Hasil penelitian ini selanjutnya adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ingin memajukan organisasi desa dengan cara

makesta (masa kesetiaan anggota). Artinya anggota akan saling mengenal antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, sehingga akan timbul kenyamanan di

organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul

(7)

dari Makesta dan Latihan Kader Muda, selanjutnya Latihan Kader Utama. Tujuan pemuda dan pemudi untuk bergabung di IPNU-IPPNU Desa Dukuh Tengah Jawa Timur adalah agar dapat memenuhi kebutuhannya di antaranya adalah kebutuhan ego, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan afiliasi. Tujuan selanjutnya adalah ingin mengetahui bagaimana cara berorganisasi dan bersosialisasi, yaitu dengan cara motivasi belajar.

(8)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL DALAM) ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

B.Kerangka Teori ... 14

1.Pengertian dan Tujuan Motivasi ... 14

2. Pendekatan Motivasi ... 16

3. Motivasi Menurut Maslow ... 17

4. Motivasi Menurut McClelland ... 19

5. Teori Motivasi Sosial Psikologi ... 19

6. Motivasi Menurut Herzberg ... 20

7. Teori X dan Teori Y Menurut Douglas McGregor ... 21

(9)

9. Proses Motivasi ... 25

10. Motivasi Menurut Ajaran Islam ... 26

BAB III : METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29

B.Lokasi Penelitian ... 29

C.Jenis dan Sumber Data ... 30

D.Tahap-tahap Penelitian ... 31

E.Teknik Pengumpulan Data ... 36

F.Teknik Validitas Data ... 41

G.Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV : Penyajian Data dan Analisis Data A.Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 44

B.Penyajian Data ... 50

C.Analisis Data ... 67

BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan ... 85

B.Rekomendasi ... 86 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Istilah organisasi sudah dikenalkan sejak tingkat sekolah menengah

pertama (SMP). Organisasi itu disebut organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

Di kehidupan bermasyarakat juga ada organisasi, salah satunya adalah arisan

ibu-ibu. Suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi. Setiap organisasi

memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

yang tepat untuk mengembangkan bakat di dalam dirinya.1 Pengertian tersebut

menjelaskan bahwa organisasi tidak hanya menghimpun kegiatan sosial atau

lainnya dalam rangka meningkatkan jiwa yang bersosial kepada masyarakat.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah: 122,

 beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama

1

(11)

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”2

Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang

menyangkut perjuangan. Hukum-hukum yang menyangkut perjuangan adalah

hukum mencari ilmu dan mendalami agama. Artinya, bahwa pendalaman

ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan menggunakan bukti-bukti

penyampaian. Pendalaman agama juga merupakan rukun terpenting dalam

menyeru kepada Allah SWT dan menegakkan ajaran-ajaran Islam.

Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam

mengerjakan suatu pekerjaan.3 Sehingga, adanya motivasi semangat para

anggota bertambah. Hal ini yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui

motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul

Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah

Buduran Sidoarjo. Prinsip berorganisasi adalah mencapai tujuan, untuk

mencapai keinginan atau tujuan yang ingin dicapai, maka ketua dan anggota

harus mampu mengembangkan bakatnya dengan baik. Ketua Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’

(IPPNU) mempunyai semangat baru untuk mengaktifkan kembali organisasi

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’

yang ada di Dukuh Tengah.

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul

Ulama’ adalah organisasi yang berada di bawah naungan jam’iyah Nahdlatul

2 Departemen Agama RI, 2002, Al Qur’an danTerjemahnya , PT Sari Agung

, Jakarta, hal. 123-124

3

(12)

aktualisasi, dan kaderisasi pelajar-pelajar Nahdlatul Ulama’. Selain itu,

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’

merupakan bagian dalam dari potensi generasi muda Indonesia yang

menitikberatkan bidang pekerjaannya pada pembinaan dan pengembangan

remaja terutama kalangan pelajar (siswa dan santri).

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul

Ulama’ sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan mempunyai tugas

khusus antara lain berpartisipasi aktif dalam melakukan dakwah Islamiah.

Organisasi ini beranggotakan pelajar-pelajar dan santri yang mempunyai

potensi sangat tinggi. Tujuan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ antara lain. Pertama terwujudnya

pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, berakhlakul

karimah. Ketiga, menguasai ilmu pengetahuan. Keempat, teknologi. Kelima,

memiliki kesadaran. Keenam, tanggung jawab terhadap terwujudnya

tatanan masyarakat yang berkeadilan. Ketujuh, demokratis atas dasar

ajaran Islam ahlussunah wal jamaah.

Fungsi dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama’ adalah sebagai wadah komunikasi pelajar Nahdlatul

Ulama’ untuk menghimpun ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syari’at

Islam dan wadah aktualisasi pelajar Nahdlatul Ulama’ dalam pelaksanaan dan

4

(13)

pengembangan syariat Islam. Sebelum memutuskan untuk bergabung di

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’,

maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’

dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’, apa tujuan Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ dan apa fungsi

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’

itu sendiri. Dengan demikian, segala upaya yang membutuhkan keputusan

yang benar, akan melahirkan kemantapan hati, agar tidak melanggar syariat

Islam. Keputusan adalah solusi yang dilakukan secara sadar dalam

mengambil konsekuensinya. Oleh karena itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’

dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ bertujuan memberi kesempatan

untuk bergabung dalam melakukan dakwah Islamiah.

Pemuda adalah golongan muda yang masih membutuhkan bimbingan

dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi,

anak-anak yang paling dinamis dalam perdebatan intelektual.5 Pemudi adalah

golongan perempuan muda yang masih membutuhkan bimbingan dan

pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi.6

Pemuda atau pemudi adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan

kelebihan untuk berfikir serta bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil

sebuah keputusan untuk bergabung di organisasi Islam yakni Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Tidak semua

pemuda dan pemudi bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil sebuah

5

Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274.

6

(14)

keputusan, hanya pemuda dan pemudi yang memiliki keimanan, keyakinan

serta kepercayaan yang sudah matang yang dapat memotivasi diri.

Di dalam mengambil sebuah keputusan, pemuda dan pemudi

membutuhkan pencarian informasi dan pengenalan secara jelas dan

mendalam. Keputusan pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ bisa dipengaruhi

oleh budaya, sosial, lingkungan dan motivasi diri sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tema motivasi, karena

motivasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan

suatu organisasi untuk mencapai tujuan, motivasi merupakan unsur yang

sangat penting dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka

salah satu hal yang perlu dilakukan ketua adalah memberikan daya pendorong

yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku para anggota

agar bersedia melakukan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan yang

diinginkan organisasi. Daya pendorong tersebut disebut sebagai motivasi.

Dalam melakukan suatu tanggung jawab, setiap anggota membutuhkan

motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat atau kegairahan

dalam melakukan tanggung jawab masing-masing anggota.

Latar belakang peneliti tertarik untuk fokus penelitiannya di bidang

motivasi adalah karena organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatu Ulama’ dan Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ di ranting Dukuh Tengah setelah beberapa

tahun fakum dan saat ini sudah mulai aktif kembali, maka dari itu peneliti

(15)

bergabung dan mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan di Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini menggunakan rumusan

masalah sebagai berikut: apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung

di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’

ranting Dukuh Tengah, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut: Untuk mengetahui apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung

di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama’.

C. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi organisasi yang

bersangkutan. Selain itu, penelitian ini disusun untuk mengembangkan teori

tentang motivasi.

(16)

bermanfaat bagi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama’ sehingga dapat meningkatkan jumlah anggota yang

maksimal sesuai harapan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’.

D. Definisi Konsep

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul “Motivasi

pemuda dan pemudi untuk Bergabung Di IPNU-IPPNU”, maka kiranya perlu

dijelaskan istilah-istilah atau kata-kata yang terdapat di dalam judul tersebut.

1. Motivasi

Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam

mengerjakan suatu pekerjaan.7

2. Pemuda

Pemuda adalah golongan terdiri dari laki-laki muda yang masih

membutuhkan bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar

dapat melanjutkan generasi, anak-anak yang paling dinamis dalam

perdebatan intelektual.8

3. Pemudi

Pemudi adalah golongan perempuan muda yang masih membutuhkan

bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat

melanjutkan generasi.9

7

Hasymi Ali, 1995, Organisasi Dan Manajemen Jilid I, Bumi Aksara, Jakarta, hal, 400.

8

Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274.

9

(17)

IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan

komitmen nilai-nilai keislaman, kebangsaan, keilmuan, kekaderan, dan

keterpelajaran dalam upaya pembinaan kemampuan yang dimiliki sumber

daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya

ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah dalam kehidupan masyarakat

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.10

5. IPPNU

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) adalah organisasi

pemula dalam jajaran jam’iyah Nahdlatul Ulama’ (NU) yang dalam

pelaksanaan fungsinya mengikuti tugas utama organisasi, yaitu sebagai

salah satu badan otonom NU.11

E.Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan skripsi.

Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah memahami penulisan

skripsi ini. Sistematika pembahasan penelitian ini memiliki beberapa kategori.

Kategori tersebut memiliki karakteristik yang digunakan sebagai pembeda

antar bab.

Kategori pertama disebut bab pertama. Bab pertama adalah

pendahuluan. Bab ini memiliki karakteristik yang membahas tentang gambaran

umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah. Adanya latar belakang,

peneliti mendapatkan rumusan masalah. Rumusan masalah adalah rumusan

10

Ricky Rahmanto, 2015, Kajian moral dan kewarganegaraan, Vol. 03, No. 03, 1370 11

(18)

pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Karakteristik ketiga adalah

tujuan penelitian. Tujuan penelitian disusun untuk mengungkapkan sasaran

yang ingin dicapai dalam penelitian. Karakteristik keempat adalah manfaat

penelitian. Karakteristik kelima adalah definisi konsep. Karakteristik terakhir

adalah sistematika pembahasan.

Kategori kedua disebut bab kedua. Bab kedua adalah kajian teoritik.

Bab ini memiliki karakteristik yang berisi tentang penelitian terdahulu yang

relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan

pembaca. Penelitian terdahulu ini dapat membuktikan bahwa skripsi ini

disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada. Selanjutnya, karakteristik

kedua adalah kerangka teori. Kerangka teori memiliki sub bab khusus yaitu

perspektif Islam.

Kategori lain dalam bab ini adalah bab ketiga. Bab ketiga merupakan

metode penelitian. Karakteristik bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis

penelitian. Karakteristik kedua yaitu lokasi penelitian. Karakteristik ketiga

penelitian ini adalah jenis dan sumber data. Serangkaian ini merupakan hal

wajib yang harus ada dalam penelitian kualitatif. Karakteristik keempat adalah

tahap-tahap penelitian. Karakteristik lain bab ini yaitu teknik pengumpulan

data. Pembahasan khusus dalam penelitian kualitatif yaitu pembahasan

mengenai teknik validitas data.

Kategori keempat adalah pembahasan. Pembahasan terletak dalam bab

keempat skripsi. Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian.

(19)

hasil penelitian (analisis data). Hal ini merupakan serangkaian dalam

penyelesaian penelitian ini. Bab ini sering disebut inti dalam suatu penelitian,

sehingga bab ini sering lebih diperhatikan dalam penyusunannya.

Kategori terakhir adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran

dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian. Sistematika pembahasan ini

(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hartini1 melakukan penelitian terhadap aktivitas IPNU-IPPNU Kecamatan

Mranggen yang mengalami fluktuasi (naik turun). Adanya fluktuasi ini terkait

dengan faktor yang mendukung program kerja PAC IPNU-IPPNU Kecamatan

Mranggen. Selain adanya faktor yang mendukung, penelitian ini juga membahas

tentang faktor yang menghambat PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen pada

tahun 2015 yang berjudul “Pengelolaan Organisasi Pemuda Berbasis

Keagamaan”. Penelitian Hartini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan

organisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan

untuk mengetahui cara kerja PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak.

Hal yang membedakan penelitian milik Hartini dengan penelitian ini

adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Penelitian Hartini berfokus pada

pengelolaan organisasi PAC IPNU-IPPNU. Penelitian Hartini juga untuk

mengetahui cara kerja PAC IPNU-IPPNU di Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak, sedangkan penelitian ini berfokus pada segi motivasi pemuda dan pemudi

untuk bergabung di IPNU-IPPNU. Lokasi yang diambil oleh Hartini adalah

organisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak,

sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di organisasi IPNU-IPPNU Dukuh

1

(21)

Tengah. Persamaannya penelitian ini dengan penelitian Hartini terletak pada segi

pendekatan yaitu pendekatan kualitatif.

Ricky Rahmanto2 melakukan penelitian terhadap organisasi IPNU-IPPNU

di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2015 yang berjudul “Pemahaman

Kader Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama

(IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Negeri

Surabaya Tentang Wawasan Kebangsaan”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemahaman kader pimpinan komisariat perguruan tinggi Ikatan

Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Universitas Negeri Surabaya tentang Wawasan Kebangsaan.

Hal yang membedakan penelitian milik Ricky Rahmanto dengan

penelitian ini adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Penelitian Ricky

Rahmanto berfokus untuk mengetahui pemahaman kader pimpinan komisariat

perguruan tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Universitas Negeri Surabaya, sedangkan penelitian

ini pada segi motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di IPNU-IPPNU.

Lokasi yang diambil oleh Ricky Rahmanto adalah komisariat perguruan tinggi

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama

(IPPNU) di Universitas Negeri Surabaya, sedangkan penelitian ini mengambil

lokasi di organisasi IPNU-IPPNU di Dukuh Tengah. Sedangkan penelitian ini ada

pada segi pendekatan kualitatif dan Ricky Rahmanto pada segi kuantitatif.

2 Ricky Rahmanto, “Pemahaman Kader Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar

(22)

Novita Indrawati3 melakukan penelitian terhadap mahasiswa akuntansi

untuk mengikuti PPAk pada tahun 2009 yang berjudul“Motivasi dan Minat

Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi yang terdiri dari motivasi

kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi sosial mempengaruhi

mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

Hal yang membedakan penelitian milik Novita Indrawati dengan

penelitian ini adalah pada lokasi penelitian dan segi pendekatan. Penelitian Novita

Indrawati yang berlokasi di mahasiswa jurusan akuntansi semester akhir UNRI,

UIR, UIN dan mahasiswa (PPAk) UNRI, sedangkan penelitian ini berlokasi di

organisasi IPNU-IPPNU Dukuh Tengah. Segi pendekatan yang dipakai oleh

Novita Indrawati adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini pada segi

kualitatif. Sedangkan persamaannya penelitian ini dengan penelitian Novita

Indrawati ada pada segi motivasi.

Rizky Firdausz4 melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul

“Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus (Studi Eksplorasi

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip)”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang memotivasi mahasiswa

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro memutuskan mengikuti

organisasi mahasiswa atau tidak. Selain itu, tujuan penelitian Firdausz adalah

3 Novita Indrawati, “Motivasi dan Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk),” Pekbis Jurnal,( No. 02, Vol. 1, Juli, Tahun 2009), hal. 124.

4 Rizky Firdausz, 2012, “Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus (Studi

(23)

untuk mengetahui dan menganalisis persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomika dan

Bisnis berkaitan dengan organisasi mahasiswa sebagai sarana pengembangan

softskill.

Hal yang membedakan penelitian milik Rizky Firdausz dengan penelitian

ini terletak pada lokasi penelitian. Lokasi yang diambil oleh Rizky Firdausz

adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Semarang, sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di organisasi IPNU-IPPNU

Dukuh Tengah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rizky Firdausz

terletak pada segi pendekatan kualitatif dan fokus masalah.

B. Kerangka Teori

1. Pengertian dan Tujuan Motivasi

Setiap manusia tentunya membutuhkan motivasi, untuk memberikan

semangat kepada diri sendiri. Motivasi ini diterapkan pada suatu pekerjaan

agar pekerjaan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal. Motivasi adalah

sesuatu yang mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan.5 Tujuan

tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, karena kebutuhan orang

yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Sehingga cara untuk

memperolehnya berbeda-beda. Dalam memenuhi kebutuhan, seseorang

akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang

mendasari perilakunya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam diri

seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada tindakannya. Teori motivasi

merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan

5

(24)

dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya. Motivasi

seseorang berupa intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

seseorang adalah sesuatu yang sama-sama mempengaruhi tugas seseorang.

Persatuan motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan kesepakatan yang

ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi seseorang.6

Motivasi menurut Griffin merupakan sekelompok faktor yang

menyebabkan individu berperilaku dalam cara-cara tertentu.7 Kinerja

individu secara umum ditentukan oleh tiga hal: motivasi (keinginan untuk

melakukan pekerjaan), kemampuan (kapabilitas untuk melakukan

pekerjaan), dan lingkungan kerja (sumber-sumber daya yang diperlukan

untuk melakukan pekerjaan). Selain ketiga arti penting dari motivasi di atas,

terdapat perspektif lain yang menjelaskan lebih lanjut mengenai teori

motivasi, atau dikenal sebagai perspektif kontemporer mengenai motivasi.

Terdapat tiga perspektif kontemporer dalam melihat bagaimana motivasi

menjadi kekuatan pendorong bagi individu untuk berperilaku. Ketiga

perspektif tersebut adalah perspektif kebutuhan, perspektif keseimbangan

dan keadilan, perspektif pengharapan, perspektif penguatan, dan perspektif

penyusunan tujuan.8 Motivasi juga merupakan kegiatan yang

mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi

adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau

6

Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 312-313

7

Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 38

8

(25)

diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang

tampak.9

Tujuan didefinisikan sebagai suatu harapan untuk mendapatkan

suatu penghargaan. Tujuan motivasi adalah suatu usaha untuk memberikan

semangat kepada seseorang, menggerakkan atau menggugah seseorang agar

mempunyai keinginan dan timbul kemauan untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil dan bisa mencapai tujuan tertentu.10

2. Pendekatan Motivasi

Terdapat beberapa pendekatan dalam memahami motivasi, paling

tidak terdapat tiga pendekatan yang telah dikenal dalam dunia manajemen,

yaitu pendekatan tradisional, pendekatan relasi manusia, dan pendekatan

SDM.

“Pertama, pendekatan tradisional, pendekatan ini sering dikaitkan dengan pendekatan terdahulu. Hal ini telah dikemukakan dalam ilmu manajemen atau kelompok manajemen ilmiah. Salah satu tokoh

penggagasnya adalah Frederick Winslow Taylor.”11

“Kedua, pendekatan hubungan manusia, pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan Elton Mayo dan para pengikutnya. Mayo justru menemukan bahwa pekerjaan sama yang terus-menerus dilakukan akan menyebabkan kebosanan. Mayo menganggap bahwa kontak sosial atau relasi antar manusia justru akan membantu dan

memelihara motivasi para pekerja.”12

“Ketiga pendekatan SDM, pendekatan ini mengkritisi penyederhanaan pandangan terhadap pekerja yang hanya didasarkan pada uang dan interaksi sosial. Menurut pendekatan ini, seringkali dikaitkan kepada Douglas McGregor para manajer perlu menyadari

9

T. Hani Handoko, 2011, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 251.

10

Miftah Thoha, 1998, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, RajaGrafindo P, Jakarta, hal. 180-182.

11

Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 39

12

(26)

bahwa pada dasarnya manusia dapat dikategorikan kepada dua jenis karakter, yaitu tipe X dan tipe Y. SDM yang bertipe X memiliki kecenderungan sebagai orang yang malas untuk bekerja dan hanya akan bekerja jika dipaksa untuk bekerja. Sekalipun para pekerja memandang bahwa bekerja itu penting, namun umumnya pekerja dengan tipe ini akan cenderung menghindari pekerjaan dan tanggung jawab.”13

Adapun karakteristik SDM yang kedua adalah bertipe Y. Para

pekerja yang bertipe Y ini memandang bahwa pada dasarnya bekerja tidak

berbeda jauh dengan bermain atau beristirahat. Oleh karena itu, para pekerja

yang bertipe Y cenderung menyukai pekerjaan dan bersifat aktif dalam

setiap pekerjaan. Para pekerja yang bertipe Y ini akan sangat berinisiatif,

kreatif, dan sangat menyukai berbagai tantangan dalam pekerjaan. Para

manajer perlu menciptakan suasana atau iklim kerja yang memungkinkan

partisipasi dari setiap individu untuk berkembang. Salah satunya adalah

pendekatan partisipatif dalam manajemen, di antaranya melalui pendekatan

manajemen by objectives (MBO).14

3. Motivasi menurut Maslow

“Ada lima tingkat kebutuhan, yaitu: pertama, kebutuhan fisiologika,

seperti rasa lapar, haus, istirahat dan sex; kedua, kebutuhan rasa potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi

kemampuan nyata.15 Berikut adalah penjelasan tentang rincian

kebutuhan:”16

13

Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 39

14

Ernie Tisnawati Sule, 2009, Pengantar Manajemen, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 235.

15

Miftah Thoha, 1998, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, RajaGrafindo P, Jakarta, hal. 404.

16

(27)

a) Kebutuhan Fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu

kebutuhan tubuh manusia untuk bertahan hidup.

b) Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat dua setelah

kebutuhan dasar, kebutuhan ini merupakan perlindungan bagi

fisik manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari bahaya

kejahatan sehingga manusia dapat hidup aman dan nyaman secara

psikis.

c) Kebutuhan sosial adalah kebutuhan tingkat ketiga yaitu

kebutuhan untuk dicintai orang lain, rasa memiliki dan

dimiliki oleh orang lain. Pernikahan dan keluarga adalah bentuk

dari kebutuhan sosial.

d)Kebutuhan ego adalah keinginan untuk berprestasi sehingga

mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lain. Manusia akan

selalu berusaha untuk mencapai prestasi dan status yang lebih baik.

e) Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan dari seseorang untuk

menjadikannya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi

dan kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri

juga menggambarkan keinginan seseorang untuk mengetahui,

memahami dan membentuk suatu sistem nilai, sehingga ia

bisa mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri

adalah keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasan dan

(28)

4. Motivasi menurut McClelland

Menurut Miftah Thoha, “ada tiga kebutuhan dasar yang

memotivasi seseorang individu untuk berprilaku, yaitu: kebutuhan untuk

sukses, kebutuhan untuk afiliasi dan kebutuhan kekuasaan”.17

a) Kebutuhan sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai

prestasi dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki

kebutuhan sukses, akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk

mencapai cita-cita yang diinginkannya.

b) Kebutuhan afiliasi adalah keinginan untuk membina hubungan

dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin

dimiliki oleh orang di lingkungannya dan ingin memiliki

orang yang bisa menerimanya.

c) Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang agar dapat

mengontrol lingkungannya, temasuk orang yang ada di

sekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,

mengarahkan dan mengatur orang lain.

5. Teori Motivasi Sosial Psikologi

Teori sosial psikologi ini menekankan bahwa manusia berusaha

untuk memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat, serta masyarakat

membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Selain itu,

17

(29)

dalam teori sosial psikologi dinyatakan bahwa hubungan sosial adalah

faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian.18

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Oleh karena itu, motivasi

sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.19

Motivasi menjadi hal yang penting dalam hidup manusia, karena motivasi

menyebabkan perilaku manusia untuk bekerja giat dan mencapai hasil yang

optimal.

6. Motivasi Menurut Herzberg

Motivasi Herzberg dikenal dengan “ Model Dua Faktor”,yaitu faktor

motivasional dan faktor pemeliharaan. Menurut teori ini, faktor

motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya

intrinsik. Artinya bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang

dimaksud dengan faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya

ekstrinsik. Artinya, bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku

seseorang dalam kehidupan seseorang.20

Herzberg menggolongkan faktor motivasional dengan melihat

pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,

kemajuan dalam karir, dan pengakuan orang lain.21 Sedangkan faktor-faktor

pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,

18

J. Winardi, 2002, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 12.

19

Djoerban Wahid, 1997, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, Jakarta, hal. 87.

20

Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 318-320.

21

(30)

hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan

rekan-rekan sekerjanya, sistem administrasi dalam organisasi, dan kondisi

kerja.22

Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori

Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih

berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik

ataukah yang bersifat ekstrinsik.

7. Teori X dan Teori Y Menurut Douglas McGregor

McGregor merumuskan dua teori dasar mengenai perilaku manusia.

Kedua teori tersebut disebut teori X dan satu teori lagi yang berbeda yaitu

teori Y. Oleh karena itu McGregor ini juga disebut teori X-Y.23 Berikut

adalah teori menurut McGregor tentang motivasi berdasarkan teori X

menyatakan:24

a) Manusia kebanyakan tidak menyukai pekerjaan dan berusaha untuk

menghindarinya.

b) Agar orang bekerja maka perlu dipaksa, dikendalikan, diatur,

diancam dengan hukuman agar pada waktu mendatang lebih giat

untuk mencapai tujuan organisasi.

c) Manusia cenderung tidak mau menempuh resiko, cari aman,

berusaha menghindar dari tanggung jawab, dan sulit diatur.

Berikut adalah teori menurut McGregor tentang motivasi

berdasarkan teori Y menyatakan:

22

Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 320

23

Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 320.

24

(31)

a) Manusia cenderung ingin belajar dalam situasi yang layak.

b) Manusia mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.

c) Pengendalian, pengawasan, dan hukuman bukanlah satu-satunya

cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.25

8. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar.

Motivasi sebagai penggerak tingkah laku yang sangat penting di dalam

proses belajar. Pelajar harus dibantu untuk berkeinginan mempelajari yang

seharusnya dipelajarinya.26

Berdasarkan sumbernya motivasi dibagi menjadi dua jenis yakni

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motif ekstrinsik bersifat nyata

dan dapat dilihat orang lain. Motif ekstrinsik juga mencakup dorongan

untuk menghindari hukuman dan menjalankan aturan. Motif intrinsik

mencakup perasaan tanggung jawab, pencapaian prestasi, perasaan

tertantang.27

Berkaitan dengan proses belajar, motivasi belajar sangatlah

diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat apabila

mempunyai motivasi belajar yang kuat. Berikut ini penjelasan tentang

motivasi intrinsik dan ekstrinsik:

25

Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 321

26

J. Winardi, 2002, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 141.

27

(32)

a. Motivasi Intrinsik

Berbicara mengenai motivasi intrinsik dalam belajar, motivasi

intrinsik dalam belajar dibagi menjadi dua yaitu pertama motivasi

intrinsik berdasarkan pilihan diri sendiri. Dalam pandangan ini,

seorang pelajar ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu

karena kemauan sendiri. Minat intrinsik seorang pelajar akan

meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk

mengambil tanggung jawab sendiriatas pembelajaran mereka. Kedua,

motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan fokus

dalam melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang

dianggap sanggup untuk diselesaikan.28

Sementara itu, beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi

internal belajar adalah sebagai berikut:29

1) Bakat, kemampuan yang dimiliki individu yang apabila diberi

kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi

suatu kecakapan yang nyata. Bahan pelajaran yang dipelajari

peserta didik apabila sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena peserta didik akan senang belajar dan

pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya.

2) Persepsi adalah kesadaran manfaat belajar dan cita-cita juga

mempengaruhi kemauan belajar seseorang.

28

J. Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, hal. 141.

29

(33)

3) Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila

bidang yang digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik,

peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

tidak ada daya tarik baginya. Minat dipengaruhi oleh pengetahuan,

persepsi dan pengalaman.

b. Motivasi Ekstrinsik

Perkembangan manusia dalam hidup tidak bisa dilepaskan

dengan tiga lingkungan yang menjadi pusat pendidikan.30

1) Di rumah atau dalam lingkungan keluarga anak mendapatkan

pendidikan informal, berupa pembentukan kebiasaan seperti cara

makan, tidur, bangun pagi, gosok gigi, tata krama, sopan santun,

religi dan lain sebagainya. Pendidikan informal dalam keluarga

membantu meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak.

2)Di sekolah anak berinteraksi dengan guru dan pengajar,

teman-teman dan pengelola tata usaha. Di lingkungan ini anak

mendapatkan pendidikan formal berupa pembentukan nilai-nilai,

pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap bidang studi. Akibat

bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah

kepribadiannya untuk tekun, rajin belajar dan disertai keinginan

untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya.

Sebaliknya apabila di sekolah berinteraksi dengan teman yang

kurang tertib sekolahnya, maka belajar menjadi tidak membuahkan

30

(34)

hasil dan berakibat prestasi menurun atau bahkan tidak tamat

sekolah.

3)Di masyarakat, anak berinteraksi dengan orang-orang yang ada di

sekitar rumah yang beraneka macam sifatnya. Di lingkungan

masyarakat seorang anak akan mendapatkan pendidikan nonformal

atau pendidikan luar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup.

Masyarakat mewariskan kebudayaaan yang dimilikinya kepada

setiap generasi yang lebih muda dengan melalui pendidikan dan

interaksi sosial. Dengan demikian, interaksi sosial dapat diartikan

sebagai proses pembelajaran. Dalam pendidikan non formal

kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang memilih dan

berdasarkan akal.

9. Proses Motivasi

Dalam pembahasan mengenai proses motivasi, perilaku motivasi

meliputi faktor lingkungan eksternal dan faktor internal seperti nilai-nilai

organisasi dan struktur organisasi. Faktor-faktor ini yang akan

mempengaruhi motivasi individu dan kelompok dalam organisasi.

Tujuan yang akan dicapai dan nilai-nilai suatu organisasi itu

mempengaruhi motivasi dengan menentukan hasil yang dikehendaki dan

menunjukkan perilaku yang sesuai yang dapat dipakai untuk mencapai

hasil tersebut.31 Tujuan yang jelas akan mendorong usaha dan

31

(35)

memusatkannya ke arah yang sesuai. Nilai-nilai ini yang akan

memberikan norma atau pedoman bagi perilaku yang dianggap sesuai

dalam organisasi.

10. Motivasi Menurut Ajaran Islam

Dalam ajaran Islam motivasi itu digerakkan oleh Allah yang

memiliki zat esa tidak ada yang menyerupainya, Allah tidak berkehendak

kepada siapapun, dialah pencipta segalanya.32 Sebagai manusia yang

diciptakanNya, Allah mengajarkan agar manusia itu bekerja melakukan

sesuatu karena Allah, karena mengharap keridhaannya. Bukan untuk

makan dan bukan untuk jabatan. Allah merupakan sumber penggerak

sehingga seseorang menjadikan Allah sebagai asal motivasi. Manusia

menganggap bahwa bekerja karena Allah. Imbalannya dari Allah yang

maha kaya, maha pengasih, maha adil, dan maha penyayang. Allah yang

akan mengadili semua manusia di hadapannya di akhirat dan menerima

balasan yang setimpal sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya. Hal ini

dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Insan 22:

Artinya: “Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu

adalah disyukuri (diberi balasan)”.33

Jika manusia atau karyawan memiliki motivasi seperti ini, maka

tentu tidak akan ada perebutan jabatan, stress, dan frustasi. Sayangnya

32

Sofyan Syafri Harahap, 1996, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, jakarta, hal. 276-278.

33

(36)

kebutaan manusia terhadap inti agama tidak dimanfaatkan oleh

manajemen atau perusahaan.34 Padahal hal ini dapat mengurangi biaya,

meningkatkan produktivitas, dan menciptakan keharmonisan dalam

perusahaan.

Manusia akan berbuat sebaik-baiknya seolah-olah ia dilihat oleh

Allah sehingga ia tidak akan berani melakukan yang bertentangan dengan

ketentuan Allah. Hal ini Dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-An’am

162:

Artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.35

Karyawan seperti ini tentu akan mengurangi beban biaya seperti

biaya pengawasan, dan biaya meredam keresahan. Namun dalam

manajemen seperti ini tidak saja karyawan yang harus dituntut seperti itu

tetapi juga manajer, direksi, dan pemilik perusahaan dituntut untuk

melakukan hal yang sama sehingga manajemen perusahaan harus

transparan, adil, jujur, bebas dari segala penipuan, ketidak jujuran, dan

ketidak adilan.

Di dalam Islam, aqidah tauhid yang betul melahirkan motivasi

utama yang dinamik. Hal ini senada dengan pendapat di atas yang

34

Muhammad Munir, 2006, Manajemen Dakwah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 141.

35

(37)

menyatakan bahwa motivasi semestinya digerakkan oleh keyakinan dan

kepatuhan kepada Allah. Tauhid adalah prinsip mengesakan Allah

artinya hanya mematuhi Allah SWT sebagai Tuhan tidak ada Tuhan lain

selain Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat At-Taghabun 13:

Artinya: “(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah

orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja”.36

Ayat ini menerangkan ke esaan Allah. Yakni, Allah adalah tuhan

yang layak disembah manusia, tuhan yang esa dan tidak ada tuhan yang

lain. Orang yang beriman itu senantiasalah dia bertawakkal. Allah itu

berkuasa atas segala sesuatu. Rasulullah menasihatkan kita yang Islam

dan beriman bahwa hendaklah kita terima hakikat bahwa Allah itu

memiliki 99 nama yang juga merupakan kekuasaannya.

36

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk

bergabung di IPNU-IPPNU. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara

terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku

baik secara individu atau sekelompok orang.1

Jika dilihat dari segi jenis penelitian, maka penelitian ini masuk kedalam

kategori jenis studi kasus. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif

yang bersifat terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk

menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer.2

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini

adalah kualitatif studi kasus.

B. Lokasi penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu

penelitian.3 Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah pemuda dan pemudi

desa Dukuh Tengah yang bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul

1

Lexy J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, : PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 5.

2

Haris Herdiansyah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, hal. 76.

3

(39)

Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ yang bertempat di Jl. Raya

Juanda 70 Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data atau data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data yang dihimpun

adalah tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di

IPNU-IPPNU (Studi Kasus IPNU-IPNU-IPPNU Dukuh Tengah) yang diperoleh dari :

a.Ketua IPNU: Sebagai pemilik ide untuk membangkitkan kembali

organisasi IPNU-IPPNU.

b.Ketua IPPNU: Sebagai pemilik ide untuk membangkitkan kembali

organisasi IPNU-IPPNU dan sebagai ketua pelajar putri Nahdlatul

Ulama’.

c.Pengurus Harian: Sebagai pengurus harian IPNU-IPPNU seperti

sekretaris dan bendahara.

d.Anggota lama dan anggota baru: Sebagai angota yang merasakan akan

manfaat organisasi ini.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita

hanya mencari dan mengumpulkan.4 Data yang diambil dari data sekian

adalah tentang sejarah perkembangan IPNU-IPPNU di desa Dukuh Tengah.

4

(40)

D. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dimaksud adalah proposal penelitian.

Dalam hal ini, ditempatkan pada bab 1 yang berisi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep

dan sistematika pembahasan.

Dalam penyusunan proposal, peneliti melakukan diskusi khusus

tentang beberapa masalah yang ditemukan dengan dosen pembimbing.

masalah tersebut pada awalnya didiskusikan dengan dosen pembimbing.

Kemudian setelah proposal selesai, peneliti menghadap dosen pembimbing

skripsi. Sehingga perbaikan yang perlu dilakukan tidak banyak karena

sudah ada persiapan sebelumnya. Hal ini juga bermanfaat pada kelancaran

dalam mengikuti ujian proposal.

2) Memilih Lapangan Penelitian

Peneliti memilih lapangan penelitian dan menentukan bagian yang

akan diteliti yaitu motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di

IPNU-IPPNU (studi kasus IPNU-IPNU-IPPNU Dukuh Tengah). Peneliti memutuskan

untuk menjadikan objek penelitian di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ Dukuh Tengah, karena organisasi

ini bagi peneliti unik. Keunikan yang dimaksud, karena kalau kita hanya

(41)

mulai dari dulu sampai sekarang. Ketika ditelusuri seperti lebih mendalam,

ada hal yang menarik dari organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ Dukuh Tengah ini. Namun, dalam

penelitian ini fokus pembahasannya adalah motivasi pemuda dan pemudi

Dukuh Tengah.

Organisasi tersebut menjadi unik karena dapat memajukan kembali

organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama’. Selain itu, organisasi ini juga dapat membantu banyak

kalangan terutama para pemuda dan pemudi untuk bisa belajar dan

menambah wawasan.

3) Mengurus Perizinan

Peneliti perlu mengetahui siapa yang berkuasa dan berwewenang

untuk mengeluarkan dan memberikan izin penelitian skripsi. Dalam hal

ini, peneliti cukup mengurus perizinan kepada staff Program Studi

Manajemen Dakwah (MD Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk

mendapatkan izin dari ketua IPNU-IPPNU sebagai legal formal untuk

menggali data tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di

IPNU-IPPNU (studi kasus IPNU-IPPNU Dukuh Tengah).

Pengurusan surat izin penelitian ada perubahan sistem. Peneliti

sebelumnya untuk urusan surat menyurat ke bagian Tata Usaha Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel. Namun, pada saat untuk

(42)

Usaha Jurusan masing-masing. Sekalipun ada perubahan teknis demikian,

dalam prosesnya tidak ada hambatan.

4) Menjajaki dan Memilih Lapangan

Tahap ini belum sampai pada titik yang menyingkap bagaimana

peneliti masuk lapangan, namun telah menyiapkan dan menilai keadaan

lapangan dalam hal-hal tertentu. Sehingga, peneliti dapat menentukan

pilihan akan objek penelitian dan fokus pembahasan.

Tahapan ini bagi peneliti menjadi kelancaran tersendiri, karena

peneliti mengetahui bahwa responden yang akan dituju sebagai sumber

informasi adalah ketua IPNU-IPPNU, pengurus harian IPNU-IPPNU dan

anggota baru di organisasi IPNU-IPPNU. Dalam melakukan wawancara,

peneliti tidak harus melakukannya pada waktu-waktu tertentu dan tidak

harus pada tempat-tempat tertentu. Wawancara bisa dilakukan dimana saja

dan kapan saja, namun butuh kesepakatan secara pribadi.

5) Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan merupakan orang dalam latar penelitian. Dalam hal ini,

peneliti memilih informan yang akan memberikan data atau informasi

mengenai fokus yang akan dibahas. Informan tersebut adalah dari ketua

IPNU-IPPNU dan anggota IPNU-IPPNU Dukuh Tengah. Informan yang

dipilih pertama adalah ketua IPNU-IPPNU dari organisasi IPNU-IPPNU

(43)

6) Menyiapkan Peralatan Penelitian

Peneliti tidak hanya mempersiapkan peralatan tetapi juga alat-alat

untuk penelitian yaitu seperangkat alat tulis dan alat perekam sebagai alat

untuk mengumpulkan data dari informan. Untuk alat perekam,

sebagaimana pada umumnya sering dilakukan wartawan media berita yaitu

menggunakan handphone yang bisa merekam suara.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Sebelum memahami latar penelitian dan persiapan diri, peneliti

perlu memahami konteks penelitian terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti

mempersiapkan diri baik secara mental maupun fisik. Hal ini dilakukan

agar ketika di lapangan semua kegiatan interview dapat berjalan dengan

lancar dan maksimal.

Peneliti memperhatikan penampilan ketika peneliti melakukan

wawancara dengan responden. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat

menyesuaikan dengan adat kebiasaan, tata cara dan kultur latar yang

berlaku di objek penelitian.

Dalam memahami latar penelitian, peneliti sangat berhati-hati

sekali, karena peneliti sadar bahwa dalam hal ini penelitilah yang butuh

kepada objek penelitian. Untuk ketua IPNU dan ketua IPPNU peneliti

dapat bertemu langsung dua hari sebelum wawancara dilakukan. Untuk

membuat janji waktu pelaksanaan wawancara. Sehingga, peneliti bisa

(44)

Surat permohonan bisa langsung diberikan jauh hari sebelum wawancara

dimulai.

Sedangkan responden lain peneliti sama sekali tidak bertemu

dengan mereka. Hanya menggunakan media handphone melalui SMS dan

telepon untuk membuat janji. Kemudian saat bertemu pertama kali,

peneliti segera melakukan pencarian dan pengumpulan data. Peneliti

sebelumnya kurang begitu memahami karakter informan tersebut. Peneliti

hanya sebatas mereka-reka melalui responnya pada saat dihubungi.

Dengan dua pengalaman tersebut, otomatis peneliti akan sangat

memperhatikan penampilan diri. Karena, peneliti harus menjaga diri dan

menjaga kesenangan para informan. Agar dalam proses pencarian data

dapat melebur dengan keadaan dengan harapan nantinya berjalan lancar

dan dapat data yang optimal.

2) Memasuki Lapangan

Peneliti mencari data atau informasi yang berkaitan dengan

pembahasan yang dijadikan fokus penelitian. Sebelumnya, peneliti

memahami konteks lapangan yang dijadikan obyek penelitian. Kemudian,

peneliti menyiapkan diri untuk segera menuju ke lapangan. Dalam hal ini,

peneliti harus menyesuaikan diri dengan keakraban hubungan, menjaga

sikap dan patuh terhadap aturan lapangan serta menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti agar dapat memudahkan dalam mencari informasi. Pada

tahap ini, peneliti berbaur dengan ketua IPNU-IPPNU dan pengurus harian

(45)

Tahapan selanjutnya peneliti berupaya untuk tidak gugup dan

terasa lebih santai saat melakukan wawancara. Pengurus harian dan

anggota baru yang sudah pernah ditemui peneliti sebelumnya. Pada saat

bertemu, peneliti merasa lebih santai dan nyaman. Para informan juga

sudah siap dengan pertanyaannya yang dilampirkan disurat permohonan

yang telah sampai sebelumnya, sehingga proses wawancara dapat berjalan

lancar.

Sedangkan informan lain yaitu pengurus harian dan anggota baru

terlihat lebih kaku. Hal ini disebabkan karena saat bertemu pertama

langsung wawancara. Informan juga mengetahui dan membaca draf

wawancara dalam beberapa menit sebelum wawancara dimulai. Akan

tetapi, peneliti berharap mendapatkan informasi yang maksimal, sehingga

peneliti memiliki trik untuk menanyakan alasan responden terlebih dahulu.

Tentunya yang berkaitan dengan pembahasan peneliti.

3) Berperan serta mengumpulkan data

Dalam hal ini, peneliti berperan serta dalam pengumpulan data. Hal

ini hanya sebatas di organisasi saja yang kebetulan organisasinya belum

mempunyai tempat atau gedung sendiri.

E. Tenik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan non

probability sampling yang berfokus pada snowball. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan sama bagi

(46)

teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit,

lama-lama menjadi besar.5

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.6

Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang

berlangsung.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat penulis simpulkan yang

dimaksud dengan observasi adalah cara penulis mengumpulkan data dengan

mengamati kegiatan IPNU-IPPNU yang dapat memotivasi pemuda dan

pemudi Dukuh Tengah untuk bergabung di IPNU-IPPNU, seperti mengamati

kegiatan pengkaderan yang dilakukan anggota IPNU-IPPNU.

Tabel 1.1: Data Observasi Data yang akan di observasi

1.Sistem pelaksanaan kegiatan IPNU-IPPNU

2.Semangat pemuda dan pemudi IPNU-IPPNU dalam mengikuti

programnya

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dan saling bertatap muka antara

(47)

pewawancara dengan informan.7 Wawancara bukanlah suatu kegiatan

memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.8

Informan yang akan diwawancarai adalah ketua IPNU. Yang

merupakan pemilik ide untuk membangkitkan kembali organisasi

IPNU-IPPNU. Informan selanjutnya ketua IPPNU sebagai pemilik ide untuk

membangkitkan kembali organisasi IPNU-IPPNU dan sebagai ketua Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Kemudian lima pengurus harian IPNU dan

lima pengurus harian IPPNU. Terakhir adalah dua anggota lama dan dua

anggota baru sebagai anggota yang merasakan akan manfaat organisasi ini.

Data wawancara yang akan diambil dalam riset ini, data informan.

Tabel 1.2: Data Informan

Peneliti dalam mengumpulkan dan mencari data mengalami banyak

hal yang menjadikan proses penelitian ini lancar atau terhambat. kelancaran

dalam melakukan wawancara dengan ketua IPNU dan ketua IPPNU karena

7

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Alfabeta, Bandung, hal.

137.

8

(48)

ketua IPNU dan ketua IPPNU adalah orang yang peneliti kenal sebelumnya.

Sehingga cukup mudah dalam mengatur jadwal untuk melakukan wawancara,

tinggal peneliti menyesuaikan jadwal dengan mereka. Keterhambatan dalam

melakukan wawancara dengan pengurus karena memiliki kegiatan lain.

Sehingga harus menunggu waktu luang mereka. Hal ini dianggap wajar dan

sering dijumpai para peneliti dan menjadi pengalaman tersendiri. Pertemuan

peneliti dalam melakukan wawancara dengan Ketua IPNU pada tanggal 05

juli 2016, dengan Ketua IPPNUnya pada tanggal 08 Juli 2016 dan dengan

Pengurus Harian lainnya pada tanggal 12 Juli 2016.

Informan pertama untuk anggota baru adalah siswa yang masih duduk

di bangku sekolah kelas dua SMP. Dia ditemui di rumahnya pada tanggal 14

Juli 2016. Informan kedua adalah anggota baru. Beliau ditemui di rumahnya

pada tanggal 12 Juli 2016. Kendala yang terjadi dengan pengurus harian dan

anggota baru adalah hanya sekedar kendala yang bersifat alamiah seperti

hujan. Sehingga terjadi kegagalan untuk menemui satu pengurus harian dan

anggota baru untuk dijadikan informan karena beliau bisanya sore dan setiap

kali janjian selalu hujan.

Tabel 1.3: Data wawancara

1. Alasan bergabung di IPNU-IPPNU

2. Cara anggota lama memotivasi anggota baru

3. Sistem perekrutan anggota

4. Program kegiatan IPNU-IPPNU

5. Keunggulan IPNU-IPPNU di organisasi lain

6. Perkembangan IPNU-IPPNU dari tahun sebelumnya

(49)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri atau orang

lain tentang subyek.9 Dokumentasi dalam penelitian ini berupa buku, hasil

penelitian serta brosur yang didapat selama penelitian berlangsung yang

berhubungan dengan tema penelitian dan segala hal yang menyangkut

IPNU-IPPNU.

Tabel 1.4: Data Dokumentasi

1. Sejarah IPNU-IPPNU

2. Sejarah didirikan IPNU-IPPNU di Dukuh Tengah

3. Buku

4. Hasil penelitian

5. Brosur

F. Teknik Validitas Data

a. Memperpanjang keikutsertaan

Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengumpulan data. Untuk lebih

menvalidkan kembali data yang terkumpul dan dapat dipertanggung

jawabkan. Sehingga peneliti perlu kembali ke lapangan penelitian untuk

melakukan pengamatan dan wawancara ulang dengan sumber data yang telah

ditemui atau informan baru.10

b. Ketekunan pengamatan

9

Haris Herdiansyah, 2011, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, hal.143

10

(50)

Ketekunan pengamatan bertujuan meneliti objek secara cermat dan

terperinci untuk memperoleh kedalaman serta terhindar dari kesalahan

terhadap data yang ada. Ketekunan pengamatan yang dilakukan peneliti

dengan cara sebagai berikut:

1) Menanyakan kembali data hasil wawancara dengan informan guna

keabsahan data.

2) Mengoreksi kembali hasil catatan dokumen penelitian dengan yang ada di

lapangan penelitian.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada. Teknik ini berfungsi untuk menguji kredibilitas data.11 Maksud dari

triangulasi disini adalah data wawancara diperiksa dalam keabsahan data,

kemudian dibandingkan dengan hasil pengumpulan data observasi dan

dokumentasi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi data

sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan pengecekan tentang hasil dari pengamatan wawancara,

maupun hasil data yang diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi.

11

(51)

2. Penulis meneliti apa yang dikatakan informan tentang motivasi pemuda dan

pemudi IPNU-IPPNU Dukuh Tengah, secara umum dengan mengecek data

yang sudah ada apakah sesuai atau tidak.

3. Membandingkan pendapat dan atau perspektif informan satu dengan

informan yang lain.

4. Membandingkan wawancara dengan isi dokumen.

Dengan demikian data yang dikumpulkan peneliti dapat

dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data kemudian dikelola, menemukan pola dan memutuskan apa yang akan

diceritakan kepada orang lain.12 Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir

yang valid.

Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif

John W. Creswell. Teknik analisis ini terdiri dari tiga langkah. Pertama, membuat

kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (open coding). Kedua memilih

salah satu kategori dan menempatkannya dalam satu model teoretis (axial

coding). Sedangkan ketiga merangkai sebuah cerita dari hubungan antar kategori ini (selective coding).13

12

Lexy J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 248.

13

John W. Creswell, 2013, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed,

(52)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya IPNU-IPPNU Dukuh Tengah

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul

Ulama’ Dukuh Tengah didirikan oleh Bapak H. Fahrur Rozi dan ibu Nafi’ah

pada tanggal 27 Oktober 1985.1 Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’

dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah berkumpul bagi generasi

muda Nahdlatul Ulama’ yang ada di Dukuh Tengah. Hal ini dikarenakan desa

Dukuh Tengah merupakan daerah yang dikenal dengan wilayah yang

mayoritas penduduknya adalah warga Nahdlatul Ulama’.

Dengan alasan tersebut, perlu dilakukan tindakan untuk

mempersatukan putra-putri Nahdlatul Ulama’ yang ada di Desa Dukuh

Tengah. Pendiri berfikiran untuk membentuk sebuah organisasi Ikatan Pelajar

Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’di Desa Dukuh

Tengah, dengan alasan agar pemuda dan pemudi Nahdlatul Ulama’ yang ada

di Dukuh Tengah terbentuk menjadi pelajar bangsa yang bertaqwa kepada

Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta

bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham

Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berdasarkan pancasila dan undang-undang

dasar 1945.

1

Gambar

Tabel 1.1:  Data Observasi
Tabel 1.2: Data Informan
Tabel 1.3: Data wawancara
Tabel 1.4: Data Dokumentasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian juga menyatakan bahwa motivasi, kepuasan kerja dan disiplin kerja dari hasil uji t yang digunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal