MOTIVASI PEMUDA DAN PEMUDI UNTUK BERGABUNG
DI IPNU-IPPNU RANTING DUKUH TENGAH
(STUDI KASUS IPNU-IPPNU DUKUH TENGAH BUDURAN SIDOARJO)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
IKRIMATUZ ZAIDAH B04212032
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Ikrimatuz Zaidah, B04212032. Motivasi Pemuda dan Pemudi Untuk Bergabung
di IPNU-IPPNU Ranting Dukuh Tengah (Studi Kasus IPNU-IPPNU Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo). Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Penelitian ini dilakukan di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa motivasi pemuda dan pemudi untuk
bergabung di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo dan untuk mengetahui apa tujuan pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo.
Penentuan subjek penelitian menggunakan metode snowball sampling. Penelitian
menggunakan subjek delapan anggota yang lama di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Penelitian ini juga menyertakan delapan anggota yang baru di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan dan analisis data.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ adalah karena ada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik penelitian ini terdiri dari bakat, persepsi, dan minat, sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Hasil penelitian ini selanjutnya adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ingin memajukan organisasi desa dengan cara
makesta (masa kesetiaan anggota). Artinya anggota akan saling mengenal antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, sehingga akan timbul kenyamanan di
organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
dari Makesta dan Latihan Kader Muda, selanjutnya Latihan Kader Utama. Tujuan pemuda dan pemudi untuk bergabung di IPNU-IPPNU Desa Dukuh Tengah Jawa Timur adalah agar dapat memenuhi kebutuhannya di antaranya adalah kebutuhan ego, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan afiliasi. Tujuan selanjutnya adalah ingin mengetahui bagaimana cara berorganisasi dan bersosialisasi, yaitu dengan cara motivasi belajar.
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN (SAMPUL DALAM) ... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11
B.Kerangka Teori ... 14
1.Pengertian dan Tujuan Motivasi ... 14
2. Pendekatan Motivasi ... 16
3. Motivasi Menurut Maslow ... 17
4. Motivasi Menurut McClelland ... 19
5. Teori Motivasi Sosial Psikologi ... 19
6. Motivasi Menurut Herzberg ... 20
7. Teori X dan Teori Y Menurut Douglas McGregor ... 21
9. Proses Motivasi ... 25
10. Motivasi Menurut Ajaran Islam ... 26
BAB III : METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29
B.Lokasi Penelitian ... 29
C.Jenis dan Sumber Data ... 30
D.Tahap-tahap Penelitian ... 31
E.Teknik Pengumpulan Data ... 36
F.Teknik Validitas Data ... 41
G.Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV : Penyajian Data dan Analisis Data A.Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 44
B.Penyajian Data ... 50
C.Analisis Data ... 67
BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan ... 85
B.Rekomendasi ... 86 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Istilah organisasi sudah dikenalkan sejak tingkat sekolah menengah
pertama (SMP). Organisasi itu disebut organisasi siswa intra sekolah (OSIS).
Di kehidupan bermasyarakat juga ada organisasi, salah satunya adalah arisan
ibu-ibu. Suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi. Setiap organisasi
memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah
yang tepat untuk mengembangkan bakat di dalam dirinya.1 Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa organisasi tidak hanya menghimpun kegiatan sosial atau
lainnya dalam rangka meningkatkan jiwa yang bersosial kepada masyarakat.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah: 122,
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
1
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”2
Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang
menyangkut perjuangan. Hukum-hukum yang menyangkut perjuangan adalah
hukum mencari ilmu dan mendalami agama. Artinya, bahwa pendalaman
ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan menggunakan bukti-bukti
penyampaian. Pendalaman agama juga merupakan rukun terpenting dalam
menyeru kepada Allah SWT dan menegakkan ajaran-ajaran Islam.
Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.3 Sehingga, adanya motivasi semangat para
anggota bertambah. Hal ini yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui
motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ ranting Dukuh Tengah
Buduran Sidoarjo. Prinsip berorganisasi adalah mencapai tujuan, untuk
mencapai keinginan atau tujuan yang ingin dicapai, maka ketua dan anggota
harus mampu mengembangkan bakatnya dengan baik. Ketua Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’
(IPPNU) mempunyai semangat baru untuk mengaktifkan kembali organisasi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’
yang ada di Dukuh Tengah.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama’ adalah organisasi yang berada di bawah naungan jam’iyah Nahdlatul
2 Departemen Agama RI, 2002, Al Qur’an danTerjemahnya , PT Sari Agung
, Jakarta, hal. 123-124
3
aktualisasi, dan kaderisasi pelajar-pelajar Nahdlatul Ulama’. Selain itu,
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’
merupakan bagian dalam dari potensi generasi muda Indonesia yang
menitikberatkan bidang pekerjaannya pada pembinaan dan pengembangan
remaja terutama kalangan pelajar (siswa dan santri).
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama’ sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan mempunyai tugas
khusus antara lain berpartisipasi aktif dalam melakukan dakwah Islamiah.
Organisasi ini beranggotakan pelajar-pelajar dan santri yang mempunyai
potensi sangat tinggi. Tujuan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ antara lain. Pertama terwujudnya
pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, berakhlakul
karimah. Ketiga, menguasai ilmu pengetahuan. Keempat, teknologi. Kelima,
memiliki kesadaran. Keenam, tanggung jawab terhadap terwujudnya
tatanan masyarakat yang berkeadilan. Ketujuh, demokratis atas dasar
ajaran Islam ahlussunah wal jamaah.
Fungsi dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama’ adalah sebagai wadah komunikasi pelajar Nahdlatul
Ulama’ untuk menghimpun ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syari’at
Islam dan wadah aktualisasi pelajar Nahdlatul Ulama’ dalam pelaksanaan dan
4
pengembangan syariat Islam. Sebelum memutuskan untuk bergabung di
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’,
maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’
dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’, apa tujuan Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ dan apa fungsi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’
itu sendiri. Dengan demikian, segala upaya yang membutuhkan keputusan
yang benar, akan melahirkan kemantapan hati, agar tidak melanggar syariat
Islam. Keputusan adalah solusi yang dilakukan secara sadar dalam
mengambil konsekuensinya. Oleh karena itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’
dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ bertujuan memberi kesempatan
untuk bergabung dalam melakukan dakwah Islamiah.
Pemuda adalah golongan muda yang masih membutuhkan bimbingan
dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi,
anak-anak yang paling dinamis dalam perdebatan intelektual.5 Pemudi adalah
golongan perempuan muda yang masih membutuhkan bimbingan dan
pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi.6
Pemuda atau pemudi adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan
kelebihan untuk berfikir serta bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil
sebuah keputusan untuk bergabung di organisasi Islam yakni Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Tidak semua
pemuda dan pemudi bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil sebuah
5
Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274.
6
keputusan, hanya pemuda dan pemudi yang memiliki keimanan, keyakinan
serta kepercayaan yang sudah matang yang dapat memotivasi diri.
Di dalam mengambil sebuah keputusan, pemuda dan pemudi
membutuhkan pencarian informasi dan pengenalan secara jelas dan
mendalam. Keputusan pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ bisa dipengaruhi
oleh budaya, sosial, lingkungan dan motivasi diri sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tema motivasi, karena
motivasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan
suatu organisasi untuk mencapai tujuan, motivasi merupakan unsur yang
sangat penting dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka
salah satu hal yang perlu dilakukan ketua adalah memberikan daya pendorong
yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku para anggota
agar bersedia melakukan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan yang
diinginkan organisasi. Daya pendorong tersebut disebut sebagai motivasi.
Dalam melakukan suatu tanggung jawab, setiap anggota membutuhkan
motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat atau kegairahan
dalam melakukan tanggung jawab masing-masing anggota.
Latar belakang peneliti tertarik untuk fokus penelitiannya di bidang
motivasi adalah karena organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatu Ulama’ dan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ di ranting Dukuh Tengah setelah beberapa
tahun fakum dan saat ini sudah mulai aktif kembali, maka dari itu peneliti
bergabung dan mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan di Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini menggunakan rumusan
masalah sebagai berikut: apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung
di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’
ranting Dukuh Tengah, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut: Untuk mengetahui apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung
di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama’.
C. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi organisasi yang
bersangkutan. Selain itu, penelitian ini disusun untuk mengembangkan teori
tentang motivasi.
bermanfaat bagi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama’ sehingga dapat meningkatkan jumlah anggota yang
maksimal sesuai harapan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’.
D. Definisi Konsep
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul “Motivasi
pemuda dan pemudi untuk Bergabung Di IPNU-IPPNU”, maka kiranya perlu
dijelaskan istilah-istilah atau kata-kata yang terdapat di dalam judul tersebut.
1. Motivasi
Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.7
2. Pemuda
Pemuda adalah golongan terdiri dari laki-laki muda yang masih
membutuhkan bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar
dapat melanjutkan generasi, anak-anak yang paling dinamis dalam
perdebatan intelektual.8
3. Pemudi
Pemudi adalah golongan perempuan muda yang masih membutuhkan
bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan generasi.9
7
Hasymi Ali, 1995, Organisasi Dan Manajemen Jilid I, Bumi Aksara, Jakarta, hal, 400.
8
Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274.
9
IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan
komitmen nilai-nilai keislaman, kebangsaan, keilmuan, kekaderan, dan
keterpelajaran dalam upaya pembinaan kemampuan yang dimiliki sumber
daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya
ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.10
5. IPPNU
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) adalah organisasi
pemula dalam jajaran jam’iyah Nahdlatul Ulama’ (NU) yang dalam
pelaksanaan fungsinya mengikuti tugas utama organisasi, yaitu sebagai
salah satu badan otonom NU.11
E.Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan skripsi.
Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah memahami penulisan
skripsi ini. Sistematika pembahasan penelitian ini memiliki beberapa kategori.
Kategori tersebut memiliki karakteristik yang digunakan sebagai pembeda
antar bab.
Kategori pertama disebut bab pertama. Bab pertama adalah
pendahuluan. Bab ini memiliki karakteristik yang membahas tentang gambaran
umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah. Adanya latar belakang,
peneliti mendapatkan rumusan masalah. Rumusan masalah adalah rumusan
10
Ricky Rahmanto, 2015, Kajian moral dan kewarganegaraan, Vol. 03, No. 03, 1370 11
pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Karakteristik ketiga adalah
tujuan penelitian. Tujuan penelitian disusun untuk mengungkapkan sasaran
yang ingin dicapai dalam penelitian. Karakteristik keempat adalah manfaat
penelitian. Karakteristik kelima adalah definisi konsep. Karakteristik terakhir
adalah sistematika pembahasan.
Kategori kedua disebut bab kedua. Bab kedua adalah kajian teoritik.
Bab ini memiliki karakteristik yang berisi tentang penelitian terdahulu yang
relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan
pembaca. Penelitian terdahulu ini dapat membuktikan bahwa skripsi ini
disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada. Selanjutnya, karakteristik
kedua adalah kerangka teori. Kerangka teori memiliki sub bab khusus yaitu
perspektif Islam.
Kategori lain dalam bab ini adalah bab ketiga. Bab ketiga merupakan
metode penelitian. Karakteristik bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis
penelitian. Karakteristik kedua yaitu lokasi penelitian. Karakteristik ketiga
penelitian ini adalah jenis dan sumber data. Serangkaian ini merupakan hal
wajib yang harus ada dalam penelitian kualitatif. Karakteristik keempat adalah
tahap-tahap penelitian. Karakteristik lain bab ini yaitu teknik pengumpulan
data. Pembahasan khusus dalam penelitian kualitatif yaitu pembahasan
mengenai teknik validitas data.
Kategori keempat adalah pembahasan. Pembahasan terletak dalam bab
keempat skripsi. Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian.
hasil penelitian (analisis data). Hal ini merupakan serangkaian dalam
penyelesaian penelitian ini. Bab ini sering disebut inti dalam suatu penelitian,
sehingga bab ini sering lebih diperhatikan dalam penyusunannya.
Kategori terakhir adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran
dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian. Sistematika pembahasan ini
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hartini1 melakukan penelitian terhadap aktivitas IPNU-IPPNU Kecamatan
Mranggen yang mengalami fluktuasi (naik turun). Adanya fluktuasi ini terkait
dengan faktor yang mendukung program kerja PAC IPNU-IPPNU Kecamatan
Mranggen. Selain adanya faktor yang mendukung, penelitian ini juga membahas
tentang faktor yang menghambat PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen pada
tahun 2015 yang berjudul “Pengelolaan Organisasi Pemuda Berbasis
Keagamaan”. Penelitian Hartini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan
organisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan
untuk mengetahui cara kerja PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak.
Hal yang membedakan penelitian milik Hartini dengan penelitian ini
adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Penelitian Hartini berfokus pada
pengelolaan organisasi PAC IPNU-IPPNU. Penelitian Hartini juga untuk
mengetahui cara kerja PAC IPNU-IPPNU di Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak, sedangkan penelitian ini berfokus pada segi motivasi pemuda dan pemudi
untuk bergabung di IPNU-IPPNU. Lokasi yang diambil oleh Hartini adalah
organisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak,
sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di organisasi IPNU-IPPNU Dukuh
1
Tengah. Persamaannya penelitian ini dengan penelitian Hartini terletak pada segi
pendekatan yaitu pendekatan kualitatif.
Ricky Rahmanto2 melakukan penelitian terhadap organisasi IPNU-IPPNU
di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2015 yang berjudul “Pemahaman
Kader Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Negeri
Surabaya Tentang Wawasan Kebangsaan”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman kader pimpinan komisariat perguruan tinggi Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Universitas Negeri Surabaya tentang Wawasan Kebangsaan.
Hal yang membedakan penelitian milik Ricky Rahmanto dengan
penelitian ini adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Penelitian Ricky
Rahmanto berfokus untuk mengetahui pemahaman kader pimpinan komisariat
perguruan tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Universitas Negeri Surabaya, sedangkan penelitian
ini pada segi motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di IPNU-IPPNU.
Lokasi yang diambil oleh Ricky Rahmanto adalah komisariat perguruan tinggi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPPNU) di Universitas Negeri Surabaya, sedangkan penelitian ini mengambil
lokasi di organisasi IPNU-IPPNU di Dukuh Tengah. Sedangkan penelitian ini ada
pada segi pendekatan kualitatif dan Ricky Rahmanto pada segi kuantitatif.
2 Ricky Rahmanto, “Pemahaman Kader Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar
Novita Indrawati3 melakukan penelitian terhadap mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk pada tahun 2009 yang berjudul“Motivasi dan Minat
Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi yang terdiri dari motivasi
kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi sosial mempengaruhi
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.
Hal yang membedakan penelitian milik Novita Indrawati dengan
penelitian ini adalah pada lokasi penelitian dan segi pendekatan. Penelitian Novita
Indrawati yang berlokasi di mahasiswa jurusan akuntansi semester akhir UNRI,
UIR, UIN dan mahasiswa (PPAk) UNRI, sedangkan penelitian ini berlokasi di
organisasi IPNU-IPPNU Dukuh Tengah. Segi pendekatan yang dipakai oleh
Novita Indrawati adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini pada segi
kualitatif. Sedangkan persamaannya penelitian ini dengan penelitian Novita
Indrawati ada pada segi motivasi.
Rizky Firdausz4 melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul
“Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus (Studi Eksplorasi
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip)”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang memotivasi mahasiswa
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro memutuskan mengikuti
organisasi mahasiswa atau tidak. Selain itu, tujuan penelitian Firdausz adalah
3 Novita Indrawati, “Motivasi dan Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk),” Pekbis Jurnal,( No. 02, Vol. 1, Juli, Tahun 2009), hal. 124.
4 Rizky Firdausz, 2012, “Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus (Studi
untuk mengetahui dan menganalisis persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis berkaitan dengan organisasi mahasiswa sebagai sarana pengembangan
softskill.
Hal yang membedakan penelitian milik Rizky Firdausz dengan penelitian
ini terletak pada lokasi penelitian. Lokasi yang diambil oleh Rizky Firdausz
adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang, sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di organisasi IPNU-IPPNU
Dukuh Tengah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rizky Firdausz
terletak pada segi pendekatan kualitatif dan fokus masalah.
B. Kerangka Teori
1. Pengertian dan Tujuan Motivasi
Setiap manusia tentunya membutuhkan motivasi, untuk memberikan
semangat kepada diri sendiri. Motivasi ini diterapkan pada suatu pekerjaan
agar pekerjaan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal. Motivasi adalah
sesuatu yang mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan.5 Tujuan
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, karena kebutuhan orang
yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Sehingga cara untuk
memperolehnya berbeda-beda. Dalam memenuhi kebutuhan, seseorang
akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang
mendasari perilakunya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam diri
seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada tindakannya. Teori motivasi
merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan
5
dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya. Motivasi
seseorang berupa intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
seseorang adalah sesuatu yang sama-sama mempengaruhi tugas seseorang.
Persatuan motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan kesepakatan yang
ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi seseorang.6
Motivasi menurut Griffin merupakan sekelompok faktor yang
menyebabkan individu berperilaku dalam cara-cara tertentu.7 Kinerja
individu secara umum ditentukan oleh tiga hal: motivasi (keinginan untuk
melakukan pekerjaan), kemampuan (kapabilitas untuk melakukan
pekerjaan), dan lingkungan kerja (sumber-sumber daya yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan). Selain ketiga arti penting dari motivasi di atas,
terdapat perspektif lain yang menjelaskan lebih lanjut mengenai teori
motivasi, atau dikenal sebagai perspektif kontemporer mengenai motivasi.
Terdapat tiga perspektif kontemporer dalam melihat bagaimana motivasi
menjadi kekuatan pendorong bagi individu untuk berperilaku. Ketiga
perspektif tersebut adalah perspektif kebutuhan, perspektif keseimbangan
dan keadilan, perspektif pengharapan, perspektif penguatan, dan perspektif
penyusunan tujuan.8 Motivasi juga merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi
adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau
6
Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 312-313
7
Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 38
8
diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang
tampak.9
Tujuan didefinisikan sebagai suatu harapan untuk mendapatkan
suatu penghargaan. Tujuan motivasi adalah suatu usaha untuk memberikan
semangat kepada seseorang, menggerakkan atau menggugah seseorang agar
mempunyai keinginan dan timbul kemauan untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil dan bisa mencapai tujuan tertentu.10
2. Pendekatan Motivasi
Terdapat beberapa pendekatan dalam memahami motivasi, paling
tidak terdapat tiga pendekatan yang telah dikenal dalam dunia manajemen,
yaitu pendekatan tradisional, pendekatan relasi manusia, dan pendekatan
SDM.
“Pertama, pendekatan tradisional, pendekatan ini sering dikaitkan dengan pendekatan terdahulu. Hal ini telah dikemukakan dalam ilmu manajemen atau kelompok manajemen ilmiah. Salah satu tokoh
penggagasnya adalah Frederick Winslow Taylor.”11
“Kedua, pendekatan hubungan manusia, pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan Elton Mayo dan para pengikutnya. Mayo justru menemukan bahwa pekerjaan sama yang terus-menerus dilakukan akan menyebabkan kebosanan. Mayo menganggap bahwa kontak sosial atau relasi antar manusia justru akan membantu dan
memelihara motivasi para pekerja.”12
“Ketiga pendekatan SDM, pendekatan ini mengkritisi penyederhanaan pandangan terhadap pekerja yang hanya didasarkan pada uang dan interaksi sosial. Menurut pendekatan ini, seringkali dikaitkan kepada Douglas McGregor para manajer perlu menyadari
9
T. Hani Handoko, 2011, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 251.
10
Miftah Thoha, 1998, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, RajaGrafindo P, Jakarta, hal. 180-182.
11
Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 39
12
bahwa pada dasarnya manusia dapat dikategorikan kepada dua jenis karakter, yaitu tipe X dan tipe Y. SDM yang bertipe X memiliki kecenderungan sebagai orang yang malas untuk bekerja dan hanya akan bekerja jika dipaksa untuk bekerja. Sekalipun para pekerja memandang bahwa bekerja itu penting, namun umumnya pekerja dengan tipe ini akan cenderung menghindari pekerjaan dan tanggung jawab.”13
Adapun karakteristik SDM yang kedua adalah bertipe Y. Para
pekerja yang bertipe Y ini memandang bahwa pada dasarnya bekerja tidak
berbeda jauh dengan bermain atau beristirahat. Oleh karena itu, para pekerja
yang bertipe Y cenderung menyukai pekerjaan dan bersifat aktif dalam
setiap pekerjaan. Para pekerja yang bertipe Y ini akan sangat berinisiatif,
kreatif, dan sangat menyukai berbagai tantangan dalam pekerjaan. Para
manajer perlu menciptakan suasana atau iklim kerja yang memungkinkan
partisipasi dari setiap individu untuk berkembang. Salah satunya adalah
pendekatan partisipatif dalam manajemen, di antaranya melalui pendekatan
manajemen by objectives (MBO).14
3. Motivasi menurut Maslow
“Ada lima tingkat kebutuhan, yaitu: pertama, kebutuhan fisiologika,
seperti rasa lapar, haus, istirahat dan sex; kedua, kebutuhan rasa potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.15 Berikut adalah penjelasan tentang rincian
kebutuhan:”16
13
Ricky W Griffin, 2004, Manajemen Jilid 2 Edisi 7, Erlangga, Jakarta, hal. 39
14
Ernie Tisnawati Sule, 2009, Pengantar Manajemen, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 235.
15
Miftah Thoha, 1998, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, RajaGrafindo P, Jakarta, hal. 404.
16
a) Kebutuhan Fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu
kebutuhan tubuh manusia untuk bertahan hidup.
b) Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat dua setelah
kebutuhan dasar, kebutuhan ini merupakan perlindungan bagi
fisik manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari bahaya
kejahatan sehingga manusia dapat hidup aman dan nyaman secara
psikis.
c) Kebutuhan sosial adalah kebutuhan tingkat ketiga yaitu
kebutuhan untuk dicintai orang lain, rasa memiliki dan
dimiliki oleh orang lain. Pernikahan dan keluarga adalah bentuk
dari kebutuhan sosial.
d)Kebutuhan ego adalah keinginan untuk berprestasi sehingga
mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lain. Manusia akan
selalu berusaha untuk mencapai prestasi dan status yang lebih baik.
e) Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan dari seseorang untuk
menjadikannya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi
dan kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri
juga menggambarkan keinginan seseorang untuk mengetahui,
memahami dan membentuk suatu sistem nilai, sehingga ia
bisa mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri
adalah keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasan dan
4. Motivasi menurut McClelland
Menurut Miftah Thoha, “ada tiga kebutuhan dasar yang
memotivasi seseorang individu untuk berprilaku, yaitu: kebutuhan untuk
sukses, kebutuhan untuk afiliasi dan kebutuhan kekuasaan”.17
a) Kebutuhan sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai
prestasi dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki
kebutuhan sukses, akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk
mencapai cita-cita yang diinginkannya.
b) Kebutuhan afiliasi adalah keinginan untuk membina hubungan
dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin
dimiliki oleh orang di lingkungannya dan ingin memiliki
orang yang bisa menerimanya.
c) Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang agar dapat
mengontrol lingkungannya, temasuk orang yang ada di
sekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,
mengarahkan dan mengatur orang lain.
5. Teori Motivasi Sosial Psikologi
Teori sosial psikologi ini menekankan bahwa manusia berusaha
untuk memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat, serta masyarakat
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Selain itu,
17
dalam teori sosial psikologi dinyatakan bahwa hubungan sosial adalah
faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian.18
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Oleh karena itu, motivasi
sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.19
Motivasi menjadi hal yang penting dalam hidup manusia, karena motivasi
menyebabkan perilaku manusia untuk bekerja giat dan mencapai hasil yang
optimal.
6. Motivasi Menurut Herzberg
Motivasi Herzberg dikenal dengan “ Model Dua Faktor”,yaitu faktor
motivasional dan faktor pemeliharaan. Menurut teori ini, faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsik. Artinya bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang
dimaksud dengan faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik. Artinya, bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku
seseorang dalam kehidupan seseorang.20
Herzberg menggolongkan faktor motivasional dengan melihat
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam karir, dan pengakuan orang lain.21 Sedangkan faktor-faktor
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,
18
J. Winardi, 2002, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 12.
19
Djoerban Wahid, 1997, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, Jakarta, hal. 87.
20
Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 318-320.
21
hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan
rekan-rekan sekerjanya, sistem administrasi dalam organisasi, dan kondisi
kerja.22
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori
Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih
berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik
ataukah yang bersifat ekstrinsik.
7. Teori X dan Teori Y Menurut Douglas McGregor
McGregor merumuskan dua teori dasar mengenai perilaku manusia.
Kedua teori tersebut disebut teori X dan satu teori lagi yang berbeda yaitu
teori Y. Oleh karena itu McGregor ini juga disebut teori X-Y.23 Berikut
adalah teori menurut McGregor tentang motivasi berdasarkan teori X
menyatakan:24
a) Manusia kebanyakan tidak menyukai pekerjaan dan berusaha untuk
menghindarinya.
b) Agar orang bekerja maka perlu dipaksa, dikendalikan, diatur,
diancam dengan hukuman agar pada waktu mendatang lebih giat
untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Manusia cenderung tidak mau menempuh resiko, cari aman,
berusaha menghindar dari tanggung jawab, dan sulit diatur.
Berikut adalah teori menurut McGregor tentang motivasi
berdasarkan teori Y menyatakan:
22
Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 320
23
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 320.
24
a) Manusia cenderung ingin belajar dalam situasi yang layak.
b) Manusia mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.
c) Pengendalian, pengawasan, dan hukuman bukanlah satu-satunya
cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.25
8. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar.
Motivasi sebagai penggerak tingkah laku yang sangat penting di dalam
proses belajar. Pelajar harus dibantu untuk berkeinginan mempelajari yang
seharusnya dipelajarinya.26
Berdasarkan sumbernya motivasi dibagi menjadi dua jenis yakni
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motif ekstrinsik bersifat nyata
dan dapat dilihat orang lain. Motif ekstrinsik juga mencakup dorongan
untuk menghindari hukuman dan menjalankan aturan. Motif intrinsik
mencakup perasaan tanggung jawab, pencapaian prestasi, perasaan
tertantang.27
Berkaitan dengan proses belajar, motivasi belajar sangatlah
diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat apabila
mempunyai motivasi belajar yang kuat. Berikut ini penjelasan tentang
motivasi intrinsik dan ekstrinsik:
25
Wilson Bangun, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta, hal. 321
26
J. Winardi, 2002, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 141.
27
a. Motivasi Intrinsik
Berbicara mengenai motivasi intrinsik dalam belajar, motivasi
intrinsik dalam belajar dibagi menjadi dua yaitu pertama motivasi
intrinsik berdasarkan pilihan diri sendiri. Dalam pandangan ini,
seorang pelajar ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu
karena kemauan sendiri. Minat intrinsik seorang pelajar akan
meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk
mengambil tanggung jawab sendiriatas pembelajaran mereka. Kedua,
motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman
optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan fokus
dalam melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang
dianggap sanggup untuk diselesaikan.28
Sementara itu, beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi
internal belajar adalah sebagai berikut:29
1) Bakat, kemampuan yang dimiliki individu yang apabila diberi
kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
suatu kecakapan yang nyata. Bahan pelajaran yang dipelajari
peserta didik apabila sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena peserta didik akan senang belajar dan
pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya.
2) Persepsi adalah kesadaran manfaat belajar dan cita-cita juga
mempengaruhi kemauan belajar seseorang.
28
J. Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, hal. 141.
29
3) Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila
bidang yang digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik,
peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Minat dipengaruhi oleh pengetahuan,
persepsi dan pengalaman.
b. Motivasi Ekstrinsik
Perkembangan manusia dalam hidup tidak bisa dilepaskan
dengan tiga lingkungan yang menjadi pusat pendidikan.30
1) Di rumah atau dalam lingkungan keluarga anak mendapatkan
pendidikan informal, berupa pembentukan kebiasaan seperti cara
makan, tidur, bangun pagi, gosok gigi, tata krama, sopan santun,
religi dan lain sebagainya. Pendidikan informal dalam keluarga
membantu meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak.
2)Di sekolah anak berinteraksi dengan guru dan pengajar,
teman-teman dan pengelola tata usaha. Di lingkungan ini anak
mendapatkan pendidikan formal berupa pembentukan nilai-nilai,
pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap bidang studi. Akibat
bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah
kepribadiannya untuk tekun, rajin belajar dan disertai keinginan
untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya.
Sebaliknya apabila di sekolah berinteraksi dengan teman yang
kurang tertib sekolahnya, maka belajar menjadi tidak membuahkan
30
hasil dan berakibat prestasi menurun atau bahkan tidak tamat
sekolah.
3)Di masyarakat, anak berinteraksi dengan orang-orang yang ada di
sekitar rumah yang beraneka macam sifatnya. Di lingkungan
masyarakat seorang anak akan mendapatkan pendidikan nonformal
atau pendidikan luar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup.
Masyarakat mewariskan kebudayaaan yang dimilikinya kepada
setiap generasi yang lebih muda dengan melalui pendidikan dan
interaksi sosial. Dengan demikian, interaksi sosial dapat diartikan
sebagai proses pembelajaran. Dalam pendidikan non formal
kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang memilih dan
berdasarkan akal.
9. Proses Motivasi
Dalam pembahasan mengenai proses motivasi, perilaku motivasi
meliputi faktor lingkungan eksternal dan faktor internal seperti nilai-nilai
organisasi dan struktur organisasi. Faktor-faktor ini yang akan
mempengaruhi motivasi individu dan kelompok dalam organisasi.
Tujuan yang akan dicapai dan nilai-nilai suatu organisasi itu
mempengaruhi motivasi dengan menentukan hasil yang dikehendaki dan
menunjukkan perilaku yang sesuai yang dapat dipakai untuk mencapai
hasil tersebut.31 Tujuan yang jelas akan mendorong usaha dan
31
memusatkannya ke arah yang sesuai. Nilai-nilai ini yang akan
memberikan norma atau pedoman bagi perilaku yang dianggap sesuai
dalam organisasi.
10. Motivasi Menurut Ajaran Islam
Dalam ajaran Islam motivasi itu digerakkan oleh Allah yang
memiliki zat esa tidak ada yang menyerupainya, Allah tidak berkehendak
kepada siapapun, dialah pencipta segalanya.32 Sebagai manusia yang
diciptakanNya, Allah mengajarkan agar manusia itu bekerja melakukan
sesuatu karena Allah, karena mengharap keridhaannya. Bukan untuk
makan dan bukan untuk jabatan. Allah merupakan sumber penggerak
sehingga seseorang menjadikan Allah sebagai asal motivasi. Manusia
menganggap bahwa bekerja karena Allah. Imbalannya dari Allah yang
maha kaya, maha pengasih, maha adil, dan maha penyayang. Allah yang
akan mengadili semua manusia di hadapannya di akhirat dan menerima
balasan yang setimpal sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Insan 22:
Artinya: “Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu
adalah disyukuri (diberi balasan)”.33
Jika manusia atau karyawan memiliki motivasi seperti ini, maka
tentu tidak akan ada perebutan jabatan, stress, dan frustasi. Sayangnya
32
Sofyan Syafri Harahap, 1996, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, jakarta, hal. 276-278.
33
kebutaan manusia terhadap inti agama tidak dimanfaatkan oleh
manajemen atau perusahaan.34 Padahal hal ini dapat mengurangi biaya,
meningkatkan produktivitas, dan menciptakan keharmonisan dalam
perusahaan.
Manusia akan berbuat sebaik-baiknya seolah-olah ia dilihat oleh
Allah sehingga ia tidak akan berani melakukan yang bertentangan dengan
ketentuan Allah. Hal ini Dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-An’am
162:
Artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.35
Karyawan seperti ini tentu akan mengurangi beban biaya seperti
biaya pengawasan, dan biaya meredam keresahan. Namun dalam
manajemen seperti ini tidak saja karyawan yang harus dituntut seperti itu
tetapi juga manajer, direksi, dan pemilik perusahaan dituntut untuk
melakukan hal yang sama sehingga manajemen perusahaan harus
transparan, adil, jujur, bebas dari segala penipuan, ketidak jujuran, dan
ketidak adilan.
Di dalam Islam, aqidah tauhid yang betul melahirkan motivasi
utama yang dinamik. Hal ini senada dengan pendapat di atas yang
34
Muhammad Munir, 2006, Manajemen Dakwah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 141.
35
menyatakan bahwa motivasi semestinya digerakkan oleh keyakinan dan
kepatuhan kepada Allah. Tauhid adalah prinsip mengesakan Allah
artinya hanya mematuhi Allah SWT sebagai Tuhan tidak ada Tuhan lain
selain Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat At-Taghabun 13:
Artinya: “(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah
orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja”.36
Ayat ini menerangkan ke esaan Allah. Yakni, Allah adalah tuhan
yang layak disembah manusia, tuhan yang esa dan tidak ada tuhan yang
lain. Orang yang beriman itu senantiasalah dia bertawakkal. Allah itu
berkuasa atas segala sesuatu. Rasulullah menasihatkan kita yang Islam
dan beriman bahwa hendaklah kita terima hakikat bahwa Allah itu
memiliki 99 nama yang juga merupakan kekuasaannya.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menjelaskan tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk
bergabung di IPNU-IPPNU. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara
terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku
baik secara individu atau sekelompok orang.1
Jika dilihat dari segi jenis penelitian, maka penelitian ini masuk kedalam
kategori jenis studi kasus. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif
yang bersifat terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk
menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer.2
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini
adalah kualitatif studi kasus.
B. Lokasi penelitian
Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu
penelitian.3 Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah pemuda dan pemudi
desa Dukuh Tengah yang bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul
1
Lexy J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, : PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 5.
2
Haris Herdiansyah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, hal. 76.
3
Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ yang bertempat di Jl. Raya
Juanda 70 Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data atau data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data yang dihimpun
adalah tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di
IPNU-IPPNU (Studi Kasus IPNU-IPNU-IPPNU Dukuh Tengah) yang diperoleh dari :
a.Ketua IPNU: Sebagai pemilik ide untuk membangkitkan kembali
organisasi IPNU-IPPNU.
b.Ketua IPPNU: Sebagai pemilik ide untuk membangkitkan kembali
organisasi IPNU-IPPNU dan sebagai ketua pelajar putri Nahdlatul
Ulama’.
c.Pengurus Harian: Sebagai pengurus harian IPNU-IPPNU seperti
sekretaris dan bendahara.
d.Anggota lama dan anggota baru: Sebagai angota yang merasakan akan
manfaat organisasi ini.
2. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita
hanya mencari dan mengumpulkan.4 Data yang diambil dari data sekian
adalah tentang sejarah perkembangan IPNU-IPPNU di desa Dukuh Tengah.
4
D. Tahap-Tahap Penelitian
a. Tahap Pra Lapangan
1) Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dimaksud adalah proposal penelitian.
Dalam hal ini, ditempatkan pada bab 1 yang berisi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep
dan sistematika pembahasan.
Dalam penyusunan proposal, peneliti melakukan diskusi khusus
tentang beberapa masalah yang ditemukan dengan dosen pembimbing.
masalah tersebut pada awalnya didiskusikan dengan dosen pembimbing.
Kemudian setelah proposal selesai, peneliti menghadap dosen pembimbing
skripsi. Sehingga perbaikan yang perlu dilakukan tidak banyak karena
sudah ada persiapan sebelumnya. Hal ini juga bermanfaat pada kelancaran
dalam mengikuti ujian proposal.
2) Memilih Lapangan Penelitian
Peneliti memilih lapangan penelitian dan menentukan bagian yang
akan diteliti yaitu motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di
IPNU-IPPNU (studi kasus IPNU-IPNU-IPPNU Dukuh Tengah). Peneliti memutuskan
untuk menjadikan objek penelitian di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ Dukuh Tengah, karena organisasi
ini bagi peneliti unik. Keunikan yang dimaksud, karena kalau kita hanya
mulai dari dulu sampai sekarang. Ketika ditelusuri seperti lebih mendalam,
ada hal yang menarik dari organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ Dukuh Tengah ini. Namun, dalam
penelitian ini fokus pembahasannya adalah motivasi pemuda dan pemudi
Dukuh Tengah.
Organisasi tersebut menjadi unik karena dapat memajukan kembali
organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama’. Selain itu, organisasi ini juga dapat membantu banyak
kalangan terutama para pemuda dan pemudi untuk bisa belajar dan
menambah wawasan.
3) Mengurus Perizinan
Peneliti perlu mengetahui siapa yang berkuasa dan berwewenang
untuk mengeluarkan dan memberikan izin penelitian skripsi. Dalam hal
ini, peneliti cukup mengurus perizinan kepada staff Program Studi
Manajemen Dakwah (MD Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk
mendapatkan izin dari ketua IPNU-IPPNU sebagai legal formal untuk
menggali data tentang motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di
IPNU-IPPNU (studi kasus IPNU-IPPNU Dukuh Tengah).
Pengurusan surat izin penelitian ada perubahan sistem. Peneliti
sebelumnya untuk urusan surat menyurat ke bagian Tata Usaha Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel. Namun, pada saat untuk
Usaha Jurusan masing-masing. Sekalipun ada perubahan teknis demikian,
dalam prosesnya tidak ada hambatan.
4) Menjajaki dan Memilih Lapangan
Tahap ini belum sampai pada titik yang menyingkap bagaimana
peneliti masuk lapangan, namun telah menyiapkan dan menilai keadaan
lapangan dalam hal-hal tertentu. Sehingga, peneliti dapat menentukan
pilihan akan objek penelitian dan fokus pembahasan.
Tahapan ini bagi peneliti menjadi kelancaran tersendiri, karena
peneliti mengetahui bahwa responden yang akan dituju sebagai sumber
informasi adalah ketua IPNU-IPPNU, pengurus harian IPNU-IPPNU dan
anggota baru di organisasi IPNU-IPPNU. Dalam melakukan wawancara,
peneliti tidak harus melakukannya pada waktu-waktu tertentu dan tidak
harus pada tempat-tempat tertentu. Wawancara bisa dilakukan dimana saja
dan kapan saja, namun butuh kesepakatan secara pribadi.
5) Memilih dan Memanfaatkan Informan
Informan merupakan orang dalam latar penelitian. Dalam hal ini,
peneliti memilih informan yang akan memberikan data atau informasi
mengenai fokus yang akan dibahas. Informan tersebut adalah dari ketua
IPNU-IPPNU dan anggota IPNU-IPPNU Dukuh Tengah. Informan yang
dipilih pertama adalah ketua IPNU-IPPNU dari organisasi IPNU-IPPNU
6) Menyiapkan Peralatan Penelitian
Peneliti tidak hanya mempersiapkan peralatan tetapi juga alat-alat
untuk penelitian yaitu seperangkat alat tulis dan alat perekam sebagai alat
untuk mengumpulkan data dari informan. Untuk alat perekam,
sebagaimana pada umumnya sering dilakukan wartawan media berita yaitu
menggunakan handphone yang bisa merekam suara.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
Sebelum memahami latar penelitian dan persiapan diri, peneliti
perlu memahami konteks penelitian terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti
mempersiapkan diri baik secara mental maupun fisik. Hal ini dilakukan
agar ketika di lapangan semua kegiatan interview dapat berjalan dengan
lancar dan maksimal.
Peneliti memperhatikan penampilan ketika peneliti melakukan
wawancara dengan responden. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat
menyesuaikan dengan adat kebiasaan, tata cara dan kultur latar yang
berlaku di objek penelitian.
Dalam memahami latar penelitian, peneliti sangat berhati-hati
sekali, karena peneliti sadar bahwa dalam hal ini penelitilah yang butuh
kepada objek penelitian. Untuk ketua IPNU dan ketua IPPNU peneliti
dapat bertemu langsung dua hari sebelum wawancara dilakukan. Untuk
membuat janji waktu pelaksanaan wawancara. Sehingga, peneliti bisa
Surat permohonan bisa langsung diberikan jauh hari sebelum wawancara
dimulai.
Sedangkan responden lain peneliti sama sekali tidak bertemu
dengan mereka. Hanya menggunakan media handphone melalui SMS dan
telepon untuk membuat janji. Kemudian saat bertemu pertama kali,
peneliti segera melakukan pencarian dan pengumpulan data. Peneliti
sebelumnya kurang begitu memahami karakter informan tersebut. Peneliti
hanya sebatas mereka-reka melalui responnya pada saat dihubungi.
Dengan dua pengalaman tersebut, otomatis peneliti akan sangat
memperhatikan penampilan diri. Karena, peneliti harus menjaga diri dan
menjaga kesenangan para informan. Agar dalam proses pencarian data
dapat melebur dengan keadaan dengan harapan nantinya berjalan lancar
dan dapat data yang optimal.
2) Memasuki Lapangan
Peneliti mencari data atau informasi yang berkaitan dengan
pembahasan yang dijadikan fokus penelitian. Sebelumnya, peneliti
memahami konteks lapangan yang dijadikan obyek penelitian. Kemudian,
peneliti menyiapkan diri untuk segera menuju ke lapangan. Dalam hal ini,
peneliti harus menyesuaikan diri dengan keakraban hubungan, menjaga
sikap dan patuh terhadap aturan lapangan serta menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti agar dapat memudahkan dalam mencari informasi. Pada
tahap ini, peneliti berbaur dengan ketua IPNU-IPPNU dan pengurus harian
Tahapan selanjutnya peneliti berupaya untuk tidak gugup dan
terasa lebih santai saat melakukan wawancara. Pengurus harian dan
anggota baru yang sudah pernah ditemui peneliti sebelumnya. Pada saat
bertemu, peneliti merasa lebih santai dan nyaman. Para informan juga
sudah siap dengan pertanyaannya yang dilampirkan disurat permohonan
yang telah sampai sebelumnya, sehingga proses wawancara dapat berjalan
lancar.
Sedangkan informan lain yaitu pengurus harian dan anggota baru
terlihat lebih kaku. Hal ini disebabkan karena saat bertemu pertama
langsung wawancara. Informan juga mengetahui dan membaca draf
wawancara dalam beberapa menit sebelum wawancara dimulai. Akan
tetapi, peneliti berharap mendapatkan informasi yang maksimal, sehingga
peneliti memiliki trik untuk menanyakan alasan responden terlebih dahulu.
Tentunya yang berkaitan dengan pembahasan peneliti.
3) Berperan serta mengumpulkan data
Dalam hal ini, peneliti berperan serta dalam pengumpulan data. Hal
ini hanya sebatas di organisasi saja yang kebetulan organisasinya belum
mempunyai tempat atau gedung sendiri.
E. Tenik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan non
probability sampling yang berfokus pada snowball. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan sama bagi
teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit,
lama-lama menjadi besar.5
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.6
Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang
berlangsung.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat penulis simpulkan yang
dimaksud dengan observasi adalah cara penulis mengumpulkan data dengan
mengamati kegiatan IPNU-IPPNU yang dapat memotivasi pemuda dan
pemudi Dukuh Tengah untuk bergabung di IPNU-IPPNU, seperti mengamati
kegiatan pengkaderan yang dilakukan anggota IPNU-IPPNU.
Tabel 1.1: Data Observasi Data yang akan di observasi
1.Sistem pelaksanaan kegiatan IPNU-IPPNU
2.Semangat pemuda dan pemudi IPNU-IPPNU dalam mengikuti
programnya
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dan saling bertatap muka antara
pewawancara dengan informan.7 Wawancara bukanlah suatu kegiatan
memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.8
Informan yang akan diwawancarai adalah ketua IPNU. Yang
merupakan pemilik ide untuk membangkitkan kembali organisasi
IPNU-IPPNU. Informan selanjutnya ketua IPPNU sebagai pemilik ide untuk
membangkitkan kembali organisasi IPNU-IPPNU dan sebagai ketua Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’. Kemudian lima pengurus harian IPNU dan
lima pengurus harian IPPNU. Terakhir adalah dua anggota lama dan dua
anggota baru sebagai anggota yang merasakan akan manfaat organisasi ini.
Data wawancara yang akan diambil dalam riset ini, data informan.
Tabel 1.2: Data Informan
Peneliti dalam mengumpulkan dan mencari data mengalami banyak
hal yang menjadikan proses penelitian ini lancar atau terhambat. kelancaran
dalam melakukan wawancara dengan ketua IPNU dan ketua IPPNU karena
7
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Alfabeta, Bandung, hal.
137.
8
ketua IPNU dan ketua IPPNU adalah orang yang peneliti kenal sebelumnya.
Sehingga cukup mudah dalam mengatur jadwal untuk melakukan wawancara,
tinggal peneliti menyesuaikan jadwal dengan mereka. Keterhambatan dalam
melakukan wawancara dengan pengurus karena memiliki kegiatan lain.
Sehingga harus menunggu waktu luang mereka. Hal ini dianggap wajar dan
sering dijumpai para peneliti dan menjadi pengalaman tersendiri. Pertemuan
peneliti dalam melakukan wawancara dengan Ketua IPNU pada tanggal 05
juli 2016, dengan Ketua IPPNUnya pada tanggal 08 Juli 2016 dan dengan
Pengurus Harian lainnya pada tanggal 12 Juli 2016.
Informan pertama untuk anggota baru adalah siswa yang masih duduk
di bangku sekolah kelas dua SMP. Dia ditemui di rumahnya pada tanggal 14
Juli 2016. Informan kedua adalah anggota baru. Beliau ditemui di rumahnya
pada tanggal 12 Juli 2016. Kendala yang terjadi dengan pengurus harian dan
anggota baru adalah hanya sekedar kendala yang bersifat alamiah seperti
hujan. Sehingga terjadi kegagalan untuk menemui satu pengurus harian dan
anggota baru untuk dijadikan informan karena beliau bisanya sore dan setiap
kali janjian selalu hujan.
Tabel 1.3: Data wawancara
1. Alasan bergabung di IPNU-IPPNU
2. Cara anggota lama memotivasi anggota baru
3. Sistem perekrutan anggota
4. Program kegiatan IPNU-IPPNU
5. Keunggulan IPNU-IPPNU di organisasi lain
6. Perkembangan IPNU-IPPNU dari tahun sebelumnya
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri atau orang
lain tentang subyek.9 Dokumentasi dalam penelitian ini berupa buku, hasil
penelitian serta brosur yang didapat selama penelitian berlangsung yang
berhubungan dengan tema penelitian dan segala hal yang menyangkut
IPNU-IPPNU.
Tabel 1.4: Data Dokumentasi
1. Sejarah IPNU-IPPNU
2. Sejarah didirikan IPNU-IPPNU di Dukuh Tengah
3. Buku
4. Hasil penelitian
5. Brosur
F. Teknik Validitas Data
a. Memperpanjang keikutsertaan
Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengumpulan data. Untuk lebih
menvalidkan kembali data yang terkumpul dan dapat dipertanggung
jawabkan. Sehingga peneliti perlu kembali ke lapangan penelitian untuk
melakukan pengamatan dan wawancara ulang dengan sumber data yang telah
ditemui atau informan baru.10
b. Ketekunan pengamatan
9
Haris Herdiansyah, 2011, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, hal.143
10
Ketekunan pengamatan bertujuan meneliti objek secara cermat dan
terperinci untuk memperoleh kedalaman serta terhindar dari kesalahan
terhadap data yang ada. Ketekunan pengamatan yang dilakukan peneliti
dengan cara sebagai berikut:
1) Menanyakan kembali data hasil wawancara dengan informan guna
keabsahan data.
2) Mengoreksi kembali hasil catatan dokumen penelitian dengan yang ada di
lapangan penelitian.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Teknik ini berfungsi untuk menguji kredibilitas data.11 Maksud dari
triangulasi disini adalah data wawancara diperiksa dalam keabsahan data,
kemudian dibandingkan dengan hasil pengumpulan data observasi dan
dokumentasi.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi data
sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan pengecekan tentang hasil dari pengamatan wawancara,
maupun hasil data yang diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi.
11
2. Penulis meneliti apa yang dikatakan informan tentang motivasi pemuda dan
pemudi IPNU-IPPNU Dukuh Tengah, secara umum dengan mengecek data
yang sudah ada apakah sesuai atau tidak.
3. Membandingkan pendapat dan atau perspektif informan satu dengan
informan yang lain.
4. Membandingkan wawancara dengan isi dokumen.
Dengan demikian data yang dikumpulkan peneliti dapat
dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
G. Teknik Analisis Data
Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data kemudian dikelola, menemukan pola dan memutuskan apa yang akan
diceritakan kepada orang lain.12 Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir
yang valid.
Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif
John W. Creswell. Teknik analisis ini terdiri dari tiga langkah. Pertama, membuat
kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (open coding). Kedua memilih
salah satu kategori dan menempatkannya dalam satu model teoretis (axial
coding). Sedangkan ketiga merangkai sebuah cerita dari hubungan antar kategori ini (selective coding).13
12
Lexy J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 248.
13
John W. Creswell, 2013, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed,
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya IPNU-IPPNU Dukuh Tengah
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama’ Dukuh Tengah didirikan oleh Bapak H. Fahrur Rozi dan ibu Nafi’ah
pada tanggal 27 Oktober 1985.1 Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’
dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah berkumpul bagi generasi
muda Nahdlatul Ulama’ yang ada di Dukuh Tengah. Hal ini dikarenakan desa
Dukuh Tengah merupakan daerah yang dikenal dengan wilayah yang
mayoritas penduduknya adalah warga Nahdlatul Ulama’.
Dengan alasan tersebut, perlu dilakukan tindakan untuk
mempersatukan putra-putri Nahdlatul Ulama’ yang ada di Desa Dukuh
Tengah. Pendiri berfikiran untuk membentuk sebuah organisasi Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’di Desa Dukuh
Tengah, dengan alasan agar pemuda dan pemudi Nahdlatul Ulama’ yang ada
di Dukuh Tengah terbentuk menjadi pelajar bangsa yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham
Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar 1945.
1