PERAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
PERKEMBANGAN BMT UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA
SKRIPSI
OLEH :
MIKHMIDATI FARCHAN
NIM : C04211096
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi Ekonomi Syariah
Surabaya
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Peran Kepemimpinan Transformasional Terhadap Perkembangan BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya” adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana gaya kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya? Bagaimana peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan analisis deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan serta menganalisis data yang penulis peroleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi serta melakukan penelitian di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya mengenai penerapan gaya kepemimpinan transformasional dan peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala cabang BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya memiliki karakter pemimpin transformasional menurut Bass dan Aviola (1994) yang dikenal dengan “4 I”, yaitu: (1). Idealized influence, (2). Inspirational motivation, (3). Intellectual stimulation, (4). Individualized consideration. Peran kepemimpinan transformasional memberikan dampak terhadap perkembangan BMT UGT Sidogiri yaitu : (1). Meningkatkan kinerja Karyawan, (2). Meningkatkan profesionalisme karyawan, (3). Meningkatkan kreativitas karyawan, (4). Meningkatkan rasa kepercayaan karyawan dan nasabah terhadap BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya, (5). Meningkatkan citra BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAAN ... iv
PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... x
DAFTAR TRANSLITERASI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 16
C. Batasan Masalah ... 16
D. Rumusan Masalah ... 17
E. Kajian Pustaka ... 17
F. Tujuan Penelitian ... 21
G. Kegunaan Hasil Penelitian ... 22
H. Definisi Operasional ... 22
I. Metode Penelitian ... 24
J. Sistematika Pembahasan ... 28
BAB II GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL ... 30
A.Pengertian Kepemimpinan ... 30
B.Gaya Kepemimpinan ... 34
BAB III GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
KEPALA CABANG DAN PERKEMBANGAN BMT
UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA ... 66
A. Gambaran Umum BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya ... 66
1. Sejarah Berdirinya BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya ... 66
2. Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri ... 68
3. Struktur Kepengurusan BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya ... 69
B. Penyajian Data... 69
1. Karakter Kepemimpinan Transformasional Kepala Cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya ... 69
2. Perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya ... 75
BAB IV ANALISIS DATA ... 80
1. Analisis Gaya Kepemimpinan Transformasional di BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya ... 80
2. Peran Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Perkembangan BMT UGT Sidogiri ... 86
BAB V PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan di muka bumi ini adalah sebagai khalifah yaitu,
pemimpin dari semua alam semesta ini. Hal itu sesuai dalam surat al- Baqarah
ayat 30:
Artinya: ‚Dan (ingatlah) Ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat,
‚Aku hendak menjadikan khalifah di bumi‛. Mereka berkata,
‚Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan mensucikan nama-Mu?‛ Dia berfirman, ‚Sungguh Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui‛.1
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia untuk
menjadi pemimpin di bumi ini. Baik buruknya alam semesta ini tergantung
oleh manusia sehingga diperlukan sumber daya manusia yang lebih baik dan
profesional.
Sumber daya manusia mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
sumber daya lainnya karena sumber daya manusia merupakan aset utama yang
1
2
menjadi motor penggerak di muka bumi ini, salah satunya di bidang ekonomi.
Sumber daya manusia pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau
organisasi dalam mencapai tujuannya karena perusahaan tidak mungkin
berjalan tanpa adanya peranan dari manusia. Oleh sebab itu, sumber daya
manusia perlu memperoleh perhatian khusus.
Salah satu sumber daya manusia yang utama adalah pemimpin.
Kemampuan seorang pemimpin dalam usahanya mengarahkan dan
mengendalikan para karyawannya untuk mencapai tujuan yang sudah
direncanakan sesuai dengan target dari perusahaan sehingga pemimpin dan
karyawannya diharapkan bekerja sama untuk menjalin hubungan yang baik
dalam mewujudkan keberhasilan sebuah perusahaan. Mengingat pentingnya
sumber daya manusia dalam menentukan keberhasilan dan perkembangan dari
suatu perusahaan, maka sudah selayaknya bagi setiap perusahaan memberikan
segala perhatian kepada para karyawan sejak dini dengan cara melakukan
komunikasi.
Komunikasi yang efektif dengan dukungan saluran yang jelas dan lancar,
akan dapat mendukung tercapainya efisiensi dan efektivitas fisik, efektivitas
waktu, dan kecepatan arus informasi dalam suatu organisasi2. Pada akhirnya
suatu organisasi yang mempunyai sistem informasi yang mendukung
kelancaran arus komunikasi yang ada, akan mampu membedakan kualitas
organisasi tertentu dengan organisasi lain.
3
Pemimpin dalam melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan
perusahaan harus mampu untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang,
untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.3 Jika dalam perusahaan
terjadi ketidakseimbangan tujuan antara pemimpin dan karyawan maka akan
berdampak pada perkembangan dari perusahaan tersebut.
Kepemimpinan dengan pendekatan baru sangat dibutuhkan untuk
mendobrak dominasi perkembangan suatu perusahaan, apalagi saat ini diikuti
era pasar bebas yang menyebabkan persaingan antar perusahaan akan semakin
bebas dan itu juga berdampak pada dunia usaha. Perubahan-perubahan akan
terjadi dengan sangat cepat baik di dalam maupun di luar lingkungan
perusahaan sehingga dibutuhkan kepemimpinan transformatif, yang mampu
mengembangkan dan menggerakkan karyawan yang inovatif, mampu
memperdayakan staf dan organisasi ke dalam suatu perubahan cara berpikir
dan memahami tentang tujuan organisasi serta membawa ke perubahan yang
terjadi secara berkesinambungan atau terus-menerus sehingga memudahkan
adaptasi terhadap segala perubahan yang akan terjadi.
Gaya seorang pemimpin menjadi model yang akan ditiru oleh bawahan.
Gaya kepemimpinan yang baik dan benar jika dilaksanakan dengan konsisten
pasti akan meningkatkan keberhasilan dari perusahaan yang dipimpin. Dengan
penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai diharapkan pemimpin mampu
mengamati perkembangan dalam perusahan yang dipimpin sehingga dapat
4
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik pada perusahaan dalam segala
aspek maupun dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Kepemimpinan yang kuat dibutuhkan untuk menjaga pelaksanaan
pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan visi, misi, dan sasaran yang telah
ditetapkan. Salah satu gaya kepemimpinan yang sesuai dalam menghadapi
segala perubahan dan meningkatkan sikap pro-aktif karyawan yang diterapkan
pemimpin dalam memimpin bawahannya adalah kepemimpinan
transformasional.
Istilah kepemimpinan transformasional pertama kali dicetuskan oleh
Downton (1973). Hal itu muncul sebagai pendekatan penting untuk
kepemimpinan, dimulai dengan karya klasik oleh sosiolog politis, James
MacGregor Burns yang bertajuk Leadership (1978).4 Menurut James
MacGregor Burns dalam Mohammad Karim, kepemimpinan transformasional
adalah sebuah proses pemimpin dan para bawahannya berusaha untuk
mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.5 Dalam arti,
pemimpin transformasional mencoba untuk membangun kesadaran para
bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang
tinggi seperti kejayaan, kebersamaan, dan kemanusiaan. Secara umum hal itu
menggambarkan bagaimana pemimpin bisa memulai, mengembangkan, dan
melaksanakan perubahan yang nyata dalam organisasi. Pemimpin
transformasional memberdayakan para karyawannya dan memupuk mereka
4 Peter G.northouse, Kepemimpinan, Teori, dan Praktek , Ati Cahayani (Jakarta: PT. Indeks, 2013) cet. 6, 176.
5
5
secara bergantian sehingga para karyawan bisa mengubah dirinya sebagai
pemimpin yang berkualitas.
Menurut Bass dan Aviola dalam Mohammad Karim menyatakan
‚seorang pemimpin dapat mentransformasi bawahannya melalui empat faktor,
yaitu Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation,
dan Individualized Consideration.6
Idealized Influence, yaitu karisma atau pengaruh ideal. Adapun delapan
ciri-ciri dari Idealized Influence yaitu :
1. Menjadikan dirinya sebagai tauladan.
2. Pemimpin mempunyai keyakinan dan mampu menularkannya.
3. Mempunyai niat yang kuat.
4. Komitmen.
5. Konsisten.
6. Fokus.
7. All out.
8. Kebanggaan.
Yang kedua adalah Inspirational Motivation yaitu motivasi yang
menginspirasi.7 Faktor yang kedua ini menggambarkan bahwasannya
pemimpin yang mengkomunikasikan harapan tinggi kepada karyawan,
menginspirasi mereka lewat motivasi untuk menjadi setia, dan menjadi bagian
dari visi bersama dalam perusahaan atau organisasi.
6
Ibid., 166.
6
Faktor yang ketiga adalah Intellectual Stimulation yaitu rangsangan
intelektual. Hal itu mencakup kepemimpinan yang merangsang pengikut
untuk bersikap kreatif dan inovatif serta merangsang keyakinan dan nilai
mereka sendiri, seperti juga nilai dan keyakinan pemimpin serta perusahaan.8
Yang keempat adalah Individualized Consideration yaitu perhatian individual,
dalam bentuk lainnya perilaku kepemimpinan dengan mendekatkan diri
kepada karyawan secara emosi.9
Berdasarkan faktor-faktor di atas dijelaskan bahwa kepemimpinan
transformasional merupakan kepemimpinan yang memberikan makna
terhadap karyawannya. Makna mempunyai arti bahwa pemimpin tersebut
bukan hanya mengembangkan perusahaan yang dipimpinnya, akan tetapi juga
memberikan dampak terhadap karyawannya yaitu dengan selalu memberikan
kesempatan dan peluang terhadap karyawannya agar mereka bisa menjadi
lebih baik lagi dan bisa mengubah dirinya sendiri agar bisa semakin maju.
Kepemimpinan transformasional mempunyai empat perilaku khusus
yaitu yang pertama adalah kepemimpinan komunikasi maksudnya adalah
seorang pemimpin harus pandai berkomunikasi dengan karyawannya.10 Yang
kedua yaitu kepemimpinan yang kredibel (kepercayaan) maksudnya adalah
pemimpin harus menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap orang-orang yang
ada disekitarnya.11
8 Ibid., 181.
9 Ibid.
10 Marshal sashkin dan Molly G.sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan, Rudolf Hutauruk
(Jakarta: Erlangga, 2011), 43.
7
Yang ketiga adalah kepemimpinan yang peduli, yaitu para pemimpin
transformasional menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap orang. Peduli
berarti menghargai keterampilan-keterampilan dan kemampuan khusus
individu-individu lain.12 Yang keempat adalah menciptakan berbagai peluang,
maksudnya adalah pemimpin transformasional dalam memberikan peluang
dan kesempatan terhadap karyawannya tidak menganggap hal tersebut
menjadi tindakan yang beresiko.13
Gaya kepemimpinan transformasional sering dikaitkan dengan
kepemimpinan transaksional padahal kedua gaya kepemimpinan tersebut
mempunyai perbedaan yang bertolak belakang. Kepemimpinan transaksional
adalah sebuah transaksi yaitu sebuah pertukaran antara seorang pemimpin
dengan bawahan, pertukaran yang paling umum adalah pembayaran atas
diselesaikannya sebuah pekerjaan. Para pemimpin transaksional mendasarkan
hubungan dengan karyawannya pada proses ‚barter‛. Sedangkan
kepemimpinan transformasional mendefinisikan sebagai transaksi yang tidak
selalu melibatkan uang atau benda – benda material, akan tetapi transaksi
dalam sebuah ‚ikatan‛ bukan barter, yaitu ikatan antara pemimpin dan
karyawan, pemimpin yang bisa mentransformasikan karyawannya agar
menjadi berkualitas dan bersama mewujudkan perusahaan yang lebih maju dan
berkembang.14
12 Ibid., 45.
13
Ibid., 47.
8
Dalam Islam, kepemimpinan sangat diperlukan karena pemimpin adalah
motor penggerak untuk melakukan suatu perubahan dan sebagai nahkoda
untuk membimbing dan mengarahkan agar tidak tersesat di dalam jalan yang
tidak diridai oleh Allah Swt. Kepemimpinan dalam Islam adalah
kepemimpinan yang selalu memberikan tauladan kepada pengikutnya tidak
hanya dengan ucapan tetapi juga dengan tindakan yang nyata. Hal itu sesuai
dalam surat al-Ahzab ayat 21:
Artinya : ‚Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah‛.15
Islam mempunyai seorang pemimpin yang menjadi tauladan bagi
pemimpin- pemimpin yang lain yaitu Nabi Muhammad saw. Beliau telah
berhasil membawa agama Islam menjadi agama yang rahmatan lil’a>lami>n,
walaupun banyak rintangan yang dialami oleh beliau seperti dicaci maki,
dilempari kotoran bahkan dimusuhi oleh keluarganya sendiri akan tetapi,
beliau tetap berpegang teguh untuk menyiarkan agama Islam dan hasilnya
Islam menjadi agama yang paling banyak dianut diseluruh dunia.
Pemimpin transformasional dalam mewujudkan visi dan misinya
pemimpin tersebut selalu menjadi orang terdepan dalam melakukan sesuatu
dengan ibda’ binafsik (memulai dari diri sendiri). Sehingga pemimpin bisa
menjadi tauladan bagi para karyawannya untuk menginspirasi dan
9
memotivasi. Hal ini sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. sejak
dalam dakwahnya selalu memberikan contoh terhadap kaumnya, agar bisa
menganut apa yang dicontohkan oleh beliau.
Selanjutnya kepemimpinan dalam Islam adalah pemimpin sebagai
pemuka dan memberikan arah. Penjelasan ini sebagaimana di dalam firman
Allah Swt. surat ali-Imran ayat: 104
Artinya: ‚Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang berbuat makruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung ‛.16
Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa menjadi pemimpin
diharapkan dapat mengarahkan kepada karyawannya agar menjadi lebih baik
sehingga pemimpin diharapkan memberikan contoh perbuatan baik misalnya
datang tepat waktu ketika masuk kerja, ramah terhadap pelanggan atau selalu
berjamaah ketika waktu sholat, dan jujur dalam melakukan pekerjaan.
Pemimpin membantu karyawannya ketika mengalami kesulitan dalam
bekerja. Pemimpin diharapkan dapat memberikan arahan secara langsung
kepada karyawan. Pemimpin selalu berusaha hadir dalam setiap kesempatan
untuk berkumpul bersama dengan karyawan sehingga pemimpin dapat
memberikan perhatian dan arahan secara individu terhadap karyawannya agar
10
menjadi lebih baik lagi. Pemimpin transformasional percaya akan kemampuan
para karyawannya sehingga tak jarang pemimpin memberikan kesempatan
kepada karyawannya untuk melakukan hal baru yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian dari karyawannya.
Pemimpin transformasional dalam mewujudkan visi dan misinya selalu
mengingatkan terhadap karyawannya akan visi dan misi terhadap
perusahaannya. Selain itu pemimpin juga mampu menggerakkan keberagaman
karyawannya dalam pola pikir untuk dapat mengejar visi dan misi perusahaan,
sehingga pemimpin tersebut sebagai pemersatu dalam keberagaman
karyawannya. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt. dalam surat
al-Hujarat ayat 9:
Artinya : ‚Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.‛17
Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam tidak sendirian melainkan
beliau berjihad dengan para sahabat-sahabatnya. Rasulullah saw. selalu
diperintahkan oleh Allah Swt. untuk berjuang bersama-sama dengan
11
orang yang beriman. Walaupun Rasulullah saw. sendiri telah dijanjikan akan
mendapatkan pertolongan-Nya dan mendapatkan kemenangan dalam
perjuangan beliau, tetapi dalam praktiknya Allah Swt. selalu memerintahkan
Rasulullah saw. agar berjuang bersama-sama dengan orang yang beriman.
Dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin dan karyawan juga
berjuang bersama-sama dalam satu visi dan misi untuk memajukan dan
mengembangkan perusahaan, mereka saling memotivasi dan konsisten dalam
mewujudkan visi-misi tersebut. Pemimpin tidak dapat memajukan perusahaan
sendiri tanpa adanya bantuan dari bawahan, intinya kemajuan dan
berkembangnya dalam suatu perusahaan atau lembaga terletak pada kekuatan
internal dalam perusahaan atau lembaga tersebut, bukan pada kuat atau
lemahnya saingan.
Pada zaman Rasulullah saw. pernah terjadi bencana banjir bandang
sehingga akibat ditimbulkan dari bencana banjir tersebut adalah hanyutnya
Hajar Aswad. Hajar Aswad adalah batu yang sangat dimuliakan oleh Suku
Quraisy, sehingga banyak para pemimpin atau orang-orang yang terpandang
dari Suku Quraisy ingin mengambil dan meletakkan kembali ke Ka’bah,
akibatnya terjadilah perselisihan antara pemimpin-pemimpin tersebut karena
sama-sama berpikir bahwa dirinyalah yang berhak. Ketika terjadi perselisihan
tersebut Rasulullah datang dan menengahi mereka. Kemudian Rasulullah
memberikan solusi dengan membentangkan kain dan pemimpin-pemimpin
tersebut diperintahkan Rasulullah untuk memegang ujung dari kain tersebut
12
sama-sama membawa Hajar Aswad dengan kain tersebut dan meletakkan di
Ka’bah.18
Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah sebagai pemimpin
mampu memberikan solusi dan mau mendengarkan masalah yang dihadapi
oleh kaumnya, dan memberikan solusi tanpa merugikan satu sama lain dengan
melibatkan semua pemimpin tersebut. Sikap Rasulullah tersebut sama halnya
dengan pemimpin transformasional yang tidak ingin meragukan karyawannya
untuk menyelesaikan suatu masalah, pemimpin tersebut sebelum memberikan
kebijakan akan berdiskusi dahulu untuk melibatkan mereka dalam mengambil
suatu keputusan, sehingga para karyawan akan merasa dianggap atas kinerja
mereka selama ini.
Hampir semua yang dikemukakan dalam teori kepemimpinan
transformasional ada pada diri Rasulullah. Beliau cukup mempunyai sifat-sifat
pemimpin seperti jujur, berani, konsisten, dan cerdas. Beliau memiliki perilaku
pemimpin seperti hubungan yang baik dengan sahabatnya. Selain itu beliau
juga memiliki karisma yang kuat dan menjadi pemimpin yang berhasil
membawa perubahan. Mengacu pada Rasulullah yang memiliki karakter
SAFT (S}iddiq, Amanah, Fat}anah, Tabligh), maka ini dapat dijadikan
persyaratan utama dari karakter kepemimpinan.19
Kepemimpinan transformasional apabila dikaitkan dengan karakter
pemimpin Rasulullah tersebut mempunyai hubungan. Pemimpin yang jujur
18
Khoirul Anam, ‚Kisah Peletakan Hajar Aswad‛, dalam http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,40089-lang,id-c,hikmah-t,Kisah+Peletakan+Hajar+Aswad-.phpx, diakses pada 6 Agustus 2015.
13
sangat dibutuhkan dalam setiap lembaga karena apabila pemimpin berdusta
dalam setiap pekerjaannya maka perusahaan yang dipimpinnya akan hancur,
sedangkan dalam kepemimpinan transformasional pemimpin harus tampil all
out, konsisten, dan fokus dalam bekerja sehingga tidak setengah-setengah
dalam bekerja dan mewujudkan perusahan yang maju dan berkembang.
Amanah adalah dapat dipercaya, pemimpin transformasional dalam
mengembangkan perusahaannya akan mempunyai komitmen dan konsisten
terhadap visi dan misi yang telah dibuatnya. Pemimpin tersebut tidak hanya
menyerah pada visi dan misinya terwujud, pemimpin akan selalu memotivasi
dan yakin bahwa mimpinya akan terwujud. Sehingga pemimpin tersebut akan
konsisten dalam mewujudkannya dan mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mempunyai karyawan yang bisa mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Fat}anah mempunyai arti cerdas, pemimpin transformasional memiliki
kecerdasan dalam mewujudkan dan menciptakan visi dan misinya dan
pemimpin tersebut mempunyai ide yang kreatif dan inovatif. Ketika
perusahaan mengalami kendala dan rintangan dalam perusahannya maka dia
akan hadir dengan memberikan solusi yang cerdas dan memberikan kebijakan
yang tidak merugikan satu sama lain, akan tetapi memberikan kenyamanan
bagi yang disekitarnya dan dalam pengambilan keputusan pemimpin tersebut
akan melibatkan para karyawannya.
Selanjutnya adalah tabligh. Tabligh yaitu menyampaikan wahyu.
Apabila dihubungkan dengan pemimpin transformasional adalah seorang
14
bersama untuk memajukan perusahaan dan memotivasi para karyawan.
Pemimpin transformasional mencoba untuk membangun kesadaran para
karyawannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang
tinggi seperti kejayaan, kebersamaan, dan kemanusiaan. Secara umum hal itu
menggambarkan bagaimana pemimpin bisa memulai, mengembangkan, dan
melaksanakan perubahan yang nyata dalam organisasi.
Sehingga bisa disimpulkan bahwasannya perkembangan dan kemajuan
dari suatu perusahaan terletak pada sosok pemimpin, karena pemimpin adalah
tonggak dari sebuah perusahaan.
Baitul Ma>l wa al-Tamwi>l (BMT) merupakan lembaga keuangan yang
bersifat mikro dan dalam kegiatan operasinya dengan menjalankan prinsip
syariah dan bagi hasil. BMT didirikan dengan maksud menumbuh
kembangkan bisnis usaha mikro guna mengangkat derajat dan martabat serta
membela kepentingan kaum fakir dan miskin.
Salah satu BMT yang sukses di Indonesia adalah BMT UGT (Urusan
Guru Tugas) Sidogiri, BMT ini merupakan milik dari Pondok pesantren
Sidogiri yang berada di Pasuruan dan sudah membuka cabang yang tersebar di
pulau Jawa salah satunya di Surabaya.
BMT Surabaya merupakan cabang pertama yang dimiliki oleh BMT
UGT Sidogiri yang telah berdiri sejak tahun 2000. Ketika itu BMT menunjuk
salah satu alumni Ponpes Sidogiri yaitu bapak Samsul Arifin untuk menjadi
15
BMT yang sudah tersebar tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang
telah dipraktikkan dalam badan usaha tersebut. Badan usaha ini tentu
memiliki kebijakan-kebijakan serta kepemimpinan yang secara signifikan
memiliki andil dan dampak langsung terhadap pencapaian perkembangan
BMT tersebut.
Faktor situasi dan lingkungan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan
seorang individu. Kepemimpinan itu sendiri memiliki berbagai macam hasil
antara lain perkembangan dan kemajuan. Untuk membuktikan apakah model
gaya kepemimpinan kepala cabang dapat memenuhi karakter ‚4I‛ yaitu
Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan
Individualized Consideration dari kepemimpinan transformasional sehingga
dari kepemimpinan kepala cabang dapat memberikan dampak positif atau
persepsi yang berbeda terhadap perkembangan dan kemajuan dari BMT UGT
Sidogiri maka dibutuhkan sumber data dari BMT tersebut.
Berdasarkan persoalan di atas dapat dikatakan peranan pemimpin
menjadi tolak ukur dalam kemajuan suatu perusahaan atau lembaga. Bertitik
tolak pada latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang peran gaya
pemimpin yang diterapkan di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya terhadap
perkembangan BMT Sidogiri di cabang Surabaya. Dengan demikian peneliti
memberi judul pada penelitian ini dengan judul ‚Peran Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Perkembangan BMT UGT Sidogiri Cabang
16
B.Identifikasi Masalah
Untuk lebih memudahkan dan mengetahui lebih jelas tentang skripsi ini
maka akan dijelaskan beberapa gambaran pembahasan yang akan ditulis di bab
berikutnya diantaranya:
1. Gaya kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri cabang
Surabaya.
2. Praktik gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala
cabang Surabaya dalam memimpin BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
3. Kebijakan kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala
cabang dalam kegiatan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
4. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan
BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
C.Batasan Masalah
Agar lebih terarah pembahasan penelitian ini dan tidak melebar maka
diperlukan adanya pembatasan masalah, maka permasalahannya dibatasi
sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri cabang
Surabaya.
2. Peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan BMT
17
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri
cabang Surabaya?
2. Bagaimana peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap
perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya?
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini bukan merupakan pengulangan
atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.20 Penelitian
mengenai gaya kepemimpinan ini bukanlah pertama yang dilakukan, ada
penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain sebagai berikut:
Wilda Akmala dengan judul skripsi ‚Pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional terhadap kinerja karyawan BPRS Jabal
Nur Surabaya‛ tahun 2014, mengenai penggabungan antara dua gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional yang diterapkan kepada
kinerja karyawan serta pengaruh dari gaya kepemimpinan tersebut.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada gaya
kepemimpinan yang akan diteliti yaitu peneliti hanya membatasi satu gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan transformasional.
20
18
Ahmad Rohim dengan judul skripsi ‚Pengaruh kompensasi
kepemimpinan, keterampilan terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT
Amanah Ummah Surabaya‛, tahun 2014. Skripsi ini dengan penelitian yang
akan diteliti sama-sama membahas tentang kepemimpinan, akan tetapi
perbedannya terletak pada objek yang diteliti yaitu penelitian dari Ahmad
Rohim mengenai pengaruh kompensasi yang diberikan oleh pemimpin
terhadap keterampilan dari kinerja karyawan di BMT tersebut dan penelitian
Ahmad Rohim tidak menjelaskan gaya kepemimpinan yang diterapkan di
BMT tersebut.
Hoidul Hoir dengan judul skripsi ‚Implementasi Kepemimpinan
Transformasional dalam Mengembangkan Kurikulum di Mts Terpadu
Al-Roudlah Seduri Mojosari Mojokerto‛ tahun 2010.21 Skripsi ini membahas
mengenai suatu deskripsi tentang gaya kepemimpinan transformasional yang
bisa meningkatkan sekolah sehingga dapat mengembangkan kurikulum di
sekolah tersebut.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada
pengaruh yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan transformasional dan
objek yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan mengenai peran yang
dilakukan oleh pemimpin sehingga BMT mengalami perkembangan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Hoidul Hoir mengenai implementasi
19
dari kepemimpinan transformasional sehingga mengembangkan kurikulum di
sekolah.
Dessy Anggraini dengan judul skripsi ‚ Perbedaan Keterlibatan Kerja
Antara Gaya Kepemimpinan Transaksional Dengan Transformasional ‛ tahun
2014.22 Skripsi ini membahas mengenai pengaruh 2 gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi keterlibatan kerja.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan terletak pada objek yang akan
diteliti yaitu penelitian yang akan dilakukan mengenai peran dari gaya
kepemimpinan transformasional sehingga BMT Sidogiri mengalami
perkembangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dessy Anggraini
mengenai perbedaan yang ditimbulkan dari 2 gaya kepemimpinan terhadap
keterlibatan kerja.
Moh. Fahmi dengan judul skripsi ‚Hubungan Gaya Kepemimipinan
Transformasional dengan Loyalitas Karyawan‛ tahun 2014.23 Skripsi ini
membahas mengenai loyalitas yang ditimbulkan oleh karyawan akibat dari
kepemimpinan transformasional. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
tidak menyinggung tentang loyalitas karyawan akan tetapi meneliti mengenai
peran kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan yang dialami
BMT.
22Dessy Anggraini, ‚Perbedaan Keterlibatan Kerja Antara Gaya Kepemimpinan Transaksional Dengan Transformasional‛ (Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 7.
20
Ria Duwin Andayani dengan judul skripsi ‚Model Kepemimpinan
Transformasional di Telkom Divre Jawa Timur‛ tahun 2011.24 Skripsi ini
membahas mengenai deskripsi tentang gaya kepemimpinan transformasional
di Telkom Divre Jawa Timur. Skripsi ini mempunyai kesamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu menegenai kepemimpinan
transformasional akan tetapi dalam penelitian tersebut meneliti tentang
deskripsi atau paparan mengenai model dari kepemimpinan transformasional
di perusahaan tersebut. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengenai
peran dari kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan di BMT
UGT Sidogiri.
Ahmad Saifuddin dengan judul skripsi ‚Implementasi Kepemimpinan
Transformasional dalam Meningkatkan Kinerja Guru dan Karyawan di SMA
Negeri I Gedangan Sidoarjo‛ tahun 2009.25 Skripsi ini membahas tentang
pengaruh yang diperankan pemimpin transformasional sehingga meningkatkan
kinerja guru dan karyawan. Skripsi ini mempunyai kesamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu kepemimpinan transformasional akan
tetapi penelitian yang akan dilakukan mengenai peran kepemimpinan
transformasional terhadap perkembangan di BMT. Sedangkan skripsi ini
membahas mengenai peningkatan kinerja akibat dari kepemimpinan
transformasional
24Ria Duwin Andayani, ‚Model Kepemimpinan Transformasional Di Telkom Divre jawa Timur‛ (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2011),10.
21
Hanif Ashar dengan judul skripsi ‚Hubungan Kepemimpinan
Transformasional dan Komitmen Organisasi dengan Organizational
Citizenship Behaviour Guru Mim 22 Sugihwaras Bojonegoro‛ tahun 2014.26
Skripsi ini membahas mengenai keterkaitan antara kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship
Behaviour. Skripsi dari Hanif Ashar memiliki persamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu tentang kepemimpinan transformasional akan
tetapi penelitian tersebut mempunyai perbedaan yang terletak pada objek.
Berdasarkan atas penelitian tersebut menurut hemat penyusun, skripsi
yang akan ditulis ini belum pernah diteliti, karena dalam skripsi ini lebih
menekankan kepada peran gaya kepemimpinan transformasional di BMT dan
perkembangan yang dialami oleh BMT, seperti penambahan cabang pembantu
BMT Surabaya, nasabah, aset, dan jumlah karyawan sehingga dengan peran
kepemimpinan tersebut BMT mengalami perkembangan yang pesat.
F. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan
di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
2. Untuk menganalisis peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap
perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya.
22
G.Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi, penambahan wawasan, dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan ekonomi syariah khususnya dalam pengelolaan sumber daya
manusia terutama yang berhubungan dengan kepemimpinan yaitu
kepemimpinan transformasional.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber
rujukan bagi siapa saja yang akan meneliti lebih lanjut mengenai gaya
kepemimpinan transformasional.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
perusahaan bahwa gaya kepemimpinan transformasional pada perusahaan
akan berpengaruh terhadap perkembangan dari sebuah perusahaan tersebut,
sehingga hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu sumber informasi
tentang hal apa yang seharusnya dibenahi pada perusahaan.
H.Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberi arti.27 Sebagai gambaran di dalam
memahami pembahasan, maka perlu adanya pendefinisian terhadap judul yang
bersifat operasional dalam tulisan skripsi, agar mudah difahami secara jelas
tentang arah dan tujuannya.
23
Untuk menghindari kerancuan di dalam pemahaman maka penulis
merasa perlu untuk memberikan definisi operasional dari judul skripsi ini, agar
terjadi kesamaan visi antara penulis dan pembaca ataupun penguji yaitu:
1. Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan
yang menciptakan hubungan antara pemimpin dan karyawan untuk
meningkatkan motivasi dan moralitas yang lebih tinggi.28
Maksudnya, kepemimpinan transformasional mengutamakan
pemberian kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada di
perusahaan untuk bekerja atas dasar visi dan misi yang sudah diciptakan,
sehingga semua unsur yang ada di perusahaan (kepala cabang dan
karyawan) bersedia dan tanpa paksaan berpartisipasi secara optimal dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan.
2. Perkembangan BMT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah
‚menjadi besar (luas, banyak, dsb); memuai, menjadi banyak (merata,
meluas, dsb)‛.29 Apabila dikaitkan dalam hal ini maksudnya adalah
perusahaan yang mengalami kemajuan dan kemerataan dalam segala
bentuk, misalnya: banyaknya nasabah, meluasnya cabang, dan
bertambahnya aset, dan jumlah karyawan.
28Mohammad Karim, ‚ Pemimpin Transformasional... , 20.
24
Adapun yang dimaksud dalam judul ini yaitu, tentang peran
kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan BMT UGT
Sidogiri cabang Surabaya.
I. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jln. Demak no.137 Rt.02 Rw.10
kelurahan Tembok Dukuh, Kecamatan Bubutan, dengan mengkhususkan
kepada peran kepemimpinan kepala cabang terhadap perkembangan BMT
UGT Sidogiri cabang Surabaya.
2. Data yang Dihimpun
Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Gaya kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri.
b. Data tentang peran kepemimpinan transformasional.
c. Data tentang perkembangan yang dialami oleh BMT UGT Sidogiri
cabang Surabaya.
3. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan
sekunder. Data-data yang digunakan antara lain :
a. Sumber Primer: Kepala cabang, karyawan, dan nasabah BMT UGT
Sidogiri cabang Surabaya.
b. Sumber Sekunder:
Yaitu sumber pendukung dan pelengkap yang diambil dari
25
Selain itu data yang diperlukan dan terkait dengan penelitian ini juga
diperoleh dari berbagai sumber data dari BMT UGT Sidogiri. Sebagai
data penunjang dilakukan melalui browsing internet, literatur-literatur,
dan sumber-sumber lain yang relevan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi:
a. Observasi (pengamatan) biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki tentang
penerapan jaminan, agar memperoleh data yang akurat dan valid untuk
penyusunan penelitian.30 Metode ini digunakan untuk mengamati secara
langsung dan mencatat tentang situasi yang ada dalam lingkungan BMT
tersebut. Dalam hal ini berkaitan dengan kinerja kepala cabang menurut
karakteristik Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual
Stimulation, dan Individualized Consideration, dalam peran
kepemimpinan transformasional yang diterapkan terhadap perkembangan
BMT UGT Sidogiri.
b. Interview (wawancara) ini ditujukan pada subyek penelitian yang ada
kaitannya dengan peran kepemimpinan transformasional terhadap
perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya. Maka dalam
penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan kepala cabang,
karyawan, dan nasabah.
30
26
c. Dokumentasi adalah mencari data menegenai hal – hal yang berupa
catatan, dokumen, transkip, dan sumber data yang lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas. Metode ini penulis gunakan
untuk memperoleh data dari BMT UGT Sidogiri tentang perkembangan
dari badan usaha tersebut misalnya: data nasabah, jumlah cabang, jumlah
aset, jumlah SHU (Sisa Hasil Usaha), jumlah karyawan serta dokumen
lain yang berhubungan dengan skripsi ini.
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil diambil dari seluruh sumber yang ada, maka
penulis menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara
data yang ada, dan relevansi dengan penelitian.31 Dalam hal ini penulis
akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah
saja. Peneliti mengambil data dari BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya
tentang peran kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan
BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya. Setelah itu merangkum data yang
didapat untuk keselarasan pembahasan.
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun bagian sehingga seluruhnya
menjadi suatu kesatuan yang teratur.32 Peneliti melakukan
pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun
31 Raco J.R, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulannya (Jakarta:
27
data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam
menganalisa data.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta
yang ditemukan yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan
masalah.33
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.34
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur
penelitian deskriptif analisis, setelah data diperoleh baik primer maupun
sekunder dilakukan analisis, hasilnya berupa pemaparan gambaran
menganai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Tujuan
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.35
33 Ibid., 246.
34
28
Dalam analisis data ini penulis akan mendeskripsikan dan
menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian, yaitu data tentang
peran kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri dan
perkembangan BMT UGT Sidogiri.
Adapun pola pikir menggunakan logika induktif adalah suatu pola
pikir berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dapat disimpulkan
apakah hipotesis tersebut ditolak atau diterima berdasarkan data yang
terkumpul.36 Dalam hal ini peneliti berada di lapangan mempelajari,
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan berdasarkan realita di
lapangan sedangkan analisis data dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data.37
J. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan dalam penelitian ini sistematis sehingga mudah
untuk dipahami, maka penulis menggunakan sistematika pembahasan sebagai
berikut :
Bab pertama, yang merupakan bab Pendahuluan, di dalam bab ini
diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua, penulis perlu memberikan landasan teori yang menjelaskan
tentang gaya kepemimpinan dan kepemimpinan transformasional, yang
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: AlfaBeta, 2012), cet. 1, 335.
29
meliputi definisi kepemimpinan menurut para ahli, gaya kepemimpinan, dan
kepemimpinan transformasional.
Bab ketiga, mengemukakan tentang pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya. Dalam bab
ini, penulis membaginya dalam 2 pokok bahasan yaitu, pertama tentang
gambaran umum tentang BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya yang meliputi:
sejarah berdirinya BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya, visi dan misi, dan
struktur kepengurusan dari BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya. Kedua,
penyajian data mengenai karakter kepemimpinan transformasional kepala
cabang BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya dan perkembangan BMT UGT
Sidogiri cabang Surabaya.
Bab keempat, merupakan paparan hasil penelitian yang berisi tentang
analisis data dari hasil penelitian untuk menjawab dari rumusan masalah
penelitian yaitu analisis gaya kepemimpinan transformasional terhadap
perkembangan BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya, yang meliputi: gaya
kepemimpinan transformasional di BMT UGT Sidogiri cabang Surabaya dan
peran gaya kepemimpinan transformasional terhadap perkembangan BMT
UGT Sidogiri.
Bab kelima, mengemukakan tentang kesimpulan dari bahasan hasil
penelitian dan memberikan saran-saran yang diperlukan sebagai masukan
BAB II
GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
A.Pengertian Kepemimpinan
Dalam kajian teori ini penulis ingin memberikan pengertian tentang
kepemimpinan transformasional secara teoritik. Kajian ini mengacu pada
referensi yang bisa merepresentasikan semua permasalahan yang akan dibahas,
sehingga mampu memberikan pemahaman yang konkrit kepada pembaca.
Kepemimpinan menurut Mohammad Karim adalah proses perilaku
untuk menenangkan hati, pikiran, emosi, dan perilaku orang lain untuk
berkontribusi terhadap terwujudnya visi.1 Sedangkan kepemimpinan menurut
George R.Terry dalam Soehardi Sigit adalah ‚ leadership is the relationship in
wich one person, the leader, influences others to work together willingly on
related task to attain that wich the leader desire‛.2 Maksudnya, kepemimpinan
adalah hubungan satu orang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain
sehingga rela bekerja sama pada tugas yang terkait, untuk mencapai apa yang
diinginkan pemimpin.
Kepemimpinan menurut Robert Tannebaum dalam Soehardi Sigit
adalah ‚interpersonal influence excercised in a situation and directed, through
the communication proses,toward the attainment of specialized goal or
1
Mohammad Karim, Pemimpin Transformasional..., 13.
31
goals‛.3 Maksudnya adalah pengaruh interpersonal yang dilakukan dalam
situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi menuju pencapaian tujuan
khusus. Selanjutnya kepemimpinan menurut Koontz and O’Donnel dalam
Soehardi Sigit mengatakan ‚leadership as the art of inducting subordinates to
accomplish the assignments with zeal and confidence‛.4 Maksudnya,
kepemimpinan sebagai seni melantik bawahan untuk mencapai tugas dengan
semangat dan keyakinan.
Menurut Siswandi, kepemimpinan adalah tindakan atau upaya untuk
memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke
arah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.5 Hal tersebut sesuai
dengan definisi kepemimpinan menurut Edy Sutrisno yaitu suatu proses
kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin,
membimbing, mempengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar
dicapai hasil yang memuaskan.6
Menurut Peter G. Northouse, kepemimpinan adalah proses di mana
individu mempengaruhi kelompok individu untuk mencapai tujuan bersama.
Sehingga definisi tersebut bisa diidentifikasi menjadi 4 komponen yaitu
kepemimpinan adalah proses, kepemimpinan melibatkan pengaruh,
kepemimpinan terjadi di dalam kelompok, dan kepemimpinan melibatkan
3
Ibid,. 4
Soehardi Sigit, Teori Kepemimpinan..., 2.
5Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan: Analisis Kasus dan Pemecahannya (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), 125.
32
tujuan yang sama.7 Sedangkan kepemimpinan menurut Abi Sujak,
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan kepada diri seseorang atau sekelompok orang,
untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.8
Menurut Pandji Anoraga, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar
dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti
kehendak pemimpin tersebut.9 Istilah tersebut sesuai dengan kepemimpinan
menurut Miftah Toha, kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan
atau tata krama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat terjadi dalam
suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja,
asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang
lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.10
Menurut Hendiyat Sutopo, kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam
membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan
bersama dari kelompok itu. Pengertian kepemimpinan ini bersifat universal,
berlaku dan terdapat pada kepemimpinan berbagai kegiatan atau hidup
7
Peter G.northouse, Kepemimpinan..., 5.
8 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer..., 1. 9
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992), 2.
33
manusia.11 Sedangkan kepemimpinan menurut Marsudi Eko, kepemimpinan
adalah segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan melalui proses-proses tertentu
untuk membawa masyarakat atau pengikutnya ikut serta aktif dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.12
Menurut Veithzal Rifai, kepemimpinan adalah suatu proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya
dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang
terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain
baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan
pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara
seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya
kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk
mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui beberapa cara.13
Menurut Charles J.Keating, kepemimpinan adalah suatu proses dengan
berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan bersama.14Selanjutnya kepemimpinan menurut Benis dalam
Kartini Kartono, kepemimpinan adalah the process by wich an agent induces a
subordinate to behave in a desire manner, yaitu proses seseorang
menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut satu cara tertentu.15
11 Asep Saifuddin Chalim, Urgensi Kepemimpinan Inovatif (Surabaya: Ponpes Jagad ’Allimussirriy, 2012), 16.
12
Marsudi Eko, Kepemimpinan Pancasila (Solo: Pilar Daya Ratma, 1993), 32. 13
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003), 2.
14
Charles J. Keating, Kepemimpinan dan Pengembangannya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 9.
34
Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya kepemimpinan ialah proses
mempengaruhi seseorang dengan membimbing dan mengajak agar mencapai
tujuan yang diinginkan bersama.
B.Gaya Kepemimpinan
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan
berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas kepemimpinan
tersebut dipilah-pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan pola
masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam
mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki 3 pola
dasar, yaitu:16
a. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas.
b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.
c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai.
Dalam kepemimpinan terdapat macam-macam gaya dengan
masing-masing keterbatasan dan kelebihannya. Berikut teori menurut beberapa ahli
yang telah dirangkum oleh peneliti tentang gaya kepemimpinan yang kerap
kita lihat atau alami saat ini:
a. Kepemimpinan Otokratis
Otokrat berasal dari perkataan autos=sendiri; dan kratos = kekuasaan,
kekuatan. Jadi otokrat berarti ‚penguasa absolute‛.17Sehingga
kepemimpinan otokratis adalah pemimpin yang menuntut para bawahannya
16
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku ..., 36.
35
untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang diinginkan dari oleh
pemimpin tersebut tanpa memperdulikan kebutuhan karyawannya.
Adapun ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis yaitu:18
1. Pemimpin otokratis adalah sosok pemimpin yang egois.
2. Pemimpin yang otokratis melihat peranannya sebagai sumber segala
sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan yang tidak
perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi.
3. Pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuan.
4. Organisasi sebagai milik pribadi yang dapat diperlakukannya dengan
sekehendak hatinya.
5. Kecenderungan melakukan para bawahan sama dengan alat lain dalam
organisasi, seperti mesin.
6. Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
7. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
8. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
Dari ciri-ciri pemimpin otokratis di atas dapat disimpulkan
bahwasannya pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian
karakteristik yang dapat dipandang sebagai karakteristik yang negatif.
Sehingga apabila dipraktikkan dalam perusahaan maka akan terjadi
kemerosotan dalam disiplin bekerja karena para karyawan tidak patuh lagi
dengan pemimpin.
36
b. Kepemimpinan Paternalistik (Tradisional)
Gaya kepemimpinan yang paternalistik banyak terdapat di
lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di
masyarakat yang agraris. Adapun karakteristik dari kepemimpinan
paternalistik yaitu:19
1. Pemimpin yang berperan seperti seorang bapak yang bersifat melindungi
dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk
memperoleh petunjuk.
2. Legistimasi kepemimpinan paternalistik dipandang sebagai hal yang
wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti
kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus
berkonsultasi dengan para bawahan.
3. Mengutamakan kebersamaan artinya pemimpin berusaha untuk
memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat
dalam organisasi seadil dan serata mungkin.
4. Hubungan bawahan dan atasan lebih bersifat informal.
5. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
6. Pemimpin tersebut hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif.
7. Tidak pernah memberikan kesempatan terhadap bawahannya untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
37
8. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.
Dari karakteristik yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa
pemimpin memandang bahwa bawahannya belum mencapai kedewasaan
sedemikian rupa sehingga pemimpin tersebut dapat dibiarkan bertindak
sendiri. Konsekuensi dari perilaku demikian ialah para bawahan tidak
dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Berarti para
bawahan tidak didorong untuk berpikir secara inovatif dan kreatif.
c. Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak memimpin; dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan
sendiri.20 Adapun ciri-ciri dari kepemimpinan ini adalah:21
1. Pemimpin mempunyai pandangan bahwa pada umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi
tujuan organisasi.
2. Pemimpin dalam memimpin organisasi dan para bawahannya biasanya
adalah sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi
boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan asal saja kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.
20
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan...,71-72.
38
3. Nilai yang tepat dalam hubungan atasan-bawahan adalah nilai yang
berdasarkan kepada saling mempercayai yang besar.
Ringkasnya, pemimpin Laissez Faire itu pada hakikatnya bukanlah
pemimpin yang sebenarnya. Sebab bawahan dalam situasi kerja sedemikian
itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, dan
masing-masing orang bekerja semau sendiri.
d. Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik adalah pemimpin yang dikagumi oleh
banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkrit mengapa pemimpin tersebut dikagumi.22
Tipe kepemimpinan karismatik ini mempunyai kekuatan energi, daya
tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang cukup besar. Adapun karakteristik
dari pemimpin ini yaitu:23
1. Kata-katanya menjadi fatwa bagi para karyawannya.
2. Pemimpin karismatik banyak melakukan pengorbanan dan siap
menderita.
3. Pemimpin karismatik sangat sensitif dalam merasakan kesulitan orang
lain dan segera berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Dari beberapa ciri di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
karismatik adalah pemimpin yang memperdulikan pengikutnya bahkan
pemimpin tersebut rela berkorban demi pengikutnya. Akan tetapi seorang
22
Sondang P.siagan, Teori dan Praktek Kepemimpinan..., 37.
39
pemimpin setidaknya sampai batas tertentu dalam mengikuti keinginan
dari para pengikutnya sehingga pemimpin tersebut bisa memberikan ruang
terhadap para pengikutnya agar bisa mandiri dan dapat berinovasi dalam
menjalankan pekerjaan mereka.
e. Kepemimpinan populistis
Profesor Pater Worsley dalam bukunya ‚The Third World‛, dalam
Kartini Kartono mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai
kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya
presidan RI pertama yaitu Soekarno.24
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan
serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan (kembali) Nasionalisme.25
f. Kepemimpinan Militeristis26
Tipe kepemimpinan ini bersifat kemiliteran akan tetapi hanya gaya
luarnya saja. Sehingga perlu dipahami, bahwa gaya kepemimpinan ini
berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat-sifat
pemimpin yang militeristis:
1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah atau komando terhadap
bawahannya, kaku, dan sering kali kurang bijaksana.
2. Menghendaki kepatuhan mutlak terhadap bawahannya.
24 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1994),72.
25 Ibid.
40
3. Sangat menyenangi formalitas.
4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari para bawahannya.
5. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
6. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
g. Kepemimpinan Melayani
Kepemimpinan melayani menurut Greenleaf dalam Peter G.northose
adalah pemimpin yang memulai dengan perasaan alamiah bahwa pemimpin
tersebut ingin melayani kebutuhan karyawannya.27 Jadi kepemimpinan
melayani menempatkan kepentingan pengikut di atas kepentingan diri
sendiri dan menekankan perkembangan pengikut.
Adapun karakteristik dari kepemimpinan melayani yang sudah
diidentifikasi oleh Greenleaf yaitu:28
1. Mendengarkan. Komunikasi antara pemimpin dan pengikut adalah
proses interaktif yang mencakup mengirim pesan dan menerima pesan
(yaitu berbicara dan mendengarkan). Pemimpin yang melayani
berkomunikasi dengan mendengarkan dulu.
2. Empati. Pemimpin yang melayani menunjukkan bahwa mereka
benar-benar memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pengikut.
3. Menyembuhkan. Maksudnya pemimpin yang melayani mendukung
pengikut dengan membantu mereka mengatasi masalah pribadi.
27
Peter G.northouse, Kepemimpinan..., 208.
41
4. Perhatian. Bagi Greenleaf, perhatian adalah kualitas dalam diri
pemimpin yang melayani yang membuat mereka cepat beradaptasi dan
peka terhadap lingkungan fisik, sosial, dan politis.
5. Persuasi yaitu komunikasi yang jelas dan ulet yang meyakinkan orang
lain untuk berubah.
6. Konseptualisasi. Konseptualisasi merujuk kepada kemampuan individu
untuk menjadi orang yang berpandangan jauh ke depan bagi suatu
organisasi dan memberi pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah.
7. Peramalan meliputi kemampuan pemimpin yang melayani untuk
mengetahui masa depan.
8. Memiliki rasa tanggung jawab.
9. Komitmen untuk pertumbuhan karyawan baik secara pribadi maupun
profesional.
10. Membangun komunitas. Kepemimpinan yang melayani memperkuat
perkembangan komunitas. Suatu komunitas adalah kumpulan individu
yang memiliki kepentingan serta upaya bersama dan merasakan
kesatuan serta keterkaitan.
Selain karakteristik yang positif dari kepemimpinan yang melayani,
pendekatan ini memiliki sejumlah keterbatasan. Yaitu karakter yang tidak
konsisten dari nama ‚kepemimpinan yang melayani‛ menciptakan masalah
semantik, yang menghilangkan nilai yang besar dari pendekatan ini. Karena
nama yang muncul bersifat kontradiktif, kepemimpinan yang melayani
42
Selain itu, menjadi pemimpin yang melayani menyatakan secara tidak
langsung sebagai mengikuti dan mengikuti dianggap sebagai lawan dari
pemimpin.29
h. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis, dan terarah.30 Adapun karakteristik dari kepemimpinan ini
adalah:31
1. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator, integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi
sehingga bergerak sebagai suatu totalitas.
2. Pemimpin dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah
pendekatan yang holistik dan integralistik.
3. Pemimpin yang demokratik memperlakukan manusia dengan cara yang
manusiawi.
4. Dalam hal menindak lanjuti para bawahannya yang melanggar disiplin
dan etika kerja yang disepakati bersama pendekatannya adalah yang
bersifat korektif dan edukatif.
5. Pemimpin tersebut mendengarkan pendapat, saran bahkan kritik orang
lain, terutama para bawahannya.
6. Pemimpin yang demokratis dengan cepat ia menunjukkan
penghargaannya kepada para bawahan yang berprestasi tinggi.
29 Ibid., 222.
30
Veithzal Rivai, Kepemimpinan ..., 37.
43
Tipe pemimpin ini menurut sebagian para ahli merupakan gaya
kepemimpinan yang ideal. Memang secara umum diakui bahwa
kepemimpinan yang demokratis tidak selalu merupakan pemimpin yang
paling efektif dalam kehidupan perusahaan. Karena adakalanya, dalam hal
bertindak dan mengambil keputusan, bisa terjadi keterlambatan sebagai
konsekuensi keterlibatan para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan tersebut.
i. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang diniatkan
untuk mengembangkan interes lebih jauh dengan melakukan <