• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN (HO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN (HO)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 08 TAHUN 2006

T E N T A N G

RETRIBUSI IZIN GANGGUAN (HO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I K A R O

Menimbang : a. bahwa ketentuan tentang pemungutan Retribusi Izin Gangguan di Kabupaten Karo telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 29 Tahun 2001 dengan mempedomani Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan.

b. dengan diberlakukannya Undang- undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 29 Tahun 2001 tersebut pada butir a di atas dirasa tidak sesuai lagi dan oleh karenanya perlu disempurnakan.

c. bahwa untuk keperluan hal tersebut pada butir b di atas dipandang perlu menerbitkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Retribusi Izin Gangguan dengan mempedomani Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004.

Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092 );

2. Undang-undang Gangguan (HO) stbl.1926 Nomor 226 yang diubah dan ditambah dengan Stbld.1940 Nomor 14 dan 450); 3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan

dan Tambahan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ( Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2943);

4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang Nomor 6 ahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri ( Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2944); 5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4084);

(2)

~ 2 ~

7. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4052);

8. Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 );

9. Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 );

10. Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 );

12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 11 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 11 ).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARO D a n

B U P A T I K A R O M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN (HO).

B A B I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karo;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Karo;

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo;

(3)

~ 3 ~

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo 6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang

Retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Retribusi Izin Gangguan adalah Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga klestarian lingkungan; 8. Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada

orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan tidak termasuk tempat usaha yag lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

9. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.

10. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola kawasan industri; 11. Perusahaan Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang berada dalam kawasan industri dan diluar kawasan industri tetapi di dalam RUTR baik yang PMDN/PMA maupun yang Non PMDN/PMA;

12. Bukan Perusahaan Industri adalah perusahaan yang _bergerak dalam bidang usaha tertentu dengan maksud untuk mencari keuntungan;

13. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Yayasan atau organisasi yang sejenis, Lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;

14. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;

15. Perhitungan Retribusi Daerah adalah Rincian besarnya Retribusi yang harus di bayar oleh wajib Retribusi baik pokok Retribusi, Bunga, kekurangan pembayaran retribusi, kelebihan pembayaran retribusi maupun sanksi administrasi;

(4)

~ 4 ~

16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;

17. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjunya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda;

18. Surat Keketapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yag telah ditetapkan.

20. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yanhg digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditentukan oleh Bupati.

21. Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang telah ditentukan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Pemberian Izin Gangguan dengan maksud untuk mengatur dan menata peruntukan suatu lokasi penempatan suatu kegiatan usaha untuk keteraturan pemanfaatan ruang.

Pasal 3

Izin Gangguan bertujuan untuk mewujudkan tertib usaha baik ditinjau dari segi lokasi pemanfaatan ruang maupun hubungannya dengan kelestarian lingkungan.

Pasal 4

(1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha atau memiliki tempat usaha termasuk tempat penyimpanan barang (gudang) wajib memiliki Izin Gangguan dari Bupati.

(5)

(2) Penyelenggaraan usaha dan atau tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini setelah berlakunya Peraturan Daerah ini ternyata belum memiliki Izin Gangguan harus memiliki Izin Gangguan.

(3) Untuk …..

~ 5 ~

(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini si pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati dikertas bermaterai cukup.

(4) Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat diberikan setelah jumlah retribusi yang ditetapkan telah dilunasi oleh sipemohon.

(5) Apabila dianggap perlu permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat disertai dengan perjanjian yang berhubungan dengan keindahan, kesopanan, ketertiban umum, keamanan, kesusilaan, keagamaan, kesehatan.

Pasal 5

(1)Jangka waktu berlakunya Izin Gangguan ditetapkan selama 5 (lima) tahun usaha kecuali terhadap izin dimaksud diberlakukan ketentuan sebagaimana diatur pada pasal 10 Peraturan Daerah ini.

(2) Dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap izin gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, wajib dilakukan pendaftaran ulang setiap 1 (satu) tahun sekali.

Pasal 6

(1) Izin Gangguan diberikan atas nama pemohon.

(2) Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan dipatuhi oleh pemegang izin.

(3)Izin Gangguan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Bupati atau pejabat yang dihunjuk.

BAB III

PERSYARATAN PERIZINAN Pasal 7

(1) Syarat-syarat pengajuan permohonan Izin Gangguan bagi Perusahaan Industri sebagaimana diatur pada Pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut :

a. Foto copy KTP pemilik atau penanggung jawab dan NPWPD perusahaan yang bersangkutan.

b. Pasphoto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar.

(6)

d. Surat pernyataan jiran tetangga yang tidak merasa keberatan, diketahui oleh Lurah setempat.

e. Foto copy surat-surat status pemilikan hak atas tanah. f. Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun

terakhir.

(2) Syarat …..

~ 6 ~

(2)Syarat-syarat Pengajuan permohonan Izin Gangguan Bukan Perusahaan Industri sebagaimana diatur pada pasal 14 ayat (2) Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut :

a. Foto copy KTP pemilik perusahaan dan phas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar.

b. Surat Keterangan domisili yang dikeluarkan Lurah setempat.

c. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan, apabila berbadan hukum.

d. Surat Keterangan status tempat usaha (sewa dan atau milik sendiri).

BAB IV

KEWAJIBAN PERIZINAN Pasal 8

Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini diwajibkan :

a. Membayar retribusi Izin ke Kas Daerah melalui Bendaharawan khusus penerima pada unit pengelola Izin Gangguan.

b. Menempatkan mesin dan peralatan listrik lainnya pada ruangan tersendiri, yang tidak menimbulkan kebisingan dan polusi serta tidak mengganggu terhadap jiran tetangga dan lingkungan sekitarnya.

c. Menyediakan racun api dan atau alat pencegah kebakaran dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kemungkinan terjadinya kebakaran yang ditimbulkan akibat pemakaian mesin dan peralatan listrik lainnya. d. Bertanggung jawab terhadap limbah yang bersumber dari

kegiatan usaha baik limbah cair, udara dan atau gas maupun limbah padat sehingga tidak akan menimbulkan pencemaran dan gangguan terhadap lingkungan hidup sekitarnya.

(7)

f. Mendaftar ulang izin gangguan yang dimiliki setiap 1 (satu) tahun sekali dan membayar retribusi yang telah ditentukan .

g. Menempelkan turunan surat izin gangguan yang telah dimiliki pada dinding bangunan yang mudah dibaca.

Pasal …..

~ 7 ~ Pasal 9

(1) Izin Gangguan sebagaimana tersebut pada pasal 4 ayat (1) Peraturan daerah ini dapat dilakukan perubahan apabila usaha tersebut dialihkan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga, dilakukan pergantian nama perusahaan dan atau ganti merek dan penambahan luas bangunan setelah mendapat persetujuan dari Bupati.

(2) Setiap perubahan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikenakan retribusi sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari retribusi Izin Gangguan yang pertama

Pasal 10

Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum lagi apabila : (1) Memperoleh izin gangguan secara tidak sah.

(2) Adanya pemindahan letak dan lokasi tempat usaha.

(3) Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal 8.

(4) Lokasi tempat usaha sebagaimana yang ditetapkan dalam izin, tidak sesuai lagi dengan perkembangan penataan kota.

Pasal 11

Terhadap pencabutan Izin Gangguan sebagaimana tersebut pada pasal 10, Peraturan Daerah ini pemegang izin tidak dapat mengajukan pengembalian retribusi yang telah dibayar dan menuntut ganti rugi kepada Bupati.

BAB V

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 12

(8)

Pasal 13

Subyek Retribusi adalah setiap orang atau badan hukum yang mendapatkan pelayanan untuk mendapatkan Izin Gangguan.

Pasal 14

(1)Obyek Izin Gangguan Perusahaan Industri berdasarkan Stbl 1926 Nomor 226 jo Stbl tahun 1940 Nomor 14 dan Nomor 450 adalah sebagai berikut :

a. Yang …..

~ 8 ~

a. Yang dijalankan dengan alat kerja tenaga uap air dan gas, demikian juga dengan elektro motor dan tempat usaha lainnya yang mempergunakan uap air, gas atau uap bertekanan tinggi.

b. Yang dipergunakan untuk membuat, mengerjakan dan menyimpan mesin dan bahan peledak lainnya termasuk pabrik dan tempat penyimpanan penetasan. c. Yang dipergunakan untuk membuat ramuan kimia,

termasuk pabrik korek api.

d. Yang dipergunakan untuk mengerjakan dan menyimpan bahan-bahan atsiri yang mudah menguap.

e. Yang dipergunakan untuk penyulingan dari bahan-bahan tumbuh-tumbuhan dan hewani serta mengerjakan hasil yang diperoleh dari padanya, termasuk pabrik gas.

f. Yang dipergunakan untuk mengerjakan lemak-lemak dan damar.

g. Yang dipergunakan untuk menyimpan dan mengerjakan sampah.

h. Tempat pengeringan gandum dan atau kecambah, pabrik bir, tempat pembuatan minuman keras dengan cara pemanasan , dan atau penyulingan, pabrik spritus, cuka dan perusahaan pemurnian, pabrik tepung dan perusahaan roti serta pabrik setrup buah-buahan.

i. Tempat pembantaian, tempat pengulitan hewani, tempat penjemuran, tempat pengasapan bahan-bahan hewani, begitu pula tempat penyamakan kulit hewan.

j. Pabrik porselin dan pecah belah tempat pembuatan batu merah, genteng, ubin dan tegel, tempat pembakaran, gamping, gipsa dan pembuatan kapur.

(9)

l. Tempat penggilingan tras, penggergajian kayu dan pabrik minyak.

m. Galangan kapal kayu, tempat pembuatan barang dari batu dan penggergajian batu, tempat pembuatan kereta, tempat pembuatan tong dan tempat pertukangan kayu. n. Pabrik tapioka.

o. Pabrik untuk mengerjakan karet dan atau getah getah perca atau bahan-bahan yang mengandung karet.

p. Perusahaan Kawasan Industri.

(2) Obyek …..

~ 9 ~

(2) Obyek Izin Gangguan bukan Perusahaan Industri berdasarkan Stbl 1926 Nomor 226 jo stbl tahun 1940 Nomor 14 dan Nomor 450 adalah sebagai berikut :

a. Usaha rekreasi dan hiburan umum, gelanggang renang, pemandian umum, padang golf, kolam memancing,gelanggang permainan ketangkasan, gelanggang bowling dan billyard, klub malam, diskotik, panti pijat, panti mandi uap, bioskop, pusat pasar seni, dunia pantasi, theater atau panggung terbuka dan tertutup taman marga satwa, pentas pertunjukan satwa, usaha sarana fasilitas olah raga, balai pertemuan, barber shop, salon kecantikan, pusat kesehatan atau health center, pusat kebugaran jasmani atau fitness center.

b. Rumah Makan, restauran, bar. c. Hotel berbintang dan hotel melati.

d. Ruang , gedung , tempat penyimpanan dan atau penimbunan barang- barang dagangan.

e. Perusahaan percetakan.

f. Gedung-gedung pertokoan dan pusat perbelanjaan (plaza).

g. Apotik dan atau Toko Obat.

h. Klinik, rumah sakit, Klinik bersalin dan atau bidan.

i. Penjualan minyak pelumas eceran termasuk service ganti minyak pelumas.

j. Tempat penyimpanan seperti garasi dan atau pool kenderaan angkutan barang maupun orang.

k. Tempat penyimpanan dan atau pool kontainer.

(10)

m. Tempat penyimpanan dan penjualan bahan-bahan karbit.

n. Tempat penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, residu, spritus, alkohol dan gas elpiji.

o. Bengkel sepeda dan sepeda motor. p. Bengkel perbaikan mobil.

q. Perbaikan dan atau service accu dan dinamo.

r. Tempat penampungan dan penjualan kertas-kertas bekas, besi bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang-barang bekas lainnya.

s. Tempat …..

~ 10 ~

s. Tempat peternakan unggas, sapi, sapi perah dan sejenisnya.

t. Pertukangan besi dan gerobak.

u. Ruang pamer kenderaan bermotor (show room).

v. Tempat pencucian kenderaan bermotor (sepeda motor dan lain-lain);

w. Tempat penyimpanan dan atau pengolahan mengerjakan barang- barang hasil laut, hasil bumi dan atau pertanian serta hasil hutan;

x. Tempat pembuatan makanan dan minuman.

y. Tempat penjualan barang dagangan dan usaha lainnya. z. Pembangunan Menara dan atau Tower.

Pasal 15

Bupati dapat menetapkan izin bersyarat dengan pemberian batas waktu berlakunya Izin Gangguan terhadap kegiatan usaha yang bersifat insidentil.

BAB VI

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 16

(11)

BAB VII

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 17

(1) Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan perkalian antara luas ruangan tempat usaha, letak lokasi dan atau lingkungan, indeks lokasi dan indeks gangguan.

(2) Luas ruangan tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah luas bangunan dan lokasi yang dipergunakan untuk kegiatan usaha dihitung sebagai jumlah luas setiap lantai.

BAB …..

~ 11 ~ BAB VIII

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF.

Pasal 18

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya tarif Retribusi didasarkan kepada tujuan untuk menutup biaya penyelenggaraan pemberian izin.

(2) Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasla ini meliputi biaya pengecekan ke lapangan, pengukuran ruang tempat usaha, biaya pemeriksaan dan biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

BAB IX

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 19

(1) Untuk setiap pemberian Izin Gangguan maupun pendaftaran ulang Izin sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (2) Peraturan Daerah ini dikenakan retribusi.

(2) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 16 Peraturan Daerah ini didasarkan pada perhitungan dengan rumus :

RIG = LRTU X TL X IL X IG

RIG : retribusi Izin gangguan adalah jumlah biaya retribusi pemberian izin gangguan yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

LRTU : Luas Ruangan Tempat Usaha.

(12)

tertutup maupun terbuka sesuai dengan kondisi lingkungan.

a. Lingkungan Industri

- Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya

b. Lingkungan Pertokoan dan Pasar

- Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya

c. Lingkungan Pemukiman/Sosial

- Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya

IL : Indeks Lokasi adalah angka indeks yang didasarkan pada klasifikasi jalan dengan parameter :

- Jalan Utama inti kota = 3

(13)

- Jalan Utama ibu kota Kecamatan = 2

- Jalan antar Kecamatan = 1,75

IG : Indeks Gangguan adalah angka indeks besar kecilnya gangguan yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha dengan parameter :

- Gangguan besar dengan nilai = 3

- Gangguan menengah dengan nilai = 2 - Gangguan kecil dengan nilai = 1

(3) Khusus untuk bangunan menara dan atau tower besarnya retribusi 0,5 % dari nilai bangunan.

(4) Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah untuk 1 (satu) tahun.

BAB X

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 20

Retribusi yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat Izin Gangguan diberikan.

Pasal 21

Daftar ulang izin gangguan dikenakan retribusi sebesar 75 % / tahun dari retribusi izin yang pertama.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 22

(1) Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 19 Peraturan Daerah ini di setorkan ke Kas Daerah.

BAB …..

~ 13 ~ BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 23

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya, kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2,5 % setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi daerah.

BAB XIII

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 24

(14)

(2)SKRD, SSRD, SKRDKB, SKRDKBT, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama satu bulan sejak tanggal diterbitkannya hal dimaksud. (3)Bupati atas permohonan wajib retribusi setelah memenuhi

persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada wajib retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dengan dikenakan bunga sebesar 2 % setiap bulan.

(4)Tata cara pembayaran , tempat pembayaran, penundaan pembayaran retribusi ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XIV

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 25

(1) Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD dan STRD, terhadap wajib retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.

(2) Penagihan Retribusi dengan surat paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XV

K A D A L U A R S A Pasal 26

(1) Penagihan retribusi, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retrubusi.

(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini tertangguh apabila :

a. Diterbitkannya surat tegoran dan surat paksaan atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB …..

~ 14 ~ BAB XVI

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRUBUSI YANG KADALUARSA

Pasal 27

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin di tagih karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluarsa dapat dihapus.

(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan Piutang retribusi Daerah yang sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.

BAB XVII

(15)

Bupati dapat menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah ini.

BAB XVIII

KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 29

(1) Barang siapa melanggar terhadap ketentuan sebagaimana tersebut pada pasal 4 ayat (1), (2) , Pasal 8, Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 14 Peraturan Daerah ini, di ancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000.-(Lima Juta Rupiah).

(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini disetor ke Kas Daerah.

(3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran.

Pasal 30

(1) Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini, dilaksanakan oleh penyidik Umum dan atau penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang pengangkatanya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berwenang :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi;

c. meminta …..

~ 15 ~

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi ;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi ; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

(16)

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa, sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang.

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan daerah Kabupaten Karo Nomor 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Gangguan dan Keputusan sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal …..

~ 16 ~

Pasal 32

Hal-hal yang belum cukup diatur dengan Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan dan atau Keputusan Bupati.

(17)

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Karo.

Ditetapkan di Kabanjahe Pada Tanggal 10 Oktober 2006

BUPATI KARO

DAULAT DANIEL

SINULINGGA Diundangkan di Kabanjahe

Pada Tanggal 26 Desember 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARO

SUMBUL SEMBIRING DEPARI

Referensi

Dokumen terkait

7 B21111 Elaun Makan/Penginapan/Lain-Lain Bayaran Tugas Rasmi Staf Pentadbiran 8 B21112 Tambang Tugas Rasmi Staf Pentadbiran.. LAMPIRAN 7

Penelitian pada PT.Indokarya Mandiri mengimplementasikan metode pendekatan Object Oriented Programming (OOP) dan untuk pengembangan sistem informasinya menggunakan

Selaras dengan hal tersebut telah ditegaskan dalam RPJMD 2011 -2015 bahwa urusan penataan ruang menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Wonosobo

Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pembuatan prosedur praktikum minuman mirip kopi dari limbah biji kurma fermentasi dengan strater whey kefir dan dikembangkan

Persamaan kekuasaan Amir Kuwait dan Presiden Indonesia adalah sama- sama memiliki kekuasaan sebagai penyelengaraan pemerintahan, kekuasaan di bidang peraturan

Hasil reaksi yang didapat tidak sesuai dengan yang tertera di literatur bahwa daun Abrus precatorius mengandung triterpenoid bernama abrusosida dan aglikon

Pembahagian individu kepada kumpulan telah melancarkan lagi projek aktiviti khidmat masyarakat berikutan kawasan rekreasi ini yang agak luas dan jarak antara kawasan