• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS DI SURABAYA."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP

MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS

DI SURABAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

VIKA MULYAWATI MUDA 0712215046 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

S K R I P S I

Oleh :

VIKA MULYAWATI MUDA 0712215046 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

S K R I P S I

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP

MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS

DI SURABAYA

Yang Diajukan :

VIKA MULYAWATI MUDA 0712215046 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 31 Juli 2012

Tim Penguji :

Pembimbing Ketua

Sugeng Pur wanto, SE, MM Dra. Ec. Suhartuti, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Dwi Widajati, MM

Anggota

Sugeng Pur wanto, SE, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

Oleh:

Vika Mulyawati Muda

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada Mobil City Car Toyota Yaris. Berdasarkan Top

Brand Indeks City Car selama tahun 2009- 2012 pada majalah Marketing menunjukkan bahwa Toyota Yaris masih menempati peringkat di bawahnya Honda Jazz. pada tahun 2009 menduduki peringkat ketiga dengan nilai penjualan 7,8%, sedangkan pada tahun 2010 Toyota Yaris tetap menduduki peringkat ketiga dengan perolehan angka 10,0%, sedangkan pada tahun 2011 dan 2012 Toyota Yaris menduduki peringkat kedua dengan perolehan nilai masing-masing sebesar 17,9% dan 21,9%. Hal ini merupakan fenomena yang harus segera ditangani dan diperbaiki oleh PT.Toyota International sebagai perusahaan yang memproduksi Toyota Yaris. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan atribut produk

terhadap minat beli Mobil City Car Toyota Yaris di Surabaya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel non

probability sampling tepatnya accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. Pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 9 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 45-90. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM diagram yang akan mempermudah untuk melihat

pengaruh gaya hidup dan atribut produk terhadap minat beli Mobil City Car Toyota

Yaris di Surabaya.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya hidup dan atribut produk berpengaruh positif terhadap minat beli mobil toyota yaris di Surabaya.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan manusia

akan semakin bertambah dan bervariasi. Kebutuhan tidak hanya terbatas pada

makanan, pakaian dan pendidikan saja, tetapi juga kebutuhan untuk meningkatkan

status sosial kehidupan manusia tersebut. Setiap perusahaan dituntut untuk siap

menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan

lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi yang sering dikatakan era

dunia tanpa batas. Masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan

persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat

memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah (Kotler,

2003:34).

Dengan demikian lingkungan yang dihadapi suatu perusahaan juga akan

menjadi semakin kompleks. Secara nasional walaupun ekspor merupakan salah

satu jenis usaha yang dapat memberikan tambahan atau pemasukan devisa negara,

namun kompleksitas persaingan yang dihadapi perusahaan tersebut akan memaksa

setiap perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap

konsumen. Suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen jika

perusahaan mengetahui perilaku konsumen dalam kaitannya dengan minat beli

(16)

Pada saat konsumen menampakkan perilaku membeli suatu produk, hal itu

disebabkan oleh faktor-faktor yang mendasari produk tersebut. Perilaku konsumen

terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber

daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang

yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,

mengapa mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, kapan mereka

membeli, di mana mereka memakannya (Schiffman dan Kanuk, 2000:6).

Sekian banyak studi dan penelitian perilaku konsumen yang telah

dilakukan maka diketahui bahwa perilaku membeli yang ditampakkan konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yakni gaya hidup yang

merupakan salah satu dari faktor-faktor perilaku konsumen. Gaya hidup seseorang

adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang

berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2002:202-219). Selain itu pada

penelitian dari Gonzalez dan Bello (2002) yang mengatakan ”gaya hidup yang

diberikan dalam membangun perilaku seperti termasuk kegiatan yang mengacu

pada cara di mana individu-individu menghabiskan waktu dan uang”.

Selain gaya hidup faktor perilaku membeli lain adalah atribut produk.

Konsumen dalam hal pemilihan atribut produk terkadang berbeda-beda,

tergantung pada tingkat pengetahuan atribut produk dan perilaku konsumen dalam

pembelian dan sikap konsumen dalam minat untuk membeli. Hal ini menurut

Tjiptono (2002:103) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang

(17)

3

beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya

untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang

dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka

dalam pembelian produk Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan

membeli mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana,

kapan, bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut.

Menurut Kinnear dan Taylor, (2003) dalam Mandasari (2010), yaitu merupakan

bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli

benar-benar dilaksanakan.

Pada saat ini kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring

dengan semakin banyaknya kebutuhan pengiriman barang dan perpindahan

manusia itu sendiri. Salah satunya adalah industri permobilan yang mengalami

perkembangan pesat pada saat ini, berbagai inovasi dihadirkan untuk memberikan

kenyamanan, keamanan, hingga menciptakan pengendaraan yang lebih berkualitas

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari tahun ke tahun, dunia otomotif

mengalami perkembangan yang baik. Masyarakat Indonesia telah menyaksikan

berbagai merek dan tipe mobil baru di jalan raya walaupun merek dan tipe mobil

tersebut baru saja diluncurkan oleh produsennya. Baik mobil bertipe MPV (Multi

Purpose Vehicle), SUV (Sport Utility Vehicle), hatchback, sedan, coupe,

crossover, dan lainnya. Merek dan tipe mobil baru yang masuk ke Indonesia

(18)

Indonesia memiliki prospek yang cukup bagus (

http://dunia-otomotif-indonesia.com/perkembangan-dunia-otomotif-tanah-air).

Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup seseorang yang lebih maju

dan baik terutama dalam menggunakan produk-produk baru, terutama mobil. Pada

saat ini dengan jumlah total penjualan kendaraan yang diharapkan akan mencapai

sejuta kendaraan pada tahun mendatang, Indonesia diklaim akan menjadi pasar

mobil terbesar dunia. Indonesia sebagai negara terbanyak penduduk nomor empat

dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat saat ini, akan mengalami

pertumbuhan pasar kendaraan yang fantastis, apalagi jumlah kepemilikan mobil

sekarang masih rendah dibanding jumlah penduduknya. Sekitar seperduapuluh

penduduk Indonesia yang kebanyakan masih muda dan semakin makmur

memiliki mobil. Dengan kenaikan bruto produk domestik membuat mobil makin

terjangkau oleh lebih banyak orang Indonesia. Analis mengatakan Indonesia bisa

menjadi negara yang bisa menjual tiga juta mobil per tahun untuk dekade

berikutnya. Pasar Indonesia diperkirakan akan berkembang lebih cepat (

http://the-marketeers.com/archives/indonesia-bakal-jadi-pasar-mobil-terbesar-dunia.html).

Sebuah mobil bisa jadi digunakan sebagai alat transportasi untuk

memenuhi kebutuhan, namun mobil juga sebagai simbol gaya hidup yang

dicitrakan lewat fitur, atribut yang ditawarkan dan diberikan. Hal tersebut dapat

dilihat dari penjualan total ritel mobil di Indonesia dalam 5 bulan 2011,

berdasarkan data terkini yang diperoleh KOMPAS.com dari anggota GAIKINDO,

telah mencapai 347.530 unit. Sebagian besar merek asal Jepang masih mengalami

(19)

5

Isuzu dan khusus komersil Hino. Kendati demikian juga ada yang mulai naik lagi,

yaitu Honda, Suzuki dan Mazda.

Sedangkan berdasarkan Top Brand Indeks selama tahun 2009-2012 pada

majalah Marketing Toyota Yaris termasuk kedalam Mobil City Car berikut

informasi datanya :

Tabel 1.1.

Top Brand Indeks City Car 2009-2012

No Merek Mobil Tahun

2009 menduduki peringkat ketiga dengan nilai penjualan 7,8%, sedangkan pada

tahun 2010 Toyota Yaris tetap menduduki peringkat ketiga dengan perolehan

angka 10,0%, selanjutnya pada tahun 2011 dan 2012 Toyota Yaris menduduki

peringkat kedua dengan perolehan nilai masing-masing sebesar 17,9% dan 21,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun brand value yaris mengalami peningkatan,

tapi target utama pihak toyota untuk mengungguli Honda belum tercapai,

sehingga diperlukan kerja lebih keras lagi untuk dapat mewujudkan target

(20)

Beberapa fenomena yang terkait dengan penjualan Mobil City Car Toyota

Yaris antara lain:

1. Penjualan menurun, suplai Toyota Yaris bermasalah. Jakarta - Toyota Yaris

mengalami penurunan penjualan pada Maret lalu dengan hanya terjual 951 unit. Angka penurunan sangat jauh dibandingkan dengan Februari yang menyentuh angka 2.575 unit. Penjualan Yaris yang merosot ini berbanding terbalik dengan melonjaknya angka kenaikan sang rival Honda Jazz. Honda sudah mendapatkan momentum kebangkitan, setelah suplai dari Thailand sudah normal kembali. Menanggapi masalah ini, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto menjelaskan, menurunnya angka penjualan Yaris disebabkan oleh suplai komponen mengalami kendala di Thailand. Selain itu, ada jeda transisi antara Yaris lama dan New Yaris yang

baru saja dilansir. (http://autos.okezone.com).

2. Penjualan Yaris Turun 90 Persen. Jakarta - Bulan Desember ini bisa dibilang

sebagai masa paling sulit bagi penjualan varian hatchback Toyota Yaris di Indonesia. Pada bulan lalu, PT Toyota Astra Motor (TAM) hanya mampu menjual 197 unit saja atau menurun tajam dibandingkan penjualan bulan Oktober yang mencapai 2087 unit. "Penjualan Yaris bulan lalu turun 90 persen dibandingkan penjualan bulan oktober. Rontoknya penjualan Yaris tidak lepas dari dampak banjir yang melanda Thailand dan pasokan mobil ini masih sepenuhnya tergantung pada impor," kata Manager Public Relation PT Toyota Astra Motor (TAM) Rouli Sijabat di Jakarta, jumat (9/12). Menurut Rouli, setiap bulannya sekitar 1.500 hingga 2.000 unit diimpor dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) dari Thailand. Akibatnya saat pabrikan Toyota di negeri gajah putih itu lumpuh, maka pasokan ke Indonesia juga ikut

terhambat. (http://koran-jakarta.com)

Menurut Simamora, (2004:10) dalam Yuliana (2010) menyatakan bahwa

orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat

mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola

kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin misalnya dalam kegiatan

sehari-hari, minat, perilaku, dan pendapatannya terhadap sesuatu hal yang sudah

melekat pada diri personal seseorang. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh

pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami niali-nilai konsumen

(21)

7

perilaku konsumen. Perilaku konsumen juga merupakan kegiatan-kegiatan yang

secara langsung yang terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan

jasa dan dalam perilaku konsumen juga dapat menggugah minat beli seseorang.

menurut Swasta, (1994) dalam Mandasari, (2011) minat beli merupakan perilaku

konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan

pembelian. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor, 2003 dalam Mandasari

(2010), yaitu merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan.

Berdasarkan data diatas dan fenomena yang terjadi, maka penulis

mengajukan penelitian dengan judul ”PENGARUH GAYA HIDUP & ATRIBUT

PRODUK TERHADAP MINAT BELI MOBIL CITY CAR TOYOTA YARIS DI

SURABAYA”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh gaya hidup terhadap minat beli Mobil City Car Toyota

Yaris di Surabaya ?

2. Apakah ada pengaruh atribut terhadap minat beli Mobil City Car Toyota

(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap minat beli Mobil City Car Toyota

Yaris di Surabaya.

2. Menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli Mobil City Car

Toyota Yaris di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan

manfaatnya sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan

khasanah keilmuan di bidang perilaku konsumen terutama gaya hidup dan

atribut produk yang dapat mempengaruhi minat beli.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan dalam aplikasi

teori- teori pemasaran khususnya gaya hidup dan atribut produk terkait

minat beli.

b. Penelitian ini memberikan gambaran tentang penilaian suatu produk yang

diukur menggunakan variabel gaya hidup yang terdiri dari aktifitas, minat

dan opini, sehingga dapat memberikan masukan dan tambahan referensi

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Alam (2006) dengan judul “pengaruh antara gaya hidup achievers dengan

minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita sekretariat daerah

propinsi Jawa Tengah”. Tujuan dari penelitian ini adalah Penelitian ini

dilakukan dengan harapan dapat mengungkap pengaruh antara gaya hidup

achievers dengan minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita

Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah. Metode penarikan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling tepatnya

purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria- kriteria

tertentu. Penelitian mengunakan analisis regresi linear berganda yaitu untuk

mengetahui pengaruh antara gaya hidup achievers dengan minat

menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita Sekretariat Daerah Propinsi

Jawa Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa:

terdapat pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara gaya

hidup achievers dengan minat menggunakan kartu kredit pada pegawai

(24)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mandasari (2011) dengan judul analisis

faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih jasa

perhotelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli

konsumen di Hotel Grasia Semarang. Metode penarikan sampel dilakukan

dengan menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang

tersebut cocok sebagai sumber data. Penelitian mengunakan analisis regresi

linear berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, persepsi

harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli konsumen di Hotel Grasia

Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah lokasi, harga, fasilitas, kualitas

layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen

dalam memilih jasa hotel.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Pamujo (2011) dengan judul Pengaruh

Analisis Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi, Dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise (Studi pada Kedai

Digital 7 di Semarang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh atribut produk, bauran promosi, dan kualitas

pelayanan terhadap keputusan pembelian produk merchandise di Kedai

(25)

11

menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai

sumber data. Penelitian mengunakan analisis regresi linear berganda yaitu

untuk mengetahui pengaruh atribut produk, bauran promosi, dan kualitas

pelayanan terhadap keputusan pembelian produk merchandise di Kedai

Digital 7 di Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan

bahwa: terdapat pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara

atribut produk, bauran promosi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan

pembelian produk merchandise di Kedai Digital 7 di Semarang.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Istilah marketing pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencana,

mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program), guna mencapai

Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan

perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan yang dilakukan

perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan

menggunakan politik harga, cara-cara komunikasi dan cara distribusi, menyajikan

informasi, memotivasi dan melayani pasar Kotler (1978) dalam Alma (2000:86).

Shultz (1961) dalam Alma (2000:86) memberikan definisi manajemen

(26)

pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan. Kemudian menurut Ben

M. Enis (1974) dalam Alma (2000:86) secara ringkas ia menyatakan bahwa

manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.

Logika dari definisi di atas, ialah apabila seseorang atau perusahaan ingin

memperbaiki pemasarannya, maka ia harus melakukan kegiatan pemasaran itu

sebaik mungkin.

Pengertian lain dari pemasaran yang diungkapkan oleh Kotler

mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,

harga, promosi, dan distribusi terhadap gagasan, barang, jasa, organisasi, dan

peristiwa–peristiwa untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang dapat

memuaskan individu dan tujuan organisasi (Tandjung, 2004:1).

2.2.1.2. Konsep Pemasaran

Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat

penyusunan konsep pemasaran yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang

memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan

hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena

itu pemasar memainkan peranan dalam pengembangan strategi konsep pemasaran.

Dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk

mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka

mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama,

(27)

13

dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut

dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar

perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk

melayani pasar. Ada banyak implikasi dari aspek rasional dan emosioanal

konsumen bagi konsep pemasaran (Tjiptono 2000:126).

2.2.1.3.Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

dipergunakan untuk melayani pasar sasaran. Strategi pemasaran memberi arah

dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi

pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran. Strategi pemasaran

merupakan cara yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai kinerjanya

dengan memusatkan perhatian pada konsumen, pesaing dan tujuan perusahaan.

Alma (2000:157) menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola

keputusan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud kebijaksanaan

utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis

yang dikejar oleh perusahaan. Penentuan strategi dapat dilakkan dengan membuat

tiga macam keputusan yaitu: konsumen mana yang akan dituju, kepuasan seperti

apa yang diinginkan konsumen tersebut dan marketing mix (bauran pemasaran)

seperti apa yang akan dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

(28)

2.2.2. Perilaku Konsumen

2.2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

James F. Engel et al. (1968) dalam Mangkunegara (2002:3), berpendapat

bahwa ”Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved

in obtaining and uing economic good services including the decision process that

precede and determine these acts”. (Perilaku konsumen didefinisikan sebagai

tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses

pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan

tersebut). Sedangkan menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984)

dalam Mangkunegara (2002:3), mengemukakan bahwa: ”Consumer behavior may

be defined as decision process and physical activity individuals engage in when

evaluating, acquairing, using or disposing of goods and services”. (Perilaku

konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan

aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa).

Simamora (2001:1) mendefinisikan bahwa: Perilaku konsumen adalah tindakan

yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

(29)

15

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

mendapatkan dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat

dipengaruhi lingkungan.

Perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan

untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha)

guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini

mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, seberapa sering

mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka memakannya

(Schiffman dan Kanuk, 2000:6).

2.2.2.2.Faktor-faktor yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen

Menurut Simamora (2002:6) Perilaku konsumen dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam

terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan

oleh kultur dan kelas sosial pembeli.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok

(30)

mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus

benar-benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti

umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

4. Faktor psikologis

Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang

bersifat biogenik maupun biologis tertentu seperti rasa lapar. Sedangkan

kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan

fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan

untuk diterima oleh lingkungannya.

2.2.2.3.Model Perilaku Konsumen

Model Engel-Blackwell-Miniard (Simamora, 2002:21) menggambarkan

perilaku konsumen sebagai suatu proses keputusanyang melewati lima tahap,

yaitu: 1) Motivasi and need recognition (motivasi dan pengenalan masalah), 2)

Search information (pencarian informasi), 3) Alternatif evaluation (evaluasi

alternative), 4) Purchase (pembelian) dan 5) outcomes (hasil). Dalam model ini,

variabel-variabel dikelompokkan kedalam empat komponen utama: 1) Stimulus,

2) Proses informasi, 3) Proses keputusan, dan 4) variable yang mempengaruhi

(31)

17

Berdasarkan tahapan proses keputusan yang disebutkan diatas, maka

perilaku konsumen dapat diilustrasikan sebagai berikut: konsumen yang

membutuhkan sesuatu akan terdorong dan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan

tersebut kemudian untuk selanjutnya mencari beberapa informasi yang terkait

dengan barang tersebut. Setelah informasi diperoleh, konsumen selanjutnya

membandingkan baik dari segi harga, kualitas dan layanan dan akhirnya

konsumen menetapkan pada salah satu barang yang dapat memuaskan

kebutuhannya. Untuk memperjelas penjelasan diatas dapat dilihat.

Gambar 2.1

Gambar Perilaku Konsumen Menur ut Engel-Blackwell-Miniar d

Sumber : Engel dkk dalam Mangunegara (2002:30)

(32)

Menurut Mangkunegara (2002:31) model perilaku di atas menunjukkan

komponen proses pengambilan keputusan ada lima tahap yaitu :

1. Pengenalan Masalah (problem recognition)

Pengenalan masalah terjadi bilamana konsumen menyadari perbedaan diantara

situasi yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi dalam aktivitas internal dari

motif.

2. Penelusuran Informasi (information search)

Aktivitas pada tahap ini meliputi kecepatan dan keluasan dalammenimbulkan

kembali informasi yang ada pada memori dan pengalaman-pengalaman

mengenai masalah. Informasi tersebut dalam bentuk keyakinan dan sikap yang

mempengaruhi konsumen terhadap suatu merek yang kuat menjadi pilihan dan

terjadi kegiatan pembelian secara rutin. Dalam tahap ini terjadi pula

pemrosesan informasi (information processing)

3. Evaluasi Alternatif (alternative evaluation)

Meliputi pembandingkan informasi tentang merek melalui proses penelusuran

kriteria evaluasi. Dalam hal ini pertimbangan suatu produk sudah ada dalam

memori konsumen.

4. Pilihan (Choise)

Pada bagan ditunjukkan pula kebiasaan memilih (choice) dari kekuatan niat

(33)

19

5. Hasil (out come)

Telah disebutkan di atas bahwa pilihan konsumen akan menentukan outcome

apakah konsumen menjadi puas atau tidak sebagai pengalaman

langsungndalam mengunakan suatu merek. Hasilnya juga dapat terjadi

dissconance, tidak cocok, apabila merek tersebut tidak sesuai dengan

pilihannya.

2.2.3. Gaya Hidup

2.2.3.1.Pengertian Gaya Hidup

Menurut Kottler dan Keller (2002:304) gaya adalah jenis ekspresi dasar

dan berbeda yang muncul dalam bidang usaha manusia. Gaya dapat bertahan

selama beberapa generasi dan menjadi tren yang datang dan pergi.

Menurut Sutisna (2002:145), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai

cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia di sekitarnya (pendapat). ”Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana

orang hidup dan menghabiskan waktu serta uangnya” (Engel dkk, 1994:383).

Sumarwan (2004:56) menyimpulkan bahwa gaya hidup menggambarkan

perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan

memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Sedangkan menurut Kasali (1998:225)

juga mengemukakan jika gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang

(34)

(2007:145), ”Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana

mereka membelanjakan uangnya, bagaimana mereka mengalokasikan waktu

mereka”.

Menurut Solomon (dalam Sumarwan, 2002: 59-60), studi psikografik bisa

dalam beberapa bentuk seperti yang diuraikan berikut:

a. Profil gaya hidup (a lifestyle profile), yang menganalisis beberapa karakteristik

yang membedakan antara pemakai dan bukan pemakai suatu produk.

b. Profil produk spesifik (a product-spesific profile) yang mengidentifikasi

kelompok sasaran kemudian membuat profil konsumen tersebut berdasarkan

dimensi produk yang relevan.

c. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan,

menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya

kepribadian ciri mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat

memperhatikan lingkungan.

d. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation), membuat

pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan preferensinya.

e. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang mengelompokkan konsumen

berdasarkan kesamaan produk yang dikonsumsinya.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator

sebagai berikut menurut Sutisna (2003:145) :

1. Aktivitas (X1.1), apa yang konsumen lakukan, apa yang mereka beli dan

(35)

21

2. Ketertarikan (X1.2), preferensi dan prioritas konsumen berkaitan dengan

Toyota Yaris

3. Pendapat (X1.3), pandangan dan perasaan konsumen tentang Toyota Yaris

2.2.3.2.Nilai Dan Gaya Hidup

Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai

yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Gaya hidup ditunjukkan oleh perilaku

tertentu sekelompok orang atau masyarakat yang menganut nilai-nilai dan tata

hidup yang hampir sama. Untuk mengukur gaya hidup yang berkembang, SRI

telah mengembangkan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup

ditinjau dari aspek nilai kultural menurut (Sutisna, 2003:148) yaitu :

1. Outer Directed

Merupakan gaya hidup konsumen yang jika membeli suatu produk harus

sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisional yang telah terbentuk.

Motivasi pembelian dipengaruhi oleh bagaimana pandangan dan pikiran orang

lain atas pembelian itu.

2. Inner Directed

Membeli produk untuk memenuhi keinginan dari dalam dirinya untuk

memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang

berkembang. Konsumen kelompok ini berusaha keras untuk mengekpresikan

(36)

3. Need Driven

Konsumen yang membeli sesuatu yang didasarkan atas kebutuhan dan bukan

keinginan berbagai pilihan yang tersedia. Mereka merupakan kelompok

konsume yang mempunyai pendapatan terbatas.

2.2.3.3.Menggunakan Karakteristik Gaya Hidup Dalam Strategi Pemasaran

Memahami gaya hidup konsumen akan sangat bermanfaat bagi pemasar.

Terdapat empat manfaat yang bisa diperoleh oleh pemasar dari pemahamn gaya

hidup konsumen. Menurut Sutisna (2003:151) :

1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan

segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidenfikasikan gaya hidup

sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen

konsumen.

2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam

mempromosikan produk dipasar dengan menggunakan iklan.

3. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar maka pemasar dapat

menempatkan iklan produknya pada media-media yang paling cocok. Ukuran

kecocokan adalah media mana yang paling banyak dibaca oleh kelompok

konsumen itu, maka media itulah yang paling cocok.

4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan

(37)

23

2.2.3.4.Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Kottler (2007:224), Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang

didunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya hidup

menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan

kelompok gaya hidup. Para pemasar selalu menyingkapkan tren baru dalam gaya

hidup konsumen Menurut Sumarwan (2002: 58-64), pengukuran mengenai gaya

hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Psikografik adalah

suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran

kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.

Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis

psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang

menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan

aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi

konsumen (psyco). Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup,

kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai

pengukuran AIO (activity, interest, opinion).

Komponen AIO didefinisikan oleh Reynold dan Darden dalam Engel dkk,

(1992:385) Sutisna (2003:145) sebagai berikut:

1. Activities adalah tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di

toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang baru.

Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut

(38)

2. Interest akan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan

yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya.

3. Opinion adalah ”jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai

respons terhadap situasi stimulus di mana semacam ”pertanyaan” diajukan.

Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan, dan evaluasi

seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan

dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan konsekuensi yang

memberikan ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Salah satu contoh kategori atau dimensi dari AIO atau pengukuran

psikografik diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Kategori AIO dar i Studi Mengenai Gaya Hidup

Activities (Kegiatan) Interest (Ketertarikan)

Opinions

(Pendapat) Demografi

Kerja Keluarga Diri mereka

sendiri Usia

Hobi Rumah Isu sosial Pendidikan

Peristiwa sosial Pekerjaan Politik Pendapatan

Liburan Komunitas Bisnis Pekerjaan

Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran keluarga

Keanggotaan klub Mode Pendidikan Tempat tinggal

Komunitas Makanan Produk Geografi

Berbelanja Media Masa depan Ukuran kota

Olahraga Prestasi Budaya

(39)

25

Tetapi tidak ada aturan yang mutlak dalam mengembangkan item-item

AIO. Dalam kenyataannya, salah satu dimensi dari item-item tersebut yang

seringkali berbeda adalah tingkat kekhususannya. Pertanyaan seputar AIO yang

sangat spesifik meminta para responden untuk memberikan informasi tentang

sikap dan preferensi mereka mengenai produk atau jasa tertentu (Mowen dan

Minor, 2001: 283).

2.2.4. Pr oduk

Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa

ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan

dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompentensi dan kapasitas organisasi

serta daya beli pasar (Saputra, 2008).

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti

makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud

seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuaskan kebutuhan dan

keinginan dari kosnumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar

memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan.

Produk adalah sebuah konsep yang sulitdan harus dirmuskan dengan

hati-hati. Kemudian dengan melihat cara-cara untuk mengklasifikasikan banyak jenia

produk yang akan ditemukan dalam pasar-pasar industri, dengan harapan

menemukan antara strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk,

dengan mengenali setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek yang

(40)

produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk di perhatikan,

dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau

keinginan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.

2.2.5. Atr ibut Produk

2.2.5.1.Pengertian Atr ibut Produk

Simamora (2001:200) mengemukakan pengertian atribut produk ialah

“Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli produk,

seperti harga jual kembali, kualitas, kemasan, kelengkapan fungsi (fitur), desain,

layanan purna jual”. Hampir sama dengan pendapat Kotler dan Amstrong

(2009:300) mengemukakan atribut produk adalah “Pengembangan suatu produk

yang melibatkan gambaran manfaat bagi produk yang akan tawarkan”.

Pendapat lain tentang pengertian Atribut Produk yaitu “Atribut produk

adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan

dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 1997). Oleh sebab itu

penelitian ini akan membahas tentang bagaimana atribut produk dapat

mempengaruhi onsumen dalam mengambil proses keputusan pembelian suatu

produk.. Sedangkan Mowen dan Minor (2004:312) mengemukakan bahwa

pengertian atribut produk sebagai “Karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki

atau tidak dimiliki oleh objek”.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa atribut

(41)

27

dipertimbangkan dengan penetapan manfaat lewat pengkomunikasian produk

yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Pembagian Atribut Produk, dibagi ke dalam dua jenis, yang pertama ialah

Atribut Produk yang berwujud/fisik, misalnya desain produk, kemasan produk,

merek, ciri, label dan fitur. Atribut Produk berwujud menggambarkan ciri-ciri

fisik dari suatu produk. Kedua, Atribut Produk yang tidak berwujud/abstrak,

misalnya brand image, kualitas, harga jual kembali dan layanan purna jual,

bagaimana ia mengangankan/ image produk yang ada dalam pandangannya.

Atribut Produk tidak berwujud menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu

produk berdasarkan persepsi konsumen (Sumarwan, 2002:122).

Adapun indikator dalam penelitian ini menurut Simamora (2001:147)

sebagai berikut :

1. Merek, yaitu nama atau simbol yang dimiliki oleh Toyota Yaris

2. Desain atau rancangan, yaitu desain yang di miliki oleh Toyota Yaris seperti

body Yaris yang elegan, warna –warna yang bermacam-macam

3. Harga, yaitu harga yang ditawarkan oleh pihak Toyota Yaris kepada konsumen

2.2.5.2.Atr ibut Produk Berwujud

Kotler dan Amstrong (2009:233-237) mengemukakan 5 atribut produk

berwujud antara lain :

1. Fitur/Ciri

Fitur merupakan alat bersaing yang cukup kompetitif untuk membandingkan

(42)

inovasi terhadap produknya secara kreatif demi memunculkan ciri barunya

agar dapat dibedakan dengan produk pesaing.

2. Gaya

Gaya dapat dijelaskan dengan sederhana dilihat dari penampilan langsung

sebuah produk. Gaya yang sensasional mungkin akan merebut perhatian,

dihasilkan dengan estetika yang baik sehingga gaya dapat terlihat menarik

setelah diproduksi.

3. Desain

Berbeda dengan gaya, desain memiliki konsep dan artian yang lebih luas,

desain diterjemahkan secara dangkal dalam merasakan produk yang

dikonsumsi. Desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu

produk seperti juga penampilannya. O’ guinn, dkk (2003:442) Mengemukakan

beberapa unsur desain antara lain, keseimbangan, proporsi, pesanan, kesatuan

dan penekanan. Beberapa spesifikasi desain produk yang dikemukakan oleh

Lesley Cresswell, dkk (2003:14) antara lain meliputi, penggunaan/fungsi,

kinerja, pasar, estetika, standar kualitas dan keamanan.

4. Merek

Adalah nama, istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi dari sebagian

ataupun keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari produk pesaing. Merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang

memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata,

(43)

29

5. Kemasan

Pembungkus yang berfungsi melindungi produk sekaligus berfungsi juga

sebagai daya tarik produk. Kotler & Amstong (2009:204) Mengemukakan

bahwa kemasan terdiri dari ukuran, ketajaman, bahan, warna, text, dan nama

merek. Elemen ini harus bekerja bersama untuk mendukung positioning

produk dan strategi pemasaran. Terence A. Shimp (2000:307) mengemukakan

beberapa unsur kemasan yang terdiri dari warna, desain, bentuk, ukuran,

material fisik, serta informasi dalam label. Berbagai unsur tersebut secara

bersama-sama difungsikan untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur

kemasan.

6. Label

Label bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari kertas yang ditempelkan

pada produk sampai grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label

mengidentifikasikan produk atau merek yang juga mendeskripsikan beberapa

hal tentang produk, kandungan yang ada di dalamnya, siapa, kapan, dimana

produk ini dibuat, bagaimana penggunaannya, menggunakan produk ini

dengan aman (Kotler & Amstrong, 2009:205).

2.2.5.3.Atr ibut Produk Tidak Berwujud

Kotler & Amstrong (2009:230) menyebutkan dua atribut produk tidak

berwujud antara lain :

1. Kualitas

Adalah kinerja suatu produk dalam memaksimalkan fungsi yang dimilikinya,

(44)

a. Daya Tahan

Adalah jangka waktu harapan konsumen atas kinerja produk dalam kondisi

normal.

b. Keandalan

Adalah jaminan yang diberikan pemasar akan kekuatan suatu produk,

artinya dalam suatu periode produk tersebut tidak rusak ataupun gagal.

c. Ketepatan

Adalah tingkat keserasian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi

terhadap spesifikasi untuk mencapai tujuan tertentu.

d. Kemudahan Operasional

Adalah ukuran seberapa mudah produk tersebut difungsikan secara normal

oleh konsumen.

2. Layanan Pendukung

Layanan konsumen merupakan elemen lain yang terdapat dalam strategi

produk. Penawaran perusahaan ke pasar biasanya termasuk didalamnya

layanan pendukung.

2.2.6. Minat Beli

2.2.6.1.Pengertian Minat Beli

Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) minat merupakan salah satu aspek

sikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Minat

juga dapat merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seorang untuk

(45)

31

yang timbul karena adanya perasaan (afektif) dan pikiran (kognitif) terhadap suatu

barang atau jasa yang diinginkan. Minat membeli dapat diartikan sebagai suatu

sikap senang terhadap suatu objek yang membuat individu berusaha untuk

mendapatkan objek tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau dengan

pengorbanan. Minat beli menurut Simamora (2002:131) sesuatu yang pribadi dan

berhubungan dengan sikap, individu yang berniat terhadap suatu objek akan

memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku

untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Adapun indikator dalam penelitian ini menurut Ferdinand (2006:242)

adalah :

1. Intensitas pencarian informasi yaitu seseorang yang intens mencari informasi

mengenai produk Toyota Yaris.

2. Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan segera membeli

produk Toyota Yaris yang diinginkannya

3. Keinginan prefersial yaitu dimana produk Toyota Yaris yang diinginkan

seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

2.2.6.2.Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Minat Beli

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) dalam Sugiarto (2010),

menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan

produk dan evaluasi alternatif adalah faktor yang dapat menimbulkan minat beli

(46)

Menurut Swasta dan Irawan (2001) dalam Sugiarto (2010)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan

dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam

membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli,

ketidakpuasan pada umumnya dapat menghilangkan minat. Minat beli menurut

Kotler, Bowen dan Makens (1999) dalam Sugiarto (2010), yaitu minat beli yang

timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif, dan di dalam proses evaluasi

tersebut seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan tentang produk yang

akan dibeli baik atas dasar maupun minat. Pada dasarnya, orang akan membeli

merek yang paling diminati, namun terdapat dua faktor diantara minat beli dengan

keputusan pembelian, yaitu perilaku dari orang lain dan situasi yang tidak terduga.

Menurut Super dan Crites dalam Sugiarto (2010) ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat, yaitu :

1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang

dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya,

penggunaan waktu senggangnya dan lain-lain.

2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang memiliki sosial ekonomi

tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan daripada yang

memiliki sosial ekonomi rendah

3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan

(47)

33

4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat

pria, misalnya dalam pola belanja

5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan

berbeda minatnya terhadap suatu barang aktivitas benda dan seseorang.

2.2.7. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Minat Beli

Perilaku pembelian seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

faktor individual, psikologi dan faktor lingkungan. Masing-masing bagian akan

bergerak dari bagian yang sifatnya spesifik. Menurut Amirullah (2002:34)

faktor-faktor yang dimaksud tersebut meliputi: pengaruh lingkungan (budaya, kelas

sosial dan keluarga), faktor individual (motivasi, pengetahuan, sikap kepribadian

dan gaya hidup) dan faktor psikologi seperti persepsi, sikap, pembelajaran,

keyakinan dan nilai. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses minat beli

konsumen adalah gaya hidup.

Sedangkan Hawkins dan Coney (2004) menyebutkan bahwa gaya hidup

seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya dan perilaku pembeliannya.

Hal ini akan menentukan banyak dari keputusan pembelian konsumen, yang akan

berputar kembali pada perubahan gaya hidup konsumen. Dikarenakan seseorang

memandang gaya hidup dianggap sebagai pusat dari proses konsumsi.

Lebih lanjut Assael (1992) mengemukakan gaya hidup dapat berpengaruh

pada pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian konsumen.

Analisis gaya hidup dapat berguna bagi pemasar untuk mengetahui area spesifik

(48)

mengetahui peranan gaya hidup dalam keputusan pembeliannya. Namun gaya

hidup secara berkala menyediakan motivasi dasar dan panduan untuk pembelian

tapi tidak secara langsung, secara halus.

2.2.8. Pengaruh Atr ibut Produk Terhadap Minat Beli

Pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa

saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting

oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak akan

memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan,

2004:122). Pemilihan produk tersebut merupakan salah satu aktivitas dalam

keputusan pembelian.

Atribut produk begitu penting pengaruhnya terhadap keputusan pembelian,

atribut ini melekat pada produk, kerena sutau hal yang mustahil ketika konsumen

membeli produk tanpa mengetahui atribut atau keunggulan produk tersebut.

Atribut produk yang mempengaruhi konsumen. Atribut produk yang

mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian sangat penting,

karena bertujuan untuk menarik minat akan selera (Tjiptono, 2008:103).

Penelitian yang dilakukan oleh Randyakso Harwanto (2008) dengan judul

Pengaruh atribut Produk Yamaha Jupiter MX Terhadap minat Beli Konsumen

(Survey pada PT.Kencana Bali Merdeka). Menyatakan bahwa variabel atribut

(49)

35

Penelitian yang dilakukan oleh Fanny Gumilang (2004) dengan judul

pengaruh atribut produk motor cina terhadap minat beli dikalangan mahasiswa

Bandung menyatakan bahwa atribut produk motor Cina berpengaruh positif

terhadap minat beli konsumen.

2.3. Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap Minat Beli mobil Mobil City Car

Toyota Yaris di Surabaya

2. Atribut Produk berpengaruh positif terhadap Minat Beli Mobil City Car

Toyota Yaris di Surabaya Gaya Hidup

(X1)

Atribut Produk (X2)

(50)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman dan lebih memperjelas variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional. Setiap

variabel yang telah diidentifikasikan agar dapat dioperasionalkan sebagai berikut:

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

a. Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup adalah suatu pola dimana orang menghabiskan waktu dan

uangnya dalam menggunakan atau membeli Toyota Yaris.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur Gaya Hidup (X1)

menurut Sutisna (2003:145) antara lain:

X1.1 Aktivitas, aitu berhubungan dengan apa yang konsumen lakukan,

apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan

waktunya dengan memakai Toyota Yaris

X1.2 `Ketertarikan, merupakan preferensi dan prioritas konsumen

berkaitan dengan Toyota Yaris

X1.3 Pendapat, merupakan pandangan dan perasaan konsumen tentang

(51)

37

b. Atribut Produk (X2)

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur Atribut Produk (X2)

menurut Tjiptono (1997) dalam Pamujo (2011) antara lain:

X2.1 Merek, yaitu nama atau simbol yang dimiliki oleh Toyota Yaris.

X2.2 Desain atau rancangan, yaitu desain yang di miliki oleh Toyota

Yaris seperti body Yaris yang elegan, warna-warna yang

bermacam-macam.

X2.3 Harga, yaitu harga yang ditawarkan oleh pihak Toyota Yaris

kepada konsumen.

2. Variabel Terikat : Minat Beli (Y)

Menurut Kinnear dan Taylor, (2003) dalam Mandasari (2011), minat beli yaitu

merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur Minat Beli (Y) menurut

Ferdinand (2006: 242) antara lain:

Y1 Intensitas pencarian informasi yaitu seseorang yang intens mencari

informasi mengenai produk Toyota Yaris.

Y2 Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan segera

(52)

Y3 Keinginan prefersial yaitu dimana produk Toyota Yaris yang diinginkan

seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan semantic differential scale. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

1 7

Rendah Tinggi

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor

yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1-4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5-7 berarti

(53)

39

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

utnuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55).

adapun populasi dalam penelitian ini dimana jumlahnya tidak terbatas sehingga

tidak diketahui dengan pasti (invinite population). Adapun karakteristik populasi

yang menjadi target penelitian ini adalah orang yang mengunjungi dealer

penjualan mobil Toyota Yaris di Auto 2000 Kertajaya Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi. Teknik penelitian

ini menggunakan teknik sampel non probability sampling dengan metode

accidental sampling. Dimana non probability sampling yaitu teknik yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel, sedangkan accidental sampling yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan penelitibagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2003:61). Sampel dalam

penelitian ini adalah pemilik dan pemakai mobil Toyota Yaris di Surabaya.

Pedoman pengukuran sampel dalam teknik SEM menurut Ferdinant

(2002:48) yaitu 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood Estimation

(54)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data dan Sumber Data

Untuk menganalisa data yang baik maka diperlukan data yang valid,

supaya mengandung suatu kebenaran. Data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung

dari lokasi penelitian, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner)

kepada pengguna dan pemilik mobil Toyota Yaris.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan cara:

a. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang kemudian diisi oleh

responden untuk kemudian diberikan nilai atau skoring.

b. Wawancara

Pengambilan data dengan jalan mengadakan tanya jawab dengan orang-orang

yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Structural Equatioan Modelling (SEM). Model ini digunakan karena di

dalam model konseptual terdapat variabel-variabel laten dan

(55)

masing-41

masing variabel laten. Model pengukuran untuk variabel gaya hidup, atribut

produk. Respon dan cara memecahkan masalah, kemudahan dan kenyamanan

menggunakan Confirmatory Faktor Analysis. Penaksiran pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan koefisien jalur.

Langkah dalam model pengukuran analisis SEM dengan contoh faktor kepuasan

kerja dilakukan sebagai berikut:

X1.1 = λ1 Aktvitas + er_1

X1.2 = λ2 Ketertarikan + er_2

X1.3 = λ3 Aktivitas+ er_3

Gambar 3.1.

Contoh Model Pengukuran Minat Berwirausaha (Y)

Keterangan:

X1.1...X1.4. = pertanyaan tentang...

er_j = error term X5.j

Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti atribut produk dan

(56)

3.4.1. Uji Asumsi Model

1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

a. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dengan

menggunakan metode statistik.

b. Menggunakan critical ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien

sampel dengan standart error-nya dan Skeweness value yang biasa

disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik yang digunakan

untuk menguji normalitas sebaran data itu disebut Z-value. Dengan kriteria

penilaian pada tingkat signifikansi 1%, jika nilai Z score lebih besar dari

nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

2. Evalusi Outlier

a. Mengamati nilai Z-score, ketentuannya diantara + 3,0 non outlier.

b. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p

< 0,001. Jarak diuji dengan Chi Square [χ2] pada derajat kebebasan (df)

sebesar jumlah variabel bebasnya. Dengan ketentuan Mahalanobis dari

nilai [χ2] adalah multivariate outlier.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda dibandingkan observasi-observasi yang lain dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel

kombinasi.

3. Deteksi Multicolinearity dan heteroskedastisitas

Deteksi multicolinearity dan heteroskedastisitas dilakukan dengan

(57)

43

determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi

multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal

dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat dimana

masing-masing indikator mampu menghasilkan konstruk/faktor variabel laten.

Karena merupakan indikator multidimensi maka uji validitas dari setiap

latent variables construct akan diuji dengan melihat loading factor dari

hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan

reliabilitas diuji dengan constructreliability dan variance extracted.

Construct reliability dan Variance extracted dihitung dengan

menggunakan rumus:

Construct Reliability =

[

]

[

]

+

εj

nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap stiap

(58)

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1– [Standardize

Loading]. Secara umum nilai construct reliability yang dapat diterima adalah

≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5.

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar,

dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau P

(Probability) yang sama dengan nilai thitung, apabila thitung lebih besar daripada ttabel

berarti signifikan.

3.4.3. Pengujian Model dengan One-Step Approach

Two-Step Approach to sturctural equation modelling (SEM) digunakan

untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan

jumlah butir instrumentasi yang digunakan dan keakuratan reliabilitas

indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-step approach

bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model

struktural pada One Step Approach (Hair et.al., 1998). Yang dilakukan dalam two

step approach to SEM adalah : estimasi terhadap measurement model dan

estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1988). Cara yang

dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two step approach adalah sebagai

(59)

45

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indikator tersebut distandadisasi (Z-score) dengan mean = 0, deviasi standar =

1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang

berbeda-beda tersebut (Hair et.al., 1998).

b. Menetapkan error [c] dan lambda R] terms, error terms dapat dihiitung dengan

rumus 0,1 kali dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali [Anderson dan

Gerbing, 1988]. Perhitungan construk reliability (a) telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya dan deviasi standar (a) dapat dihitung dengan bantuan

program aplikasi statistik SPSS. Setelah error (c) dan lambda (X) terms

diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis

model pengukuran SEM.

Keterangan akan symbol-simbol didalam SEM adalah sebagai berikut :

: Faktor/construct/latent variable/unobserved variable yaitu

sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui

indikator-indikator yang diamati dalam dunia maya.

: Variabel terukur/observed variable/indicators variables

yaitu variabel yang ditanya harus dicari melalui

observasi, misalnya melalui instrumen-instrumen survei.

Garis dengan anak panah satu arah → = garis yang menunjukkan

hubungan yang dihipotesiskan antara dua variable dimana variable yang dituju

(60)

Garis dengan anak panah dua arah ↔ = garis yang menunjukkan

hubungan yang tidak dihipotesiskan antara dua variable dimana kedua variabel

berkorelasi.

3.4.4. Evaluasi Model

Hair et.al. (1998) menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut

mempunyai “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model “good

fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

menggunakan Structural Equation Modeling.

Pengujian terhadap model dikembangkan dengan menggunakan berbagai

kriteria Goodness of Fit, yakni Chi Square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI,

AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data model

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar Perilaku Konsumen Menurut Engel-Blackwell-Miniard
Tabel 2.1
Gambar 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

DNS yang dibangun di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Metro via akses dengan system mikrotik RouterOs , dengan memanajemen bandwidth yang ada di

Dampak dari pelanggaran sila ini adalah bisa lahir di alam neraka Apaya yang lama sekali, atau bila lahir sebagai manusia maka akan (1) dibenci banyak orang, (2)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk (1) meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam perkuliahan Kalkulus I melalui

Bentuk interaksi sosial menjadi kebutuhan utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat secara damai yaitu dalam bentuk sosial seperti kerja sama dan akomodasi

Hasil penelitian uji F secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan likuiditas, profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan indeks

Strategi, serta riset-riset analitis terkait, survei lapangan, dan telaahan atas berbagai publikasi yang semuanya dirajut untuk mengidentifi kasi isu-isu utama yang perlu

Secara bahasa Proximity Switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan , sedangkan switch artinya saklar jaded efinisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang

Analisis berdasarkan unsur koherensi yang dipakai terutama dalam penggunaan kata penghubung umumnya yang digunakan oleh laki – laki dan perempuan adalah kata