• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN METODE AHP

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MUAMMAR ARIE FAUZAN

NPM : 0534010293

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

MENGGUNAKAN METODE AHP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM. 0534010293

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA

(3)

UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP

Oleh

MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM : 0534010293

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Muammar Arie Fauzan

NPM : 0534010293

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang II, TA 2010/2011 dengan judul :

” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA

SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP ”

Surabaya, 26 November 2010

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :

1) Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom

{

}

NPT. 37302 060 213

2) Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT

{

}

3) Chrystia Aji Putra, S.Kom

{

}

NPT. 386 101 002 961

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209

Pembimbing Kedua

(5)

UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA

MENGGUNAKAN METODE AHP

Oleh :

Muammar Arie Fauzan

NPM : 0534010293

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 26 November 2010

2. 2.

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NIP. 030191025

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 213

2.

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208

2.

Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT 3.

(6)

ii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar.

Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah ” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP ”.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I. 3. Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II Laporan Dan

(7)

iii

hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.

5. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami.

6. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya Basuki (basra), Aripin (bos ipin), Hasan (begut), Febri (emak), Arif (Sueb) dan kawan-kawan (penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu) yang telah berperan penting membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang TA. Semoga sukses selalu buat kalian”

7. Rendra dan temannya yang juga berperan penting dalam terselesainya tugas akhir ini.

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki penulisan laporan ini.

Surabaya, 5 Desember 2010

(8)

iv

Halaman

ABSTRAK .. ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Batasan Masalah ... 2

1.3.Perumusan Masalah... 2

1.4.Tujuan Dan Manfaat ... 3

1.5.Metodologi Penelitian ... 4

1.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Sistem Pendukung Keputusan ... 6

2.1.1. Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan 6 2.1.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.2. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 9

2.2.1. Karakteristik Metode AHP ... 11

2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP ... 13

2.3. Konsep Dasar Sistem Dan Informasi ... 17

2.3.1. Karakteristik Sistem ... 18

2.3.2. Pengertian Informasi ... 20

2.3.3. Komponen Sistem Informasi ... 21

(9)

v

2.5. Website ... 24

2.5.1. Komponen Penyusunan Web ... 24

2.6. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem ... 25

2.6.1. Alir Dokumen ( Document Flow ) ... 25

2.6.2. Sistem Flowchart ( Flowchart System ) ... 26

2.7. Desain Sistem ... 26

2.7.1. Desain Input ... 26

2.7.2. Desain Output ... 27

2.8. Mengenal Database ... 27

2.9. PHP (Hypertext Preprocessor) ... 28

2.10. MySQL ... 29

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 31

3.1. Analisis ... 31

3.2. Perencanaan Sistem ... 32

3.2.1. Flowchart ... 32

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 38

3.2.2.1. Context Diagram ... 39

3.2.2.2. DFD Level 0 ... 40

3.2.2.3. DFD Level 1 ... 41

3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42

3.2.2.4. DFD Level 2 ... 43

3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP Total .. 43

3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database ... 44

(10)

v i

3.3. Perancangan Antar Muka ... 49

3.3.1. Tampilan Halaman Utama (Home) ... 49

3.3.2. Tampilan Halaman proses SPK ... 50

3.3.3. Tampilan Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 52

4.1. Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 52

4.2. Implementasi Antarmuka ... 52

4.2.1 Antarmuka Form Login Admin ... 53

4.2.2 Antarmuka Halaman Utama Admin ... 53

4.2.3 Antarmuka Data Obyek Wisata dan Pengisian Obyek Wisata ... 53

4.2.4 Antarmuka Kriteria ... 55

4.2.5 Antarmuka Nilai Kriteria ... 56

4.2.6 Antarmuka Nilai Prioritas ... 56

4.2.7 Antarmuka Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 57

4.2.8 Antarmuka Data Acara dan Khas Surabaya ... 58

4.2.9 Antarmuka Buku Tamu ... 59

4.2.10 Antarmuka Administrator ... 59

4.2.11 Antarmuka Halaman Utama ... 59

4.2.12 Antarmuka Tentang Surabaya ... 60

4.2.13 Antarmuka Obyek Wisata ... 61

4.2.14 Antarmuka Tentang Kami ... 62

4.2.15 Antarmuka Update Terbaru ... 63

4.2.16 Antarmuka Surabaya Punya Acara ... 64

(11)

v ii

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... ... 70

5.1 Uji Coba Sistem dan Uji Coba Desai Antarmuka ... 70

5.1.1 Uji Coba Form Login Admin ... 70

5.1.2 Uji Coba Form Input dan Data Obyek Wisata ... 71

5.1.3 Uji Coba Nilai Kriteria ... 74

5.1.4 Uji Coba Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75

5.1.5 Uji Coba Halaman Utama ... 75

5.1.6 Uji Coba Pemilihan Obyek Wisata ... 77

BAB VI PENUTUP ... 84

6.1 Kesimpulan ... 84

6.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(12)

v iii

Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP ... 28

Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser ... 28

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata 32 Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian ... 33

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian... 34

Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata ... 35

Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria... 36

Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria ... 37

Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata ... 38

Gambar 3.8. Context Diagram... 39

Gambar 3.9 DFD Level 0 ... 40

Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42

Gambar 3.11 DFD Level 2 Perhitungan AHP Total ... 43

Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)... 45

Gambar 3.13 PDM ( Physical Data Model ) ... 46

Gambar 3.14 Halaman Utama ... 49

Gambar 3.15 Halaman Proses SPK ... 50

Gambar 3.16 Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51

Gambar 4.1 Form Login ... 53

Gambar 4.2 Halaman Awal Admin ... 53

Gambar 4.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 54

Gambar 4.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 55

Gambar 4.5 Form Input dan Halaman Data Kriteria ... 56

Gambar 4.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 56

(13)

ix

Gambar 4.10 Halaman Data Acara dan Khas Surabaya ... 58

Gambar 4.11 Halaman Buku Tamu ... 59

Gambar 4.12 Form Kelola Data Admin... 59

Gambar 4.13 Halaman Utama ... 60

Gambar 4.14 Halaman Tentang Surabaya ... 61

Gambar 4.15 Halaman Oyek Wisata ... 61

Gambar 4.16 Halaman Obyek Wisata Secara Detail ... 62

Gambar 4.17 Halaman Tentang Kami ... 63

Gambar 4.18 Halaman Menu Obyek Wisata Baru... 63

Gambar 4.19 Halaman Menu Surabaya Punya Acara... 64

Gambar 4.20 Halaman Menu Khas Surabaya ... 64

Gambar 4.21 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 65

Gambar 4.22 Proses Pemilihan Kriteria ... 66

Gambar 4.23 Proses Perhitungan Prioritas Global ... 67

Gambar 4.24 Export Database ... 68

Gambar 5.1 Form Login ... 70

Gambar 5.2 Halaman Utama Admin ... 71

Gambar 5.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 72

Gambar 5.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 73

Gambar 5.5 Form Input dan Halaman Data kriteria ... 74

Gambar 5.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 74

Gambar 5.7 Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75

Gambar 5.8 Halaman Utama ... 76

Gambar 5.9 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 77

(14)

x

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 14

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif ... 15

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ... 16

Tabel 3.1 Tabel wisata ... 47

Tabel 3.2 Tabel kriteria ... 47

Tabel 3.3 Tabel nilai_kriteria ... 48

Tabel 3.4 Tabel prioritas_obyek ... 48

Tabel 3.5 Tabel pilihan ... 49

Tabel 5.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 89

Tabel 5.2 Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih) 81 Tabel 5.3 Cara Mencari Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih)... 81

Tabel 5.4 Nilai Pembangian Jumlah Kolom(prioritas lokal) ... 82

Tabel 5.5 Nilai Prioritas Kriteria ... 83

(15)

i Penyusun : Muammar Arie Fauzan Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT

Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny, S.Kom

ABSTRAKSI

Berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Analytical

Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai

kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.

Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu obyek wisata berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Pemilihan dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu obyek wisata terbaik.

(16)

1

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas.

Kemampuan di dalam proses pengambilan keputusan secara cepat, tepat sasaran, dan dapat dipertanggung jawabkan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global di waktu mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak cukup, jika tidak mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatif-alternatif terbaik di dalam proses pengambilan keputusan.

Akan tetapi, sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kriteria. Setiap kriteria harus mampu menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi [6].

(17)

kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif. Metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai kemungkinan (contingency planning) [7].

Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru. Berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif.

1.2 Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan segala permasalahan yang akan dijadikan pokok pembahasan didalam skripsi atau tugas akhir ini, yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan obyek wisata yang mampu memberikan keputusan terbaik berserta informasi tentang obyek wisata dengan metode AHP yang sesuai dengan kriteria pemilihan.

(18)

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem yang dibangun berbasis Web dengan menggunakan pemrograman

PHP dan database MySQL dengan menggunakan metode AHP.

2. Data obyek wisata diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya.

3. Sistem ini dikhususkan hanya memproses single kriteria karena menggunakan metode AHP yang sifatnya single kriteria.

4. Dalam sistem ini pemberian nilai bobot dilakukan oleh petugas.

5. Sistem ini tidak memproses informasi geografis dari sebuah obyek wisata.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Skripsi ini adalah :

1. Memberi kemudahan pada calon pengunjung wisata untuk memilih obyek wisata yang sesuai kriteria dengan menerapkan metode AHP.

2. Memberi informasi jenis dan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya. 3. Mengetahui beberapa kriteria yang menjadi daya tarik bagi calon

pengunjung wisata dalam mengunjungi obyek wisata di Surabaya. Dan Manfaat yang dapat diambil nantinya adalah :

1. Tersedianya aplikasi berbasis Web yang tersusun dengan baik, untuk memudahkan pemilihan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya sehingga lebih praktis dan interaktif.

2. Membantu pengguna untuk memperoleh informasi obyek wisata kota. 3. Membandingkan antara obyek wisata yang satu dengan yang lain.

(19)

1.5 Metodologi Penulisan

Penulis dalam Skripsi ini nantinya akan menggunakan metode : 1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dokumen-dokumen referensi yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem pendukung keputusan.

2. Perancangan dan pembuatan sistem pendukung keputusan

Tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena meliputi beberapa proses yaitu perancangan sistem, pembuatan

prototype sistem dan implementasi sistem.

3. Uji coba dan evaluasi perangkat lunak

Protoype aplikasi yang telah selesai ini nantinya akan diuji coba dan

dievaluasi untuk kelayakan yang sesuai dengan tujuan. 4. Penyusunan Buku Tugas Akhir

Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan Tugas Akhir. Dokumentasi ini juga dibuat sehingga memudahkan orang lain yang ingin mengembangkan sistem pendukung keputusan tersebut, yang merupakan tahap akhir dari pengerjaan tugas akhir ini.

1.6 Sistematika Penulisan

(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang permasalahan yang ada, batasan permasalahan, tujuan dan manfaat dari penulisan Skripsi ini, sampai pada metodologi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Semua teori dasar yang diperlukan untuk penulisan Skripsi terdapat pada bab ini.

BAB III : PERENCANAAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang cara perencanaan dan desain dari sistem.

BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM

Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dan hasil perancangan beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah dibuat.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini melakukan metode percobaan dan pengamatan terhadap sistem yang telah direncanakan

BAB VI : PENUTUP

(21)

6

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem

(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott

Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu

sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil

keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan

berbagai persoalan yang tidak terstruktur[8].

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan

komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian

yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang

dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang

memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang

interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan

model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi

terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

2.1.1 Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil

keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun

tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi

(22)

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan

mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik

pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi

informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek

fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai

manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /

informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama

berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat

diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang

dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi

pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu

menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas,

(23)

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada

perangkat lunak yang digunakan.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem

ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam

melaksanakan tugasnya.

Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi

pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama

dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu;

1. Manajemen data

Manajemen data terdiri dari database yang berisi data yang berhubungan

dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang yang disebut dengan

database manajement sistem (DBMS)

2. Manajemen model

Sebuah paket perangkat lunak yang mencakup model kuantitatif untuk

finansial, statistik dan management science yang mendukung analisis sistem

dan juga merupakan software management

(24)

Pengguna mampu berkomunikasi dan memberi perintah kepada SPK melalui

subsistem ini. Subsistem ini merupakan perangkat lunak antar proses dengan

pengguna

4. Manajemen pengetahuan

Subsistem ini merupakan subsistem opsional yang dapat mendukung

subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang independen

2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering

digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari

berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat

kompleks atau multi kriteria[2]. Dengan menggunakan AHP prioritas yang

dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif.

Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan

partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan

publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan

input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model

AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4

aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP

1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus

memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan

(25)

2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu

sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang

dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok

elemen) yang baru

3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh

objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam

AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam

satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat

diatasnya

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil

keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau

diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)

menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan

efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci

suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu

komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat

(26)

2.2.1. Karakteristik Model AHP

AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada

dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan

tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian

kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai

input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut

haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada

orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu

masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa

model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,

memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus.

Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang

memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi

AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu:

a. Penyusunan hirarki

Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan

masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk

sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk

memecahkan masalah yang sama, dua orang akan membuat dua hirarki yang

berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang

(27)

tahapan yang paling operasional/terukur. Hirarki permasalahan akan

mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil

kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki

dapat dilihat pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP

b. Penentuan prioritas

Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai

bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP

melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan

antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini

ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung

(diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).

c. Konsistensi logis

Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen

merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil

pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi

(28)

A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C,

berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.

2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan

AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

A. Pembentukan hirarki

Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit

menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari level

atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua

jenis, yaitu :

a. Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil.

b. Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian

didasarkan atas hubungan esensialnya.

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada

tingkatan kriteria yang paling bawah.

B. Pair-wise comparison

Merupakan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk

(29)

memperhitungkan hubungan antara faktor dan sub faktor itu sendiri. Adapun skala

pembanding yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang

lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang

berdekatan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada tiap

dimensi. Nilai perbandingan kepentingan alternatif i (Ai) terhadap alternatif j (Aj)

dapat dinotasikan sebagai aij, dan nilai aji = 1 / aij. Sebagai contoh, matriks

perbandingan berpasangan untuk alternatif pada dimensi Reliability seperti

terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif

(30)

Matriks perbandingan berpasangan tersebut juga dilakukan pada empat

dimensi yang lain.

2. Untuk mendapatkan nilai perbandingan kepentingan untuk bagian dimensi dan

bagian alternatif, matriks perbandingan berpasangan diatas dibuat sebagai

kuisioner pembobotan yang akan diberikan pada responden sebagai pengambil

keputusan. Dalam hal ini adalah pihak manajemen rumah sakit, misalnya direktur

atau wakil direktur bagian medis rumah sakit.

3. Dari hasil matriks perbandingan tersebut, kemudian dilakukan sintesis

perbandingan dan dapatkan nilai prioritas. Hal ini dilakukan pada semua matriks

yang telah dibuat, baik pada bagian dimensi maupun alternatif, yaitu dengan tahap

berikut ini :

a. Hitung Total Kolom

Jumlahkan nilai kepentingan (yaitu nilai dij untuk dimensi dan aij untuk

alternatif) pada tiap kolom pada masing-masing matriks.

b. Buat Normalized Matriks

Bagilah tiap nilai kepentingan dengan total kolom pada masing-masing

matriks, atau dapat dinotasikan sebagai berikut :

Nilai Normalisasi =

c. Hitung Nilai Prioritas

Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.

C. Pengecekan konsistensi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan

(31)

atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk

menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah

sebagai berikut :

1. Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap

nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j dengan

nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i.

2. Hitung total kolom : jumlahkan tiap kolom pada matriks tersebut.

3. Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel.

4. Hitung max: rata-rata dari hasil point 3 diatas.

5. Hitung Consistency Index (CI) : CI =

dimana n : jumlah item/variabel yang dibandingkan.

6. Hitung Consistency Ratio (CR) :

RI CI

CR , ... (2.3)

di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1,

hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

7. Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil

perhitunganyang tertinggi.

8. Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh

pengambil keputusan berdasarkan skor.

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

Urutan

Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(32)

Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria

yang diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka nilai perbandingan berpasangan

pada matriks. kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak

konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure

kriteria maupun alternatif harus diulang.

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang

baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar

10% ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima

Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten,

maka vektor bobot yang berbentuk (A)(wT) = (n)(wT) dapat didekati dengan cara:

a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga

i ij

a = 1,

yang disebut sebagai A’

b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya

wi =

dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.

2.3 Konsep Dasar Sistem Dan Informasi

Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan

elemen yang saling berkaitan unntuk memproses input menjadi output yang

diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari

elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai

suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang

(33)

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai

misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem

perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem

yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat

keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan

alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling

berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem

tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa

sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.

2.3.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain

mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray),

lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input),

keluaran (Output), pengolahan (Process)

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen

sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem-subsistem atau

bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem

itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat

mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem.

(34)

subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah

yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu

sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat

bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan

dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.

d. Penghubung Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang

lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input)

untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan

penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya

yang membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam

(35)

masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang

dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah

energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam

suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan

untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah

menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk

subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan sistem sendiri atau

mungkin sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan sistem adalah

sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan

mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya

menjadi keluaran berupa laporan transaksi.

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model

menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat

suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu

tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian

(36)

Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah

perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan

adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.

Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen

dasar berikut :

1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.

2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu

pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh

terlambat.

2.3.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model

(Model block), blok keluaran (Output block), dan blok kendali (Control block).

Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi

satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.

2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi

dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh

semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk

memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu

masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide

(37)

manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh

mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem

informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang

terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem

yang lain.

2.3.5 Teknik Memperoleh Informasi

Ada beberapa cara yang digunakan analis untuk memperoleh

informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer,

sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati

atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan

data. Beberapa cara pengumpulan data :

1. Pengamatan atau Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses

tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem

dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang

melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam

sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati

aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.

2. Wawancara

Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak

dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan

analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap

(38)

teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik

yang terbaik di semua situasi.

3. Questioner

Questioner dapat dianggap sebagai bentuk wawancara terstruktur dengan

pertanyaan-pertanyaan yang didesain agar dapat dijawab tanpa harus bertatap

muka.

2.4 Wisata Kota

Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap

arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut

yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma

memikat bagi siapa saja yang datang[1].

Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola

dengan baik. Lokasi wisata yang ada kini hadir kian nyentrik, di luar itu beragam

hiburan baru hadir mewarnai dan melengkapinya. Tak heran, bila para tamu yang

datang menjadi enggan untuk beranjak, sebab hati telah terpikat sensasi keindahan

dan kesenangan di sini.

Mulai dari bermacam tempat wisata keluarga, seperti Pantai Ria Kenjeran,

Kebun Binatang Surabaya, dan yang lain. Pantai dan laut umumnya diasosiasikan

dengan aktivitas renang, selancar, berjemur, perahu, ski air, penyelaman,

memancing dan berbagai aktifitas air lainnya. Komponen ini merupakan daya

tarik bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat

(39)

2.5 Website

Web merupakan salah satu layanan yang tersedia dan sekarang digunakan

secara meluas di seluruh dunia adalah layanan world wide Web atau sering hanya

disebut dengan Web saja. Web bisa dikatakan sebagai koleksi dokumen atau arsip

yang terdapat pada internet yang saling terhubung dan memungkinkan pengguna

untuk melihat, mencari atau mengambil informasi yang tersedia.

Website merupakan sebuah halaman statis yang hanya menampilkan

informasi kepada pengguna. Pengguna dapat melihat dan mengambil informasi

yang disediakan pada Website. Berbeda dengan Website, Web application

merupakan rangkaian halaman yang bersifat dinamis yang memungkinkan

pengguna melakukan suatu aksi pada sebuah Web application. Website lebih

merupakan layanan berbasis informasi sedangkan Web application merupakan

layanan berbasis task (aksi).

2.5.1. Komponen penyusun Web

Untuk mengembangkan sebuah halaman Web baik sebagai Website atau

Web application perlu diperhatikan komponen penyusun sebuah halaman Web.

komponen penyusun ini akan bekerja sama untuk memberikan layanan

Web dengan teknologi internet.

HTML (HyperText Markup Language) dan CSS(Cascading Style Sheet)

merupakan komponen-komponen yang terkait dengan penyajian informasi dalam

sebuah halaman Web browser.

Web Browser merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengakses

halaman Web. Contoh Web Browser misalnya Internet Eksplorer dan Netscape

(40)

perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia pada saat ini. Sedangakan Netscape

Navigator dikembangkan oleh Netscape.

2.6 Kebutuhan-Kebutuhan Sistem 2.6.1 Alir Dokumen ( Document Flow )

Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir

formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang

tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi

perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua

ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi

berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna

bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari

formulir-formulir yang digunakan.

Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alasan

pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa,

yaitu berupa :

1) Penyusunan data.

2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data

konstan.

3) Memungkinkan kontrol terhadap kegiatan.

(41)

5) Menyampaikan informasi penting dari satu orang ke orang lain baik

dalam suatu organisasi maupun antar organisasi.

2.6.2 Sistem Flowchart ( Flowchart System )

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk

menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang

menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk,

laporan dan lain-lainnya.

2.7 Desain Sistem

Desain sistem adalah suatu proses penyiapan spesifikasi yang terperinci

untuk mengembangkan sistem baru. Langkah permulaan desain sistem adalah

rencana pengembangan yang telah dipersiapkan selama analisa sistem yang

disetujui oleh manajemen.

Desain sistem dimulai dengan spesifikasi output yang diperlukan.

Selanjutnya menentukan isi dan format input suatu sistem dan file yang kemudian

diikuti desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan

pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus

dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.

2.7.1 Desain Input

Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi

komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari

transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas

dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar

(42)

kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh

berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha

membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.

2.7.2 Desain Output

Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang

diinginkan oleh pemakai, kita sampai pada tahap desain output. Selama tahap

desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini

perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data

spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka

memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan

kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :

a. Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer).

b. Mendesain bentuk layoutnya.

c. Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu

diperhatikan :

- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan.

- Semua data tepat dibawah judul tiap kolom.

- Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu.

- Harus berurutan.

2.8 Mengenal Database

DBMS merupakan singkatan dari Database Management System. DBMS

merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang secara khusus

(43)

populer dewasa ini berupa RDBMS (Relational Database Management System),

yang menggunakan model basis data relasional atau dalam bentuk tabel-tabel

yang saling berhubungan.

MySQL merupakan salah satu contoh dari bentuk produk RDBMS

yang sangat populer dilingkungan Linux, tetapi juga tersedia pada Windows.

Banyak situs Web yang menggunakan MySQL sebagai database server

(server yang melayani permintaan akses terhadap database). Gambar 2.3

memperlihatkan mekanisme pengaksesan MySQL melalui Web browser.

Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser

2.9 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman yang

mana filenya diletakkan di server dan seluruh prosesnya dikerjakan di server,

kemudian hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan

browser (lebih dikenal dengan istilah server-side scripting). PHP bekerja didalam

sebuah dokumen HTML (Hypertext Markup Language) untuk menghasilkan isi

(44)

Kelebihan PHP adalah bersifat tidak memiliki ketergantungan terhadap

berbagai platform, jadi PHP dapat dijalankan dalam platform apapun, baik itu

Unix, Windows ataupun Macintosh. Kelebihan lain dari PHP adalah kemudahan

melakukan pengkodean, karena perintah-perintah PHP mirip dengan

perintah-perintah bahasa C selain itu kemudahan dari PHP adalah dapat dengan mudah

dihubungkan dengan aplikasi database (melakukan query), seperti MySQL. PHP

bersifat free (bebas dipakai). Kita tidak perlu membayar apapun untuk

menggunakan perangkat lunak ini.

Yang membedakan PHP dengan bahasa pemrograman lain adalah adanya tag

penentu, yaitu diawali dengan “<?” atau “<?php” dan diakhiri dengan “?>”.

2.10 MySQL

MySQL adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open

source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal. MySQL

sebenarnya produk yang berjalan pada platform linux. Karena sifatnya yang

opensource, dia dapat dijalankan pada semua platform baik windows maupun

linux.

MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management

System). Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang

bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak

pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh semua

programmer database, apalagi dalam pemrograman Web. Kelebihan lain dari

MySQL adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL.

SQL adalah suatu bahasa permintaan yang telah distandarkan untuk semua

(45)

lain-lain. Ada beberapa fungsi yang digunakan dalam pembuatan aplikasi antara PHP

dan MySQL. Fungsi tersebut sangat erat kaitannya dengan query SQL. Akan

tetapi, kita tidak dapat langsung menggunakan perintah SQL pada script PHP.

Disini fungsi MySQL inilah yang digunakan sebagai penghubung antar SQL

sehingga query tersebut dapat dijalankan pada Admin dan dapat dilihat hasilnya

oleh user.

Di dalam MySQL tersedia query untuk membuat fungsi search, jumlah,

update, ataupun edit data dari database, namun pada script PHP dapat langsung

ditulis melalui script Mysql_query dengan code select, insert, delete, update, dan

sintax-sintax lainnya. Dengan kata lain MySQL adalah sebuah sistem manajemen

database. Database adalah merupakan sekumpulan data yang terstruktur untuk

menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam database

komputer, dibutuhkan sebuah sistem database manajemen seperti MySQL. Sejak

komputer menjadi alat yang sangat bagus untuk menangani sejumlah besar data,

(46)

31

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis

Aplikasi sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan obyek wisata kota, merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan pemilihan wisata yang tepat untuk dikunjungi sesuai dengan minat dan kepentingan pengguna dalam memilih dan menentukan obyek wisata. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan pengguna dapat memperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu sistem pendukung keputusan berbasis web yaitu dengan melakukan perancangan dan pembuatan sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang terjadi pada aplikasi, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik.

(47)

3.2. Perencanaan Sistem

Setelah menganalisis permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem, dimana pada tahap perancangan sistem ini meliputi Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD) kemudian CDM (conceptual data model) dan PDM (phisycal data model) yang diperoleh dari hasil generate dari CDM.

3.2.1. Flowchart

Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses yang dijalankan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota dapat dilihat pada diagram alir berikut:

Diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata kota mulai

AHP Kriteria Penilaian

AHP Wisata

Hasil Analisis Penilaian

(48)

Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota. Proses AHP ini digunakan untuk menghitung nilai intensitas kriteria dan wisata. Proses yang terdapat dalam Sistem Pendukung Keputusan pemilihan wisata berprestasi ini adalah proses AHP kriteria penilaian, proses AHP wisata dan proses hasil analisis.

Diagram alir AHP kriteria

Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses

AHP kriteria Penilaian. Proses yang terdapat dalam AHP kriteria ini adalah input

kriteria penilaian, set bobot nilai kriteria, dan hitung nilai prioritas kriteria. Dalam

AHP kriteria Penilaian ini, pengguna harus memasukkan kriteria-kriteria penilaian

yang terdapat dalam kriteria pemilihan wisata kota.

Penghitungan nilai prioritas di setiap kriteria ini diawali dengan melakukan pengimputan kriteria dan pemberian bobot masing-masing kriteria. Kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai prioritas kriteria.

mulai

Input Kriteria Penilaian

Hitung Nilai Prioritas Kriteria

(49)

Proses perhitungan nilai prioritas kriteria penilaian ini dimulai dengan melakukan pengkuadratan matriks yang dihasilkan pada saat perbandingan berpasangan, kemudian dilanjutkan proses normalisasi matriks kuadrat tersebut, dan penghitungan konsistensi rasio. Gambaran umum mengenai proses analisis kriteria penilaian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian

Diagram Alir AHP Wisata

Setelah nilai intensitas kriteria penilaian diketahui, maka proses selanjutnya adalah proses AHP wisata. Gambaran umum algoritma AHP wisata ini dapat dilihat melalui Gambar 3.4 Proses-proses yang terdapat dalam AHP wisata ini adalah input bobot wisata per kriteria dan hitung nilai intensitas wisata per kriteria.

mulai

n = banyaknya kriteria Penilaian

Kuadrat matriks

Normalisasi Matriks

Menghitung Konsistensi Rasio

(50)

Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata

Proses AHP wisata ini dimulai dengan proses memasukkan nilai bobot

wisata tiap kriteria.

mulai

m = banyaknya kriteria Penilaian

k = 1

k <= m T

Y Tampil kriteria Penilaian

Tampil wisata Kriteria Penilaian

wisata

n = banyaknya wisata

Input Bobot wisata

Bobot Terhitung wisata

selesai

(51)

Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria

Setelah proses pemasukkan nilai bobot wisata tiap kriteria disimpan, kemudian dilakukan proses penghitungan nilai intensitas akhir. Rumus penghitungan nilai intensitas wisata per kriteria ini adalah dengan melakukan pembagian antara bobot wisata per kriteria dengan jumlah bobot wisata per kriteria yang telah dimasukkan tersebut.

mulai

selesai i <= n

jumlah[k] = jumlah[k] + bobot_wisata [i,k]

i = i + 1 T

Y

Tampil bobot_wisata [i,k] Input bobot_wisata [i,k]

jumlah[k] = 0; i = 1

(52)

Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria

Diagram Alir Hasil Analisis

Setelah semua wisata diberi bobot untuk tiap kriteria, proses selanjutnya yaitu menghitung nilai intensitas total wisata. Gambaran umum mengenai algoritma proses hasil analisis penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.7.

mulai

i = 1

selesai

Baca bobot wisata [i,k]

bobot_terhitung_wisata [i,k] = bobot_wisata [i,k] / jumlah [k]

i <= n

Tampil bobot terhitung wisata [i,k]

i = i + 1

T

Y

(53)

Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata 3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang

berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk

mulai

wisata

Tampil wisata

n= banyaknya wisata

i = 1

i <= n

Y T

bobot_total_wisata [i] = 0

Kriteria penilaian

m= banyaknya kriteria penilaian; j = 1

j <= m T i = i + 1

Y

bobot_total_wisata [i] =

bobot_total_wisata [i]+ (intensitas_kriteria_ penilaian [j] * bobot_terhitung_wisata[i,j])

selesai

Tampil bobot_total_wisata [i]

j = j + 1

(54)

penggambaran analisis maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

3.2.2.1. Context Diagram

Context diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem, terdiri

atas entitas luar yang berhubungan dengan sistem serta arah informasi yang berupa masukan dan keluaran antara entitas luar dengan sistem tersebut.

Data Obyek Wisata

SPK Pemilihan Obyek Wisata

+

Petugas Pemilih

Gambar 3.8 Context Diagram

Gambar diatas merupakan context diagram dari Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Kota di Surabaya, dimana pada gambar diatas terlihat ada dua entitas yang menggunakan proses ini, yaitu :

(1) Petugas Dinas, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

Setelah login admin dapat mengolah data obyek wisata, data kriteria, data nilai kriteria, data prioritas obyek wisata dan data petugas. Meliputi penambahan, perubahan, penghapusan data. Selain itu admin dapat mengolah data form penilaian pemilihan wisata dengan metode AHP.

(2) Pemilih, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

User menerima informasi data obyek wisata, data kriteria dan mengakses

(55)

User akan diberi form perhitungan yang harus diisi untuk diproses dengan

metode AHP dan user akan memperoleh laporan hasil analisis tenteng pemilihan obyek wisata.

3.2.2.2. DFD Level 0

Pada DFD level 0 ini merupakan pecahan dari proses context diagram menjadi 5 proses seperti pada gambar 3.9.

(56)

1) Maintenance Data Petugas

Pada proses ini digunakan untuk menangani proses otentikasi pengguna. Untuk memperoleh hak dalam pengolahan data sebagai admin.

2) Maintenance Data Obyek Wisata

Admin melakukan pengolahan data obyek wisata Kota di Surabaya yaitu data obyek wisata, data kriteria, data nilai kriteria dan data pilihan. Kemudian akan diproses untuk di simpan ke dalam database. Data obyek wisata disimpan ke dalam tabel wisata, data kriteria disimpan ke dalam tabel kriteria, data nilai kriteria disimpan ke dalam tabel nilai_kriteria dan data pilihan disimpan ke dalam tabel pilihan.

3) Perhitungan AHP

Pada proses perhitungan AHP data yang digunakan diperoleh dari tabel prioritas_obyek berupa data prioritas obyek wisata , tabel pilihan berupa data bobot pilihan dan pilihan dari pemilih yang akan diproses untuk menghasilkan data keputusan pemilihan obyek wisata.

4) Perhitungan Prioritas Obyek Wisata

Pada proses perhitungan prioritas obyek wisata data yang digunakan diperoleh dari tabel kriteria berupa data kriteria obyek wisata dan tabel nilai_kriteria berupa nilai kriteria obyek wisata yang akan diproses untuk menghasilkan nilai prioritas obyek wisata.

5) Output Obyek Wisata

(57)

3.2.2.3. DFD Level 1

DFD Level 1 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 0. Untuk DFD level 1 merupakan decompose dari masing-masing sub proses pada DFD level 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari perhitungan AHP menjadi 2 proses seperti pada gambar 3.10

Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP

Proses yang terjadi di DFD Level 1 perhitungan AHP merupakan gambaran dari proses perhitungan AHP. Proses terpesah menjadi 2 yaitu : proses perhitungan AHP data pilihan dan proses perhitungan AHP total.

1. Proses perhitungan AHP data pilihan

(58)

bobot pilihan yang diperoleh dari tabel pilihan selanjutnya akan dihitung sehingga memperoleh nilai prioritas pilihan.

2. Proses perhitungan AHP total

Pada proses perhitungan AHP total aktifitas yang terjadi adalah nilai prioritas pilihan yang di peroleh dari proses perhitungan AHP data pilihan dan data prioritas obyek yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek selanjutnya akan dihitung untuk memperoleh data keputusan dari proses pemilihan obyek wisata.

3.2.2.4. DFD Level 2

DFD Level 2 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 1. Untuk DFD level 2 merupakan decompose dari masing-masing sub proses pada DFD level 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari proses perhitungan AHP data pilihan seperti pada gambar 3.11

(59)

Pada proses perhitungan prioritas global ada beberapa aktifitas yang terjadi. Data prioritas pilihan yang diperoleh dari perhitungan proses sebelumnya akan dihitung dengan data prioritas obyek yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek sehingga menghasilkan data keputusan dari proses perhitungan prioritas global untuk ditampilkan sebagai data keputusan system kepada pemilih.

3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database

Dari analisis DFD di atas, maka diperoleh rancangan untuk CDM dan

PDM seperti yang terlihat dibawah ini yang nantinya akan di-generate ke dalam

database yang digunakan.

3.2.3.1. CDM (Conceptual Data Model)

CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM atau OOM. CDM mirip dengan konsep ERD yang diajukan oleh Elmasri, hanya ada beberapa perbedaan sintaks.

Dalam CDM ini digambarkan ada 5 buah tabel data yang saling terkoneksi satu dengan yang lainnya, dengan beberapa perbedaan relasi hubungan yang semuanya akan saling bergantung antara satu sama lainya. Hal ini terjadi karena antar satu tabel dengan tabel lainya nantinya akan saling memrlukakan data pada masing-masing tabel, serta berbagai koneksi lainnya yang dapat dilihat pada Gambar 3.12 dibawah ini.

(60)

MEMILIKI_DATA_NILAI_KRIT ERIA

Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)

3.2.3.2. PDM (Phisycal Data Model)

PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan

mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan.

PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM atau OOM. PDM dapat dihasilkan

(61)

FK_MEMILIKI_DAT A_NILAI

Gambar 3.13 PDM ( Physical Data Model ) 3.2.3.3. Perancangan File Basis Data / Database

Pengolahan data yang baik dari suatu sistem adalah basis data harus menghasilkan data informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu perlu dirancang basis data yang mempermudah pemrosesan, pengaksesan dan peremajaan data.

Berikut adalah rancangan basis data dari sistem pengambilan keputusan yang nantinya akan menyimpan kesluruhan data yang diperlukan didalam sistem : 1. Tabel wisata

(62)

atributnya. Tabel wisata merupakan tabel untuk menyimpan data obyek wisata.

Tabel 3.1 Tabel wisata

2. Tabel kriteria

Tabel kriteria memiliki atribut id_kriteria sebagai primary key dan nama_kriteria, dan soal_kriteria sebagai atributnya. Tabel kriteria merupakan tabel untuk menyimpan data kriteria.

Tabel 3.2 Tabel kriteria

3. Tabel nilai_kriteria

Gambar

Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian
Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata
Gambar  3.5  Diagram Alir Input wisata Per Kriteria
Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Objek Wisata Bahari yang ditujukan untuk memberikan masukan pada wisatawan dalam mengambil keputusan pemilihan objek

Maka kebutuhan tersebut dalam sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan program studi bagi mahasiswa teknik khususnya pada UNWAHAS (Ali, Untuk model penelitian

Permasalahan dari pemilihan pegawai teladan yaitu dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu pimpinan dalam memilih pegawai teladan di fkti dengan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta merupakan sebuah sistem yang dapat menentukan perguruan tinggi mana yang akan di pilih oleh calon

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dimana prosedur yang dilakukan dalam pemilihan Duta wisata lebih objektif jika dilakukan dengan menggunakan sistem

Hasil dalam penelitian ini adalah telah terbangunnya sistem pendukung keputusan untuk pemilihan objek wisata di Kabupaten Pasuruan menggunakan metode Fuzzy Tahani

Hasil dalam penelitian ini adalah telah terbangunnya sistem pendukung keputusan untuk pemilihan objek wisata di Kabupaten Pasuruan menggunakan metode Fuzzy Tahani

Untuk itu penelitian ini mencoba untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan wisatawan dengan membuat sebuah sistem pendukung keputusan berbasis web berupa pemilihan hotel