MENGGUNAKAN METODE AHP
SKRIPSI
Disusun Oleh :
MUAMMAR ARIE FAUZANNPM : 0534010293
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
MENGGUNAKAN METODE AHP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM. 0534010293
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP
Oleh
MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM : 0534010293
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209
Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Muammar Arie Fauzan
NPM : 0534010293
Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang II, TA 2010/2011 dengan judul :
” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA
SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP ”
Surabaya, 26 November 2010
Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :
1) Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom
{
}
NPT. 37302 060 213
2) Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT
{
}
3) Chrystia Aji Putra, S.Kom
{
}
NPT. 386 101 002 961
Mengetahui,
Pembimbing Utama
Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209
Pembimbing Kedua
UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA
MENGGUNAKAN METODE AHP
Oleh :
Muammar Arie Fauzan
NPM : 0534010293
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 26 November 2010
2. 2.
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Ir. Sutiyono, MT NIP. 030191025
Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 213
2.
Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208
2.
Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT 3.
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar.
Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah ” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP ”.
Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I. 3. Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II Laporan Dan
iii
hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.
5. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami.
6. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya Basuki (basra), Aripin (bos ipin), Hasan (begut), Febri (emak), Arif (Sueb) dan kawan-kawan (penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu) yang telah berperan penting membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang TA. Semoga sukses selalu buat kalian”
7. Rendra dan temannya yang juga berperan penting dalam terselesainya tugas akhir ini.
Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki penulisan laporan ini.
Surabaya, 5 Desember 2010
iv
Halaman
ABSTRAK .. ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Batasan Masalah ... 2
1.3.Perumusan Masalah... 2
1.4.Tujuan Dan Manfaat ... 3
1.5.Metodologi Penelitian ... 4
1.6.Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Sistem Pendukung Keputusan ... 6
2.1.1. Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan 6 2.1.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 8
2.2. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 9
2.2.1. Karakteristik Metode AHP ... 11
2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP ... 13
2.3. Konsep Dasar Sistem Dan Informasi ... 17
2.3.1. Karakteristik Sistem ... 18
2.3.2. Pengertian Informasi ... 20
2.3.3. Komponen Sistem Informasi ... 21
v
2.5. Website ... 24
2.5.1. Komponen Penyusunan Web ... 24
2.6. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem ... 25
2.6.1. Alir Dokumen ( Document Flow ) ... 25
2.6.2. Sistem Flowchart ( Flowchart System ) ... 26
2.7. Desain Sistem ... 26
2.7.1. Desain Input ... 26
2.7.2. Desain Output ... 27
2.8. Mengenal Database ... 27
2.9. PHP (Hypertext Preprocessor) ... 28
2.10. MySQL ... 29
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 31
3.1. Analisis ... 31
3.2. Perencanaan Sistem ... 32
3.2.1. Flowchart ... 32
3.2.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 38
3.2.2.1. Context Diagram ... 39
3.2.2.2. DFD Level 0 ... 40
3.2.2.3. DFD Level 1 ... 41
3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42
3.2.2.4. DFD Level 2 ... 43
3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP Total .. 43
3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database ... 44
v i
3.3. Perancangan Antar Muka ... 49
3.3.1. Tampilan Halaman Utama (Home) ... 49
3.3.2. Tampilan Halaman proses SPK ... 50
3.3.3. Tampilan Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51
BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 52
4.1. Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 52
4.2. Implementasi Antarmuka ... 52
4.2.1 Antarmuka Form Login Admin ... 53
4.2.2 Antarmuka Halaman Utama Admin ... 53
4.2.3 Antarmuka Data Obyek Wisata dan Pengisian Obyek Wisata ... 53
4.2.4 Antarmuka Kriteria ... 55
4.2.5 Antarmuka Nilai Kriteria ... 56
4.2.6 Antarmuka Nilai Prioritas ... 56
4.2.7 Antarmuka Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 57
4.2.8 Antarmuka Data Acara dan Khas Surabaya ... 58
4.2.9 Antarmuka Buku Tamu ... 59
4.2.10 Antarmuka Administrator ... 59
4.2.11 Antarmuka Halaman Utama ... 59
4.2.12 Antarmuka Tentang Surabaya ... 60
4.2.13 Antarmuka Obyek Wisata ... 61
4.2.14 Antarmuka Tentang Kami ... 62
4.2.15 Antarmuka Update Terbaru ... 63
4.2.16 Antarmuka Surabaya Punya Acara ... 64
v ii
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... ... 70
5.1 Uji Coba Sistem dan Uji Coba Desai Antarmuka ... 70
5.1.1 Uji Coba Form Login Admin ... 70
5.1.2 Uji Coba Form Input dan Data Obyek Wisata ... 71
5.1.3 Uji Coba Nilai Kriteria ... 74
5.1.4 Uji Coba Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75
5.1.5 Uji Coba Halaman Utama ... 75
5.1.6 Uji Coba Pemilihan Obyek Wisata ... 77
BAB VI PENUTUP ... 84
6.1 Kesimpulan ... 84
6.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 87
v iii
Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP ... 28
Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser ... 28
Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata 32 Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian ... 33
Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian... 34
Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata ... 35
Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria... 36
Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria ... 37
Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata ... 38
Gambar 3.8. Context Diagram... 39
Gambar 3.9 DFD Level 0 ... 40
Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42
Gambar 3.11 DFD Level 2 Perhitungan AHP Total ... 43
Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)... 45
Gambar 3.13 PDM ( Physical Data Model ) ... 46
Gambar 3.14 Halaman Utama ... 49
Gambar 3.15 Halaman Proses SPK ... 50
Gambar 3.16 Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51
Gambar 4.1 Form Login ... 53
Gambar 4.2 Halaman Awal Admin ... 53
Gambar 4.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 54
Gambar 4.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 55
Gambar 4.5 Form Input dan Halaman Data Kriteria ... 56
Gambar 4.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 56
ix
Gambar 4.10 Halaman Data Acara dan Khas Surabaya ... 58
Gambar 4.11 Halaman Buku Tamu ... 59
Gambar 4.12 Form Kelola Data Admin... 59
Gambar 4.13 Halaman Utama ... 60
Gambar 4.14 Halaman Tentang Surabaya ... 61
Gambar 4.15 Halaman Oyek Wisata ... 61
Gambar 4.16 Halaman Obyek Wisata Secara Detail ... 62
Gambar 4.17 Halaman Tentang Kami ... 63
Gambar 4.18 Halaman Menu Obyek Wisata Baru... 63
Gambar 4.19 Halaman Menu Surabaya Punya Acara... 64
Gambar 4.20 Halaman Menu Khas Surabaya ... 64
Gambar 4.21 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 65
Gambar 4.22 Proses Pemilihan Kriteria ... 66
Gambar 4.23 Proses Perhitungan Prioritas Global ... 67
Gambar 4.24 Export Database ... 68
Gambar 5.1 Form Login ... 70
Gambar 5.2 Halaman Utama Admin ... 71
Gambar 5.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 72
Gambar 5.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 73
Gambar 5.5 Form Input dan Halaman Data kriteria ... 74
Gambar 5.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 74
Gambar 5.7 Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75
Gambar 5.8 Halaman Utama ... 76
Gambar 5.9 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 77
x
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 14
Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif ... 15
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ... 16
Tabel 3.1 Tabel wisata ... 47
Tabel 3.2 Tabel kriteria ... 47
Tabel 3.3 Tabel nilai_kriteria ... 48
Tabel 3.4 Tabel prioritas_obyek ... 48
Tabel 3.5 Tabel pilihan ... 49
Tabel 5.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 89
Tabel 5.2 Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih) 81 Tabel 5.3 Cara Mencari Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih)... 81
Tabel 5.4 Nilai Pembangian Jumlah Kolom(prioritas lokal) ... 82
Tabel 5.5 Nilai Prioritas Kriteria ... 83
i Penyusun : Muammar Arie Fauzan Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT
Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny, S.Kom
ABSTRAKSI
Berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai
kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.
Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu obyek wisata berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Pemilihan dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu obyek wisata terbaik.
1
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas.
Kemampuan di dalam proses pengambilan keputusan secara cepat, tepat sasaran, dan dapat dipertanggung jawabkan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global di waktu mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak cukup, jika tidak mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatif-alternatif terbaik di dalam proses pengambilan keputusan.
Akan tetapi, sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kriteria. Setiap kriteria harus mampu menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi [6].
kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif. Metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai kemungkinan (contingency planning) [7].
Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru. Berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif.
1.2 Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan segala permasalahan yang akan dijadikan pokok pembahasan didalam skripsi atau tugas akhir ini, yaitu :
1. Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan obyek wisata yang mampu memberikan keputusan terbaik berserta informasi tentang obyek wisata dengan metode AHP yang sesuai dengan kriteria pemilihan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang dibangun berbasis Web dengan menggunakan pemrograman
PHP dan database MySQL dengan menggunakan metode AHP.
2. Data obyek wisata diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya.
3. Sistem ini dikhususkan hanya memproses single kriteria karena menggunakan metode AHP yang sifatnya single kriteria.
4. Dalam sistem ini pemberian nilai bobot dilakukan oleh petugas.
5. Sistem ini tidak memproses informasi geografis dari sebuah obyek wisata.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari Skripsi ini adalah :
1. Memberi kemudahan pada calon pengunjung wisata untuk memilih obyek wisata yang sesuai kriteria dengan menerapkan metode AHP.
2. Memberi informasi jenis dan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya. 3. Mengetahui beberapa kriteria yang menjadi daya tarik bagi calon
pengunjung wisata dalam mengunjungi obyek wisata di Surabaya. Dan Manfaat yang dapat diambil nantinya adalah :
1. Tersedianya aplikasi berbasis Web yang tersusun dengan baik, untuk memudahkan pemilihan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya sehingga lebih praktis dan interaktif.
2. Membantu pengguna untuk memperoleh informasi obyek wisata kota. 3. Membandingkan antara obyek wisata yang satu dengan yang lain.
1.5 Metodologi Penulisan
Penulis dalam Skripsi ini nantinya akan menggunakan metode : 1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dokumen-dokumen referensi yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem pendukung keputusan.
2. Perancangan dan pembuatan sistem pendukung keputusan
Tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena meliputi beberapa proses yaitu perancangan sistem, pembuatan
prototype sistem dan implementasi sistem.
3. Uji coba dan evaluasi perangkat lunak
Protoype aplikasi yang telah selesai ini nantinya akan diuji coba dan
dievaluasi untuk kelayakan yang sesuai dengan tujuan. 4. Penyusunan Buku Tugas Akhir
Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan Tugas Akhir. Dokumentasi ini juga dibuat sehingga memudahkan orang lain yang ingin mengembangkan sistem pendukung keputusan tersebut, yang merupakan tahap akhir dari pengerjaan tugas akhir ini.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang permasalahan yang ada, batasan permasalahan, tujuan dan manfaat dari penulisan Skripsi ini, sampai pada metodologi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Semua teori dasar yang diperlukan untuk penulisan Skripsi terdapat pada bab ini.
BAB III : PERENCANAAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tentang cara perencanaan dan desain dari sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dan hasil perancangan beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah dibuat.
BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI
Bab ini melakukan metode percobaan dan pengamatan terhadap sistem yang telah direncanakan
BAB VI : PENUTUP
6
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem
(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott
Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu
sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil
keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan
berbagai persoalan yang tidak terstruktur[8].
Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan
komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian
yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang
dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang
memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan
model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
2.1.1 Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :
1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil
keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun
tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi
2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan
mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik
pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi
informasi.
3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan/dioperasikan dengan mudah.
4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.
Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai
manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi
pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu
menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas,
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada
perangkat lunak yang digunakan.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem
ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya.
Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi
pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama
dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu;
1. Manajemen data
Manajemen data terdiri dari database yang berisi data yang berhubungan
dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang yang disebut dengan
database manajement sistem (DBMS)
2. Manajemen model
Sebuah paket perangkat lunak yang mencakup model kuantitatif untuk
finansial, statistik dan management science yang mendukung analisis sistem
dan juga merupakan software management
Pengguna mampu berkomunikasi dan memberi perintah kepada SPK melalui
subsistem ini. Subsistem ini merupakan perangkat lunak antar proses dengan
pengguna
4. Manajemen pengetahuan
Subsistem ini merupakan subsistem opsional yang dapat mendukung
subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang independen
2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering
digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari
berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat
kompleks atau multi kriteria[2]. Dengan menggunakan AHP prioritas yang
dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif.
Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan
partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan
publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan
input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model
AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4
aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP
1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus
memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan
2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu
sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang
dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok
elemen) yang baru
3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam
AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam
satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat
diatasnya
4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap
Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)
menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan
efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci
suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu
komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat
2.2.1. Karakteristik Model AHP
AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada
dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan
tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian
kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai
input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut
haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada
orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu
masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa
model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,
memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus.
Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang
memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi
AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu:
a. Penyusunan hirarki
Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan
masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk
sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk
memecahkan masalah yang sama, dua orang akan membuat dua hirarki yang
berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang
tahapan yang paling operasional/terukur. Hirarki permasalahan akan
mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil
kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki
dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP
b. Penentuan prioritas
Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP
melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan
antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini
ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung
(diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).
c. Konsistensi logis
Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen
merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil
pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi
A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C,
berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.
2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan
AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
A. Pembentukan hirarki
Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit
menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari level
atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua
jenis, yaitu :
a. Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.
b. Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian
didasarkan atas hubungan esensialnya.
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada
tingkatan kriteria yang paling bawah.
B. Pair-wise comparison
Merupakan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk
memperhitungkan hubungan antara faktor dan sub faktor itu sendiri. Adapun skala
pembanding yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang
lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang
berdekatan
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada tiap
dimensi. Nilai perbandingan kepentingan alternatif i (Ai) terhadap alternatif j (Aj)
dapat dinotasikan sebagai aij, dan nilai aji = 1 / aij. Sebagai contoh, matriks
perbandingan berpasangan untuk alternatif pada dimensi Reliability seperti
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif
Matriks perbandingan berpasangan tersebut juga dilakukan pada empat
dimensi yang lain.
2. Untuk mendapatkan nilai perbandingan kepentingan untuk bagian dimensi dan
bagian alternatif, matriks perbandingan berpasangan diatas dibuat sebagai
kuisioner pembobotan yang akan diberikan pada responden sebagai pengambil
keputusan. Dalam hal ini adalah pihak manajemen rumah sakit, misalnya direktur
atau wakil direktur bagian medis rumah sakit.
3. Dari hasil matriks perbandingan tersebut, kemudian dilakukan sintesis
perbandingan dan dapatkan nilai prioritas. Hal ini dilakukan pada semua matriks
yang telah dibuat, baik pada bagian dimensi maupun alternatif, yaitu dengan tahap
berikut ini :
a. Hitung Total Kolom
Jumlahkan nilai kepentingan (yaitu nilai dij untuk dimensi dan aij untuk
alternatif) pada tiap kolom pada masing-masing matriks.
b. Buat Normalized Matriks
Bagilah tiap nilai kepentingan dengan total kolom pada masing-masing
matriks, atau dapat dinotasikan sebagai berikut :
Nilai Normalisasi =
c. Hitung Nilai Prioritas
Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.
C. Pengecekan konsistensi
Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan
atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk
menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah
sebagai berikut :
1. Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap
nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j dengan
nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i.
2. Hitung total kolom : jumlahkan tiap kolom pada matriks tersebut.
3. Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel.
4. Hitung max: rata-rata dari hasil point 3 diatas.
5. Hitung Consistency Index (CI) : CI =
dimana n : jumlah item/variabel yang dibandingkan.
6. Hitung Consistency Ratio (CR) :
RI CI
CR , ... (2.3)
di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1,
hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
7. Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil
perhitunganyang tertinggi.
8. Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh
pengambil keputusan berdasarkan skor.
Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random
Urutan
Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria
yang diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka nilai perbandingan berpasangan
pada matriks. kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak
konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure
kriteria maupun alternatif harus diulang.
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang
baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar
10% ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima
Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten,
maka vektor bobot yang berbentuk (A)(wT) = (n)(wT) dapat didekati dengan cara:
a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga
i ij
a = 1,
yang disebut sebagai A’
b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya
wi =
dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.
2.3 Konsep Dasar Sistem Dan Informasi
Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan
elemen yang saling berkaitan unntuk memproses input menjadi output yang
diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari
elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai
misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem
perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat
keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan
alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem
tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa
sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.
2.3.1 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain
mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray),
lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input),
keluaran (Output), pengolahan (Process)
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem-subsistem atau
bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem.
subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah
yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.
d. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input)
untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
yang membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam
masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan
untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk
subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan sistem sendiri atau
mungkin sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan sistem adalah
sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan
mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya
menjadi keluaran berupa laporan transaksi.
2.3.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model
menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian
Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah
perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan
adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.
Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen
dasar berikut :
1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.
2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu
pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh
terlambat.
2.3.3 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model
(Model block), blok keluaran (Output block), dan blok kendali (Control block).
Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi
satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.
2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk
memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu
masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide
manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh
mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem
informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang
terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem
yang lain.
2.3.5 Teknik Memperoleh Informasi
Ada beberapa cara yang digunakan analis untuk memperoleh
informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer,
sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati
atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan
data. Beberapa cara pengumpulan data :
1. Pengamatan atau Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses
tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem
dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang
melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam
sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati
aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.
2. Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak
dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan
analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap
teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik
yang terbaik di semua situasi.
3. Questioner
Questioner dapat dianggap sebagai bentuk wawancara terstruktur dengan
pertanyaan-pertanyaan yang didesain agar dapat dijawab tanpa harus bertatap
muka.
2.4 Wisata Kota
Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap
arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut
yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma
memikat bagi siapa saja yang datang[1].
Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola
dengan baik. Lokasi wisata yang ada kini hadir kian nyentrik, di luar itu beragam
hiburan baru hadir mewarnai dan melengkapinya. Tak heran, bila para tamu yang
datang menjadi enggan untuk beranjak, sebab hati telah terpikat sensasi keindahan
dan kesenangan di sini.
Mulai dari bermacam tempat wisata keluarga, seperti Pantai Ria Kenjeran,
Kebun Binatang Surabaya, dan yang lain. Pantai dan laut umumnya diasosiasikan
dengan aktivitas renang, selancar, berjemur, perahu, ski air, penyelaman,
memancing dan berbagai aktifitas air lainnya. Komponen ini merupakan daya
tarik bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat
2.5 Website
Web merupakan salah satu layanan yang tersedia dan sekarang digunakan
secara meluas di seluruh dunia adalah layanan world wide Web atau sering hanya
disebut dengan Web saja. Web bisa dikatakan sebagai koleksi dokumen atau arsip
yang terdapat pada internet yang saling terhubung dan memungkinkan pengguna
untuk melihat, mencari atau mengambil informasi yang tersedia.
Website merupakan sebuah halaman statis yang hanya menampilkan
informasi kepada pengguna. Pengguna dapat melihat dan mengambil informasi
yang disediakan pada Website. Berbeda dengan Website, Web application
merupakan rangkaian halaman yang bersifat dinamis yang memungkinkan
pengguna melakukan suatu aksi pada sebuah Web application. Website lebih
merupakan layanan berbasis informasi sedangkan Web application merupakan
layanan berbasis task (aksi).
2.5.1. Komponen penyusun Web
Untuk mengembangkan sebuah halaman Web baik sebagai Website atau
Web application perlu diperhatikan komponen penyusun sebuah halaman Web.
komponen penyusun ini akan bekerja sama untuk memberikan layanan
Web dengan teknologi internet.
HTML (HyperText Markup Language) dan CSS(Cascading Style Sheet)
merupakan komponen-komponen yang terkait dengan penyajian informasi dalam
sebuah halaman Web browser.
Web Browser merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengakses
halaman Web. Contoh Web Browser misalnya Internet Eksplorer dan Netscape
perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia pada saat ini. Sedangakan Netscape
Navigator dikembangkan oleh Netscape.
2.6 Kebutuhan-Kebutuhan Sistem 2.6.1 Alir Dokumen ( Document Flow )
Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir
formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang
tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi
perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua
ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi
berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna
bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari
formulir-formulir yang digunakan.
Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alasan
pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa,
yaitu berupa :
1) Penyusunan data.
2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data
konstan.
3) Memungkinkan kontrol terhadap kegiatan.
5) Menyampaikan informasi penting dari satu orang ke orang lain baik
dalam suatu organisasi maupun antar organisasi.
2.6.2 Sistem Flowchart ( Flowchart System )
Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk
menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang
menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk,
laporan dan lain-lainnya.
2.7 Desain Sistem
Desain sistem adalah suatu proses penyiapan spesifikasi yang terperinci
untuk mengembangkan sistem baru. Langkah permulaan desain sistem adalah
rencana pengembangan yang telah dipersiapkan selama analisa sistem yang
disetujui oleh manajemen.
Desain sistem dimulai dengan spesifikasi output yang diperlukan.
Selanjutnya menentukan isi dan format input suatu sistem dan file yang kemudian
diikuti desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan
pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus
dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.
2.7.1 Desain Input
Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi
komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari
transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas
dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar
kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh
berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha
membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.
2.7.2 Desain Output
Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang
diinginkan oleh pemakai, kita sampai pada tahap desain output. Selama tahap
desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini
perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data
spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka
memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan
kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :
a. Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer).
b. Mendesain bentuk layoutnya.
c. Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu
diperhatikan :
- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan.
- Semua data tepat dibawah judul tiap kolom.
- Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu.
- Harus berurutan.
2.8 Mengenal Database
DBMS merupakan singkatan dari Database Management System. DBMS
merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang secara khusus
populer dewasa ini berupa RDBMS (Relational Database Management System),
yang menggunakan model basis data relasional atau dalam bentuk tabel-tabel
yang saling berhubungan.
MySQL merupakan salah satu contoh dari bentuk produk RDBMS
yang sangat populer dilingkungan Linux, tetapi juga tersedia pada Windows.
Banyak situs Web yang menggunakan MySQL sebagai database server
(server yang melayani permintaan akses terhadap database). Gambar 2.3
memperlihatkan mekanisme pengaksesan MySQL melalui Web browser.
Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser
2.9 PHP (Hypertext Preprocessor)
PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman yang
mana filenya diletakkan di server dan seluruh prosesnya dikerjakan di server,
kemudian hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan
browser (lebih dikenal dengan istilah server-side scripting). PHP bekerja didalam
sebuah dokumen HTML (Hypertext Markup Language) untuk menghasilkan isi
Kelebihan PHP adalah bersifat tidak memiliki ketergantungan terhadap
berbagai platform, jadi PHP dapat dijalankan dalam platform apapun, baik itu
Unix, Windows ataupun Macintosh. Kelebihan lain dari PHP adalah kemudahan
melakukan pengkodean, karena perintah-perintah PHP mirip dengan
perintah-perintah bahasa C selain itu kemudahan dari PHP adalah dapat dengan mudah
dihubungkan dengan aplikasi database (melakukan query), seperti MySQL. PHP
bersifat free (bebas dipakai). Kita tidak perlu membayar apapun untuk
menggunakan perangkat lunak ini.
Yang membedakan PHP dengan bahasa pemrograman lain adalah adanya tag
penentu, yaitu diawali dengan “<?” atau “<?php” dan diakhiri dengan “?>”.
2.10 MySQL
MySQL adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open
source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal. MySQL
sebenarnya produk yang berjalan pada platform linux. Karena sifatnya yang
opensource, dia dapat dijalankan pada semua platform baik windows maupun
linux.
MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management
System). Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang
bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak
pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh semua
programmer database, apalagi dalam pemrograman Web. Kelebihan lain dari
MySQL adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL.
SQL adalah suatu bahasa permintaan yang telah distandarkan untuk semua
lain-lain. Ada beberapa fungsi yang digunakan dalam pembuatan aplikasi antara PHP
dan MySQL. Fungsi tersebut sangat erat kaitannya dengan query SQL. Akan
tetapi, kita tidak dapat langsung menggunakan perintah SQL pada script PHP.
Disini fungsi MySQL inilah yang digunakan sebagai penghubung antar SQL
sehingga query tersebut dapat dijalankan pada Admin dan dapat dilihat hasilnya
oleh user.
Di dalam MySQL tersedia query untuk membuat fungsi search, jumlah,
update, ataupun edit data dari database, namun pada script PHP dapat langsung
ditulis melalui script Mysql_query dengan code select, insert, delete, update, dan
sintax-sintax lainnya. Dengan kata lain MySQL adalah sebuah sistem manajemen
database. Database adalah merupakan sekumpulan data yang terstruktur untuk
menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam database
komputer, dibutuhkan sebuah sistem database manajemen seperti MySQL. Sejak
komputer menjadi alat yang sangat bagus untuk menangani sejumlah besar data,
31
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis
Aplikasi sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan obyek wisata kota, merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan pemilihan wisata yang tepat untuk dikunjungi sesuai dengan minat dan kepentingan pengguna dalam memilih dan menentukan obyek wisata. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan pengguna dapat memperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu sistem pendukung keputusan berbasis web yaitu dengan melakukan perancangan dan pembuatan sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang terjadi pada aplikasi, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik.
3.2. Perencanaan Sistem
Setelah menganalisis permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem, dimana pada tahap perancangan sistem ini meliputi Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD) kemudian CDM (conceptual data model) dan PDM (phisycal data model) yang diperoleh dari hasil generate dari CDM.
3.2.1. Flowchart
Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses yang dijalankan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota
Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata kota mulai
AHP Kriteria Penilaian
AHP Wisata
Hasil Analisis Penilaian
Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota. Proses AHP ini digunakan untuk menghitung nilai intensitas kriteria dan wisata. Proses yang terdapat dalam Sistem Pendukung Keputusan pemilihan wisata berprestasi ini adalah proses AHP kriteria penilaian, proses AHP wisata dan proses hasil analisis.
Diagram alir AHP kriteria
Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian
Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses
AHP kriteria Penilaian. Proses yang terdapat dalam AHP kriteria ini adalah input
kriteria penilaian, set bobot nilai kriteria, dan hitung nilai prioritas kriteria. Dalam
AHP kriteria Penilaian ini, pengguna harus memasukkan kriteria-kriteria penilaian
yang terdapat dalam kriteria pemilihan wisata kota.
Penghitungan nilai prioritas di setiap kriteria ini diawali dengan melakukan pengimputan kriteria dan pemberian bobot masing-masing kriteria. Kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai prioritas kriteria.
mulai
Input Kriteria Penilaian
Hitung Nilai Prioritas Kriteria
Proses perhitungan nilai prioritas kriteria penilaian ini dimulai dengan melakukan pengkuadratan matriks yang dihasilkan pada saat perbandingan berpasangan, kemudian dilanjutkan proses normalisasi matriks kuadrat tersebut, dan penghitungan konsistensi rasio. Gambaran umum mengenai proses analisis kriteria penilaian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian
Diagram Alir AHP Wisata
Setelah nilai intensitas kriteria penilaian diketahui, maka proses selanjutnya adalah proses AHP wisata. Gambaran umum algoritma AHP wisata ini dapat dilihat melalui Gambar 3.4 Proses-proses yang terdapat dalam AHP wisata ini adalah input bobot wisata per kriteria dan hitung nilai intensitas wisata per kriteria.
mulai
n = banyaknya kriteria Penilaian
Kuadrat matriks
Normalisasi Matriks
Menghitung Konsistensi Rasio
Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata
Proses AHP wisata ini dimulai dengan proses memasukkan nilai bobot
wisata tiap kriteria.
mulai
m = banyaknya kriteria Penilaian
k = 1
k <= m T
Y Tampil kriteria Penilaian
Tampil wisata Kriteria Penilaian
wisata
n = banyaknya wisata
Input Bobot wisata
Bobot Terhitung wisata
selesai
Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria
Setelah proses pemasukkan nilai bobot wisata tiap kriteria disimpan, kemudian dilakukan proses penghitungan nilai intensitas akhir. Rumus penghitungan nilai intensitas wisata per kriteria ini adalah dengan melakukan pembagian antara bobot wisata per kriteria dengan jumlah bobot wisata per kriteria yang telah dimasukkan tersebut.
mulai
selesai i <= n
jumlah[k] = jumlah[k] + bobot_wisata [i,k]
i = i + 1 T
Y
Tampil bobot_wisata [i,k] Input bobot_wisata [i,k]
jumlah[k] = 0; i = 1
Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria
Diagram Alir Hasil Analisis
Setelah semua wisata diberi bobot untuk tiap kriteria, proses selanjutnya yaitu menghitung nilai intensitas total wisata. Gambaran umum mengenai algoritma proses hasil analisis penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.7.
mulai
i = 1
selesai
Baca bobot wisata [i,k]
bobot_terhitung_wisata [i,k] = bobot_wisata [i,k] / jumlah [k]
i <= n
Tampil bobot terhitung wisata [i,k]
i = i + 1
T
Y
Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata 3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang
berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk
mulai
wisata
Tampil wisata
n= banyaknya wisata
i = 1
i <= n
Y T
bobot_total_wisata [i] = 0
Kriteria penilaian
m= banyaknya kriteria penilaian; j = 1
j <= m T i = i + 1
Y
bobot_total_wisata [i] =
bobot_total_wisata [i]+ (intensitas_kriteria_ penilaian [j] * bobot_terhitung_wisata[i,j])
selesai
Tampil bobot_total_wisata [i]
j = j + 1
penggambaran analisis maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
3.2.2.1. Context Diagram
Context diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem, terdiri
atas entitas luar yang berhubungan dengan sistem serta arah informasi yang berupa masukan dan keluaran antara entitas luar dengan sistem tersebut.
Data Obyek Wisata
SPK Pemilihan Obyek Wisata
+
Petugas Pemilih
Gambar 3.8 Context Diagram
Gambar diatas merupakan context diagram dari Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Kota di Surabaya, dimana pada gambar diatas terlihat ada dua entitas yang menggunakan proses ini, yaitu :
(1) Petugas Dinas, berinteraksi dengan sistem, antara lain:
Setelah login admin dapat mengolah data obyek wisata, data kriteria, data nilai kriteria, data prioritas obyek wisata dan data petugas. Meliputi penambahan, perubahan, penghapusan data. Selain itu admin dapat mengolah data form penilaian pemilihan wisata dengan metode AHP.
(2) Pemilih, berinteraksi dengan sistem, antara lain:
User menerima informasi data obyek wisata, data kriteria dan mengakses
User akan diberi form perhitungan yang harus diisi untuk diproses dengan
metode AHP dan user akan memperoleh laporan hasil analisis tenteng pemilihan obyek wisata.
3.2.2.2. DFD Level 0
Pada DFD level 0 ini merupakan pecahan dari proses context diagram menjadi 5 proses seperti pada gambar 3.9.
1) Maintenance Data Petugas
Pada proses ini digunakan untuk menangani proses otentikasi pengguna. Untuk memperoleh hak dalam pengolahan data sebagai admin.
2) Maintenance Data Obyek Wisata
Admin melakukan pengolahan data obyek wisata Kota di Surabaya yaitu data obyek wisata, data kriteria, data nilai kriteria dan data pilihan. Kemudian akan diproses untuk di simpan ke dalam database. Data obyek wisata disimpan ke dalam tabel wisata, data kriteria disimpan ke dalam tabel kriteria, data nilai kriteria disimpan ke dalam tabel nilai_kriteria dan data pilihan disimpan ke dalam tabel pilihan.
3) Perhitungan AHP
Pada proses perhitungan AHP data yang digunakan diperoleh dari tabel prioritas_obyek berupa data prioritas obyek wisata , tabel pilihan berupa data bobot pilihan dan pilihan dari pemilih yang akan diproses untuk menghasilkan data keputusan pemilihan obyek wisata.
4) Perhitungan Prioritas Obyek Wisata
Pada proses perhitungan prioritas obyek wisata data yang digunakan diperoleh dari tabel kriteria berupa data kriteria obyek wisata dan tabel nilai_kriteria berupa nilai kriteria obyek wisata yang akan diproses untuk menghasilkan nilai prioritas obyek wisata.
5) Output Obyek Wisata
3.2.2.3. DFD Level 1
DFD Level 1 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 0. Untuk DFD level 1 merupakan decompose dari masing-masing sub proses pada DFD level 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.
3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP
Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari perhitungan AHP menjadi 2 proses seperti pada gambar 3.10
Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP
Proses yang terjadi di DFD Level 1 perhitungan AHP merupakan gambaran dari proses perhitungan AHP. Proses terpesah menjadi 2 yaitu : proses perhitungan AHP data pilihan dan proses perhitungan AHP total.
1. Proses perhitungan AHP data pilihan
bobot pilihan yang diperoleh dari tabel pilihan selanjutnya akan dihitung sehingga memperoleh nilai prioritas pilihan.
2. Proses perhitungan AHP total
Pada proses perhitungan AHP total aktifitas yang terjadi adalah nilai prioritas pilihan yang di peroleh dari proses perhitungan AHP data pilihan dan data prioritas obyek yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek selanjutnya akan dihitung untuk memperoleh data keputusan dari proses pemilihan obyek wisata.
3.2.2.4. DFD Level 2
DFD Level 2 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 1. Untuk DFD level 2 merupakan decompose dari masing-masing sub proses pada DFD level 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.
3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP
Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari proses perhitungan AHP data pilihan seperti pada gambar 3.11
Pada proses perhitungan prioritas global ada beberapa aktifitas yang terjadi. Data prioritas pilihan yang diperoleh dari perhitungan proses sebelumnya akan dihitung dengan data prioritas obyek yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek sehingga menghasilkan data keputusan dari proses perhitungan prioritas global untuk ditampilkan sebagai data keputusan system kepada pemilih.
3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database
Dari analisis DFD di atas, maka diperoleh rancangan untuk CDM dan
PDM seperti yang terlihat dibawah ini yang nantinya akan di-generate ke dalam
database yang digunakan.
3.2.3.1. CDM (Conceptual Data Model)
CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM atau OOM. CDM mirip dengan konsep ERD yang diajukan oleh Elmasri, hanya ada beberapa perbedaan sintaks.
Dalam CDM ini digambarkan ada 5 buah tabel data yang saling terkoneksi satu dengan yang lainnya, dengan beberapa perbedaan relasi hubungan yang semuanya akan saling bergantung antara satu sama lainya. Hal ini terjadi karena antar satu tabel dengan tabel lainya nantinya akan saling memrlukakan data pada masing-masing tabel, serta berbagai koneksi lainnya yang dapat dilihat pada Gambar 3.12 dibawah ini.
MEMILIKI_DATA_NILAI_KRIT ERIA
Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)
3.2.3.2. PDM (Phisycal Data Model)
PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan
mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan.
PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM atau OOM. PDM dapat dihasilkan
FK_MEMILIKI_DAT A_NILAI
Gambar 3.13 PDM ( Physical Data Model ) 3.2.3.3. Perancangan File Basis Data / Database
Pengolahan data yang baik dari suatu sistem adalah basis data harus menghasilkan data informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu perlu dirancang basis data yang mempermudah pemrosesan, pengaksesan dan peremajaan data.
Berikut adalah rancangan basis data dari sistem pengambilan keputusan yang nantinya akan menyimpan kesluruhan data yang diperlukan didalam sistem : 1. Tabel wisata
atributnya. Tabel wisata merupakan tabel untuk menyimpan data obyek wisata.
Tabel 3.1 Tabel wisata
2. Tabel kriteria
Tabel kriteria memiliki atribut id_kriteria sebagai primary key dan nama_kriteria, dan soal_kriteria sebagai atributnya. Tabel kriteria merupakan tabel untuk menyimpan data kriteria.
Tabel 3.2 Tabel kriteria
3. Tabel nilai_kriteria