• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Doa Nabi Ibrahim (Telaah Tafsir Ar-Rāzī dan At-Ṭabarī pada Surat Ibrahim Ayat 35-41).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Doa Nabi Ibrahim (Telaah Tafsir Ar-Rāzī dan At-Ṭabarī pada Surat Ibrahim Ayat 35-41)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pokok dan landasan agama Islam adalah akidah. Pendidikan akidah

menjelaskan tentang hakikat manusia yang sebenarnya dan tujuan diciptakannya

manusia di permukaan bumi ini. Potensi dan fitrah yang dimiliki manusia dalam

beragama menuntun pada kesadaran mereka untuk bertuhan atau menuhankan

sesuatu. Banyaknya bukti historis dan antropologis menunjukkan bahwa

manusia-manusia terdahulu yang tidak pernah mendapatkan informasi mengenai Tuhan,

ternyata mempercayai adanya wujud Tuhan. Mereka meyakini Tuhan sebatas

pada khayalan mereka yang berupa benda-benda alam misterius di sekeliling

mereka, seperti pohon besar yang berusia ratusan tahun, batu besar dan

sebagainya. Mereka menyembahnya, menjaganya dan mempercayai adanya

kekuatan dalam benda-benda alam tersebut, kepercayaannya disebut dengan

dinamisme. Pada perkembangan selanjutnya kekuatan misterius dari benda-benda

alam itu tergantikan oleh istilah roh yang memiliki karakter, yang kepercayaannya

disebut dengan animisme. Lalu masih ada lagi kepercayaan politeisme, yaitu suatu

kepercayaan ketika roh-roh itu dipersonifikasikan berbentuk dewa yang berjumlah

banyak dan masing-masing memiliki kekuatan khusus.3

Kenyataan-kenyataan tersebut tidak lain menunjukkan bahwa pada diri

manusia terdapat potensi yang sangat besar untuk bertuhan. Namun dikarenakan

potensi yang tidak diarahkan, manusia cenderung mengambil bentuk keyakinan

3

(2)

yang bermacam-macam sehingga keadaannya serba relatif. Dalam situasi tersebut,

Allah mengutus para Nabi dan Rasul kepada mereka untuk mengajarkan bahwa

Tuhan yang mereka cari sesungguhnya adalah Allah yang memiliki sifat-sifat

sebagaimana yang tertulis dalam kitab yang dibawa para Nabi dan Rasul.4

Saat ini manusia memiliki kemampuan yang sangat besar untuk menguasai

alam dan luar angkasa. Manusia telah melakukan loncatan-loncatan besar dalam

bidang sains, teknologi, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Manusia memperoleh

kenikmatan dan kenyamanan dari alat-alat yang mempermudah mereka untuk

mencapai segala kebutuhannya. Kemampuan untuk menguasai sumber-sumber

energi dari atom, matahari, ombak, laut serta angin, kini bukanlah merupakan

suatu khayalan belaka, tetapi benar-benar telah menjadi realitas dalam kehidupan

manusia di jaman ini. Akan tetapi banyak pemikir yang merasa resah atas semua

realitas zona nyaman ini. Mereka memikirkan situasi dimana kekuatan-kekuatan

fisik serta pengetahuan ilmiah dan kebudayaan manusia berbanding terbalik

dengan pencapaian kepentingan individu untuk memecahkan persoalan-persoalan

kehidupan dari segi moral. Hal tersebut tidak lain terjadi karena pengetahuan dan

science terpisah dari nilai. Manusia telah memperluas jangkauan dan kuantitas

pengetahuan, tetapi belum bisa memahami tujuan, cita-cita perseorangan dan

realisasi diri (self-realization). Manusia telah memperoleh keamanan dan

kenikmatan, tetapi pada waktu yang sama, mereka merasa tidak aman,

4

(3)

dikarenakan tidak adanya keyakinan akan arti kehidupan dan tidak adanya sebuah

arah yang benar dalam kehidupan mereka.5

Pada saat yang lain, sebagian umat muslim tidak dapat mengambil makna

dan hikmah dari ibadah-ibadah yang dilakukannya, yang disebabkan oleh

pemahaman akidah yang kurang atau terdapat penyimpangan dari pemahaman

akidah yang benar. Ketika seseorang mengerjakan suatu ibadah, seharusnya ia

tidak lagi merasakan kekeringan spiritual dalam hidupnya karena ibadah yang

dilakukan dengan khusyuk tidak mungkin menimbulkan kebosanan. Nilai-nilai

akidah yang kurang pada kehidupan spiritual seorang muslim telah menyebabkan

sikap, penghayatan, dan daya spiritualitas yang kurang pula. Ilmu akidah yang

tidak difahami dengan baik juga membuat kebanyakan kaum muslimin terjebak

pada pengamalan agama formalistik, yakni mengamalkan ibadah dengan susah

payah akan tetapi tidak bermakna, sehingga membuatnya tidak dapat merasakan

nilai-nilai spiritual yang sebenarnya terkandung di dalam ibadah tersebut.6

Umat Islam membutuhkan petunjuk yang benar dan bernilai mutlak untuk

meraih kepuasan dan kebahagiaan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Maka di

samping akal, Allah juga membekali keistimewaan lain yang akan membimbing

gerak akal, yaitu agama Islam. Agama Islam adalah agama yang fitrah, sehingga

pokok-pokok isi ajaran Islam tentunya sesuai dengan fitrah manusia. Sebagai

agama fitrah, substansi ajaran Islam akan tumbuh dan berkembang secara serasi

bersama dengan perkembangan fitrah manusia tersebut dan beradaptasi serta

5

Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Jakarta: Rajawali Pers: 2005), hlm. 1-4.

6

(4)

berinteraksi dengan setiap sistem hidup dan lingkungan budaya yang dijumpai

umat Islam sesuai dengan jamannya.7

Faktor lain yang menyebabkan seorang Muslim harus memahami ajaran

akidah ialah kehidupannya yang senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik

yang datang dari dalam dirinya maupun dari luar. Tantangan dari dalam diri dapat

berupa dorongan hawa nafsu, adapun tantangan dari luar dapat berupa bisikan

setan yang berbentuk jin dan manusia, yang membentuk rekayasa-rekayasa dan

upaya-upaya untuk memalingkan dirinya agar menjauh dari Allah. Tantangan lain

bagi seorang Muslim untuk berakidah dengan baik dan benar adalah orang-orang

kafir. Mereka dengan sukarela mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang

dimanifestasikan dalam bentuk kebudayaan, yang di dalamnya mengandung misi

agar umat islam tidak lagi menjalankan ketaatan pada agamanya. Oleh karena itu,

pemahaman serta pendidikan akidah yang benar wajib ditanamkan pada diri setiap

muslim sebagai upaya pembentengan dirinya dari pemikiran akidah yang

menyimpang dan tantangan kehidupan yang semakin meningkat.8

Salah satu usaha menyimpangkan akidah tersebut adalah pendidikan

orientalis barat, yang dalam mengajarkan studi Islam selalu mengangkat citra

bahwasanya Islam senantiasa penuh dengan perbedaan dan konflik. Para ulama

digambarkan tidak pernah sepakat dalam hal-hal pokok ajaran Islam. Selalu ada

perbedaan dan perselisihan pendapat dalam berbagai masalah seperti akidah,

sumber hukum Islam, maupun dalam aspek politik. Mereka berusaha membuat

kesan bahwasanya Islam tidak satu dan memiliki banyak macam sehingga tidak

7

Sahilun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm. 11-12. 8

(5)

perlu meyakini satu paham Islam tertentu. Keadaan semacam ini sengaja dibuat

agar umat Islam digiring untuk menerima relativisme tafsir akidah dan relativisme

kebenaran. Gambaran orientalis tentang Islam yang semacam itu akan berujung

pada sikap skeptis terhadap kebenaran yang dibawa oleh Islam.9

Ulama kaum muslimin telah berhasil menepis tuduhan tersebut, salah

satunya adalah ulama tafsir (al-mufassirūn). Mereka berusaha untuk menjelaskan

kebenaran kepada umat Islam seiring dengan munculnya berbagai macam

problematika kehidupan. Hal ini menimbulkan kesadaran mengenai urgensi

memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat

al-Qur‟an. Oleh karena itu lahirlah berbagai macam tafsir al-Qur‟an yang

dikembangkan oleh para mufasir. Metode-metode tersebut dikembangkan untuk

menghasilkan penafsiran al-Qur‟an yang representatif, yang diharapkan akan

menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kaum muslimin

dan sebagai pemecahan dari masalah-masalah kontemporer yang sedemikian

kompleks.10

Berdasarkan berbagai masalah dalam diri dan lingkungan yang terjadi

sepanjang sejarah manusia di atas, peneliti melihat pentingnya pendidikan akidah

Islam sebagai solusi. Salah satu sumber yang sarat akan nilai-nilai pendidikan

akidah adalah ibrah dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS, berupa doa-doa yang

beliau panjatkan kepada Allah. Nabi Ibrahim merupakan sosok yang bertaqwa,

sabar, teguh pada pendirian, dan memiliki sifat ideal lainnya yang sudah

9

Hasan Abdul Rauf, Abdurrahman Ghirah, penj. H Andi Subarkah, Orientalisme dan Misionarisme. Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: Rosda, 2008), hlm. 18-21.

10

(6)

seharusnya melekat pada diri setiap muslim. Secara eksplisit Nabi Ibrahim

disebutkan oleh Allah sebagai suri teladan bagi umat muslim di seluruh dunia,

sebagaimana dalam firman-Nya:

                 

“Sesungguhnya, telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannyaṬ” (QSṬ al-Mumtahanah: 4)

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih

jauh nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam salah satu doa Nabi

Ibrahim dalam al-Qur‟an, yaitu pada surat Ibrahim ayat 35-41. Peneliti

merumuskan nilai-nilai pendidikan akidah apa saja yang terdapat pada ayat

tersebut setelah menelaah dua buah kitab tafsir. Peneliti memilih untuk menelaah

dua kitab tafsir mutaqoddimin, yaitu Tafsir ar-R z yang merupakan at-tafs r bi

ar-ra‟yi dan Tafsir at- abar yang merupakan at-tafs r bi al-ma‟ ur. Kedua kitab

tafsir tersebut merupakan kitab tafsir besar dan monumental, yang penafsirannya

menggunakan metode tahlili (analitis), sehingga pembahasannya sangat terperinci

serta mencakup banyak hal.

Peneliti mencari penafsiran ayat dengan menelaah lebih dalam dua kitab

tafsir menggunakan metode perbandingan, yaitu metode muqarin atau komparatif.

Peneliti melihat adanya kelebihan dalam menggunakan metode komparatif

tersebut, yaitu memberikan wawasan yang lebih luas dibandingkan metode tafsir

yang lainnya. Peneliti berharap penelitian ini akan mendatangkan solusi bagi

(7)

B.Rumusan Masalah

Peneliti harus merumuskan masalah pada penelitiannya agar penelitian

dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan jelas darimana harus memulai, kemana

harus pergi dan dengan apa dia akan meneliti. Memilih masalah penelitian adalah

suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Masalah dalam penelitian

tersebut dirumuskan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Rumusan masalah harus berhubungan dengan pokok

masalah penelitian sebagaimana yang tertuang dalam latar belakang masalah.11 Berikut ini adalah rumusan masalah pada penelitian ini:

1. Bagaimana penafsiran ar-R z dan at- abar terhadap surat Ibrahim ayat 35-41

dalam kitab Tafsir ar-R z dan Tafsir at- abar?

2. Apa saja nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam doa Nabi

Ibrahim berdasarkan telaah Tafsir ar-R z dan Tafsir at- abar terhadap surat

Ibrahim ayat 35-41?

3. Apa saja implikasi nilai-nilai pendidikan akidah tersebut dalam pendidikan

Islam di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat secara spesifik rumusan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian. Pada dasarnya tujuan penelitian adalah mencari jawaban

atas masalah yang telah dirumuskan. Secara umum tujuan dari penelitian kualitatif

adalah memberikan teori baru, memperkuat teori yang telah ada, mengadakan

11

(8)

penilaian terhadap produk atau proses, dan merumuskan kebijakan.12 Maka dari itu peneliti merumuskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui penafsiran ar-R z dan at- abar terhadap surat Ibrahim ayat

35-41 dalam kitab Tafsir ar-R z dan Tafsir at- abar.

b. Menyebutkan nilai-nilai akidah yang terkandung dalam doa Nabi Ibrahim

berdasarkan telaah Tafsir ar-R z dan Tafsir at- abar terhadap surat

Ibrahim ayat 35-41.

c. Menyebutkan implikasi nilai-nilai pendidikan akidah tersebut dalam

pendidikan Islam di Indonesia

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang luas baik dari sisi

akademis maupun secara praktis. Berikut ini adalah beberapa manfaat penelitian

ini baik secara akademis maupun secara praktis.

a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini dapat menjadi pengembangan bagi ilmu pendidikan Islam

khususnya dalam bidang pendidikan akidah, baik di Indonesia maupun

dalam dunia Islam pada umumnya.

2) Penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan serta keilmuan peneliti

dan juga pembaca, terkait dengan nilai-nilai pendidikan akidah yang

terkandung dalam doa Nabi Ibrahim pada surat Ibrahim ayat 35-41.

12

(9)

3) Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan bahan kajian bagi

peneliti lain dalam bidang pendidikan Islam secara khusus, maupun bagi

pembaca secara umum.

4) Penelitian ini dapat memenuhi syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan

program studi magister pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

b. Manfaat praktis

1) Secara umum penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi

dunia pendidikan Islam, khususnya dalam bidang pendidikan akidah.

2) Bagi pembaca, mereka dapat memahami serta mengamalkan nilai-nilai

pendidikan akidah yang telah peneliti kemukakan sebagai hasil dari

telaah tafsir atas doa Nabi Ibrahim pada surat Ibrahim ini.

3) Bagi pemerintah, maka penelitian ini dapat menjadi landasan referensi

dibuatnya peraturan-peraturan pemerintah serta dapat menjadi dasar

materi-materi pelajaran pendidikan agama Islam.

4) Bagi masyarakat, agar senantiasa memperbaiki diri dengan merefleksikan

ajaran dan nilai pendidikan akidah yang benar, terutama nilai pendidikan

yang telah tertuang pada hasil penelitian ini.

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan pelacakan penelitian-penelitian terdahulu, yang

terkait dengan tema penelitian, terutama dalam bentuk tesis dan disertasi. Fungsi

(10)

merupakan sesuatu yang orisinil. Informasi yang dipilih dalam telaah pustaka

harus terkait dengan domain dari pokok penelitian.13

Sejauh penelusuran pustaka yang peneliti lakukan baik di perpustakaan

UMS maupun diluar perpustakaan UMS, peneliti tidak menemukan adanya

penelitian maupun buku dengan judul yang sama dengan judul penelitian ini.

Namun ada beberapa penelitian berbentuk tesis dan skripsi yang menyinggung

pendidikan Islam secara umum maupun pendidikan akidah secara khusus dan

beberapa penelitian yang membahas kisah Nabi Ibrahim secara umum. Berikut ini

beberapa penelitian berbentuk tesis yang peneliti temukan, diantaranya adalah:

1. Tesis yang ditulis oleh Al Furqon Hasbi (2006), berjudul: Konsep Pendidikan

Islam Menurut Ibn Qayyim: Relevansinya Dengan Pendidikan Modern.14 Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library reasearch) yang

menjadikan bahan-bahan tertulis berupa buku sebagai bahan utamanya. Metode

yang digunakan adalah heurmenetik. Dalam menemukan pembaharuan konsep

pendidikan Ibnu al-Qoyyim peneliti membandingkan konsep Ibnu al-Qoyyim

dengan para pakar pendidikan sebelumnya. Hasilnya adalah bahwasanya

konsep pendidikan Ibnu al-Qoyyim lebih komperhensif dari para pakar

sebelumnya karena tujuan pendidikan Ibnu al-Qoyyim yang berorientasi pada

dunia dan akhirat. Pada penelitian ini dijelaskan konsep pendidikan Islam akan

tetapi tidak secara spesifik pada pendidikan akidah.

13

Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: Sekolah Pascasarjana UMS, 2014), hlm. 9.

14

(11)

2. Tesis yang ditulis oleh Sahirman (2013), berjudul: Strategi Keberhasilan Nabi

Ibrahim bagi Pendidikan Anak dan Relevansinya dalam Kurikulum Pendidikan

Agama Islam (Telaah Atas Tafsir Surat As-Shaffat Ayat 99-113).15 Penelitian ini meneliti masalah kualitas dan nilai pendidikan pada anak, dengan mengkaji

peristiwa mimpi Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya yaitu Ismail dalam

al-Qur‟an Surat As-Shaffat: 99-113. Penelitian ini bersifat kualitatif yang

mengacu pada data-data berupa karya ilmiyah, dan menggunakan pendekatan

tafsir dengan metode tematik (maudhu‟i). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa strategi Nabi Ibrahim dalam mendidik anak adalah

dengan metode pensucian jiwa, berada pada lingkungan yang baik dan

terkontrol, memiliki visi, misi dan tujuan, melakukan komunikasi yang baik,

memiliki semangat berkorban dan memiliki rumus “Balasan adalah semisal

dengan perbuatan”. Nilai yang dihasilkan adalah: banyak berdoa, mendirikan

shalat, memiliki kekuatan tekad, kejujuran, kesabaran dan tanggung jawab.

Pada penelitian ini dijelaskan mengenai nilai pendidikan Islam yang dimiliki

oleh Nabi Ibrahim namun tidak secara spesifik menjelaskan nilai-nilai

pendidikan akidah.

3. Tesis yang ditulis oleh Ayu Budi Wijayati (2012), berjudul: Kajian Nilai

Pendidikan Akidah Akhlak dalam Film Ketika Cinta Bertasbih.16 Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) sehingga metode yang

digunakan adalah metode dokumentasi, sedangkan analisis data yang

15

Sahirman, Strategi Keberhasilan nabi Ibrahim bagi Pendidikan Anak dan Relevansinya dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam ,Telaah Atas Tafsir Surat As-Shaffat Ayat 99-113, Tesis (Program Pascasarjana UMS, 2013).

16

(12)

digunakan adalah analisis semiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penggambaran nilai pendidikan akidah dan akhlak dalam film ketika cinta

bertasbih mengarah pada penciptaan manusia yang selalu mendekatkan diri

kepada Allah melalui perjalanan hidup sang tokoh dengan berbekal iman. Latar

belakang cerita tersebut adalah lembaga pendidikan Islam Universitas

Al-Azhar Kairo dan segala aktivitasnya baik di dalam lembaga maupun di luar

lembaga tersebut. Penggambaran sang tokoh juga terhiasi oleh akhlak terpuji

seperti tawakkal, takwa, cinta kepada Allah, sabar, bergaul dengan baik,

mencari ilmu yang bermanfaat, bersungguh-sungguh dalam melakukan

sesuatu, menjaga lisan, menghormati guru, hormat dan patuh pada orang tua

dan menghindari rasa sombong dan dengki. Penelitian ini meneliti tentang nilai

pendidikan akidah secara umum namun tidak terkait dengan doa Nabi Ibrahim

sebagai sumber nilai pendidikan akidah tersebut.

Berdasarkan telaah atas hasil penelitian-penelitian di atas ada beberapa

penelitian yang terkait dengan penelitian ini, baik dari sisi metode, pendekatan,

maupun variabel penelitian, akan tetapi tidak ditemukan judul maupun substansi

penelitian yang sama dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Oleh sebab itu

penelitian ini termasuk penelitian baru dan orisinil, karena tidak mengikuti atau

menjiplak penelitian yang telah ada.

E. Landasan Teori

Teori adalah seperangkat konsep, proposisi dan definisi yang digunakan

untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar

(13)

Mencari teori serta konsep yang digunakan dalam penelitian merupakan sebuah

langkah penting dalam penelitian yang dapat digunakan oleh peneliti sebagai

landasan teoritis agar penelitian tersebut memiliki dasar yang kokoh. Adanya

landasan teoritis ini sebagai tanda bahwa penelitian tersebut memiliki cara ilmiah

dalam mendapatkan data.17 Berikut ini adalah landasan teori yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini.

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam

Hakikat dan makna nilai banyak didefinisikan oleh para pakar sebagai

norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan

rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga untuk dijalankan

dalam kehidupan seseorang. Nilai bersifat abstrak dan tidak dapat ditulis, akan

tetapi dapat dirasakan sebagai dasar dari sebuah tindakan. Dalam makna yang

lebih luas nilai dapat diartikan sebagai ukuran untuk menentukan sesuatu itu baik

atau buruk.18

Pendidikan agama merupakan pendidikan yang memberikan pengetahuan

dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agamanya. Adapun pendidikan Islam dapat dimaknai sebagai

sebuah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak

mulia dalam menjalankan ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur‟an dan hadist.

17

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 79-80.

18

(14)

Maka tujuan dari pendidikan agama Islam itu adalah membentuk peserta didik

yang beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.19

Berdasarkan penjelasan diatas maka nilai-nilai pendidikan agama Islam

terdiri atas tiga unsur yaitu akidah, syariah dan akhlak. Akidah merupakan

keimanan sehingga cakupan pendidikan akidah adalah rukun iman yang enam,

yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab suci, Nabi dan rasul, hari akhir/kiamat,

dan takdir atau qada dan qadar. Syariat secara etimologi adalah jalan yang harus

ditempuh, sedangkan secara terminologi syariat adalah sistem norma ilahi yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah), hubungan manusia dengan

manusia dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam

lingkungan sekitarnya (muamalah). Displin ilmu khusus yang membahas syariah

disebut dengan ilmu fikih. Akhlak merupakan sikap yang menimbulkan kelakuan

baik atau buruk. Akhlak berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap,

prilaku, watak dan budi pekerti. Secara garis besar pendidikan akhlak mencakup

prilaku seorang muslim terhadap al-Khaliq dan makhluq.20 2. Dasar-dasar Pendidikan Akidah

Secara etimologi akidah berarti ikatan atau sangkutan. Disebut demikian

karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Akidah

juga memiliki istilah lain yaitu iman dan keyakinan. Kedudukan akidah sangat

fundamental karena akidah adalah asas segala sesuatu dalam Islam, dan juga

merupakan titik tolak kegiatan setiap muslim. Akidah Islam berawal dari

keyakinan terhadap zat mutlak Yang Maha Esa yaitu Allah Swt, sedangkan ilmu

19

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,hlm. 2. 20

(15)

yang membahas tentang kemahaesaan Allah disebut dengan tauhid. Apabila

manusia menerima tauhid sebagai prima causa21, maka rukun iman yang lainnya hanyalah akibat logis dari penerimaan tauhid yang merupakan rukun iman yang

pertama. Berdasarkan penjelasan diatas maka akidah Islam berarti beriman

dengan penuh kepastian dan keteguhan yang muncul dari lubuk hati yang paling

dalam dan tidak bercampur dengan kebimbangan atau tidak tercemar dengan

keraguan sedikitpun terhadap seluruh rukun iman yang enam, dan seluruh apa

yang datang dari Allah dan Rasul-Nya tentang pokok-pokok agama serta hal-hal

ghaibiyah.22

3. Sumber-sumber Akidah Islam

Sumber akidah Islam adalah metode yang harus ditempuh dalam

menetapkan muatan-muatan akidah Islam. Sumber akidah tersebut adalah

Al-Quran, As-Sunnah dan akal sehat. Dasar-dasar rasional penentuan hukum akal

terdiri dari sejumlah sumber yang merupakan landasan bagi struktur pengetahuan

manusia. Tanpa landasan tersebut manusia tidak akan memperoleh hasil

pengetahuan. Dasar-dasar tersebut yaitu: Pertama, informasi dan pengetahuan

yang diserap melalui pengalaman pengindraan dan pancaindra. Kedua,

pengetahuan-pengetahuan dan aksioma-aksioma dasar yang bersifat absolut.

Ketiga, pengetahuan bawaan (fitrah). Keempat, pengetahuan yang diperoleh

melalui rangkaian aktivitas perenungan, penelitian, analisa, dan semacamnya baik

bersifat abstrak maupun konkrit. Dalam membentuk kerangka logika dan analisa,

akal juga harus memahami keterkaitan dan keterpaduan antara keempat dimensi

21

Asal pertama yang merupakan sebab terjadinya segala sesuatu. 22

(16)

tersebut dengan sesuatu yang akan diberikan hukum tertentu. Bila keterkaitan dan

keterpaduan tersebut tidak ada, maka hukum-hukukm akal dengan sendirinya

menjadi salah dan batal.23 F. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library research),

sehingga paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma penelitian

kualitatif. Peneliti berusaha menemukan gambaran lengkap tentang makna teks

serta maksud dari sumber data yang dikaji daripada memerincinya menjadi

variabel-variabel sebagaimana penelitian dengan paradigma kuantitatif. Peneliti

juga banyak membaca referensi berupa buku-buku dan artikel agar hasil penelitian

yang didapatkan sesuai dengan landasan teori yang digunakan.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi teks dan dokumentasi. Peneliti lebih

menitik beratkan penelitian ini pada analisis atau interpretasi bahan tertulis yang

merupakan sumber data berdasarkan konteksnya. Teks yang merupakan sumber

data primer menggunakan bahasa arab, sehingga peneliti terlebih dahulu

menerjemahkan teks tersebut kedalam bahasa Indonesia secara bebas, kemudian

peneliti menyusunnya kembali sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan

menambahkan poin-poin sehingga mudah untuk dipahami.

23

(17)

3. Sumber Data

Pada penelitian ini sumber data terbagi menjadi dua macam, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer pada penelitian ini

adalah kitab Tafs r Ar-R z atau Maf tihul Gaib cetakan pertama oleh Darul Fikri

Beirut tahun 1981, dan kitab Tafs r At- abar atau lebih dikenal dengan J miul

Bay n „An Ta‟wli yil Qur‟ n cetakan pertama oleh Markaz al-Buhuts Wa

ad-Dirasat al „Arabiyah Wa al Islamiyah dan Dar Hijr Kairo tahun 2001. Sumber data

sekunder penelitian ini adalah buku-buku yang memuat permasalahan akidah dan

pendidikan Islam.

4. Analisis Data

Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis isi (content

analysis), dimana peneliti berusaha mengungkapkan secara kontekstual maksud

dari teks dan dokumentasi yang akan diteliti dan mencari jawaban dari rumusan

masalah pada penelitian. Adapun metode analisis tafsir yang digunakan oleh

peneliti adalah metode perbandingan atau metode komparasi, yaitu

membandingkan tafsir ar-R z dan at- abar. Peneliti membandingkan jenis,

metodologi, serta corak dari kedua tafsir tersebut. Sebagai hasil dari penelitian ini,

peneliti menyebutkan poin-poin yang merupakan nilai-nilai pendidikan akidah

yang terdapat dalam penafsiran tersebut.

G. Sistematika Pembahasan

Pada sub bab sistematika pembahasan ini, akan diuraikan susunan

(18)

dimana pada setiap bab terdapat sub bab yang memperinci pembahasan pada bab

tersebut.

1. Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,

landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab ini

merupakan gambaran awal terhadap penelitian sehingga penelitian dapat

berjalan sesusai dengan gambaran awal tersebut.

2. Bab II : Landasan Teori. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang

digunakan dalam penelitian meliputi pendidikan akidah dalam Islam,

nilai-nilai pendidikan akidah, metodologi penafsiran ayat al-Qur‟an, profil Nabi

Ibrahim As serta doa Nabi Ibrahim dalam al-Qur‟an.

3. Bab III : Telaah Tafsir Ar-R z dan At- abar pada Surat Ibrahim Ayat

35-41. Pada bab ini akan dibahas mengenai biografi ar-R z dan at- abar,

tinjauan terhadap doa Nabi Ibrahim pada surat Ibrahim ayat 35-41, Telaah

tafsir ar-R z terhadap surat Ibrahim ayat 35-41, telaah tafsir at- abar

terhadap surat Ibrahim ayat 35-41 serta perbedaan tafsir ar-R z dan tafsir

at-Tabari.

4. Bab IV : Nilai-Nilai Pendidikan Akidah dalam Doa Nabi Ibrahim. Pada

bab ini akan dibahas mengenai nilai-nilai pendidikan akidah yang

terkandung dalam doa Nabi Ibrahim pada surat Ibrahim ayat 35-41, serta

implikasinya dalam pendidikan agama Islam.

5. Bab V : Penutup. Pada bab ini akan dimuat kesimpulan penelitian, saran

Referensi

Dokumen terkait

Dispepsia fungsional menurut Hernomo (2000) adalah suatu keadaan yang menggambarkan keadaan kronik berupa rasa tidak enak pada daerah epigastrum yang sering berhubungan

Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa antara peran pemerintah secara ekonomi di tingkat provinsi memiliki hubungan positif dengan rasio PNS-Penduduk.. Artinya

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Permendiknas No.22/2006), PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

tayangan power point peserta didik dapat membandingkan konstruksi pompa bahan bakar Searching konstruksi pompa bahan bakar Avanza Presentasi hasil diskusi kelompok

Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kesadahan sumber air minum dengan judul “Uji Kadar Kesadahan Ca Dan Mg Sumber Air Minum

Penelitian ini akan mengembangkan perangkat pembelajaran SETS, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran yang menerapkan

Hal-hal yang membuat persen- tase siswa memiliki kemampuan berpikir reflektif matematis lebih dari 60% jumlah siswa pada kelas yang mengikuti model guided discovery

Berdasarkan hasil demonstrasi vrtual dan komentar di youtube, kegiatan senam cegah covid-19 ini sangat membantu masyarakat dalam proses peningkatan kebugaran jasmani dan