• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kawasan STIPAP Medan mulai bulan April-Mei 2021 kemudian dilakukan pengujian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Medan.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik penelitian rancangan acak lengkap non factorial. Terdapat 3 sampel dan dilakukan 3 kali pengulangan sehingga jumlah sampel sebanyak 9 sampel. Data penelitian di analisis menggunakan regresi linier dengan persamaan sebagai berikut :

Yij = µ + 𝜏𝜏R i + ∈ R ij

dengan : i = 1, 2, …, t dan j = 1, 2, …, r

Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = rata-rata umum.

𝜏i = pengaruh perlakuan ke-i

∈ R ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke j 3.1.1 Variabel Bebas

Adapun Variabel bebas yang digunakan yaitu :

P1 : 45 % abu incenerator + 25 % Solid + 15% Dolomit + 15% Starter P2 : 25 % abu incenerator + 45 % Solid + 15 % Dolomit + 15 % Starter P3 : 35 % abu incenerator + 35 % Solid + 15 % Dolomit + 15 % Starter 3.1.2 Variabel Terikat

Kadar Hara Makro Pupuk organik padat (kementan no 261, 2019) N (Nitrogen)

P2O5 (Posfor) K2O (Kalium)

(2)

21 3.3 Bahan dan Peralatan

3.3.1 Bahan yang digunakan pada penelitian adalah 1. Limbah kelapa sawit (abu Incenerator, Solid kolam).

2. Starter (campuran bahan organik) bersifat rahasia produksi CV.

bahsimbahtani 3. Dolomit.

3.3.2 Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Saringan Mesh (80 mesh)

2. Plastik (bening ukuran 1 kg) 3. Goni Plasik

4. Beaker Glass(Pyrex)

3.4 Tahapan Penelitian

3.4.1 Pengambilan Bahan Baku Untuk Sampel

Pada pembuatan pupuk organik langkah pertama yang di lakukan adalah mengambil bahan bahan yang akan di gunakan dimana ada beberapa bahan yang akan di gunakan yang pertama ambil bahan baku limbah pabrik kelapa sawit yang terdiri dari Abu Janjangan (Abu Incenerator) dan Solid Kolam masing masing di ambil sebanyak 3 kg, yang kedua ambil bahan percampuran yang lain dengan menggunakan Starter dari PT. AASP yang di buat khusus di CV. Bahsimbatani sebanyak 1 kg dan yang ketiga di ambil Dolomit di PT.

AASP yang berasal dari wilayah Aceh sebanyak 1 kg.

3.4.2 Pembuatan Pupuk Organik (Aang K, 2020)

1. Filtrasi terlebih dahulu semua Bahan baku yang akan digunakan lalu, 2. Timbang Bahan baku yang paling layak dan telah di uji di PPKS (Abu

Incenerator) sebanyak 225 gram.

3. Kemudian siapkan juga bahan campuran yang digunakan untuk melakukan eksperimen (125 gram starter, 75 gram dolomite, 75 gram solid kolam) lalu lakukan lah mixing terhadap semua bahan campuran.

4. Setelah tercampur lalu diamkan sampel semalaman.

5. Setelah didiamkan sampel siap di Packing.

(3)

22

6. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan presentasi bahan campuran yang telah cantumkan di rancangan penelitian.

3.5 Pengamatan Penelitin

Adapun pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:

3.5.1 Analisa Unsur Nitrogen Total (N) (SNI 2803-2010)

Nitrogen dalam contoh dihidrolisis dengan asam sulfat membentuk senyawa ammonium sulfat. Nitrat dengan natrium triosulfat membentuk senyawa ammonium. Suling asam borat. Titrasi dengan larutan asam sulfat sampai hijau berubah menjadi merah jambu.

Persiapan larutan contoh

 Timbang 0,5 g contoh yang telah dihaluskan masukkan ke dalam labu kjeldhal.

 Tambahkan 25 ml, larutan asam sulfat-sasilisati goyang hingga merata dan biarkan semalamman.

 Esoknya tambahkan 4g Na2S2O25H2O kemudian panaskan pada suhu rendah hingga gelembung habis. Naikan suhu secara bertahap maksimum 3000C (sekitar 2 jam) dan biarkan dingin.

 Encerkan dengan air suling. Pindahkan ke dalam labu takar 500 ml. kocok dan tepatkan sampai tanda garis.

 Pipet 25 ml., masukkan ke dalam labu suling tambahkan150 ml. air suling dan batu didih.

 Suling setelah penambahan 10 ml, larutan NaOH 40% dengan penampung hasil sulingan 20 ml. larutan asam bort 1% yang tambah 3 tetes indicator Conway.

 Hentikan peyulingan bila hasil sulingan mencapai 100 ml.

 Titrasi dengan larutan H2SO4 0,05 N sampai titik akhir titrasi tercapai.

(warna hijau berubah mencapai merah jambu).

 Lakukan pengerjaan larutan merah jambu

(4)

23

Nitrogen total (N) % ( )

Dengan

V1 adalah larutan H2SO4 yang digunakan untuk titrasi sample, ml, V2 adalah volume H2SO4 yang diginakan untuk titrasi blanko, ml, N adalah Normalitas larutan H2SO4 14,008 adalah berat atom P adalah pengenceran

W adalah berat contoh, mg KA adalah kadar air, %

3.5.2 Analisa Unsur Posfor total (P) sebagai P2O5 ( SNI 2803 :2010 ) Kadar P2O5 ditentukan secara kolorimentri, oerfosfat yang terlarut Direaksikan dengan ammonium molibdatvanadata membentuk senyawa kompleks molibdovavanadat asam fosfat yang berwarana kuning.

Persiapan larutan contoh

 Timbang dengan teliti 1 g contoh yang halus, masikkan ke dalam gelas piala 250 ml.

 Tambahkan dengan 20 - 30 ml. HNO3 p.a.

 Disinginkan perlahan-perlahan selama 30 – 40 menit untuk mengoksidasi bahan yang mudah teroksidasi, diinginkan.

 Tambahkan 10 – 20 ml HClO4 70 - 72 %.

 Didihkan perlahan-lahan sampai terlarut tidak berwarna dan timbul asap putih pada gelas piala, diinginkan.

 Tambahkan 50 ml air suling dan didihkan beberapa menit, dinginkan

 Pindahkan dalam labu ukur 500 ml dan tetapkan dengan air suling sampai tanda tera dan homogenkan.

 Saring dengan kertas saring whatman No, 41.

 Tampung kedalam erlemmeyer.

(5)

24 Prosedur

 Pipet 5 ml larutan contoh dan masing-masing larutan standar fosfat ke dalam labu ukur 100 ml.

 Tambahkan 45 ml air suling , diamkan selama 5 menit.

 Tambahkan 20 ml pereaksi molibdovanadat dan dan encerkan dengan air suling hingga tanda tera dan kocok.

 Biarkan pengembangan warna selama 10 menit.

 Lakukan pengerjaan larutan blanko.

 Optimasi spektrofotometer pada panjang gelombang 400 mm.

 Baca absorbansi larutan contohnya dan standar pada spektrofotometer.

Buat Kurva Standart

Hitung total P2O5 =

Dengan :

C adalah mg P2O5 dari pembacaan kurva standar P adalah faktor pengenceran

W adalah berat contoh, mg KA adalah kadar air, %

3.5.3 Analisa Unsur K sebagai K2O (SNI 2803 : 2010)

Kalium bereaksi dengan natrium tetrafenilborat dalam suasana basa lemah, membentuk endapan kalium tetrafeninorat, tetrafenilborat ditira dengan benzalkonium klorida

3.5.4 Standarisasi Larutan (SNI 2803 : 2010) a. Larutan benzakalkonium klorida (BAC)

 Dalam erlemeyer 125 ml terdapat 1 ml larutan STPB

 Tambahkan 20-25 ml air suling 1 ml NaOH 20 % 2,5 HCHO, 1,5 ml (NH4)2C2O4 % 2,5 ml HCHO, 1,5 (NH4)2C2O44 % dan 6 – 8 tetes indicator titan yellow.

(6)

25

 Titrasi dengan larutan BAC sampai titik akhir berwarna merah, gunakan buret semimikro 10 ml. (Larutan BAC 2 ml = 1 ml larutan STPB)

b. Larutan naturim tetraphenylboron

 Larutkan 2,5 gr KH2PO4 dengan air suling dalam labu ukuran 250ml.

 Tambahkan 50 ml larutan (NH4)2C2O4 %, tetapkan sampai tanda tera dan homogenkan.

 Ambil 15 ml. larutan tersebut masukkan dalam 100 ml labu ukur, tambahkan 2 ml. NaOH 20% 5 ml HCDO dan 43 ml larutan STPB, tetapkan dengan air suling, homogenkan dan biarkan 5 – 10 menit dan saring.

 Ambil 50 ml filtrasi masukkan dalam elyemeyer 125 ml, tambahkan 6 – 8tetes indicator titan yellow dan tirasi kelebihan larutan dengan larutan BAC.

(7)

26 3.6 Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Pupuk Organik Skema Pembuatan Pupuk Organik

Abu

incenerator Solid Kolam Dolomit Starter

Homogenisasi

Wadah Plastik

UJI KANDUNGAN HARA

(8)

27 3.7 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Jenis kegiatan Bulan/ 2021

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug 1 Pengambilan Sampel

2 Homogenisasi Sample 3 Ekstraksi kadar unsur

hara

4 Analisa laboratorium 5 Analisa data

6 Penyusunan laporan 7 Seminar

Gambar

Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Pupuk Organik Skema Pembuatan Pupuk Organik
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

16 (enam belas) minggu. Senat Akademik : adalah organ yang menjalankan fungsi pengawasan bidang akademik pada aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

Beberapa ketentan dalam Peraturan Walikota Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara (Berita Daerah Kota

dinilai baik karena terpenuhinya 3 dan 4 kriteria yaitu : mengenal maksud dan pentingnya topik dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, menyadari kekuatan dan kelemahan siswa

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Sudjarni, 2015 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

Tujuan dilakukannya penelitian adalah membangun sistem informasi konseling untuk mempermudah proses bisnis di Pik-M Aushaf UII yang digunakan mahasiswa maupun

masing-masing bagian merupakan salah satu usaha perusahaan dalam mengendalikan biaya, karena apabila ada biaya yang berlebihan maka kepala produksi atau kepala

Berdasarkan kajian latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan menguji efektifitas model pembelajaran Reciprocal Teaching Pair Share