• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sumanto. Bapak Sumanto adalah seorang wiraswasta muda berbakat yang memulai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Sumanto. Bapak Sumanto adalah seorang wiraswasta muda berbakat yang memulai"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

41  3.1 Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sarana Rimba Raya dirintis pada tahun 1997 dibawah pimpinan bapak Sumanto. Bapak Sumanto adalah seorang wiraswasta muda berbakat yang memulai karir wiraswastanya dengan berbekal pengalaman dan kerja keras. Bapak Sumanto yang lulusan sekolah menengah pertama ini kini memiliki empat pabrik produksi kayu buatan dan pemasukan bersih lebih dari 100 juta rupiah per tahun mengajarkan kepada para pekerja bahwa kerja keras, kemauan dan jiwa sosial adalah penentu dari sukses tidaknya hidup seseorang.

Pada awal bedirinya usaha di bidang komoditi ini, PT. Sarana Rimba Raya tidak melakukan ekspor produk melainkan hanya menjual kepada pembeli domestik yang kemudian menjual lagi kepada pembeli yang lebih besar. Usaha tersebut mulai dirintis di kota Timika yang terletak di tengah propinsi Papua Barat. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal-hal baru yang ditemukan dan dipelajari sehingga PT. Sarana Rimba Raya kemudian mengembangkan sayapnya dan menjadi pembeli teratas dalam negri.

Saat ini PT. Sarana Rimba Raya memiliki empat pabrik produksi dan dua kantor yang salah satunya terletak di pusat kota Jakarta barat dan lainnya terletak di daerah istimewa Yogjakarta. Masing-masing pabrik memiliki alat-alat berat yang digunakan untuk memadatkan produk sesuai dengan permintaan pasar. PT. Sarana Rimba Raya memiliki lebih dari 100 orang pekerja, termasuk karyawan pabrik dan pembeli yang

(2)

tersebar hampir seluruh wilayah Indonesia yang tentunya berpotensi menjadi penyedia bahan baku.

PT. Sarana Rimba Raya bergerak dibidang komoditi yang mana sangat riskan dengan isu eksploitasi lingkungan yang berlebihan. Dengan berbekal pengalaman dan jiwa sosial serta karyawan yang berdedikasi terhadap lingkungan, PT. Sarana Rimba Raya yang tergabung dalam asosiasi pengusaha eksportir gaharu Indonesia (ASGARIN) pada tahun 2011 dianugerahi penghargaaan sebagai asosiasi tumbuhan dan satwa liar terbaik atas partisipasinya dalam melestarikan tumbuhan dan satwa liar di Indonesia.

Dalam memenuhi permintaan pelanggan, PT. Sarana Rimba Raya berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik dan memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh konsumen. Saat ini kecenderungan pasar terletak kepada bahan yang sangat keras namun dapat diukir menyerupai berbagai bentuk yang biasanya memiliki permintaan yang tinggi di pasar asia seperti Vietnam, Kamboja, dan China.

3.2 Lokasi kantor dan workshop

PT. Sarana Rimba Raya memiliki 4 buah pabrik yang tersebar di daerah Jakarta, Tangerang dan Jawa (Yogyakarta) dengan kantor pusat yang terletak di kawasan perkantoran ruko Daan Mogot, Jakarta Barat.

Lokasi kantor pusat PT.Sarana Rimba Raya bertempat di kawasan perkantoran Jakarta Barat yang ramai dan strategis yaitu komplek Perkantoran Daan Mogot Baru, blok LB 2 No.21 Kalideres Jakarta Barat. Sedangkan pabrik terbesar yang dimiliki oleh PT. Sarana Rimba Raya terletak di Kawasan Industri Pasar Kemis Tangerang seluas 2 ha dengan tiga bangunan yang termasuk mess karyawan dan workshop.

(3)

Struktur Organisasi PT. Sarana Rimba Raya

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Sarana Rimba Raya Sumber : Profil Perusahaan

3.3 Penjelasan struktur organisasi PT. Sarana Rimba Raya

Secara garis besar, struktur organisasi PT. Sarana Rimba Raya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur utama adalah pemilik tunggal perusahaan. Direktur utama pada PT.

Sarana Rimba Raya berperan besar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

(4)

perusahaan yang berkenan dengan persoalan dan masalah penting atau apabila terjadi suatu krisis pada perusahaan.

2. sekertaris umum

sekertaris umum pada PT. Sarana Rimba Raya memegang peranan yang sangat penting dalam mengatur aktifitas yang akan dilakukan oleh bapak Direktur dan terkadang berperan sebagai wakil direktur dalam beberapa pekerjaan yang tidak dapat langsung dihadapkan kepada kepala perusahaan (direktur utama).

3. Manager Operational

Manager operational pada PT. Sarana Rimba Raya bertanggung jawab pada operasional perusahaan yang dilaksanakan sehari-hari. Manager operasional memastikan kegiatan dan prosedur perusahaan berjalan sesuai dengan yang semestinya sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam bagian internal organisasi.

4. manager produksi

manager produksi bertanggung jawab dalam mengawasi proses pengerjaan produk yang dipesan oleh pelanggan dan menentukan kelayakan hasil produksi tersebut, apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan atau masih perlu perbaikan atau penanganan lebih lanjut.

5. Manager Penjualan

Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran yaitu pengaturan aktifitas-aktifitas pemasaran. Selain itu manager penjualan pada organisasi ini juga bertanggung jawab terhadap membuat laporan penjualan yang harus dipertanggung jawabkan kepada direktur utama.

(5)

6. Finance

Finance bertanggung jawab dalam pembukuan perusahaan serta arsip atau data penjualan hingga pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk produksi maupun untuk operasional perusahaan. Laporan tersebut akan dihadapkan kepada manager operational setiap bulannya dan harus dapat dipertanggung jawabkan.

7. Kepala Produksi

kepala produksi pada PT. Sarana Rimba Raya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan di lapangan sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi. Kepala produksi biasanya melakukan pengawasan terhadap pabrik- pabrik yang ada. Pengawasan ditujukan kepada cara kerja, kualitas hasil produk dan aktifitas karyawan pabrik.

8. Marketing

Marketing pada PT. Sarana Rimba Raya bertugas untuk menjalankan dan meningkatkan penjualan. Marketing dituntuk untuk mencapai target pemasukan setiap bulannya dan turut berperan sebagai pengawas lingkungan bagi organisasi dalam kompetensi antara organisasi yang sejenis.

9. Gudang

Gudang berperan sebagai distribusi dalam PT. Sarana Rimba Raya dimana ia bertanggung jawab terhadap keluar masuknya produk yang tersimpan dan harus memastikan ketersediaan dan pengiriman produk tersebut secara tepat.

10. Public Relations

Public Relations adalah suatu badan yang baru dibentuk oleh PT. Sarana Rimba Raya setelah menyadari pentingnya hubungan baik antara organisasi dan

(6)

pelanggan tetap yang melakukan pembelian dalam jumlah tertentu. Dengan adanya Public Relations maka perusahaan dapat dengan tenang berkomunikasi dengan pelanggan yang berasal dari latar belakang dan budaya berbeda dimana kondisi tersebut dapat menjadi sangat riskan terjadi kesalah pahaman akibat perbedaan bahasa dan budaya.

3.4 Prosedur yang berlaku dalam PT. Sarana Rimba Raya

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penjualan produk PT. Sarana Rimba Raya adalah sebagai berikut :

1. Marketing atau Public Relations melakukan pengidentifikasian prospek terhadap calon pelanggan atau pelanggan dan mengembangkan sendiri peluang yang ada untuk memenuhi keinginan atau permintaan mereka.

2. Tergantung kepada pelanggan tersebut apakah akan dihadapkan kepada Public Relationsperusahaan, tetap dengan marketing atau langsung berhadapan dengan direktur utama untuk pembeli besar yang memiliki prospek yang bagus.

3. Wakil perusahaan (marketing/Public Relations) melakukan penawaran produk dengan contoh produk yang kira-kira memenuhi keinginan pelanggan setelah itu melakukan penutupan penjualan dengan dealing harga sesuai dengan kurs yang berlaku.

4. Setelah downpayment dibayarkan oleh pelanggan atau pada umumnya dilakukan pembayaran sekaligus oleh pelanggan tetap maka dilakukan produksi yang akan menjadi tanggung jawab manager produksi.

(7)

5. Selanjutnya manager produksi akan mengarahkan karyawan pabrik untuk memproduksi produk pesanan yang telah dijanjikan sesuai dengan waktu yang telah disetujui bersama sebelumnya.

6. Setelah proses produksi selesai, pelanggan akan dating kembali untuk memastikan produk tersebut telah selesai dan sesuai dengan contoh yang telah mereka lihat dahulu kemudian menentukan sarana pengangkutan yang akan diatur sendiri oleh pelanggan.

3.5 Uraian tugas departemen Public Relations

Departemen Public Relationspada PT. Sarana Rimba Raya berhubungan langsung dengan pihak luar negeri dan harus menesuaikan diri dengan pelanggan demi kepentingan perusahaan. Tugas dari Public Relationsadalah :

1. Menyusun strategi dan budgeting untuk program entertain pelanggan,khususnya pelanggan tetap organisasi.

2. Memonitor pelaksanaan komitmen dan sikap keseluruhan karyawan kepada pelanggan.

3. Melaksanakan kegiatan entertain dan pembicaraan bisnis dengan pelanggan.

4. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pelanggan tetap perusahaan.

5. Menangani keluhan yang dating dari eksternal perusahaan.

6. Memberikan informasi mengenai produk kepada masyarakat.

7. Melakukan analisis pasar.

(8)

3.6 Visi dan misi organinasi 3.6.1 Visi organisasi

Menjadi salah satu pemimpin dalam industri komoditi di Indonesia yang tidak sekedar melakukan eksploitasi secara serampangan namun memberikan kontribusi yang sesuai kepada lingkungan sebagai balas jasa melalui berbagai tindakan yang bisa dilakukan.

3.6.2 Misi organisasi

Memberikan pelayanan dan produk yang terbaik kepada pelanggan PT.Sarana Rimba Raya untuk mempertahankan loyalitas dengan cara mengembangkan dan memperbaikin diri kita secara terus menerus.

3.7 Objek penelitian

Penelitian ini membahas mengenai peranan Public Relations dalam PT. Sarana Rimba Raya dalam menjaga kesetiaan pelanggan baik kepada pelanggan lama dan pelanggan baru yang telah melewati jangka waktu tertentu.

3.8 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membuat penelitian untuk mnegetahui pengaruh peran Public Relations terhadap loyalitas konsumen pada PT. Sarana Rimba Raya.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan kepada segi pengukuran dengan menggunakan teknis alat ukur yang objektif.

(9)

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu peran Public Relationssebagai variabel bebas (X) dan loyalitas konsumen sebagai variabel terikat (Y).

3.9 Populasi dan Sampel 3.9.1 Populasi

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok, orang atau kejadian yang diinginkan peneliti (Sekaran, 2006:121). Populasi pada penelitian ini adalah konsumen/pelanggan PT. Sarana Rimba Raya.

3.9.2 Sampel

Sampel merupakan sejumlah anggota atau elemen yang dipilih dari populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen/pelanggan PT Sarana Rimba Karya yang berada di Jakarta.

3.9.3 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006:124).

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode nonprobability sampling, artinya sampel di ambil secara tidak acak. Jenis pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu penarikan sampel secara tidak acak dengan memilih

(10)

responden yang terseleksi berdasarkan kriteria. Kriterianya adalah konsumen/pelanggan PT Sarana Rimba Karya yang berada di Jakarta.

3.9.4 Penentuan Jumlah Sampel

Menurut informasi yang di dapat dari Manajer PT Sarana Rimba Raya, selama 1 tahun terdapat 600 pelanggan yang membeli produk perusahaan. Guna mengetahui jumlah sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2006:65) sebagai berikut:

Keterangan : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi = 600 orang e = error (maksimal sebesar 10%) = 0,1

( )

0,1 1 85,7 600

600

2 =

+

= + n

Dari hasil perhitungan, didapat jumlah sampel sebanyak 85,7 dan untuk dapat memperoleh data yang akurat, maka jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 86 orang.

3.9.5 Skala Pengukuran

Untuk pengukuran di dalam kuesioner, skala pengukuran yang penulis gunakan adalah skala Likert. Kriteria skala Likert yang digunakan adalah:

(11)

Tabel 3.1Skala Pengukuran Indikator Penelitian

JAWABAN BOBOT NILAI

Sangat Baik 5

Baik 4

Netral 3

Buruk 2

Sangat Buruk 1

Sumber: Disesuaikan dengan Pendapat Likert

3.10 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui Kuesioner.

Metode angket (kuesioner) akan disebarkan kepada adalah konsumen/pelanggan PT Sarana Rimba Karya yang berada di Jakarta. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup dan terdiri atas dua bagian. Bagian pertama merupakan serangkaian pertanyaan yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan umum berupa segmentasi geografi, seperti jenis kelamin, usia dan lain-lain. Kemudian, pada bagian selanjutnya merupakan pertanyaan yang melibatkan sikap konsumen yang mengacu pada peran Public Relations yang dilakukan perusahaan sehingga menimbulkan loyalitas konsumen.

3.11 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari peran Public Relations sebagai variabel bebas dan loyalitas konsumen sebagai variabel terikat. Berikut diuraikan definisi operasional dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini.

(12)

Sesungguhnya terdapat satu indikator lagi dari peranan public relation yang tidak digunakan dalam penelitian itu yaitu indikator lubricant. Indikator ini dihilangkan karena pengukuran indikator ini tidak dapat dilakukan dengan responden yang digunakan oleh penulis, dimana responden yang digunakan adalah pelanggan alias publik ekternal perusahaan. Indikator lubricant tidak dapat diukur melalui publik ekternal perusahaan.

Tabel 3.2 Operasional Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Indikator Skala Sumber

Peran Public Relations

(X)

1. Interpreter atau in the middle

2. Monitoring dan Evaluasi 3. Komunikasi

Likert

Dozier and Broom dalam

Sularso (2006) Loyalitas

Konsumen (Y)

1. Pembelian berulang

2. Tidak terpengaruh produk sejenis dari perusahaan pesaing

3. Rekomendasi

Likert

Zeithaml et al (2005)

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis

3.12 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kemudian diolah untuk menguji hipotesis yang diteliti. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap editing, yaitu melakukan pemeriksaan atas jawaban yang telah diperoleh dari responden untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan telah sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner. Tahap ini dilakukan dengan cara mengoreksi jawaban satu persatu.

(13)

2. Tahap tabulasi, yaitu pemberian skor/nilai terhadap jawaban responden berdasarkan skala Likert.

3. Tahap pengolahan data, dalam penelitian ini akan dilakukan pengolahan data dengan analisis regresi menggunakan SPSS versi 19.

3.13 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan dan kemudian dianalisis berdasarkan metode kuantitatif, yaitu data ditabulasi dengan memberikan bobot frekuensi dan persentase. Selanjutnya di interpretasikan dengan memberikan uraian deskriptif sesuai dengan fakta atau keadaan lokasi penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu dengan mencari pengaruh yang terjadi antara variabel bebas yaitu peran Public Relations terhadap variabel terikat yaitu loyalitas konsumen.

Studi korelasi ini akan menggunakan analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 19.0.

Dalam uji regresi, penulis menggunakan regresi linier sederhana untuk mencari pengaruh antar variabel, dengan rumus :

Y = a + bX + ε

Keterangan :

X : Variabel dependen (peran Public Relations)

(14)

a : Koefisien Konstanta b : Koefisien Regresi

Y : Variabel Independen (loyalitas konsumen) ε : Error term

3.13.1 Uji Kesesuaian Model Regresi

Uji Kesesuain Model (Goodness of Fit) merupakan uji kesesuaian model menyatakan tingkat kepercayaan kita pada model regresi yang sudah diperoleh.

Uji kesesuaian model dapat dilihat dari 3 uji berikut (Malhotra, 2007):

(1) Uji Determinasi, uji ini sama dengan uji R squared, Nilai R squared menyatakan besarnya pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Misalkan diperoleh nilai R squared sebesar 75%, artinya bahwa terdapat variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap Y sebesar 25%

(100%-75%). Dan jika suatu saat diperoleh nilai R squared sebesar 100%, maka berarti tidak ada variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat Y.

(2) Uji Korelasi, uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menafsirkan angka korelasi digunakan kriteria menurut Sugiono (2009) sebagai berikut:

0 – 0,25 : korelasi sangat lemah

> 0,25 – 0,5 : korelasi cukup

> 0,5 – 0,75 : korelasi kuat

> 0,75 – 1 : korelasi sangat kuat

(15)

(3) Uji F, Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap model yang diperoleh. Jika nilai signifikansi Fhitung > Ftabel, maka diputuskan menerima model regresi tersebut.

Sebelum data dianalisis, data yang diperoleh harus dipastikan sudah valid dan reliable. Cara mengetahuinya dengan melakukan uji reliabilitas dan uji validitas terlebih dahulu. Setelah diperoleh hasil yang reliable dan valid, maka diteruskan ke tahap analisis data. Berikut uraian mengenai pengujian dan analisis data yang dilakukan.

3.13.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.Validitas suatu instrumen menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Dengan demikian permasalahan validitas instrumen (angket) tersebut untuk mengukur objek yang diukur. Bila instrumen tersebut mampu untuk mengukur variabel yang diukur maka disebut sebagai valid, dan sebaliknya apabila tidak mampu untuk mengukur variabel yang diukur maka akan disebut tidak valid (Sekaran, 2006).

Pengujian validitas instrumen menggunakan Analyst Correlate Bivariate untuk mencari correlation coefficient dari Product Moment Pearson dengan SPSS.

Kemudian dibandingkan dengan nilai r table untuk α=0.05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2) sehingga didapat r table. Untuk butir pernyataan dengan nilai

(16)

koefisien korelasi (r hitung) > r table maka butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

3.13.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability) (Sekaran, 2006).

Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach Alpha.

Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara tiap variabel yang diamati. Andal atau tidaknya suatu data dapat dilihat dari koefisien alpha yang dihasilkan, data yang mendekati angka 1 (satu) dapat dikatakan memiliki keandalan tinggi.

Menurut Hair et al. (2006), nilai koefisien Cronbach Alpha yang mendekati 1 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh semakin konsisten sehingga dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi. Suatu data dikatakan akurat jika nilai koefisien alpha minimumnya adalah 0,60 (Malhotra, 2007). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 19.0.

(17)

3.14 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Hipotesis Penelitian

H01 : Tidak terdapat hubungan antara peranan public relations dan loyalitas pelanggan area PT. Sarana Rimba Raya area Jakarta.

H02 : Terdapat hubungan yang signifikan antara peranan public Relations dan loyalitas pelanggan PT. Sarana Rimba Raya area Jakarta.

Ha1 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dari peranan Public Relations terhadap loyalitas pelanggan.

Ha2 : Terdapat pengaruh yang positif dari peranan Public Relations terhadap loyalitas pelanggan.

Referensi

Dokumen terkait