Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
BAB III METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
"Terbit di Bawah Binar" merupakan sebuah karya film pendek tugas akhir dari mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang disutradai oleh Reynaldy Wiranata, ditulis oleh Cynthia Fayola, diedit oleh Novian Danu Iskandar, dan Aulia Febriani sebagai production designer, serta Christian Yonathan sebagai sinematografer. Job desk penulis pada tugas akhir ini adalah produser. Film pendek ini berdurasi sekitar 10 menit. Penulis sebagai produser diberikan tanggung jawab untuk membuat dan mengatur jadwal, perancangan anggaran yang masuk dan keluar, bernegoisasi dan membuat kontrak dengan talent, mengatur perizinan lokasi dan mencari kru. Penulis juga diberikan tanggung jawab untuk melakukan pencarian dana untuk pengiriman film ini dengan flash mob.
3.1.1 Penelitian Kualitatif
Menurut Raco (2010) kualitatif merupakan metode pengumpulan data yang memiliki bentuk yang bervariasi. Jenis metode pendekatan kualitatif yang sesuai dengan penulisan ini yaitu observasi. Raco menjelaskan bahwa pengumpulan data secara observasi harus mendatangi langsung ke lapangan agar dapat melakukan pengamatan. Penulis dapat mengetahui subjek penelitian secara langsung. Hasil data yang akan didapatkan berupa tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, dan keseluruhan interaksi antar manusia. Melakukan pengumpulan data secara
observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang akan diteliti. Setelah tempat penelitian diindentifikasi, maka dilanjutkan dengan membuat gambaran tentang sasaran penelitian. Peneliti yang datang untuk observasi harus bersikap ramah dan sopan agar partisipan tidak menghindar. Sikap tersebut agar tidak merugikan peneliti (hlm. 112).
3.2. Sinopsis
Film pendek "Terbit di Bawah Binar" menceritakan tentang seorang penari balet yang bernama Rani (17) yang ingin mengikuti audisi untuk menjadi penari utama balet. Ia merupakan orang yang tidak percaya diri. Hal yang menyebabkan Rani tidak percaya diri adalah tindakan dari pelatih Rani (40). Pelatih Rani sangat terobsesi dengan Rani. Hal inilah yang menyebabkan pelatih Rani sangat keras terhadapnya dan membuat Rani tertekan dengan perilakunya.
Ketertekanannya Rani terhadap pelatih membuat Rani selalu berhalusinasi bahwa ada sosok figur hitam yang selalu menghantuinya. Figur hitam tersebut merupakan simbol ketakutan Rani terhadap pelatihnya. Keberadaaan figur hitam ini semakin membuat Rani menjadi tidak percaya diri. Saat Rani mulai audisi dan menari di atas panggung, ia selalu melihat figur hitam tersebut yang membuat gerakannya menjadi kaku dan tidak teratur. Tetapi, Rani melawan rasa takutnya terhadap figur hitam dengan menjadikan kemarahan pelath yang telah dilakukannya sebagai acuan untuk menari lebih sempurna.
3.2.1. Logline, Tema, Genre, dan Statement
Berikut ini adalah logline, tema, genre, dan statement film pendek "Terbit di
1. Logline : Seorang ballerina, bernama Rani, ingin melakukan tarian audisi, tetapi Pelatih terlalu menekannya.
2. Tema : Penerimaan
3. Genre : Psychological Drama
4. Statement : Sosok yang selalu menekan kita dapat dijadika acuan untuk melakukan yang terbaik.
3.3. Posisi Penulis
Dalam karya film pendek berjudul "Terbit di Bawah Binar", penulis berperan sebagai produser. Penulis bertanggung jawab atas segala kebutuhan secara manajerial. Pada tahap pengembangan, tugas penulis berdiskusi untuk menentukan ide cerita bersama dengan sutradara dan penulis naskah. Pada tahap pra produksi, tugas penulis membuat jadwal produksi, mencari sponsor, lokasi, aktor, kru dan mengatur perizinan serta keuangan. Pada tahap produksi, tugas penulis memastikan syuting berjalan sesuai rencana dan jadwal yang telah ditetapkan, mengawasi anggaran dana, dan membantu menanggulangi masalah ketika di lokasi. Pada tahap pasca produksi, tugas penulis membuat laporan anggaran dana yang telah dikeluarkan dan mengawasi tahap editing bersama editor dan sutradara. Pada tahap distribusi, penulis diberi tanggung jawab untuk
melakukan pencarian dana dan mengirimkan karya "Terbit di Bawah Binar" ke film festival bernama Dances With Films. Pengiriman karya akan dilaksanakan pada tanggal 28 November 2019. Dances With Films diselenggarakan sejak 22 tahun yang lalu di California. Dalam melakukan tahapan pencarian dana tersebut,
penulis juga harus membuat konsep gerakan tari yang akan dilakukan pada saat flash mob.
3.4. Peralatan
Dalam karya film pendek berjudul "Terbit di Bawah Binar", penulis diberi tanggung jawab untuk melakukan pencarian dana dengan flash mob dan mengirimkan karya "Terbit di Bawah Binar" ke film festival bernama Dances With Films. Peralatan yang penulis butuhkan yaitu:
1. Timeline Latihan
Tabel 3.1. Timeline Latihan
NO. Timeline Latihan Waktu Lokasi
1. 1 Maret 2019 17.00 s/d 20.00
Lobby A, Universitas Multimedia Nusantara
2. 8 Maret 2019 13.00 s/d 14.00
Lobby D, Universitas Multimedia Nusantara
3. 15 Maret 2019 15.00 s/d 17.00
Lobby A, Universitas Multimedia Nusantara
2. Timeline Flash Mob
Tabel 3.2. Timeline Flash Mob
No. Timeline Flash Mob Waktu Lokasi
1. 10 Februari 2019 06.00 s/d 08.00 Bundaran HI, Jakarta
2. 17 Februari 2019 06.00 s/d 08.00 BSD
3. 24 Februari 2019 06.00 s/d 08.00 Summarecon Bekasi
Flash mob akan dilaksanakan selama 3 hari. Penulis berkordinasi dengan
koreografi untuk mengefisienkan waktu dan tenaga yang ada sehingga akan berpengaruh terhadap target donasi yang dimiliki untuk pengiriman film pendek
"Terbit di Bawah Binar" ke film festival Dances With Films. Sehingga dalam satu hari, flash mob akan dilaksanakan sebanyak 2 kali.
3. Recruitment Dancer
Penulis bekerja sama dengan koreografer untuk mendapatkan dancer yang ingin turut membantu dalam pelaksanaan flash mob. Pada proses recruitment dancer, penulis meminta sebanyak 10 orang dancer yang meliputi 5 perempuan dan 5 laki-laki. Penulis dan koreografer membagikan informasi recruitment dancer melalui pesan singkat secara personal, Unit Kegiatan Mahasiswa ataupun komunitas penari modern. Penulis berkordinasi dengan koreografi untuk mengutamakan mencari dancer yang sudah mengetahui mengenai gerakan dasar dari tari, sehingga koreografer tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melatih dancer.
4. Operasional di Lapangan
Penulis membuat rundown pelaksanaan flash mob yang akan diselenggarakan pada saat car free day, sebagai berikut:
Tabel 3.3. Rundown Pelaksanaan Flash Mob
No. Waktu Agenda
1. 06.00 - 06.15 Titik kumpul di area A
2. 06.15 - 06.20 Briefing, doa, persiapan flash mob
3. 06.20 - 06.25 Flash mob di area A
4. 06.25 - 07.00 Istirahat
5. 07.00 - 07.05 Titik kumpul di area B
6. 07.05 - 07.10 Flash mob di area B
7. 07.10 - 07.15 Persiapan pulang
Teknis pelaksanan flash mob yaitu diawali dengan menentukan titik area yang akan digunakan sebagai spot untuk pelaksanaan flash mob. Kemudian menaruh 6 kotak untuk masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam bentuk menyumbangkan uang, kotak ditaruh di dekat blocking dancer. Menempatkan speaker agar semua blocking pada dancer mendengar suara musik. Speaker yang
digunakan yaitu speaker portable (tanpa kabel/aliran listrik). Penari utama akan mulai menari dan inframe kamera setelah musik di putar, blocking penari utama berada di posisi tengah, dilanjutkan oleh penari lainnya. Ketika telah selesai pelaksanaan flash mob, semua penari mengambil kotak dan berpencar seraya meninggalkan area tersebut.
5. Musik
Pelaksanaan flash mob diiringi musik yang digunakan sebagai soundtrack pada film pendek "Terbit di Bawah Binar" yang berjudul Ballet Delicacy. Musik ini berdurasi sekitar 4 menit. Konsep musik yang dirancang, penulis membaginya menjadi 4 babak. Musik pada babak pertama bertempo pelan sehingga akan menghadirkan kesan tentang kerapihan dan keindangan. Tempo musik dibabak kedua ini mulai meningkat, penggunaan instrumen musik mulai banyak. Babak ketiga berbicara tentang konflik sehingga musik dibuat selambat mungkin. Babak keempat adalah babak akhir, ingin menunjukkan kebebasan. Sehingga musik di babak ke empat ini merupakan musik yang sedikit lebih cepat temponya dan nada yang ceria dari ketiga babak sebelumnya.
3.5. Tahapan Kerja
Penulis sebagai produser akan menjelaskan tahapan kerja serta menceritakan pengalaman yang penulis lakukan pada saat perancangan pelaksanaan flash mob.
1. Pemilihan Lokasi Car Free Day
Penulis mencari lokasi di Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang Selatan yang menyelenggakan pelaksanaan car free day. Lokasi yang dijadikan sebagai referensi yaitu:
1. Tingkat Provinsi DKI : Jl. Sudirman - Jl. MH Thamrin
2. Jakarta : Jl. Dr. Saharjo - Jl. Minangkabau Manggarai 3. Jakarta : Jl. Mampang - Pejaten
4. Jakarta : Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari 5. Bekasi : Jl. Ahmad Yani - Summarecon Bekasi
6. BSD : BSD Junction - Giant BSD 7. Bintaro : Boulevard Bintaro Jaya 2. Perizinan Lokasi Car Free Day
Penulis membuat proposal kepada pihak-pihak yang berwenang untuk memberikan izin penyelenggarakan pelaksanaan flash mob, berikut isi proposal yang penulis kerjakan:
Pada halaman pertama, penulis menjelaskan tentang latar belakang dari pelaksanaan flash mob yang akan diselenggarakan.
Gambar 3.1. Halaman Pertama Proposal Perizinan (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.2. Halaman Kedua Proposal Perizinan (Dokumentasi Pribadi)
Penulis juga menambahkan surat keterangan dari Universitas Multimedia Nusantara bahwa pelaksanakaan flash mob sebagai bentuk penelitian Skripsi Penciptaan sebagai salah satu syarat agar mendapatkan gelar sarjana seni.
Gambar 3.3. Surat Keterangan Penelitian Skripsi (Dokumentasi Pribadi)
Setelah proposal dan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan diterima oleh Intelkam Polda Metro Jaya. Kemudian penulis diminta untuk mengisi formulir pada situs HBKB DKI Jakarta (http://hbkb.jakarta.go.id/). Setelah kelengkapan dokumen dan formulir telah disetujui oleh tim Tim HBKB DKI Jakarta maka penulis diminta untuk hadir mengikuti rapat pembahasan teknis oleh Tim HBKB DKI Jakarta yang bertepatan di Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut seraya membahas teknis di lapangan maupun peraturan yang berlaku untuk pengeluaran surat izin kegiatan flash mob di car free day.
Gambar 3.4. Formulir Partisipan HBKB DKI Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.5. Undangan Rapat HBKB DKI Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
Kemudian penulis juga memberikan surat partisipasi yang telah ditandatangi sebagai bukti bahwa penulis bersedia mengikuti semua peraturan dan tata tertib selama acara car free day berlangsung. Surat partisipasi ini akan ditukar dengan surat perizinan yang dikeluarkan oleh tim HBKB DKI Jakarta.
Gambar 3.6. Surat Pernyataan Partisipasi CFD (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.7. Berita Acara HBKB DKI Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.8. Berita Acara HBKB DKI Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.9. Berita Acara HBKB DKI Jakarta (Dokumentasi Pribadi)
3. Penerapan Flash Mob
Berdasarkan pemilihan film festival yang telah ditentukan, penulis harus mengumpulkan donasi sebanyak $45 USD atau setara dengan Rp. 650.000 (enam ratus lima puluh ribu rupiah). Total donasi tersebut dibagi menjadi 6 kali pelaksanaan flash mob, sehingga target donasi yang harus dicapai dalam satu hari sebesar Rp. 108.000 (seratus delapan ribu rupiah). Hal tersebut menjadi alasan mendasar pelaksanaan flash mob tidak dilaksanakan hanya 1 kali melainkan dilaksanakan sebanyak 6 kali, karena menghindari kemungkinan kurangnya jumlah pendapatan donasi sesuai dengan jumlah target yang telah ditentukan.
Berikut pelaksanaan flash mob yang telah dilaksanakan:
1. Lokasi : Bundaran HI Tanggal : 03 Maret 2019
Pukul : 08.50 WIB
Rundown pelaksanaan flash mob ke-1 dan ke-2, sebagai berikut:
Tabel 3.4. Rundown pelaksanaan flash mob ke-1 dan ke-2
No. Waktu Agenda
1. 06.00 - 06.15
Titik kumpul di depan Hotel Indonesia Kempinski
2. 06.15 - 06.30 Briefing, doa, persiapan flash mob
3. 06.30 – 08.50 Break (Hujan)
4. 08.50 – 08.55 Flash mob di Bundaran HI
5. 08.55 – 09.05 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
6. 09.05 – 09.40 Istirahat (makan)
7. 09.40 – 09.45
Titik kumpul di Menara BCA Jl. Jendral Sudirman
8. 09.45 – 09.50 Flash mob di Menara BCA Jl. Jendral Sudirman
9. 09.50 – 10.00 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
10. 10.00 – 10.05 Persiapan pulang
Gambar 3.10. Flash Mob di Bundaran HI (Dokumentasi Pribadi)
2. Lokasi : Menara BCA Jl. Jendral Sudirman Tanggal : 03 Maret 2019
Pukul : 09.45 WIB
Gambar 3.11. Flash Mob di Menara BCA (Dokumentasi Pribadi)
3. Lokasi : Bundaran Summarecon Bekasi Tanggal : 10 Maret 2019
Pukul : 08.05 WIB
Rundown pelaksanaan flash mob ke-3 dan ke-4, sebagai berikut:
Tabel 3.5. Rundown pelaksanaan flash mob ke-3 dan ke-4
No. Waktu Agenda
1. 05.00 – 06.30
Titik kumpul di Universitas Multimedia Nusantara
2. 06.30 – 07.45
Perjalanan dari Universitas Multimedia Nusantara ke Summarecon Bekasi
3. 07.45 – 08.05 Briefing, doa, persiapan flash mob
4. 08.05 – 08.10 Flash mob di Bundaran Summarecon Bekasi
5. 08.10 – 08.20 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
6. 08.20 – 08.45 Titik kumpul di Stadion Bekasi Candrabhaga
7. 09.45 – 09.50 Flash mob di Stadion Bekasi Candrabhaga
8. 09.50 – 10.00 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
9. 10.00 – 10.15 Istirahat (makan)
10. 10.15 – 10.40 Persiapan pulang
11. 10.40 – 12.00
Perjalanan dari Summarecon Bekasi ke Universitas Multimedia Nusantara
Gambar 3.12. Flash Mob di Bundaran Summarecon Bekasi (Dokumentasi Pribadi)
4. Lokasi : Stadion Bekasi Candrabhaga Tanggal : 10 Maret 2019
Pukul : 08.45 WIB
Gambar 3.13. Flash Mob di Stadion Bekasi Candrabhaga (Dokumentasi Pribadi)
5. Lokasi : Bundaran HI Tanggal : 17 Maret 2019
Pukul : 07.30 WIB
Rundown pelaksanaan flash mob ke-5 dan ke-6, sebagai berikut:
Tabel 3.6. Rundown pelaksanaan flash mob ke-5 dan ke-6
No. Waktu Agenda
1. 06.00 - 06.30
Titik kumpul di depan Hotel Indonesia Kempinski
2. 06.30 – 07.30 Briefing, doa, persiapan flash mob
3. 07.30 – 07.35 Flash mob di Bundaran HI
4. 07.35 – 07.45 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
5. 07.45 – 08.00 Titik kumpul di Bundaran HI
6. 08.00 – 08.05 Flash mob di Bundaran HI
7. 08.05 – 08.15 Melakukan pencarian donasi di sekitar lokasi
8. 08.15 – 08.25 Persiapan pulang
Gambar 3.14. Flash Mob di Bundaran HI (Dokumentasi Pribadi)
6. Lokasi : Bundaran HI Tanggal : 17 Maret 2019
Pukul : 08.00 WIB
Gambar 3.15. Flash Mob di Bundaran HI (Dokumentasi Pribadi)
Total donasi yang didapatkan selama pelaksanaan flash mob di Bundaran HI pada tanggal 03 dan 17 Maret 2019 dan di Bekasi pada tanggal 10 Maret 2019 sebesar Rp. 424.500 (empat ratus dua puluh empat ribu lima ratus rupiah).
3.6. Acuan
Penulis sebagai produser telah melakukan pelaksanaan flash mob untuk mencari dana pengiriman film pendek "Terbit di Bawah Binar". Untuk mendukung pelaksanaan flash mob tersebut, penulis mencari beberapa referensi pelaksanaan flash mob yang menjadi acuan. Melalui beberapa referensi pelaksanaan tersebut,
penulis dapat mempelajari strategi yang digunakan dalam berbagai pelaksanaan flash mob.
3.6.1. SWR1
SWR1 adalah station radio di kota Stuttgart, German. SWR1 mempromosikan
Schillerplatz atau Kaiserslautern. Bentuk promosi yang dilakukan SWR1 yaitu flash mob dengan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Bohemian Rhapsody
di sebuah pusat berbelanjaan terbesar di Kaiserslautern. Skenario yang dilakukan yaitu dimulai oleh laki-laki paruh baya yang memainkan piano di sebuah pusat berbelanjaan bersama seorang perempuan yang bernyanyi. Dilanjutkan dengan kedatangan penyanyi lainnya yaitu seorang perempuan yang berperan sebagai pengunjung mall, laki-laki yang berperan sebagai security, dan perempuan yang berperan sebagai pelayan. Penyanyi mendekati pagar kaca yang berada di tengah mall kemudian menghadapkan pandangan kesekitarnya dan ke arah area lantai dasar.
Gambar 3.16. SWR1 Hitparade
(SWR1RP, https://www.youtube.com/watch?v=UZt5f-ChMsM, 2016)
Gambar 3.17. SWR1 Hitparade (SWR1RP, 2016)
Sekitar 50 pengunjung mall ikut bernyanyi melantunkan lagu Bohemian Rhapsody. Walaupun ada saja pengunjung mall lainnya yang terlihat kebingungan dengan situasi saat itu. Adapun yang hanya merekam kejadian tersebut.
Dipenghujung nyanyian tersebut, tersebar flayer yang ditebarkan/dihempaskan dari lantai paling atas. Flayer tersebut memberikan informasi adanya acara parade yang akan diselenggarakan oleh SWR1.
Gambar 3.18. SWR1 Hitparade (SWR1RP, 2016)
Gambar 3.19. SWR1 Hitparade (SWR1RP, 2016)
Gambar 3.20. SWR1 Hitparade (SWR1RP, 2016)
3.6.2. Living The Dream
Living The Dream adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang seni dan tari. Didirikan oleh Zoe Jackson MBE pada usia 16 tahun pada 2006. Hingga saat ini, Living The Dream telah berkembang menjadi sekolah seni pertunjukan secara profesional dan yayasan amal. Pada tahun baru 2010, Living The Dream membuat sebuah proyek dengan flash mob untuk memperkenalkan lebih luas lagi kepada masyarakat. Living The Dream memiliki tujuan untuk memberikan tempat untuk anak-anak yang ingin berkarya, berinspirasi, dan percaya pada diri sendiri. Flash mob yang diselenggarakan oleh Living The Dream yaitu di stasiun kereta yang
berada di London, Inggris atau biasa dikenal dengan sebutan St. Pancras International. Dimulai oleh seorang laki-laki yang menari di tengah kerumunan, berselang 1 menit diikuti oleh 10 orang penari lainnya. Berselang beberapa waktu, penari terus bertambah hingga total penari berjumlah sekitar 50 orang. Pada saat
pertengahan flash mob, semua penari membuka ristleting jaket ataupun kemeja yang sedang digunakan untuk menunjukkan identitas dari komunitas yang sedang di promosikan. Di akhir flash mob, penari langsung berpencar dan beberapa penari diantaranya membagikan flyer mengenai informasi Living The Dream.
Gambar 3.21. Living The Dream
(Living The Dream, https://www.youtube.com/watch?v=-bnYpCiwV2Q, 2011)
Gambar 3.22. Living The Dream
(Living The Dream, 2011)
Gambar 3.23. Living The Dream (Living The Dream, 2011)