Analisis Pelaksanaan Praktikum 13
KABUPATEN ACEH BESAR
Khairil Hadi
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail:herilbio@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini meneliti bagaimana pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran biologi di kelas 2 SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan praktikum dalam Pembelajaran Biologi kelas 2 SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, sedangkan teknik yang digunakan adalah observasi ke laboratorium, wawancara dengan guru biologi kelas 2 dan pembagian angket kepada siswa kelas 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar melaksanakan praktikum dengan memanfaatkan laboratorium sebagai tempat satu -satunya untuk melaksanakan praktikum dan pelaksanaan praktikum berdasarkan KTSP materi pelajaran biologi kelas 2 semester 2 di SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar belum terwujud dilaksanakan padahal alat dan bahan untuk melaksanakan praktikum telah memadai, hal ini disebabkan karena di SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar lebih memfokuskan pada pemberian materi (teori).
Kata-kata kunci: Analisis, Pelaksanaan Praktikum, Biologi.
PENDAHULUAN
Biologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup, diperoleh melalui proses penyelidikan/
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan langkah- langkah yang digunakan dalam mengumpulkan informasi untuk menyele- saikan masalah, yang meliputi : 1) kemampuan menemukan masalah, 2) mencari alternatif pemecahan masalah, 3) membuat hipotesis, 4) merancang penelitian atau percobaan, 5) mengontrol variabel, 6) melakukan pengukuran, 7) mengorganisasi dan memaknakan data, 8) membuat kesimpulan, 9) mengkomunikasikan hasil penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis (Anonim, 2003).
Oleh karena itu, dalam pembelajaran
biologi perlu diterapkan metode ilmiah sehingga siswa akan mempunyai sikap ilmiah dalam bidang biologi. Selain itu, menurut Saptono (2003) dalam mengem- bangkan pembelajaran biologi guru seharusnya menyadari bahwa biologi bukan hanya kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata. Salah satu kegiatan yang menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran biologi adalah dengan melaksanakan kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum dapat diartikan sebagai salah satu strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala, baik gejala sosial, psikis, maupun fisik yang diteliti, diselidiki, dan dipelajari. Praktikum berasal dari kata
practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “ mengerjakan”. Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice) [Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti
“tetap aktif/sibuk” yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.
Dalam pembelajaran biologi kegiatan praktikum merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Melalui kegiatan praktikum siswa akan membuktikan konsep atau teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Amien (1987) juga mengemukakan bahwa praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperanan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA. Dengan praktikum, maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah, dan lain sebagainya.
Praktikum penting bagi pelajaran sains tidaklah banyak yang menyangkalnya.
Baik guru maupun siswa pada dasarnya menaruh harapan yang tinggi terhadap praktikum. Guru berharap dengan praktikum anak akan lebih paham konsep yang dipelajari, terbangkitkan motivasinya
untuk belajar sains, berkembang keterampilan sainsnya, dan tumbuh sikap ilmiahnya. Di pihak siswa, mereka juga berharap bisa menikmati pengalaman- pengalaman baru untuk mengamati, mencoba, menggunakan alat, dan bereksperimen (Solomon, 1994). Kurikulum KTSP pada dasarnya juga menghendaki agar pelajaran biologi juga mengajak siswa melakukan praktikum.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) biologi SMU/SMA beberapa tujuan pembelajaran harus dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Rustaman et al. (2005) menyatakan bahwa kegiatan praktikum dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk, yaitu:
Bentuk praktikum latihan:
praktikum yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dasar, misalnya keterampilan mengamati, keterampilan mengukur, dan keterampilan menggunakan mikroskop.
Bentuk praktikum bersifat investigasi (penyelidikan): Praktikum yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk bertindak sebagai ilmuwan, misalnya bagaimana menganalisis masalah dan memecahkannya. Melalui kegiatan praktikum ini siswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah nyata yang dirasakannya, merumuskan masalah tersebut secara operasional, merancang cara terbaik untuk memecahkan
Analisis Pelaksanaan Praktikum 15
masalahnya, melakukan percobaan/peng- amatan, dan menganalisis dan mengevaluasi hasilnya.
Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman: praktikum ini dimaksudkan untuk mendukung pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terkait.
Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran dapat terwujud apabila siswa diberi pengalaman untuk mengindera fenomena alam dengan segenap indranya. Bentuk praktikum ini dapat dilakukan dengan format discovery sehingga fakta-fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam pikirannya. Sedangkan apabila praktikum dilakukan dengan format verifikasi, fakta-fakta yang diamati menjadi bukti konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa lebih mendalam.
Pada umumnya pelaksanaan praktikum dilakukan dengan melalui serangkaian tahapan. Menurut Koesmadji Wirjosoemarto, Riandi, dan Unang Sumarno (2002) kegiatan praktikum mencakup tahap:
1. perencanaan (menuangkan ide-ide yang dapat diuji atau mendesain penyelidikan)
2. penampilan (memanipulasi,
mengobservasi dan
mengumpulkan data)
3. Interpretasi (pengelolaan data, penarikan kesimpulan, penerapan konsep)
4. komunikasi: (melaporkan dan menerima informasi).
Sekalipun harapan yang digantungkan terhadap praktikum sangat tinggi, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa praktikum relatif jarang dilakukan. Alasan yang seringkali dikemukakan adalah tidak adanya laboratorium di sekolah, kurangnya alat dan bahan untuk praktikum, banyaknya waktu yang harus dihabiskan untuk melakukan praktikum, dan sejumlah alasan lainnya. Kalaupun ada dilakukan praktikum hasil yang diperoleh ternyata belum maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil belajar siswa maupun untuk tujuan mengenalkan siswa tentang tujuan sains (Berry, Gunstone, Loughran,
& Mulhall, 2001; Harlen, 1999; Hodson, 1993; Hofstein & Lunetta, 2004).
Hasil studi awal dan wawancara dengan salah satu guru biologi di SMA Negeri I Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, menunjukkan bahwa masih ada guru mata pelajaran biologi yang belum melakukan atau memanfaatkan laboratorium secara efektif dalam mengajarkan materi biologi, padahal di SMA Negeri I Baitussalam Kabupaten Aceh Besar telah menyediakan ruang khusus untuk laboratorium (Praktikum). Hal ini mungkin saja dikarenakan tidak tersedianya alat-alat praktikum yang memadai atau karena keterbatasan pengetahuan guru biologi tersebut dalam mempergunakan alat-alat praktikum yang telah tersedia untuk melakukan praktikum.
Proses belajar mengajar biologi tidak bisa terlepas dari kegiatan praktikum yang telah ditentukan didalam kurikulum. Jika kegiatan praktikum tidak dilakukan sesuai
kurikululum, tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai oleh siswa dan ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Menurut Rustaman, dkk (2003) pemanfaatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar IPA termasuk biologi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan praktikum atau peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA, salah satunya biologi.
Pada hakikatnya biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan makhluk hidup dan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian, mempelajari biologi tidak lepas kaitannya antara teori dan praktek. Dengan praktikum siswa dapat melihat langsung dan mampu mempraktekkan materi yang telah dipelajarinya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami prinsip-prinsip ilimiah yang diajarkan oleh guru, karena belajar teori tanpa praktek merupakan salah satu bentuk ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar biologi tidak dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak dapat tercapai.
Dalam GBPP biologi SMU beberapa tujuan pembelajaran harus dicapai siswa
melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif atau disebut juga survey explorativ. Penelitian dilakukan pada kelas 2 SMA N 1 Baitussalam Aceh Besar, yang terbagi atas dua kelas IPA yaitu kelas 2 IPA1 berjumlah 18 siswa dan kelas 2 IPA2 berjumlah 20 siswa, kedua kelas IPA tersebut di asuh oleh seorang guru biologi. Oleh sebab itu seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data dalam penenlitian ini didapatkan melalui angket, lembar observasi, dan wawancara. Data angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mencari persentase dengan kriteria 80%-100%
(disebut pada umumnya), 60%-79% (sebagian besar), 50%-59% (lebih dari setengah, 40%- 49% (kurang dari setengah). Hasil dari analisis dijadikan sebagai informasi (data) tentang pelaksanaan praktikum.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi terhadap laboratorium biologi SMAN 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, diperoleh data tentang Fasilitas Laboratorium (tabel 1).
Analisis Pelaksanaan Praktikum 17
Tabel 1. Hasil observasi laboratorium biologi SMA Negeri 1 Baitussalam
No Sarana dan Prasarana Keterangan
Indikator
Baik Rusak Jumlah
1 Ruang laboratorium Ada 1 − 1
2 Lemari penyimpanan Ada 2 1 3
3 Meja kerja siswa Ada 10 − 10
4 Kursi siswa Ada 40 − 40
5 Bak cuci Ada 6 5 11
6 Lampu Ada 10 − 10
7 Alat P3K Tidak Ada − − −
8 Alat pemadam api Tidak Ada − − −
10 Alat kebersihan (Penyapu) Ada 3 − 3
11 Foster aturan keselamatan Ada 3 − 3
11 Alat dan bahan praktikum
Alat dan bahan praktikum Mikroskop Ada 13 − 13
- torso Ada 1 − 1
- preparat mikroskopis Ada 4 − 4
- Gelas Kimia Ada 19 − 19
- auksa nometer ada 2 − 2
- statif & penjepit Tidak Ada − − −
- alat photometer Tidak Ada − − −
- alat bedah Ada 13 − 13
- cawan petri Ada 20 − 20
- pelubang gabus Tidak Ada − − −
- kertas kobalt Tidak Ada − − −
- larutan eosin, larutan eter Tidak Ada − − −
- Digital Thermometer Ada 2 − 2
- Hygrometer Ada 3 − 3
- Thermometer Ada 10 − 10
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru biologi SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar mendapatkan informasi bahwa pada pelaksanaan praktikum yang dilakukan di kelas 2 IPA semester 2 berjumlah 4 kali pelaksanan praktikum dengan cara pelaksanaan praktikum yang dikerjakan oleh siswa secara eksperimen dengan peralatan yang telah tersedia di laboratorium dan bila peralatan belum tersedia untuk pelaksanakan praktikum, maka pihak sekolah akan menyiapkan peralatan untuk pelaksanakan praktikum.
Pengaturan jadwal praktikum biologi untuk tiap kelas disesuaikan dengan jam pelajaran biologi yang dilaksanakan dengan waktu yang tersedia selama 2 jam dan dapat
menyelesaikan pelaksanaan praktikum.
Sebelum pelaksanaan praktikum dimulai, guru terlebih dahulu memberi tahu kepada siswa tentang pelaksanaan praktikum dan didalam pelaksnaan praktikum siswa cukup aktif dan kreatif dalam melaksanakan praktikum.
Sesudah praktikum dilaksanakan laporan praktikum ditulis sesuai dengan format dan mendiskusikan hasil percobaan yang telah dipraktikumkan.
Untuk mengetahui hasil angket yang dibagi kepada siswa kelas 2 IPA SMA Negeri 1 Baitussalam yang meliputi persiapan pelaksanaan praktikum, kegiatan praktikum, laporan dan evaluasi praktikum, dan materi biologi kelas 2 semester 2 maka akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Analisis Pelaksanaan Praktikum 19 Tabel 2. Hasil Analisis Angket
No ITEM SOAL
KETERANGAN Ya Tidak
I Persiapan dan Pelaksanaan Praktikum
Apakah anda terlibat (turut membantu) dalam menyiapkan alat dan bahan praktikum biologi?
65,8 % 34,2 % Apakah pada pelaksanaan praktikum biologi ada dibentuk
kelompok-kelompok?
78,9 % 21,1 % Apakah sebelum pelaksanaan praktikum biologi guru
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan?
92,1 % 7,9 %
Apabila dilaksanakan praktikum biologi, apakah ada pada pertemuan sebelumnya anda diberi tahu oleh guru biologi anda?
92,1 % 7,9 % Apakah guru biologi anda menyampaikan tujuan dari setiap
praktikum biologi yang akan dilaksanakan?
89,5 % 10,5%
Pada setiap praktikum biologi, apakah guru biologi anda mengawasi dan membimbing anda
84,2 % 15,8 % Setelah praktikum biologi selesai, apakah anda diminta untuk
membersihkan ruang praktikum ?
89,5 % 10,5 % II Kegiatan Praktikum
Apakah anda setuju jika pembelajaran biologi divariasikan dengan kegiatan praktikum
78,9 % 21,1 % Apakah anda senang jika dilaksanakan praktikum biologi 94,7 % 5,3 % Apakah anda merasa paham terhadap materi pelajaran biologi
dengan dilaksanakan praktikum biologi
81,6 % 18,4 % Apakah dengan waktu yang disediakan untuk satu acara
praktikum semua rencana kegiatan dapat terselesaikan
68,4 % 31,6 % Jika pada jam biologi tidak memungkinkan dilaksanakan
praktikum, apakah ada praktikum dilaksanakan diluar jam biologi misalnya sore hari setelah jam pelajaran selesai
10,5 % 89,5 %
Apakah ada dilaksanakan praktikum biologi selama semester 2 dikelas 2
81,6 % 18,4 % Apakah ada selama satu semester ini dilakukan praktikum diluar
ruangan laboratorium (pemanfaatan laboratorium alam)
44,7 % 55,3 %
Jika praktikum biologi gagal, apakah ada dilakukan pengulangan praktikum
15,8 % 84,2 % III Laporan dan Evaluasi Praktikum
Sebelum/sesudah kegiatan praktikum, apakah guru biologi mengadakan tes
78,9 % 21,1 % Apakah selama semester ini ada dilakukan ujian/tes dengan
mengadakan praktikum
34,2 % 65,8 % Apakah setelah praktikum selesai ada dimintaai untuk membuat
laporan
63,2 % 36,8 % Apakah guru biologi ada menginstruksikan untuk mengumpulkan
laporan
86,8 % 13,2 % Apakah ada hasil percobaan/praktikum yang didiskusikan
bersama
89,5 % 10,5 %
PEMBAHASAN
Tersedianya fasilitas untuk praktikum yaitu laboratorium dengan segala kelengkapan alat dan bahan penting artinya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan praktikum. Menurut Mulyasa (2002) laboratorium merupakan salah satu sumber belajar karena melalui kegiatan pemanfaatan laboratorium dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini sekolah dituntun untuk menyediakan alat dan bahan yang lengkap untuk melakukan praktikum, supaya pelaksanaan praktikum bisa berjalan sesuai dengan KTSP dapat terpenuhi.
Pelaksanaan praktikum di kelas 2 SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar belum dapat terpenuhi sesuai tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini diungkapkan karena masih banyak materi yang tidak dipraktikumkan sesuai KTSP. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan praktikum dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah faktor guru sebagai penyelenggara praktikum, faktor fasilitas laboratorium sebagai tempat praktikum, dan faktor waktu pelaksanaan praktikum (Fitri, 2003).
Dalam hal ini peran guru sebagai pendidik sangat menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan. Menurut Sudjana (1989) guru menempati kedudukan sentral, sebab peranannya sangat menentukan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru harus mampu menterjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui pengajaran di sekolah.
Pelaksanaan praktikum dapat dilakukan secara berkelompok maupun mandiri. Pelaksanaan praktikum secara berkelompok dapat mempermudah dan membentuk kerja sama siswa dalam melakukan praktikum
Pelaksanaan praktikum yang dilakukan di SMA Negeri 1 Baitusslam dimulai dengan penjelasan dari guru tentang IV Pelaksanaan Praktikum
Apakah pada pembahasan sistem pencernan makanan ada dilaksanakan praktikum
10,5 % 89,5 % Apakah pada pembahasan sistem respirasi ada
dilaksanakanpraktikum
13,2 % 86,8 % Apakah pada pembahasan sistem ekresi ada dilaksanakan
praktikum
10,5 % 89,5 % Apakah pada pembahasan sistem koordinasi ada dilaksanakan
praktikum
18,4 % 81,6 % Apakah pada pembahasan sistem reproduksi ada dilaksanakan
praktikum
7,9 % 92,1 % Apakah pada pembahasan pemencaran organisme ada
dilaksanakan praktikum
15,8 % 84,2 %
Analisis Pelaksanaan Praktikum 21
kegiatan yang akan dilakukan sebelum pelaksanaan praktikum dimulai termasuk tujuan praktikum, bimbingan guru dalam pelaksanaan praktikum, dan diakhiri dengan penjelasan praktikum selanjutnya. Dengan demikian peran guru sebagai pendidik telah mampu memberikan kontribusi dalam pelaksanaan praktikum. Terlaksana atau tidaknya praktikum sangat ditentukan oleh guru dan siswa. Hal ini senada yang diungkapkan Susilo (2000) bahwa lingkungan belajar akan tercipta dari interaksi antara guru dan siswa di dalam lingkungan fisik pendukungnya. Hal ini juga termasuk minat siswa dalam mengikuti praktikum.
Siswa-siswi SMA Negeri 1 Baitussalam sangat senang jika dalam pembelajaran biologi diadakan praktikum dan paham terhadap materi biologi yang diadakan praktikum. Dalam hal ini Pelaksanaan praktikum dengan kesan menyenangkan lebih efisien. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Suwarto (2003:85) bahwa adanya interaksi antara kondisi dan pemanfaatan laboratorium terhadap minat belajar siswa, yang mana kondisi laboratorium yang baik dan pemanfaatan laboratorium yang optimal akan meningkatkan minat belajar siswa.
Pelaksanaan praktikum yang dilakukan pada umunya dapat selesai dengan waktu yang tersedia. Jumlah waktu yang terbatas merupakan salah satu kendala bagi guru dalam melaksanakan semua jenis praktikum. Adi sendjaja (2008:11) menyatakan bahwa pada umumnya kendala
dalam pelaksanaan praktikum adalah waktu yang sangat menyita, sekolah-sekolah biasanya sudah memiliki jadwal yang sudah pasti untuk setiap mata pelajaran dan tidak mempertimbangkan waktu praktikum. Fitri (2003) juga mengemukakan bahwa kurikulum tidak memberikan waktu tersendiri untuk melaksanakan praktikum.
Dalam hal ini, guru sebagai penentu waktu praktikum harus bisa mengambil keputusan yang matang demi kelancaran pelaksanaan praktikum, sehingga pelaksanaan praktikum tidak terdapat masalah dengan waktu pelaksanaan praktikum.
Pelaksanaan praktikum sangat penting dilakukan dalam pelajaran biologi, karena teori dan praktek dalam pelajaran biologi tidak dapat dipisahkan dan pelaksanaan praktikum juga dapat menunjang hasil pelajaran biologi siswa. Menurut teori media Dale (dalam Hamalik, 1994:22) juga mengungkapkan bahwa “kita belajar hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dar iapa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50%
dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dandilakukan. Pelaksanaan praktikum harus disesuaikan oleh guru dengan materi. Tidak selalu pelaksanaan praktikum dilaksanakan diruangan laboratorium, ada juga materi pelajaran biologi yang pelaksanaan praktikum dengan memamfaatkan lingkungan (pemamfaatan laboratorium alam).
Untuk mengetahui ketercapaian praktikum, maka perlu adanya evalusi didalam praktikum. Menurut Griffin & Nix
(1991:3), pengukuran, asesmen, dan evaluasi adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku.
Bisa perilaku individu atau lembaga. Jadi menurut definisi ini kegiatan evaluasi didahului dengan penilaian, sedang penilaian pada umumnya didahului dengan kegiatan pengukuran. Evaluasi praktikum yang dilakukan di SMA Negeri 1 Baitussalam berupa tes tertulis sebelum / sesudah kegiatan praktikum. Evaluasi juga dilakukan melalui laporan praktikum yang dibuat setelah melakukan praktikum.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasanyang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwapelaksanakan praktikum di kelas 2 SMA Negeri 1 Baitussalam dengan memanfaatkan laboratorium sebagai tempat satu- satunya untuk melaksanakan praktikum.
Pelaksanaan praktikum berdasarkan KTSP materi pelajaran biologi kelas 2 semester 2 di SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar belum terwujud dilaksanakan padahal alat dan bahan untuk melaksanakan praktikum telah memadai, ini disebabkan karena di SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar lebih memfokuskan pada pemberian materi (teori).
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan :
Perlu adanya pembenahan dalam pelaksanakan praktikum biologi kelas 2 semester 2, sehingga pelaksanaan praktikum berdasarkan KTSP 2006 dapat terlaksanakan.
Guru dapat melaksanakan pembelajaran terpadu antara pemberian materi di kelas dan pelaksanaan praktikum sehingga siswa dapat memadukan antara teori dan praktikum.
Praktikum yang diberikan guru sebaiknya tidak hanya terfokus pada ruang laboratorium, karena praktikum dapat dilaksanakan pada lingkungan ataupun ruang kelas.
DAFTAR RUJUKAN
Amien, M. 1987. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Anonim. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.
Adisendjaja, Y. H. 2008. Sains dan Pembelajaran Sains. Bandung:
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Berry, A., Gunstone, R., Loughran, J., &
Mulhall, P. (2001). Using laboratory work for purposeful learning about the practice of science. In H. Behrendt, H.
Dahncke, R. Duit, W. Graeber, M.
Analisis Pelaksanaan Praktikum 23
Komorek, A. Kross & P. Reiska (Eds.), Research in Science Education - Past, Present, and Future. Dordrecht:
Kluwer Academic Publishers.
Fitri, K. 2003. Studi Eksplorasi Tentang Kendala Pelaksanaan Praktikum Bagi Guru SMU Negeri Se-kabupaten Klaten Tahun 2002/2003 dan Upaya Pemecahannya. Skripsi. Semarang : FMIPA Unnes.
Griffin, P & Nix, P (1991). Educational Assessments and Reporting. Sidney.
Harcout Brace Javanovich, publisher.
Hodson, D. (1993). Re-thinking old ways:
Towards a more critical approach to practical work in school science.
Studies in Science Education, 22, 85–
142.
Harlen, W. (1999). Effective Teaching of Science: A Review of Research.
Edinburgh: The Scottish Council for Research in Education.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hofstein, A., & Lunetta, V. N. 2004. The laboratory in science education (Laboratorium dalam ilmu pendidikan) : Foundations for the twenty first century. Science Education.
Rustaman, N.; Dirdjosoemarto, S.; Yudianto, S. A.; Achmad, Y.; Subekti, R.;
Rochintaniawati, D. & Nurjhani, M.
2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jur. Pend. Biologi
FMIPA UPI.
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Kusumastuti, M. N., Rochintaniawati, D., Achmad, Y., et al. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Algensindo. Solomon, J. (1994). The laboratory comes of age. In R.
Levinson (Ed.), Teaching Science.
London: Routledge.
Susilo, H. 2000. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta:
Universitas Terbuka. Jakarta.
Saptono, S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang : Unnes.
Suwarto. 2003. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Praktikum IPA Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Temanggung. Artikel.
Solomon, J. (1994). The laboratory comes of age. In R. Levinson (Ed.), Teaching Science.