• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ingin berlangganan materi khutbah Jumat yang akan langsung dikirim ke nomer WhatsApp? Caranya mudah. Sentuh nomor whatsapp berikut ini:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ingin berlangganan materi khutbah Jumat yang akan langsung dikirim ke nomer WhatsApp? Caranya mudah. Sentuh nomor whatsapp berikut ini:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

yang akan langsung dikirim ke nomer WhatsApp?

Caranya mudah.

Sentuh nomor whatsApp berikut ini:

Atau, bisa juga langsung chat WA ke nomor di atas.

0895-8060-18090

(3)

1

w w w . d a k w a h . i d

MAULID NABI

MOMEN BERBENAH DIRI

MATERI KHUTBAH JUMAT

Pemateri: Nofriyanto, M.Ag

ِتاَئـيـ َسَو اَن ِسُفْن َ

أ ِر ْو ُ ُ ْنِم ِ ِ ُذْوُعَنَو ،ُهُرُك ْشَنَو ِهْي ِدَْ ­ ْسَنَو َ€اَعَتَو ُهَناَحْب ُس ُه ُدَمْ َ†‡ ِˆ َدْمَْ‰ا ‹نِإ

َ‘ ُه َدْحَو ُ“ ‹‘ِإ ََ”ِإ َ‘ ْنَأ ُدَ ْ •َأَو ،َُ” َيِداَه َ™َف ْلِلْضُي ْنَمَو َُ” ‹ل ِضُم َ™َف ُ“ ِدَْŸ¡ ْنَم ،اَنِلاَ ْ£َأ

َة‹مُ¥ ْ‘ا َح َصَنَو َةَناَمَ¥ ْ‘ا ى‹دَأَو َ  َ”ا َسرلا َغ‹لَب ُهُبْيِبَحَو ُه¬يِفَصَو ُُ”ْو ُسَرَو ُه ُدْبَع ا ًد‹مَُ± ‹نَأ ُدَ ْ •َأَو ،َُ” َكْي ِ َ ا ًم َ™ َس ِ ِ”ا َء َ´َعَو ِهْيَلَع ْ µ َسَو ٍد ‹مَ ُ± َ´َع ل َص ‹م ُه‹للَا .ِهِئاَيِبْن َ

أ ْن ِم ا½يِبَن ىَز َج ا َم َ ْŸÀ َخ ا‹نَع ُ“ ُها َزَ َ†Â ا ً ْŸÀِث َك.

ِ“ ى َو ْقَت ِ“ َوَف ، ِْŸÆ ِظ َع ْلا Ÿ ِ´َعلا ِ“ ىَوْقَتِب َŸ ِÉْفَنَو ْ ُÊْي ِصْوُأَو ِ“ Ÿ ِ†Ë ْ ُʬب ِحُأ Ÿ †Ìِإَف ،ِ“ َداَبِع ُدْعَب ا‹مَأ

َل َصَو ‹‘ِإ ٍئِرْما َبْلَق ْتَرَوا َج اَم.

(4)

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Saat ini kita berada di bulan maulid nabi, bulan kelahiran baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Selaku umatnya, selain bersyukur, mengingat dan memperingati salah satu momentum terbaik ini, dan juga agar lebih bermakna dari pada sekedar formalitas dan rutinitas belaka, maka sudah selayaknya kita jadikan ia sebagai momentum untuk merefl eksikan diri kita yang mengaku pengikut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam al-Quran Allah subhanahu wata’ala sangat sering menyebutkan kemuliaan baginda Nabi serta tujuan risalah beliau, antara lain...

ٌ ْŸÆ ِح‹ر ٌفْوُءَر َ† ْŸÔِن ِمْؤ ُ ْÖ ِ ْ ُÊْيَلَع ٌصْي ِر َح ْ ¬ Æِنَع اَم ِهْيَلَع ٌ† ْŸØ ِزَع ْ ُÊ ِسُفْنَا ْنم ٌلْو ُسَر ْ ُÚَءۤا َج ْدَقَل

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128)

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Allah subhanahu wata’ala telah memakaikan kepada baginda pakaian keindahan, kesempurnaan, kepemimpinan, dan menjadikannya sebagai suri teladan yang baik umat manusia, sebab, sejatinya peradaban

umat manusia setelah beliau diutus sangat jauh berbeda dengan saat sebelumnya.

Dalam shalat kita membaca, “Ihdinā Shirāthal Mustaqīm”, yang artinya,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Mari merenung sejenak. Bukankah permohonan dan doa kita tersebut

(5)

3

w w w . d a k w a h . i d

ٍ ْŸÆ ِق َت ْس¬م ٍطا َ ِÝ ٰ€ِا ßي ِدْ َ ­َل َك‹نِاَو

“Sesungguhnya Engkau (Muhammad) betul-betul menunjukkan kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura: 52)

Yang mana juga dalam ayat lainnya Allah berfi rman,

ۗاْو ُدَتْ َ ¡ ُهْوُعْيِطُت ْنِاَو

“Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Nur: 54)

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Semua itu karena di antara tujuan hidup kita di dunia ini ialah kita bisa berjalan di atas jalan yang benar, jalan kebenaran, jalan terang benderang, jalan lurus tak melenceng ke kanan atau ke kiri, bukan jalan kebatilan dan kesengsaraan.

Jalan yang telah Allah pilih dan peringatkan,

ٖ ِãْيِب َس ْنَع ْ ُÊِب َق‹رَفَتَف َلُب ¬سلا اوُعِب‹تَت َ‘َو ُهْوُعِب‹تاَف اًمْŸىِقَت ْسُم ْŸ ِçاَ ِÝ ا َذٰه ‹نَاَو

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”

(QS. Al-An’am: 153)

Sejatinya peristiwa kelahiran Baginda Nabi, kita memperingatkan diri kita sendiri betapa besar daya upaya yang telah kita kerahkan dalam memegang teguh dan menjalankan sunah-sunahnya, karena beliau adalah suri teladan, contoh hidup nyata, yang mana keselamatan, kesuksesan, kebahagiaan, ketenteraman bergantung kepada betapa konsistennya kita berada di atas jalan yang telah beliau gariskan dan kita tapaki.

Habibuna al-Musthafa telah meninggalkan kita umatnya di atas jalan yang terang benderang. Maka barang siapa yang berjalan di atas jalan itu, ia pasti selamat. Tidak tersesat. Tidak pula sekedar tergelincir.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh syafī’una al-habib Muhammad

(6)

shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ nomor 3338 (5/1323),

ِهيِبَن َة‹ن ُسَو ِ“ َباَتِك :اَمِِ¡ ْ ُ Æْك ‹سَ َ ì اَم او¬لِضَت ْنَل ِ† ْŸíَرْمَأ ْ ُÊيِف ُتْكََ Ø

“Aku tinggalkan untuk kalian dua bekal. Kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang teguh pada keduanya: al-Quran dan sunah nabi-Nya.”

Jalan hidup dan jalan juang kita jelas. Begitu pula halnya dengan tujuan hidup kita.

Hal yang paling penting yang senantiasa harus ada di dalam benak, hati, dan sanubari kita ialah bagaimana cara agar himmah dan semangat hidup kita senantiasa hidup di bawah naungan dan tuntunan al-Quran dan as- Sunnah dalam menapaki jalan kebenaran.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Sebaliknya, jika kita berpaling dari jalan kebenaran, dan semakin jauh jarak dan ketergantungan kepada al-Quran dan sunah Nabinya, maka semakin tersesat dan tergelincir kita dari jalan tersebut.

Arah dan tujuan hidup akan menyimpang tak tentu arah. Pikiran,

perasaan, perbuatan, perpolitikan, pendidikan, bahkan kehidupan semakin menyimpang.

Padahal Rabbul Izzati senantiasa mengingatkan segenap hamba-Nya dalam fi rman-Nya,

ْŸ ِ†ïَعَب‹تا ِنَمَو َ۠† َا ٍةَ ْŸÀ ِصَب ٰ´َعۗ ِ òóا َ€ِا اßوُعْدَا ߟ ِ´ْيِب َس ٖه ِذٰه ْلُق

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang

(7)

5

w w w . d a k w a h . i d

Karena sejatinya dalam Islam, habibuna Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berkata dan memerintahkan kita “Tutup matamu dan ikuti aku!” melainkan “Gunakan akalmu, buka matamu dan ikuti aku!”

Di bulan mulia kelahiran baginda Nabi banyak hal yang perlu kita

perbaharui. Antara lain, mari kita perbarui sumpah setia kita kepada rasul kita al-musthafa, kita perbarui loyalitas kita kepadanya, kita tata ulang hidup kita dengan tatanan al-Quran dan sunahnya. Agar senantiasa kita berada di atas jalan hidayah, jalan lurus, jalan kebenaran.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Di antara hal yang kita butuhkan saat ini ialah, mari kita hidup bersama Rasulullah, hidup bersama sunahnya.

Mari kita senggangkan waktu untuk membaca sirah kehidupan beliau.

Membaca dengan bacaan yang menjadi pedoman. Menjadi kompas arah kehidupan. Menjadi pegangan dalam setiap langkah dan gerak hidup kita.

Memang seperti itulah sejatinya yang harus dilakukan umatnya. Seberapa teguh dan konsistennya umat kepada sunah nabi-Nya, maka pertolongan Allah akan datang.

Sebaliknya, semakin berpaling umat dari sunah nabi-Nya, maka semakin kerdil, semakin hina, dan semakin jauh dari kemenangan. Karena sejatinya sumber kekuatan kita adalah hidup bersama beliau rūhan wa jasadan hisssan wa ma’nan.

Maka, tidak berlebihan jika dikatakan yang kita butuhkan saat ini adalah amalan. Yang kita butuhkan adalah kejujuran. Yang kita butuhkan adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam menapaki jalan kebenaran yang telah beliau gariskan.

Yang kita butuhkan sekarang adalah kebangkitan. Kebangkitan umat.

Kebangkitan himmah. Agar kita bisa menjadi para penyeru kebenaran pelanjut estafet risalah kenabian. Menunjukkan umat manusia kepada

(8)

jalan kebaikan dan keselamatan.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Demikianlah khutbah Jumat dalam momentum maulid Nabi mulia yang bisa khatib sampaikan. Semoga Allah memuliakan kita dan

menganugerahkan daya upaya dan kekuatan kepada kita untuk istiqamah menapaki jalan dan sunnahnya. Kemudian mengumpulkan kita di hari kiamat bersama para rasul, anbiya’, shiddiqin wa shalihin. Aamin ya Rabbal

‘Alamin.

KHUTBAH KEDUA

ِتاَئـي َسَو اَن ِسُفْن َ

أ ِر ْو ُ ُ ْنِم ِ ِ ُذْوُعَنَو ،ُهُرُك ْشَنَو ِهْي ِدَْ ­ ْسَنَو َ€اَعَتَو ُهَناَحْب ُس ُه ُدَمْ َ†‡ ِˆ َدْمَْ‰ا ‹نِإ

َ‘ ُه َدْحَو ُ“ ‹‘ِإ ََ”ِإ َ‘ ْنَأ ُدَ ْ •َأَو ،َُ” َيِداَه َ™َف ْلِلْضُي ْنَمَو َُ” ‹ل ِضُم َ™َف ُ“ ِدَْŸ¡ ْنَم ،اَنِلاَ ْ£َأ

ُ َã َسْرَأ ٍلْو ُسَر  ُô َ´َعَو ِهْيَلَع ُ“ ‹´ َص ُهُبْيِبَحَو ُه¬يِف َصَو ُ ُ”ْو ُسَرَو ُه ُدْبَع ا ًد‹مَ ُ± ‹ن َ أ ُد َ ْ • َ

أَو ُ َ” َكْي ِ َ . اْوُل َعْفاَو :ِهِباَتِك َِõْ ُ± Ÿ ِ†Ë ِلِئاَق ْلا ِْŸÆِظَعْلا Ÿ ِ´َعلا ِ“ ىَوْقَتِب َŸ ِÉْفَنَو ْ ُÊْي ِصْوُأ ْŸ†Ìِإَف ،ِ“ َداَبِع ُدْعَب ا‹مَأ

َنْو ُحِلْفُت ْ ُʋلَعَل َ ْŸÀَ†ْ‰ا.

َ“ ‹نِإ : َلاَقَف ِْŸöِرَكْلا ِهيِبَن َ´َع ِم َ™ ‹سلاَو ِة َ™ ‹صل ِ ْ ُÚ َرَم َ

أ ، ٍْŸÆ ِظَع ٍرْم َ¥

ِ ْ ُÚ َرَمَأ َ“ ‹نَأ اْوَُøْعاَو ا ًمْŸىِل ْسَت اْو ُ ø َسَو ِهْيَلَع اْو¬ل َص اْوُن َماَء َ† ْŸí ِذ ‹لا اَ ¬Ÿ¡َأ َŸ ، Ÿ ِï‹نلا َ´َع َنْو¬لَصُي ُهَتَكِئ َ™َمَو.

َ´َع ْكِر ََو َ ْŸÆِهاَْØِإ ِلاَء َ´َعَو َ ْŸÆِهاَْØِإ َ´َع َتْي‹لَص اَ َû ٍد‹مَُ± ِلاَء َ´َعَو ٍد‹مَُ± َ´َع لَص ‹مُهـ‹للَا

“ ُلْو ُقَي ، ٌدْي َِ± ٌدْيِ َü َك‹نِإ َ ْŸÆ ِهاَ ْØِإ ِلاَء َ´َعَو َ ْŸÆ ِهاَ ْØِإ َ´َع َتْك َر َ اَ َû ٍد ‹مَ ُ± ِلاَء َ´َعَو ٍد ‹مَ ُ±

(9)

7

w w w . d a k w a h . i d

ِة َر ِخ_ ْ‘ا Ÿ ِ†Ë َو ًةَن َسَح اَيْن ¬دلا Ÿ ِ†Ë اَنِتاَء اَن‹ب َر ِتاَوْمَ¥ ْ‘اَو ْمُْ†­ِم ِءاَيْحَ¥ ْ‘ا ِتاَنِمْؤُ ْÖاَو َ† ْŸÔِنِمْؤُْøِل ْرِفْغا ‹مُهـ‹للَا اَنِتا َر ْوَع ْ ُ À ْسا ‹م ُهـ‹للَا ، َ† ْŸÔل ِض ُم َ‘َو َ† ْŸÔلا َض َ ْŸÀَغ َ† ْŸí ِدَتْ ُ@ ًةا َدُه اَنْل َع ْجا ‹مُهـ‹لل َا ،ِرا‹نلا َبا َذَع اَنِقَو ًةَن َسَح

ُف‹و َخَتَن اَم ‹ َ اَنِقَو اَن‹>َأ اَم اَنِفْكاَو اَنِتاَعْوَر ْنِماَءَو.

، ِŸ ْ†=َبْلاَو ِرَكْنُ ْÖاَو ِءا َشْحَفْلا ِنَع َْ†<َي َو َÌْرُقْلا ْيِذ ِءاَتْيِإ َو ِنا َسْحِ;ْ‘اَو ِل ْدَعْل ِ ُرُم ْ¥ َŸ َ“ ‹نإ ِ“ َداَبِع

ُهْوُق‹تاَو ْ ُÊَل ْرِفْغَي ُهْو ُرِفْغَت ْساَو ،ْ ُÚْدِ† َŸØ ُهْو ُرُك ْشاَو ْ ُÚ ْرُك ْذَي َ ْŸÆِظَعْلا َ“ اْو ُرُكْذُا . َنْو ُر‹ك َذَت ْ ُʋلَعَل ْ ُÊ ُظِعَي

َة َ™ ‹صلا ِ ِ /َأَو ،ا ًجَرْ† َ± ْ ُÚِرْمَأ ْنِم ْ ُÊَل ْلَعَْŸ‡.

Referensi

Dokumen terkait

Dan ketika Yudas sadar akan kesalahannya, mereka sama sekali tidak mau menjalankan tugas sebagai pemimpin agama, yaitu membimbing seorang yang bersalah kepada pertobatan,

Adapun hikmah lainnya dari musibah yang menimpa kita, seperti sakit, akan mengangkat derajat kita di sisi Allah Ta’ala.. 2572). Kelima: Pahala yang Senan� asa Tetap Mengalir

Kita tidak akan menemukan siapa pun atau sesuatu pun yang lebih bersabar atas gangguan melebihi Allah.. Abu Musa al-Asyari radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dalam hadits sahih,

Kita butuh istighfar karena saat-saat ini banyaknya ujian, fi tnah, dan musibah. Kita sangat butuh istighfar atas dosa-dosa dan kemaksiatan yang telah kita lakukan. Sebagaimana

Untuk memasukkan stiker ke dalam WhatsApp, kita menggunakan aplikasi Personal Sticker for WhatsApp.. - Setelah membuka Personal Sticker for WhatsApp, kita akan langsung mendapati

Dina waktos enjing-enjing anu kawilang endah ieu, kaula ngajak ka sadulur-dulur kabeh. Hayuk urang sami-sami bersyukur kana sagala kanikmatan ti Gusti Allah, salahsawiosna

Sehingga, jika lingkungan tempat kita tinggal, tempat kita bergaul, tempat kita bekerja cenderung dengan perilaku malas beramal, lemah beribadah, atau karakter negatif lainnya,

Ancaman dan azab Allah inilah yang tidak lain merupakan salah satu penghalang pintu rezeki seorang hamba.. Ketiga,