• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dilaksanakan penelitian ini selama 12 bulan yang dilakukan pada bulan September 2021 hingga Oktober 2022, dengan pengambilan data primer dilakukan selama 4 minggu pada bulan April 2022 yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tempat lokasi penelitian secara administrasi berada di desa Muara Kibul, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Penelitian ini melakukan pengumpulan data primer dari lapangan dan pengolahan data sekunder dari pustaka dan sumber lain, dilanjutkan dengan analisis laboratorium.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir 2021 2022

Sep -

Okt November Desem ber

Jan -

Feb Maret April Mei Juni Jul - Okt

1

Studi Literatur dan Pengumpulan

Data Sekunder 2 Persiapan dan

Orientasi Lapangan 3 Pemetaan dan

Pengambilan Data 4

Pengolahan Data Primer dan

Sekunder

5 Analisis Laboratorium

6 Konsultasi dan Bimbingan 7 Penyusunan

Laporan

(2)

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Untuk menunjang kelancaran penelitian lapangan dibutuhkan beberapa alat dan perlengkapan yang digunakan pada saat melakukan pengambilan data lapangan, antara lain sebagai berikut :

1. Kompas geologi digunakan untuk mengetahui arah mata angin, mengukur struktur geologi yang terdapat dilapangan.

2. Global Positioning System (GPS) Garmin 62 csx, digunakan untuk mengetahui koordinat lokasi pengambilan sampel.

3. Palu geologi etswing jenis beku, merupakan tipe palu yang memiliki salah satu bagian yang runcing, digunakan untuk mengambil sampel batuan yang keras atau padat seperti batuan beku dan metamorf.

4. Palu geologi etswing jenis sedimen, merupakan tipe palu yang memiliki salah satu bagian yang pipih, palu tipe ini digunakan untuk mengambil sampel batuan yang tidak terlalu keras seperti batuan sedimen.

5. Kamera handphone, digunakan untuk mengambil gambar di lapangan sebagai data pendukung.

6. Alat tulis, digunakan untuk mencatat semua data yang diperoleh di lapangan.

7. Kaca pembesar geologi, digunakan sebagai alat bantu pengamatan megaskopis untuk menentukan komposisi mineral, bentuk mineral pada batuan beku.

8. Meteran, digunakan untuk melakukan pengukuran lintasan kontak batuan dan pengukuran ketebalan singkapan berlapis pada batuan sedimen

9. Spidol permanen, digunakan untuk memberikan kode pada setiap sampel batuan.

3.2.2 Bahan

Bahan- bahan yang diperlukan selama pengambilan data di lapangan antara lain sebagai berikut :

(3)

1. Bentang Alam, untuk objek pengamatan geomorfologi, berupa morfologi, morfometri dan morfostruktur

2. Singkapan Batuan, untuk objek penelitian dalam menentukan litologi batuan, 3. Sampel batuan, untuk objek penelitian dalam mententukan jenis batuan, komposisi mineral dan preparasi sampel

3.3 Metodologi Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu metode tak langsung dan metode langsung.

Metode Pemetaan Tak Langsung.

Penelitian dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi Digital Elevation Model (DEM). Metode ini disebut sebagai metode awal untuk mengetahui kelurusan-kelurusan punggungan maupun lembah-lembah di daerah penelitian yang dapat membantu dan mengetahui kondisi struktur geologi daerah penelitian

Metode Pemetaan Langsung.

Merupakan metode pemetaan geologi di daerah penelitian. Pemetaan geologi dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahapan di lapangan berupa pengamatan geomorfologi, pengamatan singkapan dan pengukuran struktur geologi. Pengamatan geomorfologi dilakukan untuk mengetahui dan mengklasifikasikan satuan bentuklahan daerah penelitian. Pengamatan singkapan dilakukan untuk mengetahui litologi batuan, kedudukan batuan dan pengambilan sampel batuan untuk tahapan analisis di laboratorium. Selain itu juga dilakukan pengukuran struktur geolgoi berupa pengukuran kekar maupun sesar dengan tujuan untuk mengetahui arah tegasan dan arah pergerakan dari struktur geologi di daerah penelitia yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam interpretasi dari desiminasi mineral.

3.3.1 Tahap Persiapan

Tujuan dari persiapan ini adalah mengurus segala keperluan dan administrasi serta untuk mendapatkan informasi-informasi dan gambaran daerah penelitian secara umum berupa data sekunder dan data primer. Tahap persiapan ini meliputi:

(4)

1. Data Peta RBI dan Badan Informasi Geospasial skala 1:50.000, penelitian ini menggunakan data peta yang bersumber dari RBI dan BIG dengan skala 1:50.000. Data ini berisi informasi tentang hipsografi, hidrografi, batas wilayah serta transportasi di daerah penelitian.

2. Peta Geologi Regional, penelitian ini menggunakan Geologi Regional Geologi Regional Lembar MuaraBungo, Simandjuntak dkk. (1994) dengan skala 1:250.000. Lembar ini berisi informasi tentang stratigrafi dan struktur geologi di daerah penelitian.

3. Peta Topografi Daerah Penelitian Skala 1:25.000, penelitian ini menggunakan data RBI skala 1:50.000 yang telah dimodifikasi menjadi skala 1:25.000. Data ini berisi informasi tentang situasi kenampakan bentuk permukaan daerah penelitian, bentukan pola pengaliran dan toponimi daerah penelitian

4. Peta Hillside Skala 1:25.000, penelitian ini menggunakan data DEM yang telah dimodifikasi, data ini berisi informasi tentang bentuk punggungan dan lembah pada daerah penlitian.

5. Peta kelurusan Skala 1:25.000, penelitian ini menggunakan data DEM yang telah dimodifikasi, data ini berisi informasi tentang arah orientasi dominan struktur geologi pada daerah penelitian.

6. Peta Pola Pengaliran Skala 1:25.000, penelitian ini menggunakan data RBI Skala 1:50.000 yang telah dimodifikasi menjadi skala 1:25.000. Data ini berisi informasi tentang jenis pola pengaliran daerah penlitian dan bentukan sungai.

7. Dengan dilakukanya tahap persiapan berupa data sekunder diharapkan menghasilkan Peta Rencana Lintasan skala 1:25.000 yang menjadi data primer untuk acuan pada saat dilapngan.

3.3.2 Tahap Survey Lapangan

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis peta topografi daerah penelitian.

Peninjauan lokasi ini melihat peta geologi dilakukan untuk menginterpretasi kondisi geologi dan batas daerah penelitian sebelum kelapangan dan juga melakukan orientasi medan yang bertujuan untuk observasi ke lapangan dengan melihat kondisi geologi berupa bentukan geomorfologi, litologi, struktur geologi dna kondisi sungai daerah penelitian

(5)

3.3.3 Tahap Pengambilan Data

Dalam melakukan pengambilan data di lapangan, digunakan adalah pemetaan geologi dengan mengamati kondisi geologi daerah penelitian meliputi pengamatan geomorfologi, stratigrafi, pengukuran serta pengambilan data struktur geologi, tahapan yang dilakukan dalam pengambilan data.

1. Pengamatan Geomorfologi, yang dilakukan adalah mengamati morfologi, bentang alam, pola pengaliran sungai dan stadia sungai dan pengambilan dokumentasi berupa foto bentang alam dan morfologi daerah penelitian.

2. Pengukuran Struktur Geologi, yang dilakukan adalah pengukuran struktur kekar dan struktur sesar pada singkapan batuan dengan menggunakan Kompas geologi. bidang sesar yang meliputi strike, dip, gores-garis dan zona breksiasi.

Pengukuran strike dilakukan dengan menempelkan sisi “E” (east) kompas pada bidang yang diukur dalam posisi horizontal, tekan pengunci saat gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi. Angka azimuth yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah strike yang diukur. Kemudian, membuat garis horinzontal pada posisi kompas yang akan dipakai untuk pengukuran dip.

Pengukuran dip dilakukan dengan menempelkan sisi “W” (west) kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas pada posisi tegak lurus pada garis pengukuran strike.

3. Deskripsi Batuan, yang dilakukan adalah melakukan deskripsi batuan saat dilapangan untuk menentukan komposisi mineral secara megaskopis, tekstur batuan, jenis batuan dan nama batuan.

4. Pengukuran, Pembuatan Sketsa dan Profil Singkapan, dilakukan pengukuran pada singkapan berupa struktur geologi dan ketebalan singkapan pada batuan sedimen untuk mengetahui stratigrafi dan juga pembuatan sketsa singkapan pada buku lapangan.

5. Pengambilan Sampel Batuan, pada pengambilan sampel batuan dilapangan minimal pengambilan sampel sebesar telapak tangan orang dewasa dan juga pengambilan sampel batuan yang segar,lapuk dan alterasi jika terdapat dilapangan.

(6)

3.3.4 Tahap Preparasi Sampel

Ada dua tahap yang dilakukan dalam preparasi sampel yaitu preparasi untuk kegunaan analisis sayatan tipis petrografi dan preparasi untuk XRF (X-Ray Fluorescence) analisis geokimia batuan.

1. Preparasi sayatan tipis petrografi, Batuan yang akan di analisis petrografi adalah batuan dari setiap satuan batuan yang ditemukan dari setiap formasi batuan daerah penelitian pada saat melakukan pemetaan detail. Dalam preparasi sampel sayatan tipis digunakan sampel batuan segar. Terlebih dahulu sampel segar yang akan di preparasi di beri tanda sesuai koordinat lapangan kemudian di foto terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan proses pemotongan bagian sampel batuan yang akan di ambil dan digunakan sebagai bahan analisis, bagian sisi batuan yang akan di ambil dihaluskan dengan cara di poles lalu di tempelkan ke kaca preparasi, dan di poles lagi hingga sangat tipis sampai mineral-mineral penyusun batuan dapat terlihat di mikroskop. Pada preparasi sayatan tipis ini sampel akan dikirim ke Georila Petrolab yang berada di Yogyakarta.

2. XRF (X-Ray Fluorescence) Sampel yang digunakan adalah sampel batuan segar segar dan tidak lapuk agar dapat diamati dengan baik dengan ukuran handspacement, untuk analisis XRF (X-Ray Fluorescence) sampel yang di analisis terkhusus pada sampel batuan beku pada batuan Diabas untuk mendapatkan unsur kimia mayor dan minor pada sampel batuan. kemudian dipilah dan dihaluskan dengan menggunakan alat penghancur dan penghalus batuan, disini dilakukan secara manual, kemudian sampel yang telah halus ditimbang seberat 20gr, dan siap digunakan untuk uji analisis geokimia batuan.

Dalam analisis XRF (X-Ray Fluorescence) sampel yang telah di haluskan akan dikirim ke Laboratorium Pusat Survey Geologi yang berada di Bandung untuk di analisis.

3.3.5 Tahap Analisis Studio dan Laboratorium

Tahan analisi data yang dilakukan berupa analisis studio dan analisis laboratorium :

1. Analisis Studio yaitu analisis geomorfologi dengan cara menganalisa pengamatan dari bentuk topografi yang diamati di lapangan maupun yang tercermin dari penampakan peta topografi, dalam pengamatan morfologi

(7)

terdapat analisis sungai yang meliputi analisa pola pengaliran dan penentuan genetik aliran sungai yang disesuaikan dengan struktur geologi daerah tersebut.

Penentuan satuan geomorfologi mengikuti pada referensi Verstappen (1985), berdasarkan atas bentuk asal. Analisis struktur geologi mengacu pada Rickard (1972) yang didapat dari lapangan berupa data arah jurus dan kemiringan perlapisan batuan dan struktur kekar batuan untuk mengetahui arah umum dari kekar dan mengetahui jenis struktur. Analisis stratigrafi dengan menggunakan prinsip-prinsip stratigrafi untuk mengetahui umur dan mengelompokkan satuan batuan serta kesebandingan dengan Formasi yang ada pada literatur, yang mana akan diperoleh hubungan kontak antar satuan batuan sehingga dapat diketahui nama Formasi batuan dengan cara kesebandingan terhadap hasil penelitian peneliti terdahulu

2. Analisis laboratorium yaitu analisis petrografi untuk mengetahui komposisi mineral serta genesa dari batuan tersebut, dan analisis XRF (X-Ray Fluorescence) yang menggunakan satu sampel batuan untuk mengetahui komposisi kimia batuan yaitu unsur mayor dan unsur minor. Berdasarkan hasil analisis petrografi dan analisis XRF (X-Ray Fluorescence) dan adanya struktur geologi dan tektonik dapat memberikan gambaran proses pembentukkan batuan di daerah penelitian dan tipe intrusi pada batuan diabas.

3.3.6 Tahap Sintesis

Tahap ini adalah tahap akhir dari penelitian, yang merupakan tahapan setelah dilakukannya kegiatan lapangan. Penyusunan laporan menggunakan data- data lapangan yang dikomplikasikan dengan hasil analisa laboratorium dan analisa studio. Komponen yang dibahas dalam laporan berupa informasi geologi meliputi keadaan geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi. Hasil dari data yang di analisis yaitu Peta Lintasan, Peta Geomorfologi dan Peta Geologi.

Peta lintasan diperoleh dari data-data pengamatan singkapan batuan yang ada di lapangan yang kemudian disajikan dalam bentuk peta. Data-data yang terdapat dalam peta lintasan ini adalah data litologi setiap lokasi pengamatan, data struktur geologi, dan data aspek geologi lainnya.

Peta geomorfologi daerah penelitian diperoleh dari data–data pengamatan geomorfologi di lapangan dan kemudian dilakukan penentuan satuan bentuk lahan

(8)

berdasarkan referensi Verstappen (1985) yang di modifikasi. Data yang terdapat pada peta ini berupa aspek-aspek geomorfologi seperti morfografi, morfometri yang terdiri dari relief, elevasi, kemiringan, pola pengaliran dan bentuk lembah, morfogenesa yang terdiri dari morfostruktur aktif dan morfostruktur pasif dan morfokonservasi.

Peta geologi daerah penelitian merupakan peta yang menyajikan informasi geologi pada daerah penelitian. Informasi geologi tersebut berupa satuan batuan, stratigrafi dan struktur. Data-data tersebut diperoleh dari survei deskriptif yang dilakukan di lapangan.

(9)

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.

DAN

Referensi

Dokumen terkait

Baik untuk roadmap air bersih, roadmap air limbah, maupun roadmap persampahan untuk setiap subjek yang dibuat dapat di”klik” dan akan langsung terhubung dengan

pemain tersebut belum melakukan gerakan service, dan bola belum tersentuh bagian tubuh (yang dipergunakan untuk memainkan bola) pemain tersebut belum dinyatakan

Saklar pemindah otomatis berpenggerak motor stepper variable reluctance dapat dioperasikan otomatis juga dapat dioperasikan secara manual dengan poros rotor motor stepper

Berdasarkan hasil data yang diperoleh indeks validitas isi materi media pembelajaran gelombang elektromagnetik oleh pakar, guru dan peserta didik mencapai nilai yang

energi, nafsu makan menurun (appetite), berat badan menurun, insomnia, selalu dalam keadaan cemas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala yang hebat, kehilangan minat untuk

Mendekati akhir bulan (sekitar tiga minggu kemudian) uang belanja dirumah sudah habis (karena bulan ini waktu pembayaran biaya sekolah anak-anak saya) menurut itung-itungan saya

Hasil dari penelitian ini adalah jika dilihat secara keseluruhan didapat bahwa strategi yang dilakukan oleh Sido Muncul pada program “Mudik Gratis” telah dijalankan secara

Berdasarkan tinjuan pustaka, dapat disimpulkan bahwa penelitian cerpen “Najmatu al-Qamar” dalam antologi Lauzah karya ‘Abd Satta>r H{utaitah belum pernah diteliti