• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI PEDAGANG RUJAK SIMPANGJODOH TEMBUNG DALAM KAITANNYA DENGAN BUDAYA KEMISKINAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI PEDAGANG RUJAK SIMPANGJODOH TEMBUNG DALAM KAITANNYA DENGAN BUDAYA KEMISKINAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH TEMBUNG DALAM KAITANNYA MENGENAI BUDAYA KEMISKINAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

FEBRI ARISMA SIHALOHO

3103121023

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Febri Arisma Sihaloho. 3103121023. Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung dalam kaitannya dengan Budaya Kemiskinan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh. 2. Untuk menguraikan faktor – faktor yang mempengaruhi eksistensi para pedagang simpang jodoh hingga saat ini. 3. Untuk menggambarkan kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan budaya kemiskinan.

Penelitian ini merupakan penelitian Oral History (Sejarah Lisan) dengan menggunakan metode penelitian lapangan dan didukung oleh metode kepustakaan. Metode penelitian lapangan (Field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung kedaerah penelitian untuk mengobservasi data yang masih dapat ditemui sebanyak – banyaknya yang masih berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan menelaah buku – buku serta foto – foto yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan pertolonganNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung Dalam

Kaitannya Dengan Budaya Kemiskinan”. Adapun tujuan Skripsi ini disusun yaitu

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin didalam

menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih memiliki

kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.

Didalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, penulis menghadapi

beberapa kendala namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan kerjasama

dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Allah yang begitu luar biasa yang selalu ada untuk penulis. Penulis sadar

bahwa tanpa campur tangan Allah didalam kehidupan penulis maka skripsi

ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas

(7)

3. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris Jurusan

Pendidikan Sejarah.

6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

penulis yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih buat pemikiran – pemikiran bapak yang telah merubah beberapa pemikiran penulis. Terimakasih juga buat bimbingan,

arahan, dan masukan - masukan yang selama ini diberikan kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing

akademik dan penguji penulis yang telah banyak memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku dosen penguji ahli yang telah

banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen pembanding bebas yang banyak

memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas

(8)

11.Terkhusus kedua orangtua penulis yang terkasih, M. Sihaloho dan

E. Saragih. Terimakasih untuk setiap kasih dan cinta yang tidak pernah

berkesudahan Terimakasih juga buat semua dukungan dan motivasi yang

tidak henti – hentinya diberikan kepada penulis. Skripsi ini spesial penulis persembahkan untuk kedua malaikatku didunia ini “My amazing parents”. 12.Kakak penulis yang terkasih, Sri Hartati Sihaloho dan adik-adik penulis

yang terkasih, Irtantri Sihaloho dan Michael Sihaloho. Terimakasih

penulis ucapkan kepada kalian atas dukungan dan kasih sayang yang

sudah kalian berikan kepada penulis sehingga penulis semakin

bersemangat menyusun skripsi ini.

13.Seluruh keluarga besar yaitu Opung Johannes Turnip / Br. Sinaga.

Terimakasih untuk perhatian, dukungan dan kasih sayang yang diberikan

kepada penulis.

14.Seluruh keluarga besar Sihaloho, terimakasih juga untuk perhatian dan

kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

15.Sahabat SMA ku “PBB Gank” Natalin Sinaga, Rosenta Girsang, Riris Sitanggang dan Fitri Turnip dan seluruh alumni 09 SMAN 1 Percut Sei

Tuan. Terimakasih penulis ucapkan buat kasih sayang, perhatian dan

canda tawa yang selama ini kalian berikan.

16.Sahabat kampusku, Naomi Saragih, Dora Sinaga dan Fitri Lestari.

Terimakasih untuk semua yang sudah boleh kita rasakan selama ini baik

itu susah dan senang. Tidak lupa juga untuk Irma, Dilla, Muna, Ayu.

(9)

selesainya dari UNIMED kita tetap bisa berkomunikasi. Semoga guru

sejarah yang professional itu dapat kita terapkan dalam diri kita.

17.Sahabat dan sekaligus temen seperjuangan penulis Kelas A - Reguler 2010

ada Agustinus, Aina, Arinda, Ari, Ayu, Berkat, Boy, Candra, Iqbal, Dedi,

Desi, Dilla, Dora, Eka, Elya, Eros, Evan, Fatwa, Ferry, Fitri, Flora,

Frianko, Hesri, Hestya, Hetti, Hotresly, Indri, Jarahman, Josrai, Juliar,

Junita, Budi, Irma, Radius, Hadi, Mariya, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan,

Normayani, Indah, Rina, Pratica, Edo, Rima, Rio, Muslim, Rodearni,

Muslim, Sugi, Susi, Tono, Windah, Yosep. Terimakasih penulis ucapkan

atas kebersamaan selama ini dan untuk setiap canda dan tawa yang ada

dikelas kita. JASMERAH !!!

18.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak memberikan

dukungan dan masukan selama proses perkuliahan. Terimakasih juga buat

teman - teman satu PS atas dukungan satu sama lain.

19.Seluruh abang / kakak stambuk Pendidikan Sejarah, terimakasih atas

segala arahan, dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis

doakan agar yang terbaik selalu menghampiri abang dan kakak.

20.Seluruh adik - adik stambukku, Terimakasih penulis ucapkan buat semua

dukungan yang diberikan selama ini. Kakak berharap agar perkuliahan

kalian lancar.

21.Teman - teman satu PPLT SMA N 2 Bandar yaitu Nande Yoana , Dwi

Kocik, Setia Rumbo, Bou Siska, Bou Khatarina, Melvy, Sari, Kartika,

(10)

Kusno. Terimakasih atas segala kebersamaan dan dukungan yang selama

ini diberikan kepada penulis. Semoga kita dapat meraih segala kesuksesan

yang kita impikan. Terimakasih untuk petualangan kita yang penuh warna

di SMANDUDAR. Sukses untuk kita semua Bapak Ibu seperjuangan

22.Terimakasih juga untuk semua siswa – siswa ku ketika PPL di SMAN 2 Bandar terkhusus kelas XI IPA dan XI IPS. Terimakasih atas perhatian

dan kasih sayang yang kalian berikan kepada Ibu bahkan sampai saat ini.

Kalian membuat hari – hari ibu menjadi semakin berwarna dan penuh semangat. Ibu berharap agar kedepannya kalian bisa menjadi seperti yang

kalian impikan. Sukses buat kalian.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak

termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu

namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini

bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Maret 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

4.1. Gambaran Umum Desa Bandar Klippa 20

4.1.1. Lokasi Desa Bandar Klippa 21

4.1.2. Sejarah Ringkas Desa Bandar Klippa 22

4.1.3. Kependudukan 24

4.1.4. Administrasi dan Pemerintahan 27

4.1.5. Pendidikan 28

4.1.6. Perekonomian 29

4.1.7. Kualitas Angkatan Kerja 30

(12)

4.2. Sejarah Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung 32 4.2.1. Latar Belakang Penamaan Simpang Jodoh 32 4.2.2. Latar Belakang Keberadaan Pedagang Rujak Simpang Jodoh 36 4.2.3. Perkembangan Usaha Rujak 40 4.2.3.1. Kondisi Sekitar Daerah Simpang Jodoh 40 4.2.3.2. Kondisi Peralatan – Peralatan Dalam Berjualan Rujak 41 4.3.Kehidupan Pedagang Rujak Simpang Jodoh 43

4.3.1. Kehidupan Ekonomi 43

4.3.1.1. Pola Kehidupan Ekonomi 43

4.3.1.2. Pola Perbelanjaan 44

4.3.1.3. Pola Kebiasaan Makan dan Minum 45

4.3.2. Kehidupan Sosial Pedagang Rujak Simpang Jodoh 46

4.3.2.1. Pola Kehidupan Sosial 46

4.3.2.1.1. Hubungan – hubungan sosial 46

4.3.2.1.2. Hubungan tolong menolong 48

4.3.3. Pola Kehidupan Beragama 50

4.3.3.1. Kewajiban menjalankan ibadah agama 50 4.3.3.2. Keyakinan kepada makhluk dan kekuatan gaib 51

4.3.4. Keluarga 51

4.3.4.1. Mata pencaharian dan tingkat pendapatan 51

4.3.4.2. Biaya hidup 53

4.3.4.3.Pendidikan anak 54

4.3.4.4 Peran serta keluarga dalam perkumpulan 55

4.3.4.5 Prospek kehidupan dimasa depan 56

4.4. Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh 57

(13)

DAFTAR TABEL

Luas Wilayah Desa Bandar Klippa menurut penggunaannya 21

Jumlah Penduduk Desa Bandar Klippa 24

Mata pencaharian Penduduk Desa Bandar Klippa 25

Jumlah Gedung Pendidikan desa Bandar Klippa 28

Jumlah Sarana Perekonomian dan Perdagangan desa Bandar Klippa 29

Kualitas Angkatan Kerja desa Bandar Klippa 30

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebudayaan tercipta karena keberadaan manusia. Manusialah yang

menciptakan kebudayaan dan memakainya sehingga kebudayaan akan selalu

ada sepanjang keberadaan manusia. Kolektivitas individu yang secara bersama

– sama menciptakan kebudayaan itu disebut masyarakat. Dari pernyataan ini

dapat dikatakan bahwa kebudayaan tidak pernah lepas dari masyarakat dan akan

turut mewarnai kehidupan didalam suatu masyarakat. Salah satu masalah yang

senantiasa dihadapi oleh manusia adalah kemiskinan.

Masalah kemiskinan ini sama tuanya dengan usia manusia itu sendiri

walaupun seringkali kehadirannya tidak disadari oleh manusia yang

bersangkutan. Kemiskinan juga merupakan suatu masalah yang sifatnya global

yang tidak akan pernah habis – habisnya jika diperbincangkan.

Masyarakat dari golongan yang tidak miskin biasanya menilai mereka yang

miskin sebagai orang yang malas, tidak tekun dan tidak stabil dalam pekerjaannya,

tidak mempunyai konsep mengenai hari esok, boros, tidak mempunyai motivasi,

bersikap menerima nasib dan berbagai pola kelakuan yang dianggap tidak sesuai

menurut pola kebudayaan golongan yang tidak miskin. Pandangan yang sepihak

ini tampaknya ada kebenarannya tapi untuk menghindarkan penilaian yang

sepihak tersebut haruslah dipahami mengapa mereka memiliki pola kebudayaan

seperti itu. Alasan yang utama adalah lingkungan kemiskinan dimana mereka

(15)

kekurangan maka pola – pola tindakan orang – orang miskin tersebut masuk akal yaitu sebagai perwujudan dari adaptasi mereka dalam lingkungan dan situasi

kemisikinan yang mereka hadapi.

Oscar Lewis, seorang Antropolog berkebangsaan Amerika memperlihatkan

bahwa kemiskinan bukan semata – mata berupa kekurangan dalam ukuran ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun juga menyangkut kekurangan dalam

ukuran kebudayaan dan kejiwaan (psikologis) dan memberi corak tersendiri pada

kebudayaan yang seperti itu yang diwariskan dari generasi orangtua kepada

generasi anak – anak dan seterusnya melalui proses sosialisasi sehingga dari perspektif ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan kemiskinan itu tetap lestari.

Oscar Lewis dalam bukunya The Culture of poverty menyatakan bahwa

kemiskinan adalah kondisi miskin sedangkan kebudayaan kemiskinan adalah cara

hidup orang – orang yang berada dalam kondisi miskin itu. Menurut Oscar, seseorang yang memiliki budaya kemiskinan akan terwujud dalam sikap dan

perbuatannya seperti sifat fatalisme, masa bodoh, cepat putus asa, gampang

menyerah, kurang inisiatif dan tidak memiliki semangat untuk maju.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah kemiskinan

namun nyatanya upaya ini belum maksimal karena sampai sekarang kemiskinan

masih tetap dirasakan oleh masyarakat. Ditambah lagi dengan perkembangan

kota yang semakin hari terasa semakin pesat. Perkembangan kota yang semakin

pesat menjadikan masyarakat begitu sulit mendapatkan pekerjaan. Fenomena ini

(16)

sehingga dengan terpaksa mereka harus bekerja pada sektor informal dimana pada

sektor ini tidak terlalu banyak dituntut keahlian dan bukanlah menjadi sebuah

hambatan bagi masyarakat jika pendidikan yang dimilikinya tidak memadai.

Pekerjaan disektor informal merupakan lapangan pekerjaan yang diciptakan dan

diusahakan sendiri oleh pencari kerja dengan keterbatasan baik modal, fisik,

tenaga maupun keahlian. Salah satu sektor informal yang banyak diminati oleh

masyarakat di kota Medan khususnya kecamatan tembung yaitu berdagang.

Kehidupan pedagang sangat menarik untuk diteliti terutama para pedagang

rujak yang tepatnya berada di simpang jodoh tembung. Pedagang rujak disimpang

jodoh ini sudah mulai berdagang sekitar tahun 1950 an dan usaha ini dilakukan

secara regenerasi bahkan sampai saat ini. Setiap harinya banyak sekali orang yang

berdatangan ke simpang jodoh ini khusus hanya untuk membeli rujak yang

menurut peneliti mempunyai nilai plus pada bumbu rujaknya. Tidak jarang para

pembeli yang datang berasal dari luar kota yang mengetahui keberadaan rujak ini

bahkan baru – baru ini rujak simpang jodoh juga telah diperkenalkan melalui media elektronik sebagai salah satu ciri khas wisata kuliner di Medan.

Namun ada hal yang membuat peneliti merasa penasaran yaitu jika melihat

keadaan para pedagang rujak yang telah digambarkan oleh peneliti maka

seharusnya para pedagang ini sudah harus mengalami kemajuan terutama dibidang

ekonomi yang salah satunya akan terlihat dari perubahan tampilan jualannya yang

akan dikemas atau dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun

mengapa hal ini belum terlihat? Selain itu, dengan berkembangnya kehidupan

(17)

keturunannya pasti akan mendapat pendidikan yang lebih baik lagi namun

mengapa usaha dagang ini dilakukan turun temurun? Apakah benar hal ini

dikarenakan pedagang rujak simpang jodoh tembung memiliki budaya

kemiskinan?

Melihat kondisi yang seperti ini dan untuk menjawab rasa penasaran, peneliti

merasa tertarik dan ingin sekali meneliti kehidupan pedagang rujak yang ada

disimpang jodoh Tembung. Adapun judul penelitian yang dilakukan yaitu

“Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung dalam kaitannya

mengenai Budaya Kemiskinan”. Peneliti memilih daerah tembung untuk diteliti

dikarenakan tempat ini dekat dengan tempat tinggal peneliti dan merupakan salah

satu tempat yang bersejarah dikecamatan medan Tembung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang maka

peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh

2. Faktor – faktor para pedagang rujak simpang jodoh dapat bereksistensi 3. Kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan adanya

budaya kemiskinan

4. Perspektif para pedagang rujak simpang jodoh terhadap kehidupan yang

dijalaninya

(18)

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh ?

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi para pedagang simpang jodoh hingga saat ini ?

3. Bagaimana kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan

budaya kemiskinan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui latar belakang keberadaan pedagang rujak

disimpang jodoh.

2. Untuk menguraikan faktor – faktor yang mempengaruhi eksistensi para pedagang simpang jodoh hingga saat ini.

3. Untuk menggambarkan kaitan antara eksistensi pedagang rujak

(19)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memberi informasi dan menjawab rasa penasaran

tentang eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya

dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat.

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan yang lebih mendalam

mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya

dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat dan dapat menjadi

acuan dipenelitian selanjutnya.

3. Bagi pengembangan ilmu sejarah, dapat menjadikan ilmu sejarah lebih

berkembang khususnya pada bidang sejarah sosial dan budaya yaitu

budaya kemiskinan dan lebih memperkenalkan sejarah lisan (oral

history).

4. Bagi masyarakat Tembung, dapat mengetahui bagaimana keadaan

desanya terutama tentang budaya kemiskinan dimasyarakat dan lebih

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh

Tembung dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan bahwa Keberadaan para pedagang rujak sudah ada sekitar tahun 1950

– an, usaha rujak ini telah dilakukan secara turun – temurun hingga saat ini sudah

sampai kepada generasi keempat. Para pedagang rujak merupakan pendatang yang

melakukan migrasi ke desa Bandar Klippa, mereka merupakan pendatang yang

berasal dari daerah tanjung Balai yang merupakan suku Melayu. Adapun Faktor – faktor yang menyebabkan usaha rujak ini tetap eksis sampai saat ini yaitu rasa

rujak nya yang lezat yang menggunakan bumbu yag unik seperti pisang batu dan

terasi , sifatnya yang regenerasi ( turun - temurun), bersifat tradisional dan

memiliki sisi keromantisan. Keeksisan Para pedagang rujak simpang jodoh

memang memiliki kaitan dalam budaya kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari

perilaku yang ada pada pedagang rujak simpang jodoh ini seperti tetap

dipertahankannya sentir, penggilingan bumbu rujak dan gerobak dari masa ke

masa. Walaupun hal ini jelas tidak menyehatkan namun para pedagang tetap

mempertahankannya dan sampai saat ini, usaha rujak simpang jodoh masih tetap

(21)

5.2Saran

Setelah mengetahui eksistensi pedagang rujak simpang jodoh Tembung

dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, maka peneliti memiliki beberapa

saran yaitu :

1. Kepada para pembeli rujak simpang jodoh, jika ingin membeli rujak

kepada para pedagang rujak yang sudah lama berjualan maka jangan

sampai salah pilih. Jangan hanya menilai tukang rujak simpang jodoh

yang paling lama berjualan hanya dari umur nya saja karena ada

beberapa penjual yang masih muda tetapi sudah sangat lama berjualan

bahkan sejak 1 SMP. Selain itu, ada juga yang sudah sangat tua namun

baru sebentar berjualan bahkan belum ada satu tahun.

2. Kepada para pedagang rujak simpang jodoh, agar lebih memperhatikan

kesehatan, jangan karena hanya ingin mempertahankan iri khas rujak

simpang jodoh saja, sampai – sampai mereka tidak peduli lagi dengan kesehatan. Dan juga harus menjaga kebersihan dagangannya. Kalau

bisa, pedagang rujak seharusnya menggunakan stainless untuk menjual

rujaknya agar terhindar dari debu yang akan hinggap ke buah – buahan segarnya, tempat penggilingannya dan beberapa bahan lainnya.

Selain itu, sampah juga harus diperhatikan. Pedagang rujak tidak boleh

membuang sampah sembarangan karena tidak baik bagi kesehatan

(22)

3. Kepada pemerintah khususnya kota Medan agar tetap dapat

mempertahankan usaha rujak simpang jodoh ini karena sangat

disayangkan jika suatu saat nanti usaha ini tidak ada lagi. Usaha rujak

disimpang jodoh ini sudah menjadi salah satu wisata kuliner yang

terkenal dikota Medan jadi jangan sampai disia – siakan .

Bahkan kalau bisa, rujak simpang jodoh ini harus diperkenalkan

keberbagai kota melalui media massa seperti media elektronik maupun

media cetak.

4. Kepada para pembaca, agar dapat mempelajari ciri – ciri dari kebudayaan kemiskinan sehingga pembaca tidak memiliki budaya

kemiskinan didalam diri masing - masing. Budaya kemiskinan bukan

hanya ada pada diri orang miskin, siapapun mungkin saja memiliki

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Mustamin dan Menno S.1992. Antropologi Perkotaan. Jakarta:

CV Rajawali

Basrowi, M. S . Dr. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Penerbit Ghali Indonesia.

Goudzwaard, Bob dan Harry de Lange. 1998. Di Balik Kemiskinan dan

Kemakmuran. Penerbit Kanisius

Hakim, Arifin.2001.Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Penerbit Pustaka

Satya

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi.Jilid II. Jakarta : Penerbit UI

Press

Kuntjoro – Jakti, Dorodjatun. 1994. Kemiskinan di Indonesia. Jakarta. Penerbit

Yayasan Obor Indonesia

Lee,Everett. 2000 . Teori Imigrasi. Yogyakarta : Pusat Penelitian Universitas

Gadjah Mada

Lewis, Oscar. Kisah Lima Keluarga. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor

Indonesia.

Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. 1996. Urbanisasi, Pengangguran

dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indoesia

Pui Huen, P. Lim dkk. (ed.). 2000. Sejarah Lisan di Asia Tenggara;

(24)

Profil Desa Bandar Klippa, Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan

Desa Bandar Klippa Tahun 2009

Sastwowardyo, Ina. 1992. Teori Kepribadian Rollo May. Jakarta :

Balai Pustaka

Sjamsuddin,Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak

Suharto,Edi.2008.Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik .Bandung:

Penerbit Alfabeta

Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan. Penerbit Yayasan

Referensi

Dokumen terkait

Dia menggunakan teori Leech tentang pengaruh tindakan perlokusi dan menemukan bahwa ada dua efek yang dilakukan, yaitu efek yang direncanakan dan efek yang tidak

(2) sumberdaya, yaitu dalam mewujudkan keberhasilan implementasi suatu kebijakan diperlukan dukungan SDM dan non-SDM;(3) komunikasi antar organisasi dan penguatan

Graf disini digunakan bukan untuk mencari alur tercepat dalam penyusunan dan eksekusi materi dan metode dalam kaderisasi, tetapi digunakan agar hasil akhir yang diharapkan

3.5 Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antar garis/bidang, bidang/bidang dan irisan dua bidang dalam bangun ruang dimensi tiga melalui demonstrasi menggunakan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ada penambahan air atau cairan dalam proses granulasinya (baik cairan bahan pengikat maupun cairan yang hanya berfungsi sebagai

Untuk Bioindikator Kualitas Perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman, kawasan pesisir Pulau Tunda termasuk kedalam kategori tercemar sangat ringan karena nilai

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang