30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
[image:1.612.105.536.213.539.2]Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat. Peneliti mengambil 126 siswa sebagai sampel penelitian dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Jurusan
Jenis Kelamin
Jumlah Siswa
L P
1. Teknik Komputer Jaringan 14 18 32 siswa
2. Multimedia 9 22 31 siswa
3. Teknik Kontruksi Kayu 28 4 32 siswa
4. Teknik Gambar Bangunan 15 16 31 siswa
Jumlah 66 60 126 Siswa
31 laki dan perempuan cukup tidak seimbang, di mana hanya terdapat 9 siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan berjumlah 22 siswa. Sedangkan di kelas X jurusan Teknik Kontruksi Kayu, terdapat 28 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Proporsi ini dapat dikatakan sangat tidak seimbang. Di kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan, terdapat proporsi yang mendekati seimbang, yaitu 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Proporsi atau perbandingan jumlah siswa laki-laki dan perempuan per kelasnya tentu saja akan berpengaruh pada setiap interaksi yang terjadi antar siswa setiap harinya.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
[image:2.612.97.569.181.703.2]Adapun jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Mei Juni Juli Agustus
Pengajuan judul dan penyusunan proposal Bimbingan proposal
Penyusunan instrument Uji instrument
32 Penelitian dan pengumpulan data penelitian
Bimbingan skripsi
Olah data hasil penelitian
Intepretasi data dan penyusunan Bab IV-V Seminar skripsi
Penelitian dilakukan pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2016 untuk uji instrumen di kelas X otomotif SMK Kristen 2 Magelang. Sedangkan pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 28 Juli 2016 di kelas X SMK Negeri 2 Pringsurat dengan menyebarkan instrumen berupa skala kecerdasan sosial dan skala perilaku bullying.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis Deskriptif Kecerdasan Sosial Kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat
Untuk menganalisis variabel secara deskriptif dilakukan dengan cara menjumlah seluruh skor yang didapatkan dari instrumen yang telah disebar. Data variabel kecerdasan sosial dengan 32 pernyataan dan jumlah responden 126 siswa. Pertama penulis harus menentukan nilai maksimum dan minimum dari analisis data terebut.
33 Skor tertinggi = 4 x 32 = 128
Skor terendah = 1 x 32 =32 Banyaknya Kategori = 4
I = skor tertinggi −skor terendah banyak kategori
I = 128−32 4
I= 96 4
I= 24
Dengan interval 24, maka diperoleh kategori sebagai berikut: Sangat Tinggi = 104 - 128
[image:4.612.105.516.183.707.2]Tinggi = 80 - 103 Sedang = 56 - 79 Rendah = 32 - 55
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Sosial
Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentase (%)
Sangat Tinggi 104 – 128 5 4 %
Tinggi 80 – 103 44 35%
Sedang 56 – 79 72 57%
Rendah 32 – 55 5 4%
34 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui rentang skor yang diperoleh antara 32 – 128. Pada kategori sangat tinggi terdapat 5 siswa dengan persentase sebesar 4%. Kategori tinggi, sebanyak 44 siswa dengan persentase 35%. Kategori sedang sebanyak 72 siswa dengan persentase sebesar 57%. Kategori rendah sebanyak 5 siswa dengan presentase 4%. Dari data pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dalam kecerdasan sosial.
4.3.2 Analisis Deskriptif Perilaku Bullying Kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat
Untuk menganalisis variabel secara deskriptif dilakukan dengan cara menjumlah seluruh skor yang didapatkan dari instrumen yang telah disebar. Data variabel perilaku bullying dengan 26 pernyataan dan jumlah responden 126 siswa. Pertama penulis harus menentukan nilai maksimum dan minimum dari analisis data terebut.
Pengukuran variabel kecerdasan sosial ini menggunakan interval dengan rumus yaitu :
Skor tertinggi = 4 x 26 = 104 Skor terendah = 1 x 26 = 26 Banyaknya Kategori = 4
I = skor tertinggi −skor terendah banyak kategori
I = 104−26 4
I= 78 4
35 Dengan interval 19,5 yang dibulatkan menjadi 20, maka diperoleh kategori sebagai berikut:
Sangat Tinggi = 86 – 104
Tinggi = 66 – 85 Sedang = 46 – 65 Rendah = 26 – 45
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Bullying
Kategori
Rentang
Skor
Frekuensi
Presentase
(%)
Sangat Tinggi 86 – 104 4 3%
Tinggi 66 – 85 52 41%
Sedang 46 – 65 67 53%
Rendah 26 – 45 3 3%
Jumlah 126 100 %
36 dengan presentase sebesar 3%. Dari data pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dalam perilaku bullying.
4.4 Analisis Korelasi
Tehnik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis korelasi
Kendall Tau. Adapun hasil analisis dapat dikaji sebagai berikut :
Tabel 4.5
Korelasi Antara Kecerdasan Sosial Dengan Perilaku Bullying
Correlations
kecerdasan_sos
ial
perilaku_bullyin
g
Kendall's tau_b
kecerdasan_sosial
Correlation Coefficient 1.000 .497**
Sig. (2-tailed) . .000
N 126 126
perilaku_bullying
Correlation Coefficient .497** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 126 126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
37 tingkat perilaku bullying. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat kecerdasan sosial siswa rendah, maka tingkat perilaku bullying juga akan semakin rendah.
Dengan demikian, hipotesis awal yang dirumuskan “ada hubungan yang
negatif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku bullying” dinyatakan ditolak.
4.5 Pembahasan
Setelah penulis melakukan olah data dan analisis data penelitian yang diperoleh dari siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat, selanjutnya penulis membahas tentang hasil penelitian tersebut.
Dari data distribusi frekuensi variable kecerdasan sosial, dapat diketahui rentang skor yang diperoleh antara 32 – 128. Pada kategori sangat tinggi terdapat 5 siswa dengan persentase sebesar 4%. Kategori tinggi, sebanyak 44 siswa dengan persentase 35%. Kategori sedang sebanyak 72 siswa dengan persentase sebesar 57%. Kategori rendah sebanyak 5 siswa dengan presentase 4%. Dari data pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dalam kecerdasan sosial.
[image:8.612.101.532.189.623.2]38 presentase sebesar 3%. Dari data pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dalam perilaku bullying.
Berdasarkan analisis korelasi antara kecerdasan sosial dengan perilaku
bullying pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat, dinyatakan bahwa adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku
bullying pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat. Hal ini dibuktikan dengan
nilai koefisien korelasi yang menunjukkan angka 0,497 dengan nilai signifikan 0,000 (<0,005). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku bullying pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat, sehingga semakin tinggi tingkat kecerdassan siswa, maka semakin tinggi pula tingkat perilaku bullying. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kecerdasan sosial siswa, maka semakin rendah pula tingkat perilaku
bullying.
Hasil penelitian ini sejalan dan sesuai dengan hasil penelitian yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2014) pada penelitian yang berjudul Hubungan Kecerdasan Sosial Dengan Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XI PM SMK T&I Kristen Kota Salatiga yang menunjukkan nilai keofisien korelasi 0,632. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku agresif.
39 sosial menjadi kesadaran sosial atau kepekaan seseorang terhadap sesamanya, dan
social facility, yaitu apa yang dilakukan seseorang dengan kesadaran diri.
Sejiwa (2008) menyatakan bahwa bullying adalah situasi dimana terjadi penyalahgunaan kekuatan yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat.