PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN
DI KOTAMADYA CIREBON
( Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat)
T E S I S
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
NUR AEDI NIM : 9696008
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGLIRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
Disetujui dan disahkan untuk mengikuti ujian tahap II
Pembimbing I,
UJ)~^JfJ
f. Dr. ft.
Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed.
Pembimbing II,
ABSTRAK
Nur Aedi, Pemanfaatan Sumber Daya Pendidikan yang ada di Masyarakat dalam Rangka Pengembangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Kotamadya Cirebon ( Fokus study pada hubungan kelembagaan MI dengan masyarakat ), studi ini dilakukan telaah atas hubungan lembaga Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang ada di Kotamadya Cirebon dengan Masyarakat dalam rangka memanfaatkan potensi dan Sumber daya pendidikan yang ada di Masyarakat guna terdptanya program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar secara menyeluruh dan merata khususnya di Kotamadya Cirebon, melalui hubungan strategis, maka akan tertanam keyakinan pada masyarakat dengan kehadiran lembaga Madrasah Ibtidaiyah dan masyarakat akan merasakan buah dan manfaat dari keberadaan lembaga tersebut yang dijembatani melalui anak didik dari masyarakat yang di didik pada lembaga Madrasah Ibtidaiyah.
Studi ini dilakukan dengan menggunakan methode kualititatif, yang berupa interaksi dan refleksi masyarakat terhadap lembaga yang diperoleh langsung melalui wawancara, questioner dan studi
dokumentasL
Fokus penelitian ini menitikberatkan pada hubungan lembaga madrasah ibtidaiyah swasta dengan masyarakat, dengan mengambil sampel seluruh dari Madrasah swasta dengan populasi sebanyak lima belas Madrasah swasta yang ada di Kotamadya Cirebon, dengan subyek penelitian adalah ; Kepala Sekolah, Alumnus, Orang tua murid, Pimpinan instansi terkait (pemerintah) dan yayasan.
Permasalahan yang muricul pada penelitian ini adalah kekurang efektifan dan keserasian dalam hubungan struktural antara lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakatnya, terutama mengenai masukan-masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah yang kesemuanya datang dari masyarakat, output atau keluaran Madrasah Ibtidaiyah bagi masyarakat, metode yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan dan hubungan antara pihak lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan pihak instansi pemerintah dan terakhir hasil yang diperoleh dari hubungan keduanya (lembaga dengan masyarakat).
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program belum dilakukan dengan baik, sebab kurangnya tenaga profesional yang menangani bidang tersebut sehingga kendala yang muncul adalah: pertama, lembaga kurang dapat memanfaatkan potensi dan masukan yang datang dari masyarakat secara sempurna, padahal daya dukung masyarakat akan tercipta secara penuh apabila lembaga dapat membuktikan kinerjanya dalam mengelola hubungan keduanya, dengan menanamkan keteladanan melalui anak didik yang ada pada lembaga Madrasah Ibtidaiyah masyarakat akan semakin percaya keberadaan lembaga sebagai salah satu lembaga sosial yang menjadi andalan masyarakat
Kedua, demikian halnya dengan alumnus yang menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakatnya, dengan mengaplikasikan displin ilmu yang diterima selama belajar pada bangku sekolah dasar dengan disiplin ilmu keagamaan yang diutamakan, maka masyarakat akan memandang keberhasilan lembaga dalam mendidik anak-anaknya ketika mereka hadir dan dapat diterima di masyarakat dengan segala disipilin ilmu yang
mereka miliki.
ketiga, metode penyampaian pesan dari lembaga tergantung kepada pengelola lembaga itu sendiri, dalam hal ini adininistrator Madrasah Ibtidaiyah yang semakin dituntut untuk dapat menyelaraskan tuntutan yang datang dari masyarakat sekitar, denga melalui visL misi dan kebijakan yang dibuatnya masyarakat mengharap sepenuhnya dapat diterima sebagai suatu komunikasi yang akan menghubungkan pihak masyarakat dengan lembaga yang dikelolanya.
Keempat, hubungan dengan instansi terkait terutama dengan pihak pemerintah bagi suatu lembaga pendidikan merupakan hubungan arus atas dalam rangka mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dengan terciptanya hubungan yang hrmonis antara pihak Madrasah Ibtidaiyah dengan pihak pemerintah, maka akan memungkinkan program terlaksana dan mendapat dukungan secara penuh.
pada gilirannya pelaksanaan dan pengembangan program wajib belajar
pendidikan dasar 9tahun mengalami hambatan yang cukup berarti.
Penelitian ini membuktikan bahwa pada prinsipnya suatu kebijakan yang
diberlakukan pada seseorang atau suatu kelompok masyarakat
kesemuanya akan kembali kepada siapa pembuat kebijakan tersebut
Admnistrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai seorang pembuat
kebijakan harus mampu memahami type dan karakteristik masyarakat
yang ada di sekelilingnya, sebab ketika kebijakan itu diterima oleh
masyarakat di sekeklilingnya, maka akan memudahkan bagi lembaga
dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat dimana lembaga
DAFTAR LSI
Halaman
ABSTRAK i
PENGHARAGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH iv
DAFTAR TABEL vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Masalah 15
1. Identifikasi Masalah 15
2. Pertanyaan Penelitian 19
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20
1. Tujuan Umum
20
2. Manfaat Penelitian 22
D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat 22
E. Kerangka Acuan Penelitian 24
F. Kerangka Pemikiran
26
BAB II LANDASAN TEORITK
A. Organisa-i Sebagai Suatu Sistem
29
B. Organisasi Pendidikan 35
C. Madrasah Ibtidaivah Sebagai Suatu Organisasi
Pendidikan 42
D. Produktivitas Madrasah Ibtidaivah 43 E. Madiasali Ibtidaivah dan Pemberdayaan Masya
-rakat 49
F. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
53
2. Sasaran-sasaran Pemberdayaan 68
3. Masyarakat Sebagai Sumber Daya Pendidikan
69
G. Pemberdayaan dalam Lingkup Administrasi Pendidikan ^
H. Aplikasi Landasan Teori dalam Penelitian
75
BABffl PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian 80
B. Subyek Penelitian
81
C. Pengumpulan Data
82
D. Pengolahan dan Analisis Data
84
E. Validitas Temuan Penelitian 85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian
87
1. Input Madrasah Ibtidaiyah dari Masyarakat
87
2. Jenis dan Sumber Masukan Dari Masyarakat ... 95 3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
9 tahun di Madiasali Ibtidaiyah 96 4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem
baga Pendidikan Lainnya
98
5. Motivasi Masyarakat Masuk ke Lembaga Madw
sah Ibtidaiyah
10°
6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat ..
102
7. Methode Penyampaian Pesan Terhadap Masya
rakat *09
8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instan
si Terkait n3
B. Pembahasan Penelitian H7
2. Jenis dan Sumber Masukan 117 3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
9 tahun di Madrasah Ibtidaiyah 118 4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem
baga Pendidikan Lainnya 119
5. Motivasi Masyarakat Masuk Kelembaga Madra
sah Ibtidaiyah 119
6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat... 119
7. Methode Penyampaian Pesan terhadap Masyara
kat 120
8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instasi
Terkait 121
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 131
B. Implikasi Hasil Penelitian 136
C. Rekomendasi 139
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu bagian
pembangunan Nasional, yang lingkupnya antara lain meliputi peningkatan segi
kuantitas dan kualitas pendidikan.
Kualitas sendiri dapat diartikan salah satunya dengan melalui pembenahan
dan kelengkapan sarana juga fasilitas pendidikan, sedangkan peningkatan dalam
segi kuantitas pendidikan, yaitu memotivasi agar masyarakat sadar dan ingin
memperoleh pendidikan setinggi mungkin, sehingga diharapkan penduduk
Indonesia akan mencapai taraf pendidikan yang setinggi-tingginya. Demikian
halnya dengan segi kuantitas pendidikan beserta peningkatan mutu didalamnya,
sehingga lazim dikatakan bahwa
"semakin tinggi taraf pendidikan seseorang,
maka semakin tinggi pula tarafproduktifitasnya
«, dengan kata lain produktifitas
yang baik tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi akan lahir melalui proses
pendidikan yang dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna (Human Capital,
Gary S. Becker, 1967,4).
Pembangunan pendidikan yang berorientasi kepada segi kuantitas telah
lama melalui jenjang pelita I sampai dengan pelita berikutnya, yang salah satu
kewajibannya, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945, yaitu
bahwa
"Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran"
(Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1).
Pada sisi yang lain peningkatan segi mutu pendidikan ditujukan untuk
memenuhi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan pembangunan dalam bidang pendidikan memiliki peran
serta fungsi yang sangat strategis dalam rangka menghadapi tantangan dimasa kini
dan masa mendatang, sehingga dapatlah dikatakan bahwa maju mundurnya suatu
bangsa salah satunya ditentukan oleh masyarakatnya, sehingga fungsi utama bagi
peningkatan sumber daya manusia adalah dengan peningkatan pendidikan bagi
warga dan masyarakat Indonesia.
Perhatian terhadap bidang pendidikan merupakan salah satu pemberdayaan
masyarakat yang harus dilaksanakan juga dipelihara dengan tujuan seperti yang
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk -mencerdaskan
kehidupan bangsa, (Pedoman Pelaksanaan Wajib Belajar, Pemda Tingkat I Jawa
Barat, 1997,10).
Dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan
nasional, yaitu pada pasal ke-14, menyebutkan : bahwa warga negara yang sudah
berusia 6 tahun, berhak untuk mengikuti pendidikan, dan yang 7 tahun, wajib
Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang dilaksanakan selama sembilan tahun ; diselenggarakan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama dan yang sederajat (Sarahan, Buletin Bulanan E tahun 1977,11). Dengan demikian, maka kewajiban bagi setiap warga negara ketika sudah mencapai usia enam tahun sampai tujuh tahun, maka dinyatakan berhak dan wajib mengikuti bahkan sampai menamatkan pendidikan 9 tahun, sehingga apabila seseorang sudah menamatkan jenjang tersebut, maka anak
bersangkutan berhak untuk menyandang tamatan pendidikan dasar.
Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar merupakan perwujudan dari
pada Undang-undang Dasar 1945, GBHN, juga Undang-undang No.2 tahun 1989, serta Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990, yang sebelumnya dicanangkan pada tanggal 2 Mei 1984, bagi anak-anak usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun.
Berdasarkan kemajuan yang telah dicapai, maka tanggal 2 Mei 1948, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dicanangkan
keberhasilannya dalam 15 tahun kedepan. Sehingga pada keputusan semula,
pendidikan dasar bagi anak Indonesia dianggap akan tuntas apabila sudah
mencapai 15 tahun sejak pencanangannya.
tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut, berarti bahwa paling lambat pada
tahun 2003 awal, masyarakat Indonesia sudah mengenyam dan menamatkan
pendidikan dasar, dan pada tahun 2003 nanti Program Pendidikan Dasar 9 tahun
dianggap tuntas secara optimal.
Sasaran utama program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun adalah menumbuh kembangkan aspirasi pendidikan bagi orang tua dan anak didik, untuk
memasuki pendidikan dasar, sehingga dengan demikian, maka pengertian wajib belajar semakin membuat kita sadar akan pentingnya pendidikan, sebab arti
penting belajar bagi masyarakat Indonesia, belum seperti negara-negara maju yang menganggap bahwa Universal Basic Education, yakni terbukanya kesempatan secara luas bagi masyarakat atau peserta didik untuk memasuki
pendidikan dasar, sehingga disinilah letak peran penting dari pada administrasi
pendidikan untuk mengadakan pembenahan sistem dari pada pendidikan di negara berkembang seperti Indonesia.
Administrasi pendidikan merupakan salah satu yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk
mencapai hasil pendidikan yang telah disepakati, sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara optimal dan tercipta susunan dengan baik dalam proses
bahwa
"administrasi pendidikan pada dasarnya adalah suatu media untuk
mencapai tujuan pendidikan secara produktifyaitu efektifdan efesien".
Hal yang senada diungkapkan pula kriteria keberhasilan administrasi
pendidikan adalah produktivitas pendidikan, yang kesemuanya dapat dilihat pada
prestasi atau efektifitas dan susunan atau efesiensi.
Pada pendapat lain diungkapkan bahwa
"Productivity is a combination of
evectivines related to performance, effeciency to resource utilization,
(Paul
Mail, 1987,7).
Dengan adanya inpres nomor 1 tahun 1994, tentang pelaksanaan Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan perkembangan dari
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun, salah satu dampak yang dirasakan
semakin banyak jumlah peserta didik yang wajib mengikuti pendidikan dasar 9
tahun padahal wajib belajar 6 tahun pun masih dirasakan banyak yang belum
menamatkannya.
Salah satu negara yang sedang berkembang Indonesia, berusaha untuk
meningkatkan pemerataan pendidikan, sejak repelita ke I sampai repelita
berikutnya berusaha keras untuk terciptanya pemerataan pendidikan dan keadilan
untuk memperoleh kesempatan penuh dalam dunia pendidikan, khususnya
Wajib belajar pendidikan 9tahun dicanangkan semenjak awal pelita ke IV,
dimana hal ini merupakan upaya untuk mencapai pemerataan pendidikan dasar.
Ada beberapa alasan yang melatar belakangi lahimya Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun, diantaranya yang tercantum di dalam buku
pedoman wajib belajar pendidikan dasar untuk Jawa Barat tertuiis :
a. Lebih dari 80 % tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan sekolah dasar,
termasuk tidak pernah mengikuti pendidikan dasar, hal seperti itu jauh
dibandingkan dengan beberapa negara maju di Asean.
b. Dari segi ekonomi, pendidikan dasar 9tahun merupakan salah satu jalan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang salah satunya dapat
diberikan nilai-nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.
c. Pendidikan merupakan Investasi Insani (Jhon Vaizey, The Economic of
Education, 1987,23), oleh sebab itu wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
diterapkan secara adil dan merata.
d. Tenaga kerja yang dianggap sebagai pemegang kapitalis, hal ini tercermin dari
pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga produktivitas kerja, dan hal ini
salah satunya bisa terwujud dengan lewat jalur pendidikan (Human Capital ;
e. Dari segi peserta didik, peningkatan usia wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan, sehingga pada gilirannya tarap kehidupan peserta didik semakin
terangkat dengan harapan harkat dan martabat mereka akan semakin dihargai
di muka publik.
Sejak dicanangkannya Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun,
yaitu pada tanggal 21 Mei 1984, pemerintah optimis akan keberhasilannya dalam
program tersebut sebab salah satu bukti menunjukan bahwa pendapatan perkapita
masyarakat Indonesia telah meningkat sebesar 80 %atau US$ 80 pada tahun
1970 dan menjadi US$ 620 pada tahun berikutnya tahun 1984.
Sementara dalam prakteknya, kenyataan membuktikan bahwa jumlah
peserta didik yang masuk dalam kategori wajib belajar enam tahunpun masih
banyak yang belum menyelesaikan jenjang tersebut, karena salah satunya ialah
hambatan ekonomi keluarga orang tuanya yang re.latif rendah, terbukti secara
absolut baik lulusan SD maupun siswa baru kelas I SLTP menunjukan kenaikan
yang berarti, namun prosentase angka kelanjutannya hampir tidak beranjak. Data
tahun terakhir tersebut menunjukan bahwa 75,09 %dari anak yang termasuk
sekolah dasar dapat menyelesaikan studinya hingga kelas VI (lulus), dan hanya
45,24 %saja dari mereka yang lulus dapat melajutkan ke SLTP, pada tahun 1969
dari mereka yang lulus dan mengenyam pendidikan di tingkat SLTP (Britton, 1969;186), keadaan tersebut menunjukan bahwa upaya mengurangi drop out pada tingkat SD selama ini dapat dinilai "berhasil", tetapi upaya meningkatkan angka melanjutkan belum memperlihatkan hasil memuaskan.
Sebagai gambaran hasil perolehan dan kemajuan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejak dimulai perintisan sampai dengan tahun 1996/1997, dipropinsi Jawa Barat menggunakan salah satu tolak ukur keberhasilan, yaitu dengan angka partisipasi penduduk 13 tahun sampai 15 tahun di SLTP/sederajat, yang dikenal dengan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi mumi (APM) atau yang lazim disebut dengan GER dan NER.
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa perkembangan usia anak 12 tahun dan 13 tahun sampai 15 tahun dalam waktu kurun 1993/1994 sampai dengan tahun 1996 sampai 1997, rata-rata pertumbuhan anak usia 7-12 tahun pada tingkat nasional 3,9, tingkat propinsi 9,07 %, tingkat Kodya 0,10. Memperlihatkan kondisi tersebut Propinsi Jawa Barat dalam pertumbuhan penduduk yang berusia 7-12 tahun dan 13-15 tahun melebihi tingkat nasional, akan tetapi untuk tingkat Kotamadya Cirebon posisi dari pertumbuhan baik terhadap propinsi, maupun tingkat nasional masih relatif kecil.
sumber daya manusia itu sendiri, yang semuanya dapat dilakukan dengan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Dalam UUSPN No.2 tahun 1989 dijelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan tangling jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua, oleh karena sebab itu, untuk mengatur dan mengejawantahkan tanggung jawab di maksud maka diterbitkanlah PP No. 39 tahun 1992 mengenai peran serta masyarakat, yang selajutnya dikatakan "masyarakat berfungsi dan bertanggung jawab untuk memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan
tnengembangkan pendidikan nasionaV (UUSPN). Pada pasal ke-3 dikatakan, bahwa peran serta masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Hal diatas dengan tanggung jawab utama dari seorang administrator , yaitu untuk melaksanakan sistem yang produktif, jadi administrator harus mendayagunakan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin dalam
mencapai tujuan dari sistem tersebut, juga untuk mendayagunakan informasi
tentang kinerja yang sedang dan telah dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan operasional yang berkesinambungan.
Sistem pendidikan dan linglkungan sekitamya berintegrasi secara tetap,
10
analisis input dan output khususnya berguna pada sistem sosial yang komplek
yang disebut organisasi.
Organisasi yang produktif adalah organisasi yang seimbang antara input dan otput dapat dinyatakan dalam persamaan yang disebut dengan fungsi
produksi. (Moekizat, 1971,47).
Konsep produksi sebaiknya dalam literatur administrasi pendidikan, beberapa tujuan, antara lain :
1. Menekankan pada bahwa banyakl cara untuk memproduksi pendidikan.
2. Fungsi produksi memberikan dasar secara matematis untuk model pengambilan keputusan.
Fungsi produksi digunakan sebagai dasar untuk menguji tiga tipe yang berbeda mengenai hubungan input-otput dari sudut pandang penggunaannya yaitu
administrator, psikologis dan ekonomis.
Masalah utama dari analisis sistem tersebut adalah untuk menentukan
secara alamiah pengaruh pencapaian dari sekolah dan latar belakang siswa.
Ada tiga jenis untuk memudahkan pentingnya analisa terhadap lingkungan bagi
pendidikan antara lain, dikutip dari buku ( The Productive School, J. Alan
11
1. Model Aditif
Environmental Effect
Output School Effect
Menurut model ini, pengaruh sekolah dan lingkungan terpisah, tetapi bersifat
aditif.
2. Model Sistem Terbuka
Environmental Effect Environmental Effect "* Output
Menurut model ini, lingkungan secara alamiah mempengaruhi input sistem
sekolah.
3. Model Interaktif
School Effect
Output
12
Menurut model ini, interaksi timbal balik antara sekolah dan lingkungannya mempengaruhi kualitas output. Model ini cocok sebagai alat untuk
memperjelas tetapi sangat kompleks.
Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap merupakan hasil peran serta
masyarakat terutama kepedulian akan pendidikan.
Merujuk pada pasal 2 peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional, maka peran serta masyarakat berfungsi dalam mengembangkan pendidkan nasional.
Dalam mengejawantahkan peran serta masyarakat guna mengembangkan pendidikan nasional, maka diperlukan adanya pengembangan hubungan antara lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat.
Otong Situsna menggaris bawahi pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat
antara lain .
a. Untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud dan saran-saran dari
sekolah.
b. Untuk menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan-kebutuhan yang
13
c. Untuk mempersatukan orang tua murid dengan guru-guru dalam memenuhi
kebutuhan anak didik.
d. Untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah
dalam era pembangunan.
e. Untuk memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah.
f. Untuk mengarahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan
program sekolah.
Melihat kondisi diatas, maka terdapat hubungan yang intim sekali antara lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dengan masyarakat di mana lembaga tersebut tumbuh dan berkembang. Guna terlaksananya hubungan masyarakat dengan pendidikan maka perlu adanya komunikasi, komunikasi berarti adanya hubungan timbal balik antara sekolah sebagai lembaga pendidik, dengan masyarakat, hubungan yang hal harmonis dari keduanya dapat ditunjukan
melalui :
1. Adanya saling pengertian antara organisasi dengan pihak luar.
14
3. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain, (Hadari Nawawi,
1988,74).
Madrasah Ibtidaiyah salah satu lembaga pendidikan dasar dituntut untuk semakin tanggap atas kemajuan yang sedang di alami oleh lingkungan dan masyarakat sekitar, sehingga komunikasi yang terjalin dengan baik akan menghasilkan tujuan utamanya guna menggali dan mengembangkan potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat guna mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Sumber daya pendidikan yang dapat digali dari masyarakat dirumuskan
oleh Tim Dosen MKDK Administrasi Pendidikan ( 1991;111) sebagai berikut:
a. Sumber manusia
b. Sumber sosial
c. Sumber kebudayaan dan agama
d. Sumber lingkungan fisik
e. Sumber materi dan keuangan
15
timbul secara ilmiah sedangkan tugas administrator adalah bagai mana mengelolah dan memanage timbulnya kesadaran tersebut guna menggali sumber daya yang ada di masyarakat tersebut dalam rangka mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Mengacu kepada rangkaian permasalahan serta landasan teori menganai administrasi pendidikan, seharusnya Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar mampu mengembangkan programnya guna menggali serta memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dengan mengarah kepada pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, tetapi pada kenyataannya lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah belum mampu memberdayakan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat secara optimal , selajutnya isu sentral permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimanakah lembaga Madrasah Ibtidaiyah mampu menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dalam mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
B. Masalah
1.IdentifUiusi Masalah
16
yang ada di masyarakat, hal ini menjadi tanggung jawab bersama baik oleh pengurus yayasan ataupun kepala sekolah sebagai administrator, selain itu pula, tugas administrator berkewajiban untuk melakukan perubahan-perubahan atau pembaharuan sehingga melalui pengembangan sekolah dengan masyarakat akan tercapai tujuan program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Perubahan yang dibawa oleh lembaga pendidikan diatas, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Levy yang mengatakan bahwa jika negara-negara yang sedang berkembang ingin membuat suatu kebijakan yang efektif untuk mengurangi angka dan tidak normalnya ataupun tingkat drop out dan untuk meningkatkan efesiensi sistem sekolah, maka harus memahami faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya, dengan demikian, maka fokus kajian ini berbicara sekitar tiga faktor utama, yaitu : sosial, ekonomi dan pendidikan.
Beberapa isu permasalahan yang dapat diangkat dibawah ini merupakan
permasalahan yang diangkat dengan adanya pencanangan program wajib belajar pendidikan 9 tahun, diantaranya :
17
2. GN-OTA merupakan salah satu gerakan yang ikut mendukung bidang
pendidikan dasar belum mampu membawa aspirasi masyarakat, sehingga
keberadaan lembaga itu sendiri belum diketahui banyak oleh publik.
3. Dengan adanya perencanaan wajib belajar pendidikan 9 tahun, maka makin bertambah pula anak yang termasuk kedalam usia sekolah yang belum mampu menamatkan pendidikan dasar, sehingga dengan adanya pencanangan wajib belajar 9 tahun, maka semakin bertambah pula anak yang drop out dan tidak mampu melangkah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini dituntut untuk mencari bentuk
hubungan yang ideal antar sekolah sebagai lembaga dengan masyarakat sebagai
lingkungannya dimana sekolah tersebut berada, Made Pidarta (1986 :372-3737) mengemukakan bentuk-bentuk hubungan tersebut sebagai berikut:
a Aktivitas siswa / kelas atau tingkat kelas
b Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru bidang studi
c Media masa
d Kunjungan orang tua ke sekolah
e Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada
18
Adapun untuk menjalin hubungan tersebut dapat terjadi melalui :
a Kepala sekolah
b Guru
c Siswa
d BP-3
e Alumni
f Mass media
g Organisasi Kemasyarakatan
h Kegiatan non sekolah
Kegiatan - kegiatan diatas akan mempengaruhi hunbungan atau jalinan informasi yang diperoleh dari masyarakat, juga informasi yang disampaikan oleh sekolah untuk masyarakat rkan mempengaruhi terhadap penggalian dan pengembangan potensi sumber daya pendidikan di masyarakat yang dilakukan oleh kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar untuk
mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Berdasarkan
permasalahan
diatas,
maka
masalah
tersebut
dapat
19
Madrasah Ibtidaiyah memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang
ada di masyarakat ?
2. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dikemukakan beberapa pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya melalui penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
a Apakah yang menjadi dasar dan tujuan adanya hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat ?
b Bagaimanakah proses pengelolaan hubungan dengan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah ?
c Bagaimanakah masukan-masukan dari masyrakat dapat berperan bagi
kemajuan Madrasah Ibtidaiyah ?
d Bagaimanakah bentuk dan kegiatan dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat
berperan serta aktif dalam pembangunan pendidikan di masyarakat ?
e Apa sajakah saluran komunikasi yang digunakan dalam proses pembinaan hubungan antara masyarakat dengan kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah ? serta methode manakah yang paling tepat untuk dilaksanakan ?
20
f Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami oleh pihak lembaga dalam menyampaikan pesan, dan menjalin kerja sama dengan pihak masyarakat ?
g Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh pihak lembaga untuk menyelesaikan permaslahan dan hambatan-hambatan yang ada ?
h Bagaimanakah tanggapan pihak masyarakat terhadap komunikasi yang dilakukan oleh pihak lembaga ?
i Bagaimanakah hubungan antara kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instansi terkait ?
j Bagaimanakah hasil yang diperoleh dengan adanya komunikasi antara pihak
lembaga dengan masyarakat dalam rangka peningkatan keefektifan hubungan
tersebut ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaan pertama yakni " sejauh manakah keefektifan antara pihak lembaga Madrsah Ibtidaiyah
21
kinerja kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dalam memanfaatkan potensi sumber
daya manusia yang ada di masyarakat".
Penelitian ini mencoba mengaplikasikan teori tentang pengembangan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan jalan mengungkapkan
sejauh manakah keefektifan hubungan antara kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah
dengan masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan utama dalam penelitian ini untuk :
1. Mendeskripsikan tujuan dikembangkannya hubungan antara kelembagaan
Madrsah Ibtidaiyah dengan masyarakat.
2. Menganalisis saluran komunikasi yang dipergunakan pihak lembaga dalam
menjalin hubungannya dengan masyarakat.
3. Mendeskripsikan tanggapan masyarakat mengenai jalinan hubungan antara kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat.
4. Memperoleh data mengenai kinerja kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah dalam memberdayakan masyarakat guna tercapainya pola pengembangan program
L I
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini secara teoritik bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan dan jenjang setaraf yang lebih tinggi, juga perbaikan kearah pengelolaan sumber daya masyarakat di dalam mengembangkan program wajib belajar, yang ada pada gilirannya akan membuka kesadaran masyarakat bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah sehingga program wajib belajar pendidikan 9 tahun akan terlaksana dengan baik khususnya di Kotamadya Cirebon.
Secara praktek penelitian ini berguna bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan keilmuan mengenai hubungan kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan
pihak masyarakat.
Penelitian ini akan menjadi pegangan pokok bagi Administrator pendidikan dasar dalam menjalin hubungannya dengan masyarakat dimana lembaga tersebut berada, sebab pada gilirannya maju mundurnya suatu program pendidikan salah satunya dapat diukur sejauh manakah lembaga tersebut dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak masyarakat.
D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat
23
lingkungannya, sehingga perubahan ataupun kebijakan yang dilakukan oleh
pihak
lembaga
manapun
harus
tetap
memperhatikan
keberadaan
lingkungannya ".
Kedua,
Suatu organisasi dapat dikatakan sebagi pengembang mekanisme
pemantauan
dan umpan balik serta mengikuti lingkungan dengan cara
menghindari perubahan lingkungan dengan membuat penyesuain yang efektif bila
dibutuhkan.
Ketiga,
Proses perubahan suatu organisasi dalam rangka mengadakan
penyesuaian dengan lingkungannya akan menghadapi tiga tahapan : Mengakui
adanya variasi di mana suatu organisasi berada, mengadakan seleksi dari variasi
yang paling penting lagi dan kinerja yang menopang kembali variasi yang
diseleksi.
Keempat,
Organisasi bergantung pada lingkungannya sampai batas tertentu tetapi
kita tidak mengabaikan bahwa ada organisasi yang selalu bergantung pada
lingkungannya, oleh sebab itu efek lingkungan terhadap suatu organisasi
merupakan fungsi dari kerentaannya. Pavis Jacobs ; Dependenci and
vulnerability ; an exchange apprauch to the control of organijations, administrative
24
E. Kerangka Acuan Penelitian•to'
Kerangka acuan penelitian merupakan landasan atau pola pikir yang ditempuh dalam mengkaji permasalahan penelitian. Paradigma ini disusun berdasarkan pada tinjauan terhadap efektifitas hubungan antara pihak lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan lingkungan tersebut berada, hal tersebut ditinjau dari
beberapa sudut pandang antara lain ;
Pertama, dengan adanya pencanangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka semakin bertambah jumlah anak usia sekolah yang drop out,
maka dengan adanya kebijakan pencanangan program tersebut, semakin bertambah jumlah anak yang tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi setaraf dengan SLTP.
25
Ketiga, GN-OTA sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam ikut
menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun kurang dapat
berperan secara optimal.
Keempat, rangkaian permasalahan diatas, meumbuhkan peluang bagi kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan semakin meningkatkan kinerja guna ikut serta dalam menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Kelima, komunikasi yang dilakukan antara kedua beiah pihak masyarakat sebagai pendukung dan penyelenggara pendidikan dan institusi sebagai wadah atau arena
yang bergerak dalam melaksanakan program pendidikan secara berjenjang.
Keenam.dari ragam sumber daya pendidikan yang dapat digalai dari masyarakat
antara lain adalah ; manusia sebagai sumber; sumber sosial, kebudayaan dan
F. Kerangka Pemikiran
Wajar Dikdas 9 tahun
Lembaga MI
26
Masalah
Bagaimana memberdayakan masyarakat dan memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan + yang ada pada masyarakat guna pengembangan
program wajar Dikdas 9 tahun di Madrasah
Ibtidaiyah
Pembinaan hubungan MI dengan masyarakat
Pola Komunikasi
Penarikan pemanfaatan sumber daya yang efektif
27
Kerangka tersebut diatas menunjukkanbahwa program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan karena tuntutan zaman dan era yang semakin mendorong kita melakukan pembenahan dalam pendidikan dasar, Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar yang mengemban misi yang berat guna mengantarkan siswa kejenjang pendidikan setaraf lebih tinggi diatasnya untuk dituntut memberdayakan masyarakat, dengan harapan potensi serta sumber daya pendidikan yang ada pada masyarakat tersebut dapat timbul secara alamiah, sehingga pengembangan program wajib belajar pendidikan wajib belajar 9 tahun dapat terwujud.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh Administrator pendidikan dasar (kepala sekolah MI) adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada dimasyarakat tersebut secara optimal, beberapa langkah yang ditempuh
oleh Administrator pendidikan antar lain menjalin hubungan anatar sekolah
dengan masyarakat yang langkah awalnya telah direncanakan dalam bentuk program yang dilaksanakan dengan jalur komunikasi dan dilakukan pengawasan
dari kedua belah pihak guna terciptanya hubungan yang efektif.
Dari uraian diatas, maka hasil penelitian dapat tergambar secra umum
yang difokuskan kepada :
28
2. Hubungan sekolah dengan alumni
3. Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lain (lembaga pemerintah dan
swasta)
4. Hubungan sekolah dengan yayasan
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
80
A. Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran mengenai
hubungan-hubungan sekolah dasar dengan masyarakat dalam rangka
pengelolaan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat, dengan
mengacu kepada manajemen dan disiplin ilmu organisasi, maka
penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan peran serta masyarakat
berukut daya dukungnya terhadap keberhasilan program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun. Penelitian ini difokuskan kepada pengelola
pendidikan yang dalam hal ini ; Kandekdikbud, kepala sekolali SD/Mt
swasta dan negeri dalam mengembangkan hubungannya dengan masyarakat .
Metode neuelitiaii van? dipeivunakan di.dal.ain penehtian ini adalah dengan metode kualitatif dengan menggunakan analisis sistematik, 3'aitu iSpViiai' interaksi vam> dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan terhadap
masvarakat guna memanfaaikan sumber daya pendidikan yang ada diinasvaiakHt berikut daya dukung masyarakat guna mendukung keberhasilan dan pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun.
Melalui penelitian kuafHatil ini, uiaka peran soiia masyarakat diamati.
untuk memahami daya dukungnya terhadap program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.. dilain pihak maka sekolali sebagai lembaga
pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan program
81
untuk mengembangkan dua. potensi yang dominan yaitu daya dukung
masyarakat dan pelaksanaan program lembaga guna tercptanya
pengembangan program wajib belajar' pendididkan dasar 9 tahun di
k otan»ad y a Cirebon.
Karakteristik penelitian. kua.kitatif mi memiliki ciri natural setting
atau setting alami,. maka dalam hal mi penulis berinteraksi langsung
dengan si tuasi dengan situasi dengan kelompok masyarakat yang
diamati, hal ini berarti peneliti memperoleh data langsung dari sumber
penelitian, disamping itu penelitian ini berusaha untuk memahami daya
dukung masyai'akat terhadap pendidikan dasar dan juga
mengungkapkan
sasaraiisasaran
yang
dilakukan
oleh
pengelola
pendidikan guna memaniaatakati sumber daya pendidikan yang ada di
masyarakat guna mengembangkan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 lahun di kotamadya Cirebon,
B- Stibvek peiteliHan
Jfc.
Peinihhan subyek penelitian ini. dilakukan dengan teknik
"purposive
sampling",
yaitu meinilili dan menentukan beberapa sumber data yang
benar-benar menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan hubungan pendidikan dasar dengan. masyarakat dalam
ranvka oemanfaatan sumber dava pendidikan yang ada di. masyarakat
gmia terciptanya pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun di kotaniadva (Cirebon.
Untuk keperluan diatas, maka dalam lial ini penults menentukaii
subyek penelitian terdiri dan; Kandepdikbud Kodya Cirebon, KepaJa
Sekolali Ml swasta dan negeri, Kakandepag Kodya Cirebon, dan tokoli
Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan didalam penelitian mi tedapat dua vari.abet data; data pertama yaitu mengenai daya dukung masyarakat terhadap program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sedangkan data yang kedua yaitu mengenai sasaran-sasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola. pendidikan guna memaiitaatkan sumber daya pendidikan sumber daya yang ada pada masyarakat yang salah satu tujuan pokoknya yaitu untuk mengembangkan program-program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon.
('.'. Peng uni piilan Da (a
Teknik nengumpulan data dalam nenefiban im dilakukan dengan nient'v,unakan am>ket, dokumentasi. dan wawancara dimana ketiga teknik tersebut satu dengan lainnya saling uieiidukung dan melengkapi didalam memperoleh data yang diperlukan pene.iiti. terutama untuk
tneiens>kar>i data menyenai nernaniaaian somber daya nendioikan yanv:
*\d* di masvarakat smna mem»euibam>kan nrovtv.ut waijb beiatar pendidikan. dasar 9 tahun d! Kotamadya ( 'iivbon.
a. V\Jav**ant'at'a
Wawancara dilakukan dengan meilggunakan jvdinnrt!! yang ierdanal didalam kisi-kisi r>eneiiiian. deiv-'an waw,-iiu ,riti mi maka akan diperoleh data menpeuai nerummbanvan Imbunv'.an riend.idikau dasar dengan masyarakat.
h, Aticket
Aiigket dipergunaka.it untuk melengkapi data mengenai respon masyarakat dengan adanya program wajib belajar pendidikan dasar 9
c. Dokumentasi
Dokmnentasi dipergunakan untuk melengkapi infonnasi yang
diperoleh melalui wawancara dengan. angket., dengan data mi maka
diperoleh data tertulis mengenai hubungan masyarakai dengan
pendidikan; yaitu sejauhmana keterkaitan antara lembaga pendidikan
dem>a n masvarakat.
d, Pelaksanaan Penelitian
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu ; tabap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap pengecekan data,
Nasution menjelaskan mengenai taliapan berikut, (1.988, t-viM), 1. Orje.it last
Orient asi dilakukan para, survei dan pendekatan. kepaaa masyaiakat
yang menjadi tempat
penelitian,.
dalam tahapan
ini dilakukan
nenvempurnaan desain oenelitian dengan pembimhig.
Pada tahao ini dilakukan ^.vavi'ancara secara resmi dengan piiia.K lerkaii, sepevli ; Kandepdikbnd Kodya Cirebon,. Kepala Sekoiab Mi dan tokoh
vnasyai aKai.
2j: Tahap kksphirasi
Pada taliap ini dilakukan pengnmpulan data mengenai pengeiotaan
]11iI>11iihrin masyarakai dengan lembaga pendidikan dasai' oien pengeiola
pendidikan sepeiti Vang diungkapkan diaias.
f-'ada tahapan ini dilakukan studi dokumeniasi atas berbaga! kegiata yan? dilakukan oleh lembaga pendidikan yang berhn.binigan ciengaT
n
kevtaian masyaraKai.
84
Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan pengecekan data dan infonnasi
yang dikumpulkan, hal ini dilakukan untuk meyakinkan agar hasil penelitian lebih
dapat dipercaya.
D, Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, maka dilakukan analisis dan
interpretasi, analisis data ini dilakukan dari mulainya penelitian sampai dengan
berakhirnya penelitian.Interpretasi dilakukan berdasarkan landasan teoritis yang
berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan.
Analisis data ini dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti yang
diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1992;16-20). Dan oleh Nasution
(1988;129-130). yaitu "reduksi data", display data serta mengambil kesimpulan .
adapun kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui tahapn sebagai berikut:
1. Reduksi data, melakukan rangkuman data , proses pemilihan hal-hal
yang pokok dan difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan
masalah kelembagaan Madrasah Ibtidaiyali dalam menjalin hubungan
dengan masyarakat.
2. Display datajial ini dilakukan dengan jalan merangkum catatan-catatan
yang dihimpun di lapangan agar mempermudah daiam mengambil
kesimpulan yang akurat.
3. Mengambil kesimpulan, menarik suatu kesimpulan dari data tampak
85
mendukung keberhasilan dalam penelitian serta mendapatkan hasil
penelitian yang akurat.
E. Validitas Temuan Penelitian
Tingkat kepercayan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria; (a) kredibilitas (validitas internal), (b) transferabilitas (validitas eksternal), (c)defendabilitas (reabilitas), dan konfinnabilitas (objektifitas),
(Nasution;l 988,124).
/. Kredibilitas
Kredibilitas untuk mengukur kebenaran dari data nara sumber. Untuk mencapai
hal tersebut penelitian dilakukan dengan :
a Triangsulasi, mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari
sumber lain, hasil dari serangkaian data dicek kebenarannya kepada nara sumber yang dianggap kompeten.
b Pembicaraan dengan kolega, hal ini dilakukan dengan peneliti dengan
membahas catatan lapangan dengan kolega dan teman yang dianggap memiliki kredibilitas dibidang penelitian.
c Penggunaan bahan referensi,
2. Trtmsferahilitas
Hal ini dimaksudkan untuk menegcek sejauh mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan didalam situasi lain (eksternal Validitas).
86
Hal ini merupakan salah satu kebenaran dalam penelitian kualitatif yang
pengertiannya sejajar dengan reliabilitas dalam kuantitatif, yakni mengupas
konsistensi hasil penelitian.
Objektivitas dan kebenaran dapat dilakukan dengan cara
"audit tri(d",
yakni
melakukan pemeriksaaii secara ulang dan sekaligus melakukan konfirmasi
inenyakinkan kebenaran hasil penelitian, upaya yang dilakukan peneliti melalui :
a Data mentah melalui wawancara direkapitulasi dengan cermat. b Menyeleksi data dengan menyusun secara sistematis.
c Membuat hasil sintesa data berupa penafsiran dan kesimpulan.
131
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Merujik pada permasalahan inti yang ada pada penelitian ini,
terungkap bahwa hubungan antara lembaga Madrasah Ibtidaiyah
dengan masyarakat akan menentukan pencapaian hasil pengembangan
programwajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon,
secara sfesifik hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
Pertama, masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah
yang berasal dari masyarakat ikut menentukan arah dan kebijakan yang
dibuat
oleh
lembaga
Madrasah
Ibtidaiyah,
sehingga
dalam
mengaflikasikan
program pengembangan
wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun tidak terlepas dari bagai mana bentuk masukan yang
datang dari masyarakatnya, baik berupa tenaga, jasa dan harta yang
kesemuanya mendukung program lembaga dalam pengembangan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Berdasarkan data statistik dengan data yang nampak dapat dipastikan
132
Islam sehingga memudahkan bagi lembaga dalam menjalin kerjasama
dengan masyarakat selain bantuan jasa, dan tenaga serta harta,
masyarakat bagi lembaga Madrasah Ibtidaiyah merupakan sumber
masukan yang sangat berarti, pada garis besarnya sumber masukan itu dapat berasal dari lembaga keagamaan seperti Bazis, dan dukungan dari pihak pesantren seperti pihak yayasan.
Kedua, ukuran keberhasilan luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat akan menilai sampai sejauh manakah alumnus dapat berkiprah di masyarakat dimana alumnus berada, sehingga baik buruknya citra luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat akan menjadi juri tersendiri bagi alumnus, dan masyarakat akan menilai sampai sejauh manakah mereka beradaptasi dengan lingkungan, serta sampai sejauh manakah mereka dapat menerapkan disiplin ilmu agama yang mereka rrriliki ketika di didik di lembaga Madrasah Ibtidaiyah ketika semua tuntutan moral dari masyarakat sudah terpenuhi oleh pihak alumnus, maka masyarakat akan semakin bangga dan semakin tertarik untuk menyekolahkan anaknya kelembaga pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah.
133
Cirebon membuktikan bahwa hanya salah satu sekolah saja yang
membentuk organisasi Gerakan Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah yaitu Madrasah Salafiyah Kanggraksan Kotamadya Cirebon, yang berhasil mebentuk organisasi Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah, yaitu dengan nama Al-Ikhsan, dengan demikian maka akan memudahkan memberi bantuan kepada anak yang tidak mampu untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi yaitu SLTP dan sederajat
Ketiga, dalam menyampaikan pesan terhadap masyarakat lembaga Madrasah Ibtidaiyah mengalami kesulitan yang disebabkan karena kurangnya media informasi yang dipergunakan baik yang berhubungan dengan madia cetak ataupun elektronik, sebab rata-rata masyarakat yang menyekolahkan anaknya kelembaga Madrasah Ibtidaiyah berasal dari keluarga yang menegah kebawah dan sedikit sekali yang berasal dari golongan menengah keatas.
134
Salah satu kendala yang muncul dengan adanya sistim penyampaian seperti semula biasanya anak cenderung tidak menyampaikan pesantersebut kepada orang tuanya.
Keempat, Hubungan dengan pihak yayasan dianggap baik, sebab yayasan merupakan atap dari pada lembaga madrasah ibtidaiyah, terbukti dengan adanya rapat bulanan dan rapat tahunan serta rapat yang sifatnya memdadak biasa dilaksanakan oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam mengevaluasi hasil program baik bulanan atau pun
tahunan.
135
Salah satu masalah yang menonjol
dari hubungan antara Madrasa
Ibtidaiyah dengan pihak terkait, bahwa pungsi hubungan lembaga
dengan masyarakat belum terlaksana secara propesional, sehingga pada
gilirannya peremcanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan
program
mengakibatkan ketidak jelasan posisi hubungan, sehingga program
mengalami hambatan, baik program penyampaian pesan kepada masyarakat ataupun program pengembangan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun.
Kelima, Hasil yang dicapai dari hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat menunjukan adanya peningkatan yang baik, terbukti Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar telah mampu menarik minat moral masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun, walupun memang terdapat salah satu hambatan yang cukup
9£l
136
sehingga salah satu kendala yang dihadapi oleh lembaga
yaitu
keterlambatan siswa dalam mebayar iuran sumbangan pendidikan atau
yang di kenal dengan sebutan " Syahriyah", ketika lembaga mengalami masalah ini, maka solusinya dilarikan keyayasan yang menaungi lembaga tersebut Strategi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dasar 9 tahun antara lain dengan jalan memobilisasi aparat dan masyarakat dengan jenis kegiatan seperti:
a. Menyebarluaskan buku pedoman pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar.
b. Memasyarakatkan program secara berjenjang.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pemasyarakatan program. Dengan kegiatan diatas, maka potensi dan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat akan sesuai dengan target serta waktu yang telah ditetapkan dalam rangka pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, khususnya di Kotamadya
Cirebon.
B. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
137
pendidikan yang ada di masyarakat dalam rangka pengembangan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang mengambil lokasi di Kotamadya Cirebon dengan mengambil sampel sepuluh dari lembaga Madrasah Ibtidaiyah swasta yang ada di Kotamadya Cirebon yang belum terlaksana secara efektif antara lain ditinjau dari beberapa pihak terkait,
yaitu:
a. Implikasi terhadap Administrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai pengelola hubungan dengan masyarakat
Dalam mengelola hubungan dengan masyarakat Administrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai pengelola hubungan dengan masyarakat berkewajiban melakukan dan tanggung jawab atas kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar dimana lembaga berada, Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan di tuntut oleh masyarakat untuk terlaksananya pengabdian yang luhur dari pimpinan pendidikan ini, hal ini berhubungan dengan misi, visi dan strategi Adrrdnistrator dalam menentukan kebijakan dalam rangka pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
138
berhubungan dengan skill yang dimiliki oleh Administrator, yaitu sejauh
mana Administrator dapat menguasai keahlian
dalam mengelola
hubungan dengan masyarakat, sedangkan yang kedua berhubungan
dengan sejauh mana Admistrator dapat dipercaya oleh masyarakat baik itu ucapan, perbuatan dan tingkah lakunya yang mencerrninkan sebagai orang pendidik Herbert C. Kelmen ( 1975 ) menyebutkan bahwa pengaruh kita terhadap orang lain dapat berupa tiga hal, yaitu Internalisasi ( Internalization ), identitikasi ( Identification ), dan ketundukan (compliance).
Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena prilaku yang dianjurkan itu sesuai dengan sistem nilai yang dirrrilikinya, hal tersebut erat hubungannya dengan gagasan, pikiran, atau anjuran kepada orang lain,internalisasi dapat diterima bila ketika menerima anjuran dari orang lain atas dasar rasional.
139
Ketundukan dapat terjadi bila individu menerima pengaruh dari
orang lain karena adanya suatu penghargaan bahwa akan memperoleh
reaksi yang menyenangkan, demikian halnya dengan masyarakat,
masyarakat akan tunduk dalam arti membantu pihak lembaga Madrash
Ibtidaiyah selama lembaga ini mampu menghasilkan efek sosial yang
memuaskan, dengan ketiga komponen diatas yang merupakan syarat
utama sebagai seorang Administrator, maka hubungan antara lembaga
masyarakat akan terjalin dengan harmonis, pada gilirannya potensi dan
sumber dayapendidikan yang ada di masyarakat akan dapat tergali dan
dapat dimanfaatkan secara optimal yang kesemuanya akan ikut
menentuklan sampai sejauh mana pengembangan program wajib belajar
pendidikan dasar akan terlaksana dengan baik.
b. Implikasi terhadap masyarakat
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian membuktikan bahwa
masyarakat salah kaprah dalam mengartikan semboyan Dchlas Beramal,
sehingga mengakibatkan kesulitan bagi lembaga untuk memungut iuran
sumbangan pendidikan bagi anak yang sekolah pada lembaga Madrasah
Ibtidaiyah, sehingga kendala keuangan merupakan hal yang paling
menonjol yang dihadapi oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah, dengan
140
mata masyarakat untuk semakin dituntut keikut sertaannya dalam
mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sebab
kesemuanya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
mayarakat dan orang tua.
C. REKOMENDASI
Penulis berpendapat bahwa setudi ini telah mencapai tujuan
sebagaimana yang diharapkan, tetapi disadari bahwa terdapat adanya
kekurangan yang perlu dibenahi, datangnya setudi ini baru mengungkap
peran seorang Adininistrator Madrasah Ibtidaiyah dalam
mengembangkan hubungannya dengan pihak masyarakat, yang pada
kahirnya akan kembali kepada penilaianmasyarakat itu sendiri, sehingga
lebih lanjut penulis merekomendasikan lebih lanjut hasil penelitian ini
terutama untuk :
1. Rekomendasi bagi pengambil kebijakan yaitu Adrninistrator Madrasah Ibtidaiyah dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat
2. Hubungan antara lembaga dengan masyarakat memerlukan salah satu penanganan yang serius yang dibidang oleh seseorang yang memiliki
beberapa kriteria yang telah ditetapkan dimuka terutama mengenai
141
3. Hubungan antara pihak lembaga dengan masyarakat dapat dijembatani oleh pihak alumnus Madrasah Ibtidaiyah, sebab secara moral alumnus akan lebih mengetahui daya dukung masyarakat terhadap lembaga, dengan demikian maka disarankan kepada alumnus agar dapat membentuk suatu aorganisasi yang bergerak dalam Gerakan Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah dengan forum kornunikasi lewat gerakan ini akan dapat terlaksana dengan baik hubungan antara pihak lembaga dengan masyarakat
4. Prekwensi hubungan yang dilakukan oleh lembaga dengan masyarakat perlu ditingkatkan yang dibarengi dengan pendekatan yang bersifat edukatif dengan melalui himbauan, ajakan, dan merangsang masyarakat untuk semakin perduli terhadap keberadaan lembaga Madrasah Ibtidaiyah, Oemi Abdurrachman ( 1993 ; 61, 62 ) mengemukakan bahwa pendekatan psikologis dapat membangkitkan seseorang untuk menuju kesadaran individu, hal ini merupakan faktor yang ikut menentukan sampai sejauh manakah hubungan antara lembaga dengan masyarakat dapat berjalan, dengan demikian maka hubungan masyarakat dapat berjalan dengan baik bila:
142
c. Moral dan prilaku yang baik merupakan standar utama
( Sumber ungkapan Bertrand R. Canfield yang dikutip oleh A.m. Yfijaja, 1986, 54 ), dengan hal tersebut maka hubungan akan terlaksana dengan harmonis yang pada gilirannya sumber daya yang ada pada masyarakat akan dapat dimanfaatkan secara optimal.
5. Hubungan dengan pihak instansi pemerintah
NO
1
143
POKOK - POKOK PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN PENELITIAN
MASALAH
Bagaimana masukan dari masyarakat berperan bagi ke majuan Madrasah Ibtidaiyah
Bagaimana Output MI berpe ran pada masyarakat
Bagaimanakah methode pe nyampaian pesan terhadap masyarakat.
DATAEMPERIK
Motivasi dan masukan
dari masyarakat mendu kung, jenis dan sumber
masukan ikut menentu
kan langkah kebijakan pengembangan DIKDAS
Citra luiusan MI menenti
kan kebanggaan tersen -diri bagi masyarakat. Wawasan keagamaan alumnus mendapat tang gapan baik dari masyara
kat.
Jenis kegiatan alumnus mengundang perhatian masyarakat.
Pembentukan Forum Ge rakan Cinta Almamater
Madrasah Ibtidaiyah me merlukan penanganan
khusus.
Methode penyampaian pesan kekurangan media baik elektronika maupun
cetak.
ANALISIS
-Sosialisasi kurang - Kurang dapat me-reepon kemauan masyarakat - Kurang mampu
membawa aspirasi masyrakat
- Kurang mengikut sertakan masyara kat, dalam pengam bilan keputusan
- Citra luiusan MI ku
rang bisa membawa aspirasi masyarakat - Kurang tanggapnya
Alumnus terhadap per kembangan masyara
kat.
- Masih kurang sadar nya alumnus terhadap lembaga MI.
kurang koordinasi anta ra pihak lembaga dgn masyarakat.
Kurang profesional dalar penyampaian pesan pd masyarakat.
komunikator pihak lem baga kurang efektif dim menyampaikan pesan
_L
KESIMPULAN
Kesimpulan - Belum mampu meng
gali potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat
Rekomendasi
Perlu adanya pening katan hubungan antar lembaga MI dengan masyarakat
Kesimpulan
Belum selaras antara
sumbangan alumnus dengan aspirasi dari masyarakat.
Rekomendasi
- Optimalisasi Gerakan
Cinta Almamater MI.
- Tingkatkan kiprah Alumnus di masyara
-kat.
Kesimpulan
- Belum selaras antara
informasi yang disam paikan Lembaga dgn tanggapan masyarakat
Rekomendasi
NO
144
POKOK - POKOK PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN PENELITIAN
MASALAH
Bagaimana hubungan antar lembaga MI dengan Instansi
terkait
DATAEMPIRIK
Hubungan dengan pihak
yayasan baik;
Hubungan dengan pihak instansi pemerintah ber jalan kurang baik. Hubungan dengan instas swasta perlu ditingkatka
ANALISIS
Keterbukaan antar piha
yayasan dengan pihak
lembaga akan dapat mempermudah dalam
komunikasi.
Campur tangan dari pe merintah akan dpt me nlngkatkan pela
& pengawasan program
KESIMPULAN
Tingkatkan penanga -nganan komunikasi dg profesional.
Kesimpulan Lembaga kurang dapat memanfaatkan menjalin hubungan dengan pihak terkait sehingga menga
-lami hambatan dim me
rencanakan, melaksana
kan dan pengawasan ksanaan program pengembangan
wajib belajar pendidikan
9 tahun.
Rekemondasi
Perlu adanya pening -katan hubungan yang harmonis antar pihak lembaga dengan pihak
Instansi terkait.
- Perlu peningkatan Re-habilitasi hubungan dg pihak swasta,terutama dengan kelembagaan Nasional yang berge rak di bidang Pendidi
i n
NO. MASALAH
Kelembagaan
VARIABEL
a. Interaksi MI dgn masyarakat
KISI-KISI PENGUMPULAN DATA TENTANG KELEMBAGAAN M.I
SUB VARIABEL
1. Input M.I dr Masyarakat masuk M.I 1.1. Motivasi masyarakat masuk M.I 1.2 Jenis Masukan dari Masyarakat.
-Uang
-Benda - Jasa -Saran
1.3. Sumber masukan dari masya
-rakat.
-Agama
- Pondok pesantren 1.4. Citra M.I dimasyarakat.
- Sebagai lembaga pendidikan - Sebagai lembaga pengkaderan - Sebagai lembaga sumber ilmu
1.5. - Hub. guru dengan murid
-Kurikulum -Tujuan
- Tambahan pelajaran agama
TEKNIK DATA
W SD
RESPONDEN
Kep. Sek M.I Kep. Sek M.I
Kep. Sek M.I
b. Komunikasi
2. Output M.I untuk masyarakat
2.1. Sumbangan alumnus M.I
a. Citra luiusan
b. Wawasan keagamaan
c. Menyambut hari besar Islam
2.2. Jenis kegiatan alumnus M.I di
masyarakat
a. Membentuk lembaga & Orga nisasi keagamaan.
b. Menyambut hari besar Islam. 3. Methode penyampaian pesan
3.1. SPP
3.2. Komunikator pihak lembaga a. Kep. sek M.I
b. Dewan Guru c. BP-3
3.3. Hambatan Program
a. Methode b. Pendekatan
c. Pelaksanaan program
3.4. Komunikator pihak Masyara
kat.
a. Tokoh masyarakat b. Ulama
c. Tokoh pemuda
c. Relation ship
r
-4. Jenis Hubungan
4.1. Hub. M.I dengan Masyarakat
- Arisan
-Infaq
-Shadaqoh
4.2. Hub M.I dengan ORTU murid - Acara perpisahan
- Rapat waK murid - Pembagian raport
4.3. Hub M.I dengan organisasi Pen
didikan.
a. kandepdikbud b. kandepag
c. yayasan
4.4. Pemanfaatan sumber daya manu sia.
a. Pihak lembaga b. Pihak masyarakat
c. pihak pemerintah
4.5. Pengembanganprogram Wajar
a. Pihak lembaga M.I
b. Pihak masyarakat
148
DAFTAR PUSTAKA
Abizar
1988 Komunikasi Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta
Bambang Kusriyanto
1984 Meningkatkan Produktifitas Karyawan, Seri manajemen No. 95 PT Pustaka Binaan Pressindo
Jakarta
Depdikbud
1988 Efesiensi dan Efektifitas Pendidikan di Sekolah, Dirjen
Pendidikan. Depdikbud
1989 Undang-undang Sistem Pendidikan NasionaL Sumber
Daya Pendidikan. Engkoswara
1987 Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, PPLPTK, Jakarta
Etzioni,, Amitai
159
Presa, Jakarta.
Freemont E. Kast and James E. Rosenzwiigh
1979 Organization and Managemen, Mc. Graw Hill Tokyo Fakry Gaffar
1987 Komunikasi organisasi Teori dan Proses, Depdikbud Bandung.
Gary S. Backer
1967 Human Capital A Theoritical and Empirical Analysis with Special Reference to Education, Mc. Graw Hill
London.
Humble John W.
1977 Manajemen Berdasarkan Sasaran, Alih bahasa oleh Dr. S. Binol. SH Erlangga Jakarta.
Immegart, Glenn L. and Francis J. Pilecki
1972 An introduction to System For The Educational
Administrator, Addison wesley Publis hing Company, Calipornia.
Jhon Vaijey
1962 The Economic of Edocation, Faber and Faber Limited,
Judistira K. Garna
1992 Teori-teori Perubahan SosiaL PPS UNPAD Bandung Kaufan Roger
1972 Education System Planing, Englewood Presentice Hall
Inc.
Kenneth MK. Kurihara
1970 Moneterv Theori and Public Pilicy, Alih Bahasa Bina Kawan, Study Club Jakarta.
Kep. Menag No. 368
1993 Kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah, Departemen Agama, Jakarta.
Nawawi Hadari
1985 Administrasi Pendidikan, Gunung Agung Jakarta
Made Pidarta j
1990 Manajemen Pendidikan Indonesia, Bina Aksara Jakarta Neglay, Ross L and N. Dear Even
1981 Handbook for elective supervision of Instructions, Prentic Hall Inc, Jew Jersey.
Nugent, Ann
1976 A Pres Chool In A Community Contect, School and
Community, Mc Graw Hill Sidney.
PP No. 39
1992 Peran serta masyarakat dalam pendidikan, Dikbud
Jakarta.
Raymond L. Falcione, Howard H. Greenbaum
1974 Organizational Comunication; Abstarcts, Analysis and Obserview Sage Publis hing Beverly Hills. London. Rifa'i dan Y Samusung
1987 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat FIF IKIP Bandung.
Stephen P. Robbins
1982 The Administator Process, New Delhi Prentice Hall Inc
Ster, Richard M.
1977 Organizational Effectivity, Santa Monica Publishing Calipornia.
Simon Herbert
1982 Administrative Behavior, Alih bahasa, Bina Aksara Jakarta.
Stephen P. Robbins
1990 organization Theory; Structure, Design and Aplication
152
Prentice Hall Inc, Englewood Clifts. Steep, Emery Et, al
1981 A hanbook of Educational Administration, Allyn and
Bacon, Boston. Terry, George R.
1977 Principles of Management, Seven Edition, Richard D.
Erwin Inc, Homewood Illionis.
Thomas, j. Alan
1971 The Productive Scool, A System Analysis Approuch To Educational Adminitration, Jhon Wiley & Sons Inc New york.
Tilaar, HAR