• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI KOTAMADYA CIREBON: Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI KOTAMADYA CIREBON: Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN

DI KOTAMADYA CIREBON

( Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat)

T E S I S

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

NUR AEDI NIM : 9696008

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGLIRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

Disetujui dan disahkan untuk mengikuti ujian tahap II

Pembimbing I,

UJ)~^JfJ

f. Dr. ft.

Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed.

Pembimbing II,

(3)
(4)

ABSTRAK

Nur Aedi, Pemanfaatan Sumber Daya Pendidikan yang ada di Masyarakat dalam Rangka Pengembangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Kotamadya Cirebon ( Fokus study pada hubungan kelembagaan MI dengan masyarakat ), studi ini dilakukan telaah atas hubungan lembaga Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang ada di Kotamadya Cirebon dengan Masyarakat dalam rangka memanfaatkan potensi dan Sumber daya pendidikan yang ada di Masyarakat guna terdptanya program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar secara menyeluruh dan merata khususnya di Kotamadya Cirebon, melalui hubungan strategis, maka akan tertanam keyakinan pada masyarakat dengan kehadiran lembaga Madrasah Ibtidaiyah dan masyarakat akan merasakan buah dan manfaat dari keberadaan lembaga tersebut yang dijembatani melalui anak didik dari masyarakat yang di didik pada lembaga Madrasah Ibtidaiyah.

Studi ini dilakukan dengan menggunakan methode kualititatif, yang berupa interaksi dan refleksi masyarakat terhadap lembaga yang diperoleh langsung melalui wawancara, questioner dan studi

dokumentasL

Fokus penelitian ini menitikberatkan pada hubungan lembaga madrasah ibtidaiyah swasta dengan masyarakat, dengan mengambil sampel seluruh dari Madrasah swasta dengan populasi sebanyak lima belas Madrasah swasta yang ada di Kotamadya Cirebon, dengan subyek penelitian adalah ; Kepala Sekolah, Alumnus, Orang tua murid, Pimpinan instansi terkait (pemerintah) dan yayasan.

Permasalahan yang muricul pada penelitian ini adalah kekurang efektifan dan keserasian dalam hubungan struktural antara lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakatnya, terutama mengenai masukan-masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah yang kesemuanya datang dari masyarakat, output atau keluaran Madrasah Ibtidaiyah bagi masyarakat, metode yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan dan hubungan antara pihak lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan pihak instansi pemerintah dan terakhir hasil yang diperoleh dari hubungan keduanya (lembaga dengan masyarakat).

(5)

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program belum dilakukan dengan baik, sebab kurangnya tenaga profesional yang menangani bidang tersebut sehingga kendala yang muncul adalah: pertama, lembaga kurang dapat memanfaatkan potensi dan masukan yang datang dari masyarakat secara sempurna, padahal daya dukung masyarakat akan tercipta secara penuh apabila lembaga dapat membuktikan kinerjanya dalam mengelola hubungan keduanya, dengan menanamkan keteladanan melalui anak didik yang ada pada lembaga Madrasah Ibtidaiyah masyarakat akan semakin percaya keberadaan lembaga sebagai salah satu lembaga sosial yang menjadi andalan masyarakat

Kedua, demikian halnya dengan alumnus yang menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakatnya, dengan mengaplikasikan displin ilmu yang diterima selama belajar pada bangku sekolah dasar dengan disiplin ilmu keagamaan yang diutamakan, maka masyarakat akan memandang keberhasilan lembaga dalam mendidik anak-anaknya ketika mereka hadir dan dapat diterima di masyarakat dengan segala disipilin ilmu yang

mereka miliki.

ketiga, metode penyampaian pesan dari lembaga tergantung kepada pengelola lembaga itu sendiri, dalam hal ini adininistrator Madrasah Ibtidaiyah yang semakin dituntut untuk dapat menyelaraskan tuntutan yang datang dari masyarakat sekitar, denga melalui visL misi dan kebijakan yang dibuatnya masyarakat mengharap sepenuhnya dapat diterima sebagai suatu komunikasi yang akan menghubungkan pihak masyarakat dengan lembaga yang dikelolanya.

Keempat, hubungan dengan instansi terkait terutama dengan pihak pemerintah bagi suatu lembaga pendidikan merupakan hubungan arus atas dalam rangka mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dengan terciptanya hubungan yang hrmonis antara pihak Madrasah Ibtidaiyah dengan pihak pemerintah, maka akan memungkinkan program terlaksana dan mendapat dukungan secara penuh.

(6)

pada gilirannya pelaksanaan dan pengembangan program wajib belajar

pendidikan dasar 9tahun mengalami hambatan yang cukup berarti.

Penelitian ini membuktikan bahwa pada prinsipnya suatu kebijakan yang

diberlakukan pada seseorang atau suatu kelompok masyarakat

kesemuanya akan kembali kepada siapa pembuat kebijakan tersebut

Admnistrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai seorang pembuat

kebijakan harus mampu memahami type dan karakteristik masyarakat

yang ada di sekelilingnya, sebab ketika kebijakan itu diterima oleh

masyarakat di sekeklilingnya, maka akan memudahkan bagi lembaga

dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat dimana lembaga

(7)

DAFTAR LSI

Halaman

ABSTRAK i

PENGHARAGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH iv

DAFTAR TABEL vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Masalah 15

1. Identifikasi Masalah 15

2. Pertanyaan Penelitian 19

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20

1. Tujuan Umum

20

2. Manfaat Penelitian 22

D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat 22

E. Kerangka Acuan Penelitian 24

F. Kerangka Pemikiran

26

BAB II LANDASAN TEORITK

A. Organisa-i Sebagai Suatu Sistem

29

B. Organisasi Pendidikan 35

C. Madrasah Ibtidaivah Sebagai Suatu Organisasi

Pendidikan 42

D. Produktivitas Madrasah Ibtidaivah 43 E. Madiasali Ibtidaivah dan Pemberdayaan Masya

-rakat 49

F. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat

53

(8)

2. Sasaran-sasaran Pemberdayaan 68

3. Masyarakat Sebagai Sumber Daya Pendidikan

69

G. Pemberdayaan dalam Lingkup Administrasi Pen

didikan ^

H. Aplikasi Landasan Teori dalam Penelitian

75

BABffl PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 80

B. Subyek Penelitian

81

C. Pengumpulan Data

82

D. Pengolahan dan Analisis Data

84

E. Validitas Temuan Penelitian 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian

87

1. Input Madrasah Ibtidaiyah dari Masyarakat

87

2. Jenis dan Sumber Masukan Dari Masyarakat ... 95 3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar

9 tahun di Madiasali Ibtidaiyah 96 4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem

baga Pendidikan Lainnya

98

5. Motivasi Masyarakat Masuk ke Lembaga Madw

sah Ibtidaiyah

10°

6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat ..

102

7. Methode Penyampaian Pesan Terhadap Masya

rakat *09

8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instan

si Terkait n3

B. Pembahasan Penelitian H7

(9)

2. Jenis dan Sumber Masukan 117 3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar

9 tahun di Madrasah Ibtidaiyah 118 4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem

baga Pendidikan Lainnya 119

5. Motivasi Masyarakat Masuk Kelembaga Madra

sah Ibtidaiyah 119

6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat... 119

7. Methode Penyampaian Pesan terhadap Masyara

kat 120

8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instasi

Terkait 121

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 131

B. Implikasi Hasil Penelitian 136

C. Rekomendasi 139

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu bagian

pembangunan Nasional, yang lingkupnya antara lain meliputi peningkatan segi

kuantitas dan kualitas pendidikan.

Kualitas sendiri dapat diartikan salah satunya dengan melalui pembenahan

dan kelengkapan sarana juga fasilitas pendidikan, sedangkan peningkatan dalam

segi kuantitas pendidikan, yaitu memotivasi agar masyarakat sadar dan ingin

memperoleh pendidikan setinggi mungkin, sehingga diharapkan penduduk

Indonesia akan mencapai taraf pendidikan yang setinggi-tingginya. Demikian

halnya dengan segi kuantitas pendidikan beserta peningkatan mutu didalamnya,

sehingga lazim dikatakan bahwa

"semakin tinggi taraf pendidikan seseorang,

maka semakin tinggi pula tarafproduktifitasnya

«, dengan kata lain produktifitas

yang baik tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi akan lahir melalui proses

pendidikan yang dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna (Human Capital,

Gary S. Becker, 1967,4).

Pembangunan pendidikan yang berorientasi kepada segi kuantitas telah

lama melalui jenjang pelita I sampai dengan pelita berikutnya, yang salah satu

(12)

kewajibannya, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945, yaitu

bahwa

"Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran"

(Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1).

Pada sisi yang lain peningkatan segi mutu pendidikan ditujukan untuk

memenuhi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.

Perkembangan pembangunan dalam bidang pendidikan memiliki peran

serta fungsi yang sangat strategis dalam rangka menghadapi tantangan dimasa kini

dan masa mendatang, sehingga dapatlah dikatakan bahwa maju mundurnya suatu

bangsa salah satunya ditentukan oleh masyarakatnya, sehingga fungsi utama bagi

peningkatan sumber daya manusia adalah dengan peningkatan pendidikan bagi

warga dan masyarakat Indonesia.

Perhatian terhadap bidang pendidikan merupakan salah satu pemberdayaan

masyarakat yang harus dilaksanakan juga dipelihara dengan tujuan seperti yang

diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk -mencerdaskan

kehidupan bangsa, (Pedoman Pelaksanaan Wajib Belajar, Pemda Tingkat I Jawa

Barat, 1997,10).

Dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan

nasional, yaitu pada pasal ke-14, menyebutkan : bahwa warga negara yang sudah

berusia 6 tahun, berhak untuk mengikuti pendidikan, dan yang 7 tahun, wajib

(13)

Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang dilaksanakan selama sembilan tahun ; diselenggarakan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama dan yang sederajat (Sarahan, Buletin Bulanan E tahun 1977,11). Dengan demikian, maka kewajiban bagi setiap warga negara ketika sudah mencapai usia enam tahun sampai tujuh tahun, maka dinyatakan berhak dan wajib mengikuti bahkan sampai menamatkan pendidikan 9 tahun, sehingga apabila seseorang sudah menamatkan jenjang tersebut, maka anak

bersangkutan berhak untuk menyandang tamatan pendidikan dasar.

Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar merupakan perwujudan dari

pada Undang-undang Dasar 1945, GBHN, juga Undang-undang No.2 tahun 1989, serta Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990, yang sebelumnya dicanangkan pada tanggal 2 Mei 1984, bagi anak-anak usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun.

Berdasarkan kemajuan yang telah dicapai, maka tanggal 2 Mei 1948, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dicanangkan

keberhasilannya dalam 15 tahun kedepan. Sehingga pada keputusan semula,

pendidikan dasar bagi anak Indonesia dianggap akan tuntas apabila sudah

mencapai 15 tahun sejak pencanangannya.

(14)

tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut, berarti bahwa paling lambat pada

tahun 2003 awal, masyarakat Indonesia sudah mengenyam dan menamatkan

pendidikan dasar, dan pada tahun 2003 nanti Program Pendidikan Dasar 9 tahun

dianggap tuntas secara optimal.

Sasaran utama program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun adalah menumbuh kembangkan aspirasi pendidikan bagi orang tua dan anak didik, untuk

memasuki pendidikan dasar, sehingga dengan demikian, maka pengertian wajib belajar semakin membuat kita sadar akan pentingnya pendidikan, sebab arti

penting belajar bagi masyarakat Indonesia, belum seperti negara-negara maju yang menganggap bahwa Universal Basic Education, yakni terbukanya kesempatan secara luas bagi masyarakat atau peserta didik untuk memasuki

pendidikan dasar, sehingga disinilah letak peran penting dari pada administrasi

pendidikan untuk mengadakan pembenahan sistem dari pada pendidikan di negara berkembang seperti Indonesia.

Administrasi pendidikan merupakan salah satu yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk

mencapai hasil pendidikan yang telah disepakati, sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara optimal dan tercipta susunan dengan baik dalam proses

(15)

bahwa

"administrasi pendidikan pada dasarnya adalah suatu media untuk

mencapai tujuan pendidikan secara produktifyaitu efektifdan efesien".

Hal yang senada diungkapkan pula kriteria keberhasilan administrasi

pendidikan adalah produktivitas pendidikan, yang kesemuanya dapat dilihat pada

prestasi atau efektifitas dan susunan atau efesiensi.

Pada pendapat lain diungkapkan bahwa

"Productivity is a combination of

evectivines related to performance, effeciency to resource utilization,

(Paul

Mail, 1987,7).

Dengan adanya inpres nomor 1 tahun 1994, tentang pelaksanaan Program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan perkembangan dari

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun, salah satu dampak yang dirasakan

semakin banyak jumlah peserta didik yang wajib mengikuti pendidikan dasar 9

tahun padahal wajib belajar 6 tahun pun masih dirasakan banyak yang belum

menamatkannya.

Salah satu negara yang sedang berkembang Indonesia, berusaha untuk

meningkatkan pemerataan pendidikan, sejak repelita ke I sampai repelita

berikutnya berusaha keras untuk terciptanya pemerataan pendidikan dan keadilan

untuk memperoleh kesempatan penuh dalam dunia pendidikan, khususnya

(16)

Wajib belajar pendidikan 9tahun dicanangkan semenjak awal pelita ke IV,

dimana hal ini merupakan upaya untuk mencapai pemerataan pendidikan dasar.

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi lahimya Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun, diantaranya yang tercantum di dalam buku

pedoman wajib belajar pendidikan dasar untuk Jawa Barat tertuiis :

a. Lebih dari 80 % tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan sekolah dasar,

termasuk tidak pernah mengikuti pendidikan dasar, hal seperti itu jauh

dibandingkan dengan beberapa negara maju di Asean.

b. Dari segi ekonomi, pendidikan dasar 9tahun merupakan salah satu jalan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang salah satunya dapat

diberikan nilai-nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.

c. Pendidikan merupakan Investasi Insani (Jhon Vaizey, The Economic of

Education, 1987,23), oleh sebab itu wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

diterapkan secara adil dan merata.

d. Tenaga kerja yang dianggap sebagai pemegang kapitalis, hal ini tercermin dari

pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga produktivitas kerja, dan hal ini

salah satunya bisa terwujud dengan lewat jalur pendidikan (Human Capital ;

(17)

e. Dari segi peserta didik, peningkatan usia wajib belajar pendidikan dasar 9

tahun dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan, sehingga pada gilirannya tarap kehidupan peserta didik semakin

terangkat dengan harapan harkat dan martabat mereka akan semakin dihargai

di muka publik.

Sejak dicanangkannya Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun,

yaitu pada tanggal 21 Mei 1984, pemerintah optimis akan keberhasilannya dalam

program tersebut sebab salah satu bukti menunjukan bahwa pendapatan perkapita

masyarakat Indonesia telah meningkat sebesar 80 %atau US$ 80 pada tahun

1970 dan menjadi US$ 620 pada tahun berikutnya tahun 1984.

Sementara dalam prakteknya, kenyataan membuktikan bahwa jumlah

peserta didik yang masuk dalam kategori wajib belajar enam tahunpun masih

banyak yang belum menyelesaikan jenjang tersebut, karena salah satunya ialah

hambatan ekonomi keluarga orang tuanya yang re.latif rendah, terbukti secara

absolut baik lulusan SD maupun siswa baru kelas I SLTP menunjukan kenaikan

yang berarti, namun prosentase angka kelanjutannya hampir tidak beranjak. Data

tahun terakhir tersebut menunjukan bahwa 75,09 %dari anak yang termasuk

sekolah dasar dapat menyelesaikan studinya hingga kelas VI (lulus), dan hanya

45,24 %saja dari mereka yang lulus dapat melajutkan ke SLTP, pada tahun 1969

(18)

dari mereka yang lulus dan mengenyam pendidikan di tingkat SLTP (Britton, 1969;186), keadaan tersebut menunjukan bahwa upaya mengurangi drop out pada tingkat SD selama ini dapat dinilai "berhasil", tetapi upaya meningkatkan angka melanjutkan belum memperlihatkan hasil memuaskan.

Sebagai gambaran hasil perolehan dan kemajuan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejak dimulai perintisan sampai dengan tahun 1996/1997, dipropinsi Jawa Barat menggunakan salah satu tolak ukur keberhasilan, yaitu dengan angka partisipasi penduduk 13 tahun sampai 15 tahun di SLTP/sederajat, yang dikenal dengan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi mumi (APM) atau yang lazim disebut dengan GER dan NER.

Penelitian terdahulu membuktikan bahwa perkembangan usia anak 12 tahun dan 13 tahun sampai 15 tahun dalam waktu kurun 1993/1994 sampai dengan tahun 1996 sampai 1997, rata-rata pertumbuhan anak usia 7-12 tahun pada tingkat nasional 3,9, tingkat propinsi 9,07 %, tingkat Kodya 0,10. Memperlihatkan kondisi tersebut Propinsi Jawa Barat dalam pertumbuhan penduduk yang berusia 7-12 tahun dan 13-15 tahun melebihi tingkat nasional, akan tetapi untuk tingkat Kotamadya Cirebon posisi dari pertumbuhan baik terhadap propinsi, maupun tingkat nasional masih relatif kecil.

(19)

sumber daya manusia itu sendiri, yang semuanya dapat dilakukan dengan

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Dalam UUSPN No.2 tahun 1989 dijelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan tangling jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua, oleh karena sebab itu, untuk mengatur dan mengejawantahkan tanggung jawab di maksud maka diterbitkanlah PP No. 39 tahun 1992 mengenai peran serta masyarakat, yang selajutnya dikatakan "masyarakat berfungsi dan bertanggung jawab untuk memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan

tnengembangkan pendidikan nasionaV (UUSPN). Pada pasal ke-3 dikatakan, bahwa peran serta masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Hal diatas dengan tanggung jawab utama dari seorang administrator , yaitu untuk melaksanakan sistem yang produktif, jadi administrator harus mendayagunakan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin dalam

mencapai tujuan dari sistem tersebut, juga untuk mendayagunakan informasi

tentang kinerja yang sedang dan telah dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan operasional yang berkesinambungan.

Sistem pendidikan dan linglkungan sekitamya berintegrasi secara tetap,

(20)

10

analisis input dan output khususnya berguna pada sistem sosial yang komplek

yang disebut organisasi.

Organisasi yang produktif adalah organisasi yang seimbang antara input dan otput dapat dinyatakan dalam persamaan yang disebut dengan fungsi

produksi. (Moekizat, 1971,47).

Konsep produksi sebaiknya dalam literatur administrasi pendidikan, beberapa tujuan, antara lain :

1. Menekankan pada bahwa banyakl cara untuk memproduksi pendidikan.

2. Fungsi produksi memberikan dasar secara matematis untuk model pengambilan keputusan.

Fungsi produksi digunakan sebagai dasar untuk menguji tiga tipe yang berbeda mengenai hubungan input-otput dari sudut pandang penggunaannya yaitu

administrator, psikologis dan ekonomis.

Masalah utama dari analisis sistem tersebut adalah untuk menentukan

secara alamiah pengaruh pencapaian dari sekolah dan latar belakang siswa.

Ada tiga jenis untuk memudahkan pentingnya analisa terhadap lingkungan bagi

pendidikan antara lain, dikutip dari buku ( The Productive School, J. Alan

(21)

11

1. Model Aditif

Environmental Effect

Output School Effect

Menurut model ini, pengaruh sekolah dan lingkungan terpisah, tetapi bersifat

aditif.

2. Model Sistem Terbuka

Environmental Effect Environmental Effect "* Output

Menurut model ini, lingkungan secara alamiah mempengaruhi input sistem

sekolah.

3. Model Interaktif

School Effect

Output

(22)

12

Menurut model ini, interaksi timbal balik antara sekolah dan lingkungannya mempengaruhi kualitas output. Model ini cocok sebagai alat untuk

memperjelas tetapi sangat kompleks.

Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap merupakan hasil peran serta

masyarakat terutama kepedulian akan pendidikan.

Merujuk pada pasal 2 peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional, maka peran serta masyarakat berfungsi dalam mengembangkan pendidkan nasional.

Dalam mengejawantahkan peran serta masyarakat guna mengembangkan pendidikan nasional, maka diperlukan adanya pengembangan hubungan antara lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat.

Otong Situsna menggaris bawahi pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat

antara lain .

a. Untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud dan saran-saran dari

sekolah.

b. Untuk menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan-kebutuhan yang

(23)

13

c. Untuk mempersatukan orang tua murid dengan guru-guru dalam memenuhi

kebutuhan anak didik.

d. Untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah

dalam era pembangunan.

e. Untuk memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah.

f. Untuk mengarahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan

program sekolah.

Melihat kondisi diatas, maka terdapat hubungan yang intim sekali antara lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dengan masyarakat di mana lembaga tersebut tumbuh dan berkembang. Guna terlaksananya hubungan masyarakat dengan pendidikan maka perlu adanya komunikasi, komunikasi berarti adanya hubungan timbal balik antara sekolah sebagai lembaga pendidik, dengan masyarakat, hubungan yang hal harmonis dari keduanya dapat ditunjukan

melalui :

1. Adanya saling pengertian antara organisasi dengan pihak luar.

(24)

14

3. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain, (Hadari Nawawi,

1988,74).

Madrasah Ibtidaiyah salah satu lembaga pendidikan dasar dituntut untuk semakin tanggap atas kemajuan yang sedang di alami oleh lingkungan dan masyarakat sekitar, sehingga komunikasi yang terjalin dengan baik akan menghasilkan tujuan utamanya guna menggali dan mengembangkan potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat guna mengembangkan program

wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Sumber daya pendidikan yang dapat digali dari masyarakat dirumuskan

oleh Tim Dosen MKDK Administrasi Pendidikan ( 1991;111) sebagai berikut:

a. Sumber manusia

b. Sumber sosial

c. Sumber kebudayaan dan agama

d. Sumber lingkungan fisik

e. Sumber materi dan keuangan

(25)

15

timbul secara ilmiah sedangkan tugas administrator adalah bagai mana mengelolah dan memanage timbulnya kesadaran tersebut guna menggali sumber daya yang ada di masyarakat tersebut dalam rangka mengembangkan program

wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Mengacu kepada rangkaian permasalahan serta landasan teori menganai administrasi pendidikan, seharusnya Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar mampu mengembangkan programnya guna menggali serta memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dengan mengarah kepada pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, tetapi pada kenyataannya lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah belum mampu memberdayakan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat secara optimal , selajutnya isu sentral permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimanakah lembaga Madrasah Ibtidaiyah mampu menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dalam mengembangkan program

wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

B. Masalah

1.IdentifUiusi Masalah

(26)

16

yang ada di masyarakat, hal ini menjadi tanggung jawab bersama baik oleh pengurus yayasan ataupun kepala sekolah sebagai administrator, selain itu pula, tugas administrator berkewajiban untuk melakukan perubahan-perubahan atau pembaharuan sehingga melalui pengembangan sekolah dengan masyarakat akan tercapai tujuan program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Perubahan yang dibawa oleh lembaga pendidikan diatas, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Levy yang mengatakan bahwa jika negara-negara yang sedang berkembang ingin membuat suatu kebijakan yang efektif untuk mengurangi angka dan tidak normalnya ataupun tingkat drop out dan untuk meningkatkan efesiensi sistem sekolah, maka harus memahami faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya, dengan demikian, maka fokus kajian ini berbicara sekitar tiga faktor utama, yaitu : sosial, ekonomi dan pendidikan.

Beberapa isu permasalahan yang dapat diangkat dibawah ini merupakan

permasalahan yang diangkat dengan adanya pencanangan program wajib belajar pendidikan 9 tahun, diantaranya :

(27)

17

2. GN-OTA merupakan salah satu gerakan yang ikut mendukung bidang

pendidikan dasar belum mampu membawa aspirasi masyarakat, sehingga

keberadaan lembaga itu sendiri belum diketahui banyak oleh publik.

3. Dengan adanya perencanaan wajib belajar pendidikan 9 tahun, maka makin bertambah pula anak yang termasuk kedalam usia sekolah yang belum mampu menamatkan pendidikan dasar, sehingga dengan adanya pencanangan wajib belajar 9 tahun, maka semakin bertambah pula anak yang drop out dan tidak mampu melangkah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini dituntut untuk mencari bentuk

hubungan yang ideal antar sekolah sebagai lembaga dengan masyarakat sebagai

lingkungannya dimana sekolah tersebut berada, Made Pidarta (1986 :372-3737) mengemukakan bentuk-bentuk hubungan tersebut sebagai berikut:

a Aktivitas siswa / kelas atau tingkat kelas

b Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru bidang studi

c Media masa

d Kunjungan orang tua ke sekolah

e Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada

(28)

18

Adapun untuk menjalin hubungan tersebut dapat terjadi melalui :

a Kepala sekolah

b Guru

c Siswa

d BP-3

e Alumni

f Mass media

g Organisasi Kemasyarakatan

h Kegiatan non sekolah

Kegiatan - kegiatan diatas akan mempengaruhi hunbungan atau jalinan informasi yang diperoleh dari masyarakat, juga informasi yang disampaikan oleh sekolah untuk masyarakat rkan mempengaruhi terhadap penggalian dan pengembangan potensi sumber daya pendidikan di masyarakat yang dilakukan oleh kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar untuk

mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Berdasarkan

permasalahan

diatas,

maka

masalah

tersebut

dapat

(29)

19

Madrasah Ibtidaiyah memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang

ada di masyarakat ?

2. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dikemukakan beberapa pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya melalui penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

a Apakah yang menjadi dasar dan tujuan adanya hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat ?

b Bagaimanakah proses pengelolaan hubungan dengan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah ?

c Bagaimanakah masukan-masukan dari masyrakat dapat berperan bagi

kemajuan Madrasah Ibtidaiyah ?

d Bagaimanakah bentuk dan kegiatan dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat

berperan serta aktif dalam pembangunan pendidikan di masyarakat ?

e Apa sajakah saluran komunikasi yang digunakan dalam proses pembinaan hubungan antara masyarakat dengan kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah ? serta methode manakah yang paling tepat untuk dilaksanakan ?

(30)

20

f Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami oleh pihak lembaga dalam menyampaikan pesan, dan menjalin kerja sama dengan pihak masyarakat ?

g Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh pihak lembaga untuk menyelesaikan permaslahan dan hambatan-hambatan yang ada ?

h Bagaimanakah tanggapan pihak masyarakat terhadap komunikasi yang dilakukan oleh pihak lembaga ?

i Bagaimanakah hubungan antara kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instansi terkait ?

j Bagaimanakah hasil yang diperoleh dengan adanya komunikasi antara pihak

lembaga dengan masyarakat dalam rangka peningkatan keefektifan hubungan

tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaan pertama yakni " sejauh manakah keefektifan antara pihak lembaga Madrsah Ibtidaiyah

(31)

21

kinerja kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dalam memanfaatkan potensi sumber

daya manusia yang ada di masyarakat".

Penelitian ini mencoba mengaplikasikan teori tentang pengembangan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan jalan mengungkapkan

sejauh manakah keefektifan hubungan antara kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah

dengan masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan utama dalam penelitian ini untuk :

1. Mendeskripsikan tujuan dikembangkannya hubungan antara kelembagaan

Madrsah Ibtidaiyah dengan masyarakat.

2. Menganalisis saluran komunikasi yang dipergunakan pihak lembaga dalam

menjalin hubungannya dengan masyarakat.

3. Mendeskripsikan tanggapan masyarakat mengenai jalinan hubungan antara kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat.

4. Memperoleh data mengenai kinerja kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah dalam memberdayakan masyarakat guna tercapainya pola pengembangan program

(32)

L I

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini secara teoritik bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan dan jenjang setaraf yang lebih tinggi, juga perbaikan kearah pengelolaan sumber daya masyarakat di dalam mengembangkan program wajib belajar, yang ada pada gilirannya akan membuka kesadaran masyarakat bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah sehingga program wajib belajar pendidikan 9 tahun akan terlaksana dengan baik khususnya di Kotamadya Cirebon.

Secara praktek penelitian ini berguna bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan keilmuan mengenai hubungan kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan

pihak masyarakat.

Penelitian ini akan menjadi pegangan pokok bagi Administrator pendidikan dasar dalam menjalin hubungannya dengan masyarakat dimana lembaga tersebut berada, sebab pada gilirannya maju mundurnya suatu program pendidikan salah satunya dapat diukur sejauh manakah lembaga tersebut dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak masyarakat.

D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat

(33)

23

lingkungannya, sehingga perubahan ataupun kebijakan yang dilakukan oleh

pihak

lembaga

manapun

harus

tetap

memperhatikan

keberadaan

lingkungannya ".

Kedua,

Suatu organisasi dapat dikatakan sebagi pengembang mekanisme

pemantauan

dan umpan balik serta mengikuti lingkungan dengan cara

menghindari perubahan lingkungan dengan membuat penyesuain yang efektif bila

dibutuhkan.

Ketiga,

Proses perubahan suatu organisasi dalam rangka mengadakan

penyesuaian dengan lingkungannya akan menghadapi tiga tahapan : Mengakui

adanya variasi di mana suatu organisasi berada, mengadakan seleksi dari variasi

yang paling penting lagi dan kinerja yang menopang kembali variasi yang

diseleksi.

Keempat,

Organisasi bergantung pada lingkungannya sampai batas tertentu tetapi

kita tidak mengabaikan bahwa ada organisasi yang selalu bergantung pada

lingkungannya, oleh sebab itu efek lingkungan terhadap suatu organisasi

merupakan fungsi dari kerentaannya. Pavis Jacobs ; Dependenci and

vulnerability ; an exchange apprauch to the control of organijations, administrative

(34)

24

E. Kerangka Acuan Penelitian•to'

Kerangka acuan penelitian merupakan landasan atau pola pikir yang ditempuh dalam mengkaji permasalahan penelitian. Paradigma ini disusun berdasarkan pada tinjauan terhadap efektifitas hubungan antara pihak lembaga Madrasah Ibtidaiyah dengan lingkungan tersebut berada, hal tersebut ditinjau dari

beberapa sudut pandang antara lain ;

Pertama, dengan adanya pencanangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun maka semakin bertambah jumlah anak usia sekolah yang drop out,

maka dengan adanya kebijakan pencanangan program tersebut, semakin bertambah jumlah anak yang tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang

lebih tinggi setaraf dengan SLTP.

(35)

25

Ketiga, GN-OTA sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam ikut

menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun kurang dapat

berperan secara optimal.

Keempat, rangkaian permasalahan diatas, meumbuhkan peluang bagi kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan semakin meningkatkan kinerja guna ikut serta dalam menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Kelima, komunikasi yang dilakukan antara kedua beiah pihak masyarakat sebagai pendukung dan penyelenggara pendidikan dan institusi sebagai wadah atau arena

yang bergerak dalam melaksanakan program pendidikan secara berjenjang.

Keenam.dari ragam sumber daya pendidikan yang dapat digalai dari masyarakat

antara lain adalah ; manusia sebagai sumber; sumber sosial, kebudayaan dan

(36)

F. Kerangka Pemikiran

Wajar Dikdas 9 tahun

Lembaga MI

26

Masalah

Bagaimana memberdayakan masyarakat dan memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan + yang ada pada masyarakat guna pengembangan

program wajar Dikdas 9 tahun di Madrasah

Ibtidaiyah

Pembinaan hubungan MI dengan masyarakat

Pola Komunikasi

Penarikan pemanfaatan sumber daya yang efektif

(37)

27

Kerangka tersebut diatas menunjukkanbahwa program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan karena tuntutan zaman dan era yang semakin mendorong kita melakukan pembenahan dalam pendidikan dasar, Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar yang mengemban misi yang berat guna mengantarkan siswa kejenjang pendidikan setaraf lebih tinggi diatasnya untuk dituntut memberdayakan masyarakat, dengan harapan potensi serta sumber daya pendidikan yang ada pada masyarakat tersebut dapat timbul secara alamiah, sehingga pengembangan program wajib belajar pendidikan wajib belajar 9 tahun dapat terwujud.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh Administrator pendidikan dasar (kepala sekolah MI) adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada dimasyarakat tersebut secara optimal, beberapa langkah yang ditempuh

oleh Administrator pendidikan antar lain menjalin hubungan anatar sekolah

dengan masyarakat yang langkah awalnya telah direncanakan dalam bentuk program yang dilaksanakan dengan jalur komunikasi dan dilakukan pengawasan

dari kedua belah pihak guna terciptanya hubungan yang efektif.

Dari uraian diatas, maka hasil penelitian dapat tergambar secra umum

yang difokuskan kepada :

(38)

28

2. Hubungan sekolah dengan alumni

3. Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lain (lembaga pemerintah dan

swasta)

4. Hubungan sekolah dengan yayasan

5. Hubungan sekolah dengan masyarakat

(39)
(40)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

80

A. Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran mengenai

hubungan-hubungan sekolah dasar dengan masyarakat dalam rangka

pengelolaan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat, dengan

mengacu kepada manajemen dan disiplin ilmu organisasi, maka

penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan peran serta masyarakat

berukut daya dukungnya terhadap keberhasilan program wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun. Penelitian ini difokuskan kepada pengelola

pendidikan yang dalam hal ini ; Kandekdikbud, kepala sekolali SD/Mt

swasta dan negeri dalam mengembangkan hubungannya dengan masyarakat .

Metode neuelitiaii van? dipeivunakan di.dal.ain penehtian ini adalah dengan metode kualitatif dengan menggunakan analisis sistematik, 3'aitu iSpViiai' interaksi vam> dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan terhadap

masvarakat guna memanfaaikan sumber daya pendidikan yang ada diinasvaiakHt berikut daya dukung masyarakat guna mendukung keberhasilan dan pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar

9 tahun.

Melalui penelitian kuafHatil ini, uiaka peran soiia masyarakat diamati.

untuk memahami daya dukungnya terhadap program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.. dilain pihak maka sekolali sebagai lembaga

pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan program

(41)

81

untuk mengembangkan dua. potensi yang dominan yaitu daya dukung

masyarakat dan pelaksanaan program lembaga guna tercptanya

pengembangan program wajib belajar' pendididkan dasar 9 tahun di

k otan»ad y a Cirebon.

Karakteristik penelitian. kua.kitatif mi memiliki ciri natural setting

atau setting alami,. maka dalam hal mi penulis berinteraksi langsung

dengan si tuasi dengan situasi dengan kelompok masyarakat yang

diamati, hal ini berarti peneliti memperoleh data langsung dari sumber

penelitian, disamping itu penelitian ini berusaha untuk memahami daya

dukung masyai'akat terhadap pendidikan dasar dan juga

mengungkapkan

sasaraiisasaran

yang

dilakukan

oleh

pengelola

pendidikan guna memaniaatakati sumber daya pendidikan yang ada di

masyarakat guna mengembangkan program wajib belajar pendidikan

dasar 9 lahun di kotamadya Cirebon,

B- Stibvek peiteliHan

Jfc.

Peinihhan subyek penelitian ini. dilakukan dengan teknik

"purposive

sampling",

yaitu meinilili dan menentukan beberapa sumber data yang

benar-benar menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan hubungan pendidikan dasar dengan. masyarakat dalam

ranvka oemanfaatan sumber dava pendidikan yang ada di. masyarakat

gmia terciptanya pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar

9 tahun di kotaniadva (Cirebon.

Untuk keperluan diatas, maka dalam lial ini penults menentukaii

subyek penelitian terdiri dan; Kandepdikbud Kodya Cirebon, KepaJa

Sekolali Ml swasta dan negeri, Kakandepag Kodya Cirebon, dan tokoli

(42)

Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan didalam penelitian mi tedapat dua vari.abet data; data pertama yaitu mengenai daya dukung masyarakat terhadap program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sedangkan data yang kedua yaitu mengenai sasaran-sasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola. pendidikan guna memaiitaatkan sumber daya pendidikan sumber daya yang ada pada masyarakat yang salah satu tujuan pokoknya yaitu untuk mengembangkan program-program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon.

('.'. Peng uni piilan Da (a

Teknik nengumpulan data dalam nenefiban im dilakukan dengan nient'v,unakan am>ket, dokumentasi. dan wawancara dimana ketiga teknik tersebut satu dengan lainnya saling uieiidukung dan melengkapi didalam memperoleh data yang diperlukan pene.iiti. terutama untuk

tneiens>kar>i data menyenai nernaniaaian somber daya nendioikan yanv:

*\d* di masvarakat smna mem»euibam>kan nrovtv.ut waijb beiatar pendidikan. dasar 9 tahun d! Kotamadya ( 'iivbon.

a. V\Jav**ant'at'a

Wawancara dilakukan dengan meilggunakan jvdinnrt!! yang ierdanal didalam kisi-kisi r>eneiiiian. deiv-'an waw,-iiu ,riti mi maka akan diperoleh data menpeuai nerummbanvan Imbunv'.an riend.idikau dasar dengan masyarakat.

h, Aticket

Aiigket dipergunaka.it untuk melengkapi data mengenai respon masyarakat dengan adanya program wajib belajar pendidikan dasar 9

(43)

c. Dokumentasi

Dokmnentasi dipergunakan untuk melengkapi infonnasi yang

diperoleh melalui wawancara dengan. angket., dengan data mi maka

diperoleh data tertulis mengenai hubungan masyarakai dengan

pendidikan; yaitu sejauhmana keterkaitan antara lembaga pendidikan

dem>a n masvarakat.

d, Pelaksanaan Penelitian

Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu ; tabap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap pengecekan data,

Nasution menjelaskan mengenai taliapan berikut, (1.988, t-viM), 1. Orje.it last

Orient asi dilakukan para, survei dan pendekatan. kepaaa masyaiakat

yang menjadi tempat

penelitian,.

dalam tahapan

ini dilakukan

nenvempurnaan desain oenelitian dengan pembimhig.

Pada tahao ini dilakukan ^.vavi'ancara secara resmi dengan piiia.K lerkaii, sepevli ; Kandepdikbnd Kodya Cirebon,. Kepala Sekoiab Mi dan tokoh

vnasyai aKai.

2j: Tahap kksphirasi

Pada taliap ini dilakukan pengnmpulan data mengenai pengeiotaan

]11iI>11iihrin masyarakai dengan lembaga pendidikan dasai' oien pengeiola

pendidikan sepeiti Vang diungkapkan diaias.

f-'ada tahapan ini dilakukan studi dokumeniasi atas berbaga! kegiata yan? dilakukan oleh lembaga pendidikan yang berhn.binigan ciengaT

n

kevtaian masyaraKai.

(44)

84

Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan pengecekan data dan infonnasi

yang dikumpulkan, hal ini dilakukan untuk meyakinkan agar hasil penelitian lebih

dapat dipercaya.

D, Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, maka dilakukan analisis dan

interpretasi, analisis data ini dilakukan dari mulainya penelitian sampai dengan

berakhirnya penelitian.Interpretasi dilakukan berdasarkan landasan teoritis yang

berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan.

Analisis data ini dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti yang

diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1992;16-20). Dan oleh Nasution

(1988;129-130). yaitu "reduksi data", display data serta mengambil kesimpulan .

adapun kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui tahapn sebagai berikut:

1. Reduksi data, melakukan rangkuman data , proses pemilihan hal-hal

yang pokok dan difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan

masalah kelembagaan Madrasah Ibtidaiyali dalam menjalin hubungan

dengan masyarakat.

2. Display datajial ini dilakukan dengan jalan merangkum catatan-catatan

yang dihimpun di lapangan agar mempermudah daiam mengambil

kesimpulan yang akurat.

3. Mengambil kesimpulan, menarik suatu kesimpulan dari data tampak

(45)

85

mendukung keberhasilan dalam penelitian serta mendapatkan hasil

penelitian yang akurat.

E. Validitas Temuan Penelitian

Tingkat kepercayan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria; (a) kredibilitas (validitas internal), (b) transferabilitas (validitas eksternal), (c)defendabilitas (reabilitas), dan konfinnabilitas (objektifitas),

(Nasution;l 988,124).

/. Kredibilitas

Kredibilitas untuk mengukur kebenaran dari data nara sumber. Untuk mencapai

hal tersebut penelitian dilakukan dengan :

a Triangsulasi, mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari

sumber lain, hasil dari serangkaian data dicek kebenarannya kepada nara sumber yang dianggap kompeten.

b Pembicaraan dengan kolega, hal ini dilakukan dengan peneliti dengan

membahas catatan lapangan dengan kolega dan teman yang dianggap memiliki kredibilitas dibidang penelitian.

c Penggunaan bahan referensi,

2. Trtmsferahilitas

Hal ini dimaksudkan untuk menegcek sejauh mana hasil penelitian dapat

diterapkan atau digunakan didalam situasi lain (eksternal Validitas).

(46)

86

Hal ini merupakan salah satu kebenaran dalam penelitian kualitatif yang

pengertiannya sejajar dengan reliabilitas dalam kuantitatif, yakni mengupas

konsistensi hasil penelitian.

Objektivitas dan kebenaran dapat dilakukan dengan cara

"audit tri(d",

yakni

melakukan pemeriksaaii secara ulang dan sekaligus melakukan konfirmasi

inenyakinkan kebenaran hasil penelitian, upaya yang dilakukan peneliti melalui :

a Data mentah melalui wawancara direkapitulasi dengan cermat. b Menyeleksi data dengan menyusun secara sistematis.

c Membuat hasil sintesa data berupa penafsiran dan kesimpulan.

(47)
(48)

131

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Merujik pada permasalahan inti yang ada pada penelitian ini,

terungkap bahwa hubungan antara lembaga Madrasah Ibtidaiyah

dengan masyarakat akan menentukan pencapaian hasil pengembangan

programwajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon,

secara sfesifik hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

Pertama, masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah

yang berasal dari masyarakat ikut menentukan arah dan kebijakan yang

dibuat

oleh

lembaga

Madrasah

Ibtidaiyah,

sehingga

dalam

mengaflikasikan

program pengembangan

wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun tidak terlepas dari bagai mana bentuk masukan yang

datang dari masyarakatnya, baik berupa tenaga, jasa dan harta yang

kesemuanya mendukung program lembaga dalam pengembangan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Berdasarkan data statistik dengan data yang nampak dapat dipastikan

(49)

132

Islam sehingga memudahkan bagi lembaga dalam menjalin kerjasama

dengan masyarakat selain bantuan jasa, dan tenaga serta harta,

masyarakat bagi lembaga Madrasah Ibtidaiyah merupakan sumber

masukan yang sangat berarti, pada garis besarnya sumber masukan itu dapat berasal dari lembaga keagamaan seperti Bazis, dan dukungan dari pihak pesantren seperti pihak yayasan.

Kedua, ukuran keberhasilan luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat akan menilai sampai sejauh manakah alumnus dapat berkiprah di masyarakat dimana alumnus berada, sehingga baik buruknya citra luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat akan menjadi juri tersendiri bagi alumnus, dan masyarakat akan menilai sampai sejauh manakah mereka beradaptasi dengan lingkungan, serta sampai sejauh manakah mereka dapat menerapkan disiplin ilmu agama yang mereka rrriliki ketika di didik di lembaga Madrasah Ibtidaiyah ketika semua tuntutan moral dari masyarakat sudah terpenuhi oleh pihak alumnus, maka masyarakat akan semakin bangga dan semakin tertarik untuk menyekolahkan anaknya kelembaga pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah.

(50)

133

Cirebon membuktikan bahwa hanya salah satu sekolah saja yang

membentuk organisasi Gerakan Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah yaitu Madrasah Salafiyah Kanggraksan Kotamadya Cirebon, yang berhasil mebentuk organisasi Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah, yaitu dengan nama Al-Ikhsan, dengan demikian maka akan memudahkan memberi bantuan kepada anak yang tidak mampu untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi yaitu SLTP dan sederajat

Ketiga, dalam menyampaikan pesan terhadap masyarakat lembaga Madrasah Ibtidaiyah mengalami kesulitan yang disebabkan karena kurangnya media informasi yang dipergunakan baik yang berhubungan dengan madia cetak ataupun elektronik, sebab rata-rata masyarakat yang menyekolahkan anaknya kelembaga Madrasah Ibtidaiyah berasal dari keluarga yang menegah kebawah dan sedikit sekali yang berasal dari golongan menengah keatas.

(51)

134

Salah satu kendala yang muncul dengan adanya sistim penyampaian seperti semula biasanya anak cenderung tidak menyampaikan pesantersebut kepada orang tuanya.

Keempat, Hubungan dengan pihak yayasan dianggap baik, sebab yayasan merupakan atap dari pada lembaga madrasah ibtidaiyah, terbukti dengan adanya rapat bulanan dan rapat tahunan serta rapat yang sifatnya memdadak biasa dilaksanakan oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam mengevaluasi hasil program baik bulanan atau pun

tahunan.

(52)

135

Salah satu masalah yang menonjol

dari hubungan antara Madrasa

Ibtidaiyah dengan pihak terkait, bahwa pungsi hubungan lembaga

dengan masyarakat belum terlaksana secara propesional, sehingga pada

gilirannya peremcanaan,

pelaksanaan

dan

pengawasan

program

mengakibatkan ketidak jelasan posisi hubungan, sehingga program

mengalami hambatan, baik program penyampaian pesan kepada masyarakat ataupun program pengembangan wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun.

Kelima, Hasil yang dicapai dari hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat menunjukan adanya peningkatan yang baik, terbukti Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar telah mampu menarik minat moral masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9

tahun, walupun memang terdapat salah satu hambatan yang cukup

(53)

9£l

136

sehingga salah satu kendala yang dihadapi oleh lembaga

yaitu

keterlambatan siswa dalam mebayar iuran sumbangan pendidikan atau

yang di kenal dengan sebutan " Syahriyah", ketika lembaga mengalami masalah ini, maka solusinya dilarikan keyayasan yang menaungi lembaga tersebut Strategi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dasar 9 tahun antara lain dengan jalan memobilisasi aparat dan masyarakat dengan jenis kegiatan seperti:

a. Menyebarluaskan buku pedoman pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar.

b. Memasyarakatkan program secara berjenjang.

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pemasyarakatan program. Dengan kegiatan diatas, maka potensi dan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat akan sesuai dengan target serta waktu yang telah ditetapkan dalam rangka pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, khususnya di Kotamadya

Cirebon.

B. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

(54)

137

pendidikan yang ada di masyarakat dalam rangka pengembangan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang mengambil lokasi di Kotamadya Cirebon dengan mengambil sampel sepuluh dari lembaga Madrasah Ibtidaiyah swasta yang ada di Kotamadya Cirebon yang belum terlaksana secara efektif antara lain ditinjau dari beberapa pihak terkait,

yaitu:

a. Implikasi terhadap Administrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai pengelola hubungan dengan masyarakat

Dalam mengelola hubungan dengan masyarakat Administrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai pengelola hubungan dengan masyarakat berkewajiban melakukan dan tanggung jawab atas kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar dimana lembaga berada, Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan di tuntut oleh masyarakat untuk terlaksananya pengabdian yang luhur dari pimpinan pendidikan ini, hal ini berhubungan dengan misi, visi dan strategi Adrrdnistrator dalam menentukan kebijakan dalam rangka pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

(55)

138

berhubungan dengan skill yang dimiliki oleh Administrator, yaitu sejauh

mana Administrator dapat menguasai keahlian

dalam mengelola

hubungan dengan masyarakat, sedangkan yang kedua berhubungan

dengan sejauh mana Admistrator dapat dipercaya oleh masyarakat baik itu ucapan, perbuatan dan tingkah lakunya yang mencerrninkan sebagai orang pendidik Herbert C. Kelmen ( 1975 ) menyebutkan bahwa pengaruh kita terhadap orang lain dapat berupa tiga hal, yaitu Internalisasi ( Internalization ), identitikasi ( Identification ), dan ketundukan (compliance).

Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena prilaku yang dianjurkan itu sesuai dengan sistem nilai yang dirrrilikinya, hal tersebut erat hubungannya dengan gagasan, pikiran, atau anjuran kepada orang lain,internalisasi dapat diterima bila ketika menerima anjuran dari orang lain atas dasar rasional.

(56)

139

Ketundukan dapat terjadi bila individu menerima pengaruh dari

orang lain karena adanya suatu penghargaan bahwa akan memperoleh

reaksi yang menyenangkan, demikian halnya dengan masyarakat,

masyarakat akan tunduk dalam arti membantu pihak lembaga Madrash

Ibtidaiyah selama lembaga ini mampu menghasilkan efek sosial yang

memuaskan, dengan ketiga komponen diatas yang merupakan syarat

utama sebagai seorang Administrator, maka hubungan antara lembaga

masyarakat akan terjalin dengan harmonis, pada gilirannya potensi dan

sumber dayapendidikan yang ada di masyarakat akan dapat tergali dan

dapat dimanfaatkan secara optimal yang kesemuanya akan ikut

menentuklan sampai sejauh mana pengembangan program wajib belajar

pendidikan dasar akan terlaksana dengan baik.

b. Implikasi terhadap masyarakat

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian membuktikan bahwa

masyarakat salah kaprah dalam mengartikan semboyan Dchlas Beramal,

sehingga mengakibatkan kesulitan bagi lembaga untuk memungut iuran

sumbangan pendidikan bagi anak yang sekolah pada lembaga Madrasah

Ibtidaiyah, sehingga kendala keuangan merupakan hal yang paling

menonjol yang dihadapi oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah, dengan

(57)

140

mata masyarakat untuk semakin dituntut keikut sertaannya dalam

mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sebab

kesemuanya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

mayarakat dan orang tua.

C. REKOMENDASI

Penulis berpendapat bahwa setudi ini telah mencapai tujuan

sebagaimana yang diharapkan, tetapi disadari bahwa terdapat adanya

kekurangan yang perlu dibenahi, datangnya setudi ini baru mengungkap

peran seorang Adininistrator Madrasah Ibtidaiyah dalam

mengembangkan hubungannya dengan pihak masyarakat, yang pada

kahirnya akan kembali kepada penilaianmasyarakat itu sendiri, sehingga

lebih lanjut penulis merekomendasikan lebih lanjut hasil penelitian ini

terutama untuk :

1. Rekomendasi bagi pengambil kebijakan yaitu Adrninistrator Madrasah Ibtidaiyah dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat

2. Hubungan antara lembaga dengan masyarakat memerlukan salah satu penanganan yang serius yang dibidang oleh seseorang yang memiliki

beberapa kriteria yang telah ditetapkan dimuka terutama mengenai

(58)

141

3. Hubungan antara pihak lembaga dengan masyarakat dapat dijembatani oleh pihak alumnus Madrasah Ibtidaiyah, sebab secara moral alumnus akan lebih mengetahui daya dukung masyarakat terhadap lembaga, dengan demikian maka disarankan kepada alumnus agar dapat membentuk suatu aorganisasi yang bergerak dalam Gerakan Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah dengan forum kornunikasi lewat gerakan ini akan dapat terlaksana dengan baik hubungan antara pihak lembaga dengan masyarakat

4. Prekwensi hubungan yang dilakukan oleh lembaga dengan masyarakat perlu ditingkatkan yang dibarengi dengan pendekatan yang bersifat edukatif dengan melalui himbauan, ajakan, dan merangsang masyarakat untuk semakin perduli terhadap keberadaan lembaga Madrasah Ibtidaiyah, Oemi Abdurrachman ( 1993 ; 61, 62 ) mengemukakan bahwa pendekatan psikologis dapat membangkitkan seseorang untuk menuju kesadaran individu, hal ini merupakan faktor yang ikut menentukan sampai sejauh manakah hubungan antara lembaga dengan masyarakat dapat berjalan, dengan demikian maka hubungan masyarakat dapat berjalan dengan baik bila:

(59)

142

c. Moral dan prilaku yang baik merupakan standar utama

( Sumber ungkapan Bertrand R. Canfield yang dikutip oleh A.m. Yfijaja, 1986, 54 ), dengan hal tersebut maka hubungan akan terlaksana dengan harmonis yang pada gilirannya sumber daya yang ada pada masyarakat akan dapat dimanfaatkan secara optimal.

5. Hubungan dengan pihak instansi pemerintah

(60)

NO

1

143

POKOK - POKOK PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN PENELITIAN

MASALAH

Bagaimana masukan dari masyarakat berperan bagi ke majuan Madrasah Ibtidaiyah

Bagaimana Output MI berpe ran pada masyarakat

Bagaimanakah methode pe nyampaian pesan terhadap masyarakat.

DATAEMPERIK

Motivasi dan masukan

dari masyarakat mendu kung, jenis dan sumber

masukan ikut menentu

kan langkah kebijakan pengembangan DIKDAS

Citra luiusan MI menenti

kan kebanggaan tersen -diri bagi masyarakat. Wawasan keagamaan alumnus mendapat tang gapan baik dari masyara

kat.

Jenis kegiatan alumnus mengundang perhatian masyarakat.

Pembentukan Forum Ge rakan Cinta Almamater

Madrasah Ibtidaiyah me merlukan penanganan

khusus.

Methode penyampaian pesan kekurangan media baik elektronika maupun

cetak.

ANALISIS

-Sosialisasi kurang - Kurang dapat me-reepon kemauan masyarakat - Kurang mampu

membawa aspirasi masyrakat

- Kurang mengikut sertakan masyara kat, dalam pengam bilan keputusan

- Citra luiusan MI ku

rang bisa membawa aspirasi masyarakat - Kurang tanggapnya

Alumnus terhadap per kembangan masyara

kat.

- Masih kurang sadar nya alumnus terhadap lembaga MI.

kurang koordinasi anta ra pihak lembaga dgn masyarakat.

Kurang profesional dalar penyampaian pesan pd masyarakat.

komunikator pihak lem baga kurang efektif dim menyampaikan pesan

_L

KESIMPULAN

Kesimpulan - Belum mampu meng

gali potensi sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat

Rekomendasi

Perlu adanya pening katan hubungan antar lembaga MI dengan masyarakat

Kesimpulan

Belum selaras antara

sumbangan alumnus dengan aspirasi dari masyarakat.

Rekomendasi

- Optimalisasi Gerakan

Cinta Almamater MI.

- Tingkatkan kiprah Alumnus di masyara

-kat.

Kesimpulan

- Belum selaras antara

informasi yang disam paikan Lembaga dgn tanggapan masyarakat

Rekomendasi

(61)

NO

144

POKOK - POKOK PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN PENELITIAN

MASALAH

Bagaimana hubungan antar lembaga MI dengan Instansi

terkait

DATAEMPIRIK

Hubungan dengan pihak

yayasan baik;

Hubungan dengan pihak instansi pemerintah ber jalan kurang baik. Hubungan dengan instas swasta perlu ditingkatka

ANALISIS

Keterbukaan antar piha

yayasan dengan pihak

lembaga akan dapat mempermudah dalam

komunikasi.

Campur tangan dari pe merintah akan dpt me nlngkatkan pela

& pengawasan program

KESIMPULAN

Tingkatkan penanga -nganan komunikasi dg profesional.

Kesimpulan Lembaga kurang dapat memanfaatkan menjalin hubungan dengan pihak terkait sehingga menga

-lami hambatan dim me

rencanakan, melaksana

kan dan pengawasan ksanaan program pengembangan

wajib belajar pendidikan

9 tahun.

Rekemondasi

Perlu adanya pening -katan hubungan yang harmonis antar pihak lembaga dengan pihak

Instansi terkait.

- Perlu peningkatan Re-habilitasi hubungan dg pihak swasta,terutama dengan kelembagaan Nasional yang berge rak di bidang Pendidi

(62)

i n

NO. MASALAH

Kelembagaan

VARIABEL

a. Interaksi MI dgn masyarakat

KISI-KISI PENGUMPULAN DATA TENTANG KELEMBAGAAN M.I

SUB VARIABEL

1. Input M.I dr Masyarakat masuk M.I 1.1. Motivasi masyarakat masuk M.I 1.2 Jenis Masukan dari Masyarakat.

-Uang

-Benda - Jasa -Saran

1.3. Sumber masukan dari masya

-rakat.

-Agama

- Pondok pesantren 1.4. Citra M.I dimasyarakat.

- Sebagai lembaga pendidikan - Sebagai lembaga pengkaderan - Sebagai lembaga sumber ilmu

1.5. - Hub. guru dengan murid

-Kurikulum -Tujuan

- Tambahan pelajaran agama

TEKNIK DATA

W SD

RESPONDEN

Kep. Sek M.I Kep. Sek M.I

Kep. Sek M.I

(63)

b. Komunikasi

2. Output M.I untuk masyarakat

2.1. Sumbangan alumnus M.I

a. Citra luiusan

b. Wawasan keagamaan

c. Menyambut hari besar Islam

2.2. Jenis kegiatan alumnus M.I di

masyarakat

a. Membentuk lembaga & Orga nisasi keagamaan.

b. Menyambut hari besar Islam. 3. Methode penyampaian pesan

3.1. SPP

3.2. Komunikator pihak lembaga a. Kep. sek M.I

b. Dewan Guru c. BP-3

3.3. Hambatan Program

a. Methode b. Pendekatan

c. Pelaksanaan program

3.4. Komunikator pihak Masyara

kat.

a. Tokoh masyarakat b. Ulama

c. Tokoh pemuda

(64)

c. Relation ship

r

-4. Jenis Hubungan

4.1. Hub. M.I dengan Masyarakat

- Arisan

-Infaq

-Shadaqoh

4.2. Hub M.I dengan ORTU murid - Acara perpisahan

- Rapat waK murid - Pembagian raport

4.3. Hub M.I dengan organisasi Pen

didikan.

a. kandepdikbud b. kandepag

c. yayasan

4.4. Pemanfaatan sumber daya manu sia.

a. Pihak lembaga b. Pihak masyarakat

c. pihak pemerintah

4.5. Pengembanganprogram Wajar

a. Pihak lembaga M.I

b. Pihak masyarakat

(65)
(66)

148

DAFTAR PUSTAKA

Abizar

1988 Komunikasi Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta

Bambang Kusriyanto

1984 Meningkatkan Produktifitas Karyawan, Seri manajemen No. 95 PT Pustaka Binaan Pressindo

Jakarta

Depdikbud

1988 Efesiensi dan Efektifitas Pendidikan di Sekolah, Dirjen

Pendidikan. Depdikbud

1989 Undang-undang Sistem Pendidikan NasionaL Sumber

Daya Pendidikan. Engkoswara

1987 Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, PPLPTK, Jakarta

Etzioni,, Amitai

(67)

159

Presa, Jakarta.

Freemont E. Kast and James E. Rosenzwiigh

1979 Organization and Managemen, Mc. Graw Hill Tokyo Fakry Gaffar

1987 Komunikasi organisasi Teori dan Proses, Depdikbud Bandung.

Gary S. Backer

1967 Human Capital A Theoritical and Empirical Analysis with Special Reference to Education, Mc. Graw Hill

London.

Humble John W.

1977 Manajemen Berdasarkan Sasaran, Alih bahasa oleh Dr. S. Binol. SH Erlangga Jakarta.

Immegart, Glenn L. and Francis J. Pilecki

1972 An introduction to System For The Educational

Administrator, Addison wesley Publis hing Company, Calipornia.

Jhon Vaijey

1962 The Economic of Edocation, Faber and Faber Limited,

(68)

Judistira K. Garna

1992 Teori-teori Perubahan SosiaL PPS UNPAD Bandung Kaufan Roger

1972 Education System Planing, Englewood Presentice Hall

Inc.

Kenneth MK. Kurihara

1970 Moneterv Theori and Public Pilicy, Alih Bahasa Bina Kawan, Study Club Jakarta.

Kep. Menag No. 368

1993 Kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah, Departemen Agama, Jakarta.

Nawawi Hadari

1985 Administrasi Pendidikan, Gunung Agung Jakarta

Made Pidarta j

1990 Manajemen Pendidikan Indonesia, Bina Aksara Jakarta Neglay, Ross L and N. Dear Even

1981 Handbook for elective supervision of Instructions, Prentic Hall Inc, Jew Jersey.

Nugent, Ann

1976 A Pres Chool In A Community Contect, School and

(69)

Community, Mc Graw Hill Sidney.

PP No. 39

1992 Peran serta masyarakat dalam pendidikan, Dikbud

Jakarta.

Raymond L. Falcione, Howard H. Greenbaum

1974 Organizational Comunication; Abstarcts, Analysis and Obserview Sage Publis hing Beverly Hills. London. Rifa'i dan Y Samusung

1987 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat FIF IKIP Bandung.

Stephen P. Robbins

1982 The Administator Process, New Delhi Prentice Hall Inc

Ster, Richard M.

1977 Organizational Effectivity, Santa Monica Publishing Calipornia.

Simon Herbert

1982 Administrative Behavior, Alih bahasa, Bina Aksara Jakarta.

Stephen P. Robbins

1990 organization Theory; Structure, Design and Aplication

(70)

152

Prentice Hall Inc, Englewood Clifts. Steep, Emery Et, al

1981 A hanbook of Educational Administration, Allyn and

Bacon, Boston. Terry, George R.

1977 Principles of Management, Seven Edition, Richard D.

Erwin Inc, Homewood Illionis.

Thomas, j. Alan

1971 The Productive Scool, A System Analysis Approuch To Educational Adminitration, Jhon Wiley & Sons Inc New york.

Tilaar, HAR

(71)

Referensi

Dokumen terkait