• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE NESTED PADA TEMA PENCEMARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE NESTED PADA TEMA PENCEMARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM

PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE NESTED PADA TEMA

PENCEMARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

Oleh:

Yeni Suryani

NIM 1204756

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP. 19580712 198303 2 002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed NIP. 19670919 199103 2 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan/ Program Studi Pendidikan IPA,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Nested

Pada Tema Pencemaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyataan,

(4)

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran, memperoleh gambaran penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa yang menerapkan dan tidak menerapkan pembelajaran berbasis masalah, memperoleh gambaran tentang keterkaitan antara penguasaan konsep dengan keterampilan pemecahan masalah siswa, dan memperoleh gambaran tentang tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Exsperiment dengan Pretest Posttest Control Group Design yang menggunakan dua kelompok subjek penelitian kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi, tes tertulis, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran telah dilaksanakan sesuai sintaks pembelajaran. Selain itu juga, ketercapaian penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Peningkatan penguasaan konsep untuk kelas eksperimen menunjukkan N-Gain sebesar 0,67 (sedang) dan untuk kelas kontrol sebesar 0,31 (sedang). Peningkatan keterampilan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen menunjukkan N-Gain sebesar 0,69 (sedang) dan untuk kelas kontrol sebesar 0,28 (rendah). Secara statistik terdapat perbedaan rerata penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf kepercayaan 95%. Respon siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah menunjukkan respon positif, dalam hal ini siswa termotivasi untuk belajar, aktif dalam pembelajaran, meningkatkan keingintahuan, kemandirian, dan meningkatkan pemahaman.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Definisi Operasional ... 7

E. Asumsi Penelitian ... 8

F. Hipotesis Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 9

B. Pembelajaran IPA Terpadu ... 15

C. Penguasaan Konsep ... 22

D. Keterampilan Pemecahan Masalah ... 25

E. Pencemaran, Ekosistem, dan Bahan Kimia ... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode dan Desain Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Prosedur Penelitian ... 34

E. Alur Penelitian ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

I. Hasil Analisis Ujicoba Instrumen ... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran ... 49

B. Tinjauan Penguasaan Konsep ... 56

(6)

D. Keterkaitan Antara Penguasaan Konsep Dengan Keterampilan

Pemecahan Masalah ... ... 71

E. Tinjauan Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 14

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 32

Tabel 3.2. Desain Penelitian ... 33

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal ... 39

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran ... 40

Tabel 3.5. Kategori Indeks Daya Pembeda ... 41

Tabel 3.6. Pemberian Skor Tanggapan Siswa ... 44

Tabel 3.7. Kriteria Interpretasi Skor ... 45

Tabel 3.8. Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep ... 45

Tabel 3.9. Hasil Ujicoba Instrumen Tes Keterampilan Pemecahan Masalah ... 46

Tabel 4.1. Aktivitas Guru Selama Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 50

Tabel 4.2. Aktivitas Siswa Selama Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 53

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Penguasaan Konsep ... 58

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Penguasaan konsep ... 59

Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Rerata Penguasaan Konsep ... 59

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data KPM... 65

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Varians Data KPM ... 65

Tabel 4.8. Hasil Uji Beda Rerata KPM ... 66

Tabel 4.9. Hasil Uji Korelasi Penguasaan Konsep Dengan KPM ... 71

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu ... 21

Gambar 2.2. Diagram Pembelajaran Terpadu Tipe Nested ... 21

Gambar 2.3. Jaringan Tema Pencemaran ... 27

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 37

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, dan <g> Untuk Penguasaan Konsep ... 57

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Rata-Rata Skor <g> Untuk Penguasaan Konsep Perlabel Materi ... 62

Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan <g> ... 64

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1. RPP Kelas Eksperimen ... 83

Lampiran A.2. RPP Kelas Kontrol ... 103

Lampiran A.3. LKS Kelas Eksperimen ... 119

Lampiran A.4. LKS Kelas Kontrol ... 122

Lampiran B.1. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 126

Lampiran B.2. Instrumen Tes ... 143

Lampiran B.3. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 149

Lampiran B,4. Lembar Tanggapan Siswa ... 150

Lampiran B.5. Rubrik Penilaian Tes KPM ... 153

Lampiran C.1. Pengolahan Data Ujicoba Instrumen Penguasaan konsep .. 155

Lampiran C.2. Pengolahan Data Ujicoba Instrumen KPM ... 163

Lampiran D.1. Data Penguasaan Konsep dan KPM Kelas Eksperimen .... 167

Lampiran D.2. Data Penguasaan Konsep dan KPM Kelas Kontrol ... 168

Lampiran D.3. Data Penguasaan Konsep Tiap Label Konsep Kelas Eksperimen ... 169

Lampiran D.4. Data Penguasaan Konsep Tiap Label Konsep Kelas Kontrol ... 170

Lampiran D.5. Data KPM Tiap Indikator Kelas Eksperimen ... 171

Lampiran D.6. Data KPM Tiap Indikator Kelas Kontrol ... 172

Lampiran D.7. Pengolahan Data Penguasaan Konsep ... 173

Lampiran D.8. Pengolahan Data KPM ... 180

Lampiran D.9. Pengolahan Data Korelasional ... 187

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (Depdiknas, 2005). Dengan demikian, secara filosofis tujuan pendidikan nasional mencakup 3 (tiga) domain, yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Pada domain afektif diharapkan dapat tercermin melalui perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada domain kognitif diharapkan dapat tercermin melalui kemampuan berpikir dan menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula pada domain psikomotor dapat tercermin melalui aktivitas motorik yang terampil melakukan sesuatu untuk bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum memasuki dunia sekolah, siswa memiliki keterampilan berpikir yang diperlukan untuk hidupnya. Mereka telah berinteraksi dengan lingkungan, memecahkan masalah dan mengkonstruksi makna dari pengalamannya (Stiggins, 1994). Salah satu tujuan penting yang harus dicapai dalam pembelajaran adalah keterampilan pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar, 2011).

(11)

tingkat tinggi, seperti menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create) belum terbiasa diterapkan pada siswa. Begitu pula domain sikap dan domain keterampilan seringkali masih diabaikan.

Dengan kondisi peserta didik yang belum terbiasa belajar yang mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi, hal itu memungkinkan siswa akan merasa kesulitan untuk bisa memecahkan masalah yang dihadapi, baik masalah yang biasa dihadapi maupun masalah yang baru. Untuk mengimplementasikan tujuan pembelajaran yang bisa mengakomodasi kemampuan kognitif tingkat tinggi salah satunya melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk siswa dapat bereksperimen dalam membuktikan teori/ konsep yang sudah ada maupun menemukan teori/ konsep baru yang belum ada.

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu untuk mencapai pembelajaran IPA sesuai yang diharapkan, diperlukan pembelajaran yang dapat menjembatani siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan melalui berbagai penemuan dan penyelidikan secara alami maupun secara ilmiah.

(12)

Siswa yang biasa belajar dan mengerjakan tes pada kemampuan berpikir tingkat rendah bisa menjadi penyebab rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa, salah satunya keterampilan pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah sangat diperlukan dalam kehidupan. Jika kemampuan tersebut telah diperoleh, seseorang tidak sekedar dapat menyelesaikan masalah serupa, tetapi diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari (Purba,...). Oleh karena itu, hasil belajar pemecahan masalah sangat perlu dikembangkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, posisi siswa Indonesia berada pada peringkat 40 dari

42 negara, yaitu memperoleh skor sebesar 406 poin dari skor rata-rata patokan sebesar 500 poin (Balitbang Kemdikbud, 2013). Begitu pula dalam keikutsertaannya pada PISA 2012 pada tes pemecahan masalah (problem solving), siswa Indonesia memperoleh skor sebesar 382 poin (Organisation for Economic Cooperation and Development, 2013) dari skor rata-rata patokan sebesar 500

poin. Hasil studi tersebut dapat mengindikasikan bahwa tingkat penguasaan konsep dan tingkat pencapaian keterampilan pemecahan masalah siswa masih rendah.

Penyelenggaraan pembelajaran IPA seharusnya bisa memfasilitasi siswa bukan hanya untuk mengingat atau menghafal secara verbalitas akan konsep itu sendiri, tetapi lebih jauh bisa menggunakan konsep itu untuk memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA harus bisa mendorong siswa untuk dapat mengaplikasikan konsep yang dimiliki dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek penting yang sangat diperlukan karena penguasaan konsep dapat mempengaruhi sikap, keputusan, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, strategi pembelajaran di sekolah seharusnya tidak hanya mengajarkan konsep-konsep penting saja, namun juga harus membangun keterampilan pemecahan masalah peserta didik (Wadud, 2012).

(13)

langsung secara optimal di dalam pembelajaran sehingga pembelajaran hanya merupakan suatu proses transfer ilmu dari guru kepada siswa. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting (Mahyudin, 2007). Dengan demikian, pembelajaran yang diselenggarakan belum bisa memfasilitasi siswa untuk bisa memecahkan masalah. Peserta didik tidak terbiasa memperoleh pengalaman yang dihadapkan pada situasi dunia nyata. Pembelajaran masih terbatas pada hafalan tanpa mampu menerapkannya dalam kondisi kehidupan sehari-hari yang seringkali dihadapkan pada permasalahan kompleks yang memerlukan pemecahan masalah.

Kelemahan lain dari pembelajaran IPA di sekolah saat ini adalah umumnya pembelajaran masih dilakukan secara terpisah-pisah antara Fisika, Kimia, Biologi sehingga kebulatan konsep belum diperoleh secara utuh oleh siswa. Seharusnya pembelajaran IPA sudah disajikan secara terpadu. Melalui pembelajaran terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, memahami, dan menerapkan konsep IPA secara holistik. Demikian pula, siswa dapat memperoleh sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara lebih bermakna, autentik, dan aktif. Pembelajaran IPA yang disajikan secara disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak SMP di usia 11-14 tahun, karena anak pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional konkrit ke operasional formal (Depdiknas, 2006). Agar penguasaan konsep dapat tertanam dengan baik pada siswa SMP, maka seharusnya IPA disajikan dalam pembelajaran secara utuh, yaitu dalam pembelajaran IPA terpadu.

(14)

pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat menjembatani tercapainya penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah di sekolah. Penelitian yang dilakukan adalah melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa. Pada penelitian ini prinsip-prinsip dasar IPA terpadu dan pembelajaran berbasis masalah akan diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi mata pelajaran IPA. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah penelitian ini: “Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa?”

Adapun rumusan permasalahan tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran?

2. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa yang menerapkan dengan tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran?

(15)

4. Apakah terdapat keterkaitan antara penguasaan konsep dengan keterampilan pemecahan masalah siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran?

5. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Memperoleh gambaran tentang implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran.

b. Memperoleh gambaran tentang penguasaan konsep siswa yang menerapkan dengan tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran. c. Memperoleh gambaran tentang keterampilan pemecahan masalah siswa

yang menerapkan dengan tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran.

d. Memperoleh gambaran tentang keterkaitan antara penguasaan konsep dengan keterampilan pemecahan masalah siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipw nested pada tema pencemaran.

e. Memperoleh gambaran tentang tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran.

2. Manfaat Penelitian

(16)

1. Bagi Guru

a. Dapat memberikan wawasan tentang penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa.

b. Dapat memberikan masukan untuk dapat melakukan pengembangan pembelajaran sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema yang sama ataupun pada tema yang berbeda.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka definisi operasionalnya sebagai berikut:

1. Tahapan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan secara kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah.

(17)

3. Penguasaan konsep yang diukur pada penelitian ini adalah dimensi proses kognitif yang meliputi 6 aspek, yaitu mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (applying), menganalisis (analyze), mengevaluasi,

dan mencipta (create) yang mencakup materi pencemaran, ekosistem, bahan kimia dan diukur menggunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda.

4. Keterampilan pemecahan masalah yang diukur pada penelitian ini meliputi 2 aspek, yaitu memecahkan masalah dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang diukur menggunakan tes tertulis bentuk uraian dan bentuk pilihan beralasan.

E. Asumsi Penelitian

Pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong siswa untuk belajar mengidentifikasi konten dan proses melalui pelajaran, pembelajaran langsung, membimbing pada penemuan, dan menerapkan pengetahuan mereka pada situasi atau masalah yang terstruktur (Torp & Sage dalam Utecht, 2003); sebagai strategi pembelajaran yang menghadapkan siswa secara kontekstual, masalah yang tidak terstruktur dan menuntut pada penemuan solusi yang bermakna (Rhem dalam Utect, 2003).

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi di atas, untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal penguasaan konsep siswa

yang menerapkan dengan tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal keterampilan pemecahan

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di salah satu Sekolah “X” di Kota Sukabumi. Pemilihan lokasi penelitian ini atas dasar bahwa sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah sekolah tempat peneliti bertugas. Adapun penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal sebagaimana dipaparkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Waktu Jenis Kegiatan

1. Januari – Maret 2013 Penyusunan dan Seminar Proposal 2. April – Juni 2013 Penyusunan instrumen 3. Juli – Agustus 2013 Uji coba dan analisis instrumen 4. September – Oktober 2013 Penyusunan perangkat pembelajaran 5. November – Desember 2013 Implementasi penelitian 6. Januari 2014 Penyusunan laporan penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini diawali dengan penyusunan model pembelajaran, validasi dan revisi model. Selanjutnya model pembelajaran berbasis masalah diterapkan dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimental. Metode kuasi eksperimental dengan desain control group pretest-posttest digunakan untuk memperoleh gambaran penguasaan konsep dan

keterampilan pemecahan masalah siswa. Untuk mengetahui gambaran implementasi penerapan pembelajaran berbasis masalah diperoleh melalui observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui keterkaitan antara penguasaan konsep dengan keterampilan pemecahan masalah dilakukan uji korelasi menggunakan Correlation Pearson.

(19)

penentuan tersebut diperoleh kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan VII F sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran IPA terpadu tipe nested tanpa pembelajaran berbasis masalah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu, sedangkan variabel terikatnya berupa penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada tema pencemaran.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran, kelas eksperimen maupun kelas kontrol memperoleh tes awal (pretest). Kemudian pada pertemuan berikutnya dilaksanakan pembelajaran selama 3 kali pertemuan (6 x 40 menit). Selama pelaksanaan pembelajaran, kelas eksperimen memperoleh pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran IPA terpadu tanpa pembelajaran berbasis masalah. Setelah melalui pembelajaran, pada pertemuan berikutnya baik kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh tes akhir (posttest). Pada Tabel 3.2 disajikan “control group pretest

-posttest design”

Tabel 3.2 Desain penelitian (control group pretest-posttest design)

Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

O1 X1 O2

O1 X2 O2

Keterangan:

X1 = perlakuan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran IPA terpadu model nested.

X2 = perlakuan tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran IPA terpadu model nested. O1 = tes awal (pre-test)

O2 = tes akhir (post-test)

(20)

Data yang diperlukan untuk analisis secara deskriptif adalah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan data angket siswa. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diperoleh untuk melihat gambaran keterlaksanaan pembelajaran sesuai model pembelajaran yang diharapkan. Sedangkan data angket siswa diperoleh untuk melihat gambaran tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa di salah satu sekolah “X” di kota Sukabumi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII sebanyak 8 rombel. Penentuan populasi penelitian ini atas dasar bahwa pada kurikulum 2013, materi pencemaran berada di kelas VII.

Subjek penelitian diambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak menggunakan teknik random sampling pada kelas. Penentuan subjek penelitian ini atas dasar bahwa siswa-siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian sudah berada dalam kelasnya masing-masing, sehingga jika dilakukan penelitian terhadap subjek penelitian tidak akan mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sebagai subjek penelitian sama-sama berada pada posisi dan kondisi kelas yang tidak jauh berbeda.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi: 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Penyusunan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, meliputi:

1) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana terdapat pada Lampiran A.1 dan A.2.

(21)

kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana terdapat pada Lampiran A.3 dan A.4.

b. Pengembangan instrumen penelitian yang meliputi:

1) Penyusunan kisi-kisi dan soal tes tertulis meliputi tes penguasaan konsep dan tes keterampilan pemecahan masalah yang diberikan sebagai pretest dan posttest. Kemudian menyusun rubrik penilaian tes KPM. Sebagaimana terdapat pada Lampiran B.1, B.2 dan B.5.

2) Penyusunan lembar observasi untuk merekam aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan yang disusun berdasarkan tahapan pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana terdapat pada Lampiran B.3.

3) Penyusunan angket respon siswa untuk memperoleh gambaran tanggapan siswa terhadap berbasis masalah yang telah digunakan selama proses pembelajaran yang disusun berdasarkan tahapan pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana terdapat pada Lampiran B.4.

c. Pemvalidasian instrumen penelitian oleh ahli. d. Pelaksanaan uji coba dan revisi instrumen 2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang meliputi:

a. Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah sebelum pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested, sedangkan pada kelas kontrol melaksanakan pembelajaran melalui

(22)

c. Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap pengolahan dan analisis data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data meliputi:

a. Menghitung persentase keterlaksaan pembelajaran berbasis masalah pada setiap fase pembelajaran melalui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

b. Menghitung gain yang dinormalisasi pada data penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui gambaran peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa.

c. Melakukan uji statistik terhadap data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa, yang meliputi:

1) Uji normalitas dan uji homogenitas skor posttest penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Uji signifikansi terhadap skor posttest penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(23)

E. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Studi Pendahuluan

Model-Model Pembelajaran IPA Kurikulum IPA

Kondisi Pembelajaran

Analisis KPM &

Konsep

Perumusan Masalah

Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu PBL & Non PBL & Perangkat

Penyusunan, Uji Coba, Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Implementasi Pembelajaran

Pengisian Skala Sikap Posttest

Pembelajaran Pretest

Analisis & Evaluasi

(24)

F. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari: a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauhmana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembar daftar cek.

b. Soal Penguasaan Konsep

Soal penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa yang berkaitan dengan tema “dampak pencemaran terhadap lingkungan dan organisme”. Soal penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda berdasarkan indikator penguasaan konsep yang dikembangkan dari taksonomi Bloom revisi, terdiri atas aspek mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (applying), menganalisis (analyze), dan mencipta (create).

c. Soal Keterampilan Pemecahan Masalah

Soal keterampilan pemecahan masalah digunakan untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah yang berkaitan dengan tema pencemaran. Soal keterampilan pemecahan masalah yang akan digunakan soal uraian, yang mencakup indikator pemecahan masalah yang terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu memecahkan masalah, dan refleksi terhadap solusi.

d. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Angket yang disusun menyajikan suatu pernyataan kemudian siswa diminta tanggapannya dengan cara memberikan tanda ceklist pada (SS) jika sangat setuju, (S) jika setuju, (TS) jika tidak setuju, atau (STS) jika sangat tidak setuju.

2. Teknik Analisis Ujicoba Instrumen

(25)

a. Uji validitas butir soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir soal tertentu dengan skor total dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑

(Arikunto, 2013)

Keterangan:

koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor item

Y = skor total N = jumlah siswa

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,800<rxy<1,00 Sangat tinggi

0,600<rxy<0,800 Tinggi

0,400<rxy<0,600 Cukup

0,200<rxy<0,400 Rendah

0,00<rxy<0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2013) b. Uji reliabilitas butir soal dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan

Kuder-Richardson (KR 20) melalui rumus berikut:

(Arikunto, 2013) Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar �

�− 1

(26)

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) ∑ jumlah hasil perkalian antara p dan q

= banyaknya item = standar deviasi dari tes

Jika diperoleh r11 > rtabel, maka dinyatakan bahwa seluruh item tes

berkategori reliabel, sedangkan jika r11 < rtabel, maka dinyatakan bahwa seluruh

item tes berkategori tidak reliabel (Riduwan, 2010). c. Tingkat kesukaran soal

Indeks kesukaran suatu soal menunjukkan taraf kesukaran soal (Arikunto, 2013). Indeks kesukaran (P) untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung menggunakan persamaan:

(Arikunto, 2013) Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00<P<0,30 Sukar

0,31<P<0,70 Sedang

0,71<P<1,00 Mudah

(Arikunto, 2013)

d. Daya pembeda soal

(27)

− −

(Arikunto, 2013) Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Kategori Indeks Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00<D<0,20 Jelek

0,21<D<0,40 Cukup

0,41<D<0,70 Baik

0,71<D<1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2013)

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran

(28)

merekam aktivitas guru selama proses pembelajaran pada setiap fase pembelajaran berbasis masalah.

2. Data Penguasaan Konsep

Pengumpulan data penguasaan konsep siswa diperoleh dari tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang dilakukan pada saat pretest dan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Data Keterampilan Pemecahan Masalah

Pengumpulan data keterampilan pemecahan masalah siswa diperoleh dari tes berbentuk uraian sebanyak 5 butir soal. Dilakukan pada saat pretest dan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Data Tanggapan Siswa

Pengumpulan data tanggapan siswa diperoleh dari instrumen skala sikap sebanyak 18 butir pernyataan. Dilakukan setelah pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung terhadap kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Analsis Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data observasi aktivitas guru dan siswa yang diperoleh dihitung persentase keterlaksanaannya secara keseluruhan selama 3 kali pertemuan untuk setiap sintaks pembelajaran. Setelah diolah skor data aktivitas guru dan siswa, selanjutnya dianalisis dan dibahas dengan cara mengaitkan teori yang mendasari, hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait, dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat penelitian.

(29)

berkisar dari 3 hingga 0. Setelah diolah skor data penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai berikut:

a. Setiap rata-rata skor yang diperoleh, kemudian dilakukan pembahasan melalui cara dikaitkan dengan teori yang mendasarinya, dikuatkan oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

b. Kaitkan dengan data pendukung, dalam hal ini data tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah. Jika diperlukan, dikuatkan dengan data hasil wawancara yang diperoleh dari siswa yang memberikan tanggapan negatif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Analisis data yang diperoleh dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen, perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah. Pengolahan data peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah dilakukan dengan uji gain yang dinormalisasi menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut:

Keterangan:

<g> = gain yang dinormalisasi Spost = skor posttest

Spre = skor pretest

Smax = skor maksimum ideal

(Hake, 1999 dalam Metlzer, 2002: 3)

(30)

dilakukan untuk uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Jika data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk menguji signifikansi perbedaan gain. Jika data berdistribusi normal maka data diuji menggunakan statistik parametrik, tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka data diuji menggunakan statistik nonparametrik. Semua data diolah secara statistik menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

3. Analisis data skala sikap

[image:30.595.110.518.381.470.2]

Data skala sikap digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA terpadu melalui pembelajaran berbasis masalah. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase masing-masing jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dalam skala sikap. Pemberian skor kepada setiap pernyataan siswa dengan ketentuan seperti pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Pemberian Skor Tanggapan Siswa

Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

(Riduwan, 2010)

Data tanggapan siswa diolah secara deskriptif kuantitatif untuk memaparkan hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu. Lembar angket respon siswa disusun berdasarkan kriteria penilaian rating scale (Riduwan, 2010).

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan rumus persentase respon sebagai berikut:

(31)

Keterangan:

P = persentase jawaban responden F = jumlah jawaban responden N = jumlah responden

[image:31.595.106.519.258.350.2]

Dari hasil persentase respon tersebut, selanjutnya diinterpretasikan sesuai kriteria. Pemberian kriteria interpretasi skor seperti ketentuan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor Persentase Respon (%) Interpretasi

0 – 20 Sangat lemah

20 – 40 Lemah

41 – 60 Cukup

61 – 80 Kuat

81 – 100 Sangat kuat

(Riduwan, 2010)

I. Hasil Analsis Ujicoba Instrumen

Ujicoba instrumen tes penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa dilakukan pada siswa SMP kelas IX di salah satu sekolah di Kota Sukabumi. Soal tes penguasaan konsep yang diujicobakan berjumlah 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes keterampilan pemecahan masalah berjumlah 5 butir soal dalam bentuk uraian. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Anates V4 untuk menguji validitas butir soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil ujicoba instrumen tes penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep No.

Soa l

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Validitas Reliabilitas Ket.

ID Kategor

i

P Kategori rxy Kategor

i

Nilai Kateg

ori

1 0,60 Baik 0,61 Sedang 0,39 Rendah

0,81 Sangat

tinggi

Revisi

2 0,50 Baik 0,63 Sedang 0,46 Cukup Dipakai

3 0,80 Baik

sekali

0,61 Sedang 0,59 Cukup Dipakai

4 0,50 Baik 0,61 Sedang 0,40 Cukup Dipakai

5 0,70 Baik 0,45 Sedang 0,53 Cukup Dipakai

6 0,70 Baik 0,47 Sedang 0,53 Cukup Dipakai

[image:31.595.117.527.584.757.2]
(32)

No. Soa

l

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Validitas Reliabilitas Ket.

ID Kategor

i

P Kategori rxy Kategor

i

Nilai Kateg

ori sekali

8 0,70 Baik 0,50 Sedang 0,56 Cukup Dipakai

9 0,50 Baik 0,76 Mudah 0,43 Cukup Dipakai

10 0,70 Baik

sekali

0,63 Sedang 0,51 Cukup Dipakai

11 0,60 Baik 0,24 Sukar 0,44 Cukup Dipakai

12 0,40 Cukup 0,82 Mudah 0,33 Rendah Revisi

13 0,20 Jelek 0,66 Sedang 0,25 Rendah Revisi

14 0,70 Baik 0,47 Sedang 0,49 Cukup Dipakai

15 0,60 Baik 0,34 Sedang 0,51 Cukup Dipakai

16 0,80 Baik

sekali

0,63 Sedang 0,59 Cukup Dipakai

17 0,70 Baik 0,42 Sedang 0,56 Cukup Dipakai

18 0,60 Baik 0,50 Sedang 0,53 Cukup Dipakai

19 0,60 Baik 0,66 Sedang 0,55 Cukup Dipakai

20 0,20 Jelek 0,87 Mudah 0,23 Rendah Revisi

[image:32.595.118.513.538.740.2]

Berdasarkan Tabel 3.8, dari 20 soal yang diujicobakan diperoleh bahwa 16 butir soal penguasaan konsep adalah valid, sedangkan 4 butir soal tidak valid. Sehingga untuk 4 soal yang tidak valid tersebut dilakukan revisi. Setelah dilakukan revisi, kemudian 20 soal tersebut digunakan untuk pre-test dan posttest. Sedangkan hasil ujicoba instrumen tes keterampilan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Ujicoba Instrumen Tes Keterampilan Pemecahan Masalah No

. So

al

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Validitas Reliabilitas Ket. ID Kategor

i

P Kategori rxy Katego

ri

Nilai Kate gori 1 0,43 Baik 0,55 Sedang 0,91 Sangat

tinggi 0,89 San gat ting gi Dipa kai 2 0,33 Cukup 0,60 Sedang 0,69 Tinggi Dipa kai 3 0,53 Baik 0,70 Sedang 0,82 Sangat

tinggi

Dipa kai 4 0,37 Cukup 0,68 Sedang 0,79 Tinggi Dipa kai 5 0,47 Baik 0,57 Sedang 0,90 Sangat

tinggi

(33)
(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah siswa. Secara terperinci dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran dilaksanakan sesuai tahapan pembelajaran berbasis masalah. Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran telah terlaksana sesuai tahapan pembelajaran berbasis masalah.

2. Ketercapaian penguasaan konsep siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada kelas tanpa menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran. Nilai N-Gain penguasaan konsep pada kelas eksperimen adalah 0,67 (sedang) dan pada kelas kontrol sebesar 0,31 (sedang). Penguasaan konsep kedua kelas berbeda secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

(35)

4. Terdapat keterkaitan antara penguasaan konsep dengan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran. Nilai rxy

sebesar 0,712 dalam kategori sangat kuat.

5. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terpadu tipe nested pada tema pencemaran. Dalam hal ini, siswa senang dan termotivasi untuk belajar, aktif dalam pembelajaran, meningkatkan keingintahuan dan kemandirian, meningkatkan pemahaman materi, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.

B. Saran

Pada penelitian ini, dalam pelaksanaannya ada beberapa kekurangan dan kendala yang dialami dalam beberapa hal, antara lain:

1. Pada saat pembelajaran, LKS yang diberikan sebanyak 2 eksemplar perkelompok. Hal ini ternyata kurang efektif dalam pembelajaran saat siswa melakukan identifikasi masalah. Sehingga hal itu menyulitkan siswa dalam mengeksplorasi masalah. Untuk meningkatkan keefektifan dalam pelaksanaan penelitian berikutnya direkomendasikan untuk membagikan LKS sebanyak anggota dalam setiap kelompok.

2. Pada saat pembelajaran, meja diskusi yang digunakan pada setiap kelompok sebanyak dua buah tiap kelompok. Hal ini ternyata kurang efektif dalam pembelajaran saat siswa melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya. Sehingga hal itu menyulitkan siswa untuk berbagi infromasi maupun ide dengan anggota kelompoknya. Untuk meningkatkan keefektifan dalam pelaksanaan penelitian berikutnya direkomendasikan untuk menggunakan meja cukup 1 (satu) saja dalam setiap kelompok.

(36)

cara menunjuk salah seorang siswa di kelas tersebut. Selanjutnya setiap hal yang disampaikan direspon oleh siswa yang lain untuk mengecek pemahaman siswa.

4. Pada penelitian ini, penerapan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan masih bersifat pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini siswa belum difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya secara optimal. Pada penelitian berikutnya direkomendasikan untuk melakukan pembelajaran secara kolaboratif untuk memfasilitasi siswa yang cerdas dalam memperoleh pemahaman agar bisa tercapai jumping knowledge.

5. Pada penelitian ini, siswa belum dapat menggunakan akses internet di sekolah karena belum tersedianya fasilitas akses internet di perpustakaan. Pada penelitian berikutnya yang menerapkan pembelajaran serupa dapat direkomendasikan untuk menggunakan akses internet di ruang perpustakaan agar siswa dapat melakukan studi literatur dengan mudah dan lebih luas melalui akses internet.

6. Penelitian ini baru mengakomodasi peningkatan kemampuan kognitif siswa, yaitu penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah. Pada penelitian berikutnya yang menerapkan pembelajaran serupa direkomendasikan untuk mengases kemampuan kognitif lainnya serta kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor siswa lebih komprehensif. 7. Pada penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan baru menggunakan media

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O & Tandogan, R.O. (2007). The Effect of Problem Based Learning in

Science Education on Students’ academic Achievement, Attitude and

Concept. Dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Istanbul Turki: Marmara University.

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R.I. (2007). Learning to Teach. New York: Mc. Graw Hill.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Badarudin. (2012). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://ayahalby.files.wordpress.com/2012/10/konsep-belajar-dan-pembelajaran-modul.pdf

Balitbang Kemdikbud. (2013). Survei Internasional TIMSS. [online]. Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss

Bahtiar, A. (2007). Makalah Polusi Air dan Tanah Akibat Limbah Industri dan Rumah Tangga Serta Pemecahannya. Bandung: Fakultas MIPA UNPAD.

Bilgin, et al. (2009). The Effect of Problem Based Learning Instruction on University Students Performance of Conceptual and Quantitative Problem in Gas Concepts. Dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Turkiye.

Creswell, J.W. (2010). Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Delisle, R. (1997). How to Use Problem Based Learning in the Classroom.

Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Eggen & Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks. Fogarty, R. (1991). Ten Ways to Integrate Curriculum. Palatine, III Skylight

Publishing, Inc.

(38)

Finkelstein, M & Lohman, M.C. (2002). Designing Cases in Problem Based Learning to Foster Problem Solving Skill. Dalam European Journal of Dental Education. USA: Blackwell Munksgaard.

Gurlen, E. (2011). Probleme the effect of Problem Based Learning On Learning Outcomes, Problem Solving Skills and Self Efficacy Belief. Dalam H.U Journal of Education. Egitim Fakultesi Dergisi.

Hake, R. (2008). Analyzing Change/ Gain Score. [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/hake [11 Maret 2012].

Hamalik, O. (2001) . Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hisham, N. (2011). Pengajaran dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://umkeprints.umk.edu.my/111/1/P%26P%20Penelitian%20semula%20 menurut%20GIIM.pdf

International Association for the Evaluation of Educational Achievement TIMSS. (2011). International Student Achievement in Science. Chapter 1. Boston College: IEA-TIMSS.

Jacobsen, et al. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joyce, et al. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karim, S, dkk. (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs IPA. Jakarta: Kemendikbud.

Khan, M.A & Ghouri, A.M. (2011). Environmental Polution:Its Effects On Life and Its Remedies. Dalam International Refereed Research Journal. Pakistan: Researchers World.

Klegeris, A. et.al. (2011). Impact of Problem Based Learning in A Large Classroom Setting: Student Perception and Problem Solving Skills. Dalam Departement of Biology and Centre for Teaching and Learning. Columbia Canada: University of British Columbia.

(39)

Mahyudin. (2007). Pembelajaran Asam Basa dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. UPI Bandung: Tesis Magister Pendidikan

Minium, E.W, et.al. (1993). Statistical Reasoning In Psychology and Education. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Mourtos, N.J. et al. (2004). Defining, Teaching, and Assessing Problem Solving Skills. Dalam UICEE Annual Conference on Engineering Education. Mumbai, India. San Jose, California: San Jose State University.

Nurdini, S. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Ekskresi. UPI Bandung: Tesis Magister Pendidikan.

Organisation for Economic Cooperation and Development - PISA. (2012).

Science Competencies for Tomorrow’s World. Volume 1: Analysis. USA: OECD-PISA.

Organisation for Economic Cooperation and Development -PISA. (2004).

Problem Solving for Tomorrow’s World. [online]. Tersedia:

http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmen tpisa/34009000.pdf

Pratiwi, R, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: 2008.

Purba, J.P. (...). Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan

Masalah. [online] Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/1947102 51980021-JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/Artikel_P.J.Purba.pdf

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta Pusat: Puskur Balitbang Depdiknas.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Santyasa, I.W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran

Kooperatif. [online]. Tersedia:

(40)

Sihes, A.J. (2010). Konsep Pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://www.eprints.utm.my/10357/1/bab10.pdf

Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudirman. (2012). Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dam Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis. UPI Bandung: Tesis Magister Pendidikan.

Sugiyarto, T & Ismawati, E. (2008). Ilmu Pengetahuan AlamUntuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tim Puskurbuk. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud.

Trefil, J. Hazen, R.M. (2010). The Science An Integrated Approach. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Trianto. (2010). Model Pembelajarn Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Uden, et al. (2006). Technology and Problem Based Learning. London: Information Science Publishing (an imprint of Idea Group Inc).

Utecht, J.R. (2003). Problem Based Learning In The Student Centered Classroom. Diakses Juni 2013. Tersedia: http://www.udel.edu/pbl/4-APC-PBL/4-apc-pbl.doc.

Wadud, A. (2012) Pembelajaran Dengan Model PBL Berbantuan Web Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa Tentang Lingkungan. UPI Bandung: Teisis Magister Pendidikan. Winarsih, A, dkk. (2008). IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:

Depdiknas.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Desain penelitian
Tabel 3.3 Kategori Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pola pengajaran di atas dapat membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan gerak. Namun, tujuan pembelajaran penjas menginginkan lebih dari sekedar siswa

Diese Ordnung findet auf Bewerberinnen und Bewerber Anwendung, die die Aufnahme des Studiums im Studiengang im englischen und deutschen Recht des University College London und

Für die Vergabe von Leistungspunkten muss die erbrachte Gesamtleistung der Modulprüfung mit mindestens der Note „ausreichend“ (4 Punkte nach dem Notensystem der Universität zu

Abstrak: Imam Solehudin, 2016, Tingkat Pemanfaatan Buku Teks dalam Proses Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi Deskriptif di Kelas VII

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 pasal 43 ayat 5 kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP

4 des Gesetzes über die Hochschulen des Landes Nordrhein-Westfalen (Hochschulgesetz – HG) in der Fassung des Hochschulfreiheitsgesetzes (HFG) vom 31. 308) in Verbindung mit

PERUBAHAN GAYA HIDUP MAHASISWA MIGRAN ASAL BELITUNG TIMUR DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..