BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Penelitian
1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 08 Salatiga. SMP Negeri 08
Salatiga yang beralamat di Jl. Argotunggal, Sidorejo Kidul, Kota Salatiga, Jawa
Tengah, 50722. SMP Negeri 8 Salatiga adalah lembaga pendidikan formal yang
merupakan satu-satunya SMP Negeri di Kecamatan Tingkir. Sekolah ini awalnya
adalah sekolah teknik (ST). Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.0259/0/94 tanggal 5 Oktober 1994, tahun pelajaran 1993/1994
menjadi SMP Negeri 8 Salatiga.
1.1.2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 08 Salatiga.
Tujuan khusus yang ingin dicapai SMP Negeri 08 Salatiga dituangkan dalam
Visi dan Misi sekolah yaitu SIPP untuk mewujudkan generasi yang Santun, Iman,
Pinter dan Prigel Indicator.
VISI SMP Negeri 08 Salatiga adalah:
1. Unggul dalam tingkah laku sopan dan santun
2. Unggul dalam keimanan dan ketaqwaan
3. Unggul dalam prestasi akademi
4. Unggul dalam bidang ketrampilannya (Prigel)
5. Unggul dalam kedisiplinannya
6. Unggul dalam kegiatan keolahragaan
7. Unggul dalam kegiatan kesenian
1. Menanamkan norma dan tata nilai yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia
2. Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agamanya
3. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan potensi akademik siswa
4. Menumbuhkan potensi diri siswa dalam bidang ketrampilan dan komunikasi,
sebagai bekal hidup
5. Menumbuhkan sikap disiplin, bertanggung dan membantu siswa untuk mengenali
potensi dirinya agar dapat berkomunikasi dengan baik.
6. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan di bidang olahraga prestasi
7. Mendorong membimbing siswa dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan
budaya bangsa
Tujuan dan manfaat SMP Negeri 08 Salatiga :
1. Meningkatkan budi pekerti luhur pada seluruh peserta didik
2. Meningkatkan Penghayatan dan pengamalan keimanan pada seluruh peserta didik
sesuai dengan agama yang diyakininya
3. Meningkatakan prestasi belajar dengan memanfaatkan sarana pembelajaran yang
ada di sekolah
4. Meningkatkan kemampuan ketrampilan diri untuk membekali hidup dikemudian
hari
5. Meningkatkan sikap disiplin dan tanggung jawab atas semua hasil karyanya
6. Meningkatkan prestasi olahraga yang diminati
7. Meningkatkan penghayatan dan pelatihan seni yang diminati, untuk melestarikan
seni dan budaya bangsa
Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu
meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan progdi
Bimbingan dan Konseling pada tanggal 22 Februari 2013 untuk melakukan penelitian
di SMP Negeri 08 Salatiga. Kemudian surat disampaikan kepada pihak SMP Negeri
08 Salatiga, dan peneliti diberikan ijin penelitian tanggal 25 Februari 2013 sampai
selesai.
1.2.2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 28 Februari 2013 – 1 Maret
2013, penelitian pertama berlangsung pada hari Kamis jam 07.00 dan pengumpulan
data dilaksanakan kepada semua siswa kelas VIII SMP Negeri 08 Salatiga dalam
waktu dua hari. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara meminjam jam pelajaran
BK yang sebelumnya meminta ijin dulu dengan guru BK yang mengampu di kelas
VIII siswa SMP Negeri 08 Salatiga. Peneliti masuk di setiap kelas dengan
memberikan salam kepada siswa terlebih dahulu,dilanjutkan dengan perkenalan diri
bahwa penulis adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang sedang melakukan
penelitian dan ingin mengambil data kepada siswa SMP NEGERI 08 Salatiga
khususnya di kelas VIII. Selanjutnya peneliti membagikan skala konformitas teman
sebaya dan perilaku bullying siswa kepada masing-masing siswa. Sebelum siswa mulai mengisi skala konformitas teman sebaya dan perilaku bullying siswa tersebut, peneliti menerangkan terlebih dahulu kepada siswa bagaimana cara mengisi skala
konformitas teman sebaya dan perilaku bullying siswa, pertama siswa diminta untuk mengisi lembar soal dengan nama dan kelas, dilanjutkan dengan membacakan cara
pengisian serta mencontohkan satu pernyataan agar siswa memahami cara pengisian
tiap-tiap skala secara benar. siswa diminta mengisi secara jujur dan apa adanya.
sebaya dan perilaku bullying siswa. Setelah pengumpulan data selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada siswa yang telah bersedia mengisi skala
konformitas teman sebaya dan perilaku bullying siswa. Peneliti mengecek kelengkapan skala dan jumlah siswa tiap kelas.
1.3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini untuk menganalisis frekuensi konformitas teman sebaya
dan perilaku bullying siswa SMP Negeri 08 Salatiga.
1.3.1. Konformitas teman sebaya siswa SMP Negeri 08 Salatiga
Dari hasil penjumlahan skor konformitas teman sebaya siswa SMP Negeri 08
Salatiga yang kemudian diolah untuk mencari frekuensi kemudian didapatkan hasil
seperti dibawah, Langkah pertama yaitu menetukan range terlebih dahulu yaitu
dengan cara mengurangkan nilai maksimum dengan nilai minimum : 161-76 = 85.
Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap kategori
dengan cara range (maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah kategori yaitu:
25 , 21 4
) 76 161 (
, yang dibulatkan menjadi 21.
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat konformitas teman
[image:4.595.94.529.219.626.2]sebaya yang digolongkan menjadi empat kategori, yaitu:
Tabel 3
Skor jawaban siswa untuk variabel konformitas teman sebaya sesuai tingkat serta indeks statistiknya.
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 140-161 55 26%
Tinggi 119-139 101 49%
Sedang 98-118 45 22%
Rendah 76-97 6 3%
Sumber : Diolah dari data mentah kuesioner
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 207 siswa
dapat diketahui bahwa 55 siswa mempunyai konform yang sangat tinggi, 101 siswa
yang mempunyai konform tinggi, 45 siswa yang mempunyai konform sedang dan 6
siswa yang mepunyai konform rendah. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa konformitas sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 08 Salatiga berada
dalam kategori tinggi.
1.3.2. Perilaku bullying siswa SMP Negeri 08 Salatiga
Dari hasil penjumlahan skor kemandirian siswa SMP Negeri 08 Salatiga yang
kemudian diolah untuk mencari frekuensi kemudian didapatkan hasil seperti dibawah
ini :
Langkah pertama yaitu menentukan range terlebih dahulu yaitu dengan cara
mengurangkan nilai maksimum dengan nilai minimum :yaitu: 161-92 = 69. Kemudian
langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap kategori dengan cara range
(maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah kategori yaitu: 17,25 4
) 92 161
(
yang
dibulatkan menjadi 17.
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat kemandirian siswa yang
digolongkan menjadi empat kategori, yaitu:
Tabel 4
Skor jawaban siswa untuk variabel perilaku bullying sesuai tingkat dan indeks statistiknya.
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 144-161 5 2,4%
Tinggi 127-143 55 26,5%
Sedang 110-126 97 47%
Rendah 92-109 50 24,1%
Jumlah 207 100%
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 207 siswa
dapat diketahui bahwa 5 siswa mempunyai perilaku bully sangat tinggi, 55 siswa yang
mempunyai perilaku bully tinggi, 97 siswa yang mempunyai perilaku bully sedang dan
50 siswa yang mempunyai perilaku bully rendah. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying sebagian besar siswa kelas II SMP Negeri 08 Salatiga berada dalam kategori sedang.
1.4. Hasil Korelasi Antara Konfomitas Teman Sebaya dan Perilaku Bullying Siswa Menurut Arikunto (1997) penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yang sebaran datanya tidak berdistribusi normal adalah menggunakan korelasi
Kendall tau_b karena daya yang terkumpul berbentuk ordinal untuk variabel konformitas teman sebaya dan perilaku bullying siswa.
Analisis korelasi Kendall's tau_b antara konformitas teman sebaya dan perilaku
bullying siswa pada siswa SMP Negeri 08 Salatiga kelas VIII dapat dilihat dari tabel 5. Tabel 5
Hasil Uji Correlation antara konformitas teman sebaya danperilaku bullying siswa
Correlations
Konformitas Buillying
Kendall's tau_b
Konformitas Correlation
Coefficient 1.000 .512
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 207 207
Buillying Correlation
Coefficient .512
**
1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 207 207
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari tabel 5 koefisien korelasi antara konformitas teman sebaya dan perilaku
sangat signifikan antara konformitas teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa
kelas VIII SMP Negri 08 Salatiga. Artinya bila skor konformitas teman sebaya naik
akan diikuti dengan naiknya skor perilaku bullying, sebaliknya bila skor konformitas
teman sebaya turun maka akan diikuti dengan penurunan skor perilaku bullying.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperoleh, maka hipotesis yang
dikemukakan penulis pada bab 2 akan diuji, yaitu :
Ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dan perilaku
bullying pada siswa kelas VIII SMP Negri 08 Salatiga.
Hasil analisis : Diperoleh koefisien korelasi sebesar rxy= 0,512** ,p= 0,000
<0,05 dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara Konformitas Teman
Sebaya dengan Perilaku Bullying Siswa. Maka hipotesis DITERIMA.
1.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,512 dan p = 0,000
<0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dan
perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP Negri 08 Salatiga, dan dari hasil
pengkategorian Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan konformitas pada kategori Tinggi
(49%) dan perilaku bullying pada kategori sedang yaitu ( 47%).
Penelitian ini didukung pula dengan hasil penelitian Sari (2011) yang
mendapatkan hasil menunjukkan ada hubungan positif yang cukup dan signifikan antara
konformitas kelompok teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa SMK X Jakarta
Barat.
Menurut Sears (1999) konformitas merupakan salah satu cara individu untuk
merubah tingkah lakunya agar sesuai dengan harapan atau tekanan kelompok yang
dilandasi oleh keinginan untuk benar dan keinginan untuk sesuai. Demi mencapai
dapat diterima oleh kelompoknya (Hurlock, dalam Sari, 2011). Pada dasarnya
kecenderungan untuk melakukan konformitas tidak selalu berarti hanya mengikuti pada
hal-hal positif saja, ada kalanya tingkah laku yang ingin disamakan menjadi negatif,
salah satunya adalah perilaku bullying.
Remaja usia sekolah tergolong sebagai remaja yang pada umumnya berada pada
rentang usia 15-18 tahaun.Usia tersebut merupakan usia yang paling banyak terlibat
dalam perilaku bullying. Hal ini didukung oleh pendapat olweus (2003) yang menyatakan bahwa remaja merupakan tahap awal berkembangnya perilaku bullying dan