• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS) JENJANG PROGRAM SARJANA PADA IKIP BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS) JENJANG PROGRAM SARJANA PADA IKIP BANDUNG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI

TENTANG

PELAKSANAAN

SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)

JENJANG

PROGRAM

SARJANA

PADA

IKIP

BANDUNG

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk memenuhi sebagian syarat Program Pasca Sarjana

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

H. Tb. Hasanuddin Nomor Pokok : 171/D3/VII

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(2)

DISETUJUI DAN DI SAHKAN TIM PEMBIMBING

(Prof. Dr. A. S

Pembimbing II

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JULI 1986

(3)

DAFTAR ISI

halaman

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

ij-KATA PENGANTAR

iiA

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN/MODEL

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1

B. Rumusan Masalah Penelitian

5

C. Tujuan Penelitian

D. Pentingnya Penelitian

..•

11

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

A. Konsep-Konsep Dasar

12

B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan

67

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Tujuan Khusus

^8

B. Populasi Penelitian

&9

C. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan

-Data • • 74

D. Pedoman Pengolahan Data

75

E. Definisi Operasional, Penetapan Kritoria

dan A sum si <• ^'}

BAB IY HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

A. Pengolahan Data

^

B. Hasil renelitian ^'5

C. Diskusi Hasil Penelitian 114

VI i.

(4)

viii

halaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOHKNDASI

A. Kesimpulan

130

B. Rekomendasi . 132

DAFTAR KEPUSTAKAAN U°

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

A. Ringkasan

142

B. Data yang Diperlukan

147

C. Guriculum Vitae 159

(5)

DAFTAR GAMBAR/BAGAK/MODEL

halaman

- Ukuran SKS dalam Proses Penyelenggaraan ^

- Hubungan kegia tan mahasiswa dan lembaga/pengajar

dengan Ukuran SKS

9

- Model tentang Sistem Pendidikan

32

- Komponen Proses kaitannya dengan Komponen Input dan

Output

33

- Sistem Perguruan Tinggi yang Bersifat Terbuka ...

35

- Model tenta-g Broses Pengukuran

51

- Model tentang Komponen Kurikulum

:?8

- Arti Sistem SKS *>1

- Model SKS ^5

- Daftar Nilai Kredit S:emester do

- Beban Studi Atas Dasar Rata-rata './aktu-waktu Kerja. b7

- Huoungan antara Konsep/Teori dengan ^ermasalahan

-Fenelitian 68

- Jenjang Pendidikan Kelompok Profesi Non

^ependidik-an d^ependidik-an Kependidik^ependidik-an d^ependidik-an Program Akta Mengajar

72

- Daftar Beban Studi Khusus Untuk Program Sarjana ... 73

- Pedoman Pengolahan Data 7b

MODEL TABULASI :

A. Untuk Mahasi sv/a :

1. Nilai IP untuk tiap Semester 77

II. Jumlah SKS masing-masing Mata Kuliah 78

III. Kontrak Kredit Mahasiswa tiap Semester 79 IV. V/aktu untuk Tatap Muka, Jumlah Tatap Muka Dilak

sanakan, Tugas yang Diberikan dan Hasil

LTjian

Mata Kuliah Yang Bersangkutan 80

(6)

X

halaman

V. Distribusi Perincian Tugas

80

B. Untuk Pengajar :

I. Distribusi Frekuensi Tugas Mengajar

81

II. Distribusi Jumlah SKS Perkelompok Mata Kuliah.

81

III. Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal Perku

liahan, Penetapan Tugas Mengajar dan Penyeleng

garaan Tatap Muka

82

- Definisi Operasional, Penetapan Kriteria dan

Asum-si 83

[image:6.597.70.496.38.743.2]

- Definisi Operasional Indikator dan Criteria

84

TABEL : I. Keadaan Nilai IP untuk Tiap Semester .... 8b

IP untuk Program Sarjana

86

Kurva IP antara IP 2 - kurang dari 3 dan IP 3 sampai

dengan kurang dari 4

8S

TABEL : II. Jumlah SKS masing-masing Kelompok Mata

Kuliah 89

Pola Beban SKS pada .^Urogram Sarjana

91

Pola Ketaatan akan Ketentuan Beban Studi Kelompok

Mata Kuliah 91

Pola Kontrak Kredit Berdasarkan Indeks Prestasi .... 92 TABEL III ; Kontrak Kredit mahasiswa pada Tiap Se

mester 93

TABEL IV : Indeks Prestasi per Semester 94

Kurva Indeks Prestasi antara 2,5 - lebih dari

atau-sama dengan 3 dan kurang dari 2

95

TABEL V : Program SKS (Tatap Muka, Akademik . Per

struktur dan Akademik Mandirij 97

TABEL VI ; Prosentase Program SKS'"

.

*98

(7)

xi

halaman

[image:7.597.75.486.72.573.2]

TABEL VII : Panilaian Tu as oleh Mengajar

100

TABEL VIII : Distribusi Beban Tugas

101

TABEL IX

: Distribusi jumlah Seluruh SKS Per Ke

lompok Mata Kuliah Menurut Staf

Penga-jar

1°2

TABEL X

: Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal

Penetapan Tugas ^engajar, Penyelengga

raan Tatap Muka

1°3

TABEL XI

: Distribusi Frekuensi Penetapan

Tugas

Mengajar

1°4

Kurva Hasil Penelitian Indeks Prestasi

114-- Kontrak Kredit Per Semester

11?

- Pelaksanaan Kelompok MKDU

119

(8)
(9)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. PERMASALAHAN

1. Latar belakang permasalahan

Tanggal 8 Juni 1979 Menteri ^endidikan dan

Kebudayaan-RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang

Jen-jang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da

lam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Surat

Keputusan tersebut pada dasarnya berisi ketentuan

mengenai

usaha mengatur kembali cara penyelenggaraan pendidikan ting

gi, meliputi pengaturan jenjang program dan teknis penyeleng

garaannya.

Penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain

diatur

mengenai beban studi, lama studi, baik untuk kelompok profe

si Non Kependidikan dan Kependidikan yang masing-masing

ter-diri dari Jalur Gelar dan Non Gelar. Untuk pendidikan kelom

pok profesi Non Kependidikan Jalur Gelar terdiri dari

empat

jenjang, yaitu :

a. Doktor

b. Pasca Sarjana c. Sarjana

d. Sarjana Muda.

Sedang untuk Jalur Non Gelar ditetapkan sebanyak lima jen

jang, yaitu :

a. Spesialisasi II d. Diploma II

b. Spesialisasi I e. Diploma I

(10)

Untuk profesi Kependidikan mempunyai jalur gelar

terdiri

atas jenjang :

a. Doktor

b. Pasca Sarjana

c. Sarjana

Sedang untuk jalur Non gelar terdiri dari tiga jenjang,ya

itu :

a. Diploma III

b. Diploma II

c. Diploma I

Untuk masing-masing kelompok profesi dan jenjang telah pula

ditetapkan beban studi dan lama studi.

Sesuai dengan lingkup penelitian, disini disampaikan beban

studi, lama studi dan kode program untuk profesi kependidi

kan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidik

an dan Kebudayaan No. 0124/U/1979 tentang jenjang

Program

Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar di dalam ling

kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 8 Juni

1979 Pasal 5 ayat (2) sebagai berikut :

a. Jalur (Program) Gelar :

1. Doktor mempunyai beban studi, lama studi, dan kode

program sama dengan yang disebut pada ayat (1) huruf

a angka 1 di atas.

2. Pasca Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan

kode program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)

huruf a, angka (2) di atas.

(11)

3. Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan kode

program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)

hu-ruf a, angka (3) di atas.

Adapun yang dimaksud adalah :

Program Doktor mempunyai beban studi minimal 228 SKS,

-maksimal 233 SKS, lama studi 8 tahun sampai dengan 11

tahun,

kode program S, (Strata 3).

Program Pasca Sarjana mempunyai beban studi minimal 180

SKS maksimal 194 SKS dengan lama studi 6 tahun dengan

kode

program Sp (Strata 2).

Program Sarjana mempunyai beban studi minimal

144 SKS

maksimal 160 SKS dengan lama studi 4 sampai dengan

7

tahun

dengan kode program S-j (Strata 1).

Jenjang program Sarjana menjadi pilihan dalam penelitian

ini, disebabkan usia programnya lebih lama dibandingkan

de

ngan program lairmya, disamping kegiatan

penyelenggaraannya-yang telah berjalan secara berkesinambungari dengan

jumlah

mahasiswa yang relatif lebih besar dibandingkan dengan

jum

lah mahasiswa pada program lainnya, yakni program Diploma,

-Sp, dan S<z.

Dengan adanya ketentuan tentang beban studi, setiap ma

ta kuliah telah memiliki ukuran atau bobot nilai sebesar SKS

tertentu, SKS merupakan alat ukur bagi penyelenggaraan

pro

gram. Apakah penyelenggaraan jenjang program Sarjana (S^)

telah berjalan sebagaimana mestinya ? Terhadap pertanyaan ini

perlu dicari jawabannya.

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, SK Menteri

-Pendidikan dan Kebudayaan No. 0124/U/1979, Jenjang Program

Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar dalam

Lingkungan

Departemen -^endidikan dan Kebudayaan, hal. 4.

(12)

4

Sejak tahun 1980 melalui Surat Keputusan Rektor IKIP

Bandung No. 4098.A/PT.25.R/Q/80 tentang

Pedoman Akademik

IKIP Bandung tanggal 24 Nopember 1980 dan Surat Keputusan

Rektor IKIP Bandung No. 5881/PT.25.R/Q/M/1982 tentang Pedo

man Pengembangan Kurikulum/Program IKIP Bandung tanggal 14

Desember 1982 telah memberlakukan Pedoman Akademik

IKIP

Bandung dan Pedoman Pengembangan Kurikulum/Program IKIP Ban

dung, berdasar pada Sistem Satuan Kredit Semester (SKS).

Dengan ketentuan tersebut, produktifitas kerja,

baik

keseluruhan program ataupun kegiatan setiap

staf pengajar

telah ditetapkan banyaknya jumlah jam volume kerjanya,

de-mikian pula beban studi untuk setiap mahasiswa. Tentang be

ban studi mahasiswa telah ditetapkan melalui Surat Keputus

an Rektor IKIP Bandung sebagaimana tersebut di atas

berbu-nyi :

"Besarnya beban studi mahasiswa dinyatakan dalam nilai kre

dit semester suatu mata kuliah.

1. Bobot kredit semester untuk perkuliahan, nilai satu kre

dit semester ditentukan berdasarkan beban kegiatan yang

meliputi 3 macam kegiatan per minggu sebagai berikut ;

a. Untuk mahasiswa :

(1) Selama 50 menit acara tatap muka terjadwal

de

ngan tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk

ku

liah.

(2) Selama 60 menit acara kegiatan akademik berstruk

tur yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal te

tapi t±&ak direncanakan oleh tenaga pengajar, mi

salnya dalam bentuk membuat pekerjaan rumah atau

menyelesaikan soal-soal.

(3) Selama 60 menit acara kegiatan akademik

mandiri

yaitu kegiatan untuk mendalami, mempersiapkan

-atau tujuan lain suatu tugas akademik,

misalnya-da.lam bentuk rnembaca buku ref erensi" .2

2IKIP Bandung, Podoman Akademik IKIP Bandung, Institut

Ke^uruan dan Ilmu Pendidikan, 1900, hal. 10
(13)

Memperhatikan beban studi seperti terurai di atas, maka

sistem SKS rtienuntut mahasiswa untuk bebar-benar

memperguna-kan waktu yang tersedia dalam melaksanamemperguna-kan kegiatan yang te

lah ditetapkan. Bersamaan dengan itu, bimbingan dan pengarah

an para pengajar dituntut pula untuk melaksanakan kegiatan

-akademik berstruktut dan mandiri, salah satu tugas program

mandiri adalah membaca buku, sehingga yang terakhir ini

me-nuntut pula •tersedianya buku referensi sesuai dengan

kebu-tuhan. Apakah perpustakaan IKIP Bandung telah menyediakan bu

ku teronbut ?

B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Penerapan sistem SKS menyangkut ukuran yang dipergunakan

terhadap berbagai kegiatan studi mahasiswa, hasil yang

dica-pai, usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu program

dan besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan oleh

-lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan dan tenaga penga

jar.

Besarnya heban studi mahasiswa dinyatakan dalam

nilai

kredit semester suatu mata kuliah, sehingga untuk mengikuti-suatu mata kuliah mahasiswa dibebani dengan sejumlah kredit semester tertentu dalam semester yang bersangkutan. Dengan demikian hasil yang dicapai oleh mahasiswa akan dapat pula

dihitung sebesar nilai satuan kredit semester yang telah

di-tempuhnya. Dengan ditetapkannya ukuran beban studi, dan

ke-berhasilannya dengan nilai SKS, maka besarnya usaha yang di

perlukan untuk menyelesaikan suatu program akan terlihat da

(14)

Selain dari itu SKS dipergunakan pula sebagai ukuran

mengenai besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan

oleh

lembaga perguruan tinggi dan tenaga pengajar. Dengan SKS

diukur kegiatan dua pihak :

1. Kegiatan studi mahasiswa

2. Kegiatan penyelenggaraan oleh lerabaga dan pengajar.

Mengingat kegiatan penyelenggaraan pendidikan,

baik

oleh lembaga maupun sebagian kegiatan pengajar telah diatur

cara-cara pelaksanaannya, berikut mahasiswa (teknis dan me

toda serta prosedur) kerja kegiatan operasionalnya,

maka

secara umum penyelenggaraan pendidikan berdasar SKS telah

diusahakan, agar dapat dikelola sebagaimana mestinya.

Na-mun begitu kegiatan pihak mahasiswa sebagai unsur lain da

ri sistem pendidikan ini, demikian pula sebagian kegiatan

mahasiswa tersebut, tampaknya masih belum dapat

dikendali-kan dan dikelola sepenuhnya agar sesuai dengan

ketentuan

yang telah ditetapkan terhadap kegiatan studi mahasiswa.

Penelitian ini diarahkan dengan melihat aspek

kesesu-aian antara ketentuan normatif dengan pelaksanaannya oleh

mahasiswa. Khususnya terhadap kegiatan perkuliahan

dalam

kegiatan perkuliahan ini, nilai kredit semester ditentukan

sebagai kredit.

Satuan Kredit Semester merupakan beban studi

untuk

mengikuti keseluruhan 3 (tiga) acara per minggu, yaitu :

1. Cara tatap rauka terjadwal dengan tenaga pengajar selama

(15)

2. Kegiatan akademik berstruktur, yaitu kegiatan studi

ti-dak terjadwal tapi direncanakan oleh tenaga pengajar da

lam bentuk membuat tugas-tugas pekerjaan rumah atau mem

bahas menyelesaikan soal-soal, v/aktunya 60 menit.

3. 60 menit acara kegiatan akademik mandiri yaitu kegiatan

yang harus dilakukan sendiri untuk mendalami,

mempersi-apkan atau tujuan lain suatu tugas akademis,

misalnya

dalam bentuk membaca buku sumber.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat berbagai

ukuran atau norma beban studi untuk kelompok mata kuliah

baik dalam satu semester ataupun dalam suatu jenjang pro

gram, demikian pula kegiatan studi mahasiswa yang kesemua

permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Sejauh mana kesesuaian antara ketentuan normatif beban

studi untuk kelompok mata kuliah :

- MKDU — 'Mata Kuliah Basar Umum

- MKDK - Mata-Kuliah Dasar Kependidikan

- MKPBM-PPL- Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar dan Program Pengenalan Lapangan

- MKYOR - Mata Kuliah Mayor

- MKNOR - Mata Kuliah Minor.

2. Bagaimana kegiatan akademik telah dilaksanakan,

apakah-waktu frekuensi jenis kegiatan, telah memenuhi keten

tuan ?

3-. Bagaimana kegiatan tatap muka dilakukan, a-palcah terdapat kesesuaian antara ketetapan normatif dalam hal waktu frekuensi, jenis kegiatan, didalam pelaksanaannya.

(16)

8

4. Sejauh mana pelaksanaan kegiatan akademik mandiri telah

dilaksanakan oleh mahasiswa, bagaimana tanggapan mereka,

kesulitan yang dihadapi dan cara menanggulangi

permasa-lahan tersebut, demikian pula kesediaan buku referensi.

Permasalahan penelitian ini diangkat dari

kegiatan

pelaksanaan sistem SKS, yang dapat digambarkan dengan pola

sebagai berikut :

Pola I : UKURAN SKS DALAM PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

INPUT

7>

MAHASISWA

- Besarnya beban studi mahasiswa!

- Besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pro

gram.

i

SKS

T

Besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendi dikan oleh perguruan tinggi dan tenaga pengajar

LEMBAGA DAN PENGAJAR

-> OUT PUT

(17)

Pola II : HUBUNGAN KEGIATAN MAHASISWA DAN LEMBAGA/PENGAJAR

DALAM PERKULIAHAN DENGAN UKURAN SKS (SATUAN KR

DIT SEMESTER)

LEMBAGA/PENGAJAR

50 menit Tatap muka

T

60 menit

Rencana

evaluasi / \

60 menit

Pengembangan

materi kuliah

<•

SATUAN KREDIT SEMESTER

—>

ft—

MAHASISWA

50 menit Tatap muka

60 menit

Kegiatan

akademik struktur

\ y

60 menit Eegiatan aka nik mandiri

(18)

10

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Studi terhadap penyelenggaraan sistem SKS pada jen

jang program Sarjana oleh mahasiswa, akan dapat me

ngetahui sampai sejauh mana pelaksanaan jenjang pro

gram

S,

oleh mahasiswa, apakah terdapat

penyimpang-an, bagaimana hal demikian terjadi,

macam

penyim-pangan, untuk kemudian dicarikan cara untuk

menga-tasi kelemahan yang terjadi tersebut.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan beban studi,

apakah jumlah SKS yang menjadi beban studi maha

siswa baik dalam suatu semester atau keseluruhan

semester yang sudah dan sedang dijalani

telah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan

program tatap muka yang merupakan salah

satu

beban studi mahasiswa.

c. Untuk mengetahui sejauh mana program studi

ber-struktur direncanakan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan

program mandiri oleh mahasiswa.

e. Untuk mendapatkan informasi apakah beban studi

da.pat dilaksanakan oleh mahasiswa dilihat dari

(19)

f. Untuk mendapatkan informasi, apakah lembaga

dan Dosen dapat melaksanakan tugas beban SKS

yang telah ditetapkan.

11

D. PENTINGNYA PENELITIAN

Sistem Satuan Kredit Semester, merupakan sistem

peng-ukur penyelenggaraan pendidikan. Sistem pengpeng-ukuran

suatu

sistem alat ukur terhadap- suatu penyelenggaraan

kegiatan-tertentu.

Keberhasilan segala kegiatan yang dilakukan IKIP Ban

dung akan tergantung kepada kelancaran penyelenggaraan sis

tern satuan kredit semester tersebut. Untuk dapat mengeta

hui sejauh mana sistem telah diterapkan secara tepat,

di

perlukan usaha kajian yang bersifat evaluatif.

Hasilnya

diharapkan akan memberikan umpan balik bagi langkah penyem

pumaan selanjutnya.

Selain daripada itu, dari

penelitian ini dapat

digu-nakan untuk mengetahui, apakah teori-teori sistem dan

teo-ri pengukuran dapat dimanfaatkan, khususnya dalam penerap

an proses penyelenggaraan kegiatan.

Manfaat penelitian dilihat pula dari kaitannya dengan

pandangan penulis terhadap masalah yang diteliti.

1. Sistem Satuan Kredit Semester, merupakan sistem penye

lenggaraan pendidikan tinggi yang terpilih saat

ini

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan program pendi

dikan tinggi.

(20)

12

2. IKIP Bandung adalah Lembaga Pendidikan tempat penulis

bekerja, sehingga diharapkan dari hasil penelitian dapat

diperoleh hal-hal yang bermanfaat untuk usaha

pembinaan-dan pengembangan program selanjutnya.

3. IKIP Bandung telah menjalankan sistem SKS sejak tahun

1980, berdasar pada Surat Keputusan Rektor IKIP Bandung

No. 4098/A/PT.25.R/Q/1980, tanggal 24 Nopember 1980.

4. Masalah yang diteliti merupakan lingkup permasalahan bi

dang administrasi salah satu bidang jenjang program

S2

FPS IKIP Bandung.

5. Penelitian ini akan dapat dilakukan karena didukung oleh

(21)
(22)

A. TUJUAN KHUSUS"

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Secara khusus penelitian ini bertujuan melakukan eva luasi mengenai penerapan sistem satuan kredit semester pada

IKIP Bandung, meliputi (1) Kebijaksanaan penetapan

tugas

oleh lembaga, (2) Penyelenggaraan tugas oleh pengajar,

(3)

Pelaksanaan studi oleh mahasiswa.

(1} Kebi'jaksanaan penetapan tugas oleh lembaga

a. Penetapan tugas

b. Petunjuk pelaksanaan tugas.

(2) Penyelenggaraan tugas oleh pengajar

a. Lingkup pengajaran

b. Faktor penghambat dalam tugas

c. Pelaksanaan kurikulum

1. Pelaksanaan beban tigas

2. Jadwal pelaksanaan

3. Tugas-tugas

4. Evaluasi.

(3) Pelaksanaan studi oleh mahasiswa terdiri dari :

a. Rata-rata indek prestasi dari tiap semester

b. Jumlah SKS dari masing-masing golongan mata kuliah

c. Kontrak kredit mahasiswa pada tiap semester

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan : MKDU; MKDK; MKPBM I;

MKPBM II; MK Mayor; MK Minor mengenai :

1. Pelaksanaan tatap muka

(23)

06

3. Jumlah dan macam tugas yang diberikan pengajar

4. Hasil ujian mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan terhadap pelaksanaan sistem

satuan kredit semester Program Sarjana (S^ pada semester

genap tahun 1985. Periode penelitian ditetapkan pada satu

semester, didasarkan pada pertimbangan, bahwa penyelengga

raan sistem satuan kredit semester dari sesuatu semester

akan mewakili kondisi penerapan sistem dengan saat terse

but.

B. POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian meliputi berbagai karakter menyang

kut penerapan sistem SKS pada IKIP Bandung dengan

mengena-kan penelitian kepada mahasiswa dan pengajar secara sam

pling, yaitu mengambil dari tiap-tiap sub populasi

dengan

tidak memperhitungkan besar kecilnya sub populasi.

Cara

sampling ini dimungkinkan karena kedua syarat sampling

di-penuhi, yaitu : ukuran populasi terhingga dan anggota po

pulasi homogen.

Penelitian ini dibatasi pada -Program Sarjana (S1). De

ngan demikian hasil studi ini bersifat studi kasus dan ti

dak dimaksudkan mengadakan generalisasi mengenai penerapan sistem SKS di seluruh perguruan tinggi atau seluruh IKIP

di Indonesia, tetapi terbatas pada lingkungan kasus peneli

tian.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai penerapan sistem SKS pada IKIP Bandung, berikut ini disampaikan secara sing

(24)

67

Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 0124/U/1979 tanggal 8 Juni 1979 ten

tang jenjang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Me

ngajar dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudaya

an ditetapkan berlakunya sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Sejak saat itu pendidikan tinggi di Indonesia bertugas mem

persiapkan ketenagaan yang pendidikannya dibedakan atas 2

(dua) jenis kelompok profesi Non-Kependidikan dan kelompok

profesi Kependidikan dengan masing-masingnya mempunyai dua

program - Gelar dan Non Gelar. Setiap program mempunyai

jenjang-jenjang tersendiri.

Selain itu ditetapkan pula adanya persyaratan Akta Mengajar

dengan jenjang - urutannya.

Untuk masing-masing program dan jenjang ditetapkan pula

beban studi, lama studi dan kode program. Untuk ringkasnya

disampaikan daftar sebagai berikut :

(25)

JENJANG PENDIDIKAN KELOMPOK PROFESI NON KEPENDIDIKAN DAN KEPENDIDIKAN

DAN PROGRAM AKTA MENGAJAR

68

P r o g r a m Profesi Non Kependidikan Profesi Kependidikan

Jenjang/

Jalur Program Beban studi

(SKS)

Kode Program S(Strata) Lama studi tahun Jenjang. Beban studi (SKS) Kode Program S(Strata) Lama studi tahun

I. Gelar a. Doktor 228-233

S3

8-11 a. Doktor 228-233

S3

8-11

b. Pasca Sarjana 180-194

S2

6-9 b. Pasca Sarjana 180-194

S2

6-9

c. Sarjana 144-160

s1

4-7 c. Sarjana 144-160

S1

4-7

II. Non Gelar a. Spesialis II 228-233

=S3

8-11 a.

-b. Spesialis I 180-194

=S2

6-9 b.

-c. Diploma III 110-120

=S03

3-5 c. Diploma III 110-120

S03

3-5

d. Diploma II 80-90

=S02

1-2 d. Diploma II 80-90

S02

1-2

e. Diploma I

40-50 | =SQ1

1-2 e. Diploma I 40-50

S01

1-2

III. Akta Mengajar -a. Akta V 20+160 Non Kependidikan

180-190 (Pasca Sarjana)

b. Akta IV 20+120 Non Kependidikan

144-160 (Sarjana)

c. Akta III 20+90 Non Kependidikan

110-120 (Diploma III)

d. Akta II 20+60

80-90

(Diploma II)

(26)

69

Berdasar kepada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebu

dayaan Republik Indonesia tersebut, Rektor IKIP Bandung me

ngeluarkan Keputusan, No. 4098.A/PT25.R/Q/80 tanggal 24

No-pember 1980, tentang Pedoman Akademik IKIP Bandung.

Pedoman tersebut kemudian ditambah dan diperbaiki oleh Pedo

man Pengembangan Kurikulum Program IKIP Bandung, melalui

Surat Keputusan Rektor IKIP Bandung tanggal 14 Desember 1982

No. 5881/PT.25/R/M/1982-tentang : Pedoman Pengembangan Kuri

kulum/Program IKIP Bandung.

Berdasarkan kepada Surat Keputusan tersebut, dibawah ini di.

sampaikan Daftar Befcan studi khusus untuk Program Sarjana

No. Mata Kuliah Banyak SKS Jumlah SKS

1. MKDU 12 - 16

2. MKDK 10 - 14

3. MK Bidang Studi

( MKBS )

1. MKYOR 58 - 63

2. MKNOR 23 - 28

81 - 86

4. MKPBM I

1. MKYOR 26 - 31

2. MKNOR 3-8 29 - 34

5. MKPBM II 4

Sejauh mana penerapan ketetapan tentang beban studi

pada program Sarjana (i

3i) akan dapat

diketahui dar:l hasil
(27)

C METOD'A PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Metoda Penelitian

Metoda penelitian yang dilakukan akan digunakan untuk

berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang se

dang dihadapi pada saat sekarang. Dilaksanakan dengan

menempuh langkah pengumpulan, klasifikasi, dan ahalisis/

pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan. Tujuan

utama membuat gambaran tentang penerapan sistem SKS se

cara obyektif dalam suatu deskripsi situasi. Metoda

penelitian yang diperguanakan adalah metoda

penelitian-deskriptif. Jenis survey, yaitu cara pengumpulan

data

dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka

waktu) yang bersamaan.

2. Teknik pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner pili

han langsung. Yaitu dengan cara menyampaikan kuesioner

langsung kepada responden untuk dijawab: dengan cara

me-milih jawaban yang tersedia. Cara ini dipilih berdasar

anggapan-anggapan :

1. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang

-dirinya sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyeli^

dik adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanva

an yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

(28)

71

3. Pelaksanaan pengumpulan data

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian

ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada IKIP Ban

dung. Kegiatan pengumpulan data ini dilaksanakan

pada

bulan Mei 1985 sampai bulan Agustus 1985, setelah menda

patkan persetujuan dari Rektor IKIP Bandung dengan

su-ratnya tanggal 9 Mei 1985 ditujukan kepada Dekan/ Ketua

Program di lingkungan IKIP Bandung. Surat tersebut

di-tandatangani oleh Pembantu Rektor I dalam hal ini Bapak

Drs. H. Abdul Qodir, M.Sc.

D. PEDOMAN ^ENSOLAHAN DA!PA

Untuk memudahkan pengolahan data diperlukan adanya pe

doman pengolahan data.

Adapun pedoman tersebut disusun sebagai berikut :

(29)

72

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA

NO. Langkah utama

1.

2.

EDITING

Meneliti kembali jawaban/kuesioner

isian yang diteri

ma, untuk penetaj)

an langkah beri

kutnya.

KODING

Mengklasifikasi-kan jawaban-jawab an responden menu

rut macamnya.

Menghitung Freku-ensi dan Tabulasi

No

3

Rincian tugas

Jenis pekerjaan

Kelengkapan isi jawaban

Dilaksanakan pengecekan terhadap jawaban dari masing-masing. lemba

ran jawaban (kuesioner)

Keterbacaan jawaban

Memeriksa tulisan dari jawaban yang diberikan responden.

Kejelasan makna jawaban

Bilamana terdapat jawaban dalam

bentuk uraian perlu diteliti ke jelasan jawaban tersebut.

Keajegan dan kesesuaian jawaban

satu sama lain

Memeriksa jawaban responden apa kah logis dan adakah kesesuaian antara yang satu dengan yang lain Relevansi jawfrban

Memeriksa jawaban apakah terdapat

jawaban yang tidak relevan.

Keseragaman satuan data

Mencatat dan menghimpun dalam

sa-tuan-satuan ukuran yang seragam.

Memberikan kode tertentu kepada setiap kategori jawaban untuk ke

perluan penggolongan jawaban.

Menghitung besar frekuensi data

pada masing-masing kategori ja

waban dengan cara talleying(meng

ijir) dalam bentuk tabel

(angka-dan prosen).
(30)

73

Untuk memudahkan pengolah data, dibuat juga model

tabulasi-untuk mengkategori kuesioner :

A. Untuk mahasiswa

I- NILAI INDEKS PRESTASI UNTUK TIAP SEMESTER

Semester

II

III

IV

VI

VII

VIII

IX

Jumlah

<2 antara 2-3

antara

3 «<4

>A

V Jumlah Frekuensi
(31)

74

I I . JUMLAH SKS MASING-MASING- MATA KULIAH

Uraian Mata Kuliah Keterangan

MKDU MKDK MKPBM I

MKPBM II

MKB.S.

16 SKS

<16 SKS

>16 SKS

14 SKS <14 SKS >14 SKS

4 SKS

< 4 SKS >4 SKS

63 SKS

< 63 SKS >63 SKS

<

28 SKS

< 28 SKS

>28 SKS

Jumlah

(32)

15

I I I . KONTRAK KREDIT MAHASISV/A TIAP SEMESTER

Semester 18 SKS Kurang dari 18 SKS

ILebih dari

18 SKS

Jumlah Frekuensi

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

(33)

l o

IV. "WAKTU UNTI]X TATAP MUKA. JUMLAH TATAP MUKA DILAKSANAKAN,

TUGAS YANG UIBERIKAN DAN HASTL UJIAN MATA ^KULIAH

YANG

•BERSANGKUTAN

Uraian

— — •

Pelaksanaan Jumlah

Tatap Muka Tatap Muka

Jumlah Macam Tugas

Hasil

Ujian

xi

x2

X3

20 <20 >20 2C <2C >20

X4 X5

X6

Jumlah

Frekuensi ;

Pada Semes :

i

ter Yang Lalu

Keterangan : X1 =

x2

-X3 =

X4 =

X5 =

Sesuai dengan jumlah menit ditetapkan

Kurang dari jumlah menit ditetapkan

Lebih dari jumlah menit ditetapkan

Ujian semester lulus sekaligus

Mengikuti remedial Mengulang perkuliahan

V. DISTRIBUSI PERINCIAM TUGAS

Mata Kuliah Tugas dinilai Tugas tidakdinilai

P % F %

(34)

B. MODEL TABULASI BAGI KUESIONER KEPADA PENGAJAR

I. DISTRIBUSI FREKUENSI TUGAS MENGAJAR

Uraian

-i—''

Satu Mata Kuliah

Dua Mata Kuliah

Tiga Mata

Kuliah

Empat Mata Kuliah

Lima

Kul. Mata Lah

"V

F % F '% F % F % F %

II. DISTRIBUSI JUMLAH SKS PERKELOMPOK MATA KULIAH

M^ta

Kuliah Fre

kuensi

MKDU MKDK MKPBM I MKPBM II MK. B.S

16 >16 Of 14 >H <U 35 >35» <35 4 >4 <4 63 >63 <63

Frekuensi

Jumlah SKS

(35)

7 a

I I I . DISTRIBUSI FREKUENSI PENYUSUNAN JADV/AL PERKULIAHAN, PE NETAPAN TUGAS MENGAJAR DAN PENYELENGGARAAN TATAP MUKA

Nv Uraian

F & % >

Penyesuaian

Jadwal Per kuliahan

Penetapan

Tugas Kuliah

Pelaksanaan

Tatap Muka

xi

x2

X3

h

X5

X6

X?

X8

F % F % II % F % F % F % F % F %

Keterangan : X.. = Dibicarakan bersana Pimpinan Jurusan/Program

dan Dosen

= Ditetapkan oleh Pimpinan

Penetapan tugas

Penetapan tugas

Penetapan tugas

Pelaksanaan tatap muka sesuai waktu terjadwal

Pelaksanaan tatap muka lebih dari waktu ter jadwal

Pelaksanaan tatap muka kurang dari waktu ter

jadwal

X„ =

X„ =

X. =

X,- =

X^- =

X„ =

X8 "

(36)

si tentang penyelenggaraan sistem SKS pada program sarjana

No. Definisi operasional indikator Kriteria Asumsi

1 2 3 4 b

1. Nilai Indeks Prestasi angka 1,2,3,4 < 2, Setiap ketetapan yang mengatur tentang indeks Nilai kumulatip prestasi dengan menggu 2 - 3,

prestasi, merupaKan ukuran atau pedoman pelak

yang dapat dicapai oleh nakan rumus : 3 - <4, sanaan.

seorang mahasiswa pada -

IP =

^J?

>4.

setiap akhir semester 2-1

2. Jumlah beban SKS dari se Jumlah SKS . Jumlah SKS

tiap kelompok mata kuliah yang ditetap kan

2.1. MKDU 16 SKS 16 SKS Ketentuan tentang beban MKDU = 16 SKS dianggap

/

<16

>16 SKS

SKS

benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan.

2.2. MKDK 14 SKS 14 SKS Ketentuan tentang beban studi MKDK H SKS di <14 SKS

anggap benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan

>14 SKS

2.3. MKPBM I 28 SKS 28 SKS Ketentuan tentang beban studi MKPBM I - 28 SKS

< 28 SKS

dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa

>28 SKS naan.

2.4. MKPBM II 4 SKS 4 SKS Ketentuan tentang beban studi MKPBM II 4 SKS

< 4 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa

>4 SKS naan.

2.5. MK.B.S. 63 SKS 63 SKS Ketentuan tentang beban studi MK.B.S. sebesar <63 SKS 63 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pe >63 SKS laksanaan .

3. Kontrak kredit 18 SKS 18 SKS

Ketentuan rata-rata minimal yang bisa diambil/

Adalah banyaknya mata kuli < 18 SKS dikontrak oleh seorang mahasiswa sebanyak 18 ah yang akan diikuti oleh >18 SKS SKS dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan. seorang mahasiswa dalam se

suatu semester.

Penentuan-banyak SKS yang dikontrak ditentukan oleh IP.

4. Proses -perkuliahan sesuatu

mata Kuliah

4.1. Waktu tatap muka menit 5 SKS x 50 mnt

(37)

Disamping evaluasi penyelenggaraan sistem SKS oleh ma hasiswa, dilakukan pula terhadap pengajar. Dibawah ini di

sampaikan matriks tentang definisi operasional, indikator

dan kriteria serta asumsi sebagai berikut :

80

No. Definisi operasional Indikator Kriteria Asumsi

1. Banyak SKS tugas me Banyak mata 2 jam kerja per Ketentuan tentang dasar jam

ngajar

kuliah ( 2

SKS )

minggu kerja dianggap benar dan men

jadi ukuran.

^2.

Jumlah SKS per kelom Beban studi 2: SKS normal.-' Ketentuan tentang beban stu

pok mata kuliah tiap mata'

kuliah(SKS)

di tiap kelompok mata kuliah

dianggap benar dan pedoman

bagi pelaksanaan..

3. Penyusunan jadwal pe - Bersama- - Bersama Ketentuan tentang hal terse netapan tugas pelak sama (Pirn

- iSKS/minggu

but dianggap benar dan menja

sanaan tatap muka pinan dan

Pengajar

- S SKS/ming

gu

(38)
(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang dilakukan oleh ma

hasiswa, pengajar dan lembaga tingkat jurusan.

Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasisv/a

1. Nilai Indeks Prestasi

terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan

tinggi, pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diper

oleh kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar

untuk mencapai tingkat kelulusan (passing grade).

2. Pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah

- Mata kuliah Dasar Umum (MKBli) pada umumnya telah ter

laksana secara penuh, sesuai dengan ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.

- Mata kuliah PBM I sebahagian besar belum memenuhi ke

tentuan Ijetentuan jumlah SKS yang ditentukan.

- Mata kuliah PBM II, sebahagian besar telah memenuhi ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.

- Mata kuliah Bidang Studi Mayor sebahagian besar telah

memenuhi jumlah SKS yang ditentukan.

- Mata kuliah Bidang Studi Minor sebahagian besar be

lum mencapai jumlah SKS yang ditentukan.

3. Kontrak kredit semester

Terdapat petunjuk pada semester I sampai dengan VI, s^e bahagian besar mahasiswa melakukan kontrak kredit sebanyak

rata-rata 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi sebesar

150

(40)

131

2,5 atau lebih. Sedangkan pada semester VII dan

seterusnya-sebahagian besar mahasisv/a melakukan kontrak kredit kurang

dari jumlah 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi di

capai sebesar kurang dari 2,5. 4. Program Mata Kuijah Dasar Umum

Penyelenggaraan tatap muka MKDU pada umumnya telah me

menuhi ketentuan. Demikian pula dengan penyelenggaraan pro

gram akademik terstruktur dan mandiri, menunjukkan

terlak-sananya program secara penuh. Manfaat lain yang didapat,se

bagian besar mahasiswa telah lulus sekaligus dalam menempuh

ujian-ujian MKDU.

5. Pemberian nilai oleh pengajar terhadap tugas-tugas yang

dikerjakan mahasiswa

Sebahagian besar pengajar pada MKDU dan MKDK telah mela

kukan pemeriksaan dan pemberian nilai terhadap hasil

peker-jaan mahasiswa.

Kedua : Pelaksanaan tugas pengajar 1• Seban tugas pengajar

Sebahagian besar pengajar memperoleh tugas mengajar le

bih dari 3 mata kuliah, dan sebahagian kecil mendapat tugas

1 atau 2 mata kuliah.

2. Bobot SKS beban tugas

Sebahagian besar pengajar melakukan tugas mengajar ku

rang dari jumlah SKS yang telah ditetapkan. Hal ini menun jukkan adanya gejala penetapan jumlah SKS oleh fakultas dan jurusan kurang dari jumlah SKS yang ditetapkan Institute.

(41)

132

3. Pelaksanaan tatap muka

Sebahagian besar pengajar telah melaksanakan tatap mu

ka sesuai jadwal atau ketentuan. Pelaksanaan program akade

mik terstruktur dan mandiri, khusus MKDU telah terlaksana

sesuai ketentuan. Untuk mata kuliah lainnya belum diketahui

karena tidak dilakukan pembandingan mengingat heterogenitas

disiplin ilmu, dosen serta metoda mengajar.

Ketiga : Kebijaksanaan lembaga dalam penetapan tugas menga jar dan penyusunan program akademik.

1. Peraturan tentang beban studi menunjukkan :

1.1. Beban studi yang melebihi ketentuan jumlah patokan

jam kerja perminggu.

1.2. Beban studi yang sesuai dengan jumlah patokan jam

kerja perminggu.

1.3. Beban

studi dimana jumlah jam studi kurang dari

jumlah patokan jam kerja perminggu.

2• Penyusunan program akademik

Terdapat dua cara penyusunan :

1.1. Disusun bersama antara pimpinan dan pengajar.

1.2. Disusun oleh pimpinan sendiri tanpa bekerja sama de_

ngan pengajar.

3• Penetapan tugas mengajar

Dasar penetapan tugas pengajar :

2.1. Pangkat/golongan

2.2. Keahlian

2.3. Kesediaan

Penetapan berdasar pangkat/golongan merupakan jumlah ter

kecil.

(42)

B. RraOmttlDARI

Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasiswa

1. Masalah nilai indeks prestasi

Sebagai patokan pencapaian prestasi studi, nilai indeks

prestasi merupakan hasil studi mahasisv/a yang perlu untuk

terus menerus dipantau terutama untuk tingkat semester akhir pada program Sarjana (S,). Mengingat adanya gejala semakin

menurun pencapaian prestasi belajar oleh mahasisv/a pada

tingkat-tingkat tersebut.

Penurunan nilai indeks prestasi oleh mahasiswa pada

tingkat-tingkat tersebut membawa implikasi semakin kecil jum

lah lulusan jalur skripsi dan semakin bertambah jumlah lu

lusan jalur makalah dan lulusan tanpa karya tulis.

Untuk mengatasi penurunan prestasi yang membawa berba gai implikasi, maka perlu adanya usaha pembinaan dan pengem bangan yang terus menerus terhadap pelaksanaan jenjang Sarja na (S.) dengan sasaran :

a. Faktor pendukung :

1. penerimaan/seleksi mahasisv/a

2. pengajar/do sen

3. sarana/prasaran

4. proses belajar mengajar

5. faktor pendukung lainnya.

b. Faktor penghambat

c. Faktor kendala.

•^erdasar hasil pantauan yang terus menerus dan

berke-lanjutan terhadap faktor-faktor tersebut, merupakan dasar

-bagi penyusunan, perencanaan dan program akad ernik mend a tang

(43)

134

2. Masalah pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah

felaksanaan mata kuliah Dasar Umum telah memenuhi ke tentuan jumlah SKS yang ditentukan. Untuk ini usaha pembina an terus menerus terhadap seluruh komponen pelaksana MKDU sehingga prestasi yang telah dicapai dapat dipertahankan. Demikian pula untuk mata kuliah Dasar Kependidikan, mata kuliah Bidang Studi Mayor yang telah memenuhi ketentuan jum lah SKS yang telah ditentukan.

Untuk mata kuliah -^roses Belajar Mengajar I dan II,dan

mata kuliah Bidang Studi Minor, yang belum memenuhi ketentu an SKS, perlu dilakjikan peninjauan yang seksama untuk mene-mukan titik kelemahan. Apakah kelemahan terjadi pada ting kat perencanaan, tingkat penjabaran program atau pelaksana an. Berdasar pada hasilnya, agar disusun kembali berbagai peraturan yang melandasi pelaksanaan, atau pengambilan tin

dakan korektif lainnya.

3. Masalah kontrak kredit semester sebagai petunjuk prestasi Identik dengan indeks prestasi, kontrak kredit pada awal perkuliahan, merupakan petunjuk tentang tingkat presta

si yang dicapai mahasiswa pada semester sebelumnya. DIdapat

kesimpulan, semakin tinggi jenjang studi, indeks prestasi

semakin menurun.

Keadaan demikian perlu mendapat perhatian karena penu runan indeks prestasi pada semester-semester akhir jenjang

Sarjana (S.) mempunyai dampak lebih jauh pada nilai judisium

(44)

135

mahasiswa perlu diberikan penjelasan yang seluas-luasnya , tentang akibat-akibat yang dapat menimpa dirinya, khusus

nya menyangkut jalur yang diperbolehkan. Semakin rendah-qualifikasi jalur yang ditempuh, semakin terbatas daya jan£ kau terhadap kesempatan memperoleh pekerjaan. Antara lain

adanya ketentuan syarat menjadi dosen, calon mesti mencapai tingkat kelulusan jalur skripsi. Para lulusan jalur makalah apalagi jalur tuntas, dengan demikian tidak dapat

memenuhi-syarat untuk menjadi pengajar atau dosen. Hal demikian ber arti kesempatan menjadi dosen bagi lulusan jalur tersebut

-sudah tertutup.

4. Masalah program mata kuliah Dasar Umum

Penyelenggaraan program akademik tatap muka mata kuli

ah dasar umum, telah sepenuhnya terlaksana sebagaimana jad wal yang telah ditetapkan. Terpenuhinya ketentuan tatap muka merupakan petunjuk bagi terlaksananya program akademik

ter-struktur dan program akademik mandiri secara penuh pula.

Kondisi mata kuliah dasar umum perlu mendapat kajian secara

khusus, mengingat pola pengaturan yang berbeda dengan kelom

pok mata kuliah lainnya. Dilain pihak mata kuliah dasar umum

merupakan satu-satunya kelompok mata kuliah yang telah dapat

melaksanakan sistem SKS secara penuh, dibandingkan dengan

kelompok mata kuliah lainnya.

Kebaikan dan kelemahan pola pengaturan penyelenggaraan

mata kuliah dasar umum dapat dijadikan bahan masukan untuk

pengaturan kelompok mata kuliah lainnya, yang belum dapat

memenuhi ketentuan.

(45)

136

Khusus untuk penyelenggaraan MKDU agar metoda yang dilakukan

dapat terus dipertahankan.

5. Masalah pemberian nilai oleh pengajar/do sen terhadap

tu-ffas-tugas mahasiswa

Dampak negatif tidak diberikannya nilai terhadap

tugas-tugas mahasiswa, diantaranya, mahasiswa akan bekerja secara

asal jadi, keadaan demikian memberi pengaruh tidak sehat pa

da minat dan hasil belajar mahasiswa. Maksud pemberian tugas untuk meningkatkan penguasaan ilmu oleh mahasiswa, dengan

begitu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya

memberi

motivasi kepada dosen agar bersedia memeriksa hasil dan mem

beri nilai nilai kepada tugas mahasisv/a, merupakan usaha

nyata bagi pembinaan minat dan semangat belajar mahasisv/a.

Kedua : Pelaksanaan tugas oleh pengajar

1. Beban tugas pengajar,

Adanya petunjuk pemberian tugas kepada dosen lebih dari

3 mata kuliah, dan sebagian kecil yang memperoleh tugas 1

atau 2 mata kuliah, hal demikian menunjukkan perlunya kebijak sanaan pemerataan tugas, sehingga tidak terjadi penumpukan -tugas pada sekelompok dosen tertentu dan sedikitnya -tugas pada kelompok dosen yang lain. Keadaan demikian akan

menciptakan-suasana psikologis yang mengganggu, disamping terlalu berat nya beban bagi dosen yang mendapat tugas mengajar lebih dari

3 mata kuliah.

(46)

137

Akibatnya dosen tidak akan mampu melaksanakan tugas mengajar secara sepenuhnya, baik dalam penguasaan subject matter atau penyajiannya. Demikian pula terhadap pelaksanaan tugas aka demik lainnya, yakni program akademik terstruktur dan mandi ri. Untuk itu diperlukan langkah-langkah penetapan kebijak-sanaan pemerataan tugas.

2. Bobot SKS beban tugas

Tidak terlaksananya sebagian besar tugas mengajar, yak ni tidak mencapai jumlah SKS yang ditetapkan, hal ini ke

mungkinan disebabkan oleh dua hal :

pertama : karena lembaga (fakultas, jurusan) menetapkan jum

lah SKS kurang dari semestinya.

kedua :.karena dosen tidak memenuhi ketentuan tugas seba-"

gaimana mestinya.

Oleh karena itu, hendaknya diusahakan :

1). Agar lembaga (fakultas, jurusan, program) menetapkan jum

lah nilai bobot SKS sesuai dengan ketentuan SKS, sebagai

mana diatur dalam Keputusan Kektor IKIP .Bandung uomor :

5S81/PT.25.R/M/1982 tentang Pedoman Pengembangan

Kuriku-lum/program IKIP Bandung.

2). Agar diadakan sistem pantau terhadap pelaksanaan program

2.1 pelaksanaan oleh lembaga (fakultas,jurusan,program)

'1.2 pelaksanaan oleh dosen.

Untuk keperluan terakhir diperlukan pengaxuran sistem in

i'ormasi dengan menggunakan formulir-formulir tertentu

yang memuat data tentang jumlag SKS yang seharusnya dan

SKS yang senyatanya dilaksanakan.

(47)

138

3. Pelaksanaan tatap muka

Sebahagian besar dari

pengajar telah melaksanakan pro

gram akademik tatap muka sesuai ketentuan terjadwal. Hal de,

mikian menunjukkan bahwa satu pertiga bahagian jam SKS telah

dipenuhi sebagaimana mestinya, dan tentunya juga proses be

lajar mengajar telah berlangsung, lepas dari penilaian apa

kah penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuau. Namun

demikian, bilamana dihubungkan dengan indeks prestasi,

dan

kontrak kredit yang diperbolehkan bagi mahasiswa pada bebe

rapa semester yang diteliti,

terdapat kecenderungan

bahv/a

pelaksanaan dari proses belajar mengajar telah berjalan se

suai ketentuan.

Kondisi ini hendaknya setidak-tidaknya tetap

diperta-hankan, dan maksimal untuk dapat lebih ditingkatkan. Mengi

ngat pula, bahwa jumlah SKS untuk kelompok mata kuliah sela

in MKDU, menunjukkan jumlah SKS dibawah minimum.

Ketiga: Kebijaksanaan Lembaga dalam menetapkan program akade

mik dan pemberian tugas. 1 . Peraturan ten tana; beban studi

•.engatur tentang jumlah SKS yang dapat atau harus diam

bil oleh seorang maha si swa.

Jumlah beban studi tersebut terdapat tlga kategori. Dari ke

tiga kategori tersebut maka beban studi yang sesuai dengan

patokan jumlah jam kerja perminggu yang dapat dll: ksanakan

aecara v/ajar oleh mahasis-./a,.

Jumlah beban studi yang m 1chilli patokan jumlah j m kerja

h.aiya dapat diiaicsanakan oleh mahasisv/a yang memiliki kemam

puan den semangat bo"1 a jar yeng tinggi, disamping teraed ;i anya

(48)

i3y

fasilitas belajar, kurikulum, dosen, ruangan2, porpuatakaan,

buku2 serta sarana belajar lainnya. Kesemuanya itu untuk da

pat memungkinkan melakukan sistem belajar sesuai dengan sis

tem satuan kredit semester.

Dengan perkataan lain, ketentuan beban studi maksimal akan

dapat dilaksanakan bilamana tersedia secara penuh faktor-fak

tor

pendukung proses belajar mengajar.

Faktor-fak tor pendukung diluar mahasisv/a, tidaklah berarti

banyak. Disampingnya, maka mahasisv/a sendiri -arupekan penen

tu keberhasilan studi.

Minat dan semangat belajar merupakan faktor utama dalam

ke.-berhasilan studi. Maka hendaknya suasana dan lingkungan bela

jar harus mampu mendorong dan memotivasi minat dan semangat

belajar mahasiswa. Suasana belajar demikian sepenuhnya meru

pakan tugas dari Lembaga.

Kurang tersedianya faktor pendukung tersebut, tidaklah mung

kin mahasisv/a mampu memenuhi persaratan beban studi maksinal

2 . Menetapkan program akademik

Didalam menetapkan program akademik, ternyata

masih

didapat Pimpinan lembaga yang menetapkan sendiri program

akademik.

Mengingat bahwa proses belajar mengajar sangat ditentu

kan oleh dosen/pengajar, maka hendaknya diciptakan

suasana-yang memungkinkan terbinanya kerjasama antara komponen suasana-yang

mendukung proses tersebut.

(49)

14C

Agar dihindarkan terjadinya kesenjangan antara berbagai

komponen, kesenjangan antara dosen dengan program, dan an tara pimpinan dengan dosen, yang kesemuanya akan berakibat buruk kepada pelaksanaan program.

Oleh karenanya, penyusunan program akademik hendaknya disusun bersama di antara berbagai pihak yang tterlibat,

khususnya para dosen/pengajar, hendaknya dapat ditampung

-keinginan serta harapannya selaku pelaku utama pelaksana

(50)
(51)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A Committee of College and University Examiners, Taxanomy-of Educational Objectives. David Mc Kay,Inc.,New York,

1975.

Awad E.M., Systems Analysis and Design, Richard D.

Irwin,

Ind., Ontario, 1979.

Benjamin S. Bloom (Et.al), Handbook on Formative and Summa

tive Evaluation of Student ^earning, Mc draw-Hill Book Company, 1971.

Blanchard B.E., A rew system of education, ETC Publication,

Illinois, 1375":

Bingham J. Davis G.W.P., A Handbook of System Analysis, Mac

Millan Press Ltd., London, 1972.

Bonita J. Campbell, Understanding Information System, Pren

tice Hall of India, Privated Limited, New Delhi,110001,

1979.

Burch, Strafer, Information Systems. John Willey & Sons,Inc

1974.

Churchman, C. Wast, The Systems Approach, New York,

Dell,

1974.

Cliland D., King W.R., Systems Analysis and Project Manage

ment, Mc Graw Hill

Dick, Walter (Et.al), The Systematic Design of Instruction,

Foreman and Coy. Cleaview, Illinois, 1978.

Donnell, Koontz, 0., (Et.al), Management, Mc Graw-Hill, In

ternational Book Company, 1980.

Fitz Gerald J., Fitz Gerald A.F., Stallings W.D.,Jr., Fun

damentals of systems Analysis, John Willey & Sons, ^ew

York, 1981.

Harold L. Dahnke (Et.^al), Higher Education Facilities Plan

ning and Management. Manuals, Western Institute Commi-sion for Higher Education, 1980.

Heckert, J. Brooks (Et.al), ControIIership. Donald Press Coy

New York, 1963.

Johnson, Kast, Rosenzweig, The Theory and Management of Sys terns, Mc Graw-Hill Book Kogakusha, Tokyo, 1973.

Kline D., Reseach Method for Educational Planning, UNESCO,

1980.

Kast F.E. Rosenzweig, Organizations and Management, Mc ^raw

Hill Book, Tokyo, 1979.

Mc Nanama, J., Systems Analysis for Effective School Admi nistration. Parker Publishing Coy, Inc. , New Jersey,""-T975":

M-orphet E., Reller, John R., Educational Crganj_gatin and Ma

nagement, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 1982

141

(52)

142

Ostrander R.H., Dethy R.C., A Values Approach to Education al Administration. American Book Company, New York,

Rilley M.J., Management Informations System. Kansas State Uni ver sity, 1981.

Robbins S.P., The Administrative Process, Prentice-Hall of India, New Delhi, 1979.

S. Nasution, Didaktik Asaa-aeaa Mengajar, Jemmars,Bandung,

1982.

Shrode W.A., Vorch D., Organization and Management,

Basic-Systems Concepts, 1974

Sikuia Pribadi, In Search of Formulation of The General Aim

of Education, The Ohio State University, 1960.

Smith A.W., Management Systems, Analysis and

Application,-Holt Saunders International Edditions, Japan, 1982

Stonner, J.A., Management, Prentice-Hall, Inc., London,1982

Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan. FIP-IKIP

Bandung,-1982.

UNESCO, Reading in Economic of Education, 1982.

Sumber-sumber lain :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Surat ^eputusan

-No. 0124/U/1979, tanggal 8 Juni 1979 tentang

Pedoman

Penyelenggaraan ^roses Pendidikan Tinggi atas dasar

-System Kredit, 1980^

Keputusan No. 0140/U/1975 tentang Kebijakan Dasar Pe

ngembangan -^endidikan Tinggi.

Keputusan No. 0212/U/1982 tentang -^edoman Penyuluhan

Kurikulum Pendidikan Tinggi.

Keputusan No. 0211/U/1982 tentang Program

Pendidikan-Tinggi dalam Lingkungan Departemen Pendidikan dan

Ive-budayaan.

Direktur Jenderal ^endidikan Tinggi, Keputusan No. 48/DJ/

Kep/1983.

Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang

(KPPTJP), 1976.

Rektor IKIP Bandung, Keputusan No. 5881/PT.25.R/M/1982.

(53)

Gambar

TABEL : I. Keadaan Nilai IP untuk
TABEL VIII : Distribusi Beban Tugas

Referensi

Dokumen terkait