STUDI
TENTANG
PELAKSANAAN
SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)
JENJANG
PROGRAM
SARJANA
PADA
IKIP
BANDUNG
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
H. Tb. Hasanuddin Nomor Pokok : 171/D3/VII
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DI SAHKAN TIM PEMBIMBING
(Prof. Dr. A. S
Pembimbing II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JULI 1986
DAFTAR ISI
halaman
PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING
ij-KATA PENGANTAR
iiA
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN/MODEL
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1
B. Rumusan Masalah Penelitian
5
C. Tujuan Penelitian
1°
D. Pentingnya Penelitian
..•
11
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Konsep-Konsep Dasar
12
B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
67
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Tujuan Khusus
•
^8
B. Populasi Penelitian
&9
C. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan
-Data • • 74
D. Pedoman Pengolahan Data
75
E. Definisi Operasional, Penetapan Kritoria
dan A sum si <• ^'}
BAB IY HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
A. Pengolahan Data
^
B. Hasil renelitian ^'5
C. Diskusi Hasil Penelitian 114
VI i.
viii
halaman
BAB V KESIMPULAN DAN REKOHKNDASI
A. Kesimpulan
130
B. Rekomendasi . 132
DAFTAR KEPUSTAKAAN U°
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
A. Ringkasan
142
B. Data yang Diperlukan
147
C. Guriculum Vitae 159
DAFTAR GAMBAR/BAGAK/MODEL
halaman
- Ukuran SKS dalam Proses Penyelenggaraan ^
- Hubungan kegia tan mahasiswa dan lembaga/pengajar
dengan Ukuran SKS
9
- Model tentang Sistem Pendidikan
32
- Komponen Proses kaitannya dengan Komponen Input dan
Output
33
- Sistem Perguruan Tinggi yang Bersifat Terbuka ...
35
- Model tenta-g Broses Pengukuran
51
- Model tentang Komponen Kurikulum
:?8
- Arti Sistem SKS *>1
- Model SKS ^5
- Daftar Nilai Kredit S:emester do
- Beban Studi Atas Dasar Rata-rata './aktu-waktu Kerja. b7
- Huoungan antara Konsep/Teori dengan ^ermasalahan
-Fenelitian 68
- Jenjang Pendidikan Kelompok Profesi Non
^ependidik-an d^ependidik-an Kependidik^ependidik-an d^ependidik-an Program Akta Mengajar
72
- Daftar Beban Studi Khusus Untuk Program Sarjana ... 73
- Pedoman Pengolahan Data 7b
MODEL TABULASI :
A. Untuk Mahasi sv/a :
1. Nilai IP untuk tiap Semester 77
II. Jumlah SKS masing-masing Mata Kuliah 78
III. Kontrak Kredit Mahasiswa tiap Semester 79 IV. V/aktu untuk Tatap Muka, Jumlah Tatap Muka Dilak
sanakan, Tugas yang Diberikan dan Hasil
LTjian
Mata Kuliah Yang Bersangkutan 80
X
halaman
V. Distribusi Perincian Tugas
80
B. Untuk Pengajar :
I. Distribusi Frekuensi Tugas Mengajar
81
II. Distribusi Jumlah SKS Perkelompok Mata Kuliah.
81
III. Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal Perku
liahan, Penetapan Tugas Mengajar dan Penyeleng
garaan Tatap Muka
82
- Definisi Operasional, Penetapan Kriteria dan
Asum-si 83
[image:6.597.70.496.38.743.2]- Definisi Operasional Indikator dan Criteria
84
TABEL : I. Keadaan Nilai IP untuk Tiap Semester .... 8b
IP untuk Program Sarjana
86
Kurva IP antara IP 2 - kurang dari 3 dan IP 3 sampai
dengan kurang dari 4
8S
TABEL : II. Jumlah SKS masing-masing Kelompok Mata
Kuliah 89
Pola Beban SKS pada .^Urogram Sarjana
91
Pola Ketaatan akan Ketentuan Beban Studi Kelompok
Mata Kuliah 91
Pola Kontrak Kredit Berdasarkan Indeks Prestasi .... 92 TABEL III ; Kontrak Kredit mahasiswa pada Tiap Se
mester 93
TABEL IV : Indeks Prestasi per Semester 94
Kurva Indeks Prestasi antara 2,5 - lebih dari
atau-sama dengan 3 dan kurang dari 2
95
TABEL V : Program SKS (Tatap Muka, Akademik . Per
struktur dan Akademik Mandirij 97
TABEL VI ; Prosentase Program SKS'"
.
*98
xi
halaman
[image:7.597.75.486.72.573.2]TABEL VII : Panilaian Tu as oleh Mengajar
100
TABEL VIII : Distribusi Beban Tugas
101
TABEL IX
: Distribusi jumlah Seluruh SKS Per Ke
lompok Mata Kuliah Menurut Staf
Penga-jar
1°2
TABEL X
: Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal
Penetapan Tugas ^engajar, Penyelengga
raan Tatap Muka
1°3
TABEL XI
: Distribusi Frekuensi Penetapan
Tugas
Mengajar
1°4
Kurva Hasil Penelitian Indeks Prestasi
114-- Kontrak Kredit Per Semester
11?
- Pelaksanaan Kelompok MKDU
119
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. PERMASALAHAN
1. Latar belakang permasalahan
Tanggal 8 Juni 1979 Menteri ^endidikan dan
Kebudayaan-RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang
Jen-jang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da
lam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat
Keputusan tersebut pada dasarnya berisi ketentuan
mengenai
usaha mengatur kembali cara penyelenggaraan pendidikan ting
gi, meliputi pengaturan jenjang program dan teknis penyeleng
garaannya.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain
diatur
mengenai beban studi, lama studi, baik untuk kelompok profe
si Non Kependidikan dan Kependidikan yang masing-masing
ter-diri dari Jalur Gelar dan Non Gelar. Untuk pendidikan kelom
pok profesi Non Kependidikan Jalur Gelar terdiri dari
empat
jenjang, yaitu :
a. Doktor
b. Pasca Sarjana c. Sarjana
d. Sarjana Muda.
Sedang untuk Jalur Non Gelar ditetapkan sebanyak lima jen
jang, yaitu :
a. Spesialisasi II d. Diploma II
b. Spesialisasi I e. Diploma I
Untuk profesi Kependidikan mempunyai jalur gelar
terdiri
atas jenjang :
a. Doktor
b. Pasca Sarjana
c. Sarjana
Sedang untuk jalur Non gelar terdiri dari tiga jenjang,ya
itu :
a. Diploma III
b. Diploma II
c. Diploma I
Untuk masing-masing kelompok profesi dan jenjang telah pula
ditetapkan beban studi dan lama studi.
Sesuai dengan lingkup penelitian, disini disampaikan beban
studi, lama studi dan kode program untuk profesi kependidi
kan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidik
an dan Kebudayaan No. 0124/U/1979 tentang jenjang
Program
Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar di dalam ling
kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 8 Juni
1979 Pasal 5 ayat (2) sebagai berikut :
a. Jalur (Program) Gelar :
1. Doktor mempunyai beban studi, lama studi, dan kode
program sama dengan yang disebut pada ayat (1) huruf
a angka 1 di atas.
2. Pasca Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
huruf a, angka (2) di atas.
3. Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan kode
program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
hu-ruf a, angka (3) di atas.
Adapun yang dimaksud adalah :
Program Doktor mempunyai beban studi minimal 228 SKS,
-maksimal 233 SKS, lama studi 8 tahun sampai dengan 11
tahun,
kode program S, (Strata 3).
Program Pasca Sarjana mempunyai beban studi minimal 180
SKS maksimal 194 SKS dengan lama studi 6 tahun dengan
kode
program Sp (Strata 2).
Program Sarjana mempunyai beban studi minimal
144 SKS
maksimal 160 SKS dengan lama studi 4 sampai dengan
7
tahun
dengan kode program S-j (Strata 1).
Jenjang program Sarjana menjadi pilihan dalam penelitian
ini, disebabkan usia programnya lebih lama dibandingkan
de
ngan program lairmya, disamping kegiatan
penyelenggaraannya-yang telah berjalan secara berkesinambungari dengan
jumlah
mahasiswa yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
jum
lah mahasiswa pada program lainnya, yakni program Diploma,
-Sp, dan S<z.
Dengan adanya ketentuan tentang beban studi, setiap ma
ta kuliah telah memiliki ukuran atau bobot nilai sebesar SKS
tertentu, SKS merupakan alat ukur bagi penyelenggaraan
pro
gram. Apakah penyelenggaraan jenjang program Sarjana (S^)
telah berjalan sebagaimana mestinya ? Terhadap pertanyaan ini
perlu dicari jawabannya.
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, SK Menteri
-Pendidikan dan Kebudayaan No. 0124/U/1979, Jenjang Program
Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar dalam
Lingkungan
Departemen -^endidikan dan Kebudayaan, hal. 4.
4
Sejak tahun 1980 melalui Surat Keputusan Rektor IKIP
Bandung No. 4098.A/PT.25.R/Q/80 tentang
Pedoman Akademik
IKIP Bandung tanggal 24 Nopember 1980 dan Surat Keputusan
Rektor IKIP Bandung No. 5881/PT.25.R/Q/M/1982 tentang Pedo
man Pengembangan Kurikulum/Program IKIP Bandung tanggal 14
Desember 1982 telah memberlakukan Pedoman Akademik
IKIP
Bandung dan Pedoman Pengembangan Kurikulum/Program IKIP Ban
dung, berdasar pada Sistem Satuan Kredit Semester (SKS).
Dengan ketentuan tersebut, produktifitas kerja,
baik
keseluruhan program ataupun kegiatan setiap
staf pengajar
telah ditetapkan banyaknya jumlah jam volume kerjanya,
de-mikian pula beban studi untuk setiap mahasiswa. Tentang be
ban studi mahasiswa telah ditetapkan melalui Surat Keputus
an Rektor IKIP Bandung sebagaimana tersebut di atas
berbu-nyi :
"Besarnya beban studi mahasiswa dinyatakan dalam nilai kre
dit semester suatu mata kuliah.
1. Bobot kredit semester untuk perkuliahan, nilai satu kre
dit semester ditentukan berdasarkan beban kegiatan yangmeliputi 3 macam kegiatan per minggu sebagai berikut ;
a. Untuk mahasiswa :
(1) Selama 50 menit acara tatap muka terjadwal
de
ngan tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk
ku
liah.
(2) Selama 60 menit acara kegiatan akademik berstruk
tur yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal te
tapi t±&ak direncanakan oleh tenaga pengajar, mi
salnya dalam bentuk membuat pekerjaan rumah atau
menyelesaikan soal-soal.
(3) Selama 60 menit acara kegiatan akademik
mandiri
yaitu kegiatan untuk mendalami, mempersiapkan
-atau tujuan lain suatu tugas akademik,
misalnya-da.lam bentuk rnembaca buku ref erensi" .2
2IKIP Bandung, Podoman Akademik IKIP Bandung, Institut
Ke^uruan dan Ilmu Pendidikan, 1900, hal. 10Memperhatikan beban studi seperti terurai di atas, maka
sistem SKS rtienuntut mahasiswa untuk bebar-benar
memperguna-kan waktu yang tersedia dalam melaksanamemperguna-kan kegiatan yang te
lah ditetapkan. Bersamaan dengan itu, bimbingan dan pengarah
an para pengajar dituntut pula untuk melaksanakan kegiatan
-akademik berstruktut dan mandiri, salah satu tugas program
mandiri adalah membaca buku, sehingga yang terakhir ini
me-nuntut pula •tersedianya buku referensi sesuai dengan
kebu-tuhan. Apakah perpustakaan IKIP Bandung telah menyediakan bu
ku teronbut ?
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Penerapan sistem SKS menyangkut ukuran yang dipergunakan
terhadap berbagai kegiatan studi mahasiswa, hasil yang
dica-pai, usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu program
dan besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan oleh
-lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan dan tenaga penga
jar.
Besarnya heban studi mahasiswa dinyatakan dalam
nilai
kredit semester suatu mata kuliah, sehingga untuk mengikuti-suatu mata kuliah mahasiswa dibebani dengan sejumlah kredit semester tertentu dalam semester yang bersangkutan. Dengan demikian hasil yang dicapai oleh mahasiswa akan dapat pula
dihitung sebesar nilai satuan kredit semester yang telah
di-tempuhnya. Dengan ditetapkannya ukuran beban studi, dan
ke-berhasilannya dengan nilai SKS, maka besarnya usaha yang di
perlukan untuk menyelesaikan suatu program akan terlihat da
Selain dari itu SKS dipergunakan pula sebagai ukuran
mengenai besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan
oleh
lembaga perguruan tinggi dan tenaga pengajar. Dengan SKS
diukur kegiatan dua pihak :
1. Kegiatan studi mahasiswa
2. Kegiatan penyelenggaraan oleh lerabaga dan pengajar.
Mengingat kegiatan penyelenggaraan pendidikan,
baik
oleh lembaga maupun sebagian kegiatan pengajar telah diatur
cara-cara pelaksanaannya, berikut mahasiswa (teknis dan me
toda serta prosedur) kerja kegiatan operasionalnya,
maka
secara umum penyelenggaraan pendidikan berdasar SKS telah
diusahakan, agar dapat dikelola sebagaimana mestinya.
Na-mun begitu kegiatan pihak mahasiswa sebagai unsur lain da
ri sistem pendidikan ini, demikian pula sebagian kegiatan
mahasiswa tersebut, tampaknya masih belum dapat
dikendali-kan dan dikelola sepenuhnya agar sesuai dengan
ketentuan
yang telah ditetapkan terhadap kegiatan studi mahasiswa.
Penelitian ini diarahkan dengan melihat aspek
kesesu-aian antara ketentuan normatif dengan pelaksanaannya oleh
mahasiswa. Khususnya terhadap kegiatan perkuliahan
dalam
kegiatan perkuliahan ini, nilai kredit semester ditentukan
sebagai kredit.
Satuan Kredit Semester merupakan beban studi
untuk
mengikuti keseluruhan 3 (tiga) acara per minggu, yaitu :
1. Cara tatap rauka terjadwal dengan tenaga pengajar selama
2. Kegiatan akademik berstruktur, yaitu kegiatan studi
ti-dak terjadwal tapi direncanakan oleh tenaga pengajar da
lam bentuk membuat tugas-tugas pekerjaan rumah atau mem
bahas menyelesaikan soal-soal, v/aktunya 60 menit.
3. 60 menit acara kegiatan akademik mandiri yaitu kegiatan
yang harus dilakukan sendiri untuk mendalami,
mempersi-apkan atau tujuan lain suatu tugas akademis,
misalnya
dalam bentuk membaca buku sumber.
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat berbagai
ukuran atau norma beban studi untuk kelompok mata kuliah
baik dalam satu semester ataupun dalam suatu jenjang pro
gram, demikian pula kegiatan studi mahasiswa yang kesemua
permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1. Sejauh mana kesesuaian antara ketentuan normatif beban
studi untuk kelompok mata kuliah :
- MKDU — 'Mata Kuliah Basar Umum
- MKDK - Mata-Kuliah Dasar Kependidikan
- MKPBM-PPL- Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar dan Program Pengenalan Lapangan
- MKYOR - Mata Kuliah Mayor
- MKNOR - Mata Kuliah Minor.
2. Bagaimana kegiatan akademik telah dilaksanakan,
apakah-waktu frekuensi jenis kegiatan, telah memenuhi keten
tuan ?
3-. Bagaimana kegiatan tatap muka dilakukan, a-palcah terdapat kesesuaian antara ketetapan normatif dalam hal waktu frekuensi, jenis kegiatan, didalam pelaksanaannya.
8
4. Sejauh mana pelaksanaan kegiatan akademik mandiri telah
dilaksanakan oleh mahasiswa, bagaimana tanggapan mereka,
kesulitan yang dihadapi dan cara menanggulangi
permasa-lahan tersebut, demikian pula kesediaan buku referensi.
Permasalahan penelitian ini diangkat dari
kegiatan
pelaksanaan sistem SKS, yang dapat digambarkan dengan pola
sebagai berikut :
Pola I : UKURAN SKS DALAM PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INPUT
7>
MAHASISWA
- Besarnya beban studi mahasiswa!
- Besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pro
gram.
i
SKST
Besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendi dikan oleh perguruan tinggi dan tenaga pengajar
LEMBAGA DAN PENGAJAR
-> OUT PUT
Pola II : HUBUNGAN KEGIATAN MAHASISWA DAN LEMBAGA/PENGAJAR
DALAM PERKULIAHAN DENGAN UKURAN SKS (SATUAN KR
DIT SEMESTER)
LEMBAGA/PENGAJAR
50 menit Tatap muka
T
60 menit
Rencana
evaluasi / \
60 menit
Pengembangan
materi kuliah
<•
SATUAN KREDIT SEMESTER
—>
ft—
MAHASISWA
50 menit Tatap muka
60 menit
Kegiatan
akademik struktur
\ y
60 menit Eegiatan aka nik mandiri
10
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Studi terhadap penyelenggaraan sistem SKS pada jen
jang program Sarjana oleh mahasiswa, akan dapat me
ngetahui sampai sejauh mana pelaksanaan jenjang pro
gram
S,
oleh mahasiswa, apakah terdapat
penyimpang-an, bagaimana hal demikian terjadi,
macam
penyim-pangan, untuk kemudian dicarikan cara untuk
menga-tasi kelemahan yang terjadi tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan beban studi,
apakah jumlah SKS yang menjadi beban studi maha
siswa baik dalam suatu semester atau keseluruhan
semester yang sudah dan sedang dijalani
telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
program tatap muka yang merupakan salah
satu
beban studi mahasiswa.
c. Untuk mengetahui sejauh mana program studi
ber-struktur direncanakan telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan
program mandiri oleh mahasiswa.
e. Untuk mendapatkan informasi apakah beban studi
da.pat dilaksanakan oleh mahasiswa dilihat dari
f. Untuk mendapatkan informasi, apakah lembaga
dan Dosen dapat melaksanakan tugas beban SKS
yang telah ditetapkan.
11
D. PENTINGNYA PENELITIAN
Sistem Satuan Kredit Semester, merupakan sistem
peng-ukur penyelenggaraan pendidikan. Sistem pengpeng-ukuran
suatu
sistem alat ukur terhadap- suatu penyelenggaraan
kegiatan-tertentu.
Keberhasilan segala kegiatan yang dilakukan IKIP Ban
dung akan tergantung kepada kelancaran penyelenggaraan sis
tern satuan kredit semester tersebut. Untuk dapat mengeta
hui sejauh mana sistem telah diterapkan secara tepat,
di
perlukan usaha kajian yang bersifat evaluatif.
Hasilnya
diharapkan akan memberikan umpan balik bagi langkah penyem
pumaan selanjutnya.
Selain daripada itu, dari
penelitian ini dapat
digu-nakan untuk mengetahui, apakah teori-teori sistem dan
teo-ri pengukuran dapat dimanfaatkan, khususnya dalam penerap
an proses penyelenggaraan kegiatan.
Manfaat penelitian dilihat pula dari kaitannya dengan
pandangan penulis terhadap masalah yang diteliti.
1. Sistem Satuan Kredit Semester, merupakan sistem penye
lenggaraan pendidikan tinggi yang terpilih saat
ini
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan program pendi
dikan tinggi.
12
2. IKIP Bandung adalah Lembaga Pendidikan tempat penulis
bekerja, sehingga diharapkan dari hasil penelitian dapat
diperoleh hal-hal yang bermanfaat untuk usaha
pembinaan-dan pengembangan program selanjutnya.
3. IKIP Bandung telah menjalankan sistem SKS sejak tahun
1980, berdasar pada Surat Keputusan Rektor IKIP Bandung
No. 4098/A/PT.25.R/Q/1980, tanggal 24 Nopember 1980.
4. Masalah yang diteliti merupakan lingkup permasalahan bi
dang administrasi salah satu bidang jenjang program
S2
FPS IKIP Bandung.
5. Penelitian ini akan dapat dilakukan karena didukung oleh
A. TUJUAN KHUSUS"
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Secara khusus penelitian ini bertujuan melakukan eva luasi mengenai penerapan sistem satuan kredit semester pada
IKIP Bandung, meliputi (1) Kebijaksanaan penetapan
tugas
oleh lembaga, (2) Penyelenggaraan tugas oleh pengajar,
(3)
Pelaksanaan studi oleh mahasiswa.
(1} Kebi'jaksanaan penetapan tugas oleh lembaga
a. Penetapan tugas
b. Petunjuk pelaksanaan tugas.
(2) Penyelenggaraan tugas oleh pengajar
a. Lingkup pengajaran
b. Faktor penghambat dalam tugas
c. Pelaksanaan kurikulum
1. Pelaksanaan beban tigas
2. Jadwal pelaksanaan
3. Tugas-tugas
4. Evaluasi.
(3) Pelaksanaan studi oleh mahasiswa terdiri dari :
a. Rata-rata indek prestasi dari tiap semester
b. Jumlah SKS dari masing-masing golongan mata kuliah
c. Kontrak kredit mahasiswa pada tiap semester
d. Evaluasi terhadap pelaksanaan : MKDU; MKDK; MKPBM I;
MKPBM II; MK Mayor; MK Minor mengenai :
1. Pelaksanaan tatap muka
06
3. Jumlah dan macam tugas yang diberikan pengajar
4. Hasil ujian mahasiswa.
Penelitian ini dilakukan terhadap pelaksanaan sistem
satuan kredit semester Program Sarjana (S^ pada semester
genap tahun 1985. Periode penelitian ditetapkan pada satusemester, didasarkan pada pertimbangan, bahwa penyelengga
raan sistem satuan kredit semester dari sesuatu semester
akan mewakili kondisi penerapan sistem dengan saat terse
but.
B. POPULASI PENELITIAN
Populasi penelitian meliputi berbagai karakter menyang
kut penerapan sistem SKS pada IKIP Bandung dengan
mengena-kan penelitian kepada mahasiswa dan pengajar secara sam
pling, yaitu mengambil dari tiap-tiap sub populasi
dengan
tidak memperhitungkan besar kecilnya sub populasi.
Cara
sampling ini dimungkinkan karena kedua syarat sampling
di-penuhi, yaitu : ukuran populasi terhingga dan anggota po
pulasi homogen.
Penelitian ini dibatasi pada -Program Sarjana (S1). De
ngan demikian hasil studi ini bersifat studi kasus dan ti
dak dimaksudkan mengadakan generalisasi mengenai penerapan sistem SKS di seluruh perguruan tinggi atau seluruh IKIP
di Indonesia, tetapi terbatas pada lingkungan kasus peneli
tian.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai penerapan sistem SKS pada IKIP Bandung, berikut ini disampaikan secara sing
67
Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 0124/U/1979 tanggal 8 Juni 1979 ten
tang jenjang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Me
ngajar dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudaya
an ditetapkan berlakunya sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Sejak saat itu pendidikan tinggi di Indonesia bertugas mem
persiapkan ketenagaan yang pendidikannya dibedakan atas 2
(dua) jenis kelompok profesi Non-Kependidikan dan kelompok
profesi Kependidikan dengan masing-masingnya mempunyai dua
program - Gelar dan Non Gelar. Setiap program mempunyai
jenjang-jenjang tersendiri.
Selain itu ditetapkan pula adanya persyaratan Akta Mengajar
dengan jenjang - urutannya.
Untuk masing-masing program dan jenjang ditetapkan pula
beban studi, lama studi dan kode program. Untuk ringkasnya
disampaikan daftar sebagai berikut :
JENJANG PENDIDIKAN KELOMPOK PROFESI NON KEPENDIDIKAN DAN KEPENDIDIKAN
DAN PROGRAM AKTA MENGAJAR
68
P r o g r a m Profesi Non Kependidikan Profesi Kependidikan
Jenjang/
Jalur Program Beban studi(SKS)
Kode Program S(Strata) Lama studi tahun Jenjang. Beban studi (SKS) Kode Program S(Strata) Lama studi tahunI. Gelar a. Doktor 228-233
S3
8-11 a. Doktor 228-233S3
8-11b. Pasca Sarjana 180-194
S2
6-9 b. Pasca Sarjana 180-194S2
6-9c. Sarjana 144-160
s1
4-7 c. Sarjana 144-160S1
4-7II. Non Gelar a. Spesialis II 228-233
=S3
8-11 a.-b. Spesialis I 180-194
=S2
6-9 b.-c. Diploma III 110-120
=S03
3-5 c. Diploma III 110-120S03
3-5d. Diploma II 80-90
=S02
1-2 d. Diploma II 80-90S02
1-2e. Diploma I
40-50 | =SQ1
1-2 e. Diploma I 40-50S01
1-2III. Akta Mengajar -a. Akta V 20+160 Non Kependidikan
180-190 (Pasca Sarjana)
b. Akta IV 20+120 Non Kependidikan144-160 (Sarjana)
c. Akta III 20+90 Non Kependidikan
110-120 (Diploma III)
d. Akta II 20+60
80-90
(Diploma II)
69
Berdasar kepada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebu
dayaan Republik Indonesia tersebut, Rektor IKIP Bandung me
ngeluarkan Keputusan, No. 4098.A/PT25.R/Q/80 tanggal 24
No-pember 1980, tentang Pedoman Akademik IKIP Bandung.
Pedoman tersebut kemudian ditambah dan diperbaiki oleh Pedo
man Pengembangan Kurikulum Program IKIP Bandung, melalui
Surat Keputusan Rektor IKIP Bandung tanggal 14 Desember 1982
No. 5881/PT.25/R/M/1982-tentang : Pedoman Pengembangan Kuri
kulum/Program IKIP Bandung.
Berdasarkan kepada Surat Keputusan tersebut, dibawah ini di.
sampaikan Daftar Befcan studi khusus untuk Program Sarjana
No. Mata Kuliah Banyak SKS Jumlah SKS
1. MKDU 12 - 16
2. MKDK 10 - 14
3. MK Bidang Studi
( MKBS )
1. MKYOR 58 - 63
2. MKNOR 23 - 28
81 - 86
4. MKPBM I
1. MKYOR 26 - 31
2. MKNOR 3-8 29 - 34
5. MKPBM II 4
Sejauh mana penerapan ketetapan tentang beban studi
pada program Sarjana (i
3i) akan dapat
diketahui dar:l hasilC METOD'A PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metoda Penelitian
Metoda penelitian yang dilakukan akan digunakan untuk
berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang se
dang dihadapi pada saat sekarang. Dilaksanakan dengan
menempuh langkah pengumpulan, klasifikasi, dan ahalisis/
pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan. Tujuan
utama membuat gambaran tentang penerapan sistem SKS se
cara obyektif dalam suatu deskripsi situasi. Metoda
penelitian yang diperguanakan adalah metoda
penelitian-deskriptif. Jenis survey, yaitu cara pengumpulan
data
dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka
waktu) yang bersamaan.
2. Teknik pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner pili
han langsung. Yaitu dengan cara menyampaikan kuesioner
langsung kepada responden untuk dijawab: dengan cara
me-milih jawaban yang tersedia. Cara ini dipilih berdasar
anggapan-anggapan :
1. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang
-dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyeli^
dik adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanva
an yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
71
3. Pelaksanaan pengumpulan data
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian
ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada IKIP Ban
dung. Kegiatan pengumpulan data ini dilaksanakan
pada
bulan Mei 1985 sampai bulan Agustus 1985, setelah menda
patkan persetujuan dari Rektor IKIP Bandung dengan
su-ratnya tanggal 9 Mei 1985 ditujukan kepada Dekan/ Ketua
Program di lingkungan IKIP Bandung. Surat tersebut
di-tandatangani oleh Pembantu Rektor I dalam hal ini Bapak
Drs. H. Abdul Qodir, M.Sc.
D. PEDOMAN ^ENSOLAHAN DA!PA
Untuk memudahkan pengolahan data diperlukan adanya pe
doman pengolahan data.
Adapun pedoman tersebut disusun sebagai berikut :
72
PEDOMAN PENGOLAHAN DATA
NO. Langkah utama
1.
2.
EDITING
Meneliti kembali jawaban/kuesioner
isian yang diteri
ma, untuk penetaj)
an langkah beri
kutnya.
KODING
Mengklasifikasi-kan jawaban-jawab an responden menu
rut macamnya.
Menghitung Freku-ensi dan Tabulasi
No
3
Rincian tugas
Jenis pekerjaan
Kelengkapan isi jawaban
Dilaksanakan pengecekan terhadap jawaban dari masing-masing. lemba
ran jawaban (kuesioner)
Keterbacaan jawaban
Memeriksa tulisan dari jawaban yang diberikan responden.
Kejelasan makna jawaban
Bilamana terdapat jawaban dalam
bentuk uraian perlu diteliti ke jelasan jawaban tersebut.
Keajegan dan kesesuaian jawaban
satu sama lain
Memeriksa jawaban responden apa kah logis dan adakah kesesuaian antara yang satu dengan yang lain Relevansi jawfrban
Memeriksa jawaban apakah terdapat
jawaban yang tidak relevan.
Keseragaman satuan data
Mencatat dan menghimpun dalam
sa-tuan-satuan ukuran yang seragam.
Memberikan kode tertentu kepada setiap kategori jawaban untuk ke
perluan penggolongan jawaban.
Menghitung besar frekuensi data
pada masing-masing kategori ja
waban dengan cara talleying(meng
ijir) dalam bentuk tabel
(angka-dan prosen).73
Untuk memudahkan pengolah data, dibuat juga model
tabulasi-untuk mengkategori kuesioner :
A. Untuk mahasiswa
I- NILAI INDEKS PRESTASI UNTUK TIAP SEMESTER
Semester
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
Jumlah
<2 antara 2-3
antara
3 «<4
>A
V Jumlah Frekuensi74
I I . JUMLAH SKS MASING-MASING- MATA KULIAH
Uraian Mata Kuliah Keterangan
MKDU MKDK MKPBM I
MKPBM II
MKB.S.
16 SKS
<16 SKS
>16 SKS
14 SKS <14 SKS >14 SKS
4 SKS
< 4 SKS >4 SKS
63 SKS
< 63 SKS >63 SKS
<
28 SKS
< 28 SKS
>28 SKS
Jumlah
15
I I I . KONTRAK KREDIT MAHASISV/A TIAP SEMESTER
Semester 18 SKS Kurang dari 18 SKS
ILebih dari
18 SKS
Jumlah Frekuensi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
l o
IV. "WAKTU UNTI]X TATAP MUKA. JUMLAH TATAP MUKA DILAKSANAKAN,
TUGAS YANG UIBERIKAN DAN HASTL UJIAN MATA ^KULIAH
YANG
•BERSANGKUTAN
Uraian
— — •
Pelaksanaan Jumlah
Tatap Muka Tatap Muka
Jumlah Macam Tugas
Hasil
Ujian
xi
x2
X3
20 <20 >20 2C <2C >20X4 X5
X6
Jumlah
Frekuensi ;
Pada Semes :
i
ter Yang Lalu
•
Keterangan : X1 =
x2
-X3 =
X4 =
X5 =
Sesuai dengan jumlah menit ditetapkan
Kurang dari jumlah menit ditetapkan
Lebih dari jumlah menit ditetapkan
Ujian semester lulus sekaligus
Mengikuti remedial Mengulang perkuliahan
V. DISTRIBUSI PERINCIAM TUGAS
Mata Kuliah Tugas dinilai Tugas tidakdinilai
P % F %
B. MODEL TABULASI BAGI KUESIONER KEPADA PENGAJAR
I. DISTRIBUSI FREKUENSI TUGAS MENGAJAR
Uraian
-i—''
Satu Mata Kuliah
Dua Mata Kuliah
Tiga Mata
Kuliah
Empat Mata Kuliah
Lima
Kul. Mata Lah
"V
F % F '% F % F % F %
II. DISTRIBUSI JUMLAH SKS PERKELOMPOK MATA KULIAH
M^ta
Kuliah Fre
kuensi
MKDU MKDK MKPBM I MKPBM II MK. B.S
16 >16 Of 14 >H <U 35 >35» <35 4 >4 <4 63 >63 <63
Frekuensi
Jumlah SKS
7 a
I I I . DISTRIBUSI FREKUENSI PENYUSUNAN JADV/AL PERKULIAHAN, PE NETAPAN TUGAS MENGAJAR DAN PENYELENGGARAAN TATAP MUKA
Nv Uraian
F & % >
Penyesuaian
Jadwal Per kuliahan
Penetapan
Tugas Kuliah
Pelaksanaan
Tatap Muka
xi
x2
X3
h
X5
X6
X?
X8
F % F % II % F % F % F % F % F %
Keterangan : X.. = Dibicarakan bersana Pimpinan Jurusan/Program
dan Dosen
= Ditetapkan oleh Pimpinan
Penetapan tugas
Penetapan tugas
Penetapan tugas
Pelaksanaan tatap muka sesuai waktu terjadwal
Pelaksanaan tatap muka lebih dari waktu ter jadwal
Pelaksanaan tatap muka kurang dari waktu ter
jadwal
X„ =
X„ =
X. =
X,- =
X^- =
X„ =
X8 "
si tentang penyelenggaraan sistem SKS pada program sarjana
No. Definisi operasional indikator Kriteria Asumsi
1 2 3 4 b
1. Nilai Indeks Prestasi angka 1,2,3,4 < 2, Setiap ketetapan yang mengatur tentang indeks Nilai kumulatip prestasi dengan menggu 2 - 3,
prestasi, merupaKan ukuran atau pedoman pelak
yang dapat dicapai oleh nakan rumus : 3 - <4, sanaan.
seorang mahasiswa pada -
IP =
^J?
>4.
setiap akhir semester 2-1
2. Jumlah beban SKS dari se Jumlah SKS . Jumlah SKS
tiap kelompok mata kuliah yang ditetap kan
2.1. MKDU 16 SKS 16 SKS Ketentuan tentang beban MKDU = 16 SKS dianggap
/
<16
>16 SKS
SKS
benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan.
2.2. MKDK 14 SKS 14 SKS Ketentuan tentang beban studi MKDK H SKS di <14 SKS
anggap benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan
>14 SKS
2.3. MKPBM I 28 SKS 28 SKS Ketentuan tentang beban studi MKPBM I - 28 SKS
< 28 SKS
dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
>28 SKS naan.2.4. MKPBM II 4 SKS 4 SKS Ketentuan tentang beban studi MKPBM II 4 SKS
< 4 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
>4 SKS naan.
2.5. MK.B.S. 63 SKS 63 SKS Ketentuan tentang beban studi MK.B.S. sebesar <63 SKS 63 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pe >63 SKS laksanaan .
3. Kontrak kredit 18 SKS 18 SKS
Ketentuan rata-rata minimal yang bisa diambil/
Adalah banyaknya mata kuli < 18 SKS dikontrak oleh seorang mahasiswa sebanyak 18 ah yang akan diikuti oleh >18 SKS SKS dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan. seorang mahasiswa dalam sesuatu semester.
Penentuan-banyak SKS yang dikontrak ditentukan oleh IP.
4. Proses -perkuliahan sesuatu
mata Kuliah
4.1. Waktu tatap muka menit 5 SKS x 50 mnt
Disamping evaluasi penyelenggaraan sistem SKS oleh ma hasiswa, dilakukan pula terhadap pengajar. Dibawah ini di
sampaikan matriks tentang definisi operasional, indikator
dan kriteria serta asumsi sebagai berikut :
80
No. Definisi operasional Indikator Kriteria Asumsi
1. Banyak SKS tugas me Banyak mata 2 jam kerja per Ketentuan tentang dasar jam
ngajar
kuliah ( 2
SKS )
minggu kerja dianggap benar dan men
jadi ukuran.
^2.
Jumlah SKS per kelom Beban studi 2: SKS normal.-' Ketentuan tentang beban stupok mata kuliah tiap mata'
kuliah(SKS)
di tiap kelompok mata kuliah
dianggap benar dan pedoman
bagi pelaksanaan..
3. Penyusunan jadwal pe - Bersama- - Bersama Ketentuan tentang hal terse netapan tugas pelak sama (Pirn
- iSKS/minggu
but dianggap benar dan menjasanaan tatap muka pinan dan
Pengajar
- S SKS/ming
gu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang dilakukan oleh ma
hasiswa, pengajar dan lembaga tingkat jurusan.
Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasisv/a
1. Nilai Indeks Prestasi
terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan
tinggi, pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diper
oleh kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar
untuk mencapai tingkat kelulusan (passing grade).
2. Pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah
- Mata kuliah Dasar Umum (MKBli) pada umumnya telah ter
laksana secara penuh, sesuai dengan ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.
- Mata kuliah PBM I sebahagian besar belum memenuhi ke
tentuan Ijetentuan jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah PBM II, sebahagian besar telah memenuhi ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.
- Mata kuliah Bidang Studi Mayor sebahagian besar telah
memenuhi jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah Bidang Studi Minor sebahagian besar be
lum mencapai jumlah SKS yang ditentukan.
3. Kontrak kredit semester
Terdapat petunjuk pada semester I sampai dengan VI, s^e bahagian besar mahasiswa melakukan kontrak kredit sebanyak
rata-rata 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi sebesar
150
131
2,5 atau lebih. Sedangkan pada semester VII dan
seterusnya-sebahagian besar mahasisv/a melakukan kontrak kredit kurang
dari jumlah 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi di
capai sebesar kurang dari 2,5. 4. Program Mata Kuijah Dasar Umum
Penyelenggaraan tatap muka MKDU pada umumnya telah me
menuhi ketentuan. Demikian pula dengan penyelenggaraan pro
gram akademik terstruktur dan mandiri, menunjukkan
terlak-sananya program secara penuh. Manfaat lain yang didapat,se
bagian besar mahasiswa telah lulus sekaligus dalam menempuh
ujian-ujian MKDU.
5. Pemberian nilai oleh pengajar terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan mahasiswa
Sebahagian besar pengajar pada MKDU dan MKDK telah mela
kukan pemeriksaan dan pemberian nilai terhadap hasil
peker-jaan mahasiswa.
Kedua : Pelaksanaan tugas pengajar 1• Seban tugas pengajar
Sebahagian besar pengajar memperoleh tugas mengajar le
bih dari 3 mata kuliah, dan sebahagian kecil mendapat tugas
1 atau 2 mata kuliah.
2. Bobot SKS beban tugas
Sebahagian besar pengajar melakukan tugas mengajar ku
rang dari jumlah SKS yang telah ditetapkan. Hal ini menun jukkan adanya gejala penetapan jumlah SKS oleh fakultas dan jurusan kurang dari jumlah SKS yang ditetapkan Institute.
132
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar pengajar telah melaksanakan tatap mu
ka sesuai jadwal atau ketentuan. Pelaksanaan program akade
mik terstruktur dan mandiri, khusus MKDU telah terlaksana
sesuai ketentuan. Untuk mata kuliah lainnya belum diketahui
karena tidak dilakukan pembandingan mengingat heterogenitas
disiplin ilmu, dosen serta metoda mengajar.
Ketiga : Kebijaksanaan lembaga dalam penetapan tugas menga jar dan penyusunan program akademik.
1. Peraturan tentang beban studi menunjukkan :
1.1. Beban studi yang melebihi ketentuan jumlah patokan
jam kerja perminggu.
1.2. Beban studi yang sesuai dengan jumlah patokan jam
kerja perminggu.
1.3. Beban
studi dimana jumlah jam studi kurang dari
jumlah patokan jam kerja perminggu.
2• Penyusunan program akademik
Terdapat dua cara penyusunan :
1.1. Disusun bersama antara pimpinan dan pengajar.
1.2. Disusun oleh pimpinan sendiri tanpa bekerja sama de_
ngan pengajar.
3• Penetapan tugas mengajar
Dasar penetapan tugas pengajar :
2.1. Pangkat/golongan
2.2. Keahlian
2.3. Kesediaan
Penetapan berdasar pangkat/golongan merupakan jumlah ter
kecil.
B. RraOmttlDARI
Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasiswa
1. Masalah nilai indeks prestasi
Sebagai patokan pencapaian prestasi studi, nilai indeks
prestasi merupakan hasil studi mahasisv/a yang perlu untuk
terus menerus dipantau terutama untuk tingkat semester akhir pada program Sarjana (S,). Mengingat adanya gejala semakin
menurun pencapaian prestasi belajar oleh mahasisv/a pada
tingkat-tingkat tersebut.
Penurunan nilai indeks prestasi oleh mahasiswa pada
tingkat-tingkat tersebut membawa implikasi semakin kecil jum
lah lulusan jalur skripsi dan semakin bertambah jumlah lu
lusan jalur makalah dan lulusan tanpa karya tulis.
Untuk mengatasi penurunan prestasi yang membawa berba gai implikasi, maka perlu adanya usaha pembinaan dan pengem bangan yang terus menerus terhadap pelaksanaan jenjang Sarja na (S.) dengan sasaran :
a. Faktor pendukung :
1. penerimaan/seleksi mahasisv/a
2. pengajar/do sen
3. sarana/prasaran
4. proses belajar mengajar
5. faktor pendukung lainnya.
b. Faktor penghambat
c. Faktor kendala.
•^erdasar hasil pantauan yang terus menerus dan
berke-lanjutan terhadap faktor-faktor tersebut, merupakan dasar
-bagi penyusunan, perencanaan dan program akad ernik mend a tang
134
2. Masalah pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah
felaksanaan mata kuliah Dasar Umum telah memenuhi ke tentuan jumlah SKS yang ditentukan. Untuk ini usaha pembina an terus menerus terhadap seluruh komponen pelaksana MKDU sehingga prestasi yang telah dicapai dapat dipertahankan. Demikian pula untuk mata kuliah Dasar Kependidikan, mata kuliah Bidang Studi Mayor yang telah memenuhi ketentuan jum lah SKS yang telah ditentukan.
Untuk mata kuliah -^roses Belajar Mengajar I dan II,dan
mata kuliah Bidang Studi Minor, yang belum memenuhi ketentu an SKS, perlu dilakjikan peninjauan yang seksama untuk mene-mukan titik kelemahan. Apakah kelemahan terjadi pada ting kat perencanaan, tingkat penjabaran program atau pelaksana an. Berdasar pada hasilnya, agar disusun kembali berbagai peraturan yang melandasi pelaksanaan, atau pengambilan tin
dakan korektif lainnya.
3. Masalah kontrak kredit semester sebagai petunjuk prestasi Identik dengan indeks prestasi, kontrak kredit pada awal perkuliahan, merupakan petunjuk tentang tingkat presta
si yang dicapai mahasiswa pada semester sebelumnya. DIdapat
kesimpulan, semakin tinggi jenjang studi, indeks prestasi
semakin menurun.
Keadaan demikian perlu mendapat perhatian karena penu runan indeks prestasi pada semester-semester akhir jenjang
Sarjana (S.) mempunyai dampak lebih jauh pada nilai judisium
135
mahasiswa perlu diberikan penjelasan yang seluas-luasnya , tentang akibat-akibat yang dapat menimpa dirinya, khusus
nya menyangkut jalur yang diperbolehkan. Semakin rendah-qualifikasi jalur yang ditempuh, semakin terbatas daya jan£ kau terhadap kesempatan memperoleh pekerjaan. Antara lain
adanya ketentuan syarat menjadi dosen, calon mesti mencapai tingkat kelulusan jalur skripsi. Para lulusan jalur makalah apalagi jalur tuntas, dengan demikian tidak dapat
memenuhi-syarat untuk menjadi pengajar atau dosen. Hal demikian ber arti kesempatan menjadi dosen bagi lulusan jalur tersebut
-sudah tertutup.
4. Masalah program mata kuliah Dasar Umum
Penyelenggaraan program akademik tatap muka mata kuli
ah dasar umum, telah sepenuhnya terlaksana sebagaimana jad wal yang telah ditetapkan. Terpenuhinya ketentuan tatap muka merupakan petunjuk bagi terlaksananya program akademik
ter-struktur dan program akademik mandiri secara penuh pula.
Kondisi mata kuliah dasar umum perlu mendapat kajian secara
khusus, mengingat pola pengaturan yang berbeda dengan kelom
pok mata kuliah lainnya. Dilain pihak mata kuliah dasar umum
merupakan satu-satunya kelompok mata kuliah yang telah dapat
melaksanakan sistem SKS secara penuh, dibandingkan dengan
kelompok mata kuliah lainnya.
Kebaikan dan kelemahan pola pengaturan penyelenggaraan
mata kuliah dasar umum dapat dijadikan bahan masukan untuk
pengaturan kelompok mata kuliah lainnya, yang belum dapat
memenuhi ketentuan.
136
Khusus untuk penyelenggaraan MKDU agar metoda yang dilakukan
dapat terus dipertahankan.
5. Masalah pemberian nilai oleh pengajar/do sen terhadap
tu-ffas-tugas mahasiswa
Dampak negatif tidak diberikannya nilai terhadap
tugas-tugas mahasiswa, diantaranya, mahasiswa akan bekerja secara
asal jadi, keadaan demikian memberi pengaruh tidak sehat pa
da minat dan hasil belajar mahasiswa. Maksud pemberian tugas untuk meningkatkan penguasaan ilmu oleh mahasiswa, dengan
begitu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya
memberi
motivasi kepada dosen agar bersedia memeriksa hasil dan mem
beri nilai nilai kepada tugas mahasisv/a, merupakan usaha
nyata bagi pembinaan minat dan semangat belajar mahasisv/a.
Kedua : Pelaksanaan tugas oleh pengajar
1. Beban tugas pengajar,
Adanya petunjuk pemberian tugas kepada dosen lebih dari
3 mata kuliah, dan sebagian kecil yang memperoleh tugas 1
atau 2 mata kuliah, hal demikian menunjukkan perlunya kebijak sanaan pemerataan tugas, sehingga tidak terjadi penumpukan -tugas pada sekelompok dosen tertentu dan sedikitnya -tugas pada kelompok dosen yang lain. Keadaan demikian akan
menciptakan-suasana psikologis yang mengganggu, disamping terlalu berat nya beban bagi dosen yang mendapat tugas mengajar lebih dari
3 mata kuliah.
137
Akibatnya dosen tidak akan mampu melaksanakan tugas mengajar secara sepenuhnya, baik dalam penguasaan subject matter atau penyajiannya. Demikian pula terhadap pelaksanaan tugas aka demik lainnya, yakni program akademik terstruktur dan mandi ri. Untuk itu diperlukan langkah-langkah penetapan kebijak-sanaan pemerataan tugas.
2. Bobot SKS beban tugas
Tidak terlaksananya sebagian besar tugas mengajar, yak ni tidak mencapai jumlah SKS yang ditetapkan, hal ini ke
mungkinan disebabkan oleh dua hal :
pertama : karena lembaga (fakultas, jurusan) menetapkan jum
lah SKS kurang dari semestinya.
kedua :.karena dosen tidak memenuhi ketentuan tugas seba-"
gaimana mestinya.
Oleh karena itu, hendaknya diusahakan :
1). Agar lembaga (fakultas, jurusan, program) menetapkan jum
lah nilai bobot SKS sesuai dengan ketentuan SKS, sebagai
mana diatur dalam Keputusan Kektor IKIP .Bandung uomor :
5S81/PT.25.R/M/1982 tentang Pedoman Pengembangan
Kuriku-lum/program IKIP Bandung.
2). Agar diadakan sistem pantau terhadap pelaksanaan program
2.1 pelaksanaan oleh lembaga (fakultas,jurusan,program)
'1.2 pelaksanaan oleh dosen.
Untuk keperluan terakhir diperlukan pengaxuran sistem in
i'ormasi dengan menggunakan formulir-formulir tertentu
yang memuat data tentang jumlag SKS yang seharusnya dan
SKS yang senyatanya dilaksanakan.
138
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar dari
pengajar telah melaksanakan pro
gram akademik tatap muka sesuai ketentuan terjadwal. Hal de,
mikian menunjukkan bahwa satu pertiga bahagian jam SKS telah
dipenuhi sebagaimana mestinya, dan tentunya juga proses be
lajar mengajar telah berlangsung, lepas dari penilaian apa
kah penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuau. Namun
demikian, bilamana dihubungkan dengan indeks prestasi,
dan
kontrak kredit yang diperbolehkan bagi mahasiswa pada bebe
rapa semester yang diteliti,
terdapat kecenderungan
bahv/a
pelaksanaan dari proses belajar mengajar telah berjalan se
suai ketentuan.
Kondisi ini hendaknya setidak-tidaknya tetap
diperta-hankan, dan maksimal untuk dapat lebih ditingkatkan. Mengi
ngat pula, bahwa jumlah SKS untuk kelompok mata kuliah sela
in MKDU, menunjukkan jumlah SKS dibawah minimum.
Ketiga: Kebijaksanaan Lembaga dalam menetapkan program akade
mik dan pemberian tugas. 1 . Peraturan ten tana; beban studi
•.engatur tentang jumlah SKS yang dapat atau harus diam
bil oleh seorang maha si swa.
Jumlah beban studi tersebut terdapat tlga kategori. Dari ke
tiga kategori tersebut maka beban studi yang sesuai dengan
patokan jumlah jam kerja perminggu yang dapat dll: ksanakan
aecara v/ajar oleh mahasis-./a,.
Jumlah beban studi yang m 1chilli patokan jumlah j m kerja
h.aiya dapat diiaicsanakan oleh mahasisv/a yang memiliki kemam
puan den semangat bo"1 a jar yeng tinggi, disamping teraed ;i anya
i3y
fasilitas belajar, kurikulum, dosen, ruangan2, porpuatakaan,
buku2 serta sarana belajar lainnya. Kesemuanya itu untuk da
pat memungkinkan melakukan sistem belajar sesuai dengan sis
tem satuan kredit semester.
Dengan perkataan lain, ketentuan beban studi maksimal akan
dapat dilaksanakan bilamana tersedia secara penuh faktor-fak
tor
pendukung proses belajar mengajar.
Faktor-fak tor pendukung diluar mahasisv/a, tidaklah berarti
banyak. Disampingnya, maka mahasisv/a sendiri -arupekan penen
tu keberhasilan studi.
Minat dan semangat belajar merupakan faktor utama dalam
ke.-berhasilan studi. Maka hendaknya suasana dan lingkungan bela
jar harus mampu mendorong dan memotivasi minat dan semangat
belajar mahasiswa. Suasana belajar demikian sepenuhnya meru
pakan tugas dari Lembaga.
Kurang tersedianya faktor pendukung tersebut, tidaklah mung
kin mahasisv/a mampu memenuhi persaratan beban studi maksinal
2 . Menetapkan program akademik
Didalam menetapkan program akademik, ternyata
masih
didapat Pimpinan lembaga yang menetapkan sendiri program
akademik.
Mengingat bahwa proses belajar mengajar sangat ditentu
kan oleh dosen/pengajar, maka hendaknya diciptakan
suasana-yang memungkinkan terbinanya kerjasama antara komponen suasana-yang
mendukung proses tersebut.
14C
Agar dihindarkan terjadinya kesenjangan antara berbagai
komponen, kesenjangan antara dosen dengan program, dan an tara pimpinan dengan dosen, yang kesemuanya akan berakibat buruk kepada pelaksanaan program.
Oleh karenanya, penyusunan program akademik hendaknya disusun bersama di antara berbagai pihak yang tterlibat,
khususnya para dosen/pengajar, hendaknya dapat ditampung
-keinginan serta harapannya selaku pelaku utama pelaksana
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A Committee of College and University Examiners, Taxanomy-of Educational Objectives. David Mc Kay,Inc.,New York,
1975.
Awad E.M., Systems Analysis and Design, Richard D.
Irwin,
Ind., Ontario, 1979.
Benjamin S. Bloom (Et.al), Handbook on Formative and Summa
tive Evaluation of Student ^earning, Mc draw-Hill Book Company, 1971.
Blanchard B.E., A rew system of education, ETC Publication,
Illinois, 1375":
Bingham J. Davis G.W.P., A Handbook of System Analysis, Mac
Millan Press Ltd., London, 1972.Bonita J. Campbell, Understanding Information System, Pren
tice Hall of India, Privated Limited, New Delhi,110001,
1979.
Burch, Strafer, Information Systems. John Willey & Sons,Inc
1974.
Churchman, C. Wast, The Systems Approach, New York,
Dell,
1974.
Cliland D., King W.R., Systems Analysis and Project Manage
ment, Mc Graw HillDick, Walter (Et.al), The Systematic Design of Instruction,
Foreman and Coy. Cleaview, Illinois, 1978.
Donnell, Koontz, 0., (Et.al), Management, Mc Graw-Hill, In
ternational Book Company, 1980.Fitz Gerald J., Fitz Gerald A.F., Stallings W.D.,Jr., Fun
damentals of systems Analysis, John Willey & Sons, ^ew
York, 1981.
Harold L. Dahnke (Et.^al), Higher Education Facilities Plan
ning and Management. Manuals, Western Institute Commi-sion for Higher Education, 1980.
Heckert, J. Brooks (Et.al), ControIIership. Donald Press Coy
New York, 1963.Johnson, Kast, Rosenzweig, The Theory and Management of Sys terns, Mc Graw-Hill Book Kogakusha, Tokyo, 1973.
Kline D., Reseach Method for Educational Planning, UNESCO,
1980.
Kast F.E. Rosenzweig, Organizations and Management, Mc ^raw
Hill Book, Tokyo, 1979.Mc Nanama, J., Systems Analysis for Effective School Admi nistration. Parker Publishing Coy, Inc. , New Jersey,""-T975":
M-orphet E., Reller, John R., Educational Crganj_gatin and Ma
nagement, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 1982
141
142
Ostrander R.H., Dethy R.C., A Values Approach to Education al Administration. American Book Company, New York,
Rilley M.J., Management Informations System. Kansas State Uni ver sity, 1981.
Robbins S.P., The Administrative Process, Prentice-Hall of India, New Delhi, 1979.
S. Nasution, Didaktik Asaa-aeaa Mengajar, Jemmars,Bandung,
1982.
Shrode W.A., Vorch D., Organization and Management,
Basic-Systems Concepts, 1974Sikuia Pribadi, In Search of Formulation of The General Aim
of Education, The Ohio State University, 1960.Smith A.W., Management Systems, Analysis and
Application,-Holt Saunders International Edditions, Japan, 1982Stonner, J.A., Management, Prentice-Hall, Inc., London,1982
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan. FIP-IKIP
Bandung,-1982.
UNESCO, Reading in Economic of Education, 1982.
Sumber-sumber lain :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Surat ^eputusan
-No. 0124/U/1979, tanggal 8 Juni 1979 tentang
Pedoman
Penyelenggaraan ^roses Pendidikan Tinggi atas dasar
-System Kredit, 1980^Keputusan No. 0140/U/1975 tentang Kebijakan Dasar Pe
ngembangan -^endidikan Tinggi.
Keputusan No. 0212/U/1982 tentang -^edoman Penyuluhan
Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Keputusan No. 0211/U/1982 tentang Program
Pendidikan-Tinggi dalam Lingkungan Departemen Pendidikan danIve-budayaan.
Direktur Jenderal ^endidikan Tinggi, Keputusan No. 48/DJ/
Kep/1983.
Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
(KPPTJP), 1976.
Rektor IKIP Bandung, Keputusan No. 5881/PT.25.R/M/1982.