• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN MELALUI E-LEARNING BERBASIS MOODLE : Studi Kuasi Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN MELALUI E-LEARNING BERBASIS MOODLE : Studi Kuasi Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2010/2011."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

vi

A. Latar Belakang Masalah Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Rumusan Masalah Penelitian D. Tujuan Penelitian

H. Definisi Operasional

1

ILMIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN MELALUI E-LEARNING BERBASIS MOODLE

24

A. Hakikat Model Pembelajaran B. Rumpun Model Pembelajaran C. Menulis

1. Hakikat Menulis 2. Tujuan Menulis 3. Manfaat Menulis 4. Tahap-tahap Menulis D. Karya Ilmiah

1. Hakikat Karya Ilmiah 2. Ciri-ciri Karya Ilmiah 3. Jenis Karya Ilmiah

4. Bahasa dalam Karya Ilmiah E. Dokumentasi Keperawatan

1. Hakikat Dokumentasi Keperawatan 2. Kualitas Dokumentasi Keperawatan 3. Format Dokumentasi Keperawatan F. E-Learning

1. Hakikat E-Learning 2. Manfaat E-Learning

3. Kelebihan dan Kelemahan E-Learning

(2)

vii

H.Jati Diri, Kepribadian, dan Karakter

I. Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui E-Learning Berbasis MOODLE

1. Orientasi Model 2. Model Pembelajaran

a. Sintaksis

b. Sistem Sosial Belajar c. Prinsip Reaksi d. Sistem Penunjang e. Penerapan

f. Dampak Instruksional dan Penyerta

J. Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui Cooperative Learning Teknik Jigsaw

1. Orientasi Model 2. Model Pembelajaran

a. Sintaksis

b. Sistem Sosial Belajar c. Prinsip Reaksi d. Sistem Penunjang e. Penerapan

f. Dampak Instruksional dan Penyerta

K. Pembelajaran Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan dalam Silabus Mata Kuliah Bahasa Indonesia Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung L. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

69

A. Metode dan Desain Penelitian B. Prosedur Penelitian

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian D. Instrumen Penelitian

E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen Pengumpul Data

a. Penyusunan Instrumen Tes Menulis b. Penyusunan Pedoman Observasi

c. Penyusunan Pedoman Wawancara Respons Pengajar

d. Penyusunan Angket Respons Mahasiswa 2. Uji Validitas dan Reabilitas Alat Pengumpul Data 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

a. Hasil Uji Tingkat Kesamaan antar Penimbang (Judgement Expert)

b. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Tes Menulis pada Mahasiswa STIKep PPNI

(3)

viii G. Teknik Pengolahan Data H. Paradigma Penelitian

126 133 BAB IV. DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN 134

A. Data dan Analisis Data

1. Rancangan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui E-Learning Berbasis MOODLE beserta Silabus, RPP, dan Materi Pembelajaran

a. Pertemuan I b. Pertemuan II c. Pertemuan III d. Pertemuan IV

2. Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan

a. Deskripsi Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan Menggunakan Model Konvensional Cooperative Learning Metode Jigsaw

1) Kegiatan Awal 2) Kegiatan Inti 3) Kegiatan Penutup

b. Deskripsi Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui E-Learning Berbasis MOODLE

1) Pembelajaran Pertemuan ke-1 a) Kegiatan Awal

b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Akhir

2) Pembelajaran Pertemuan ke-2 a) Kegiatan Awal

b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Akhir

3) Pembelajaran Pertemuan ke-3 a) Kegiatan Awal

b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Akhir

(4)

ix

c. Analisis Hasil Observasi Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Menggunakan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui E-Learning Berbasis MOODLE

1) Kegiatan Awal 2) Kegiatan Inti

3) Pemanfaatan Alat/Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran

4) Penggunaan Metode Pembelajaran 5) Sikap dan Penampilan

6) Kegiatan Akhir Pembelajaran

3. Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan Sebelum dan Sesudah Perlakuan

a. Tingkat Kemampuan Menulis Kelas Eksperimen b. Tingkat Kemampuan Menulis Kelas Kontrol 4. Hasil Uji Tingkat Kesamaan antarpemeriksa Tes

Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan 5. Pengujian Sifat Data

a. Uji Normalitas b. Uji Homogenitas 6. Uji Hipotesis

a. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Prates pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pascates pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Prates dan Pascates pada Kelas Eksperimen

d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Prates dan Pascates pada Kelas Kontrol

7. Analisis Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan

8. Deskripsi Respons Pengajar dan Mahasiswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah melalui E-Learning Berbasis MOODLE

a. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Pengajar tentang Penerapan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui E-learning Berbasis Moodle

(5)

x

2) Respons terhadap Sintaksis

3) Respons terhadap Sistem Sosial Belajar 4) Respons terhadap Prinsip Reaksi 5) Respons terhadap Sistem Penunjang 6) Respons terhadap Penerapan

7) Respons terhadap Dampak Instruksional dan Penyerta

B. Hasil Analisis

C. Pembahasan Hasil Analisis

1. Relevansi Penelitian dengan Landasan Teori 2. Hasil Penelitian dengan Penelitian yang Relevan D.Perbaikan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah

Dokumentasi Keperawatan melalui E-learning Berbasis MOODLE

259 260 260 261 261 261 262 263 270 270 271 272

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 281

A. Simpulan B. Saran

281 290 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan zaman sebagai akibat dari transformasi teknologi dan perkembangan sosial berjalan terus dan tidak dapat dihindarkan. Berbagai aspek kehidupan dituntut beradaptasi dengan perubahan zaman demi mempertahankan eksistensinya.

Pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan harus mampu membangun sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan seluruh aspek sumber daya yang ada termasuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dikenal dengan ICT (Information and Communication Technology).

Pemanfaatan ICT untuk pendidikan dirasakan sebagai conditio sine quanon atau prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Menurut Indrajut (Rokhman, 2009: 85), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni sebagai: 1) gudang ilmu, 2) alat bantu pembelajaran, 3) fasilitas pendidikan, 4) standar kompetensi, 5) penunjang administrasi, 6) alat bantu manajemen sekolah, dan 7) infrastruktur

pendidikan.

Salah satu pemanfaatan ICT di bidang pendidikan adalah e-learning. Secara harfiah e-learning yang terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’ bermakna elektronika, dan ‘learning’ bermakna pembelajaran. Jadi e-learning berarti kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi

(7)

elektronik. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, makna e-learning memiliki banyak arti sesuai sudut pandang masing-masing ahli.

Berdasarkan Glossary of E-Learning Terms (Wahono, 2008: http:// romisatriawahono.net / 2008 / 01 / 23 / meluruskan – salah – kaprah - tentang e-learning/): ’E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi

elektronik untuk mendukung belajar-mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone’. Menurut Hartley (Wahono, 2008: http://romisatria wahono.net /2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/): ’E-Learning merupakan suatu jenis belajar-mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan lain’.

Surjono (2009), menambahkan pengertian e-learning kini telah berkembang kepada penggunaan sistem dan penggunaan internet dalam pendidikan, yaitu suatu pengelolaan pembelajaran melalui media internet atau web yang meliputi aspek-aspek materi, evaluasi, interaksi, komunikasi, dan kerjasama.

Penggunaan istilah e-learning pun sebelumnya telah berganti-ganti seperti

Online Educational Delivery Applications (OEDA), Virtual Learning

Environments (VLE), Web Learning Environments (WLE), Managed Learning

Environments (MLE), atau Network Learning Environment (NLE) (Anggoro,

2005). Adapun istilah e-learning ditemukan oleh Jay Cross pada tahun 1998 (Mason dan Rennie, 2010: xii).

(8)

online learning, hybrid learning, mobile learning, enhanced learning atau bahkan

experiential learning semua berasal dari e-learning yang diadaptasikan dengan situasi kondisi yang dihadapi. Menurut Mason dan Rennie (2010: xvii) setiap istilah terkait media apa pun yang sudah dipopulerkan akan mengalami perubahan berikut ini: awalnya hanya sebagai kata yang belum jelas; kemudian menjadi banyak sekali digunakan sehingga para pengguna awal tergerak untuk memantapkannya sebagai kata atau konsep baru, dan akhirnya istilah itu musnah tanpa bekas atau menemukan tempat yang sah sebagai penanda suatu ide atau praktik tertentu.

E-learning menawarkan virtualisasi proses belajar-mengajar konvensional,

seperti manajemen kelas, pembuatan konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar-mengajar melalui sistem software yang disebut Learning Management System (LMS) (Wahono, 2008: http://romisatria wahono.net /2008/01/23 /meluruskan-salah- kaprah-tentang-e-learning/, 2008).

Djuniadi (2005: 1) menyatakan berdasarkan hasil analisis dan pengamatan terhadap 67 buah produk LMS yang dikeluarkan EduTools, hanya lima buah LMS yang memperhatikan faktor pedagogik dalam pengembangan perangkat lunak tersebut. Kelima LMS itu adalah MOODLE, Kewl, Fle, MimerDesk, dan Virtual-U. LMS MOODLE merupakan software yang paling mudah, sederhana, dan dapat diperoleh secara gratis untuk diterapkan di dunia pendidikan. Berdasarkan asal-usulnya nama MOODLE berasal dari singkatan Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environtment yang pertama kali dikenalkan oleh Martin Dougiamas

(9)

MOODLE merupakan salah satu LMS yang dapat diperoleh secara bebas melalui

http://MOODLE.org. MOODLE dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan dan memodifikasi sistem e-learning sesuai dengan kebutuhan. Saat ini terdapat lebih dari 28 ribu situs e-learning tersebar di lebih dari 186 negara yang dikembangkan dengan MOODLE.

Keuntungan menggunakan e-learning termasuk didalamnya LMS MOODLE menurut Nurhayati dkk. (2008: 14), adalah memungkinkan pembelajaran menjadi lebih fleksibel tanpa dibatasi ruang dan waktu, memperhatikan pembelajar secara individual, dan dapat menghemat biaya.

Selanjutnya Permana (2009: 29-32) mengungkapkan manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu sudut peserta didik dan pengajar.

1. Bagi peserta didik, kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan pengajar setiap saat. Dengan demikian, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

(10)

didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu; d. memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

Adapun manfaat e-learning menurut Bates dan Wulf (Permana, 2010) terdiri dari empat hal, yaitu:

1. meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pengajar (enhance interactivity);

2. memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility);

3. menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience);

4. mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Tak terkecuali dalam pembelajaran bahasa, khususnya keterampilan menulis pada jenjang perguruan tinggi dirasakan perlu pemanfaatan e-learning berbasis MOODLE. Terutama bagi mahasiswa Akademi Keperawatan yang hampir

(11)

ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya.

Tuntutan kemampuan menulis bagi mahasiswa tertuang dalam PP Nomor 30 Pasal 2 yang mengamanatkan bahwa pendidikan tinggi bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik secara profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Sehubungan dengan itu, seorang lulusan pendidikan tinggi disamping mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidangnya, diharapkan pula mampu berkomunikasi menggunakan bahasa ilmiah baik lisan maupun tulisan.

Namun realita di lapangan masih banyak mahasiswa yang menganggap tugas menulis sebagai beban berat. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu, kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan merupakan mata kuliah bidang studinya (Akhadiah dkk, 1988: 1).

(12)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti melalui wawancara kepada salah seorang pengajar di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung, mengeluhkan bahwa masih banyak mahasiswa belum mampu menuangkan gagasan secara efektif pada pembuatan dokumentasi keperawatan. Hal ini merupakan masalah karena sebagai mahasiswa tentu dituntut untuk mampu menulis karya ilmiah sebagai wahana berpikir kritis dan ilmiah. Selain itu, akan berakibat fatal bagi klien apabila mahasiswa telah bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Penggunaan kalimat-kalimat tidak efektif yang dapat menimbulkan berbagai tafsiran dalam pendokumentasian pengkajian awal sangat memungkinkan terjadinya kesalahan perawatan dan pengobatan di kalangan tenaga paramedis.

Selain itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti terhadap beberapa karya ilmiah dokumentasi keperawatan masih ditemukan beberapa kesalahan, yaitu: 1. kualitas isi masih ada yang kurang tepat, kurang lengkap, dan kurang sistematis dalam penyajian ide; 2. penggunaan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) masih banyak kesalahan dalam pemakaian huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca; 3. struktur kalimat masih tidak jelas; 4. kalimat masih belum efektif ; 5. pilihan kata (diksi) masih ada yang tidak tepat dan kurang bervariasi; 6. Paragraf masih kurang memperhatikan kepaduan dan keselarasan antarkalimat. Kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi dan berulang pada setiap angkatan. Untuk itu, perlu segera ditanggulangi agar tidak terus berlanjut.

(13)

Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum yang menitikberatkan pada menulis karya tulis ilmiah. Di dalam karya tulis ilmiah (laporan tugas akhir) akademi keperawatan terdapat dokumentasi keperawatan yang terdiri dari 1) dokumentasi pengkajian keperawatan, 2) dokumentasi diagnosa keperawatan, 3) dokumentasi rencana keperawatan, 4) dokumentasi intervensi keperawatan, dan 5) dokumentasi evaluasi keperawatan (Hidayat, 2002).

Dokumentasi pengkajian keperawatan sebagai bagian awal dari dokumentasi keperawatan memegang peranan penting bagi proses asuhan keperawatan berikutnya. Jika terjadi kesalahan atau kekeliruan pada tahap pencatatan dokumentasi pengkajian keperawatan, maka akan membahayakan jiwa pasien karena kesalahan tindakan (malapraktik).

Dokumentasi pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi klien/pasien, membuat data dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan klien (Hidayat, 2002: 8). Nursalam (2001: 17) menambahkan bahwa pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

(14)

Dokumentasi pengkajian keperawatan sebagai bagian karya ilmiah ditulis dalam bentuk format khusus yang terdiri dari: 1. format isian identitas klien/pasien dan penanggung jawab klien/pasien, 2. beberapa kalimat yang menarasikan keluhan, riwayat kesehatan, dan aspek psikososial-spiritual klien/pasien, 3. beberapa kalimat yang mendeskripsikan pemeriksaan fisik, pola aktivitas, dan data penunjang klien/pasien.

Mengacu pada pendapat Yunus (Tanpa tahun: http://pustaka. ut.ac.id./index.php) yang menyatakan bahwa di antara penyebab orang tidak suka dan tidak mampu menulis ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu cara dan tujuan menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis.

Menurut Dardjowidjojo (1987) kekurangtepatan metode dan teknik perkuliahan merupakan penyebab kegagalan perkuliahan bahasa Indonesia. Adapun menurut Baradja, Stern, dan Arends (Widodo, 2009: 4) multifaktor dalam pembelajaran bahasa, yakni kurikulum, konteks sosial siswa, karakteristik kemampuan siswa dan guru, kondisi bahan pembelajaran, praktik proses pembelajaran, dan tujuan belajar suatu bahasa belum terungkap, bahkan belum terpadukan secara sinergi.

(15)

ilmiah dokumentasi keperawatan disertai keleluasaan dalam bimbingan intensif secara individu tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian, diharapkan model pembelajaran e-learning berbasis MOODLE dapat dijadikan solusi bagi mahasiswa untuk tetap menjalin komunikasi khususnya yang berkaitan dengan menulis karya ilmiah baik dengan pengajar maupun teman sejawat, sekalipun mata kuliah bahasa Indonesia telah usai masa kontraknya. Selain itu, melalui model ini diharapkan dapat memunculkan karakter mahasiswa dalam mengolah informasi secara cermat dan mandiri sehingga mampu menstimulasi minat mahasiswa dalam melaksanakan penelitian, khusunya pengkajian keperawatan.

Berbagai penelitian tentang menulis telah banyak dilakukan, namun penelitian menulis di kalangan perguruan tinggi, khususnya keterampilan menulis pada suatu bidang profesi tertentu seperti keperawatan masih jarang. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk membahas kajian bahasa Indonesia untuk tujuan khusus, yaitu bahasa Indonesia untuk keperawatan.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian berkenaan dengan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi pengkajian keperawatan dan e-learning berbasis MOODLE. Sebagai bahan perbandingan terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pembelajaran menulis, model pembelajaran e-learning, dan dokumentasi keperawatan, yaitu: Peningkatan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karya Ilmiah Bidang Kewarganegaraan melalui Penyusunan Model Bahan Ajar

(16)

tahun 2009; Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Perawat dalam Melakukan Dokumentasi Keperawatan, karya S. Haeriyanto, Nelly Yardes, dan

Ace Sudrajat (Jurnal 2007); Persepsi Mahasiswa dalam Penerapan E-Learning sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan, karya Syafiul Muzid dan

Mishbahul Munir (Jurnal 2005); Model Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Pendekatan Respons Pembaca Berbasis Blog di Internet, karya Rae Dadela (Tesis

SPs-UPI tahun 2010); Penerapan Model Investigasi Kelompok Berorientasi Penilaian Bersama dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa, karya

Mulyanto Widodo (Disertasi SPs-UPI tahun 2009); Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif dan Keterampilan Berpikir Kritis Berbahasa Indonesia

Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Logika Toulmin, karya

Yuliana Setiyaningsih (Disertasi SPs-UPI tahun 2008).

Adapun judul penelitian yang akan peneliti laksanakan: Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui

E-Learning Berbasis MOODLE (Studi Kuasi Eksperimen pada Mahasiswa Tingkat I

di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2010/2011).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

(17)

3. Pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE belum ada.

4. Belum diketahuinya respons pengajar dan mahasiswa apabila diterapkan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

5. Belum diketahuinya karakter apa yang dapat dibangun mahasiswa apabila diterapkan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah rancangan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan menggunakan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung?

(18)

4. Bagaimana respons pengajar dan mahasiswa terhadap model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE?

5. Karakter apa yang dapat dibangun mahasiswa setelah perlakuan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk:

1. mengetahui rancangan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung;

2. mengetahui proses pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan menggunakan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung;

3. mengetahui keefektifan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan mahasiswa di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung;

(19)

5. mengetahui karakter yang dapat dibangun mahasiswa setelah perlakuan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini, yaitu:

a. dapat memperkaya kajian pembuatan dokumentasi keperawatan tidak hanya dari sudut pandang ilmu keperawatan, tetapi dikaji pula dari sudut pandang ilmu bahasa, khususnya dalam penerapan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar;

b. dengan adanya penelitian ini, secara teoretis dapat memperkaya kajian bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keperawatan yang menungkinkan adanya bahasa Indonesia untuk tujuan khusus, yaitu bahasa Indonesia untuk keperawatan.

c. peneliti dapat mengetahui keefektifan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung;

(20)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Manfaat bagi Peneliti

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang dapat peneliti peroleh yaitu:

1) mengetahui kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan mahasiswa secara nyata, untuk dapat memberikan masukan positif terhadap para pengajar pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan;

2) mengetahui keefektifan pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

b. Manfaat bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa pelaksanaan penelitian ini:

1) dapat memberikan bimbingan dan perhatian yang lebih intensif dan individual khususnya dalam pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan dari pengajar;

2) dapat mengembangkan fleksibilitas belajar yang tinggi sesuai keinginan dan kesiapan belajar masing-masing mahasiswa;

3) mahasiswa dapat menjalin komunikasi secara berkesinambungan baik kepada pengajar maupun sesama teman di dunia maya ketika mengalami masalah penulisan karya ilmiah, khususnya dokumentasi keperawatan sekalipun kontrak mata kuliah bahasa Indonesia telah berakhir;

(21)

mengakses berbagai informasi di dunia maya, mengirim dan menerima e-mail, chatting, forum diskusi, dan membaca berita.

c. Manfaat bagi Para Peneliti

Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan.

F. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembuatan karya ilmiah dokumentasi keperawatan diperlukan agar dokumentasi tersebut dapat dipahami oleh pembacanya sesuai gagasan penulis.

2. Keterampilan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan dapat diajarkan dan dipahami mahasiswa dengan latihan dan bimbingan berkesinambungan. 3. Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan melalui

e-learning berbasis MOODLE memungkinkan mahasiswa belajar lebih

fleksibel dan intensif.

4. Fleksibilitas dalam pembelajaran mendatangkan respons positif bagi mahasiswa. 5. Suatu perlakuan model pembelajaran akan mempengaruhi sikap mahasiswa yang

lambat laun akan mempengaruhi karakter yang dimilikinya.

G. Hipotesis

(22)

Ho: Model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

Ha: Model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

H. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran mengacu pada pendapat Joyce dan Weil (1980: 1) adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing tindakan/aksi pengajar. Yang dimaksud model pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu rencana atau pola yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, menyusun bahan pembelajaran, dan membimbing tindakan/aksi pengajar Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu: orientasi model, model pembelajaran (sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem penunjang), penerapan, dampak instruksional, dan dampak penyerta.

2. Menulis

(23)

dihasilkan oleh alat ucap manusia (mulut dan perangkat kelengkapannya : bibir, lidah, gigi, dan langit-langit). Bunyi bahasa itu sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain. Yang diwakili dapat berupa benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Jadi yang dimaksud menulis dalam penelitian ini adalah kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis.

3. Karya Ilmiah

Karya ilmiah menurut Firman (2004: http//www. fpmipa.upi.edu/bi/pdf /Karya%20ilmiah.pdf) adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dalam karya ilmiah harus menggunakan ragam bahasa ilmiah yang menurut Nazar (2004: 9) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah pada bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).

b) Ide yang diungkapkan harus benar, sesuai dengan fakta atau dapat diterima akal sehat (logis).

c) Ide yang diungkapkan harus tepat dan hanya mengandung satu makna. Hal ini tergantung pada ketepatan memilih kata dan penyusunan struktur kalimat. Jadi, kalimat yang digunakan efektif.

(24)

e) Ide diungkapkan dalam kalimat harus padat isi/bernas. Oleh sebab itu, penggunaan kata dalam kalimat seperlunya, tetapi pemilihannya tepat.

f) Pengungkapan ide dalam kalimat ataupun alinea harus lugas yaitu langsung menuju pada sasaran.

g) Unsur ide dalam kalimat ataupun alinea diungkapkan secara runtun dan sistematis.

h) Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.

Yang dimaksud karya ilmiah dalam penelitian ini adalah laporan hasil pengkajian mahasiswa terhadap pasien/klien berdasarkan kasus penyakit yang diberikan pengajar dengan memperhatikan aspek-aspek: kualitas isi, kalimat efektif, struktur, diksi, EYD, dan paragraf.

4. Dokumentasi Keperawatan

(25)

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari disfungsi komunikasi. Jadi yang dimaksud dokumentasi keperawatan dalam penelitian ini adalah laporan hasil pengkajian mahasiswa terhadap pasien/klien sesuai kasus penyakit yang diberikan pengajar, mencakup: identitas pasien/klien, penanggung jawab pasien/klien, serta riwayat kesehatan pasien/klien.

5. E-Learning Berbasis MOODLE

E-learning menurut Hartley (Wahono, 2008) merupakan suatu jenis

belajar-mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan lain. Dalam pengembangannya berdasarkan pendapat Haughey (Subari, 2007: http://subaridar gombez .wordpress.com /2008/07/29/mendesain-model-e-learning-yang-menarik-dan interaktif), e-learning dapat digunakan sebagai media pada pembelajaran tatap muka saja, tatap muka dan jarak jauh menggunakan internet online, dan sepenuhnya jarak jauh menggunakan internet online. Adapun MOODLE menurut Dougiamas (Adri, 2008: http://elearning. ft.unp.ac.id) merupakan singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment yang merupakan salah

(26)

disediakan sistem aplikasi MOODLE versi 1.9 tersebut, adalah: 1) penyajian bahan, yaitu: materi pelajaran, jadwal pelajaran, silabus, dan rencana pembelajaran; 2) fasilitas layanan tutor yang dapat membantu peserta didik apabila mengalami kesulitan, yaitu: layanan forum diskusi, chatting, e-mail, kuis, dan berita, serta 3) penilaian online.

(27)

Dalam penelitian ini yang dijadikan alat ukur model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE mengacu pada pendapat Joyce dan Weil (1980: 1) yaitu: orientasi model, model pembelajaran (sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem penunjang), penerapan, dampak instruksional, dan dampak penyerta.

6. Kemampuan

Kemampuan menurut Chaplin (Tn, 1997: http///www. Digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-sl-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Adapun menurut Robbins (Tn, 2000: http///www. Digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-sl-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf) kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Yang dimaksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis.

Adapun yang dimaksud kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan dalam penelitian ini adalah kesanggupan mahasiswa Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung tahun akademik 2010/2011 yang sedang mengontrak mata kuliah bahasa Indonesia dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis. Gagasan tersebut ditulis dalam bentuk laporan hasil pengkajian terhadap pasien/klien sesuai kasus penyakit yang diberikan pengajar, mencakup: identitas pasien/klien, penanggung jawab pasien/klien, serta riwayat kesehatan pasien/klien.

(28)

247), Nazar (2004: 9), serta Asmadi (2008: 180), yaitu: kualitas isi, kalimat efektif, struktur, diksi, EYD, dan paragraf.

7 Efektif

Efektif berdasarkan http://www.artikata.com/arti-325889-efektif.html berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Jadi yang dimaksud efektif dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil pembelajaran yang dicapai mahasiswa setelah perlakuan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

8. Karakter

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Metode ini digunakan untuk menyelidiki keefektifan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan mahasiswa.

Adapun alasan pemilihan metode ini adalah sebagai berikut.

1. Tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung pada tahun ajaran 2010/2011, sehingga seluruh mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Bahasa Indonesia sebanyak dua kelas dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester II sangat memungkinkan dan cocok untuk diberi perlakuan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE karena mahasiswa Akademi Keperawatan

Aisyiyah hanya menerima pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya karya ilmiah pada semester II. Dengan demikian, diharapkan akan berdampak pada penyusunan tugas-tugas perkuliahan lain dan karya ilmiah tugas akhir.

3. Dengan diberikan perlakuan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE pada

(30)

mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah bahasa Indonesia, diharapkan mahasiswa dapat menjalin komunikasi secara berkesinambungan baik kepada pengajar maupun sesama teman. Jalinan komunikasi diharapkan dapat terus terjalin sehingga ketika mengalami masalah penulisan karya ilmiah dapat ditanggulangi sekalipun kontrak mata kuliah bahasa Indonesia telah berakhir.

Desain The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Desain The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design

Treatment Group M O X O

Control Group M O C O

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 278) Keterangan:

M = Matched untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

O = Pengukuran awal (prates) dan akhir (pascates) kelas eksperimen dan kontrol

X= perlakuan pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning Berbasis MOODLE.

C= perlakuan pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui model konvensional (cooperative learning metode jigsaw).

B. Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut.

(31)

2. Mempersiapkan media model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE yang dibantu oleh administrator dengan langkah-langkah:

a. menginstalasi software MOODLE dengan cara mengunduh dari http://www.moodle.org;

b. memodifikasi halaman depan portal e-learning seperti tampilan di bawah ini;

Gambar 3.1

Tampilan E-Learning Berbasis MOODLE c. mengatur pendaftaran pengguna baru untuk mahasiswa;

d. menyajikan 1) bahan, yaitu materi pelajaran, jadwal, silabus, RPP, film, suara/musik, dan berita; 2) fasilitas layanan tutor, yaitu forum diskusi, chatting, e-mail, kuis, dan berita; 3) penilaian online yang akan dimasukkan sebagai media pada e-learning berbasis MOODLE.

(32)

5. Melaksanakan prates pada kelas eksperimen dan kontrol.

6. Memberlakukan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE untuk kelas eksperimen. Adapun untuk kelas kontrol menggunakan model konvensional yaitu model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui cooperative learning metode jigsaw.

7. Melaksanakan observasi kelas untuk mengetahui penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE pada kelas eksperimen dan penerapan model

konvensional pada kelas kontrol.

8. Melaksanakan pascates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

9. Menyebarkan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui respons mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

10.Melakukan wawancara untuk mengetahui respons pengajar terhadap penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

11.Mengolah, mendeskripsikan, dan menganalisis data. 12.Melaksanakan uji hipotesis

13.Membuat simpulan hasil penelitian.

(33)

Mengolah, mendeskripsikan, dan menganalisis data

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Studi pendahuluan

Mempersiapkan E-Learning Berbasis MOODLE - Wawancara

- Studi dokumentasi

1. Menginstal sofgware

2. Memodifikasi halaman depan portal 3. Pengaturan pengguna baru

4. Menyiapkan materi ajar, film, suara/musik, berita, kuis/soal

Menyebarkan angket respons mahasiswa terhadap penerapan model e-learning berbasis MOODLE

Prates

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Model Cooperative Learning Metode Jigsaw Model E-Learning Berbasis MOODLE

Pascates

Melaksanakan wawancara kepada pengajar tentang penerapan Model e-learning berbasis MOODLE

Menguji hipotesis Mempersiapkan instrumen

Uji validitas dan reabilitas instrumen

(34)

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah Akademi Keperawatan Aisyiyah Jl. K.H. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 kota Bandung. Adapun populasi dan sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung yang sedang mengontrak mata kuliah bahasa Indonesia Tahun Akademik 2010/2011 sebanyak dua kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing tiga puluh orang. Hal ini sesuai pendapat Fraenkel dan Wallen (2007: 108) bahwa sampel pada penelitian eksperimen minimal sebanyak 30 orang untuk masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.

Peneliti menetapkan sampel tersebut dengan berbagai pertimbangan dan alasan sebagai berikut.

1. Penelitian tidak mengganggu kestabilan proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung.

2. Homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah bahasa Indonesia dapat dilakukan secara lebih konprehensif dengan acuan nilai saringan ujian masuk Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung.

D. Instrumen Penelitian

(35)

1. Tes menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan dan petunjuk cara mengerjakannya serta aspek-aspek yang dinilai. Tes ini diberikan saat prates dan pascates.

2. Pedoman observasi kelas untuk mengetahui penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE dan temuan karakter yang mungkin terbangun dari penerapan model

pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

3. Pedoman wawancara terhadap pengajar tentang penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

4. Angket respons mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam pengembangan alat pengumpul data atau instrumen, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Penyusunan Instrumen Pengumpul Data a. Penyusunan Instrumen Tes Menulis

(36)

Adapun langkah-langkah penyusunan alat tes menulis tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menguraikan variabel menjadi indikator-indikator berdasarkan bidang ilmu masing-masing, yaitu ilmu ragam bahasa ilmiah mengacu pada Nazar, ilmu keperawatan mengacu pada Potter dan Perry, serta Asmadi.

2) Membuat kisi-kisi instrumen tes menulis dalam bentuk matriks sebagaimana terlampir pada lampiran 9.

3) Menyusun instrumen tes berupa kasus disertai format dokumentasi keperawatan dan aspek-aspek yang dinilai sebagai pedoman mahasiswa dalam mengerjakan tugas seperti terlampir pada lampiran 10.

4) Menyusun pedoman penilaian sebagai acuan ketika melakukan penilaian. Untuk lebih jelasnya, pedoman penilaian tergambar dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Pedoman Instrumen Tes

Menulis Karya Ilmiah Dokumentasi Keperawatan No. Aspek Wilayah Dokper Kriteria

1. EYD (Bobot 12

%)

1. Identitas Pasien/Klien (Bobot 2%)

5 Rentang 11-13 poin identitas pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

4 Rentang 8-10 poin identitas pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

3 Rentang 5-7 poin identitas pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

(37)

1 Di bawah 2 poin identitas pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

2. Identitas Penanggung jawab (Bobot 2%)

5 Rentang 9-10 poin identitas penanggung jawab pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

4 Rentang 7-8 poin identitas penanggung jawab pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

3 Rentang 5-6 poin identitas penanggung jawab pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

2 Rentang 3-4 poin identitas penanggung jawab pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

1 Di bawah 3 poin identitas penanggung jawab pasien/klien menggunakan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat.

3. Riwayat kesehatan (Bobot 8%)

5 Di atas 90% pemakaian huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat. 4 Di atas 70% pemakaian huruf kapital, huruf

miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat. 3 Di atas 50% pemakaian huruf kapital, huruf

miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat. 2 Di atas 30% pemakaian huruf kapital, huruf

miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca tepat. 1 Di atas 10% pemakaian huruf kapital, huruf

(38)

2. Struktur

5 Di atas 90% penggunaan kalimat lugas, mudah dipahami, dan hemat kata. 4 Di atas 70% penggunaan kalimat lugas,

mudah dipahami, dan hemat kata. 3 Di atas 50% penggunaan kalimat lugas,

mudah dipahami, dan hemat kata. 2 Di atas 30% penggunaan kalimat lugas,

mudah dipahami, dan hemat kata. 1 Di atas 10% penggunaan kalimat lugas,

mudah dipahami, dan hemat kata. 5. Paragraf

4 Di atas 70% paragraf kohesi (terpadu) dan koheren (selaras).

3 Di atas 50% paragraf kohesi (terpadu) dan koheren (selaras).

2 Di atas 30% paragraf kohesi (terpadu) dan koheren (selaras).

1 Di atas 10% paragraf kohesi (terpadu) dan koheren (selaras).

(39)

4 Mendeskripsikan keluhan paling dominan pasien/ klien dan menunjukkan area/letak keluhan utama secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis.

3 Mendeskripsikan keluhan paling dominan pasien/ klien dan menunjukkan area/letak keluhan utama secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis. 2 Mendeskripsikan keluhan paling dominan

pasien/ klien dan menunjukkan area/letak keluhan utama secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. 1 Mendeskripsikan keluhan paling dominan

pasien/ klien dan menunjukkan area/letak keluhan utama secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. Riwayat

5 Menguraikan Provokatif/Paliatif, Qualitas/ Quantitas, Regio/ Radiasi, Severity, Timing (PQRST) keluhan sebelum masuk rumah sakit, kronologis penanganan di rumah sakit, dan PQRST keluhan saat pengkajian

terakhir secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan PQRST keluhan sebelum masuk rumah sakit, kronologis penanganan di rumah sakit, dan PQRST keluhan saat pengkajian terakhir secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis. 3 Menguraikan PQRST keluhan sebelum

masuk rumah sakit, kronologis penanganan di rumah sakit, dan PQRST keluhan saat pengkajian terakhir secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

2 Menguraikan PQRST keluhan sebelum masuk rumah sakit, kronologis penanganan di rumah sakit, dan PQRST keluhan saat pengkajian terakhir secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. 1 Menguraikan PQRST keluhan sebelum

(40)

Riwayat

5 Menguraikan jenis penyakit/gejala yang muncul, kronologis saat munculnya penyakit/gejala, penanganan selama menderita penyakit/ gejala secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan jenis penyakit/gejala yang muncul, kronologis saat munculnya penyakit/gejala, penanganan selama menderita penyakit/ gejala secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis. 3 Menguraikan jenis penyakit/gejala yang

muncul, kronologis saat munculnya penyakit/gejala, dan penanganan selama menderita penyakit/gejala secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

2 Menguraikan jenis penyakit/gejala yang muncul, kronologis saat munculnya penyakit/gejala, dan penanganan selama menderita penyakit/gejala secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis.

1 Menguraikan jenis penyakit/gejala yang muncul, kronologis saat munculnya penyakit/gejala, dan penanganan selama menderita penyakit/gejala secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak

sistematis.

5 Menguraikan anggota keluarga yang terkena penyakit, waktu munculnya penyakit, dan penanganannya secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan anggota keluarga yang terkena penyakit, waktu munculnya penyakit, dan penanganannya secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis.

3 Menguraikan anggota keluarga yang terkena penyakit, waktu munculnya penyakit, dan penanganannya secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

(41)

Riwayat kesehatan 5. Pemeriksaan

fisik umum (Bobot 2,5%)

1 Menguraikan anggota keluarga yang terkena penyakit, waktu munculnya penyakit, dan penanganannya secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. 5 Seratus persen menguraikan keadaan fisik

pasien/klien secara umum dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Di atas 80% menguraikan keadaan fisik pasien/klien secara umum dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

3 Di atas 60% menguraikan keadaan fisik pasien/klien secara umum dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

2 Di atas 40% menguraikan keadaan fisik pasien/klien secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

1 Di atas 20% menguraikan keadaan fisik pasien/klien secara umum dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

Riwayat kesehatan 6. Pemeriksaan

fisik per sistem (Bobot 2,5%)

5 Seratus persen menguraikan hasil pemeriksaan fisik per sistem dan mengembangkan data fokus lebih detail secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 4 Di atas 80% menguraikan hasil pemeriksaan

fisik per sistem dan mengembangkan data fokus lebih detail secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

3 Di atas 60% menguraikan hasil pemeriksaan fisik per sistem dan mengembangkan data fokus lebih detail secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

2 Di atas 40% menguraikan hasil pemeriksaan fisik per sistem dan mengembangkan data fokus lebih detail secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

1 Di atas 20% menguraikan hasil pemeriksaan fisik per sistem dan mengembangkan data fokus lebih detail secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

Riwayat kesehatan 7. Aspek mental

(Bobot 2,5%)

5 Menguraikan data penyimpangan konsep diri sebagai dampak penyakit atau

(42)

4 Menguraikan data penyimpangan konsep diri sebagai dampak penyakit atau

hospitalisasi secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis.

3 Menguraikan data penyimpangan konsep diri secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis..

2 Menguraikan data penyimpangan konsep diri secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis.

1 Menguraikan data penyimpangan konsep diri secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis.

Riwayat kesehatan 8. Aspek

psikologis (Bobot 2,5%)

5 Menguraikan data penyimpangan psikis pasien/klien secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan data penyimpangan psikis pasien/klien secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis.

3 Menguraikan data penyimpangan psikis pasien/klien secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

2 Menguraikan data penyimpangan psikis pasien/klien secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. 1 Menguraikan data penyimpangan psikis

pasien/klien secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. Riwayat

kesehatan

9. Aspek sosial (Bobot 2,5%)

5 Menguraikan data kebutuhan sosial pasien/klien selama dirawat secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan data kebutuhan sosial pasien/klien selama dirawat secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis. 3 Menguraikan data kebutuhan sosial

pasien/klien selama dirawat secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

2 Menguraikan data kebutuhan sosial

pasien/klien secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis. 1 Menguraikan data kebutuhan sosial

(43)

Riwayat kesehatan 10. Aspek

spiritual (Bobot 2,5%)

5 Menguraikan kualitas keyakinan

pasien/klien akibat penyakit yang diderita, hikmah di balik penyakit, dan keyakinan akan kesembuhan secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

4 Menguraikan kualitas keyakinan pasien/klien akibat penyakit yang diderita, hikmah di balik penyakit, dan keyakinan akan kesembuhan secara logis, tepat, lengkap, tetapi tidak sistematis.

3 Menguraikan kualitas keyakinan pasien/klien akibat penyakit yang diderita, hikmah di balik penyakit, dan keyakinan akan kesembuhan secara logis, tepat, tetapi tidak lengkap, dan tidak sistematis.

2 Menguraikan kualitas keyakinan pasien/klien secara logis, tetapi tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis.

1 Menguraikan kualitas keyakinan pasien/klien secara tidak logis, tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak sistematis.

Riwayat kesehatan

11. Pola aktivitas sehari-hari (Bobot 2,5%)

5 Seratus persen menguraikan data kebutuhan aktivitas sehari-hari pasien/klien, membandingkan kebutuhan dasar pasien sebelum sakit dengan pada saat sakit sekarang, mencantumkan perubahan kebiasaan secara kuantitatif dan kualitatif dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 4 Di atas 80% menguraikan data kebutuhan

aktivitas sehari-hari pasien/klien, membandingkan kebutuhan dasar pasien sebelum sakit dengan pada saat sakit sekarang, mencantumkan perubahan kebiasaan secara kuantitatif dan kualitatif dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

(44)

2 Di atas 40% menguraikan data kebutuhan aktivitas sehari-hari pasien/klien, membandingkan kebutuhan dasar pasien sebelum sakit dengan pada saat sakit sekarang, mencantumkan perubahan kebiasaan secara kuantitatif dan kualitatif dengan logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

1 Di atas 20% menguraikan data kebutuhan aktivitas sehari-hari pasien/klien, membandingkan kebutuhan dasar pasien sebelum sakit dengan pada saat sakit sekarang, mencantumkan perubahan kebiasaan secara kuantitatif dan kualitatif secara logis, tepat, lengkap, dan

5 Seratus persen menguraikan data penunjang, menampilkan hasil pemeriksaan diagnostik, tanggal pemeriksaan, dan nilai normal secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 4 Di atas 80% menguraikan data penunjang,

menampilkan hasil pemeriksaan diagnostik, tanggal pemeriksaan, dan nilai normal secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 3 Di atas 60% menguraikan data penunjang,

menampilkan hasil pemeriksaan diagnostik, tanggal pemeriksaan, dan nilai normal secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 2 Di atas 40% menguraikan data penunjang,

menampilkan hasil pemeriksaan diagnostik, tanggal pemeriksaan, dan nilai normal secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis. 1 Di atas 20% menguraikan data penunjang,

menampilkan hasil pemeriksaan diagnostik, tanggal pemeriksaan, dan nilai normal secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis.

(45)

b. Penyusunan Pedoman Observasi

Untuk menyusun pedoman observasi, peneliti mengacu pada teori Joyce dan Weil. Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menguraikan variabel menjadi indikator-indikator berdasarkan pada teori Joyce dan Weil.

2) Membuat kisi-kisi instrumen pedoman observasi dalam bentuk matriks seperti terlampir pada lampiran 11 dan 12.

3) Menyusun instrumen pedoman observasi sesuai indikator dalam teori model pembelajaran menurut Joyce dan Weil. Untuk lebih jelasnya instrumen pedoman observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Instrumen Pedoman Observasi Pengajar

No. Kegiatan Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Kegiatan awal (Pendahuluan)

1. Apakah pengajar mengucapkan salam? 2. Apakah pengajar

mengecek kehadiran mahasiswa?

3. Apakah pengajar mengemukakan topik dan tujuan pembelajaran

pada awal

pembelajaran?

4. Apakah pengajar melaksanakan apersepsi untuk mengondisikan mahasiswa sebelum menerima materi di kelas?

(46)

2. Kegiatan inti 1. Apakah pengajar peserta pembelajaran

e-learning berbasis

MOODLE?

2. Apakah pengajar mengajarkan cara searching materi karya ilmiah dokumentasi keperawatan, chatting, e-mail, forum diskusi, membaca berita, mengerjakan kuis, dan melihat nilai pada

e-learning berbasis

MOODLE?

3. Apakah pengajar menyuguhkan 4. Apakah pengajar

menjelaskan materi 5. Apakah pengajar

(47)

6. Apakah pengajar menjelaskan cara membuat karya ilmiah dokumentasi

keperawatan

berdasarkan kualitas isi, kalimat efektif, struktur, diksi, EYD, dan paragraf?

7. Apakah pengajar memberikan penegasan berinteraksi melalui

e-learning berbasis

MOODLE?

8. Apakah pengajar menegaskan bahwa pembuatan karya ilmiah dokumentasi

keperawatan harus ditulis secara logis, tepat, lengkap, dan sistematis agar tidak membahayakan

pasien/klien?

9. Apakah pengajar mengajak mahasiswa untuk aktif mencermati pekerjaan rekannya selama proses diskusi berlangsung?

3. Pemanfaatan alat/bahan, sumber, dan media

1. Apakah pengajar memanfaatkan

(48)

pembelajaran dengan efektif baik pada kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran jarak jauh?

2. Apakah pengajar menguasai penggunaan alat/bahan, sumber, dan media pembelajaran? 4. Penggunaan

metode pembelajaran

1. Apakah pengajar melaksanakan metode sesuai yang diharapkan? 2. Apakah pengajar

menguasai metode baik pada kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran jarak jauh (online)?

pembelajaran baik di kelas maupun pada pembelajaran jarak jauh (online)?

2. Apakah pengajar menunjukkan sikap penuh pengertian kepada mahasiswa? 3. Apakah pengajar

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran jarak jauh (online)?

6. Akhir kegiatan pembelajaran

(49)

Tabel 3.4

Instrumen Pedoman Observasi Mahasiswa 2. Apakah pengajar

melaksanakan penilaian

2. Apakah mahasiswa tampak antusias terhadap topik dan tujuan pembelajaran?

2. Kegiatan inti 1. Apakah mahasiswa melakukan secara antusias ketika memasukkan

account registration

dalam pendaftaran peserta dan cara mengoperasikan

e-learning berbasis

MOODLE?

2. Apakah mahasiswa menanggapi dengan aktif saat disuguhkan rancangan format, ketentuan pokok, dan contoh-contoh karya ilmiah dokumentasi keperawatan sebagai advance organizer?

(50)

4. Apakah mahasiswa yang mempresentasikan

pekerjaannya

menyimpulkan cara pembuatan karya ilmiah dokumentasi keperawatan sesuai advance organizer yang dapat diterapkan pada berbagai kasus penyakit?

5. Apakah mahasiswa menanggapi secara antusias ketika diajak pembelajaran secara online apabila mengalami kesulitan?

6. Apakah mahasiswa tampak aktif dalam proses diskusi?

1. Apakah mahasiswa memanfaatkan alat/bahan, alat/bahan, sumber, dan media pembelajaran? 4. Penggunaan

metode pembelajaran

1. Apakah mahasiswa mengikuti metode pembelajaran dengan optimal baik pada pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh?

2. Apakah mahasiswa aktif dalam mengikuti metode pembelajaran baik pada kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran jarak jauh? 5. Sikap dan

penampilan

1. Apakah mahasiswa menunjukkan sikap

antusias dalam

(51)

c. Penyusunan Pedoman Wawancara Respons Pengajar

Untuk menyusun pedoman wawancara respons pengajar terhadap model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE mengacu pada teori Joyce dan Weil. Pedoman wawancara yang digunakan berbentuk terbuka agar memungkinkan responden untuk menjawab bebas sesuai keinginannya.

Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara tersebut adalah sebagai berikut.

2. Apakah mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik pada pembelajaran tatap muka

maupun pada

pembelajaran jarak jauh (online)?

3. Apakah mahasiswa menunjukkan sikap percaya diri baik pada kegiatan pembelajaran tatap muka maupun pada pembelajaran jarak jauh (online)?

4. Apakah ada temuan lain mengenai sikap dan penampilan mahasiswa yang menunjukkan karakter positif?

6. Akhir kegiatan pembelajaran

1. Apakah mahasiswa mengikuti proses evaluasi baik pada kegiatan pembelajaran tatap muka

maupun pada

(52)

1) Menguraikan variabel menjadi indikator-indikator berdasarkan pada teori Joyce dan Weil.

2) Membuat kisi-kisi pedoman wawancara dalam bentuk matriks seperti pada lampiran 13.

3) Menyusun instrumen pedoman wawancara sesuai indikator dalam teori model menurut Joyce dan Weil. Untuk lebih jelasnya pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5

Instrumen Pedoman Wawancara

1. Menurut pendapat Bapak/Ibu, apakah model tersebut efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiwa dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan?

2. Apakah model tersebut mudah untuk diikuti?

3. Bagaimana respons mahasiswa terhadap model tersebut?

4. Apakah model pembelajaran tersebut dapat menambah interaksi dan fleksibilitas pembelajaran?

5. Apakah model tersebut mudah untuk diimplementasikan ke dalam RPP menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan?

6. Apakah model tersebut memberikan kemudahan bagi Bapak/Ibu dalam memberikan respons dan arahan terhadap mahasiswa?

7. Apakah media yang digunakan tepat dan cocok bagi mahasiswa?

8. Ketika menerapkan model tersebut, hambatan apa yang Bapak/Ibu rasakan?

9. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

10. Menurut pendapat Bapak/Ibu, bagian manakah yang sulit ketika mengajarkan menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan menggunakan model tersebut?

11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut ?

12. Menurut Bapak/Ibu, apa keunggulan dan kelemahan model tersebut? 13. Apa saran Bapak/Ibu untuk perbaikan model tersebut?

14. Apakah model tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran keterampilan bahasa lainnya?

15. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan model ini dapat memunculkan kecermatan berpikir mahasiswa?

(53)

17. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan model ini dapat menggugah mahasiswa dalam menyikapi perkembangan IPTEKS?

18. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perubahan sikap mahasiswa yang menjurus ke arah karakter positif setelah penerapan model ini?

d. Penyusunan Angket Respons Mahasiswa

Untuk menyusun angket respons mahasiswa terhadap model pembelajaran menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan melalui e-learning berbasis MOODLE mengacu pada teori Joyce dan Weil. Angket yang digunakan merupakan angket berstruktur yang berisikan jawaban yang telah tersedia. Alasan peneliti menggunakan angket tertutup dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan hemat biaya, relatif objektif, mudah bagi responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, serta memberi kemudahan bagi peneliti dalam mentabulasikan dan menganalisis data.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menguraikan variabel menjadi indikator-indikator berdasarkan pada teori Joyce dan Weil.

2) Membuat kisi-kisi angket dalam bentuk matriks seperti pada tabel lampiran 14. 3) Menyusun instrumen angket disertai alternatif jawabannya berupa: Sangat

(54)

Tabel 3.6

Angket Respons Mahasiswa

Pernyataan SS S TT TS STS

1. Model ini dapat menambah wawasan saya secara luas tentang menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan. 2. Model ini membuat saya sulit

mengelola aspek-aspek dalam penyusunan karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

3. Model ini memudahkan saya dalam mengaplikasikan kualitas isi, EYD, struktur kalimat, kalimat efektif, diksi, dan paragraf dalam karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

4. Model ini membuat saya selalu ingat bagaimana mengaplikasikan kualitas isi, EYD, struktur kalimat, kalimat efektif, diksi, dan paragraf dalam karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

5. Tahap-tahap model ini mudah diikuti, sehingga membuat saya senang mempelajari karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

6. Tahap-tahap dalam pembelajaran model ini mudah diikuti, sehingga memantapkan saya dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

7. Tahap-tahap model ini rumit, sehingga memakan waktu banyak dalam mengaplikasikannya.

8. Model ini rumit bagi saya untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara tatap muka maupun online. 9. Ketika menerapkan model ini, saya

merasa terbimbing dan terawasi baik pada pembelajaran tatap muka maupun online.

(55)

11. Ketika melaksanakan model ini, pengajar memberikan penjelasan hakikat materi secara jelas.

12. Ketika melaksanakan model ini, saya merasa kurang terbimbing dalam menyelaraskan materi dengan pengetahuan yang saya miliki.

13. Ketika melaksanakan model ini, kecermatan berpikir saya menjadi terasah.

14. Ketika melaksanakan model ini, saya kesulitan dalam mendapatkan media.

15. E-learning berbasis MOODLE mudah

diakses kapan saja dan dimana saja. 16. Ketika melaksanakan model ini, saya

merasa mudah dalam mengoperasikan E-learning berbasis MOODLE.

17. Model ini sangat cocok diterapkan bagi mahasiswa akademi keperawatan yang membutuhkan bimbingan baik ketika di kampus maupun di lahan praktek. 18. Model ini membuat saya senang

belajar.

19. Model ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga memudahkan saya untuk belajar.

20.Format dokumentasi keperawatan, kualitas isi, kalimat efektif, diksi, struktur kalimat, EYD, dan paragraf tidak membantu saya dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan. 21.Model ini melatih saya untuk membuat

karya ilmiah dokumentasi keperawatan dikaji dari berbagai bidang ilmu.

22.Model ini dapat melatih kecermatan berpikir saya dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

23.Model ini dapat melatih kemandirian saya dalam menulis karya ilmiah dokumentasi keperawatan.

24.Model ini menggugah saya untuk menyadari pentingnya penerapan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 25. Model ini merepotkan saya ketika

Gambar

Tabel 3.1 The Matching-Only Pretest-Posttest  Control Group Design
Gambar 3.2 Prosedur  Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Tes
Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Observasi Pengajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

lembaga pendidikan islam, yaitu keluarga, masjid, pondok pesantren

Algoritma untuk melakukan proses render mendefinisikan model, geometri, pengaturan material dan texture, serta penempatan virtual light sebagai inputan dan

Dari kedua artikel tersebut terdapat satu benang merah bahwa perkembangan teknologi salah satunya dengan cara industrialisasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan sehingga

Pada hari ini Selasa, tanggal Lima bulan AgustusTahun Dua Ribu Empat Belas, sesuai dengan jadwal yang termuat pada Portal LPSE http://www.lpse.mahkamahagung.go.id

[r]

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa pada materi dimensi tiga melalui

tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang

Niswati A, Murase J, and Kimura M 2003: Effect of application of rice straw and compost on the community structure of bacteria associated with microcrustaceans in the