Analisis Kebutuhan Kompetensi Lulusan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara..
Pada tatanan global standar kompetensi Lulusan (SKL) menggunakan 21 st Century Skills1 sebagai acuan. Ada pun keterampilan utama yang perlu siswa kuasai terdiri atas tiga kelompok keterampilan seperti di bawah ini:
Learning Skills: Literacy Skills: Life Skills Critical Thinking
Hasil survey OECD ( Organization for Economic Cooperation and Development) di Amerika, Jerman, dan Jepang menyatakan bahwa kompetensi yang paling orang perlukan adalah keterampilan merumuskan dan menyelesaikan masalah baru yang muncul dalam pekerjaannya. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif perlu siswa kuasai untuk menyelesaikan menemukan dan memecahkan masalah dengan cepat, tepat, dan inovatif.
Dalam merumuskan dan memecahkan masalah terdapat tiga keterampilan esensial
2yang perlu siswa miliki;
Pertama, memahami masalah
Kedua, mengidentifikasi hambatan yang mungkin muncul dalam menyelesaikan masalah
Ketiga, memilih alternatif pemecahan yang paling tepat.
Pendekatan saintifik dalam melaksanakan pembelajaran merupakan salah satu pilihan yang paling penting dalam sistem pembelajaran. Hal tersebut sangat beralasan karena dalam pendekatan ini siswa mendapat tantangan berpikir kritis didahului dengan mengamati, menanya, mencoba memecahkan masalah, menalar, dan
mengomunikasikan hasil karya untuk menguji kebenaran dengan membandingkan dengan pendapat orang lain.
Keterampilan menanya sebagai penggerak inti inovasi. Buah pikir Gregersen dan Clayton M. Christensen dari Universitas Harvard dalam The Innovator’s DNA (2009) menyatakan bahwa pikiran inovatif tumbuh dari penguasaan lima keterampilan inti yaitu mengasosiasi, menanya, mengobservasi, membangun jejaring, dan mencoba 3.
Pada negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat pendidikan juga sangat serius dan berhasil membangun pribadi yang terampil mendisiplinkan diri. Pendidikan melatih siswa dalam beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1. Terampil dalam mengekspresikan emosi secara sehat. 2. Terampil memecahkan masalah.
3. Terampil mengendalikan kemarahan. 4. Terampil mengatur disiplin diri.
5. Terampil mengontrol prilaku, bertindak berdasarkan rasio dan etika.
6. Terampil menempatkan diri dalam jejaring social, seperti menyatakan setuju, tak setuju dalam pergaulan, atau menghargai hak orang lain. 4
Satu contoh penumbuhan keterampilan berdisiplin5 yang ditetapkan sekolah meliputi”:
Keterampilan Dasar 3. Menanya
4. Berbagi: waktu, tempat, orang, dan sesuatu
5. Terampil menempatkan diri
Keterampilan
Megembangkan 6. Bekerja sama dengan sesama 7. Mamahami alasan dan peran
8. Menyempurnakan pekerjaan secara mandiri 9. Mampu memimpin
10. Berkomunikasi secara efektif.
Keterampilan generatif 11. Mengatur: waktu, tempat, orang, dan sesuatu. 12. Memecahkan masalah
13. Berinisiatif dalam memecahkan masalah 14. Membedakan fakta dengan perasaan. 15. Mengobarkan semangat kerja sama.
Agar dapat mewujudkan keterampilan abad 21 sehingga mampu merumuskan dan memecahkan masalah, berpikir kritis dan inovatif, berpikir ilmiah, serta mengembangkan karya berbasis masalah, memerlukan dukungan sekolah yang memfasilitasi guru agar efektif meningkatkan ketrampilan siswa. Ada enam faktor 6
utama yang perlu sekolah perhatikan adalah
Mengembangkan keterampilan belajar.
Mengintegrasikan keterampilan abad-21 dalam mata pelajaran. Meningkatkan penggunaan perangkat belajar abad 21.
Menyelenggarakan pembelajaran berbasis konteks abad 21. Menyelenggarakan pembelajaran berisikan materi abad 21. Menilai hasl belajar berupa keterampilan abad 21.
LEMBAR KERJA
Kompetensi lulusan seperti apa yang kita harapkan?
Materia apa yang harus mereka pelajari?
Bagaimana mengjarkannya?
Mengingat
Mengingat adalah memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori. Mengingat merupakan proses
pendayagunaan memori untuk menggugah kembali definisi, fakta, atau daftar, atau informasi yang pernah siswa pelajari
sebelumnya sehingga menjadi landasan informasi baru yang akan mereka peroleh.
Contoh IPK
Menuliskan ulang data….
Menyebutkan kembali definisi….
Menyusun langkah-langkah kegiatan ...seperti yang telah
ditelaah sebelumnya.
Mengulang konsep yang sudah dipelajari ….. dalam diskusi
Menuliskan tahun … terjadinya suatu peristiwa
Memahami
Memahami artinya mengembangkan atau merumuskan makna
Contoh IPK:
Menafsirkan data yang terdapat dalam tabel…..
Menentukan contoh penerapan konsep…..
Memilih langkah-langkah yang paling tepat ……
Meringkas materi hasil telaah….………
Menerapkan
Menerapkan prosedur tertentu yang merujuk pada materi
pelajaran telah dipelajari dalam menerapkan suatu cara metode, atau teknik, menerapkan pengetahuan ke dalam praktik, sehingga menghasilkan produk-produk tertentu, seperti, contoh, karya, materi, catatan hasil wawancara, mencatat data hasil observasi, melakuan langkah kegiatan sesuai petunjuk, atau mensimulasi.
Model indikator pencapaian kompetensi
Menggunakan data sebagai sebagai dasar argumentasi…..
Menyajikan diagram hubungan data hasil pengamatan ……
Memperbaiki langkah-langkah kegiatan….
Menghimpun materi dalam presentasi….
Melakukan wawancara….
Mempresentasikan langkah kerja dalam mempraktikan….
Mensimulasikan cara kerja……
Menganalisis adalah mengurai konsep, prosedur, komponen ke dalam beberapa bagian. Menganalisis dapat berupa mengurai sesuatu agar mengenali komponen, melihat hubungan
antarkomponen, membedakan hubungan, mengorganisasikan berbagai komponen menjadi terintegrasi dalam kesatuan. Dengan menganalisis siswa mengenali karakteristik hubungan satu
komponen dengan komponen lain dalam suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan.
Kegiatan menganalisis bisa juga merupakan proses mental dalam membedakan, mengorganisir, menghubungkan , serta membedakan antara komponen dalam satu kesatuan fakta.
Kemampuan analisis diperlukan dalam survei, menyusun grafik, membaca grafik, membuat atau membaca diagram, serta
mempresentasikan diagram, memerhatikan gambar,
memperhatikan cerita, atau menghubungkan berbagai peristiwa.
Contoh IPK
Mengidentifikasi komponen yang membentuk….
Medeskripsikan hubungan fungsional komponen untuk …..
Men kekuatan dan kelemahan pada….
Mengubungkan data-data untuk membuat kesimpulan…
Mengidentifikasi besarnya peran… dalam…
Mengevaluasi
Produk dari evaluasi dapat berupa nilai pencapaian, kritik, rekomendasi, atau laporan.
Dengan menguasai kegaitan evaluasi siswa dapat melakukan perubahan. Kegiatan mengevaluasi menentukan ide untuk membuat baru sehingga karya sebelumnya menjadi dasar untuk mencipatakan sesuatu yang baru dalam berkreasi.
Contoh IPK
Membandingkan prilaku yang seharusnya dengan yang senyatanya untuk …..
Menilai ketercapaian…… berdasarkan kriteria…..
Menentukan kekuatan ….. untuk dikembangkan menjadi…
Mengidentifikasi kelemahan pada…. sebagai bahan perbaikan.
Berkreasi
Berkreasi atau mencipta adalah proses menghubungkan antar elemen secara bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan utuh dan fungsional. Mereorganisasi unsur ke dalam pola baru atau struktur yang berbeda.
Mengembangkan cara atau strategi baru melalui pengembangan perencanaan sehingga menghasilkan
Contoh indikator pencapaian kompetensi siswa dapat
Mengintegrasi data yang diperoleh dari hasil observasi untuk menyusun….
Merumuskan proposal……
Meninjau ulang pelalksanaan kegiatan…. Untuk melakukan perbaikan proses…..
Mendisain model….. yang baru berdasarkan contoh yang sudah ada.
PERHATIKAN KONSEP DAN BUATKAN MODEL UNTUK
MASING-MASING KOMPETENSI
MENGINGAT
MEMAHAMI
MENERAPKAN
MENGANALISIS
MENGEVALUASI
BERKREASI
Isikan Model Kompetensi Pada Matrik
PengetahuanLevel Berpikir
Fakta Konsep Prosedur Metakognitif
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta