1
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menunjukkan tren yang positif setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2003 hingga tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor terus bertambah dengan rata- rata pertumbuhan sebesar 15%. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap bisnis yang mendukung kegiatan industri otomotif seperti industri Pelumas. Sedangkan di sisi lain, Perkembangan Industri secara umum juga terus berkembang pesat. Dengan perkembangan industri saat ini, perusahaan industri berlomba-lomba untuk mengingkatkan produktivitas perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan perlu berbagai macam hal yang diperhatikan dalam proses produksinya diantaranya yaitu melakukan perawatan terhadap mesin setiap periode tertentu untuk menghindari tarjadinya masalah pada mesin serta untuk meningkatkan umur produktif mesin.
Tugas utama perawatan adalah melakukan pemeliharaan dan perbaikan dari alat- alat, mesin, perlengkapan serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan. Kegiatan-kegiatan perawatan meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan b) Penggantian dan distribusi dari utilitas c) Inspeksi dan pelumasan
Pada proses terakhir yaitu inspeksi dan pelumasan berfungsi mengendalikan gesekan, suhu, korosi, keausan, mengisolasi listrik, dsb. Melihat peluang besar ini, pada November 2013 PT ABC meresmikan unit bisnis pelumas menjadi PT NYZ sebagai salah satu anak perusahaannya.
PT NYZ merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang mendominasi pangsa
pelumas/oli dengan memiliki nilai market share di industri dari tahun ke tahun
semakin meningkat, yakni mencapai angka 60% dan meninggalkan para
pesaingnya. Olehkarena itu, PT NYZ memiliki rencana di tahun 2015 – 2016 untuk
meningkatkan target market share-nya hingga 62%. Namun tetap tidak
2
mengesampingkan kompetitornya, yaitu Shell dan ExxonMobil Lubricants.
Olehkarena itu, agar tercapainya target market share sebesar 62%, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan para konsumen dengan baik.
PT. NYZ memiliki satu gudang central yang bernama Gudang Nusantara untuk menyimpan hasil produksinya serta menjadi pusat pengambilan barang untuk didisbusikan ke gudang cabang (Distribution Warehouse) yang ada di setiap region di seluruh Indonesia serta luar Negeri. Sistem yang digunakan dalam distribusi produk adalah push system, dimana setiap gudang yang ada di setiap region tersebut harus memenuhi permintaan setiap agen-agennya dengan melakukan pemesanan barang dalam periode tertentu. Periode pemesanan yang telah ditentukan yaitu dimulai sejak taggal 25 disetiap bulan hingga tanggal 5 dibulan selanjutnya. Salah satu gudang region yaitu Gudang Region Ujungberung kota Bandung.
Gudang Region PT NYZ Ujung Berung harus memenuhi permintaan 4 agen tetap, yaitu PT. Ma’soem, PT. Limas Raga I, PT. Langgeng KC, dan PT. Nina Herlina.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, gudang region Ujungberung kota Bandung
memiliki dua jenis gudang penyimpanan, yaitu: gudang outdoor untuk kemasan
drum dan gudang indoor untuk kemasan box. Gudang untuk kemasan box
mengelola 62 SKU yang dialokasikan ke dua bagian gudang dengan fungsi yang
sama, yaitu gudang A dan gudang B dengan masing-masing ukuran seluas 450 m
2.
Produk disimpan menggunakan sistem block stacking dengan kebijakan dedicated
storage. Namun, pada praktiknya peletakan palet tidak sesuai dengan alokasi
penempatan yang telah ditentukan hingga menutupi akses aisle. Pada Gambar 1.1
terlihat bahwa peletakan palet tidak mempertimbangkan aisle gudang yang
menyebabkan terjadinya masalah accessibility saat proses put away dan order
picking karena barang menjadi sulit untuk dijangkau karena tertutupi oleh
tumpukan produk di bagian lainnya.
3
Gambar I.1 Tata letak Existing
Alokasi tempat penyimpanan tidak beraturan karena kurangnya kapasitas gudang dengan kebijakan saat ini sehingga peletakan produk belum berdasarkan masing- masing kategori melainkan berdasarkan ada tidaknya space yang kosong pada saat operator forklift melakukan proses put away, bahkan satu SKU bisa diletakkan pada dua ruang gudang yang terpisah. Dalam penataan produk, operator hanya menumpuk produk yang masuk sehingga rentan runtuh dalam proses penataannya dan melebihi jumlah maksimal tumpukan produk yang tertera dalam kemasan.
Kelebihan kapasitas gudang seperti yang tertera pada Gambar I.2 dan Gambar I.3 menggambarkan gap antara jumlah on-hand inventory dengan kapasitas existing gudang yang telah ditentukan perusahaan. Sehingga barang tersebut dialokasikan di tempat yang bukan diperuntukan untuk penyimpanan seperti di koridor jalan, depan pintu keluar, atau diletakan diatas barang dengan menyalahi kebijakan maksimal penumpukan barang.
Gambar I.2 Data Over Capacity Gudang A
0 100 200 300 400 500 600 700
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
On-Hand Inventory (Palet) Kapasitas Gudang (Palet)
4
Gambar I.3 Data Over Capacity Gudang B
Namun, kurangnya kapasitas tersebut bukan dikarenakan kurangnya dimensi gudang, melainkan karena terdapat kebijakan maksimal stacking untuk setiap produknya sehingga area gudang secara vertikal tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel I.1 mengenai utilitas kedua gudang yang masih jauh dibawah 80%.
Tabel I.1 Utilitas Gudang
Volume yang digunakan untuk penyimpanan
(m3)
Volume Total Gudang (m3)
Utilitas Gudang Gudang
A 1308 2870 46%
Gudang
B 1270 3150 40%
Dalam menanggapi fenomena ini, bagian gudang Pertamina Lubricant sudah memesan seperangkat rak berjenis Drive-In untuk diterapkan pada salah satu gudangnya saat akhir 2016 nanti. Melalui pemaparan permasalahan yang terjadi, maka dalam penelitian ini akan dilakukan rancangan usulan tata letak rak drive-in dan alokasi penyimpanan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan produk pelumas pada gudang PT NYZ. Rancangan usulan tata letak rak ini merupakan kunci yang dapat dilakukan bagian gudang untuk meningkatkan kapasitas gudang yang penuh keterbatasan untuk mendukung aktivitas gudang.
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
On-Hand Inventory (Palet) Kapasitas Gudang (Palet)