• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017

TENTANG

DANA DESA, ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 12 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, Bupati menetapkan rincian Dana Desa untuk setiap desa;

b. bahwa guna menindaklanjuti ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf d Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa perlu mengatur Alokasi Dana Desa dan Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Untuk Setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Dana Desa, Alokasi Dana Desa dan Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, tambahan Lembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia

(2)

Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

7. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 288);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094).

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478);

(3)

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 537);

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1934);

13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 552);

14. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2017 Nomor 2);

15. Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 12 Tahun 2017 tentang penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2017 Nomor 12).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG DANA DESA, ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Kuantan Singingi.

4. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4)

5. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat;

6. Alokasi Dana Desa selanjutnya disebut ADD adalah dana yang diterima oleh Desa yang bersumber dari Bagian Dana Perimbangan Keuangan yang diterima Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus dan tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.

7. Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah selanjutnya disebut BDHPDRD adalah bagian penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang diberikan kepada desa yang dialokasikan berdasarkan perolehan pajak dan retribusi daerah tahun anggaran sebelumnya;

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;

9. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disebut PKPKD adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan Keuangan Desa;

10. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disebut PTPKD adalah unsur perangkat desa yang membantu Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa;

11. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan desa;

12. Jumlah Desa adalah jumlah Desa di Kabupaten Kuantan Singingi sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri;

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

BAB II

TATACARA PEMBAGIAN Bagian kesatu

Tata Cara Pembagian Dana Desa

Pasal 2

(1) Rincian Dana Desauntuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan:

a. alokasi dasar; dan b. alokasi formula

(2) Alokasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah 90%

dari Anggaran Dana Desa Kabupaten dibagi jumlah desa;

(5)

(3) Alokasi formula sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah 10%

dari Anggaran Dana Desa yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa.

Pasal 3

(1) Alokasi formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dihitung dengan memperhatikan data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis desa;

(2) Komposisi perhitungan Alokasi Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. 25% untuk Jumlah penduduk.

b. 35% Untuk Angka Kemiskinan Desa.

c. 10% Untuk Luas Wilayah Desa.

d. 30% Untuk Tingkat Kesulitan Geografis Desa.

Pasal 4

Rincian Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dihitung dengan cara:

DDx = Alokasi Dasar Desa + Alokasi Formula Desa

Keterangan:

DDx : Dana Desa

Alokasi Dasar Desa : 90% DDKab / 218 Desa

Alokasi Formula Desa : 10%DDKab x (Bobot Proporsional Masing-masing desa)

DDKab : Dana Desa Kabupaten Kuantan Singingi BPD : Bobot Proporsional Desa

BPD = (0,25 x rJP)+(0,35 x rJPM)+(0,10 x rLW)+(0,30 x rIKG)

Keterangan:

r JP : rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa Kabupaten

r JPM : rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total penduduk miskin Desa Kabupaten

r LW : rasio luas wilayah setiap Desa terhadap luas wilayah Desa Kabupaten

r IKG : rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa Kabupaten

(6)

Bagian Kedua

Tata Cara Pembagian ADD

Pasal 5

Rincian Alokasi Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan:

a. Alokasi Proporsional dan;

b. Alokasi Merata

Pasal 6

(1) Alokasi Proporsional sebagaimana dimaksud Pasal 5 huruf a dihitung dengan memperhatikan kebutuhan Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa, Tunjangan PKPKD, PTPKD, Bendahara, dan BPD setiap desa selama satu tahun anggaran.

(2) Alokasi Merata sebagaimana dimaksud Pasal 5 huruf b dihitung dengan cara membagi secara merata kepada seluruh desa selisih antara Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten dengan Alokasi Proporsional.

Pasal 7

Rincian ADD untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dihitung dengan cara:

ADDx = Alokasi Proporsional Desa + Alokasi Merata Desa

Keterangan:

ADDx : Alokasi Dana Desa

Alokasi ProporsionalDesa : (Siltap kepala desa dan Perangkat desa) + (Tunjangan PKPKD,PTPKD dan Bendahara) + (Tunjangan BPD) masing-masing desa.

Alokasi Merata Desa : ADD Kab – Alokasi Proporsional/218 desa.

ADDKab : Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBD Kabupaten Kuantan Singingi.

Bagian Ketiga

Tatacara Pembagian BDHPDRD

Pasal 8

Rincian BDHPDRD untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan:

a. alokasi dasar; dan b. alokasi formula.

(7)

Pasal 9

(1) Alokasi dasar per desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a adalah 70% dari BDHPDRD Kabupaten dibagi jumlah desa di Kabupaten Kuantan Singingi.

(2) Alokasi formula per desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b adalah 30% dari Anggaran BDHPDRD Kabupaten yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa dengan memperhatikan capaian penerimaan PBB masing-masing desa.

Pasal 10

Rincian BDHPDRD untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dihitung dengan cara:

BDHPDRDx : Alokasi Dasar Desa + Alokasi Formula Desa

Keterangan :

BDHPDRDx : Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk setiap desa

Alokasi Dasar Desa : 70% BDHPDRDKab / 218 Desa

Alokasi Formula Desa : 30% BDHPDRDKab x (Bobot Proporsional Masing- masing Desa)

BDHPDRDKab : Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

BPD : Bobot Proporsional Desa BPD = (0,50 x rR)+(0,50 x rK)

Keterangan :

r R : rasio realisai PBB desa terhadap Target Desa

r K : rasio realisasi PBB desa terhadap realisasi PBB seluruh desa

Pasal 11

Rincian Dana Desa, ADD dan BDHPDRD untuk setiap Desa di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2017 terinci dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(8)

BAB III

TAHAP DAN MEKANISME PENYALURAN Bagian Kesatu

Tahap Penyaluran

Pasal 12

(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut :

a. tahap I paling lambat pada bulan Juli sebesar 60% (enam puluh perseratus); dan

b. tahap II paling lambat pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh perseratus).

(2) Penyaluran ADD dan BDHPDRD dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut :

a. tahap I paling lambat pada bulan Juni sebesar 40% (enam puluh perseratus);

b. tahap II paling lambat pada bulan September sebesar 40% (empat puluh perseratus); dan

c. Tahap III paling lambat pada bulan Desember sebesar 20% (dua puluh perseratus).

Bagian Kedua Mekanisme Penyaluran

Pasal 13

(1) Penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Desa.

(2) Penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD baru dapat dilakukan apabila APBDesa telah disahkan oleh Kepala Desa atas persetujuan bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa.

(3) Penyaluran ADD dan BDHPDRD dapat dilakukan mendahului pengesahan APBDesa untuk kebutuhan Penghasilan Tetap, Tunjangan dan Operasional Perkantoran Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa.

(4) Kepala Desa mengajukan permohonan penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD kepada Bupati c.q. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa setelah diverifikasi oleh Camat.

(5) Dalam hal permohonan kepala desa telah memenuhi persyaratan, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merekomendasikan kepada BPKAD selaku BUD/Kuasa BUD untuk selanjutnya langsung menyalurkan ke Rekening Kas Desa.

(9)

Pasal 14

(1) Penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap I dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan penyaluran dana;

b. Rencana Penggunaan Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap I c. Keputusan Camat tentang Evaluasi APBDesa;

d. Peraturan Desa tentang APBDesa beserta lampirannya;

e. Laporan Konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa, ADD dan BDHPDRD tahun anggaran sebelumnya;

f. Rekening koran Bank;

g. Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bank sebagai Kas Desa;

h. Surat Keputusan Kepala Desa tentang penetapan PKPKD, PTPKD, dan Bendahara Desa; dan

i. Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Pelaksana Kegiatan.

(2) Penyaluran ADD dan BDHPDRD mendahului pengesahan APBDesa sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3) dilakukan dengan menyampaikan persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan penyaluran dana;

b. Peraturan Kepala Desa tentang Rencana Penggunaan ADD dan BDHPDRD untuk kebutuhan Penghasilan Tetap, Tunjangan dan Operasional Desa.

c. Rekomendasi Camat tentang rencana penggunaan Dana ADD dan BDHPDRD;

d. Rekening koran Bank;

e. Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bank sebagai Kas Desa;

f. Surat Keputusan Kepala Desa tentang penetapan PKPKD, PTPKD, dan Bendahara Desa; dan

g. Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Pelaksana Kegiatan.

Pasal 15

(1) Penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap II dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan penyaluran dana;

b. Rencana Penggunaan Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap II; dan c. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana

Desa, ADD dan BDHPDRD tahap I.

(2) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana tahap I sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c menunjukkan paling kurang Dana tahap I telah digunakan sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus).

(10)

Pasal 16

(1) Penyaluran ADD dan BDHPDRD Tahap III dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan penyaluran dana;

b. Rencana Penggunaan ADD dan BDHPDRD Tahap III; dan

c. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output ADD dan BDHPDRD tahap II.

(2) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana tahap II sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c menunjukkan paling kurang Dana tahap II telah digunakan sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus)

Pasal 17

Apabila terdapat kegiatan pembangunan yang bersifat fisik seperti jalan, jembatan, saluran irigasi dan lain-lain harus dilampiri gambar dan Rencana Anggaran Biaya yang dibuat oleh TPK dan disahkan oleh Kepala Desa disertai foto fisik mulai dari 0% (nol per seratus) sampai dengan minimal 50% (lima puluh per seratus).

Pasal 18

Penyaluran Dana Desa, ADD dan BDHPDRD dapat dilakukan secara bersamaan ataupun terpisah pada masing-masing tahapan tergantung ketersediaan Dana di Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 19

Dokumen permohonan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 harus sudah diverifikasi dan mendapatkan rekomendasi dari Camat.

BAB IV

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA

Pasal 20

Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana diatur melalui Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016.

Pasal 21

Penggunaan ADD dan BDHPDRD diprioritaskan untuk membiayai Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan, Bidang Pelaksanaan Pembangunan, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(11)

BAB V

PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 22

(1) Pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa, ADD dan BDHPDRD dilakukan secara terintegrasi dengan APBDesa.

(2) Kepala Desa selaku PKPKD bertanggungjawab penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan penggunaan Dana Desa, ADD dan PDHPDRD.

(3) Dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan dan diarsipkan dengan baik di Desa.

(4) Camat bertanggungjawab memfasilitasi, membina dan mengawasi setiap proses sebagaimana disebut pada ayat (2).

Pasal 23

Rencana penggunaan dan pertanggungjawaban Dana Desa, ADD dan BDHPDR wajib diinformasikan secara transparan kepada masyarakat melalui papan informasi desa atau media lainnya sesuai kondisi desa.

BAB VI PELAPORAN

Pasal 24

(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa, ADD dan BDHPDRD yang terintegrasi dengan APBDesa.

(2) Laporan Pertanggungjawaban terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa semester pertama.

b. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa semester kedua.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan kepada Bupati pada bulan Juli tahun anggaran berjalan.

(4) Laporan sebagaimana disebut pada ayat (2) huruf a dan huruf b dihimpun dalam Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Akhir Tahun yang disertai dengan:

a. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Tahap II untuk Dana Desa; dan

b. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Tahap III untuk ADD dan BDHPDRD.

(5) Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Bupati paling lambat pada bulan Februari tahun anggaran berikutnya.

(12)

(6) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik harus disertai foto fisik mulai dari 0% (nol per seratus), 50% (lima puluh per seratus) dan 100% (seratus per seratus).

(7) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VII

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 25

(1) Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD di Rekening Kas Desa.

(2) Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Camat bersama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap Sisa Dana di Rekening Kas Desa.

(4) Dalam hal berdasarkan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditemukan Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD lebih dari 30% (tiga puluh perseratus), bupati :

a. Meminta penjelasan kepada Kepala Desa mengenai Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD tersebut; dan/atau

b. Meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan pemeriksaan.

(5) Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD lebih dari 30% (tiga puluh perseratus), sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dihitung dari Dana Desa, ADD dan BDHPDRD yang diterima Desa pada tahun anggaran berkenaan ditambah dengan Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD tahun anggaran sebelumnya.

(6) Kepala Desa wajib menganggarkan kembali Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya sebagai dasar penggunaan Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRDtersebut.

(7) Dalam hal rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (6) telah ditetapkan, Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD tersebut dapat digunakan mendahului penetapan Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa dengan cara menetapkan Peraturan Kepala Desa tentang Perubahan Penjabaran APBDesa dan memberitahukan kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk selanjutnya ditampung dalam Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa atau mencantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran bagi Pemerintah Desa yang tidak melakukan Perubahan APBDesa.

(13)

BAB VIII

SANKSI Bagian Kesatu Penundaan Penyaluran

Pasal 26

(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD, dalam hal :

a. belum menerima dokumen APBDesa dan/atau Laporan Konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap I dan/atau Tahun sebelumnya;

b. terdapat Sisa Dana Desa, ADD dan BDHPDRD di Rekening Kas Desa tahun anggaran sebelumnya lebih dari 30% (tiga puluh perseratus) sebagaimana dimaksud dalam pasal 20; ayat (2); dan/atau

c. terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah.

(2) Penundaan sebagaiman dimaksud ayat (1) huruf a dilakukan sampai dengan disampaikannya dokumen APBDesa dan/atau Laporan Konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa, ADD dan BDHPDRD Tahap I dan/atau Tahun sebelumnya.

(3) Penundaan penyaluran Dana Desa dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berlaku ketentuan:

a. Dilakukan terhadap penyaluran tahap I tahun anggaran berjalan sebesar Sisa Dana Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD di Rekening Kas Desa tahun anggaran sebelumnya.

b. Dalam hal sisa Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD di Rekening Kas Desa tahun anggaran sebelumnya lebih besar dari jumlah dana yang akan disalurkan pada tahap I, penyaluran dana tahap I tidak dilakukan.

c. Penundaan penyaluran Sisa Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD dilakukan sampai dengan Sisa Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD di Rekening Kas Desa tahun anggaran sebelumnya telah direalisasikan penggunaannya, sehingga Sisa masing-masing dana tersebut di Rekening Kas Desa menjadi paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari tahun anggaran sebelumnya.

d. Dalam hal sampai dengan bulan Juli tahun anggaran berjalan sisa masing-masing dana tersebut di Rekening Kas Desa tahun anggaran sebelumnya masih lebih besar dari 30% (tiga puluh perseratus), penyaluran dana yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disalurkan bersamaan dengan penyaluran tahap berikutnya.

(14)

Bagian Kedua

Pemotongan Penyaluran Dana Desa

Pasal 27

1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRDdalam hal setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21ayat (1) masih terdapat sisa dana di Rekening Kas Desa lebih dari 30% (tiga puluh per seratus).

2) Pemotongan penyaluran dana sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan pada penyaluran Dana Desa, dan/atau ADD dan/atau BDHPDRD tahun anggaran berikutnya.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

Ditetapkan di Teluk Kuantan Pada Tanggal 23 Mei 2017

BUPATI KUANTAN SINGINGI, ttd

H. MURSINI Diundangkan di Teluk Kuantan

Pada Tanggal 23 Mei 2017 Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, ttd

H. MUHARLIUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2017 N0M0R 14

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Mekanisme Pengaduan Tipikor yang selanjutnya disebut Whistleblowing System adalah mekanisme penyampaian pengaduan dugaan penyimpangan yang telah terjadi,

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebankan

Pelaksana Surat Perintah Perjalanan Dinas selanjutnya disebut pelaksana SPPD adalah pejabat negara, Aparatur Sipil Negara, Tenaga Honorer/Tenaga Kontrak/Pegawai Tidak Tetap

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyaluran Alokasi Dana Desa,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang penggunaan Dana Alokasi Umum

bahwa untuk mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban