26 BAB IV
MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA
IV.1 TINJAUAN UMUM
Manifestasi panas bumi adalah keluaran fluida panas bumi dari reservoar ke permukaan melalui rekahan atau melalui suatu unit batuan yang permeabel (Wohletz dan Heiken, 1992). Kemunculan manifestasi ini tergantung dari kondisi reservoar termasuk fluida panas bumi dan proses-proses yang terjadi pada fluida panas bumi tersebut. Manifestasi permukaan dari suatu sistem panas bumi di daerah gunung api merupakan fitur penting yang dapat diteliti pertama kali pada tahap penyelidikan pendahuluan dan penyelidikan lanjutan dalam tahapan kegiatan pengusahaan panas bumi. Pada tahap ini, sistem panas bumi di suatu daerah dikaji secara hidrogeokimia dengan cara pengambilan sampel air dan gas untuk memperkirakan temperatur dan komposisi fluida reservoar (Wohletz dan Heiken, 1992).
Manifestasi panas bumi di permukaan dapat dibagi menjadi manifestasi aktif (keluaran fluida) dan manifestasi fosil (alterasi batuan). Contoh manifestasi aktif adalah mata air panas, fumarola, kolam lumpur, tanah beruap, geiser, dan lain- lain. Contoh manifestasi fosil adalah alterasi batuan. Di daerah penelitian, sampel air dan gas diambil dari manifestasi panas bumi aktif. Sampel air dianalisis untuk mengetahui kandungan unsur, senyawa, dan isotop stabilnya, sedangkan sampel gas dianalisis untuk mengetahui kandungan gas yang dikeluarkan oleh manifestasi tersebut. Data hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui asal fluida panas bumi, karakteristik fluida panas bumi di reservoar, dan proses pada fluida panas bumi di bawah permukaan.
IV.2 STUDI KHUSUS IV.2.1 Lokasi
Studi khusus dilakukan pada setiap manifestasi panas bumi yang ditemukan
di kaki Gunung Rajabasa, terutama di kaki gunung bagian selatan dan utara. Lokasi
27 studi khusus di bagian utara Gunung Rajabasa termasuk ke dalam Desa Sumur Kumbang dan Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, sedangkan lokasi studi khusus di bagian selatan Gunung Rajabasa termasuk ke dalam Desa Waymuli, Kecamatan Kalianda dan Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.
Gambar IV.1 Lokasi manifestasi di Gunung Rajabasa.
IV.2.2 Manifestasi Panas Bumi
Di Gunung Rajabasa, lima manifestasi panas bumi ditemukan di kaki gunung bagian utara dan selatan (Gambar IV.1). Kelima manifestasi ini berupa mata air hangat, mata air panas, geiser, kolam lumpur, dan fumarola (Gambar IV.2). Pada setiap manifestasi dilakukan pengamatan manifestasi (penentuan lokasi dan kenampakan manifestasi), pengukuran karakteristik manifestasi (temperatur, pH, dan debit), dan pengambilan sampel fluida (air dan gas) yang hasilnya terangkum pada Tabel IV.1.
5 °5 0 ’0 0 ” L S
105°36’00” BT
28 Gambar IV.2 Manifestasi panas bumi di Gunung Rajabasa, (a) Mata air hangat
Rajabasa (AP-1.1), (b) Mata air hangat Sumur Kumbang (AP-1.2), (c) Mata air hangat Kecapi (AP-2.4), (d) Kolam lumpur dan fumarola Kunjir (AP-2.5), (e) Geiser
Gunung Botak (AP-1.3) saat geiser muncul, (f) Geiser Gunung Botak (AP-1.3) saat
geiser tidak muncul.
29 Tabel IV.2 Lokasi dan karakteristik manifestastasi panas bumi di Gunung Rajabasa.
No. Nama Koordinat Kode
Lokasi
Jenis Manifestasi
Tanggal Pengambilan
Sampel
Jenis Sampel
Temperatur (°C)
pH Debit (mL/s)
Karakteristik Manifestasi
LS BT
Udara Mani festasi 1 Rajabasa 5°45’52,2” 105°36’41,5” AP-1.1 Mata air
hangat
22 Januari 2011
Air 20,3 25,7 4,66 135 Air jernih, sedikit bau belerang.
2 Sumur Kumbang
5°44’53,6” 105°36’58,3” AP-1.2 Mata air hangat
22 Januari 2011
Air 22,5 35,4 4,82 2,5 Air jernih, sedikit bau belerang, terlihat gelembung-gelembung, terdapat endapan sinter silika.
3 Kecapi
5°45’08,0”
105°38’02,8” AP-2.4 Mata air panas
23 Januari 2011
Air 23,0 56,0 2,91 325 Air agak keruh, bau belerang kuat, banyak endapan sulfur.
4 Gunung Botak
5°50’06,9” 105°57’40,7” AP-1.3 Geiser 22 Januari 2011
Air 27.1 99,0 6,59 200 Mata air, air jernih, tidak tercium bau belerang, muncul tiap 10 menit sekali dengan tinggi 50 cm selama 5 menit, terdapat endapan sinter silika.
5 Kunjir 5°49’36,8” 105°38’45,8” AP-2.5 Kolam Lumpur
23 Januari 2011
Air 26.9 100, 0
1,99 225 Tanah di sekitarnya hangat, air keruh, bau belerang kuat, banyak lumpur panas, terdapat endapan silika residu.
Fumarola Gas 100,
0
- - Lubang keluaran gas, terdengar suara gemuruh, asap berwarna putih.
29
30 IV.2.3 Tata Cara Pengambilan Sampel Air, Isotop dan Gas
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan prosedur yang disebutkan di dalam Nicholson (1993).
IV.2.3.1 Pengambilan Sampel Air
Peralatan yang dibutuhkan adalah gelas ukur, kertas saring 40 μm, corong, larutan HNO
35 N, pipet tetes, kertas lakmus, botol plastik (untuk setiap manifestasi dibutuhkan dua botol), dan cool box. Sampel air diambil sebanyak 500 mL (untuk dua botol dan setiap botol 250 mL) di lokasi manifestasi dengan temperatur tertinggi dan keluaran langsung. Air dimasukkan ke dalam botol plastik dengan disaring.
Sampel air di botol plastik pertama langsung ditutup, sedangkan botol kedua diasamkan dengan cara diberi larutan HNO
35 N hingga pH larutan di bawah 2.
Langkah selanjutnya adalah memberi keterangan di setiap botol yang meliputi kode sampel, temperatur, pH, diasamkan atau tidak, dan jenis sampel (air, isotop atau gas).
Sampel air ini kemudian disimpan di dalam cool box.
IV.2.3.2 Pengambilan Sampel Isotop
Peralatan yang dibutuhkan hampir sama dengan peralatan untuk mengambil sampel air, tetapi botol yang digunakan adalah botol kaca. Peralatan tambahan yang diperlukan adalah kertas dan selotip. Sampel air diambil sebanyak 100 mL (untuk satu botol) di lokasi manifestasi dengan temperatur tertinggi menggunakan gelas ukur dan disaring dengan kertas saring seperti pengambilan sampel air di atas. Botol langsung ditutup dan dilapisi seluruh bagiannya dengan kertas dan selotip untuk menghindari kontaminasi cahaya. Langkah selanjutnya adalah memberi keterangan di setiap botol yang meliputi kode sampel, temperatur, pH, dan jenis sampel (air, isotop atau gas). Sampel isotop ini kemudian disimpan di dalam cool box.
IV.2.3.3 Pengambilan Sampel Gas
Peralatan yang dibutuhkan adalah tabung Giggenbach, larutan NaOH 5 N,
corong, selang silikon, tabung pipa, dan busa. Tabung Giggenbach diisi dengan
larutan NaOH 5 N yang kemudian divakum pada tekanan -5 bar. Untuk mengambil
gas dari manifestasi, peralatan yang digunakan adalah rangkaian corong, selang
silikon, dan tabung Giggenbach yang saling dihubungkan. Corong diletakkan di atas
31 manifestasi dan perlu ditunggu cukup lama agar gas terkumpul dan mengalir melalui selang. Saat gas sudah mengalir di selang, katup tabung Giggenbach dibuka sedikit demi sedikit agar gas masuk ke dalam tabung Giggenbach. Selama proses pemasukan gas, tabung Giggenbach digoyang pelan agar gas yang masuk larut ke dalam larutan NaOH. Setelah 15 hingga 20 menit, katup tabung Giggenbach ditutup lalu selang dilepaskan dari tabung Giggenbach. Untuk penyimpanan, tabung Giggenbach dimasukkan ke dalam tabung pipa yang sudah dilapisi busa di bagian dalamnya. Langkah selanjutnya adalah memberi keterangan di setiap tabung Giggenbach dan tabung pipa yang meliputi kode sampel, temperatur, dan jenis sampel (air, isotop atau gas).
IV.2.4 Hasil Analisis Sampel
Sampel air dan gas yang diambil dari manifestasi panas bumi Gunung Rajabasa dianalisis kimia air, isotop stabil, dan kimia gas di laboratorium. Hasil analisis ini ditampilkan pada Tabel IV.3 hingga IV.5.
Tabel IV.3 Hasil analisis kimia air.
Manifestasi AP-1.1 Rajabasa
AP-1.2 Sumur Kumbang
AP-2.4 Kecapi
AP-1.3 Gunung
Botak
AP-2.5 Kunjir
Lokasi Utara
Gunung Rajabasa
Utara Gunung Rajabasa
Utara Gunung Rajabasa
Selatan Gunung Rajabasa
Selatan Gunung Rajabasa
SiO
2(mg/kg) 102,50 89,28 104,43 123,93 360,21
Ca
2+(mg/kg) 24,73 121,60 97,00 401,70 141,20
Mg
2+(mg/kg) 4,86 20,10 13,70 267,00 54,30
Na
+(mg/kg) 14,85 32,08 63,00 4948,00 95,40
K
+(mg/kg) 15,15 18,6 23,93 402,43 18,91
Li
+(mg/kg) 0,00 0,00 0,00 2,24 0,30
NH
3(mg/kg) 13,33 14,17 13,13 12,00 66,67
Cl
-(mg/kg) 50,10 64,52 82,67 7986,58 223,70
SO
42-
(mg/kg) 88,51 389,66 365,52 795,06 2643,68
HCO
3-