3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Guna mendukung pembuatan film fiksi bergenre drama , sebagai sutradara maka pengkarya menggunakan beberapa landasan teori. Adapun landasan teori yang digunakan diantaranya adalah sutradara, genre film, gerakan sinema.
1. Film
August & Lousi Lumiere 2 bersaudara asal Prancis menciptakan sebuah lonjakan drastis dalam bidang budaya, pada tanggal 28 Desember 1895 menayangkan film bisu berjudul Worker Leaving the Lumiere Factory, ini merupakan film produksi pertama mereka juga merupakan film pertama di dunia (Sarah Pruitt, The Lumiere Brothers, Pioneers of Cinema.
https://www.history.com/news/the-lumiere-brothers-pioneers-of-cinema). Film pertama ini merupakan film Dokumenter yang hanya berdurasi beberapa menit, dalam film tersebut menceritakan tentang suasana rombongan pekerja pabrik foto Lumiere yang meninggalkan lokasi pabrik mereka, ketika penayangan film ini, antusiasme dan sambutan dari masyarakat Prancis sangat meriah, hal tersebut kemudian menjadikan tanggal 28 Desember dicetuskan sebagai hari penemuan film dunia.
Secara harfiah, film adalah adalah cinematographie yang terdiri dari kata cinema berarti gerak, tho atau phytos berarti cahaya, dan graphie yang berarti tulisan, gambar atau citra. Maka, bisa diartikan bahwa cinematographie adalah melukis gerak dengan cahaya, dan menggunakan piranti khusus yaitu kamera.
(Muchlisin Riadi, Pengertian, Sejarah dan Unsur-Unsur Film, https://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur- film.html). Disisi lain menurut Kridalaksana (1984 : 31) film merupakan alat media massa yang memiliki sifat lihat dengan atau biasa disebut audio visual dan bisa mendapatkan banyak massa. Sementara menurut undang undang No. 33 Th. 2009 tentang perfilman, film adalah karya seni budaya yang mana juga merupakan habit atau tradisi social juga media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi baik dengan atau tanpa suara, dan dapat dipertunjukkan.
4 Pada saat awal berkembangnya industri film, tayangan pertama yang disuguhkan adalah film bisu bernuansa hitam putih. Namun, seiring berkembangnya zaman dan juga teknologi, industri film juga turut mengalami peningkatan. Pada tahun 1927 film yang awalnya bisu atau tanpa suara, kini sudah terdapat unsur suara didalamnya atau bisa disebut audio, namun penemuan ini belum dianggap sempurna, dan setelah 8 tahun kemudian film bersuara barulah bisa dinikmati oleh khalayak umum, yang mana pelopornya adalah studio film asal Amerika, Warner Bross. industri film berada pada titik keemasannya di sekitaran tahun tersebut, industri film dari berbagai penjuru dunia berkembang pesat, studio- studio film bermunculan terutama di Amerika, sampai pada akhirnya terbentuklah ikon film Amerika yaitu Hollywood. Namun, masa keemasan industri film sempat redup dan turun usai peran dunia ke II, hal ini merupakan akibat dari kemunculan televisi. Namun, yang menarik seperti paparan dari Garin Nugroho (Kompas, 19 Mei 2021), Sinema Amerika pasca 1970-an mampu bangkit kembali, dan justru dibangkitkan oleh generasi televisi, yaitu Spielberg dan George Lucas (Sobur. 2006 : 126)
2. Jenis Film
Menurut Heru Effendy (2009: 3-6) film terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain adalah:
1. Film Cerita Panjang (Feature Length Films)
Pada jenis film ini, umumnya durasi keseluruhan film adalah > 60 menit dan normalnya berada di durasi 90-100 Menit atau bisa dikatakan 1 jam lebih.
Film yang ditayangkan di bioskop biasanya termasuk dalam kategori ini.
Bahkan, terdapat beberapa film yang durasinya melebihi 120 menit.
2. Film Cerita Pendek (Short Films)
Kategori short films ini memiliki durasi yang umumnya tidak lebih dari 60 menit. Beberapa negara seperti Kanada, Jerman, Australia, Amerika Serikat, menjadikan film pendek atau short films ini menjadi batu loncatan untuk seseorang ataupun sekelompok orang yang kemudian bisa dijadikan pengalaman sebelum memproduksi film cerita panjang. Jenis film satu ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa terutama dari jurusan perfilman atau seseorang yang menyukai industri film.
5 3. Film Dokumenter (Documentary Films)
Film dokumenter merupakan julukan untuk film pertama di dunia karya Lumiere bersaudara yang mengisahkan tentang kehidupan pekerja di pabrik mereka. Kritikus film asal Inggris, John Grierson mengemukakan pendapat bahwa, dokumenter merupakan cara kreatif untuk bisa merepresentasikan realitas yang ada. Film dokumenter menyuguhkan realitas dengan berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan, film dokumenter juga tidak pernah lepas dari tujuan untuk menyebarluaskan informasi, pendidikan, juga propaganda untuk sebagian orang atau kelompok tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter, salah satu contohnya yaitu dokudrama (docudrama).
4. Jenis Film Lain :
a. Film Profil Perusahaan (Corporate / Company Profile)
Film ini dibuat untuk kepentingan sebuah instansi atau institusi tertentu dan berkaitan dengan kegiatan yang ada di instansi tersebut.
b. Iklan Televisi (TV Commercial)
Menurut Deliyanti (2015:178) iklan Televisi adalah media promosi yang mayoritas digunakan oleh para pemasar karena memiliki keunggulan yaitu penyebaran berita sangat cepat dan juga mudah diingat dalam waktu yang singkat. Sedangkan menurut Tjiptono dalam Nor Aina (2017:181) iklan Televisi adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari oleh informasi tentang keunggulan ataupun keuntungan sebuah produk yang diatur sedemikian rupa hingga memunculkan rasa senang yang akan merubah pikiran seseorang untuk bisa melakukan transaksi pembelian.
c. Video Musik (Music Video)
Menurut pakar komunikasi, Moller (2011 : 34) bahwa video klip atau musik video adalah film pendek atau video yang mendampingi sebuah musik atau lagu, pada era modern, video klip juga berfungsi untuk mempromosikan sebuah karya.
6 3. Genre film
1. Drama
Genre drama merupakan genre film yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari atau kejadian yang sangat dekat dengan realita sosial. Utamanya adalah human interest juga banyak membahas dan memperhatikan hubungan antar manusia yang dicerminkan dari kehidupan para tokoh.
Beberapa ciri genre ini adalah emosional dan konflik yang dibangun antar tokoh.
Pada film drama juga terkadang banyak nilai kehidupan dan pesan moral yang bermanfaat untuk penonton.
2. Komedi
Genre komedi merupakan salah satu genre favorit semua orang karena didalamnya menyajikan banyak humor yang menghibur. Umumnya, dalam film komedi, cerita yang dibawakan sangat ringan dan terkadang selip dengan beberapa majas, seperti hiperbola untuk membuat penontonnya tertawa.
Industri perfilman internasional saat ini membagi genre komedi ini menjadi beberapa sub genre. Hal tersebut didasari oleh sense of humor atau selera humor orang yang berbeda-beda.
a. Dark Comedy / Black Comedy
Sub genre ini hampir sama dengan istilah dark jokes, yang mana di dalam unsur komedi terdapat pesan kritik sosial atau sindiran kepada sesuatu. Selain untuk membuat penonton ketawa, film ini juga bisa memberikan sindiran pedas dan menusuk.
Film black comedy terkadang membahas perihal sesuatu yang dianggap tabu untuk diperbincangkan di tengah masyarakat. Misalnya, pembunuhan, bencana, kriminalitas, kematian, dsb. Beberapa film yang masuk dalam golongan dark comedy/black comedy antara lain adalah fargo (1996), Once Upon a Time in Hollywood (2019).
b. Slapsticks
Sub genre slapstick ini hampir menyerupai pantomim. Humor tidak disajikan dengan perkataan, namun dengan gerak tubuh. Slapstick
7 diduga lahir ketika film baru terdapat 1 unsur didalamnya, yaitu unsur visual tanpa ada audio.
Selain itu, akar dari sub genre film komedi ini adalah pentas teater pada zaman dahulu. Beberapa film yang menganut subgenre ini antara lain adalah, Charlie Chaplin, Mr Bean, dsb.
c. Romantic Comedy
Subgenre ini merupakan hasil perkawinan dari genre drama romantis dengan komedi. Romantic comedy ini juga salah satu favorit para penonton karena selain humor yang disajikan, dalam film ini juga terdapat drama yang menyentuh hati.
Beberapa contoh film romantic comedy yang populer di Indonesia adalah Milly & Mamet, Get Married, Kapan Kawin.
Indonesia juga mempunyai beberapa film komedi klasik yang masih populer hingga saat ini dan banyak penggemarnya. Warkop DKI dan Benyamin merupakan dua kelompok film komedi jadul yang masih banyak dinikmati oleh para kaum milenial.
3. Horror
Genre yang satu ini tentunya sudah tidak asing ditelinga masyarakat luas, bukan hanya di Indonesia, namun di Dunia. Situasi sengaja dibangun menyeramkan dan mendebarkan, tak hanya melalui visual namun dengan instrumen pendukung lainnya seperti audio, pencahayaan, dan setting film.mayoritas penggemar genre horror ini adalah mereka yang juga menyukai dunia supranatural atau misterius.
Seperti halnya genre komedi, genre horror juga mempunyai subgenre, antara lain adalah:
a. Comedy Horror
Subgenre ini hasil gabungan dari genre komedi dan horor yang menghasilkan vibes gado-gado, tak hanya menyeramkan tapi acap kali membuat penontonnya tertawa terbahak-bahak. Salah Satu contoh film yang menganut genre ini adalah Scooby Doo, Setan Kredit, Ghost Writer.
8 b. Supernatural Horror
Subgenre ini memadukan antara unsur gaib dan mistis, cerita pada genre ini juga sengaja dibangun sangat dekat dengan realitas, sehingga penontonnya akan merasa terbawa masuk ke dalam cerita tersebut dan tak jarang memberikan dampak ketakutannya masih menempel setelah menonton yang berujung parno. Contoh film yang menganut subgenre ini yaitu The Conjuring, The Exorcist.
c. Psychological Horror.
Pada subgenre satu ini sedikit berat karena melibatkan emosi dan kondisi mental dari tokoh utama. Contoh film yang hingga sekarang masih banyak dibahas dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia yaitu Suzanna, Pengabdi Setan, dsb.
4. Adventure atau Film Petualangan.
Genre ini berisikan film yang menyuguhkan kisah perjalanan atau berkelana ke suatu tempat dan membawa sebuah misi tertentu. Contoh film petualangan yang diproduksi oleh Hollywood antara lain adalah Pirates of the Caribbean, dan film yang diproduksi dalam negeri adalah Petualangan Sherina, 5cm, dsb.
5. Action
Film genre ini mempersembahkan aksi laga atau sebuah pertarungan dalam ceritanya. Pada genre action ini tokoh antagonis dan protagonis atau biasa diwujudkan dalam pahlawan dan penjahatnya sudah diperekenalkan secara jelas, sehingga penonton bisa dengan mudah untuk menilai dan berpihak.
Tak jarang film dengan genre ini menyabet banyak penghargaan karena proses produksi untuk film ini bisa dikatakan membutuhkan persiapan yang lebih daripada genre lain, karena tak jarang dalam film ini melibatkan adegan-adegan berbahaya yang harus melalui pelatihan serius, dan terkadang juga menggunakan jasa stuntman untuk bisa menggantikan peran ketika terdapat adegan yang dinilai berbahaya untuk aktor.
Salah Satu tantangan pada proses pembuatan film ini adalah aktor setidaknya paham dan menguasai gerakan bela diri. Namun, dalam beberapa kasus, para aktor hanya dituntut untuk menghafalkan koreografi yang sudah
9 ditentukan. Beberapa contoh film action karya putra bangsa yaitu Gundala karya Joko Anwar yang sukses menyabet banyak penghargaan.
4. Film fiksi
Film fiksi adalah film yang ceritanya ditulis dan dikarang menurut imajinasi pengkarya, sehingga tidak ada pakem tertentu untuk menulisnya, sehingga pengkarya bisa meminta aktris atau aktor untuk menjadi karakter seperti apa yang sudah dituliskan dalam naskahnya. Mayoritas film fiksi bersifat komersial.
Komersial bisa diartikan bahwa film ditayangkan di bioskop dengan harga tiket tertentu (Sumarno, 1996).
1. Jobdesk dalam pembuatan film
Dalam proses produksi sebuah film, diperlukan tahapan untuk menentukan crew yang nantinya akan bekerja sesuai dengan job desknya masing masing dan juga agar proses produksi berjalan dengan lancar. Beberapa job desk dalam proses produksi sebuah film antara lain adalah Produser, Sutradara, DOP, Artistik, Sound, Editor.
Pada proses pembuatan film Skakmat, yang berperan sebagai produser adalah Ajeng P, pada proses pembuatan film ini ia menjadi penanggung jawab dari pembuatan callsheet, pengatur konsumsi, pengatur budgeting dan juga timeline.
Sutradara dan editor pada film skakmat adalah Yusril R N, disini pada tahap awal ia melakukan pemilihan ide cerita, penulisan naskah, pemilihan talent, hingga mengikuti proses editing untuk mendapatkan hasil sesuai. DOP pada film skakmat dipercayakan kepada Titok R Prayoga, pada proses produksi ia bertugas untuk membuat storyboard, breakdown naskah, shotlist, hingga menjadi kameramen saat proses shooting. Artistik dan soundman dalam pembuatan film skakmat adalah Hafidz N, melakukan penataan dan pemilihan set lokasi untuk shooting nantinya.
6. Sutradara
Sutradara adalah seorang creator yang menciptakan karya dan kreasi bentuk di sebuah produksi film. (Hermawan, 2011:15). Sutradara merupakan pemimpin dalam sebuah produksi film yang bertugas untuk bisa mengendalikan jalannya proses produksi film. Disamping bisa mengatur aktor dalam berakting dan berdialog, sutradara juga berhak untuk mengusulkan sudut pengambilan gambar, penataan cahaya, suara, dan hal teknis lainnya.
10 1. Aspek Penyutradaraan
1. Mendalami dan memahami script
Langkah pertama yang dilakukan oleh sutradara adalah mendalami dan memahami script untuk kemudian bisa menentukan treatment yang akan diberikan kepada para aktor/aktris.
2. Casting talent
Setelah melakukan pendalaman pada script, sutradara bertugas untuk casting talent atau pencarian aktor/aktris yang mana nantinya akan mewakili tokoh-tokoh yang dituliskan dalam script. Pada tahap ini, sutradara tidak bisa sembarangan dalam memilih talent karena harus sesuai dengan character building yang sudah ditentukan, sehingga film akan benar-benar bisa dikatakan sempurna, karena cerita yang bagus akan bisa terlihat jelek ketika talent yang dipilih tidak tepat.
3. Treatment / reading talent
Pada tahap ini, setelah melakukan casting talent dan mendapatkan talent yang sesuai, maka sutradara kemudian melakukan kegiatan reading kepada talent. Tahapan ini bertujuan untuk membangun mood talent sebagaimana yang sudah dituliskan dalam naskah dan juga menjelaskan lebih detail tentang alur cerita yang akan dimainkan setiap talent. Selain itu, pada tahapan ini talent juga dituntut untuk membaca dan memahami keseluruhan naskah.
4. Directing
Setelah beberapa tahap dilalui, tahapan selanjutnya adalah directing atau menjelaskan adegan kepada asisten sutradara dan kru lainnya tentang gambar yang sudah diambil, blocking, dan juga mengarahkan pemain sesuai dengan yang sudah dituliskan dalam naskah dan sesuai dengan gambar yang akan diambil.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sutradara bermakna orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab terkait artistik dan teknis dalam sebuah pementasan drama, pembuatan film, dsb. Seorang pengamat televisi dari San Francisco University, Herbert Zettl (1976) mendefinisikan bahwa sutradara
11 televisi sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab atas pengerahan talent dan operasional teknis.
Sutradara juga dapat diartikan orang yang bertanggung jawab untuk merubah naskah yang awalnya berupa text menjadi pesan-pesan dalam bentuk audio visual secara efektif (Zettl, 1976). Selain itu, Fitryan G. Dennis (2008) berpendapat bahwa, sutradara televisi merupakan jabatan profesional, dan yang menjadi tolak ukur adalah penciptaan karya seni visual yang diakui oleh masyarakat juga komunitas pertelevisian sebagai bahan dari pengembangan seni dan budaya yang berwujud ungkapan kreativitas melalui media audio-visual. Naratama (2004 : 19) dalam bukunya mengemukakan bahwa, sutradara televisi adalah seseorang yang dapat mengarahkan dan menciptakan sebuah karya seni berupa audio visual dalam bentuk format acara televisi drama atau non drama dengan menggunakan sistem rekaman gambar elektronik, baik untuk single camera ataupun multi camera.
Seorang sutradara bertanggung jawab atas keseluruhan elemen yang ada dalam sebuah karya, detail, kualitas, dan makna dari karya (Rabiger & Hurbis-Cherrier, 2013). Tugas sutradara dari seluruh tim dan aktor adalah mengkoordinasi seluruh kemampuan yang dimiliki oleh tim pada sebuah produksi karya. Menurut Michael Rabiger dkk (2013), pada tahap pra produksi, diperlukan kerja sama antara sutradara dengan penulis naskah dalam rangka menciptakan bayangan ruang lingkup, tujuan, identitas, dan makna dalam sebuah karya yang akan diproduksi (Rabiger & Hurbis-Cherrier, 2013). Selain itu, sutradara juga bertugas untuk mengembangkan dan mengkoordinasikan kepada bagian-bagian tim lainnya yang bertanggung jawab atas pemilihan lokasi yang tepat dengan karya yang akan diproduksi, melakukan casting, mengembangkan naskah melalui latihan sesuai dengan gayanya sendiri dan juga bekerja sama dengan crew lain yang bertugas.
(Rabiger & Hurbis-Cherrier, 2013).
Setelah tahap praproduksi selesai, maka akan dilanjutkan kepada tahapan berikutnya, yaitu produksi. Disini sutradara memiliki dua fungsi, yang pertama adalah mengarahkan crew, dan yang kedua adalah mengarahkan aktor (Rabiger &
Hurbis-Cherrier, 2013).
Pada tahap pasca produksi, sutradara memantau aspek-aspek kreatif pada proses editing dan finalisasi karya (Rabiger & Hurbis-Cherrier, 2013). Sebab itu,
12 pada tahapan ini, sutradara dituntut untuk bisa bekerja sama dengan editor agar ide dan konsep bisa benar benar tertata dan menjadi satu kesatuan dari satu gambar ke gambar selanjutnya.
2.6.1 Analisa Aspek Penyutradaraan
Menurut Amy Dunkleberger (2008), seorang sutradara yang baik akan bisa memahami bahwasannya untuk bisa membuat audiens tetap tertarik, maka program yang diproduksi harus melibatkan the mind dan the eye. Dalam hal ini, the mind adalah mengacu pada konsep dan ide dari suatu karya. Sedangkan the eye dalam hal ini berkiblat kepada tampilan visual yang sudah jelas nampak dalam sebuah karya yang sudah diproduksi. The mind pada sebuah karya feature televisi yang sudah di produksi dapat dijelaskan berupa konsep-konsep dan ide awal penciptaan yang mana itu merupakan tugas sutradara. Kemudian, the eye pada sebuah karya kreatif dapat dijelaskan dengan pengaplikasian elements of the shot atau elemen pada gambar yang diambil.
Berdasarkan dari teori, intinya sutradara adalah seorang pemimpin. Maka dari itu, seorang pemimpin harus memiliki kreatifitas dan prinsip agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai.